Dokumen ini membahas tentang skenario kejang pada seorang anak perempuan 10 tahun dan epidemiologi, etiologi, diagnosis, penatalaksanaan status epileptikus dan faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
79 tayangan37 halaman
Dokumen ini membahas tentang skenario kejang pada seorang anak perempuan 10 tahun dan epidemiologi, etiologi, diagnosis, penatalaksanaan status epileptikus dan faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya.
Dokumen ini membahas tentang skenario kejang pada seorang anak perempuan 10 tahun dan epidemiologi, etiologi, diagnosis, penatalaksanaan status epileptikus dan faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya.
Dokumen ini membahas tentang skenario kejang pada seorang anak perempuan 10 tahun dan epidemiologi, etiologi, diagnosis, penatalaksanaan status epileptikus dan faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya.
Unduh sebagai PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 37
Agus Soedomo
Bagian / SMF IP. Saraf Fakultas
Kedokteran UNS / RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Skenario 2 : Kejang Seorang anak perempuan 10 tahun Serangan kejang yg kedua kali selama 3 menit Diikuti gangguan kesadaran Kesadaran kembali normal dan bekerja kembali Sebelum kejang bermain game di komputer Belum pernah periksa dokter dan belum pernah minum obat anti kejang Sebelum umur 1 tahun, sering mengalami kejang saat badan panas Saat mengikuti upacara atau olahraga sering pingsan Akan dilakukan pemeriksaan EEG Epidemiologi 50 100 10 150 200 50 80 Umur 10 tahun 40% - berumur dibawah 16 tahun 20% - lebih 65 tahun Insiden 80 kasus / 100.000 / tahun Prevalensi 4 10 kasus / 1000 populasi umum Prognosis dalam 5 tahun 50 - 60% remisi Hanya 20% telah pernah remisi Fertilitas pada wanita menurun 30% IQ rata rata 50 70 ( 7 18%); dibawah 50 : 35 44% Serangan kejang yg ke II Serangan I : Wait and see Belum jelas : dont know Ragu ragu : EEG Belum perlu terapi Epilepsy cant be diagnosed from EEG alone Serangan II : Stereotip (organik) Non stereotip (psikogenik) Epilepsi harus lebih sekali dalam satu tahun Epilepsi harus tidak bersamaan dengan underlying disease (meningitis atau ensefalitis) Epilepsi tidak merupakan penyakit yang diprovokasi (unprovoked disease; hipoglikemia, hiperglikemia, atau kelainan metabolik lain) Etiologi Epilepsi 10 20 30 40 50 60 Idiopathic Vascular Tumor Trauma Trauma lahir Herediter F r e k u e n s i
r e l a t i f
USIA Perkiraan frekuensi macam-macam etiologi epilepsi berdasarkan usia Gangguan kesadaran Diagnosis Banding Epilepsi >< Kejang Psikogenik Epilepsi Kejang Psikogenik Pencetus Tidak biasa Biasanya emosi Suasana Saat tidur / sendirian Biasanya ketika bersama banyak orang, jarang waktu tidur Prodroma Jarang Sering Awal Mendadak, aura +/- Berangsur dg meningkatnya emosi J eritan pada awal Sering Jarang Inkontinensia Sering Tidak terjadi Lidah tergigit Sering Jarang Cedera Sering Jarang Epilepsi >< Kejang Psikogenik Epilepsi Kejang Psikogenik Vokalisasi Hanya saat automatisme Biasa selama serangan Fenomena motorik Stereotip Bervariasi Kesadaran Menurun Normal Pengekangan Tidak berpengaruh Melawan, kadang-kadang menghentikan serangan Durasi Pendek Dapat memanjang Henti serangan Pendek (automatisme memanjang) Bingung, mengantuk, tidur Berangsur, seringkali dengan emosi Seringkali siuman tanpa rasa bingung Trigger Factors Bermain game komputer (faktor presipitasi / trigger factors) Capai : fisik / mental Silau : Disco, matahari