Manuskrip Fahry Nabawi Aqli 2
Manuskrip Fahry Nabawi Aqli 2
Manuskrip Fahry Nabawi Aqli 2
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada Apoteker, baik dalam
bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien
sesuai peraturan yang berlaku. Resep yang baik harus memuat cakup informasi yang
memungkinkan ahli farmasi untuk menemukan kemungkinan terjadi kesalahan sebelum obat
disiapkan atau diberikan ke pasien. Kesalahan tersebut meliputi dari kelalaian pencantuman
informasi yang diperlukan, apabila informasi tidak tepat untuk situasi yang spesifik dan dapat
terjadinya Medication Error. Cara mengurangi medication error diantaranya komunikasi
yang baik antara dokter penulis resep dan apoteker. Permasalahan resep seperti kelengkapan
administrasi, farmasetik dan klinis resep. Penelitian ini untuk dilakukan untuk mengevaluasi
kelengkapan resep rawat jalan dari aspek administrasi, farmasetis, dan klinis di UPTD
Puskesmas Peusangan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif, pengumpulan data
secara retrospektif. Data yang dikumpulkan adalah berupa resep rawat jalan bulan September
hingga November 2023. Dari hasil penelitian didapatkan resep sebanyak 98 lembar.
Berdasarkan kelengkapan resep aspek administrasi yaitu yang mencantumkan nama pasien
sebanyak 100%, umur sebanyak 74,48%, jenis kelamin sebanyak 0%, berat badan sebanyak
0%, nama dokter sebanyak 84,69%, paraf sebanyak 0%, ruangan/asal resep sebanyak 1,03%,
dan tanggal resep sebanyak 82,65%. Aspek farmasetis nama obat sebanyak 100%, bentuk
sediaan sebanyak 31,63%, kekuatan sediaan/dosis sebanyak 15,30%, jumlah obat sebanyak
98,97%, stabilitas sebanyak 0%, ketersediaan sebanyak 0%, aturan dan cara pengunaan
100%, dan inkompatibilitas sebanyak 0%. Dan asspek klinis yaitu tepat indikasi sebanyak
0%, duplikasi sebanyak 0%, alergi sebanyak 0%, interkasi sebanyak 0%, efek samping
sebanyak 0%, kontra indikasi sebanyak 0%, efek adiktif sebanyak 0%.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui persentase yang mencantumkan nama pasien
sebanyak 100%, umur sebanyak 74,48%, jenis kelamin sebanyak 0%, berat badan sebanyak
0%, nama dokter sebanyak 84,69%, paraf sebanyak 0%, ruangan/asal resep sebanyak 1,03%,
915,30%, jumlah obat sebanyak 98,97%, stabilitas sebanyak 0%, ketersediaan sebanyak 0%,
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui presentase yang memiliki tepat indikasi
sebanyak 0%, duplikasi sebanyak 0%, alergi sebanyak 0%, interkasi sebanyak 0%, efek
samping sebanyak 0%, kontra indikasi sebanyak 0%, efek adiktif sebanyak 0%.
Pada evaluasi klinis, salah satu hal yang diamati adalah interaksi obat. Pada 98 resep
terdapat 15 resep yang terdapat interaksi obat dan terdapat 13 jenis interaksi sebagai berikut :
Interaksi Obat
menjadi tiga yaitu minor, moderat, dan mayor dapat dilihat pada tabel berikut :
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian ini yang Dicantumkan nya umur pada resepuntuk
dilakukan di puskesmas rawat jalan mengurangi kesalahan pemberian
Peusangan Kabupaten Bireuen perhitungan dosis pada pasien.
menggunakan lembar resep bulan Berdasarkan hasil penelitian jenis kelamin
September sampai November tahun 2023 didapat 0 resep (0%) jenis kelamin
dengan total 4405 populasi dan sampel merupakan salah satu aspek yang penting
yang diambil menggunakan rumus slovin untuk perencanaan dosis karena dapat
dengan teknik random sampling sebanyak mempengaruhi faktor dosis obat pada
98 lembar resep. Hasil penelitian pasien. Kelengkapan berat badan sebesar 0
menunjukkan bahwa masih banyak resep (0%). Berat badan juga merupakan
ketidaklengkapan pada resep. salah satu aspek yang diperlukan dalam
perhitungan dosis terutama untuk pasien
Berdasarkan hasil dari evaluasi anak sangat diperlukan berat badan. Dalam
kelengkapan aspek administrasi dari 8 penetuan dosis para ahli membuat rumus
aspek menurut petunjuk Teknis Standar khusus berdasarkan berat badan seseorang,
Kefarmasian di Puskesmas tahun 2016 untuk itu berat badan perlu dicantumkan
terdapat 1 aspek yang lengkap dengan dalam penulisan resep (Dhipa, 2017).
