Pendahuluan Farmasi-Klinik
Pendahuluan Farmasi-Klinik
Pendahuluan Farmasi-Klinik
apt.Yuyun Wahyuni,M.Farm
PENDAHULUAN
Kontak apoteker maupun
tenaga teknis kefarmasian
dengan pasien yang minimal
1. Melayani konseling
2. Monitoring efek samping obat
3. Pencampuran obat suntik secara aseptis
4. Menganalisis efektivitas biaya
5. Penentuan kadar obat dalam darah
6. Penanganan obat sitostatika
7. Penyiapan total parenteral nutrisi
8. Pemantauan penggunaan obat
9. Pengkajian penggunaan obat
Prinsip Praktik Pelayanan
Kefarmasian
Salah satu prinsip praktik pelayanan kefarmasian yakni
melakukan penyusunan database pasien.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
informasi subyektif maupun obyektif tentang pasien.
Jenis informasi yang dikumpulkan meliputi data
demografi pasien, riwayat penyakit, riwayat obat dan
alergi, riwayat sosial, dan situasi ekonomi.
Data subyektif adalah data yang bersumber dari pasien
atau keluarganya atau orang lain yang tidak dapat
dikofirmasi secara independen
Data Obyektif adalah data yang bersumber dari hasil
observasi, pengukuran yang dilakukan oleh profesi tenaga
kesehatan lain, contohya tekanan darah, hasil
laboratorium, hasil pemeriksaan USG.
Contoh Penyusunan Database Pasien
Ny. SF 43 tahun dengan diagnosis DM menunjukkan hasil
pemeriksaan kadar gula puasa 195 mg/dL.
Dari kasus di atas tidak ada data subyektif, namun sebagai
data obyektif menunjukkan diagnosa DM, kadar gula puasa
195mg/dL, umur 43 tahun dan jenis kelamin perempuan.
Informasi dapat ditelusuri dengan penelusuran rekam medik,
interview dengan pasien maupun keluarganya dan
komunikasi dengan anggota profesi tenaga kesehatan
lainnya.
Pelayanan farmasi klinis di Apotek/Rumah Sakit
Apoteker klinis juga aktif terlibat dalam uji klinis pada tingkat yg
berbeda, berpartisipasi dalam komite etika, studi pemantauan
obat, dispensasi dan persiapan obat yang diteliti.
Pelayanan farmasi klinis di Apotek/Rumah Sakit
(Lanjutan….)
2. Selama peresepan
Kegiatan Konseling
- Apoteker klinis dpt mempengaruhi sikap dan prioritas resep dlm
memilih perawatan yg benar.
- Monitor apoteker klinis, mendeteksi dan mencegah interaksi obat
yg berbahaya, efek samping kesalahan pengobatan iklan melalui
evaluasi profil resep ‘.
- Apoteker klinis memberikan perhatian khusus terhadap dosis obat
yg perlu pemantauan terapeutik.
- Apoteker masyarakat juga dpt membuat keputusan resep lang-
sung, ketika obat bebas dikonseling
Pelayanan farmasi klinis di Apotek/Rumah Sakit
(Lanjutan….)
3. Setelah peresepan
- Konseling
- Penyiapan perumusan pribadi
- Evaluasi Penggunaan narkoba
- Hasil penelitian
- Studi Pharmacoeconomic
- Setelah resep ditulis, apoteker klinis memainkan peran kunci
dlm berkomunikasi dan konseling pasien.
- Apoteker dpt meningkatkan pasien ‘kesadaran perawatan mereka,
memantau respon pengobatan, memeriksa dan meningkatkan
pasien sesuai dengan obat mereka.
- Sebagai anggota dr tim multidisiplin, apoteker klinis juga menye-
diakan perawatan terpadu dari ‘rumah sakit kpd masyarakat’ dan
sebaliknya, menjamin kesinambungan informasi tentang risiko
dan manfaat dari terapi obat
Farmasis klinik berperan dalam mengidentifikasi adanya Drug Related
Problems (DRPs).
Drug Related Problems (DRPs) adalah suatu kejadian atau situasi yang
menyangkut terapi obat, yang mempengaruhi secara potensial atau aktual
hasil akhir pasien.