Modul Keuangan

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

AKUNTANSI KEUANGAN

KELAS : XI AKL
GURU BID. STUDY : SETIANI, S.Pd
MENGELOLA KARTU PIUTANG
1. Pencatatan transaksi penjualan barang dagang secara kredit ,wesel dan penjualan
angsuran
Piutang usaha timbul sebagai akibat penjualan baik barang dan jasa secara kredit.
Penjualan secara kredit adalah penjualan yang mempunyai kesenjangan waktu antara
penyerahan barang atau jasa dengan penerimaan ,dimana penyerahan barang tersebut
mendahului penerimaan kas.Dalam penjualan kredit biasanya pihak penjual
mencantumkan dalam faktur syarat penjualan .Syarat penjualan ini misalnya :

- n/30 artinya pembeli harus membayar utangnya dalam waktu 30 hari,


- EOM artinya pembeli harus membayar utangnya pada akhir bulan
- 2/10,n/30 artinya pembeli akan mendapatkan potongan tunai sebesar 2% dari harga
faktur bila pembeli melunasi dalam waktu 10 hari dari tanggal faktur dengan jangka waktu
kredit selama 30 hari
A. Pengertian Piutang
Piutang merupakan tagihan perusahaan terhadap pihak
ketiga yang timbul karena adanya suatu transaksi
penyerahan barang atau jasa yang dilakukan secara
kredit.Piutang yang mempunyai jatuh tempo ,nilai jatuh
tempo, dan bila ada perjanjian mempunyai bunga .
Piutang perusahaan dapat terjadi
karena berbagai macam transaksi
antara lain:

a. Penjualan barang atau penyerahan barang


b. Pinjaman dana yang diberikan kepada pihak lain
c. Pendapatan bunga yang berasal dari investasi
d. Pesanan yang diterima atas saham dan obligasi yang
akan diterbitkan
e. Tagihan kepada perusahaan asuransi atas kerugian
pertanggungan
f. Kelebihan pembayaran pajak dan lain-lain
B. Klasifikasi Piutang
Pada dasarnya piutang dapat dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Piutang dagang ( account Receivable) adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan sebagai akibat
adanya penjualan baranag dan jasa secara kredit.
2. Piutang wesel ( notes Receivable) adalah piutang berupa perjanjian tertulis dari debitur kepada
kreditur untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat perjanjian tersebut pada waktu
tertentu dimasa yang akan datang
3. Piutang lain-lain ( other receivable) terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam
piutang dagang maupun piutang wesel. Contoh piutang lain-lain:
- Uang muka pembelian
- Piutang deviden
- Tagihan terhadap langganan untuk pengembalian tempat barang
- Tuntutan kerugian kepada perusahaan asuransi
- Tuntutan atas pengurangan pajak
C. Prosedur Pencatatan
Piutang Dagang
Piutang dagang timbul akibat adanya penjualan barang
dan jasa secara kredit. Piutang dagang biasanya disertai dengan
syarat yang telah ditentukan oleh perusahaan seperti: 2/10.n/30
atau syarat lainnya
Buku jurnal yang diperlukan dalam pencatatan :
Jurnal penjualan ( Sales journal ) untuk mencatat timbulnya
piutang karena adanya penjualan atau jasa secara kredit
Jurnal umum ( General journal) digunakan untuk mencatat
pengurangan piutang karena adanya retur penjualan atau atau
penerimaan kembali barang yang sudah dijual karena tidak
sesuai atau rusak
Jurnal penerimaan kas (Cash receipt journal) digunakan untuk
mencatat pengurangan piutang karena adanya pelunasan piutang
Prosedur pencatatan piutang dilakukan
dengan cara memposting ke dalam kartu
piutang berdasarkan masing-masing jurnal
dengan ketentuan :
1. Penjualan kredit dicatat dalam jurnal penjualan atas dasar
faktur penjualan disertai dengan order pengiriman barang
2. Retur penjualan dicatat dalam jurnal retur penjualan
berdasarkan copy nota kredit atau nota debit yang diterima
dari pembeli yang disertai dengan laporan penerimaan
barang
3. Penghapusan piutang dicatat dalam jurnal umum dengan
bukti memorial yang dibuat oleh bagian kredit
4. Penerimaan kas sebagai pelunasan piutang dicatat dalam
jurnal penerimaan kas disertai dengan bukti kas masuk.
2. Mencatat penghapusan piutang dan penerimaan
kembali piutang yang telah dihapuskan.

