Imunologi Klinik
Imunologi Klinik
Imunologi Klinik
Harjono 1
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 2
SASARAN BELAJAR
1. Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai
macam pemeriksaan imunologi klinik
2. Mahasiswa mengetahui indikasi dilakukan
pemeriksaan imunologi klinik
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan
beberapa hasil pemeriksaan imunologi
klinik
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 3
Imunologi Klinik
1. Imunodefisiensi
2. Keganasan sel sistem imun
3. Penyakit autoimun
4. Penyakit kompleks imun
5. Penyakit alergi
Imunodiagnostik
1. Uji kompetensi imunologik
2. Penanda serologik pada infeksi
3. Penanda serologik pada tumor
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 4
I. Imunodefisiensi Primer
Kelainan atau disfungsi fagosit
Defisiensi komplemen
Defisiensi limfosit B
Defisiensi limfosit T
Defisiensi sel induk
Defisiensi MHC klas II
II. Imunodefisiensi Sekunder
Acquired immune deficiency syndrome (AIDS)
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 5
1. Leukemia limfoblastik akut
2. Leukemia limfositik kronik
3. Diskrasia sel plasma
E Mieloma multipel
E makroglobulinemia Waldenstrom
E Limfoma
E Heavy chain disease (HCD)
E Monoclonal gammopathy of undetermined
significance (MGUS)
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 6
1. Spesifik organ
- Tiroiditis Hashimoto
- Tirotoksikosis Grave
- Sindrom miksedem primer
2. Nonspesifik organ
- Lupus eritematosus sistemik
- Artritis reumatoid
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 7
1. PKI yang melibatkan Antigen endogen
(PKI)
- imunoglobulin (artritis reumatoid)
- antigen nuklear (lupus eritematosus sistemik)
- antigen spesifik (tumor)
2. PKI yang melibatkan Antigen eksogen
- antigen iatrogenik (obat)
- antigen lingkungan (dermatitis)
- antigen infeksius (virus, bakteri)
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 8
1. Asma bronkiale
2. Rhinitis alergika
3. Dermatitis atopik
4. Konjunctivitis kataralis
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 9
Pemeriksaan Laboratorium pada Penyakit alergi
menentukan apakah manifestasi klinik
tertentu akibat alergi
menentukan jenis alergen penyebab
reaksi alergi
Tujuan
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 10
1. Pengukuran kadar IgE
kadar tergantung umur
kadar pada penderita alergi berfluktuasi bergantung pada
paparan alergen
makin tinggi IgE kemungkinan alergi |
IgE total : - menentukan ada tidaknya alergi
- meramalkan kemungkinan terjadinya alergi
pada anak-anak
IgE spesifik menentukan alergen
korelasi baik dengan hasil uji kulit
ELISA atau RIA
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 11
Kadar IgE
1. < 1 tahun
2. 1-5 tahun
3. 6-12 tahun
4. 12-13 tahun
5. Dewasa
0 - 6,6 IU/mL
0 - 25,0 IU/mL
0,2 - 99,7 IU/mL
3,9 - 83,5 IU/mL
90 IU/mL (rata-rata)
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 12
2. Uji Kulit
- sarana diagnostik penting etiologi
- dasar: menguji alergen yang terikat pada
mastosit di kulit mencerminkan
alergen yang terikat pada mastosit
jaringan
- pedoman terapi
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 13
3. Hitung Eosinofil
- dasar: eosinofil berfungsi mengendalikan reaksi
alergi dan mampu menyingkirkan
kompleks antigen-antibodi dengan
fagositosis
- jumlah eosinofil > 400/mm
3
, atau
pada hitung jenis sel : eosinofil > 5%
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 14
4. Pemeriksaan Lain
- Pengukuran kadar histamin (ELISA, HPLC)
- Pengujian fungsi limfosit T
- Penetapan kadar komplemen
- Penetapan kompleks imun yang beredar
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 15
UJI KOMPETENSI IMUNOLOGIK
I. Uji Respons Imun Nonspesifik
Uji fungsi leukosit
Uji fungsi kemotaksis dan migrasi