langsung Tepi kolam / renang, dll Demam : infeksi / radang Makanan : (-) alkohol < karbohidrat Sleep deprivation Jenis Obat Rata-rata dosis dewasa (mg/hari) Kadar terapetik dalam serum (g/ml) T (jam) Protein Binding (%) Efek Samping Fenitoin (Dilantin) 200-400 10-20 24 12 75-95 Hiperplasi gusi Karbamaze-pin 600-1400 4-12 512 75-80 Alergi kulit Sindroma Steven Johnson, hepatotoksik, diskrasia darah, diplopia, ataksia Fenobarbital 60-180 20-40 25150 50 Sedasi,gangguan kognitif Primidon 500-1500 20-40 1025 0-50 Sedasi,gangguan kognitif Obat Anti Epilepsi Obat Anti Epilepsi Jenis Obat Rata-rata dosis dewasa (mg/hari) Kadar terapetik dalam serum (g/ml) T 1/2 Protein Binding (%) Efek Samping Etosuksimid 500 - 1500 40-100 40 - 60 30 40 0 Sedasi, diskrasia Klonazepam 2 6 0,005 - 0,070 20-70 85 Sedasi Klobazam 20 40 0,5-1,0 18 85 Sedasi,ataksia Vigabatrin 2 4 - 5 8 0 Dizziness,depresi, psikosis,degeneras i retina Lamotrigin 100 200 (+VPA) 300 400 (Mono) 500 600 (+ inducer) - 24 - 30 55 Skin rash,ataksia, dizziness, cephalgia, insomnia Obat Anti Epilepsi Jenis Obat Rata-rata dosis dewasa (mg/hari) Kadar terapetik dalam serum (g/ml) T 1/2 Protein Binding (%) Efek Samping Gabapentin (Neurontin) 1800 -3600 - 5 - 8 0 Drowsiness, dizziness Topiramat 200 - 400 - 12 - 24 15 Gangguan kognitif Tiagabin 32 - 56 - 4 - 8 95 Cephalgia, fatique, drowsiness Valproat 600-1500 50-100 126 90 Hepatotoksik, tremor, gangguan saluran cerna Kejang demam Serangan kejang saat demam pada anak berumur kurang 5 tahun (2-5 tahun) 2-5% pada anak Barat 9% di Jepang 10-20% mempunyai masalah neurodevelopmental Kemungkinan faktor genetik Bentuk bangkitan tonik-klonik Mortalitas tak berarti 35% mengalami FS sekali Hanya 15% mengalami FS tiga kali atau lebih Setelah konvulsi panjang kerusakan otak 2-10% yg mengalami epilepsi : 0,5% populasi umum Bila kejang lebih 15 menit terapi emergency FS sklerosis hipokampi epilepsi lobus temporal Sinkope Penurunan kesadaran non epileptik paling banyak Ada 2 jenis Refleks vasovagal Sinkope ortostatik Kausa : Sinkope kardiak Sinkope CNS Mekanisme Kompleks : VR (saat berdiri darah tertimbun ditungkai) atau di vasa splangnik (saat lihat darah) CO TD masih normal : vasokontriksi simpatis Kontraksi jantung hebat mekanoreseptor dinding ventrikel serotonin afferen vagus jantung terisi berlebih Aktivitas vagus+penurunan tonus simpatis TD bradikardi penurunan resistensi perifer kolaps vaskuler Jenis Sinkope Ortostatik Kardiak CNS Psikogenik Panik Dissosiative Non Epileptic Attack Disorder (NEAD) Diagnosis Banding Bangkitan Epilepsi >< Sinkop Epilepsi Sinkop Pencetus Tidak biasa Biasa (misalnya emosi) Suasana Apapun Posisi tegak, kondisi padat, panas, stres emosi Awal Mendadak, aura +/- Berangsur, merasa gelap/mual, penglihatan buram,berkeringat Warna kulit Pucat/merah (flushed) Biasanya pucat Inkontinensia Sering terjadi Jarang Lidah tergigit Sering terjadi Sangat jarang Muntah Jarang Sering terjadi Bangkitan Epilepsi >< Sinkop Epilepsi Sinkop Fenomena motorik Tonik/tonik-klonik, klonik menonjol dg amplitudo & frekuensi khas Lemas tanpa gerakan, mungkin ada sentakan klonik kecil singkat, inkoordinasi atau tonik Pernafasan Mendengkur, mulut berbusa Dangkal, lambat Cedera Sering terjadi Jarang Pasca serangan Bingung,mengantuk, tidur Cepat siuman tanpa rasa bingung Lama Beberapa menit 10 detik Status Epileptikus Bangkitan epilepsi yang berlangsung terus menerus atau berulang dengan tanpa pemulihan kesadaran, selama periode > 30 menit.
