Analisis Post SC by Zahwah Luthfiyyah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN IBU POST PARTUM DENGAN POST


OPERASI SECTIO CAESAREA DI RUANGAN RAWAT INAP
KEBIDANAN Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
TAHUN 2019

OLEH :

FHADILLA ERIN SAGITA


NIM : 1614401035

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG
TAHUN 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang
Prodi DIII Keperawatan Stikes Perintis Padang
Karya Tulis Ilmiah, Juli Tahun 2019

FHADILLA ERIN SAGITA


1614401035

ASUHAN KEPERAWATAN IBU POST PARTUM DENGAN POS SECTIO CAESAREA


DI RUANGAN RAWAT INAP KEBIDANAN Dr. ACHMAD
MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2019

V BAB + 88 Halaman + 3 Tabel + 10 Gambar + 2 Lampiran

ABSTRAK

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa
sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6
minggu.Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas
500 gram RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi pada 6 bulan terakhir tahun 2019 di dapatkan angka
kejadian sectio caesarea sebanyak 198 orang. Tujuan penulis membuat laporan ini adalah Mampu
memahami konsep tentang ibu post partum dengan post operasi sectio caesarea dan melakukan asuhan
keperawatan pada klien Ny. R di ruangan rawat inap Kebidanan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Tahun 2019. Klien mengatakan bekas operasi terasa nyeri, Klien mengatakan darah yang keluar dari
kemaluan tidak terlalu banyak, Klien mengatakan nyeri di perut pada luka post sectio caesarea, Klien
mengatakan nyeri di rasakan bila bergerak, Klien tampak meringis, Terdapat luka jahitan di abdomen,
Skala nyeri 4, Intensitas nyeri ringan, dari hasil pengkajian tersebut dapat diangkat diagnosa keperawatan
seperti Nyeri akut berhubungan dengan luka post op sc, Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
imobilitas, Resiko infeksi berhubungan dengan post sc. Post operasi sectio caesarea merupakan kejadian
yang sering terjadi di kalangan masyarakat Indonesia yang dimana Ibu Post Partum dengan Post operasi
sectio caesarea jika tidak ditangani secara tepat akan menyebabkan pendarahan,menimbulkan kematian.
Oleh karena itu disarankan kepada instansi rumah sakit untuk melakukan pengkajian, perencanaan,
tindakan dan evaluasi secara tepat dan benar.

Kata kunci : Asuhan Keperawatan, Sectio Caesarea, Post Partum


Daftar Bacaan : ( 2000 – 2018 )
High School of Pioneer Health Sciences
Prodi D III Nursing Stikes Pioneer Padang
Script Writing, July 2019

FHADILLA ERIN SAGITA


1614401035

NURSING CARE OF POST PARTUM MOTHER WITH SECTIO CAESAREA POST


OPERATIONS IN THE PRIVATE VOCATIONAL ROOM, Dr. ACHMAD MOCHTAR
BUKITTINGGI IN 2019

V CHAPTER + 88 Pages + 3 Tables + 10 Images + 2 Attachments

ABSTRACT

Post partum is the period after childbirth can also be called puerperium, which is the period after
childbirth that is needed to recover the uterus for a period of 6 weeks. Cesarean delivery is an artificial
labor where the fetus is born through an incision in the front wall of the stomach and uterine wall with
the condition of the uterus is intact and the fetal weight is above 500 grams Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi in the last 6 months of 2019 received 198 cases of sectio caesarea. The purpose of the author
to make this report is to be able to understand the concept of postpartum mothers with postoperative
caesarean section and to carry out nursing care to clients. R in the Midwifery Inpatient Room of the
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi in 2019. The client said the former operation was painful, the
client said the blood coming out of the genitals was not too much, the client said pain in the abdomen in
the post sectio caesarea wound, the client said the pain was felt when moving, the client looked grimace
in the abdomen, pain scale 4, mild pain intensity, from the results of the study can be appointed nursing
diagnoses such as acute pain associated with post op sc injuries, activity intolerance associated with
immobility, risk of infection associated with post sc. Postoperative sectio caesarea is an event that often
occurs among the people of Indonesia where the Mother Post Partum with postoperative caesarean
section if not treated properly will cause bleeding, cause death. Therefore it is recommended to hospital
agencies to carry out the assessment, planning, action and evaluation appropriately and correctly.