Uji fungsi ingesti (menelan)
Uji fungsi fagositosis
II. Uji Respons Imun Spesifik
2.1 Uji respons imun seluler
Uji kuantitatif
Uji kualitatif
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 16
Uji Kuantitatif
O hitung jumlah limfosit
limfopenia imunodefisiensi
O penetapan jumlah limfosit T, limfosit B, & sel NK
O reseptor antigen cluster of differentiation (CD)
O limfosit B : CD19, CD20, CD22, HLA-DR (N)
CD5 (leukemia)
sel CD5
+
memproduksi autoantibodi pada SLE
Normal 10-15%
O limfosit T : membentuk rosette dg eritrosit domba
CD4 (sel T
helper
), CD8 (sel T
sitotoksik
)
Normal 75-85% dengan rasio CD4/CD8 <2
O sel NK : CD16, CD56
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 17
Uji Kualitatif
menentukan kemampuan fungsional limfosit in vitro
status imun penderita
hasil uji fungsi limfosit in vitro tidak selalu
mencerminkan fungsi in vivo
pemeriksaan sulit
macam-macam uji fungsi limfosit
- Uji tranformasi limfosit
- reaksi biakan campur
- Uji sitotoksisitas
- Uji produksi limfokin
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 18
2.2 Uji respons imun humoral
Pengukuran kadar antibodi
Uji komplemen
antibodi (imunoglobulin) produk utama limfosit B
kadar dipengaruhi usia
Ig mrp penanda imunokompetensi limfosit B
IgA, IgM, IgG
IgD: tidak bermakna utk menentukan kompetensi imunologik
komplemen berperan dalam respons imun humoral
yang tidak spesifik
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 19
Sistem imun dapat membentuk antibodi
spesifik terhadap antigen tertentu
penetapan [Ab] thd bakteri, virus,
jamur, parasit dalam serum/cairan tubuh
menunjang diagnosis infeksi MO ybs
Dasar:
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 20
Pengertian
Uji serologik: uji untuk mendeteksi antigen
MO penyebab infeksi atau mendeteksi
antibodi terhadap MO maupun antibodi
terhadap komponen MO ybs dalam serum
atau cairan tubuh lainnya
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 21
1. Infeksi kronik : uji tunggal
2. Infeksi akut : uji ganda/berpasangan
Frekuensi Pemeriksaan
masa akut dan masa konvalesen
jangka waktu antara uji ke 1 dan uji ke 2: 7-14 hari
kenaikan titer 4X pada uji ganda infeksi akut
atau infeksi baru
uji tunggal dapat digunakan pada infeksi akut bila
titer/kadar antibodi tinggi
Kelas imunoglobulin status infeksi
+ IgM dibentuk awal infeksi infeksi akut
+ dilanjutkan IgG infeksi kronik
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 22
Hasil Kultur dg BP yang berbeda
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 23
O Reaksi Widal (Felix Widal, 1896)
Widal tabung, Widal slide
antigen O (somatik), 6-8: tahan thd formalin,
tidak tahan thd panas, fenol, dan alkohol
antigen H (flagela), 10-12: tidak terpengaruh
antigen Vi: untuk mendeteksi carrier
reaksi aglutinasi
neg palsu 30%
- Salmonella thyphosa
O ELISA
Pemeriksaan Ag-Ab
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 24
- titer aglutinin 1/40 atau 1/80 dianggap normal
- vaksinasi | titer terutama aglutinin H
- terapi antibiotik hasil negatif
- positif palsu: faktor reumatoid, Enterobacteriaceae
- titer aglutinin > 1/160 dan kenaikan titer 4X
pada uji ganda infeksi akut
Widal
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 25
- 50% penderita titer aglutinin | pada akhir
minggu pertama
- 90% pada minggu ke 4
- puncak titer aglutinin O minggu ke 3-6, kmd +
atau menghilang stl 12 bulan
- kadang infeksi tidak disertai | titer aglutinin H,
jika ada menurunnya lambat (dapat bertahun-
tahun)
Widal
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 26
Respon Antibodi IgM dan IgG pada TF
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 27
ELISA
9 Outer
membran
protein
(OMP) 50 kD
9 IgM
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 28
Treponema pallidum
