LK KEL 1
LK KEL 1
LK KEL 1
Oleh Kelompok 1 :
1. Arif Zahid Sugiarto, S.Kep (20244663009)
2. Iswinarsih, S.Kep (20244663031)
3. Sri Mudji Lestari, S.Kep (20244663058)
4. Dien Rizki Yulia Pratiwi, S.Kep (20244663016)
5. Marcella Zen Afrilyana, S.Kep (20244663038)
6. Rachmawati, S.Kep (20244663049)
K. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Umum
a. Identitas Klien , usia, jenis kelamin, alamat, no.telepon, status pernikahan, agama,
suku, pendidikan, pekerjaan, lama bekerja, No. RM, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, sumber informasi, nama keluarga dekat yang bias dihubungi, status,
alamat, no.telepon, pendidikan, dan pekerjaan.
b. Keluhan utama
Keluhan yang paling sering dijadikan alasan pasien merasa nyeri pada dada,
jantung berdebar-debar bahkan sampai sesak nafas.
c. Riwayat kesehatan sekarang.
Dikaji mulai dari keluhan sebelum masuk rumah sakit, ketika mendapatkan
perawatan di rumah sakit sampai dilakukannya pengkajian. Pada pasien penyakit
jantung koroner biasanya didapatkan adanya keluhan seperti nyeri pada dada.
Keluhan nyeri dikaji menggunakan PQRST sebagai berikut :
1) Provocatif : nyeri timbul pada saat
beraktivitas
2) Quality : nyeri yang dirasakan seperti ditekan, terbakar, ditindih,
ditusuk, dll
3) Region : nyeri dirasakan di dada dan bisa menyebar ke
bahu
4) Severity : skala nyeri (1-10) atau bisa dilihat dengan ekspresi
wajah
5) Timing: nyeri timbul secara tiba-tiba dengan durasi ≤ 30 menit
d. Riwayat kesehatan dahulu.
Tanyakan pada klien tentang penyakit apa saja yang pernah di derita (DM, HT,
dll)
dan sudah berapa lama, apakah pernah MRS
sebelumnya. e. Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan pada pasien mengenai riwayat penyakit yang dialami keluarganya.
Seperti penyakit keturunan (diabetes melitus, hipertensi, asma, jantung) dan
penyakit menular (TBC, hepatitis).
f. Riwayat psikososial
Pada pasien PJK didapatkan perubahan ego yaitu pasrah dengan keadaan,
merasa tidak berdaya, takut akan perubahan gaya hidup dan fungsi peran.
g. Riwayat kesehatan terdahulu
Apakah sebelumnya klien pernah menderita nyeri dada, darah tinggi, DM,
dan hiperlipidemia. Tanyakan obat-obatan yang biasa diminum oleh klien pada
masa lalu yang masih relevan. Catat adanya efek samping yang terjadi di masa
lalu. Tanyakan alergi obat dan reaksi alergi apa yang timbul.
h. Riwayat keluarga
Menanyakan penyakit yang pernah dialami oleh keluarga serta bila ada anggota
keluarga yang meninggal, tanyakan penyebab kematiannya. Penyakit jantung
iskemik pada orang tua yang timbulnya pada usia muda merupakan factor risiko
utama untuk penyakit jantung iskemik pada keturunannya.
i. Pola Pengkajian Gordon
j. Pemeriksaan fisik
Tingkat Kesadaran : composmentis
Keadaan umum : biasanya pasien tampak sesak napas
Vital sign
1) TD : bisa hipotensia
2) RR : takipnea (lebih dari 24x/menit)
3) Nadi : takikardi (lebih dari 100x/menit)
4) Suhu : jika ada infeksi, biasanya terjadi peningkatan suhu
5) SpO2 : normal 95% - 100%
h) Pemeriksaan Diagnostik
- EKG
- Echocardiogram
- Lab : CKMB, Tropoin, dll
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis ( iskemia) d.d Tampak meringis, bersikap
protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri), gelisah, fekuensi nadi meningkat,
sulit tidur
2. Intoleransi aktifitas b.d Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d
mengeluh lelah, frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat,
dispnea setelah aktivitas.
3. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas d.d dipsnea, penggunaan otot bantu
pernafasan, fase ekspirasi memanjang, pola nafas abnormal ( takipnea,
bradipnea, kusmaul, hiperventilasi.
4. Penurunan curah jantung b.d Perubahan preload d.d palpitasi, gambaraN EKG
aritmia, kelelahan, dispnea, tekanan darah menurun, CRT > 3 detik
5. Gangguan pola tidur b.d Hambatan lingkungan (mis. kelembapan lingkungan sekitar,
suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap,
jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan) d.d Nyeri / Kolik, Kecemasan, Mengeluh
sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur
berubah, mengeluh istirahat tidak cukup
M. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kolaborasi:
Kolaburasi pemberian analgetik
2. Kemampuan
melakukan
aktivitas rutin
meningkat (5)
3. Tenaga
meningkat (5)
Gangguan pola tidur D. Setelah dilakukan Dukungan Tidur
(0055) b.d Hambatan tindakan keperawatan Observasi:
lingkungan (mis. 3x24 jam diharapkan pola 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
kelembapan lingkungan tidur membaik dengan 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur
sekitar, suhu lingkungan, kriteria hasil : (fisik dan/atau psikologis)
pencahayaan, 1. Keluhan sulit tidur 3. Identifikasi makanan dan minuman
kebisingan, bau tidak menurun yang mengganggu tidur (mis. kopi,
sedap, jadwal 2. Keluhan sering teh, alkohol, makanan mendekati
pemantauan/pemeriksaan terjaga menurun waktu tidur, minum banyak air
/tindakan) d.d Nyeri, / 3. Keluhan tidak puas sebelum tidur)
kolik, Kecemasan, tidur menurun 4. Identifikasi obat tidur yang
Mengeluh sulit tidur, 4. Keluhan pola tidur dikonsumsi
mengeluh sering terjaga, berubah menurun Terapeutik:
mengeluh tidak puas 5. Keluhan istirahat tidak 1. Modifikasi lingkungan (mis.
tidur, mengeluh pola cukup menurun pencahayaan, kebisingan,
tidur berubah, mengeluh suhu, matras, dan tempat tidur)
istirahat tidak cukup 2. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
3. Fasilitasi menghilangkan stres
sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan (mis.
pijat, pengaturan posisi, terapi
akupresur)
6. Sesuaikan jadwal pemberian obat
dan/atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur-terjaga
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
2. Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
3. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
4. Anjurkan penggunaan obat tidur
yang tidak mengandung
supresor
terhadap tidur REM
5. Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan
pola tidur (mis. psikologis:gaya
hidup, sering berubah shift bekerja)
6. Ajarkan relaksasi otot autogenik
atau cara nonfarmakologi lainnya
N. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan yang merupakan komponen proses keperawatan
adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan mencapai
tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.
Implementasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas
kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang
berpusat pada klien, menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staff, dan mencatat serta
melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan
berkelanjutan dari klien (Hidayat, 2012).
O. EVALUASI
Evaluasi atau tahap penilaian merupakan tindakan perbandingan yang sistematis
dan terencana yang memiliki tujuan tentang kesehatan pasien. Dilakukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan. Tujuan dari
evaluasi yaitu untuk mengetahui kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang telah
direncanakan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan (Wahyuni, 2016).
Evaluasi untuk setiap diagnosa keperawatan meliputi data subyektif (S),
data obyektid (O), analisa permasalahan klien (A) berdasarkan S dan O, serta
perencanaan ulang (P) berdasarkan has il analisa data diatas. Evaluasi ini disebut
evaluasi proses, semua dicatat pada formulir catatan perkembangan (Dinarti, 2013).
