BAJA I Baut
BAJA I Baut
BAJA I Baut
dipergunakan :
:
Tarik =
= Tegangan dasar
lubang :
Anetto = . 3 = 1 .
a1 = diameter lubang
Jika letak lubang tidak segaris
Anetto = 1.
b-b
Anetto = 85% .
terkecil.
Anetto = 2
12 2
Anetto = 3 + + 41
41 2
2 2 .
Anetto = 3 + 41 + 4
2
1 2
Bandingkan dengan syarat PPBBI : Anetto = 85%
Abruto
u2 = +
Anetto 1-1 = 2
2 2
Anetto 2-2 = 3 + 4 + 4
1 2
Dimana u2 = +
Area0
d.l.l).
Ae = .
Ct = Faktor reduksi
An = Luas netto
minimum 3 bh Ct = 0,85
AISC 1.5.1.1,1978 :
Ft = 0,33 fu
untuk batang penyokong (Lateral Bracing) dan
profil?
Maka langkah perhitungan adalah sebagai berikut :
3. = 85%
4. Lalu check apakah 240
1. Baut (Bolt)
3. Las (Welding)
1 kN = 100 kg
geser.
Catatan :
threaded fasteners
A. Mutu Baut Hitam
sebagai berikut :
penampang
+ 3
=
4
1
PPBBI tidak mengatur tentang hal ini. Jadi = 4 2
2. Butt Joint
Restrained)
1
untuk 1 irisan : 1 irisan = 2 untuk baut tak
4
1
diulir penuh. = 2 untuk baut diulir penuh.
4
Catatan :
lubang baut.
H = d.s
berikut :
2 2
= + 1,56
Catatan :
2 2
Pada beberapa referensi nilai = +3
Perhitungan untuk baut pada contoh soal sebagai
2 2
= +3
= 1,5 untuk1 2d
disambung.
ps.8.2.2)
disambung
lain = u
1,2d 1 3d atau 6t
s2 (7d 0,5 u)
(14t 0,5 u)
baut.
memikul 1/6 P.
baut : (Eksentris)
M = 1 . 1 + 2 . 2 ++6 . 6
1 2
= ==
1 2
1 .
1 =
2 .
2 =
Dan seterusnya.
1 . 2 . .2 . .
Diperoleh M = . 1 + + + = (12 + 22 + 32 +
+ 2 )
N = 2
.
=
1 2
6 .
Jadi 6 = 2 +2 ++ 2
1 2 6
6 .6
= 2 2
1 ( + )
berikut :
Catatan :
Biasanya baut yang menerima gaya paling besar
area method)
Cara I :
ada 2 baut).
Perbandingan segitiga :
1 2
= ==
1 2
M = 1 . 1 + 2 . . 2 + + . .
= (12 + 22 + + 2 )
= =1 2
.
=
=1 2
.
Jadi 1 = 2
=1
0,5(.1 )
P.e yaitu 1 (1 baut) = 2 yaitu menimbulkan
=1
= 2 +3 2
pelat konsol :
Timbul M
tinjau.
1
2
4
1 =
X diperoleh
1 1
I = ( )3 + 3 3
3 1
( )
=
2
Angka 2 disini menyatakan bahwa momen M dipikul
1/2nya.
Jumlah baris = 2
3. Syarat PPBBI :
= 2 +3 2
lintang)
seat connection).
Sambungan yang tidak diperkaku :
ton.
5-5-48)
B = .
1,35
= tebal badan
B = B - 2 3
angle.
adalah :
M = R (1,3 + 2
1,0)
= R (2 + 0,3) kg/cm
dipergunakan L 100.75.9
diperkaku :
pengaku.
pengaku) = B
B =
.
Dan b tidak boleh kurang dari 2
profil balok.
sebagai berikut :
sepanjang b.
1
= .
2
Akibat :
Stiffening Leg akan berputar dengan
. 1
1 =
3=1 2
.1
1 (berupa geser) = 4=1 2
pola baut.
momen + geser
frame.
Connection).
Pada sambungan ini, perubahan sudut
terjadi.
momen + geser.
berupa jepit.
= =0
Panjang siku = b
1
Momen inersia flens siku = 3
12
T = tebal flens
Tinjau bagian BC :
.2 .2 1
= + dimana = (lihat
3 6 2
.2
Mekanika Teknik III jilid 1)= (1)
4
Tinjau bagian AB :
.1 .1
= = 0 (A dianggap jepit)
3 6 1
.1 .1
Jadi =
3 6
. 1 . 1
=
3 6 1
. 1 . 1 . 1 . 1
= +
3 6 3 6
1 1 1 .1
= (3 3 ) = ( 1 + ) = ( +
6 6 2
)... (2)
2. 1 12
=
41 + 2
1 (21 +2 )
Dan 41 +2
Jika 1 = 2 = diperoleh = 0,6
= 0,4
= 0,2
penyambung.
1
= ( 2 )
3
= (0,6 0,2 )
3
0,1333 3
=
= 0,5
Lihat gambar 1
Akibat momen :
R.a
Diman R =
Check tegangan : =1
2
6
siku.
