LAPORAN PENDAHULUAN PJK
LAPORAN PENDAHULUAN PJK
LAPORAN PENDAHULUAN PJK
e. Obesitas
Obesitas merupakan kelebihan jumlah lemak pada tubuh lebih
dari 19% pada laki-laki dan lebih dari 21% pada perempuan. Obesitas
sering bebarengan dengan diabetes melitus, dan hipertensi. Obesitas
juga bisa meningkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol. Penyakit
jantung koroner resikonya akan meningkat jika berat badan sudah tidak
ideal. Kolesterol tinggi pada penderita gemuk dapat ditrunkan dengan
diet dan olahraga.
f. Stres
Berdasarakan penelitian terdapat hubungan antara faktor stress
psikologik dengn penyakit jantung. Stress yang berkepanjangan akan
meningkatkan tekanan darah dan katekolamin dan dapat mengakibatkan
terajdinya penyempitan pembuluh darah arteri koroner.
g. Kurang aktifitas fisik
Latihan Kadar HDL ( High Density Lipoprotein ) kolestrol dapat
ditingkatkan dan kolesterol koroner dapat diperbaiki dengan latihan
fisik ( exercise ) sehingga resiko penyakit jantung koroner dapat
diturunkan. Latihan fisik bermanfaat karena memperbaiki fungsi paru
dan pemberian oksigen menurunkan berat badan sehingga lemak tubuh
yang berlebihan berkurang bersama-sama dengan menurunkan LDL
(Low Density
Lipoprotein tertimbun di
endothelium
LDL meningkat
LDL teroksidasi
Plak
Aterosklerosis
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Usia ≥ 40 tahun beresiko terkena penyakit jantung koroner (PJK) dan lebih
banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
2. Keluhan Utama
Keluhan yang paling sering dijadikan alasan pasien merasa nyeri pada dada,
jantung berdebar-debar bahkan sampai sesak nafas.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang dikaji dimulai dari keluhan yang dirasakan
pasien, sebelum masuk rumah sakit, ketika mendapatkan perawatan di rumah
sakit sampai dilakukannya pengkajian. Pada pasien penyakit jantung koroner
biasanya didapatkan adanya keluhan seperti nyeri pada dada. Keluhan nyeri
dikaji menggunakan PQRST sebagai berikut :
a. Provocatif : nyeri timbul pada saat beraktivitas
b. Quality : nyeri yang dirasakan seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda
berat seperti ditusuk, rasa diperas dan dipelintir
c. Region : nyeri dirasakan di dada dan bisa menyebar ke bahu
d. Severity : skala nyeri di ukur dengan rentang nyeri 1-10 atau bisa dilihat
dengan ekspresi wajah
e. Timing: nyeri timbul secara tiba-tiba dengan durasi ≤ 30 menit
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau di tanyakan pada klien tentang penyakit apa
saja yang pernah di derita seperti nyeri dada, hipertensi, DM dan hiperlipidemia
dan sudah berapa lama menderita penyakit yang dideritanya,tanyakan apakah
pernah masuk rumah sakit sebelumnya.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
d. Hygiene
Upaya untuk menjaga kebersihan diri cenderung kurang.
e. Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan sehari-hari berkurang bahkan berhenti melakukan
aktivitas yang berat.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum klien mulai saat pertama kali bertemu dengan klien
dilanjutkan mengukur tanda-tanda vital. Kesadaran klien juga diamati
apakah kompos mentis (GCS : 14-15 = E4,V5, M6), apatis (GCS: 12-13),
delirium (GCS : 10-11), samnolen (GCS : 7-9), sopor (GCS : 5-6), semi
koma (GCS : 4) atau koma(GCS
: 3 = E1,V1, M1).
b. Tanda tanda vital
Pasien mengalami peningkatan pada tekanan darah, nadi, dan respirasinya.
Tekanan darah serkisar antara 124/91 mmHg – 137/97 mmHg, RR sekitar
16-20 x/menit,nadi seerkisar 100-112 x/menit.. Terjadi perubahan sesuai
dengan aktivitas dan rasa nyeri yang timbul (Nurhidayat, 2011).
g. Mulut
m. Ekstermitas
Inspeksi : tonus otot kuat/tidak, jari-jari lengkap/tidak, fraktur/tidak
Palpasi: oedema/tidak
n. Genetalia
Inspeksi : terpasang kateter atau tidak
B. Analisa Data
Data - data yang telah dikumpulkan mulai dari data subjektif dan data
objektif kemudian dianalisa untuk menentukan masalah pada klien. Analisa data
adalah kemampuan mengait data dan menghubungkan data tersebut dengan
konsep, teori dan prinsip yang relavan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien (Wahyuni, 2016).
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan cara memutuskan masalah kesehatan
aktual atau potensial sebagai dasar untuk menyeleksi respon individu pasien
atau masyarakat tentang intervensi keperawatan dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan (Wahyuni, 2016). Diagnosa yang
muncul pada pasien penyakit jantung koroner (PJK) yaitu :
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses asidosis respatorik