Kelompok 7

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

KEPERAWATAN DEWASA SISTEM

PERNAFASAN, KARDIOVASKULER DAN


HEMATOLOGI
OLEH
KELOMPOK 7:
DETI NOFFITA (2214314201163)
QUSYAIRI (2214314201162)
REZA ANDI ADMA W (2214314201172)
SYARVEGIO FERDINAN (2214314201128)
TUTIK DWI W (2214314201193)
PENDAHULUAN

Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan
penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini
membutuhkan ketrampilan dan sarana yang tidak sederhana dan memerlukan
pendekatan multidisiplin kedokteran. Penyakit ini membutuhkan kerja sama yang
erat dan terpadu antara ahli paru dengan ahli radiologi diagnostik, ahli patologi
anatomi, ahli radiologi terapi dan ahli bedah toraks, ahli rehabilitasi medik dan ahli-
ahli lainnya. Kanker paru merupakan penyebab utama keganasan di dunia,
mencapai hingga 13 persen dari semua diagnosis kanker. Selain itu, kanker paru
juga menyebabkan 1/3 dari seluruh kematian akibat kanker pada laki-laki. Di
Amerika Serikat, diperkirakan terdapat sekitar 213.380 kasus baru pada tahun 2007
dan 160.390 kematian akibat kanker paru
A. DEFINISI KANKER PARU
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalm
jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan,
terutama asap rokok ( Suryo, 2010).

B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO KANKER PARU


1. Merokok
2. Perokok pasif
3. Polusi udara
4. Paparan zat karsinogen
5. Diet
6. Genetik
7. Penyakit paru
C. FAKTOR RISIKO KANKER PARU
1. Laki-laki
2. Usia lebih dari 40 tahun
3. Penggunaan tembakau (perokok putih, kretek, atau cerutu)
4. Hidup atau kontal erat dengan lingkungan asap tembakau
5. Radon, dan asbes
6. Lingkungan industri tertentu
7. Zat kimia, seperti arsenic
8. Beberapa zat kimia organic
9. Radiasi dari pekerjaan, obat-obatan, lingkungan
10. Polusi udara
11. Kekurangan vitamin A dan C
D. KLASIFIKASI KANKER
Kanker paru dibagi menjadi kanker paru sel kecil (small cell lung cancer, SCLC) dan kanker
PARU
paru sel tidak kecil (non-small lung cancer, NSCLC).

1. Karsinoma sel skuamosa (epidermoid)


Merupakan tipe histologik kanker paru yang paling sering ditemukan, berasal dari
permukaan epitel bronkus
2. Adenokarsinoma
Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mucus
3. Karsinomo bronkoalveolus
Sel-sel ini cenderung timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran
ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang jauh
4. Karsinoma sel kecil
Kanker ini terdiri atas sel tumor dengan bentuk bulat hingga lonjong, sedikit sitoplasma,
dan kromatin granular.
5. Karsinoma sel besar
Adalah sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang
besar dan ukuran inti bermacam-macam.
E. GAMBARAN KLINIS KANKER PARU
Bila sudah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut.

Gejala-gejala dapat bersifat:


1. Lokal : Hemoptosis, Aelektasis
2. Invasi local : Nyeri dada, dipsnea karena efusi pleura
3. Gejala penyakit metastatis : Pada otak, tulang, hati, adrenal
4. Asimtomatik dengan kelainan radiologist : Kelainan berupa nodul soliter
F. MANIFESTASI KLINIS KANKER
PARUGejala-gejala kanker paru :

1. Gejala awal, Stridor lokal dan dyspnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi pada
bronkus
2. Gejala umum : Batuk, Hemotopsis, Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.