Untuk tujuan pelaporan ,piutang dinilai pada jumlah yang


diharapkan dapat direalisasi /dapat diterima
pembayarannya.Sedang bagian yang diperkirakan tidak dapat
ditagih lagi merupakan kerugian /beban bagi perusahaan .
Ada 2 metode untuk mencatat kerugian piutang tak tertagih:

a. Metode langsung yaitu metode pencatatan kerugian piutang yang langsung


mengurangi jumlah piutang yang bersangkutan

b. Metode tidak langsung ( metode cadangan ) yaitu metode pencatatan


kerugian piutang tak tertagih tidak langsung mengurangi piutang yang
bersangkutan tetapi dicatat dalam satu rekening yaitu rekening cadangan
kerugian piutang .
Perbedaan
kedua
metode
tersebut
secara
umum
yaitu :
a. Metode langsung ( Direct Method)
Kerugian piutang tak tertagih dicatat pada periode penerimaan piutang,berdasarkan jumlah piutang yang dihapuskan
Setiap penghapusan piutang langsung dicatat pada rekening kerugian piutang .dengan jurnal :
Kerugian piutang Rp xxx
Piutang Rp xxx
Pernyataan kesanggupan debitur untuk membayar atas piutang yang sudah dihapuskan / tidak dijurnal.
Waktu menerima pembayaran dari debitur yang menyatakan kesanggupan membayar dicatat dengan jurnal:
Kas Rp xxx
Kerugian Piutang Rp xxx
Jika debitur yang sudah dihapuskan datang dan langsung membayar . dicatat denga jurnal :
Kas Rp xxx
Kerugian piutang Rp xxx
b. Metode tidak langsung ( indirect/ Allowance Method)
Kerugian piutang tak tertagih dicatat pada periode terjadinya piutang /penjualan ,berdasarkan taksiran ,melalui jurnal
penyesuaian :
Kerugian piutang Rp xxx
Cadangan kerugian piutang Rp xxx
Setiap penghapusan piutang dibebankan kerekening cadangan kerugian piutang dengan jurnal:
Cadangan kerugian piutang Rp xxx
Piutang Rp xxx
Pernyataan kesanggupan debitur untuk membayar atas piutang yang sudah dihapuskan
Dicatat dengan jurnal:
PIutang Rp xxx
Cadangan kerugian piutang Rp xxx
Waktu menerima pembayaran dari debitur yang menyatakan kesanggupan membayar .dicacat dengan jurnal :
Kas Rp xxx
Piutang Rpxxx
Jika debitur yang sudah dihapuskan datang dan langsung membayar dicatat dengan jurnal :
Kas Rp xxx
Cadangan kerugian piutang Rp xxx
Metode penentuan besarnya cadangan

Jika pencatatan kerugian piutang tak tertagih menggunakan metode tidak langsung ( indirect
Method) ,dalam menentukan /menaksir besarnya piutang yang diperkirakan tidak akan dapat
ditagih ,ada 2 pendekatan yaitu :
1. Pendekatan Rugi Laba ( atas dasar penjualan )
2. Pendekatan Neraca ( atas dasar saldo piutang )
Pendekatan Rugi Laba

Dalam hal ini kerugian piutang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan .
Mengingat bahwa timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan kredit. Maka sebaiknya
kerugian piutang dihitung berdasarkan penjualan kredit. Tetapi pada prakteknya dapat pula
dihitung dari jumlah penjualan ( Penjualan bersih )
Pendekatan Neraca

Dalam hal ini kerugian piutang dihitung berdasarkan saldo piutang dengan cara :
Penyisihan piutang tak tertagih /cadangan :
a. Dinaikan sampai /dijadikan persentase tertentu dari saldo piutang
b. Ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang
c. Dinaikan sampai / dijadikan suatu jumlah tertentu yang dihitung berdasarkan analisis
umur piutang
Contoh :
 