Keywords : Nursing care, sectio caesarea, pots partum


Reading List : ( 2000 – 2018 )
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

a. Identitas Klien

Nama : Ny. R

Umur : 30 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SMA

Alamat : Bukik Batabuah,Canduang,Agam

No MR 474372

Ruang Rawat : KB Rawatan

Tanggal Masuk : 18 - 06 – 2019

Tanggal Pengkajian : 20 – 06 – 2019

Penanggung Jawab

Nama : Awalul Fajri

Umur : 30 Tahun

Hub.keluarga : Suami

Pekerjaan : Wiraswasta
b. Alasan Masuk

Klien mengatakan sakit pinggang menjalar sampai ke ari – ari dan keluar darah dari

jalan lahir sekitar 30 menit sebelum di bawa ke Ponek IGD RS. Dr.Achmad Mochtar

Bukittinggi pada tanggal 17 Juni 2019.

c. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada saat melakukan pengkajian pada hari kamis tanggal 20 Juni 2019, klien post

operasi sectio caesar 2 hari yang lalu mengeluh nyeri pada luka bekas operasi SC,

skala nyeri 4, klien mengeluh perutnya terasa kembung, klien mengatakan nyeri

dirasakan ketika bergerak, klien tampak meringis, terdapat luka jahitan di

abdomen, intensitas nyeri ringan (4), klien tampak sesekali memegang perut jika

nyeri terasa, klien mengatakan darah yang keluar dari kemaluan tidak terlalu

banyak, sesekali aktivitas klien juga dibantun keluarganya. Bayi klien dirawat di

ruangan yang sama dengan klien dan berat badan lahir 2800 gram dan ASI klien

lancar. Klien terpasang injecpam pada tangan sebelah kiri. Hasil pengkajian tanda

– tanda vital : Tekanan Darah :110/80 mmHg, Suhu : 36, 5 ◦c, Pernafasan : 20 x/i,

Nadi : 80 x/i.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan sebelumnya pernah melakukan operasi Sectio Caesarea saat

melahirkan anak ke dua di RS. Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi kurang lebih

sekitar 2 tahun yang lalu.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga klien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit menular ataupun

turunan seperti : DM, Jantung, Asma, Ginjal, Ht, penyakit kejiwaan dan penyaki

infeksi lainnya.

GENOGRAM

P. P. SC P. SC
Norm

Keterangan:
: Perempuan

: Laki-laki

: Pasien

…………. : Tinggal Serumah

4. Riwayat Kehamilan

No Tahun Penolong Jenis Jenis BB / Keadaaan


persalinan persalinan persalinan kelamin PB anak
sekarang
1. 2015 Bidan desa Normal Perempuan 3200 Hidup
gr / 45
cm
2. 2017 Dokter Operasi Perempuan 3520 Hidup
rumah Sectio gr / 50
sakit caesarea cm
3. 2019 Dokter Operasi Perempuan 2800 Hidup
rumah setio gr
sakit caesarea /47,5
cm

