Teori & Askep Hipoglikemia

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

TEORI & ASKEP

HIPOGLIKEMIA
KELOMPOK 7

1. NURUL FAHMI
2. RAIYANI
3. PUTRA OETAMI
4. PUTRI NUR
5. ADAWIYAH BR SELIAN
6. YULIANTI
1. TEORI HIPOGLIKEMIA
A. Definisi
Hipoglikemia merupakan suatu
kegagalan dalam mencapai batas normal
kadar glukosa darah (Kedia, 2011)
Hipoglikemia merupakan suatu keadaan
darah <60 mg/dl. Jadi dapat disimpulkan
bahwa, hipoglikemia merupakan kadar
glukosa darah di bawah normal yaitu <60
mg/dl (McNaughton, 2011)
B. Klasifikasi
 Hipoglikemia Ringan
(Glukosa Darah 50-60 mg/dl)

 Hipoglikemia Sedang
(Glukosa Darah <50 mg/dl)

 Hipoglikemia Berat
(Glukosa Darah <35 mg/dl)
C. Etiologi
Hipoglikemia dapat disebabkan oleh :
 Pelepasan insulin berlebihan oleh pankreas
 Dosis OAD (Obat Anti Diabetik) terlalu tinggi
 Kelainan pada kelenjar hipofise atau kelenjar

adrenal
 Kelainan pada pada penyimpanan KH atau

pembentukan glikogen di hati


 Lupa makan atau makan terlalu sedikit
Lanjutan etiologi
 Aktivitas terlalu berat
 Minum alkohol
 Penggunaan insulin yang tidak tepat di

malam hari
 Penebalan di lokasi suntikan
 Kesalahan waktu pemberian obat
 Gangguan penyerapan glukosa di usus
 Gangguan hormonal
D. Patofisiologi
Metabolisme otak terutama tergantung pada ketersediaan glukosa.
Glukosa otak berasal dari :
1. Simpanan glikogen di dalam astrosit
(terbatas).
2. Suplai glukosa dari aliran darah di dalam
SSP dan neuron.
3. Bila kadar glukosa darah menurun, otak merupakan organ utama
yang terpengaruh.

Akibat hipoglikemi :
1. < 65 mg/dl : Penurunan fungsi mental ringan.
2. < 40 mg/dl : penurunan kesadaran sampai kejang.
3. < 2o mg/dl : kerusakan neuron hingga KOMA
4. Gangguan fungsi otak dapat menimbulkan gejala-gejala
neuroglikkopeni.
E. Tanda & Gejala

FASE PERTAMA FASE KEDUA

Gejala yang timbul Gejala yang timbul


akibat aktivitas pusat akibat mulai
autonom di terjadinya gangguan
hipotalamus sehingga fungsi otak. Gejala
dilepaskannya hormon berupa pusing,
epinefrin. Gejala pandangan kabur,
berupa palpitasi, ketajaman mental
diaporesis, tremor, menurun, penurunan
F. Gejala Hipoglikemia yang tidak Khas
 Perubahan tingkah laku
 Serangan sincope yang mendadak
 Pusing pagi hari yang hilang dengan makan

pagi
 Keringat berlebihan pada malam hari
 Hemiplegia/Afasia sesaat
 Angina pectoris tanpa kelainan arteri

koronaria
G. Pemeriksaan Penunjang
 Gula darah puasa (normal 70-110 mg/dl)
 Gula darah 2 jam post prandial (normal <140

mg/dl)
 HBA1C (normal 4-6 %)
 Creatinin (adanya peningkatan jika ginjal

terganggu)
 Leukositosis jika terjadi infeksi
H. Penatalaksanaan
Manajemen Hipoglikemia menurut Soemandji
(2006); Rush & Louise (2004); Smeltzer & Bare
(2003) :
 Hipoglikemia ringan :

 Diberikan 150-200 ml the manis atau jus

buah 6-10 butir permen atau 2-3 sendok the


sirup atau madu.
 Bilagejala tidak berkurang dalam 15 menit
ulangi pemberian
 Tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi tinggi

kalori cokelat, kue, donat ice cream, cake.

 Hipoglikemia berat :
 Tergantung pada tingkat kesadaran pasien.
 Bila klien dalam keadaan tidak sadar, jangan

memberikan makanan atau minuman.


