Konsep Komplementer
Konsep Komplementer
Konsep Komplementer
Biological-based treatments
Terapi energi
Biological-based practice yang meliputi herbal
dan suplemen makanan atau multivitamin,
penggunaan minyak lavender/ aromaterapi.
Mind-body medicine yang meliputi yoga, thai chi
dan meditasi/doa, terapi musik
Manipulation, and body-based practice yang
meliputi massage dan relaksasi otot, akupuntur
dan bekam.
Energy medicine yang meliputi spiritual healing
atau prayer, terapi magnet, reflexiologi (Birdee &
Yeh 2010; Ceylan, dkk 2009
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan
komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam
pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
1. Akupunktur medic yaitu metode yang berasal dari
Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam
mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga
sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah
dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang
berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu
pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin
yang banyak berperan pada sistem tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana
pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang
memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada
tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi
pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi,
pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk
menghindari trauma pada telinga akibat tingginya
tekanan udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan
menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal
terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun
berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang
telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba,
baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya.
Penggunaan terapi
komplementer
Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untuk
pasien – pasien dengan gangren supaya tidak perlu
dilakukan pengamputasian bagian tubuh.
Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya
tahan tubuh.
terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan
umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi
konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan
serta menghilangkan atau mengurangi efek samping
yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri,
seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan
neuropati.
Dasar hukum
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1109
Tahun 2007 tentang penyelenggaraan
pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas
pelayanan kesehatan. Menurut aturan itu,
pelayanan komplementer-alternatif dapat
dilaksanakan secara sinergi, terintegrasi, dan
mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pengobatan itu harus aman, bermanfaat,
bermutu, dan dikaji institusi berwenang sesuai
dengan ketentuan berlaku.
Keuntungan & Kekurangan
terapi komplementer
Relatif aman karena menggunakan cara- cara alami yang jauh dari
bahan- bahan kimia yang jelas-jalas banyak memberikan efek
samping pemakainya.
walaupun alami tetap harus dikaji dan diteliti tingkat keefektifan dan
keamanannya.
Pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu yang mampu
mempercepat proses penyembuhan, hingga menggunakan doa
tertentu yang diyakini secara spiritual memiliki kekuatan
penyembuhan.
Sebagai pengganti/alternatif pengobatan konvensional