Akbi Tenaga Kerja
Akbi Tenaga Kerja
Akbi Tenaga Kerja
Departemen
-departemen Departemen-
departemen non
biaya tenaga kerja
bagian akuntansi,
biaya tenaga kerja
dalam
bagian personalia
produksi dapat dan lain
digolongkan menjadi sebagainya.
Perusahaan
• Misalnya dalam suatu departemen
produksi tenaga kerja digolongkan sbb:
• Operator – upah operator
Penggolongan • Mandor — upah mandor
menurut • Penyelia ( super intenddent) – upah
penyelia
Jenis
Pekerjaanya • Penggolongan biaya tenaga kerja
semacam ini digunakan sebagai dasar
penetapan deferensiasi upah standar
kerja.
Upah tenaga kerja langsung
Penggolonga diperlukan sebagai biaya tenaga kerja
langsung dan diperhitungkan langsung
n menurut sebagai unsur biaya produksi.
Hubunganny
a dengan Upah tenaga kerja tidak langsung ini
disebut biaya tenaga kerja tak
produk langsung dan merupakan unsur biaya
overhead pabrik.
Akuntansi Biaya
Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam
tiga golongan besar, yaitu :
Tahap 1. berdasarkan atas rekapitulasi gaji dan upah, bagian akuntansi kemudian membuat jurnal
distribusi gaji dan upah sbb:
Barang dlm proses-biaya tenaga kerja Rp 57.500
Biaya overhead Pabrik Rp 12.500
Gaji dan upah Rp 70.000
Tahap 2 . Atas dasar bukti kas keluar, bagian akuntansi membuat jurnal sbb:
Gaji dan upah Rp 70.000
Utang PPh Karyawan Rp 10.500
Utang Gaji dan upah Rp 59.500
Akuntansi biaya gaji dan upah
Tahap 3. atas dasar daftar gaji dan upah yg telah ditandatangani karyawan (sbg bukti telah
dibayarkannya upah karyawan), Bagian Akuntansi membuat jurnal sbb :
Utang Gaji dan upah Rp 59.500
Kas Rp 59.500
Tahap 4 penyetoran PPh karyawan ke Kas negara dijurnal oleh bagian Akuntansi sbb:
Utang pph karyawan Rp 10.500
Kas Rp 10.500
Insentif
Dalam hubunganya dengan gaji dan upah, perusahaan memberikan
Akuntansi
insentif kepada karyawan agar dapat bekerja lebih baik
biaya gaji
dan upah
Ada beberapa cara pemberian insentif:
Insentif Satuan dengan Jam Minimum (Straight Piecework with a
Guaranted Hourly Minimum Plan) yaitu karyawan di bayar atas
dasar tarif per jam untuk menghasilkan jumlah satuan keluaran
(output) standart.
Insentif
Jika menurut time study, maka dibutuhkan 5 menit untuk dapat
menghasilkan 1 satuan produk, maka jumlah keluaran standar perjam
adalah 12 satuan. Jika upah pokok sebesar Rp 600 per jam, maka tarif upah
per satuan adalah Rp 50 (Rp 600 : 12). Karyawan yang tidak dapat
menghasilkan jumlah standar per jam, tetap dijamin mendapatkan upah
Rp 600 per jam. Tetapi bila ia dapat menghasilkan 14 satuan per jam (ada
kelebihan 2 satuan dari jumlah satuan standar per jam) maka upahnya
dihitung sebagai berikut :
Upah dasar per jam Rp 600
Insentif : 2 x Rp 50 (Rp600 : 12) Rp 100
Upah yang diterima pekerja per jam Rp 700
2. Taylor differential piece rate plan
Cara pemberian insentif ini adalah semacam straight piece rate plan yang
menggunakan tarif tiap potong untuk jumlah keluaran rendah per jam
dan tarif tiap potong yang lain untuk jumlah keluaran tinggi per jam
Contoh :
Karyawan dapat menerima upah Rp 4.200 per hari (untuk 7 jam kerja).
Misalkan rata-rata seorang karyawan dapat menghasilkan 12 satuan per
jam, sehingga upahnya persatuan Rp 50 upah perhari dibagi dengan
jumlah yang dihasilkan per hari Rp 4.200/(12x7). Dalam Taylor plan ini,
misalnya ditetapkan tarif upah Rp. 45 persatuan untuk karyawan yang
menghasilkan 14 satuan atau kurang per jam dan Rp 65 per satuan untuk
karyawan yang menghasilkan16 satuan per jam, maka upah per jam
karyawan dihitung sebagai berikut: Rp65 x 16 =Rp1.040 per jam. Sedang
bila karyawan hanya menghasilkan 12 satuan per jam,makaupah perjam
di hitung sebagai berikut: Rp45 x 12 = Rp540.
Premi lembur
• Dalam mengolah produk, sering kali terjadi hambatan, kerusakan mesin atau kekurangan bahan sehingga
menimbulkan waktu yang menganggur bagi karyawan. Biaya yang dikeluarkan selama waktu menganggur
ini diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik.
• Misal, seorang karyawan harus bekerja selama 40 jam per minggu. Upahnya Rp 600 per jam. Dari 40 jam
kerja tersebut misalnya 10 jam nya adalah waktu menganggur dan sisanya untuk mengerjakan pesanan
maka jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja adalah :
Barang Dalam Proses – BTKL Rp 18.000
Biya Overhead pabrik SesungguhnyaRp 6.000
Gaji dan Upah Rp 24.000