5. Riwayat Menstruasi

Menarche : 13 Tahun

Siklus Haid : 1 x /30 hari

Lama Haid : 7 Hari

Ganti Duk : 3 x sehari

Masalah selama haid : Tidak ada


6. Riwayat Kehamilan

HPHT : 10 September 2018

Taksiran Persalinan : 17 Juni 2019

Kehamilan : Ke 3

7. Riwayat Persalinan

Jenis Persalinan : SC

Anak : Ke 3

BB/PB : 2800 Gram /47,5 cm

Apgar score : 7/8

Perdarahan : Tidak ada

d. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Compos Mentis

BB/TB : 65/150

Tanda Vital

Suhu : 36,5 ◦c

Nadi : 80 x/i

Pernafasan : 20 x/i

Tekanan Darah : 110/80

mmHg

1) Kepala
a) Rambut

Berwarna hitam dan tampak berketombe

Tidak ada rambut rontok

Tidak ada nyeri tekan

Tidak ada benjolan

b) Mata

Simetris kiri dan kanan

Konjungtiva tidak anemis

Tidak ada nyeri tekan

Sclera tidak icterik

c) Telinga

Simetris kiri dan kanan

Pendengaran baik

Tidak ada nyeri tekan

Tampak bersih

d) Hidung

Simetris kiri dan kanan

Tampak bersih

Tidak ada nyeri tekan

e) Mulut dan gigi

Tidak ada karies

Tidak ada pendarahan pada gusi

Mukosa bibir lembab


Lidah terlihat bersih

2) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Tidak ada nyeri tekan

Tidak ada luka

3) Thorak

a) Payudara

Simetris kiri dan kanan

Tampak bersih

Areola hiperpikmentasi

Tidak ada nyeri tekan

ASI banyak dan lancar

Puting susu menonjol

Tidak ada pembendungan pada payudara

b) Paru-paru

I : Simetris kiri dan kanan, ictus cordis tidak teraba

P: Tidak ada nyeri tekan

P: Sonor di kedua lapang paru

A: Suara nafas vesikuler

c) Jantung

I:Simetris kiri dan kanan, tidak ada pembesaran jantung

P: Tidak ada nyeri tekan


P: Redup

A: Suara iarama jantung teratur

4) Abdomen

I: Ada luka bekas Sectio Caesarea sepanjang kurang lebih 10 cm, luka tidak basah

adanya striae

A: Bising usus normal

P: Terdapat nyeri tekan pada luka post op Sectio Caesarea

P: Tympani

Fundus Uteri

Tinggi : Dua jari dibawah pusat

Posisi : Tengah

Kontraksi : Baik

5) Ekstremitas

Atas : Terpasang injecpam di tangan sebelah kiri, simetris kiri dan kanan.

Bawah : Simetris kiri dan kanan,adanya udema pada kedua kaki, tidak ada kelainan

6) Genetalia

a) Lochea : Rubra

Jumlah : 2 kali ganti pembalut

Warna : Merah

Bau : Amis

b) Perineum
Utuh

7) Integumen

Kulit berwarna kuning langsat.

Tidak ada udema

Terpasang injecpam di tangan sebelah kiri

e. Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT


1. Nutrisi
Makan
 Menu Nasi + Lauk + Sayur Nasi + Lauk + Sayur
 Porsi 1 Porsi ⅟₂ Porsi
 Makanan kesukaan Martabak Mesir Tidak ada
 Pantangan Tidak ada Tidak ada
2. Minum
 Jumlah 8 – 10 Gelas 5 -6 Gelas
 Minuman kesukaan Tidak ada Tidak ada
 Pantangan Tidak ada Tidak ada

Eliminasi
BAB
 Frekuensi 1 kali sehari 1 kali sehari
3.
 Warna Khas Khas
 Bau Khas Khas
 Konsistensi Lembek Lembek
4.
 Kesulitan Tidak ada Tidak ada
BAK
 Frekuensi
 Warna 4 - 5 kali sehari 4- 5 kali sehari
 Bau Kuning Kuning
 Konsistensi Pesing Pesing
 Kesulitan Cair Cair
Tidak ada Tidak ada
Istirahat dan tidur
 Waktu tidur 21.00 WIB
 Lama tidur 6 - 7 Jam 20.00 WIB
 Kesulitan tidur Tidak ada 5 – 6 Jam
Tidak ada
Personal hygiene
 Mandi
 Cuci rambut 2 kali sehari 1 kali sehari
 Gosok gigi 1 kali 2 hari Belum ada
 Potong kuku 3 kali sehari 1 kali sehari
1 kali seminggu Belum ada

f. Riwayat Alergi

Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi baik makanan maupun obat-obatan.
g. Data Psikologis

Pada tahap ini klien sangat tenang dan sudah menyusui bayinya dan memberikan

kehangatan kepada bayinya. Klien dan semua keluarganya sangat merasa bahagia atas

kelahiran anaknya. Berdasarkan hasil pengkajian klien berada pada tahapTaking Hold.

Karena saat ini klienmulai berfokus pada perawatan bayinya.

h. Data Sosial Ekonomi

Klien merupakan seorang ibu rmah tangga dengan tiga orang anak dan suaminya

bekerja sebagai wiraswasta. Sumber kebutuhan sehari-hari hanya didapat dari hasil

kerja suaminya. Keluarga klien dapat digolongkan dalam kelompok sosial menengah.