Hasil uji serologikbergantung pada stadium penyakit
Awal infeksi/stadium primer: nonreaktif
Uji serologik reaktif (+) 1-4 minggu setelah timbul
chancre
Sifilis sekunder hasil reaktif dengan titer |
Sifilis laten (gejala klinik -) uji serologik reaktif
Sifilis lanjut hasil tetap reaktif mkp sudah
diterapi, sifilis dini setelah terapi uji menjadi
nonreaktif
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 29
1. Antibodi Trepanomal
2. Antibodi Nontrepanomal
uji fiksasi komplemen pada protein Reiter
uji imobilisasi Treponema pallidum
uji hemaglutinasi Treponema pallidum (TPHA)
uji fluorosensi (fluoresence treponemal antibody absorption
FTA-ABS)
reksi Wasserman
Reaksi Kolmer
VDRL
RPR
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 30
VDRL
uji penyaring & persangkaan sifilis
primer/sekunder
stadium lanjut kurang sensitif
| sesuai perjalanan penyakit
cepat menjadi nonreaktif setelah terapi
keberhasilan terapi
kecuali pada sifilis laten, titer tetap
tinggi mkp diterapi adekuat
sifilis primer titer rendah (<1/32)
stl 6-12 bulan titer | lagi reinfeksi
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 31
Sifilis lanjut atau laten
TPHA
FTA-abs
TPI
Uji antibodi nontreponemal
Reaktif palsu: malaria, SLE, lepra
lepromatous, mononukleus infeksiosa
tes ulang hasilnya menjadi nonreaktif
tes ulang hasil tetap reaktif konfirmasi
dengan uji antibodi treponemal
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 32
Streptococcus beta hemolitik
menghasilkan antigen streptolisin O
titer antisterptolisin O (ASTO) 80% penderita
demam rematik
kelainan katup jntung
eritema nodusum
glomerulonefritis akut
menentukan apakah
penyakit tsb mrp proses
pascainfeksi
streptokokus atau tidak
}
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 33
ASTO
sering + pada keadaan normal
dewasa < 125 IU
anak-anak < 200 IU
sensitif : 80%
diagnosis uji ganda l titer 2X pengenceran
infeksi akut
positif palsu: penyakit hati, infeksi bakteri lain
yang dapat menetralkan reaksi hemolitik, oksidasi
antigen streptolisin O menghilangkan
kemampuan melisiskan eritrosit
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 34
INFEKSI Helicobacter pylori
INFEKSI Helicobacter pylori
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 35
INFEKSI Helicobacter pylori
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 36
INFEKSI Helicobacter pylori
Infeksi yang berkaitan dengan: gastritis kronik, ulkus
duodenal, dan ulkus peptikum
Invasif (biopsi) dan noninvasif (serum)
Invasif: * histopatologi
* cultur & sensitivitas obat
Noninvasif: * urea breath test
9 (memeriksa keberadaan H. pylori yang masih aktif
metabolik)
* serologi (antibodi terhadap H. pylori)
9 IgM anti-Hp terbentuk 18 hari setelah H. pylori
tertelan
IgM anti-Hp juga terbentuk pada infeksi Campylobacter
jejuni, C. coli, C. fetus, & E. coli
Serokonversi IgG dan IgA anti-Hp terjadi bersamaan stl
60 hari
IgG anti-Hp digunakan untuk monitor terapi antimikroba
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 37
DEMAM BERDARAH
- Virus dengue: Group B Arthropod borne virus
(Arbovirus) 4 genus Flavivirus, famili Flaviviridae
- Tdp 4 serotipe: DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4
- Serotipe DEN-3 mrp serotipe yg dominan dan banyak
berhub dg kasus berat
- 1. Respon kekebalan tubuh nonspesifik:
9 makrofag, komplemen, dan trombosit
- 2. Respon kekebalan humoral:
9 IgM dan IgG bekerjasama dg kekebalan tubuh
nonspesifik membentuk antibody dependent
cytotoxic cell (ADCC)
- 3. Respon kekebalan seluler:
9 sel limfosit T-sitotoksik, CD 8, MCH 1, IL 1,
IL 6, TNF-alfa, dan IFN
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 38
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 39
-Uji serologis HI (hemagglutination inhibition
test) mrp standar diagnosis WHO