Akibat lintang :
siku :
baut.
Jumlah baut =
siku :
Akibat momen :
Akibat lintang :
Idem
Catatan :
soal.
fungsi yaitu :
2
2
= = =
Jadi : .
Dan =
Menentukan :
1
= ( 2 )2
12
tarik
lintang).
jenis sambungan :
Keuntungan :
Kerugian :
Keuntungan :
Kerugian :
sambungan tersebut.
A. Menentukan M max :
dipergunakan
= 1
2
Kita anggap ada 2 baris lubang pada
masing-masing flens.
= 4. 2
A = Luas 1 lubang
penampang
Menentukan D maximum :
..
tidak sama dengan tetapi dicari
1 = ( ) :
2 2
2
1 =
2
2 2
Huber Henky : = 1 +3 =
Diperbolehkan
. .
=
I = (bukan )
baut
S =
Menentukan besarnya h :
Jadi h = h+t
Jadi S =
penyambung biasanya
6,8,9,10,12,13,15,16,18,19,20,25,28,30,3
= ; = . =
Jumlah baut (=n)= ; N = daya pikul izin
1 baut.
tabel Baja.
Contoh INP40 :
H = 400 mm
= 21,6 mm
R (kelengkungan) = 14,4 mm
1 = 2 2
Syarat :
1 1
2.12 . . 13 ( 2 )3
12
T diperoleh
nilai lintang.
Pendapat I :
Pendapat II
yang bekerja :
profil.
1.2.1 Pendahuluan :
A. Macam-macam proses las :
1. Las antigen
2. Las titik
elektrode)
B. Macam-macam Las
8.5)
= 3
A = tebal las
ini :
putus.
bagian las
Batang tarik :
atau 30 cm
las
1
A 2
2
di las.
retak las.
D =
I = 2 +3 2
Atau =
sambungan las
P = .A (untuk = 900)
P = .A (untuk = 900)
Catatan :
las tepi.
Retal las
Bidang retak las membentuk sudut dengan
horizontal :
Atau = AE2.L
Atau = AE3.L
Atau = Aei.L
= sin dimana nilai AB tetap sin tetap
sin
.sin
AE = sin
1 0,71 untuk 1 t
+1
1 untuk 1 t
2
1 0,71 untuk 1 2
1 0,7(1,21 ) untuk (1,21 )2
Jika 1 2 1 0,71
4 2 2 0,74
KASUS DASAR I :
1 =0
=0
KASUS DASAR II :
retak.
1
2
= 4
(ambil tanda -)
.
1
2
4
= .
(ambil tanda +)
1
2
= 4
(ambil tanda +)
.
2
= 4
(ambil tanda -)
.
las.
1
2
=4
.
1
2
=4
.
KASUS DASAR IV :
Akibat M :
6
atas =1 = 2
2
6
6
= dA.2
KASUS DASAR V :
halaman 54)
P = 1
+ 2
2
1
2
2
= = 1
. ( + 2 2)
yaitu :
p = menimbulkan = . ini berlaku jika
0,5 2
tetappi jika harga diluar angka tersebut,
dL adalah F = dA.
M = .
Dimana : = :
= .
2
M = . .
=
. 2
= . ... (1)
= 2
= ( 2 + 2 ) = 2 + 2
= +
1 2
Dimana = 2 (2 . . 3 + . (2 + 2) )
1
= 2. . 3
12
.
Dari (1) diperoleh : =
1.2.6 Perhitungan las yang menguhubungkan pelat
Catatan :
ukuran axL
= . (1)()
= . (1)()
.
Dimana = ; = +
.
=
c. Akibat gaya P, maka di A bekerja =
(satuan kg/cm pnjg las)
= 2 + 2
Tegangan geser yang terjadi : t =1.
Dimana t = 0,58
2 2
(ingat +3 Dimana = 0)
= .
= .
= .
3. Sekarang kita tentukan tegangan di A :
Akibat :
Akibat :
.
Di A bekerja (-) yang besarnya = -1.a. 2 =
Akibat :
.
= 1. .
.
= 1. .
Akibat :
= (satuan kg/cm)
Akibat :
= 2 + 2 + 2
Tegangan geser : = dimana =0,58
1.
.
besarnya = .
.
t = ; t = gaya geser per satuan panjang.
L =
.
=
L =
tersebut :
1
2
1 1 1
= 1. . 1.
2 2 2
1 2
= 1 =
8
1
= 1 =
0
21
=
0
1
L =
0
salah)
= 2 untuk 1 2d
Catatan :
(PPBBI ps 8.4)
. .
0
(bolak balik)
Keadaan F
Bersih 0,35
Digalvanis 0,16-0,26
Di cat 0,07-0,10
Berkarat 0,45-0,70
Sand blasted 0,40-0,70
0 = Faktor keamanan = 1,4
Tegangan izin :
Keterangan :
: = 0,75 =
berulir.
= Tegangan leleh baut.