G. PATOFISIOLOGI KANKER PARU


Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia
hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia.
Merokok, perokok pasif, polusi udara,
Bahan karsinogen mengendap MK :Nyeri , dan Defisiensi
Radon & Vit A
pengetahuan

perubahan epitel silia dan mukosa Karsinoma sel besar Penyebaran neoplastik ke-
mediastinum timbul akibat
Hiperplasia, metaplasia Kanker Paru pleuritik

Adenokarsinoma Karsinoma sel skuamosa, karsinoma Iritasi, ulserasi


bronkus berkembang menjadi batuk
Mengandung mucus

Menyumbat jalan nafas MK:Ketidakefektifan jalan nafas Himoptisis

Sesak nafas Anemis MK : Gangguan pertukaran gas

Malas makan / anoreksia kelelahan Resiko syok hipovolemik

MK: Ketidakseimbangan nutrisi kurang


MK : Intoleransi aktivitas
dari kebutuhan tubuh
H. TINGKATAN KANKER
PARU Tingkatan (staging) Kanker paru ditentukan oleh tumor (T), keterlibatan kalenjer getah
bening (N) dan penyebaran jauh (M). Staging kanker paru dibagi berdasarkan jenis
histologis Kanker paru, apakah SLCC atau NSLCC. Tahapan ini penting untuk menentukan
pilihan terapi yang harus segera diberikan pada pasien.

Tahapan perkembangan kanker paru dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Tahapan kanker jenis karsinoma sel kecil (SLCC)


2. Tahapan tersembunyi, merupakan tahap ditemukannya sel kanker pada dahak (sputum)
pasien dalam sampel air saat bronkoskopi, tetapi tidak terlihat adanya tumor di paru-paru,
Stadium (0 – IV).
I. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Radiologi

2. Laboratorium

3. Hispotologi

4. Pencitraan
J. PENATALAKSANAAN KANKER
PARU Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :

1. Kuratif
2. Paliatif
3. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal mengurangi dampak fisis maupun psikologis
kanker baik pada pasien maupun keluarga
4. Suportif
5. Pembedahan
6. Toraktomi eksplorasi
7. Pneumonektomi (pengangkatan paru)
8. Lobektomi (pengangkatan lobus paru)
9. Resesi segmental
10.Resesi baji
11.Dekortikasi
12.Radiasi
13.Kemoterafi
K. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KANKER
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KANKER PARU
PARU
1. Anamnesis 5. Sitologi
2. Pemeriksaan Fisik 6. Bronkoskopi
3. Pemeriksaan Laboratorium 7. Biopsi Transtorakal
4. Pemeriksaan Radiologi 8. Torakoskopi

B. Diagnosa Keperawatan Kanker Paru


5. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi bronchial sekunder karena invasi
tumor (penyakit paru obstruktif kronis)
6. Ketidakefektifan pola nafas b.d obstruktif bronkus, deformitas dinding dada, keletihan
otot pernafasan.
7. Nyeri akut b.d agen cidera (karsinoma), penekanan saraf oleh tumor paru
8. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk
menelan makanan, anoreksia, kelelahan dan dyspnea
9. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen (anemis), kelemahan secara
umum.
C. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaiaan kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik
dan menggambarkan criteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam potter dan perry,
1997).

D. EVALUASI

Evaluasi adalah tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah tujuan
dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain.
Penilaian keperawatan merupakan kegiatan melaksanakan rencana tidakan yang telah
ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur
hasil.
L. PERAWATAN
TRAKEOSTOMI
Trakeostomy adalah pembuatan jalan udara melalui leher langsung ke trakea mengatasi
gangguan pertukaran udara pernafasan.

A. Tujuan

Sebagai acuan petugas dalam melakukan perawatan trakeostomy untuk :


• Mencegah infeksi
• Mencegah penyumbatan pada pipa trakeostomy
• Meningkatkan fungsi pernafasan
• Mempercepat penyembuhan
B. Prosedur
a) Persiapan alat :

• Set ganti balut kecil (bak instrument kecil, pinset anatomis, pinset cirurgis, kom steril, gunting
verban steril, kassa steril 5 lembar)
• Sikat trakeostomy steril
• Sarung tangan steril
• Nacl 0,9%
• Spuit 5 cc
• Bengkok
• Tali trakeostomy
• Perlak
b) Langkah-langkah

