Pengaruh Ko-Kristal Terhadap Stabilitas Obat
Pengaruh Ko-Kristal Terhadap Stabilitas Obat
Pengaruh Ko-Kristal Terhadap Stabilitas Obat
Nama Kelompok :
1. Anas Faizah (170105006)
2. Jefri Nur Setiawan (190105059)
3. Pegi Erawati (170105052)
REVIEW JURNAL 1
Judul : Pengaruh koformer nikotinamid dan metode pembentukan ko kristal terhadap
kelarutan zat aktif tidak larut air
Jurnal : Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Volume dan Halaman : Volume 1 dan Halaman 27-40
Tahun : 2020
Penulis : - Revika Rachmaniar
- Deby Tristiyanti
- Dewi Yustika Sari
Reviewer : - Anas Faizah
- Jefri Nur Setiawan
- Anas Faizah
Tanggal : 20 Febuari 2021
Pendahuluan :
Kelarutan merupakan salah satu parameter penting untuk mencapai konsentrasi obat
yang diinginkan dalam sirkulasi sistemik untuk mencapai kebutuhan respon
farmakologis (Edward, 2008). Kelarutan yang rendah adalah masalah utama yang
dihadapi pada pengembangan obat baru. Suatu zat yang memiliki kelarutan rendah
akan lebih lambat diserap, menyebabkan rendahnya bioavabilitas obat dalam tubuh
dan juga akan mempengaruhi efek farmakologinya (Sharma, 2009).
Pembentukan kokristal dapat memperbaiki beberapa sifat yang dimiliki oleh suatu
zat, seperti kelarutan, laju pelarutan (disolusi), bioavailabilitas dan stabilitas fisik.
Fase multikristal yang dihasilkan akan mempertahankan aktivitas intrinsik zat aktif
obat, namun demikian, di sisi lain memiliki sifat fisikokimia yang berbeda (Mirza &
Miroshnyk,2008). Kokristal juga dapat memperbaiki sifat penting lain dari zat aktif
seperti laju alir, kompresibilitas dan higroskopisitas (Lu & Rohani, 2010)
Lanjutan…..
Koformer merupakan salah satu komponen dalam kokristal yang
berfungsi untuk menurunkan agregasi antar molekul kristal. Koformer
dapat berupa zat tambahan pada makanan, pengawet, eksipien farmasi
dan zat aktif lain (Yadav, et al., 2009). Golongan koformer terdiri dari
golongan gula, golongan asam amino, golongan asam karboksilat dan
golongan lain dengan pemanasan, udara dan oksidan, tetapi
nikotinamid dihidrolisis oleh asam kuat dan larutan alkalis.
Nikotinamid diasumsikan menjadi vitamin larut air yang paling stabil.
Stabilitas nikotinamid tetap konstan selama penyimpanan pada suhu
20°, 30° dan 37°C selama 12 bulan (Albala-Hurtado, et al.,2000).
Metode :
Pada penelitian ini zat aktif yang berhasil dibuat ko-kristal
menggunakan metode solvent evaporation yaitu katekin, artesunat,
ketoprofen, diflunisal, ibuprofen, simvastatin dan prulifloxacin.
Sedangkan yang menggunakan metode slurry diantaranya
karbamazepin dan didanosin, sedangkan dengan metode liquid assisted
grinding yaitu zaltoprofen dan furosemid. Peningkatan kelarutan zat
aktif yang menggunakan solvent evaporation hingga 6 kali,
menggunakan metode slurry hingga 1,86 kali, dan menggunakan
metode liquid assistedgrinding hingga 166.666,67 kali.
Hasil :
Dari jurnal yang kami dapatkan dapat dijelaskan pada ko-kristal ibuprofen-
nikotinamid pelarut yang digunakan yaitu etanol, karenaselain dapat melarutkan
keduanya, etanol juga dapat mempercepat terbentuknya ikatan hydrogen. Hasil dari
pembentukan ikatan hydrogen antarmolekul kokristal simvastatin-nikotinamid pada
puncak 3545cm-1. Pada kokristal ketoprofen-nikotinamid pelarut yang digunakan
yaitu 2-propanolol. Hasil karakterisasi dari kokristal ketoprofen-nikotinamid dimana
kristalinitasnya membentuk fase Kristal padat baru yang menunjukan adanya
perbedaan kisi kristalnya dibandingkan dengan komponen individualnya, adanya
ikatan hydrogen menyebabkan spectrum pada gugus karboksilat menurun dari 1695
cm -1 ke 1655 cm-1. Sedangkan pada kokristal simvastatin-nikotinamid digunakan
pelarut methanol, penambahan methanol berfungsi untuk memperepat pembentukan
kokristal yang dihasilkan pada puncak 3545 cm -1.
Kesimpulan :
Berdasarkan jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa zat aktif yang
telah dibentuk Ko-kristal menggunakan koformer nikotinamid dengan
beberapa metode yang berbeda memiliki nilai kelarutan yang lebih
tinggi meskipun tidak berbeda secara signifikan.
REVIEW JURNAL 2