DAFTAR
PUSTAKA
Andarmoyo. (2019). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta : Ar- Ruzz
Brunner & Suddarth’s. (2009). Textbookof medical surgical nursing.Philadelphia:
Lippincott
– RavenPublisher
Dinarti, Aryani, R., Nurhaeni, H., & Chairani, R. (2021). Dokumentasi Keperawatan (2nd
ed.).
Jakarta: TIM
Ghani, L., Susilawati, M.D., & Novriani H. (2019). Faktor Resiko Penyakit Jantung
Koroner
Di Indonesia : Buletin Penelitian Kesehatan, 44(3), 153-164.
Helmanu K, et al. STOP! Gejala Penyakit Jantung Koroner, Kolesterol Tinggi,
Diabetes
Melitus, Hipertensi. Yogyakarta: Istana Media; 2020.
Hidayat, A.A. (2018). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba
Medika.
LeMone., Priscilla. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikaql Bedah, Vol 3. Jakarta: EGC
Muttaqin, A (2019). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan System
Kardiovaskular
dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Nurhidayat, S. (2021). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular.
Ponorogo: UMPO Press.
Perki. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Perhimpunan Dokter
Spesialis
Kardiovaskular Indonesia. Edisi keempat. Jakarta
Putri, Y.Y. Oenzil, F. Elfrida. (2018). Jurnal Kesehatan Andalas, 4 (2): Insiden
Riwayat
Hipertensi dan Diabetes Melitus pada Pasien Penyakit Jantung Koroner di RS Dr
M Djamil Padang.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Laporan Nasional Riskesdas 2018.
Kementerian
Kesehatan Republik Idonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Jakarta
Sumiati, dkk. (2020). Penanganan Stress Pada Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: CV.
Trans
Info Medik
Tim Pokja SDKI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, Edisi 1. Jakarta :
Dewan
Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Edisi 1. Jakarta :
Dewan
Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Edisi 1. Jakarta :
Dewan
Pengurus Pusat PPNI
WHO. 2021. Cardiovascular Diseases (CVCs). https://www.who.int/en/news-
room/fact- sheets/detail/cardiovascular-diseases-(cvds). Diakses pada tanggal 3
september 2024 jam
10.42
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2018). Keperawatan Medikal Bedah 2 : Keperawatan
Dewasa
Teori dan Contoh Askep. Nuha Medika.’
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. IDENTITAS
Nama : Tn. S
Umur : 70 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Swasta
Tanggal MRS : 7 Oktober 2024
Masalah Keperawatan:
Nyeri akut
Masalah Keperawatan:
4. Kesadaran :
GCS: 456
Kesadaran umum: Composmentis
5. Tanda- Tanda Vital :
Suhu : 36℃
TD : 123/68
RR : 22 X / menit
Nadi : 105 X/ menit
6. Genogram (3 generasi)
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
= Meninggal
= Garis Perkawinan
= Garis Keturunan
= Garis Serumah
Masalah Keperawatan :
SMRS: pasien biasanya makan teratur dengan frekuensi 3 kali sehari dan minum
air putih teratur.
