RMK Pertemuan 4
RMK Pertemuan 4
RMK Pertemuan 4
Dosen Pengampu :
Dr. Gerianta Wirawan Yasa, S.E., M.Si.
Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong. Pada tanggal 3 November perusahaan
membeli bahan baku dan bahan penolong berikut ini:
Bahan Baku
Kertas jenis X 85 rim @ Rp10.000 Rp 850.000
Kertas jenis y 10 roll @ Rp35.000 3.500.000
Tinta jenis A 5 kg @ Rp100.000 500.000
Tinta jenis B 25 Kg @ Rp25.000 625.000
Jumlah bahan baku yang dibeli 5.475.000
Bahan Penolong
Jurnal #1
Persediaan Bahan Baku Rp 5.475.000
Utang Dagang Rp 5.475.000
Jurnal #2
Persediaan Bahan Penolong Rp 470.000
Utang Dagang Rp 470.000
Pada saat memproses dua pesanan tersebut, perusahaan menggunakan bahan penolong sebagai
berikut :
Bahan penolong P 10 Kg @ Rp 10.000 RP 100.000
Bahan penolong Q 40 liter @Rp 5.000 200.000
Jumlah bahan penolong yang dipakai dalam produksi Rp 300.000
Pencatatan pemakaian bahan baku dalam metode harga pokok pesanan dilakukan dengan
mendebit rekening barang dalam proses dan mengkredit rekening persediaan bahan baku atas dasar
dokumen bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Pendebitan rekening barang dalam
proses ini diikuti dengan pencatatan rincian bahan baku yang dipakai dalam kartu harga pokok
pesanan yang bersangkutan.
Jurnal #3
Barang Dalam Proses-Biaya bahan baku Rp 5.475.000
Persediaan Barang Dagang Rp 5.475.000
Karena dalam metode harga pokok pesanan harus dipisahkan antara biaya produksi
langsung dari biaya produksi tidak langsung, maka bahan penolong yang merupakan unsur biaya
produksi tidak langsung dicatat pemakaiannya dengan mendebit rekening kontrol biaya overhead
pabrik sesungguhnya.
Jurnal #4
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 300.000
Persediaan barang penolong Rp 300.000
Dalam metode harga pokok pesanan harus dipisahkan antara upah tenaga kerja langsung
dengan upah tenaga kerja tidak langsung. Upah tenaga kerja langsung dicatat dengan mendebit
rekening barang dalam proses dan dicatat pula dalam kartu harga pokok pesanan yang
bersangkutan. Upah tenaga kerja tidak langsung dicatat dengan mendebit rekening biaya overhead
pabrik sesungguhnya
Misalnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi adalah sebagai berikut:
Upah langsung untuk pesanan #101 225 jam @Rp 4.000 Rp 900.000
Upah Langsung untuk pesanan #102 1.250 jam @ Rp4.000 5.000.000
Upah tidak langsung 3.000.000
Jumlah upah Rp 8.900.000
Gaji karyawan administrasi dan umum Rp 4.000.000
Gaji karyawan bagian pemasaran 7.500.000
Jumlah gaji Rp 11.500.000
Jumlah biaya tenaga kerja Rp 20.400.00
Pencatatan biaya tenaga kerja dilakukan melalui tiga tahap s e p e r t i berikut ini:
Jurnal #5
Gaji dan upah Rp 20.400.000
Utang gaji dan upah Rp 20.400.000
Jurnal #6
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja langsung Rp 5.900.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya 3.000.000
Biaya administrasi dan umum 4.000.000
Biaya pemasaran 7.500.000
Gaji dan Upah Rp 20.400.000
Jurnal #7
Utang gaji dan upah Rp 20.400.000
Kas Rp 20.400.000
4. Pencatatan Biaya Overhead pabrik
Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif ebesar 150 % dari
biaya tenagakerja.
Pesanan #101 150 % X Rp900.000 Rp 1.350.000
Pesanan #102 150% X Rp 5.000.000 7.500.000
Jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp 8.850.000
Jurnal #8
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik Rp 8.850.000
Misalnya biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi (selain biaya bahan penolong
Rp 300.000 dan biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp 300.000 seperti tersebut dalam
jurnal#4 dan #6)
Biaya depresiasi mesin Rp 1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin 700.000
Biaya pemeliharaan mesin 1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung 500.000
Jumlah Rp 5.000.000
Jurnal #9
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 5.700.000
Akm dep mesin Rp 1.500.000
Akm dep gedung 2.000.000
Persekot asuransi 700.000
Persediaan suku cadang 1.000.000
Persediaan bahan bangunan 500.000
Jurnal #10
Debit
Jurnal #4 Rp 300.000
Jurnal #6 3.000.000
Jurnal #9 5.700.000
Jumlah debit Rp 9.000.000
Kredit
Pesanan yang telah selesai diproduksi ditransfer ke bagian gudang oleh bagian
produksi. Harga pokok pesanan yang telah selesai diproduksi ini dapat dihitung dari
informasi biaya yangdikumpulkan dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
Misalnya dari contoh di ataspesanan #101 telah selesai diproduksi, maka dari kartu
harga pokoknya akan dapat dihitung biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk
pesanan yang bersangkutan. Harga pokok pesanan#101 dihitung sebagai berikut:
Jurnal #12
Pada akhir periode kemungkinan terdapat pesanan yang belum selesai diproduksi.
Biaya yang telah dikeluarkan untuk pesanan tersebut dapat dilihat dalam kartu harga
pokok pesanan yang bersangkutan.
Jurnal #13
Harga pokok produk yang diserahkan kepada pemesan dicatat dalam rekening harga
pokok penjualan dan rekening persediaan produk.
Jurnal #14
Pesanan #101 berupa pesanan 1500 lembar undangan dengan harga jual Rp 1.500/lembar
atauharga total Rp 4.500.000.
Jurnal #15
Piutang dagang Rp 4.500.000
Hasil penjualan Rp 4.500.000