Klien menggunakan BPJS selama perawatan di RS.

i. Data Spiritual

Klien mengatakan beragama islam dan selalu mengerjakan sholat 5 waktu. Ketika masih

sehat klien selalu berdoa dan meminta kepada yang maha kuasa agar diberi kelancaran

dalam persalinannya, ia dan bayinya dalam keadaan sehat

j. Pengetahuan Ibu Tentang

a) Perawatan bayi

Klien mengatakan bahwa ini adalah kelahiran anak ke 3 nya. Klien sudah tahu dan

memahami bagaimana cara merawat, memandikan, membedong dan menggendong

bayinta tersebut. Namun sekarang klien masih belum bsa melakukannya

dikarenakan kondisi fisiknya yang masih belum pulih.

b) ASI ekslusif
Klien mengatakan sudah mengerti dan paham bagaimana cara menyusui anaknya

tersebut.

c) Perawatan payudara

Klien mengatakan sedikit banyaknya sudah paham bagaimana cara membersihkan

puting susu sebelum dan sesudah menyusui bayinya.

Seperti :

1. Lakukan kompres hangat pada payudara

2. Lakukan pemijatan pada payudara

3. Susui si kecil tanpa menggunakan formula

4. Bersihkan ujung payudara secara teratur

d) Teknik menyusui

Klien mengatakan tahu bagaimana cara menyusui bayinya dengan benar.

Seperti :

1. Sebelum mulai menyusui, tekan areola di antara telunjuk dan ibu jari sehingga

keluar 2-3 tetes ASI.

2. Saat bayi mengisap, usahakan mulutnya benar-benar sampai ke areola

payudara untuk memberikan rangsangan yang memperlancar keluarnya ASI.

3. Lakukan menyusui pada kedua belah payudara secara bergantian agar bayi

merasa kenyang dan payudara tidak bengkak sebelah.

4. Jangan terlalu kaku dalam menjadwalkan pemberian ASI. Upayakan menyusui

2-3 jam sekali.

k. Data Penunjang

Hasil Laboratoium pada tanggal 20 Juni 2019


NO NAMA PEMERIKSAAN JUMLAH SATUAN
1. HB 10,2 (g/dl)
2. LEUKOSIT 9,690 (10`3/ul)
3. TROMBOSIT 365,000 (10`6/ul)
4. HT 31,0 (%)

l. Data Pengobatan

NO NAMA OBAT DOSIS FREKUENSI


1. CEFTRIAXONE 2 gr 2x1

2. SULFAFEROSUS 60 gr 2x1
3. DEXA 2 amp 1x1
4. VIT C 50 gr 3x1

m. Data Fokus

DS :

 Klien mengeluh nyeri pada luka post op Sectio Caesarea

 Klien mengatakan nyeri muncul ketika bergerak


 Klien mengatakan luka jahitan post operasi Sectio Caesarea sangat dirasakan saat

berjalan

 Klien sesekali memengangi luka post op Sectio Caesarea menggunakan tangannya

 Klien mengeluh perut terasa kembung

 Klien mengatakan masih sulit untuk bergerak

 Klien mengatakan perban luka berdarah

 Klien mengatakan merasa lemah.

 Klien mengatakan aktivitasnya terkadang masih dibantu keluarga

 Klien mengatakan masih belum bias berjalan terlalu jauh sendiri

 Klien mengatakan masih belum bisa beraktivitan seperti biasa

DO :

 Skala nyeri klien 4

 Sesekali klien tampak meringis

 Klien tampak berhati-hati bila bergerak

 Klien tampak masih mencoba berlatih berjalan

 Tampak luka post op Sactio Caesarea di bagian bawah abdomen kurang

lebih 10 cm

 Klien tampak lesu

 Tampak Sesekali aktivitas klien tampak di bantu keluarganya

 Luka tampak dibalut dengan verban

 Klien tampak sulit bergerak

 Klien tampak sesekali memegang daerah luka jahitan dengan tangan


 Tampak luka post op Sectio Caesarea mulai kering

 Verban luka post op Sactio Caesarea tampak kotor karena bekas darah

 Tampak Sesekali aktivitas klien tampak di bantu keluarganya

 Luka tampak bersih dan mulai kering

 TD : 110/80 mmHg

 Suhu : 36,5 ◦c

 Nadi : 80 x/i

 Pernafasan : 20 x/i

 Lochea : Rubra

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1. DS : Nyeri akut Agen cedera fisik
 Klien mengeluh nyeri pada luka post
op Sectio Caesarea
 Klien mengatakan nyeri muncul
ketika bergerak
 Klien mengatakan luka jahitan post
operasi sangat dirasakan saat
berjalan
 Klien mengeluh perut terasa
kembung
 Klien sesekali memengangi luka post
op Sectio Caesarea menggunakan
tangannya