• Ucapkan salam
• Lakukan identifikasi pada klien
• Beritahu tindakan yang akan dilakukan terhadap klien serta tujuan tindakan kepada klien atau
keluarga
• Cuci tangan
• Kaji pernafasan, termasuk kebutuhan klien akan penghisapa
• Bantu klien pada posisi semi fowler atau telentang dengan bahu serta kepala sedikit di
tinggikan
• Dekatkan alat
• Ajak pasien membaca basmalah
• Hubungkan selang penghisap, letakkan ujung selang di tempat yang mudah di jangkau dan
hidupkan penghisap
• Letakkan handuk melintang di dada klien
• Pakai sarung tangan
• Buka set alat dan kassa dengan menjaga sterilitas, susun di atas meja/trolly
• Letakkan perlak di bawah leher dan bahu klien letakkan selang penghisap
• Tuangkan NaCl 0,9% ke dalam kom steril
• Segera setelah klien dalam posisi tepat masukkan 3 cc NaCl 0,9% kedalam trakeostomy untuk
merangsang klien mengeluarkan lendir dan memudahkan penghisapan lender jika diperlukan
• Ijinkan pasien untuk menarik nafas pelan dan dalam 3-4 kali diantara tahap penghisapan.
Oksigen diberikan setiap selesai tahap penghisapan sesuai kebutuhan
• Angkat selang trakea bagian dalam hati-hati sambil menahan pelat leher
• Masukkan selang trakea bagian dalam kom steril berisi NaCl 0,9% hingga terendam
• Pasang kembali selang trakea dalam dan pastikan terkunci
• Hubungkan kembali oksigen jika diperlukan
• Bersihan stoma dan area stoma dengan NaCl 0,9% dan kassa steril lalu keringkan dengan kassa
• Tutup sekeliling sisi stoma dengan kassa steril
• Ganti tali trakeostomy dengan tali yang bersih
• Rapikan alat dan pasien. Evaluasi tindakan dengan menanyakan kenyamanan pasien
• Ucapkan hamdalah
• Perawat berpamitan pada pasien
• Bereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
• Lepaskan sarung tangan
• Lakukan cuci tangan
• Catat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
• Dokumentasikan di catatan keperawatan.
Tinjauan Kasus
Pengkajian
Identitas pasien :
Nama/Inisial : Tn.I No MR : 458345
Umur : 44 tahun Ruang Rawat : Paru

Jenis Kelamin : Laki-laki Tgl Masuk : 20 agustus 2022

Status : Duda Tgl Pengkajian : 19 september


2022

Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Tani
Alamat:Singosari Malang
Penanggung Jawab
Nama : Ny. D
Umur : 24 tahun
Hub dengan klien : Anak Pekerjaan : Wiraswata
Alasan Masuk

Klien datang ke IGD RSSA pada tanggal 20 agustus 2022 dengan keluhan sesak nafas
yang tidak tertahan,batuk(+),berdahak(+),mual(-),muntah(-), sebelumnya klien sudah merasakan
sesak seminggu yang lalu.

Riwayat Kesehatan

Riwayat Kesehatan Sekarang


Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 september 2022, klien mengatakan nafasnya masih
sesak, dan mengeluh susah bernafas karena adanya dahak di tenggorokan, jika posisi terlentang
sesaknya bertambah, klien juga mengatakan susah melakukan aktivitas, sehingga aktivitaspun di
bantu oleh keluarga, dan klien mengatakan nafsu makan berkurang, klien pun mengatakan
makanan yang di sediakan sering tidak habis, dan badannya lemas, klien juga mengatakan susah
untuk tidur karena sesak, dan waktu istirahatnya berkurang, dan badannya terasa lemah, klien
mengatakan tidak nyaman terasa pada badan dan rambut klien karena berminyak terakhir lap
badan 4 hari yang lalu, dan badan terasa gatal, klien juga mengatakan nyeri di bagian luka lecet
pada bagian pinggul (lebar luka 4 cm dan skala nyeri 2), dan luka terasa tidak nyaman.
Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien memiliki penyakit TB paru + PPOK sejak 1 tahun yang lalu dan klien dirawat 3 bulan
yang lalu di ruang rawat inap paru RSSA Malang dengan TB+PPOK, klien pun menjalani terapi
pengobatan setelah di rawat.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang sama dengan klien, Hipertensi (-)
Jantung (-) DM (-) atau riwayat penyakit lain.