4 Antibodi HI bertahan dlm tubuh bertahun-
tahun
4 memerlukan paired sera yang diambil
pada fase akut (hari ke 3-7) dan fase konvalesen
(hari ke 1014)
4 diagnosis: kenaikan titer > 4X atau titer
konvalesennya sudah > 1 : 2560
-Pemeriksaan serologi: NS1, IgM dan IgG
antidengue
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 40
- Infeksi primer & infeksi sekunder (IgM dan IgG)
9 setelah 3-5 hari akan timbul IgM, mula-mula naik
mencapai puncak (1-3 minggu), kmd menurun
dan hilang stl 30-90 hari (mkp pada bbrp kasus
dapat dideteksi sampai 8 bulan)
9 5 IgM diikuti oleh IgG (timbul setelah infeksi + 2
minggu)
- Pada infeksi sekunder IgM hilang dan IgG menetap,
mkp dalam titer rendah
- Infeksi virus dengue yang berikutnya akan memacu
timbulnya IgG lebih cepat (hari kedua), sedangkan
IgM timbul kemudian
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 41
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 42
protein nonstruktural virus yang diekspresikan
pada permukaan sel yang terinfeksi dan
disekresikan ke dalam darah penderita infeksi
virus dengue pada masa viremia
Ag NS-1 dengue pembentukan kompleks imun
dan mengaktifkan sistem komplemen
Teknik: - mikroELISA
- Lateral flow chromatography
deteksi antigen nonstruktural-1
dapat terdeteksi dalam darah pada hari pertama
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 43
Rasio sampel Hasil Interpretasi
Rasio < 0,5 Negatif
Sampel dianggap nonreaktif
terhadap antigen NS-1 dengue
0,5 srasio< 1,0 Equifokal
Dianjurkan untuk mengulang
pemeriksaan
Rasio > 1,0 Positif
Sampel dianggap reaktif untuk
antigen NS-1 dengue
Interpretasi Hasil Pemeriksaan antigen NS-1
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 44
Metode ELISA
Kromatografi carik celup
anti-HAV IgM
anti-HAV
Hepatitis A akut
(infeksi HVA baru terjadi)
Antibodi HAV total (IgM &
IgG)
infeksi akut dan infeksi masa lampau
Imun thd hepatitis A
45 April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono
2. Hepatitis B
HBsAg
Anti-HBc IgM
Anti-HBc (total)
Anti-HBs
HBeAg
Anti-Hbe
DNA VHB
Hepatitis B akut / kronik
Hepatitis B akut (titer tinggi)
Hepatitis B kronik [titer rendah, sering (-)]
Pemaparan di masa lalu (HBsAg -)
Infeksi aktif pd periode akut / kronik
(HBsAg +)
Penyembuhan & imun thd VHB
Hepatitis B akut sangat infeksius,
(menetap 3-6 minggu)
> 10 minggu karier / kronik
(infeksi berkelanjutan)
Penyembuhan
Jika anti HBe dan anti HBc (+)
penyembuhan, walaupun anti HBs (-)
Tingkat Infektivitas, infeksi berkelanjutan
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 46
April 2011 47 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 48
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 49
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 50
3. Hepatitis C
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 51
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 52
5. Hepatitis E
Anti-HEV
Anti-HEV IgM
HEV RNA
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 53
4. Hepatitis D
Anti-delta IgM Infeksi VHD akut-kronik
(titer tinggi, Anti-delta IgM +)
Anti-delta IgG Infeksi VHD yang telah lalu
(titer rendah, Anti-delta IgM -)
Anti HDV
HDV
* Indikator untuk superinfeksi/koinfeksi
HDV dengan HBV
Indikator adanya infeksi HDV akut/kronik
6. Hepatitis G
anti-E2
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 54
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 55
TORCH
TOxoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesvirus
1. Toksoplasmosis
- IgM dan IgG anti-toxoplasma
2. Infeksi Rubella
- IgM dan IgG anti-rubella
3. Infeksi Cytomegalovirus (CMV)
- IgM dan IgG anti-CMV
4. Infeksi Herpes
- IgM dan IgG anti-HSV 2
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 56
Bagaimana Diagnosis Infeksi Toksoplasma Kongenital?