DO :
 Skala nyeri klien 4
 Sesekali klien tampak meringis
 Klien tampak berhati-hati bila
bergerak
 Tampak luka post-op di bagian
bawah abdomen kurang lebih 10 cm
yang masih ditutup verban
 TD : 110/80 mmHg
 Suhu : 36,5 ◦c

2. DS : Resiko infeksi Kerusakan


 Klien mengatakan perban luka integritas kalit
berdarah
 Klien mengatakan nyeri muncul
ketika bergerak
 Klien tampak sesekali
memengangi luka post op Sectio
Caesarea menggunakan
tangannya
DO :
 Verban luka post op Sactio
Caesarea tampak kotor karena
bekas darah
 Luka tampak bersih dan mulai
kering
 Tampak luka post op Sectio
Caesarea mulai kering
 Skala nyeri 3
 Tampak luka post-op di bagian
bawah abdomen kurang lebih 10
cm yang masih ditutup verban
 TD : 110/80 mmHg
 Suhu : 36,5 ◦c
 Nadi : 80 x/i
 Pernafasan : 20 x/i
 Leukosit : 9.690 (10`3/ul)
3. DS : Intoleransi aktivitas Imobilitas
 Klien mengatakan merasa lemah
 Klien mengatakan aktivitasnya
terkadang masih dibantu keluarga
 Klien mengatakan masih belum
bias berjalan terlalu jauh sendiri
 Klien mengatakan masih belum
bisa beraktivitan seperti biasa
DO :
 Klien tampak masih mencoba
berlatih berjalan
 Tampak luka post op Sactio
Caesarea di bagian bawah
abdomen kurang lebih 10 cm
 Klien tampak lesu
 Tampak Sesekali aktivitas klien
tampak di bantu keluarganya
 TD : 110/80 mmHg
 Suhu : 36,5 ◦c
 Nadi : 80 x/i
 Pernafasan : 20 x/i

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan dengan tampak meringis.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas dibuktikan dengan klien merasa

lemah.
3.3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Keperawatan


Keperawatan (SLKI) (SIKI)
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera Setelah dikakukan tindakan Observasi :
fisik dibuktikan dengan tampak meringis keperawatan 1x24 jam diharapkan  Identifikasi lokasi, karakteristik,
DS : Tingkat nyeri menurun. frekuensi, intensitas nyeri
 Klien mengeluh nyeri pada luka post op  Identifikasi skala nyeri
Sectio Caesarea Kriteria Hasil :  Identifikasi factor penyebab nyeri
 Klien mengatakan nyeri muncul ketika  Keluhan nyeri menurun  Monitor efek samping penggunaan
bergerak  Tampak meringis menurun analgetik
 Klien mengatakan luka jahitan post  Sikap protektif menurun
operasi sangat dirasakan saat berjalan Terapeutik :
 Klien mengeluh perut terasa kembung  Berikan teknik nonfarmakologis
(tarik nafas dalam, kompre hangat
DO : atau dingin)
 Skala nyeri klien  Kontrok lingkungan yang
 Sesekali klien tampak meringis memperberat rasa nyeri (suhu,
 Klien tampak berhati-hati bila bergerak pencahayaan, kebisingan)
 Tampak luka post-op di bagian bawah  Fasilitas istirahat dan tidur
abdomen kurang lebih 10 cm yang masih
ditutup verban Edukasi :
 TD : 110/80 mmHg  Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
 Suhu : 36,5 ◦c  Jelaskan strategi pereda nyeri
 Anjurkan monitor nyeri secara
mandiri
 Anjurkan teknik nonfarkamkologis
untuk mengurangi nyeri

Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian analgetik
(jika perlu)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan Setelah melakukan tindakan Observasi :
integritas kulit. keperawatan 1x 8 jam diharapkan
DS : Tingkat infeksi menurun.  Monitor tanda dan gejala infeksi
 Klien mengatakan perban luka berdarah lokal dan sistemik
 Klien mengatakan nyeri muncul ketika Kriteria Hasil :
Terapeutik :
bergerak  Kebersihan tangan meningkat
 Klien tampak sesekali memengangi luka (5)  Batasi jumlah pengunjung
post op Sectio Caesarea menggunakan  Kebersihan badan meningkat  Berikan perawatan kulit pada area
tangannya (5) edema
DO :  Nyeri menurun (5)  Cuci tangan sebelum dan sesudah
 Verban luka post op Sactio Caesarea kontak dengan pasien dan
tampak kotor karena bekas darah lingkungan pasien
 Tampak luka post op Sectio Caesarea  Pertahankan teknik aseptik pada
mulai kering pasein beresiko tinggi
 Skala nyeri 4
 Tampak luka post-op di bagian bawah Edukasi :
abdomen kurang lebih 10 cm yang masih
ditutup verban  Jelaska tanda dan gejala infeksi
 TD : 110/80 mmHg  Ajarkan cuci tangan dengan benar
 Suhu : 36,5 ◦c  Anjurkan meningkatkan asupan
 Nadi : 80 x/i nutrisi
 Pernafasan : 20 x/i  Anjurkan meningkatkan asupan
cairan

Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian antibiotok
ataupun imusisasi (jika perlu)

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Setelah melakukan tindakan Observasi :


imobilitas dibuktikan dengan klien merasa keperawaran 1x24 jam
lemah. diharapkan Toleransi aktivitas  Identifikasi keterbatasan fungsi dan
DS : meningkat. gerak sendi
 Klien mengatakan merasa lemah
 Klien mengatakan aktivitasnya terkadang Kriteria Hasil :  Monitor lokasi dan sifat
masih dibantu keluarga ketidaknyamanan atau rasa sakit
 Klien mengatakan masih belum bias  Kemudahan dalam selama bergerak atau beraktivitas
berjalan terlalu jauh sendiri melakukan aktivitas sehari-
 Klien mengatakan masih belum bisa hari meningkat (5) Terapeutik :
beraktivitan seperti biasa  Kecepatan berjalan
meningkat (5)  Lakukan pengendalian nyeri
 Jarak berjalan meningkat (5) sebelum memulai latihan
DO :
 Perasaan lemah menurun (5)  Berikan posisi tubuh optimal untuk
 Klien tampak masih mencoba berlatih
gerakan sendi pasif atau aktif
berjalan
 Fasilitasi menyusun jadwal latihan
 Tampak luka post op Sactio Caesarea di
rentang gerak aktif atau pasif
bagian bawah abdomen kurang lebih 10
 Berikan penguatan positif untuk
cm
melakukan latihan bersama
 Klien tampak lesu
 Tampak Sesekali aktivitas klien tampak Edukasi :
di bantu keluarganya
 TD : 110/80 mmHg  Jelaskan kepada pasien atau
 Suhu : 36,5 ◦c keluarga tujuan dan rencanakan
 Nadi : 80 x/i latihan bersama
 Pernafasan : 20 x/i  Anjurkan pasien duduk ditempat
tidur, disisi tempat tidur (menjuntai)
atau di kursi
 Anjurkan melakukan latihan rentang
gerak pasif dan aktif secara
sistematis
3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No Hari/ No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Tanggal DX Keperawatan
1. Kamis/ Nyeri berhubungan dengan agen Observasi : S : Klien mengatakan nyeri sudah
20 Juni cedera fisik dibuktikan dengan  Mengidentifikasi lokasi, tidak terasa
2019 tampak meringis. karakteristik, frekuensi, intensitas O : Klien tampak sudah tenang
nyeri Skala nyeri 1
 Mengidentifikasi skala nyeri Luka bekas operasi tampak
 Mengidentifikasi faktor penyebab mulai kering
nyeri A : Masalah belum teratasi, skala
 Memoonitor efek samping penggun nyeri 1
aan analgetik P : Intervensi dilanjutkan dirumah,
Terapeutik : klien di pulangkan.
 Memberikan teknik
nonfarmakologis (tarik nafas dalam,
kompre hangat atau dingin)
 Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (suhu,
pencahayaan, kebisingan)
 Memfasilitas istirahat dan
tidur Edukasi :
 Menjelaskan penyebab dan pemicu
nyeri
 Menjelaskan strategi pereda nyeri
 Menganjurkan monitor nyeri secara
mandiri
 Menganjurkan teknik
nonfarkamkologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi :
 Mengkolaborasikan pemberian
analgetik (jika perlu)
2. Kamis Resiko infeksi berhubungan Observasi : S : Klien mengatakan verban
/20 Juni dengan kerusakan integritas kulit. bekas luka post operasi
2019  Memonitor tanda dan gejala infeksi sectio caesarea sudah bersih
lokal dan sistemik O : Luka post operasi sectio
caesarea di bersihkan
Terapeutik :
dengan NaCL 0.9 %
 Membatasi jumlah pengunjung A : Masalah belum teratasi, luka
 Memberikan perawatan kulit pada tampak bersih dan tampak
area edema sudah mulai kering
 Mencuci tangan sebelum dan P : Intervensi dilanjutkan dirumah,
sesudah kontak dengan pasien dan klien dipulangkan
lingkungan pasien
 Mempertahankan teknik aseptic
pada pasein beresiko tinggi
Edukasi :
 Menjelaskan tanda dan gejala
infeksi
 Mengajarkan cuci tangan dengan
benar
 Menganjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
 Menganjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi :
 Mengkolaborasikan pemberian ant
ibiotik ataupun imusisasi (jika
perlu)