Riwayat Alergi

Klien mengatakan tidak ada alergi obat-obatan maupun makanan.


Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Compos Mentis


GCS :456
BB/TB : 35 kg/154 cm
Tanda – tanda Vital
TD : 128/5 mmHg S : 37,5
N : 90 x/menit P : 28 x/menit

1. Kepala
• Rambut : Rambut klien berwarna hitam dan sedikit beruban, terdapat kerontokan pada rambut
pasien, dan rambut klien tampak berminyak, dan rambut klien tampak ada ketombe, tidak
terdapat kutu pada rambut klien.
• Mata : Pupil klien tampak isokor dan reflek cahaya +/- diameter 3 mm, dan mata klien tampak
bersih, tidak ada keluhan penglihatan, alat bantu (-)
• Telinga : Telinga simetris ka/ki, tidak ada serumen, telinga klien bersih, tidak ada
pembengkakan atau nyeri tekan pada telinga pasien
• Hidung : Hidung klien tampak bersih, tidak ada kelainan penciuman dan hidung klien tampak
terpasang oksigen 4 liter/i menggunakan nasal kanul
• Mulut dan Gigi : Mukosa bibir klien tampak kering dan gigi klien tampak kekuningan, tidak ada
stomatitis

2. Leher : Tidak ada pembengkakan pada leher, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, deaviasi
trachea tidak ditemukan, arteri carotis teraba.

3. Thorax
a. Paru-paru
I :Bentuk dada klien funnel, pergerakan dada sebelah kanan klien tampak sedikit lambat, tidak
menggunakan otot bantu nafas (-) irama nafas ireguler, warna kulit dada pasien berwarna
kecoklatan, tidak ada pembengkakan pada dada klien dan dada klien tampak terpasang elektroda
ke monitor, frekuensi pernafasan 29x/menit.
P : Tidak ada nyeri tekan pada dada klien ,kenaikan dada klien sebelah kanan sedikit lambat,taktil
fremitus bergetar bagian kanan terasa lemah.
P : Pada saat di perkusi bagian kanan paru terdengar hipersonor.
A : Vesikuler (-) Ronchi (+/+).
b. Jantung
I : Ictus cordis tidak terlihat, CRT kurang dari 3 detik
P : Ictus cordis teraba di ICS ke V, tidak ada nyeri tekan
P : Batas jantung kanan atas : ICS II linea para sternalis dextra.
Batas jantung kanan bawah : ICS IV linea para sternalis sinistra dextra.
Batas jantung kiri atas : ICS II linea para sternalis sinistra
Batas jantung kiri bawah : ICS IV linea medio clavicularis sinistra
A : Bj1,Bj2 irama teratur ,suara jantung normal ,tidak terdengar suara tambahan seperti
mur-mur/gallop

c. Abdomen
I : Bentuk abdomen flat, simetris kiri dan kanan, umbilikus bersih, tidak ada lesi ataupun bekas
operasi
A : Bising usus 8 x/menit, irama reguler
P : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pmbengkakan di seluruh kuadran
P : terdengar timpani di seluruh kuadran
4. Punggung
I : Tidak terdapat luka atau jejas pada punggung,dan tidak kelainan pada tulang punggung klien.
Pp : Tidak ada nyeri pada punggung klien.