Dilakukan pada bayi dari Ibu yang positif
BBL IgG & IgM dari darah umbilikus
IgG + & IgM - IgG + & IgM +
Tes konfirmasi
UMUR 1 BLN
IgG & IgM ulang
IgG + & IgM - IgG + & IgM +
UMUR 6 BLN
IgG ulang
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 57
UMUR 6 BLN
IgG -
IgG Stabil/^
Probable not infected
Probable infected
IgG ulang
UMUR 12 BLN
IgG ulang
IgG -/undetecable
not infected
IgG persisten
Congenital toxo
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 58
HIV-AIDS
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 59
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 60
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 61
(tumor marker)
FUNGSI/APLIKASI KLINIS
1. SKRINING TEST
dapat mendeteksi dini keganasan, spesifik
PSA
2. DIAGNOSIS
penggunaan terbatas karena Sn & Sp < 100%
orang dengan risiko tinggi
3. PROGNOSIS & STAGING
mempunyai nilai prognostik
4. PREDIKSI RESPONS TERAPI
untuk memperkirakan respons terapi
misal: pem reseptor estrogen pd terapi anti-estrogen
pem her-2/neu pd terapi herceptin (ca mamae)
5. MONITORING EFEKTIVITAS TERAPI
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 62
Jenis kanker Skrining Diagnosis Prognosis
Pemantauan pengobatan & deteksi kekambuhan
Tumor sel
germinal
- AFP, hCG, LDH
AFP, hCG,
LDH
AFP, hCG, LDH, PLAP
Payudara
- -
ER, PgR, C-
erbB-2
CA 15-3, MCA, CEA, CA
27,29
Ovarium
-
CA 125, CA 72-4, CEA, CA
19-9, AFP, hCG
- CEA, CA 125
Prostat
PSA (+DRE) PSA (+DRE), f-PSA
PSA, f-PSA PSA
Paru
- NSE, Cyfra 21-1
- Cyfra 21-1, CEA, NSE
Kolorektal
Darah samar -
CEA CEA, CA 19-9
Tiroid
- Thyroglobulin, calcitonin
-
Thyroglobulin,
calcitonin
TUMOR MARKER
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 63
Jenis kanker Skrining Diagnosis Prognosis
Pemantauan pengobatan & deteksi
kekambuhan
MM -
SPE, 2-
macroglobulin,
imunoelektrofore
sis (G, A, M, k, )
2-
macroglo
bulin
SPE, 2-
macroglobulin,
imunoelektrofores
is (G, A, M, k, )
Hati AFP AFP, PIVKA II - AFP
Pankreas - CA 19-9, CEA CA 19-9 CA 19-9
Lambung - - CA 72-4
CA 19-9, CA 72-4,
CEA
Nasofarin
g
IgA anti
EBV-VCA,
EA
IgA anti EBV-VCA - IgA anti EBV-VCA
Serviks
Pap Smear,
HPV-DNA
- - SCC
Esofagus - CEA - -
TUMOR MARKER
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 64
o Carcinoembryonic antigen (CEA)
4 N: < 2,5 ng/mL
4 adenokarsinoma kolon
4 kanker paru
4 kanker hati
4 kanker payudara
4 keganasan lain
4 perokok berat dapat mencapai 5 ng/mL
}
Biasanya > 5ng/mL
atau 10 ng/mL
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 65
o Alfafetoprotein
4 diproduksi oleh yolk sac, jaringan embrional
hepar & saluran cerna janin
4 Dalam darah janin, kadar tertinggi pada umur 12-
16 minggu, kemudian menurun, pada waktu lahir
50 ng/mL
4 N: 20-30 ng/mL (dewasa)
4 Karsinoma hepar dapat > 2000 ng/mL
4 Nekrosis jaringan parenkim, tidak > 500 ng/mL
dan cepat menurun bila tjd penyembuhan
4 Kehamilan | sedikit
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 66
o Human chorionic gonadotropin (HCG)
- Hormon yang diproduksi oleh jar. Trofoblas
- Diagnosis / keberhasilan terapi
- Kehamilan, jika kadar sangat tinggi perlu
dipikirkan adanya kehamilan kembar,
eklamsia, polihidramnion, dan jaringan mola
yang menyertai jar.plasenta pada kehamilan
normal
- Mola hidatidosa
- Koriokarsinoma
- Seminoma
- Karsinoma embrional
- Karsinoma pankreas