3. Kamis/ Intoleransi aktivitas berhubungan Observasi : S : Klien mengatakan sudah


20 Juni dengan imobilitas dibuktikan  Mengidentifikasi keterbatasan mulai bias berjalan dan
2019 dengan klien merasa lemah. fungsi dan gerak sendi beraktivitas sendiri
 Memonitor lokasi dan sifat O : Klien tampak mulai
ketidaknyamanan atau rasa sakit berlatih jalan dan beraktivitas
selama bergerak atau beraktivitas sendiri
A : Masalah belum teratasi, tampak
Terapeutik : sesekali aktivitas klien di bantu
 Melakukan pengendalian nyeri seb keluarganya
elum memulai latihan P : Intervensi dilanjutkan dirumah,
 Memberikan posisi tubuh optimal klien dipulangkan
untuk gerakan sendimpasif atau
aktif
 Memfasilitasi menyusun jadwal
latihan rentang gerak aktif atau pasif
 Memberikan penguatan positif
untuk melakukan latihan bersama

Edukasi :
 Menjelaskan kepada pasien atau
keluarga tujuan dan rencanakan
latihan bersama
 Menganjurkan pasien duduk
ditempat tidur, disisi tempat tidur
(menjuntai) atau di kursi
 Menganjurkan melakukan latihan
rentang gerak pasif dan aktif secara
sistematis
KESIMPULAN DARI ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN DIATAS