5. Ekstremitas
Atas :Pada ekstremitas atas klien tampak terpasang infus Nacl 0,9% ditangan bagian sebelah kiri
bawah 16 tetes/menit, tangan klien tampak adanya pembengkakan ditangan yang diinfus, dan
tangan klien tampak flebitis, pada jari tangan sebelah kanan terpasang saturasi.
Bawah : Terdapat luka melepuh ( lebar luka 4 cm ) pada kaki klien sebelah kiri yang nyeri bila di
tekan ( skala nyeri 2 ), dan kaki kanan klien terpasang tensimeter yang terhubung ke monitor

Kekuatan Otot : 2 4

2 4
6. Genetalia : Klien tidak terpasang kateter, klien tampak memakai pempers dan diganti 3x sehari,
kebersihan terjaga dan tidak ada kelainan.
7. Integumen : Keadaan kulit lembab, warna kulit sawo matang.
1.Data Biologis
No Aktivitas Sehat Sakit
1    
Makan dan Minum
   
Makan
- Menu
 
Makanan lunak
   Nasi, lauk, dan sayur  
- - porsi
  2 sendok makan
- - Makanan
1 porsi Bubur
kesukaan
- Pantangan Ikan  -
 
   
Minum -
 
2 sampai 3 gelas/hari
- Jumlah  8 gelas/ hari
- Minuman kesukaan Air putih
  Air putih
- Pantangan Tidak ada
Tidak ada
2    
Eliminasi
   
BAB
- Frekuensi
   
1x/hari 2 hari 1x
- Warna
Kuning Kuning
- Bau
Khas BAB Khas BAB
- Konsistensi
- Kesulitan Padat Padat
BAK Tidak ada Tidak ada
     
- Frekuensi
  5x / perhari Terpasang kateter
- Warna
  Kekuningan Kekuningan
- Keluhan
  Tidak ada Tidak ada
- Bau
  Pesing Pesing
3 Istirahat dan Tidur    
  - Waktu tidur
Malam hari Siang dan
 
- Lama tidur malam
8 jam/ hari
 
- Hal yang Nonton tv 6 jam/ hari
mempermudah tidur

 
- Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada

   

4 Personal Hygiene    
  - Mandi 1x sehari Hanya diseka
 
  - Cuci rambut 1x/2 hari Tidak dilakukan
     
- Gosok gigi 2x / hari 1x / hari
   
 
 
  - Potong kuku 1 minggu sekali 1 minggu sekali
     
Data penunjang
a. Diagnosa Medis : CA PARU (Tanggal 20 Agustus 2022)
b. Pemeriksaan diagnostic : Pemeriksaan EKG pada tanggal 13 September 2022

Pemeriksaan Laboratorium
No Tgl Jenis Hasil Nilai Normal
Pemerikaa Pemeriksaan Pemeriksaan
n
1 18 sep 2022 - Hemoglobin - 16,0 gr/dl* - 14-17,5 gr/dl*
- Leokosit - 15,95 - 4,8 – 10,8
- Trombosit - 176.000 - 150-400 ribu
- Kalium - 3,61* - 3,5-5,5 mEq/I
- Natrium - 123,0* - 135-147 mEq/I
- Klorida - 84,9* - 100-106 mEq/I
- Creatinin - 0,43 - 0,80-1,30
- Glukosa - 138 - 74-106
- Urea - 33 - 15-43
Analisa Data
NO. Data ETIOLOGI PROBLEM
1 Data subjektif :    
 
-Klien mengatakan sesak nafas Sekresi yang tertahan Bersihan jalan nafas tidak
  efektif
-Klien mengatakan sesak karena ada dahak.

-Klien mengatakan bertambah sesak jika posisi


terlentang.

Data objektif :
 
-klien tampak terpasang oksigen 4 liter/menit.

Klien tampak menggunakan obat inhalasi


ventolin

-auskultasi paru : ronchi ( + )


 
-Dada klien tampak funel
 
-klien tampak sesak.
 
-TD :128/85 mmHg
 
-N :90 x/menit
  -S : 37,5°C    
       
  -RR :29 x/menit    
       
2  Data subjektif :    
     
-Klien mengatakan lemah.    
  Kelemahan Intoleransi Aktivitas
-Klien mengatakan susah bergerak.
 
-Klien mengatakan aktivitas dibantu keluarga.

Data objektif :
 
-Klien tampak terbaring.
 
-Klien tampak lemah.
 
-Klien tampak dibantu dalam beraktivitas.
- kekuatan otot
2 4
 
 
2 4
Diagnosa Keperawatan
• Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan ditandai dengan adanya ronkhi
• Intoleransi aktifitas b.d kelemahan d.d keadaan fisik lemah
INTERVENSI
NO DIAGNOSA  
KEPERAWATAN Tujuan & KH (NOC)
Intervensi (NIC)
1 Ketidakefektifan Tujuan setelah dilakukan asuhan keperawatan selamaAirway Suction
bersihan jalan nafas b.d
sekresi yang tertahan 3x24 jam jalan nafas membaik.
∙ Pastikan kebutuhan oral dan tracheal suctioning
d.d adanya ronkhi
Criteria Hasil : ∙ Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
∙ Minta klien untuk nafas dalam sebelum suctioning
NOC : Respiratory Status : Airway Patency
∙ Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
∙ Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi
∙ Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas
suction nasotrakeal
yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
∙ Monitor status oksigen pasien
(mampu mengeluarkan sputum, bernafas dengan
∙ Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust
mudah, tidak ada pursed lips)
∙ Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan
dalam rentang normal, tidak ada suara nafas
abnormal)
∙ Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor
penyebab.
2 Intoleransi aktivitas Tujuan : Activity Therapy
b.d kelemahan d d
keadaan fisik lemah Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama- bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
3x24 jam aktivitas dapat lebih baik. yang mampu dilakukan
- bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang
Kriteria Hasil :
sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan
NOC : Activity Tolerance social
- bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang
- Berbartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disukai
disertai peningkatan tekanan darah, nadi- bantu untuk mendapatkan alat bantuan
dan RR aktivitas seperti kursi roda, krek
- mampu berpindah : dengan atau tanpa- monitor tanda-tanda vital
bantuan alat
- tanda-tanda vital normal
 
IMPLEMENTASI
NO HARI/ JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
TANG
GAL
1 Rabu 09.20     S: Klien Mengatakan sesak  
  19   Ketidakefektifan ∙ Pastikan kebutuhan oral O:
Sep bersihan jalan nafas b.d
sekresi yang tertahan dan tracheal suctioning - Klien tampak terpasang oksigen
2022
d.d adanya ronkhi ∙ Auskultasi suara nafas 4liter/menit
sebelum dan sesudah
suctioning -Klien tampak sesak RR 29 x/menit

∙ Minta klien untuk nafas


-suara nafas rochi (+)
dalam sebelum suctioning
  - Spo2 98 %

A : ketidakefektifan bersihan jalan nafas


belum teratasi
        ∙ Informasikan pada klien dan P: Intervensi dilanjutkan
keluarga tentang suctioning
∙ Berikan O2 dengan
menggunakan nasal untuk
memfasilitasi suction
nasotrakeal
∙ Monitor status oksigen
pasien
∙  
2.  Rabu 09.40 Intoleransi aktivitas b.d - bantu klien untuk mengidentifikasi S:
19 kelemahan d d keadaan  
Sep 2022 aktivitas yang mampu dilakukan
fisik lemah -Klien mengatakan lemah
- bantu untuk memilih aktivitas konsisten 
yang sesuai dengan kemampuan fisik,
-Klien mengatakan aktivitas dibantu
psikologi dan social
oleh keluarga
- bantu untuk mengidentifikasi aktivitas
O
yang disukai  
- bantu untuk mendapatkan alat bantuan
-Klien tampak terbaring
aktivitas seperti kursi roda, krek -Klien tampak lemah
- monitor tanda-tanda vital - kekuatan otot

2 4
  2 4
A: intoleransi aktivitas belum teratasi
 
 

P : intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai