Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid (Serologi) : Wiwik Purwanti, S.Si., M.Imun
Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid (Serologi) : Wiwik Purwanti, S.Si., M.Imun
Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid (Serologi) : Wiwik Purwanti, S.Si., M.Imun
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DEMAM TIFOID (SEROLOGI)
• Gejala klinik – demam terutama sore hari, sakit kepala, mual, anoreksia
• Sulit dibedakan demam lain ; Dengue (DBD), malaria
• Pada anak – gejala tidak khas, diare, obstipasi
Gambaran klinis peny. sangat bervariasi & tidak khas Sulit
ditegakkan
2. Isolasi (kultur)
3. Serologi (antibodi)
1. Uji Widal
Inkubasi selama:
1) Untuk typhi “O” pada suhu 50˚C selama 4 jam.
2) Untuk typhi “H” pada suhu 50˚C selama 2 jam
Penilaian Hasil :
• Tabung kontrol (+) : larutan garam fisiologis +
serum kontrol pos + suspensi antigen ↔ Terjadi Aglutinasi
/gumpalan Pasir Biru atau Awan Merah
• Tabung kontrol (-) : larutan garam fisiologis +
suspensi antigen ↔ Tidak Terjadi Aglutinasi Pasir Biru (O)
atau Awan Merah (H)
Cara Menentukan Titer Antibodi
Uji Widal
15
• Pembentukan aglutinin
- Mulai terjadi pada akhir minggu pertama demam,
- Meningkat secara progresif mencapai puncak pada minggu ke 4
- Tetap tinggi selama beberapa minggu
• Pada fase akut mula-mula timbul aglutinin O, kemudian diikuti aglutinin H
• Bila sudah sembuh :
- Aglutinin O menetap 4 – 6 bulan
- Aglutinin H menetap 9 bulan – 2 tahun
• Tingginya titer aglutinin tidak mempengaruhi resistensi terhadap penyakit dan angka relaps
• Karena reaksi aglutinin O dan H dengan antigen O dan H dari kuman terjadi pada bagian
luar membran sel kuman
• Uji Widal tidak dapat digunakan untuk menentukan kesembuhan penyakit
Hal-hal yang mempengaruhi hasil uji widal
16
Antigen (Strain S.typhi yg bukan berasal dr daerah endemis, mgkn tjd reaksi
silang dgn spesies salmonella lain (S.enteridis + palsu)
Kekeruhan suspensi antigen yg kurang tepat fenomena prozone maupun
postzone
Kadar aglutinin dalam serum amat tinggi prozone
Cara pembacaan hasil subjektif
Tes widal positif palsu dapat terjadi pada :
18
Imunisasi
Reaksi silang dengan Salmonella non tifoid
Bbrp jenis serotipe Salmonella lainnya (misalnya S. paratyphi A, B, C)
memiliki antigen O dan H juga, shg menimbulkan reaksi silang dgn jenis
bakteri lainnya, dan bisa menimbulkan hasil positif palsu (false positive).
Sebenarnya yg positif kuman non S. typhi (bukan tifoid).
Terlalu lama dlm pembacaan
Bbrp penyakit lainnya : Infeksi malaria, tetanus, sirosis, dengue atau
infeksi enterobacteriaceae lain
FALSE POSITIF FALSE NEGATIF
19
Kelemahan :
Sulit interpretasi hasil (sampel hemolisis)
Positif palsu :
Penelitian OMP kuman S. typhi spesifik didapatkan pd serum pasien demam tifoid.
Outer Membran Protein (OMP) :
Protein alamiah terletak pada membran luar kuman Salmonella
Bukan merupakan antigen Vi (antigen kapsul), H (flagela) atau O (dinding sel/lipopolisakarida)
Keuntungan :
Sensitivitas & spesifisitas tinggi
Reaksi silang dengan penyakit demam lain sedikit
murah (menggunakan Ag & membran nitroselulosa sedikit)
tidak menggunakan alat khusus shg dapat digunakan luas di fasilitas kesehatan yang
belum tersedia biakan kuman.
Ag tetap stabil selama 6 bulan (pada suhu 40C )
Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
28