Sesuai dengan yang telah saya analisa dapat disimpulkan bahwa asuhan keperawatan diatas belum
sepenuhnya tepat, masih terdapat beberapa format asuhan keperawatan yang salah dan tidak
tercantum. Pada nama identitas penanggung jawab seharusnya diinisialkan dan tercantum
pendidikan. Format yang tidak tercantum seperti pada pengkajian yaitu keluhan utama, riwayat
keluarga berencana (KB), riwayat penyakit, pengobatan selama kehamilan, dan riwayat yang
memengaruhi kesehatan seperti merokok, alkohol, atau obat-obatan, kemudian pada pemeriksaan
fisik tidak didapatkan keterangan keadaan umum pasien, tidak terdapat satuan pada berat dan tinggi
badan, tidak terdapat IMT dan keterangannya, sedangkan pada pemeriksaan fisik head to toe sudah
benar, hanya saja pada bagian pemeriksaan ekstremitas penempatannya kurang tepat dan hasil
auskultasi bising usus hanya dikatakan normal saja, tidak ada hasil. Data biologis atau pola
fungsional kurang lengkap, karena tidak terdapat pola aktivitas dan latihan. Penulisan satuan
pengukuran denyut nadi dan pernapasan salah, seharusnya ditulis x/menit, tetapi penulis hanya
menulis x/i. Pada analisa data masalah pertama yaitu nyeri akut tidak dicantumkan karakteristik
nyeri (PQRST). Pada perumusan diagnosa risiko salah, seharusnya rumusan risiko menggunakan
‘dibuktikan dengan’, tetapi penulis menggunakan ‘berhubungan dengan’. Penulisan masalah
pertama pada diagnosa keperawatan kurang lengkap, seharusnya sertakan akut menjadi nyeri akut,
tetapi penulis hanya menulis nyeri. Pada bagian intervensi keperawatan seharusnya data subjektif
dan objektif tidak perlu dicantumkan lagi di kolom diagnosa keperawatan. Tabel implementasi dan
evaluasi keperawatan salah, seharusnya dipisah dan selalu sertakan nama terang dan paraf perawat,
nomor diagnosa dan jam dilakukannya tindakan pada tabel tersebut juga tidak dicantumkan, selain
itu implementasi kurang tepat karena tidak terdapat respon hasil pasien. Bagian evaluasi subjektif
dan objektif salah karena tidak terpaku pada tujuan dan kriteria hasil yang terdapat di intervensi
keperawatan.

Berdasarkan buku yang saya baca (Program, 2013) untuk menilai pengumpulan data dari masalah
kandungan ibu hamil, maka data yang harus ada adalah keluhan utama, riwayat keluarga berencana,
pengobatan selama kehamilan, riwayat yang memengaruhi kesehatan seperti merokok, alkohol, atau
obat-obatan, sedangkan pada kasus asuhan keperawatan diatas tidak tercantum.
TABEL FOKUS MASALAH POST SECTION CAESAREA

Identifikasi riwayat penyakit, kehamilan, persalinan, merokok,


Riwayat Pasien alkohol, obat-obatan, psikologis, perasaan tentang kehamilan,
kesiapan tentang kelahiran
Penilaian kehamilan Identifikasi informasi kehamilan ibu dan setelah tindakan operasi
Catatan masuk Identifikasi pengobatan ibu setelah tindakan operasi
Identifikasi intake cairan ibu setelah tindakan operasi, program diet
Catatan intake/output
TKTP, output urine cairan bekas luka operasi atau perdarahan
Catatan pengobatan Identifikasi obat ibu yang diresepkan setelah tindakan operasi
Infus Identifikasi dan pantau infus cairan setelah tindakan operasi
Identifikasi hasil laboratorium yang dilakukan, metode non-
farmakologis dan farmakologis untuk menghilangkan nyeri yang
digunakan selama persalinan dan kelahiran, section caesarea yang ibu
lakukan terencana atau tidak, indikasi janin atau ibu untuk section
Catatan kelahiran
caesarea, indikasi utama untuk section caesarea, stadium persalinan
dan dilatasi serviks (dalam cm) sebelum operasi section caesarea,
anestesi yang digunakan untuk section caesarea, dan jenis insisi
uterus.
Data bayi Identifikasi jenis, BB, APGAR, hasil kelahiran pada BBL

REFERENSI
(Chapman & Durham, 2010)(Olfah & Ghofur, 2016) (Anggrahini, 2016)
Anggrahini, L. (2016). Upaya Peningkatan Nutrisi Pada Pasien Post Sectio Caesarea di RSU
Assalam Gemolong. http://eprints.ums.ac.id/44550/11/PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH
bener.pdf
Chapman, L., & Durham, R. (2010). Maternal-Newborn Nursing (The Critical Components of
Nursing Care). In S. Kuhn, D. D. Pedersen, P. J. Maroney, C. O’Brien, & C. of B. J.-H.
Hallowell (Eds.), F.A. Davis Company (1st ed.). Lisa B. Deitch.
Olfah, Y., & Ghofur, A. (2016). DOKUMENTASI KEPERAWATAN (Sumartono, F. Zamil, & N.
Suwarno (eds.); 1st ed.). Pusdik SDM Kesehatan.
Program, C. M. N. R. (2013). Intrapartum Documentation Guidelines (1st ed.). Champlain
Maternal Newborn Regional Program.

Anda mungkin juga menyukai