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 67
o Prostate specific antigen (PSA)
sel epitel kelenjar prostat
N : 0,1-2,6 ng/mL
BPH : 3,4 ng/mL
Kanker prostat: > 5 ng/mL (bergantung pada stadium)
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 68
o Antigen Ca19-9
pada enzim pankreas, permukaan epitel yang
melapisi saluran pankreas dan saluran empedu
N: 7-9,4 U/mL,
Rujukan adanya kelainan: COV 37-40 U/mL
Diagnosis
Pemantauan selama & sesudah terapi
pemeriksaan serial setiap 3-4 minggu sekali
Kanker pankreas (sensitivitas 80-90%)
dapat > 6400 U/mL untuk membedakan
dengan pankreatitis
Kanker lambung (sensitivitas 62-80%)
Kanker kolorektal (sensitivitas 29-70%)
Kelainan hepatobilier yang berat
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 69
o Antigen Ca125
N : 9 U/mL
Positif bila batas terendah 35 U/mL
batas tertinggi 65 U/mL
Kanker ovarium
Kista ovarium
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 70
o Mucin like carcinoma associated antigen (MCA)
pada epitel kelenjar payudara
N : 7 U/mL
Rujukan wanita usia reproduktif 11 U/mL
Rujukan wanita menopause 15 U/mL
Kanker payudara > nilai rujukan
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 71
N : < 30 U/mL
Dapat ditemukan diberbagai adenokarsinoma
misal payudara, kolon, paru-paru, ovarium, dan
pankreas
Digunakan untuk diagnosis kanker payudara
Lebih sensitif dan spesifik dibandingkan CEA
untuk monitoring metastase kanker payudara
(96,2% vs 69,8%)
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 72
Sandwich immunoassay, chemilluminscence
Sensitivitas 68,18%
Spesifisitas 97,10%
CA 12-5 * PSA
CA 242 * free-PSA
CEA * AFP
NSE * HGH
CA 19-9 * |-hCG
CA 125 * Ferritin
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 73
1. Carcinoembryonic antigen (CEA)
Indikasi: adenokarsinoma kolon, kanker paru, kanker hati,
kanker payudara
2. Alfafetoprotein
Indikasi: kanker hepar (hepatoma), kerusakan/nekrosis jaringan
parenkim
3. Human chorionic gonadotropin (HCG)
Indikasi: Mola hidatidosa, Koriokarsinoma, Seminoma, Karsinoma
embrional, Karsinoma pankreas, atau kelainan kehamilan
eklamsia, kehamilan kembar, polihidramnion)
4. Prostate specific antigen (PSA)
Indikasi: kanker prostat
5. Antigen Ca19-9
Indikasi: Kanker pankreas, Kanker lambung, Kanker kolorektal,
Kelainan hepatobilier yang berat
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 74
6. Antigen Ca125
Indikasi: Kanker ovarium atau Kista ovarium
7. Mucin like carcinoma associated antigen (MCA) dan Ca 15-3
Indikasi: Kanker payudara
8. NSE
Indikasi: kanker paru
9. CA 242
Indikasi: kaknker lambung, kanker colorektal, kanker pankreas
10. HGH
Indikasi: kanker paru
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 75
RHEUMATOID ARTHRITIS
1. RHEUMATOID FACTOR (RF)
RF kurang spesifik karena dapat positif pada
infeksi atau penyakit autoimun yg lain (SLE,
skleroderma, sindrom Sjogren, polimiositis, dll)
2. Anti CCP
menggunakan single cyclic citrullinated peptide
(cfc1-cyc2)
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 76
TES FUNGSI TIROID
TSH |
Dilakukan pem fT4 atau fT4I (=T4 total serum X T3 resin uptake),
jika: hasil | hipertiroid, resistensi thd TSH
(goiter, ggn pertumbuhan)
hasil + hipotiroid, terapi hormon tiroid
Nontiroid (Severe stress, severe illness,
trauma, psychological stress?)