MRS: pasien mengatakan sehari makan tiga kali dengan porsi makan yang
dihabiskan ½ - ¾ porsi
Masalah Keperawatan :
3. Pola Eliminasi
Eliminasi Alvi
Eliminasi Uri
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
SMRS: pasien mengatakan tidak mengalami gangguan masalah tidur tidur malam 6
jam tidur siang 2 jam
MRS: bacaan mengatakan tidak mengalami masalah tidur tidur malam 6-8 jam dan
tidur siang 1-2 jam
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Intoleransi aktivitas
Masalah Keperawatan :
Pola persepsi
Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan dirinya merupakan orang yang terbuka m
bersosialisasi
b. Harga diri
Pasien mengatakan lebih percaya diri dan bersemangat karena
dan cucunya selama dalam perawatan
c. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan kembali berkumpu
rumah
d. Peran diri
Pasien mengatakan dia menjalani kehidupan sebagai ayah dan a
di rumah menjadi panutan bagi anak dan cucunya
e. Identitas diri
Pasien mengatakan dirinya adalah seorang laki-laki memiliki
yang selalu menemani kehidupannya
Masalah Keperawatan :
Pasien mengatakan dirinya sudah lansia memiliki 2 anak dan 5 orang cucu
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
Sumber pendukung
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
+ + + +
Biceps Triceps
\ \
+ +
+ +
Knee Achiles
\
- - - -
Babinski Oppenheim
Dextra Sinistra
- -
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
1. Pemeriksaan Laboratorium
7/10/24
1. Hb. 9.9
2. Leuko 26.240
3. Trombo. 398.000
4. Gda. 366
5. K. 4.6
6. Na. 137
7. Hematokrit. 31.6
8. Bun. 43
9. Creat. 2.4
10. Albumin. 3.2
11. Troponin I. <0.05
12. Sgot. 27
13. Sgpt. 35
14. Ppt. 11.6
15. INR. 1.04
16. Aptt. 25.8
2. Pemeriksaan Radiologi
Kedatangan basal paru kiri
Diet:
Diet DM VIB2 2100 kkal tinggi Fe (protein 0,6gr/ Kgbb)
Surabaya,
Preceptee
(……………………….)
ANALISA DATA
Ds : Nyeri Akut
- Klien mengatakan nyeri dada Aterosklerosis
P: nyeri saat beraktifitas
Q: seperti di tusuk-tusuk
R: dada Suplai darah ke jantung
S: 4-6 menurun
T: hilang timbul
- Klien mengatakan
dadanya terasa berdebar- Hipoksia miokardium
debar
Do:
- Klien tampak kesakitan Metabolisme anaerob
- TD : 131/76 RR: 26x/m
- N : 104x/m S : 36,80C
Asam laktat meningkat
Nyeri akut
Ds : Intoleransi aktivitas
Suplai darah ke otot jantung
- Pasien mengeluh mudah
menurun
letih dan lelah
\
Do :
Suplai darah ke jaringan tidak
- Pasien tampak lemah
adekuat
- Pasien tampak bedrest
(ADL dibantu keluarga dan
perawat) Kelemahan fisik
Intolerasi aktvitas
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
2 Bersihan jalan nafas Setelah Bersihan Jalan Nafas Latiha Batuk Efektif (I.01006)
tidak efektif Meningkat (L.01002) a. Observasi
dilakukan 1. Batuk efektif menurun
berhubungan dengan 1. Identifikasi kemampuan batuk
tindakan 2. Produksi sputum 2. Monitor adanya retensi
hipersekresi jalan nafas menurun sputum
(D.0001) keperawatan 3. Dypsnea menurun 3. Monitor input dan output
selama 2x24 jam, 4. Frekuensi nafas membaik cairan
5. Pola nafas membaik 4. Monitor tanda dan gejala
diharapkan 6. Suara nafas tambahan infeksi saluran nafas
masalah menurun b. Terapeutik
7. Pola napas 1. Beri posisi fowler/
keperawatan ditingkatkan ke skala 5 semifowler
bersihan jalan (membaik)
nafas meningkat b. Kontrol Nyeri 2. Anjurkan pasien batuk efektif
1. Melaporkan nyeri c. Edukasi
terkontrol 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
ditingkatkan ke skala 5 batuk efektif
(meningkat) 2. Anjurkan pasien minum
2. Kemampuan minuman yang sehat
melaporkan nyeri d. Kolaborasi
ditingkatkan ke skala 5 1. Kolaborasi pemberian
(meningkat) mukoletik/ expectorant bila
3. Kemampuan perlu
mengenali penyebab
nyeri ditingkatkan ke
skala 5 (meningkat)
4. Kemampuan menggunakan
teknik non-farmakologis
ditingkatkan ke skala 5
(meningkat)
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
- Observasi ttv
- Observasi keluhan , nyeri dsda, skala, lokasi
nyeri tetep di kaji selma mrs
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
- Monitor kelemahan/keletihan dan aktifitas
selama mrs tetap dilakukan