Pada hipoglikemia berat, membutuhkan
bantuan eksternal (obat) :
1. Dekstrosa
2. Glukagon

KADAR GLUKOSA (mg/dl) TERAPI HIPOGLIKEMIA (dgn rumus 3-2-1

<30 mg/dl Injeksi IV Dex 40% (25 cc) bolus 3 flakon


30-60 mg/dl Injeksi IV Dex 40% (25 cc) bolus 2 flakon

60-100 mg/dl Injeksi IV Dex 40% (25 cc) bolus 1 flakon

FOLLOW UP :
Periksa kadar gula darah lagi, 30 menit sesudah injeksi IV.
Sesudah bolus 3 atau 2 atau 1 flakon setelah 30 menit dapat diberikan 1 flakon
lagi sampai 2-3 kali untuk mencapai kadar > 120 mg/dl
I. Komplikasi Hipoglikemia

Komplikasi dari hipoglikemia pada gangguan


tingkat kesadaran yang berubah selalu dapat
menyebabkan gangguan pernapasan. Selain itu
hipoglikemia juga dapat mengakibatkan
kerusakan otak akut

Menurut Kedia (2011), hipoglikemia yang


berlansung lama bisa menyebabkan kerusakan
otak permanen, hipoglikemia juga dapat
menyebabkan koma sampai kematian.
2. TINJAUAN KASUS DAN ASKEP
A. Gambaran Kasus
Seorang klien dirawat di ruang perawatan umum rumah sakit
swasta, klien dirawat dengan keluhan tubuhnya lemas nyaris
pingsan. Akhir-akhir ini klien sering mengeluh haus, sering
BAK, sering merasa lapar, BB turun 4 kg dalam satu bulan ini
dan BB klien sekarang 68 kg. keluhan yang dirasakannya klien
adalah mudah lelah, suka terasa kesemutan pada jari-jari
tangan atau kaki, serta merasakan nyeri saat beraktivitas dan
terasa senat senut pada kepala bagian tengah dengan skala
nyeri yang diperoleh yaitu 6. Keluarga mengatakan bahwa Tn.
T memiliki riwayat penyakit DM 4 tahun yang lalu. Akral klien
dingin, tampak pucat, mukosa klien tampak kering dan klien
tampak tremor. Hasil pemeriksaan Gula darah 41 mg/dl.
Sebelumnya klien diberikan insulin dan metformin. Diagnosa
medis klien : Hipoglikemia, perawat dan dokter serta
paramedic lainnya yang terkait perawatan secara integritas
untuk menghindarai/mengurangi resiko komplikasi lebih
lanjut.
B. Data Fokus

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

1. Klien mengatakan tubuhnya lemas 1. Hasil pemeriksaan GDS : 41 mg/dl


2. Klien mengatakan merasa letih 2. Sebelumnya klien meminum
3. Klien mengatakan tidak enak badan metformin dalam dosis yang
4. Klien mengatakan pusing berlebih
5.Klien mengatakan nyeri kepala 3. TTV :
P : Saat beraktivitas TD : 140/80 mmHg
Q : Terasa senat senut N : 102 x/m
R : Nyeri kepala bagian tengah RR : 20 x/m
S : Skala 6 T : 35’C
T : < 20 Menit 4. Akral dingin
6. Klien mengatakan sering merasa 5. Klien tampak pucat
lapar 6. Klien terbaring lemas
7. Klien mengatakan BB turun 4 kg 7. Mukosa klien kering
dalam satu bulan ini 8. Klien tampak tremor
8. Klien mengatakan mudah lelah 9. BB klien sekarang : 68 kg
9. Klien mengatakan suka terasa 10. Diagnosa medis : Hipoglikemia
C. Analisa Data

DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI


DATA SUBJEKTIF : Ketidakseimbangan Ketidakmampuan
1. Klien mengatakan nutrisi kurang dari mengabsorpsi nutrien
sering merasa lapar. kebutuhan tubuh
2. Klien mengatakan BB
turun 4 kg dalam satu
bulan ini.

DATA OBJEKTIF :
2. Hasil pemeriksaan GDS :
41 mg/dl.
3. Sebelumnya klien
meminum metformin
dalam dosis yang
berlebih dari anjuran
dokter.
DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI

DATA SUBJEKTIF : Nyeri akut Agensi cedera biologis


1. Klien mengatakan
pusing
2. Klien mengatakan nyeri
kepala
P : Saat beraktivitas
Q : Terasa senat senut
R : Nyeri kepala bagian
tengah
S : Skala 6
T : < 20 Menit

DATA OBJEKTIF :
1. Klien tampak pucat
DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI

DATA SUBJEKTIF : Ketidakefektifan Diabetes mellitus


1. Klien mengatakan suka perfusi jaringan perifer
terasa kesemutan pada
jari-jari tangan atau
kaki
2. Klien mengatakan
memiliki riwayat DM 4
tahun lalu