hasil N subklinikal hipotiroid, insufisiensi adrenal,
nontiroid
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 77
TES FUNGSI TIROID
TSH +
Dilakukan pem fT4 atau fT4I (=T4 total serum X T3 resin uptake),
jika: hasil | terapi hormon tiroid,
gejala sesuai hipertiroid graves disease
hasil + periksa FSH & LH
hasil N: drug-induced TSH suppresion
Nontiroid
hasil abnormal: hipotiroisme
hasil N hamil
terapi hormon tiroid
jika tidak cek T3 hasil |: T3 tirotoksikosis
hipertiroid subklinis
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 78
Pasien diduga hipotiroid
TSH dan fT4 / fT4I
TSH |
fT4 / fT4I +
Hipotiroid
primer
TSH |
fT4 / fT4I N
Hipotiroid
subklinis
TSH N atau +
fT4 / fT4I N +
Hipotiroid
central
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 79
Pasien diduga hipertiroid
TSH dan fT4 / fT4I
TSH +
fT4 / fT4I |
Hipertiroid
TSH +
fT4 / fT4I N
Hipertiroid
subklinis
TSH |
fT4 / fT4I |
TSH-producing
pituitary adenoma
Cek T3
T3 tiro-
toksikosis
N
|
TSHs 0,47- 4,64
fT4 0,71- 1,85
fT3 2,3-4,2
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 80
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 81
1. Sebutkan 7 tumormarker dan indikasi
penggunaannya dalam diagnosis keganasan?
2. Jelaskan pemeriksaan serologis untuk
diagnosis demam berdarah!
3. Jelaskan pemeriksaan serologis untuk
diagnosis demam tifoid!
4. Jelaskan pemeriksaan serologi hepatitis B
sesuai dengan perjalanan penyakitnya!
5. Jelaskan pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis
alergi (atopik)!
1. Hasil pemeriksaan laboratorium pasien umur 4 tahun sbb:
hitung jenis leukosit 0/10/1/58/24/7, eosinofil 850/mm
3
, dan Ig
E total 200 IU/mL (nilai normal 0-25 IU/mL). Berdasarkan
hasil laboratorium di atas, apakah kemungkinan penyakit yang
diderita anak tersebut?.
2. Seorang pasien demam tinggi selama 3 hari, dilakukan
pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut:
trombosit 18.000 mm
3
, hematokrit 51%, IgM dan IgG anti
dengue positif. Apa kesimpulan saudara?
3. Seorang wanita umur 35 tahun datang ke poliklinik kandungan
bersama suaminya mengeluhkan setiap hamil mengalami
keguguran. Pernikahan 9 tahun lalu dan sudah 4 kali
keguguran (G
4
P
0
A
4
). Dokter kandungan merujuk ke
laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium,
Apakah pemeriksaan yang diminta oleh dokter tersebut.
April 2011 82 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 83
1. Hematokrit, Nilai Absolut Eritrosit (NAE),
Laju Endap Darah, Hitung Jenis Leukosit,
dan Golongan darah
2. Jumlah trombosit, waktu perdarahan (BT),
waktu pembekuan (CT), retraksi bekuan
(RB), dan protrombin time (PT)
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 84
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 85
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 86
3. Anemia Defisiensi Besi
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 87
4. Anemia Hemolitik
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 88
5. LEUKEMIA AKUT
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 89
6. LEUKEMIA KRONIK
April 2011 Imunologi Klinik - Rini S.Harjono 90