Klasifikasi status epileptikus: Konvulsif Non konvulsif
Faktor Pencetus Status Epileptikus Kelelahan. Menderita penyakit lain yang berat. Penggunaan obat anti epilepsi yang tidak sesuai aturan. Penggunaan obat-obatan, minum alkohol. Prinsip Penanganan Status Epileptikus Stabilisasi pasien dengan prinsip ABCs. Hentikan bangkitan dan cari etiologi secara simultan. Cegah bangkitan ulang atau atasi penyulit. Atasi faktor pencetus. >60 refrakter rawat ICU. Penatalaksanaan Umum Status Epiletikus Pra-monitoring ( 0-10 ) Nilai fungsi kardio-respirasi Amankan jalan napas Beri oksigen Beri diazepam (IV bolus / rektal) Awal ( 0-30 ) Pantau akses IV Investigasi darurat Berikan glukosa 50% (50 mL) Berikan tiamin jika perlu Obati asidosis Transfer ICU !!! Beri lorazepam/diazepam (IV bolus) Pilihan kedua : Lignokain (iv bolus & infus) Klonazepam (iv bolus) Fenitoin (iv bolus) Penatalaksanaan Umum Status Epiletikus Lanjut ( 30 - 60/90 ) Tegakkan etiologi Cari dan obati komplikasi Berikan th/ pressor jika perlu Beri fenitoin, fenobarbital, klormetiazol (iv loading & infus) Pilihan kedua : klonazepam, diazepam,midazolam Refrakter ( 60) Harus rawat ICU! Pantau EEG, EEG kejang, fungsi serebral, dan TIK (jika memungkinkan) ABCs Airway (jalan napas) Intubasi setelah kejang berlangsung 15 menit atau tidak stabil atau jika terjadi sumbatan sebelumnya. Breathing (pernapasan) Terganggu perlu bantuan pernapasan. Circulation (sirkulasi) Amankan jalan vena untuk antisipasi hipotensi. Ambil darah periksa glukosa, elektrolit. Berikan : Glukosa (25-50 mg D 50 W IV push) {thiamine?} {pressors, etc}. Drugs (OAE spesifik) Sesuaikan dengan pengobatan yang sedang dijalani pasien (jika memungkinkan). Obat Untuk Status Epileptikus Mula kerja cepat, masa kerja singkat diazepam 0.2-0.5 mg/kg (max 10 mg) IV
Masa kerja lama fenitoin 20 mg/kg (max 1,000 mg) IV dalam NaCl 0,9% Kematian pada Status Epileptikus Serebral hipoksia global Non serebral : Pernapasan Hipertermi Rhabdomyolisis Iatrogenik Sebab tidak diketahui Penyebab kematian Kematian pada Status Epileptikus Pernapasan : Aspirasi Obstruksi jalan napas Hipoventilasi Edema pulmonal neurogenik Hipertermi Akibat aktivitas otot yang berlebihan Gangguan irama jantung, aritmia
Kematian pada Status Epileptikus Rhabdomyolisis Nekrosis otot akut Myoglobinuria gagal ginjal akut Hiperkalemia aritmia Pencegahan Melumpuhkan pasien Penanganan hiperkalemia akut Glukosa dan insulin Kavexalate enemas (30-50 g) Penanganan gagal ginjal Cairan dan elektrolit Dialysis
Kematian pada Status Epileptikus Iatrogenik Kurang memperhatikan ABC Terlalu banyak pengobatan (hipotensi, hipoventilasi) Kurang memperhatikan komplikasi yg timbul Pencegahan Penanganan jangan terlambat Hindari tempat perawatan yang tidak sesuai Jangan terlalu banyak obat Perhatikan kemungkinan komplikasi yang timbul Kematian pada Status Epileptikus Sebab tidak diketahui, mungkin karena : Proses interkuren yang dapat ditangani hipoglikemi, infeksi, hiponatremi, intoksikasi, dll Ketidakpatuhan pasien Kejadian paling sering Usahakan mengoptimalkan pengobatan Sederhanakan sediaan Permulaan epilepsi Kadang pertama timbul sebagai status Umumnya mudah dikontrol Permulaan penyakit neurologis Meningitis, ensefalitis, stroke, tumor otak