Rekening buku besar yang ada di PT. Mulia Jaya tanggal 31 Desember 2015 diantara nya :
Piutang Rp 3.800.000,-
Cadangan kerugian piutang Rp 70.000,-
Penjualan ( 75% ) Rp 12.000.000,-
Retur penjualan Rp 400.000,-
Potongan penjualan Rp 200.000,-
Diminta :
Buatlah jurnal penyesuaian per 31 desember 2015 untuk mencatat taksiran kerugian piutang tak tertagih ,Jika :
 
a. Besarnya kerugian piutang tak tertagih ditentukan :
1. 2.5 % dari penjualan
2. 2,5 % dari penjualan bersih
3. 2,5 % dari penjualan kredit
b. cadangan kerugian piutang ditentukan :
1. Dinaikan sampai 5 % dari saldo piutang
2. Ditambah 5 % dari saldo piutang
3. Dinaikan sampai jumlah yang dihitung berdasarkan analisa umur piutang seperti berikut ini:
Taksiran kerugian piutang 31 Desember 2015
Kelompok Jumlah % Taksiran Kerugian
Umur Kerugi
an
1-30 hari Rp 2.500.000,- 1% Rp 25.000,-
31-90 hari Rp 600.000,- 3% Rp 18.000,-
91-180 hari Rp 350.000,- 10% Rp 35.000,-
181- 365 Rp 200.000,- 25% Rp 50.000,-
hari
Diatas 1 Rp 150.000,- 50% Rp 75.000,-
tahun
  Rp 3.800.000,-   Rp 203.000,-
Jawab:
a. 1. Kerugian piutang tak tertagih Rp 300.000,-
Cadangan kerugian piutang Rp 300.000,-
( 2.5% x Rp 12.000.000,- = Rp 300.000,- )
a. 2 . Kerugian piutang tak tertagih Rp 285.000,-
Cadangan kerugian piutang Rp 285.000,-
( 2.5 % x (Rp 12.000.000 – Rp 600.000 )
a. 3. Kerugian piutang tak tertagih Rp 225.000,-
Cadangan kerugian piutang Rp 225.000,-
( 2.5% x 75% xRp 12.000.000,-)
b. 1. Kerugian piutang tak tertagih Rp 120.000,-
Cadangan kerugian piutang Rp 120.000,-
( 5 % x Rp 3.800.000,-) – Rp 70.000,-
b.2. Kerugian piutang tak tertagih Rp 190.000,-
Cadangan kerugian piutang Rp 190.000,-
( 5 % x Rp 3.800.000,- )
b. 3. Kerugian piutang tak tertagih Rp 133.000,-
Cadangan kerugian piutang Rp 133.000,-
( Rp 203.000,- -Rp 70.000,-)
LATIHAN :
Saldo dibawah ini diambil dari neraca PT.Surya Kencana per 31 Desember 2015 :
Accounts Receivable Rp 1.789.480,-
Allowance for Bad Debt Rp 57.530,-
 
Data transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha selama bulan Januari tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Total penjualan Rp 7.092.600,- dimana Rp 2.462.100,-merupakan penjualan tunai.
Diterima hasil penagihan piutang sebesar Rp 3.706.260,- dikurangi potongan tunai Rp 73.200,-
Piutang usaha sebesar Rp 59.460,- dihapus karena tidak dapat ditagih
Perusahaan menerbitkan nota kredit atas barang dagangan yang dikembalikan oleh pelanggan sebesar Rp 675.300,-
Pengembalian uang kepada pembeli ,atas pembelian tunai barang dagangan yang telah dikembalikan sebesar Rp 203.670,-
Diterima uang kas sebesar Rp 127.380,- atas piutang usaha yang telah dihapus pada tahun 2015 yang lalu.
 
Diminta : A. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi – transaksi diatas!
B. Buatlah jurnal penyesuaian Per 31 Januari 2016 apabila perusahaan menetapkan besarnya kerugian akibat
piutang tak tertagih adalah 2 % dari penjualan kredit!
 

Anda mungkin juga menyukai