DATA OBJEKTIF :
3. TTV Klien :
TD : 140/80 mmHg
N : 102 x/m
RR : 20 x/m
T : 35’C
2. Akral klien dingin
DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI

DATA SUBJEKTIF : Keletihan Kelesuan fisiologis :


1. Klien mengatakan Hipoglikemia
tubuhnya lemas
2. Klien mengatakan merasa
letih
3. Klien merasa tidak enak
badan
4. Klien mengatakan mudah
lelah

DATA OBJEKTIF :
1. Klien terbaring lemas
D. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
mengabsorpsi nutrien
2. Nyeri akut b/d agen cedera biologis
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d
Diebetes Mellitus
4. Keletihan b/d kelesuan : hipoglikemia
E. Intervensi

DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI


HASIL
Ketidakseimbanga Setelah dilakukan Mandiri :
n nutrisi kurang tindakan 1. Monitor asupan makanan kalori
dari kebutuhan keperawatan selam harian
tubuh b/d 2x24 jam, 2. Monitor berat badan klien secara
ketidakmampuan diharapkan masalah rutin
mengabsorpsi Ketidakseimbangan 3. Kaji GDS klien sebelum dan
nutrien nutrisi kurang dari sesudah 1 jam pemberian
kebutuhan pada makanan
klien dapat teratasi, 4. Timbang pasien pada jam yang
dengan kriteria sama setiap hari
hasil : 5. Kaji makanan kesukaan pasien.
1. BB klien kembali 6. Bantu pasien untuk makan atau
normal suapi pasien
2. Hasil GDS 7. Ciptakan suasana yang tenang
normal : <200 8. Sajikan makanan dengan menarik
Lanjutan

Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan tim
kedokteran dalam menentukan
dosis obat antidiabetes pada
klien
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
dalam menentukan asupan
kalori harian yang diperlukan
untuk mempertahankan berat
badan yang sudah ditentukan.
DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI
HASIL

Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan Mandiri :


cedera biologis tindakan keperawatan 1. Kaji skala nyeri klien
selam 2x24 jam, 2. Berikan lingkungan yang
diharapkan masalah tenang
nyeri akut pada klien 3. Atur posisi tidur klien : fowler
dapat teratasi, dengan 4. Ajarkan teknik relaksasi nafas
kriteria hasil : dalam
1. Klien tidak 5. Lalukan pengkajian nyeri
merasakan nyeri di secara komprehensif
kepala saat meliputi : P, Q, R, S, T
beraktivitas
2. Klien tidak merasa Kolaborasi :
pusing 1. Kolaborasi dengan tim dokter
3. Klien tidak merasa dalam pemberian analgesik
sakit kepala
4. Skala nyeri : 0
DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI
HASIL

Ketidakefektifan Setelah dilakukan Mandiri :


perfusi jaringan tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat kesadaran klien(GCS)
perifer b/d selam 2x24 jam, 2. Kaji TTV klien
Diebetes diharapkan masalah 3. Kaji kadar GDS sebelum dan 1
Mellitus Ketidakefektifan perfusi jam sesudah pemberian terapi
jaringan perifer klien 4. Pertahankan keefektifan jalan
dapat teratasi, dengan nafas klien
kriteria hasil : 5. Berikan posisi supinasi
1. TTV Dalam batas 6. Berikan informasi pada keluarga
normal : klien tentang penyakit dan
TD : 120/80 mmHg penanganannya
N : 60-100x/m 7. Ajarkan senam diabetes
T : 36, 5-37,5’C
RR : 22x/m Kolaborasi :
2. Akral klien tidak 1. Kolaborasi dengan tim dokter
teraba dingin dalam pemberian vitamin
DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

Keletihan b/d Setelah dilakukan tindakan Mandiri :


kelesuan : keperawatan selam 2x24 jam, 1. Kaji status fisiologis
hipoglikemia diharapkan masalah keletihan pasien yang
menyebabkan kelelahan
pada klien dapat teratasi,
sesuai dengan konteks
dengan kriteria hasil :
usia dan perkembangan
1. Klien tidak merasa lemas
2. Kaji TTV klien
2. Klien tidak merasa letih 3. Batasi aktivitas secara
3. Klien merasa enak badan adekuat
4. Anjurkan klien untuk
beraktivitas ringan
terlebih dahulu
5. Beri edukasi kepada
klien/keluarga klien
dengan menjelaskan
hubungan antara
keletihan dan
proses/kondisi penyakit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai