Paparan UMKM Dan Koperasi
Paparan UMKM Dan Koperasi
Paparan UMKM Dan Koperasi
Oleh :
Kepala Bappeda dan Litbang Kota Pangkalpinang
UMKM KOPERASI
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Pada Undang-undang UU No. 12 Thn 1967 ialah organisasi ekonomi
tersebut menjelaskan tentang UMKM dalam yang berwatak sosial dan dikelola berdasarkan
perekonomian Indonesia merupakan kelompok usaha kekeluargaan
Yang memiliki jumlah paling besar dan terbukti tahan
terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi UU No 25 Tahun 1992 Koperasi adalah Badan
(Hadhikusuma, 2000). Adapun pembagian kriteria dari Usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
UMKM dapat dilihat pada Tabel berikut: Badan Hukum Koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi
Tabel. Kriteria UMKM sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
No Usaha Kriteria Aset Kriteria berdasarkan Atas asas kekeluargaan
Omset
1 Usaha Mikro Max. 50 Jt Max 300 Jt UU No. 12 Thn 1967 ialah organisasi ekonomi,
yang berwatak sosial dan dikelola berdasarkan
2 Usaha Kecil >50 Jt- 500 Jt >300 Jt-2,5 kekeluargaan sebagai modal menjalankan
M usaha, yang memenuhi aspirasi dan
3 Usaha >500 Jt- 10 M >2,5 M- kebutuhan bersama di bidang ekonomi,
Menengah 50M sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan
prinsip Koperasi.
Keterkaitan Prioritas Pembangunan Nasional dan Kota,
Provinsi dan Kota Tahun 2022
Utama: Penunjang:
Nasional;
Perwujudan kemudahan Peningkatan nilai tambah sektor
Memperkuat ketahanan ekonomi
investasi untuk pengembangan unggulan melalui penguatan
untuk pertumbuhan berkualitas dan
sektor pariwisata, industri dan sektor industri pengolahan dan
berkeadilan
perdagangan UMKM
Utama: Penunjang:
Perwujudan kemudahan Peningkatan nilai tambah sektor
Provinsi;
investasi untuk pengembangan unggulan melalui penguatan
Peningkatan Ekonomi Masyarakat
sektor pariwisata, industri dan sektor industri pengolahan dan
perdagangan UMKM
Permasalahan:
Belum optimalnya peningkatan nilai
tambah produksi unggulan daerah dalam
menopang perekonomian
Akar Masalah:
1. Terbatasnya Pengembangan UMKM
sektor unggulan
2. Rendahnya promosi dan pemasaran
produk unggulan daerah
3. Belum optimalnya IKM
4. Minimnya peningkatan penanaman
modal daerah
5. Penurunan aktivitas perekonomian
akibat pandemi Covid-19
Kemitraan
Sebagai basis ekonomi
rakyat,beberapa pola
pembinaan perlu dijalankan
secara simultan, terutama
menyangkut:
Pembiayaan
Pengembangan Usaha
Permasalahan Klasik yang dihadapi yaitu
1 Rendahnya Produktivitas
1. Menciptakan iklim usaha lebih kondusif, termasuk membuka kesempatan usaha baru, serta menjamin
kepastian usaha disertai efisiensi ekonomi
2. Mengembangkan sistem pendukung usaha bagi koperasi dan UMKM untuk meningkatkan askses
kepada sumber daya produktif
Pendekatan
Cluster Kedua bentuk pendekatan
pengembangan dapat dijalankan
dengan :
1. Memperkuat strategi dasar
2. Akses kepasar (informasi pasar)
Pendekatan 3. Penguatan kewirausahaan
Inkubator (membentuk pelatihan)
4. Memperkuat kelembagaan
(menyatukan UMKM sejenis
dalam satu wadah)
Strategi pengembanagn Koperasi dan UMKM melalui
CSR dan PKBL
Guna memprerkuat koperasi dan UMKM sebagai basis ekonomi rakyart, Pemerintah
mengoptimalkan program CSR dan PKBL kepada kegiatan perkuatan ekonomi, terhadap koperasi
dan UMKM dalam mewujudkan pembangunan ekonomi berdasarkan kearfan lokal dalam bentuk
menggali berbagai potensi ekonomi daerah.
a. Mendorong perubahan paradigma peran CSR dan PKBL pada peran fasilitas-katalistik yang
menekankan pola hubungan kemitraan dengan stakeholder (pemangku kepentingan)
b. Mendorong terjdinya kolaborasi antar stakeholder yang berbeda kepentingan dalam sebuah
agenda penguatan ekonomi lokal.
c. Mwendorong inisiatif penguatan ekonomi lokal dengan memperbaiki konidisi lingkungan
persaingan usaha secara umum.
d. Mendorong inisiatif untuk penciptaan upaya terpadu, fokus dan sinergi untuk perbaikan
lingkungan usaha yang mengoptimalkan kelompok industri/usaha kecil dalam satu jaringan
mata rantai
Strategi pengembanagn Koperasi dan UMKM melalui
CSR dan PKBL