persentase 100% yaitu nama pasien .
sedangkan seperti umur, jenis kelamin, Dalam kelengkapan penulisan nama
berat badan, nama dokter, paraf, dokter diroleh sebanyak 83 (84,69) dari
ruangan/asal resep, tanggal resep belum hasil sudah banyak mencantumkan nama
memenuhi kelengkapan. Hasil dari dokter tetapi belum memenuhi. Nama
evaluasi kelengkapan resep pada aspek dokter merupakan salah satu aspek yang
administrasi nama pasien diproleh 98 resep perlu dicantumkan didalam penulisan
(100%) sudah memenuhi kelengkapan, resep untuk menghindari penyalahgunaan
pencantuman nama pasien sangat penting dan memastikan keaslian resep bahwa
karena untuk menghindari tertukarnya obat dokter yang bersangkutan benar membuat
dengan pasien lain. Kelengkapan umur resep, nama dokter juga memepermudah
pasien diproleh 73 resep (74,48%), dari pasien atau tenaga kesehatan lainnya
hasil menunjukkan sudah banyak dalam mencari informasi jika resep tidak
dituliskan pada resep umur pasien. jelas. Untuk kelengkapan paraf diproleh
sebanyak 0 (0%), paraf juga merupakan memperkecil kesalahan yang terjadi.
salah satu aspek yang perlu dicantumkan Berikutnya untuk kelengkapan bentuk
di dalam penulisan resep untuk sediann yang diperoleh sebanyak 31
menghindari penyalahgunaan dan untuk (31,63%), dalam resep penulisan bentuk
memastikan keaslian resep bahwa dokter sediaan obat harus ditulis agar tidak
yang bersangkutan benar membuat resep. terjadinya kesalahan pemberian bentuk
Namun dalam penelitian masih banyak sediaan oleh tenaga kesehatan yang
dokter tidak menuliskan paraf (Elvia diberikan untuk pasien. Misalnya
Neswita dan Razoki, 2022). amoxillin memiliki bentuk sediaan lebih
dari satu maka dalam resep perlu
Berdasarkan kelengkapan penulisan dituliskan bentuk sediaan tablet atau sirup.
resep ruangan/asal resep diproleh sebanyak Kelengkapan kekuatan sediaan atau dosis
1 (1,03%), masih banyak dokter yang tidak yaitu sebanyak 15 resep (15,30%)
menuliskan ruangan/asal resep, pentingnya ditulis kekuatan sediaan atau
ruangan/asal resep perlu dicantumkan dosis diresep agar tidak tertukar dosis yang
untuk memberikan informasi kepada diinginkan.
apoteker terkait obat yang diresepkan.
Keberadaan nama unit juga diperlukan Kelengkapan jumlah obat yaitu
untuk proses pengecekan oleh perawat sebesar 97 (98,97%) pada resep semua
masing-masing unit terhadap obat yang sudah mencantumkan jumlah obat, hal ini
akan diterima pasien dengan permintaan sudah cukup jelas bahwa Penulisan jumlah
yang terdapat dalam resep obat. Penulisan obat sangat berperan penting dalam
ruangan/asal resep perlu dicantumkan peresepan karena untuk menentukan
untuk memberikan informasi kepada berapa jumlah obat yang diminta.
apoteker terkait obat yang diresepkan. Berikutnya kelengkapan stabilitas yang
Keberadaan nama unit juga diperlukan diproleh resep sebanyak 0% (0%),
untuk proses pengecekan oleh perawat stabilitas obat sangat penting supaya
masing-masing unit terhadap obat yang terjaganya kualitas obat untuk
akan diterima pasien dengan permintaan mempertahankan sifat dan karakteristiknya
yang terdapat dalam resep obat. Hasil dalam batasan yang ditetapkan sepanjang
kelengkapan tanggal resep yaitu sebanyak priode penyimpanan dan penggunaan.
81 (82,65%) Penulisan tanggal resep Selanjutnya kelengkapan ketersediaan
diperlukan untuk mempermudah yang diperoleh resep sebanyak 0 (0%),
pengarsipan dan mengetahui kapan resep ketersediaan obat penting karena obat yang
tersebut ditulis (Winda Anggriani, Armini digunakan dalam pelayanan puskesmas
Hadriyati, dan Deni Sutrisno, 2022). minimal harus sama dengan jumlah
kebutuhan obat yang harusnya tersedia di
Pada penelitian berikutnya mengenai puskesmas. Untuk kelengkapan aturan dan
tentang evaluasi kelengkapan aspek cara penggunaan yang diperoleh resep
farmasetik. Dari 8 aspek hanya 3 aspek sebanyak 98 (100%), aturan dan cara
memenuhi kelengkapan yaitu nama obat, pengunaan sangat penting pada resep agar
jumlah obat dan aturan cara penggunaan ketika dalam proses pelayanan tidak terjadi
yang diperoleh sebanyak 98 resep (100%). kesalahan informasi penggunaan obat.
Untuk bentuk sediaan, kekuatan Kelengkapan penulisan inkompatibilitas
sediaan,stabilitas, ketersediaan, dan, yang diperoleh resep sebanyak 0 (0%)
inkompatibilitas masih belum lengkap. karena banyak resep obat yang sudah jadi,
Untuk kelengkapan nama obat sudah inkompatibilitas obat perlu diperhatikan
memenuhi aspek Petunjuk Teknis Standar karena terjadinya obat tidak tercampur
Pelayanan Kefarmasian di puskesmas yaitu secara kimia dan fisika dan berakibat
dengan jumlah 98 resep (100%).Penulisan hilangnya efektivitas obat, meningkatkan
nama obat didalam resep dapat
toksisitas dan efek samping lain (Astri berarti obat tersebut tidak boleh dikosumsi
Nuramala Dharmawati, 2010). pada orang yang menderita hipertensi,
bahkan dapat beresiko pada kesehatan
Pada penelitian berikutnya mengenai orang tersebut. Dan terakhir kelengkapan
tentang kelengkapan aspek klinis tidak ada efek aditif dalam resep sebanyak 0 (0%),
yang lengkap, untuk kelengkapan tepat zat aditif perlu diperhatikan karena zat
indikasi diproleh resep sebanyak 0 (0%) aditif dari obat serta bahan-bahan aktif
dari 98 resep, tepat indikasi obat sangat yang apabila dikosumsi oleh pasien maka
penting karena obat yang diberikan pada dapat menyebabkan ketergantungan atau
penderita memiliki indikasi yang tepat adiksi yang sulit dihentikandan berefek
sehingga tercapai tujuan akhir terapi. menggunakan secara terus-menerus (Rizka
Selanjutnya kelengkapan duplikasi Batara Siregar dan Muhammad Iqbal Fasa,
diproleh resep sebanyak 0 (0%), duplikasi 2022).
harus diperhatikan karena dapat tejadinya
kelebihan dosis biasa terjadi bila orang Dari data diatas dapat dilihat masih
secara tidak sengaja mengosumsi dua obat banyak resep yang belum lengkap
berbeda dengan efek yang sepenuhnya baik aspek administrasi,
sama.selanjutnya kelengkapan alergi farmasetis, dan klinis dan masih ada
diperoleh resep sebanyak 0 (0%), kesalahan pemberian obat contohnya pada
Pencantuman alergi pada resep untuk resep saya menemukan beberapa interaksi
mengetahui apakah pasien tersebut obat tetapi tidak dicantumkan pada resep
mempunyai alergi terhadap obat atau tidak. contohnya seperti ciprofloxacin dan
Alergi obat yaitu reaksi obat yang prednisolon, Omeprazole dan clobazam,
melibatkan mekanisme imunologis. Untuk prednison dan Antasida. Setelah itu saya
interaksi obat terdapat dalam resep menemukan beberapa obat kelebihan dosis
sebanyak 0 (0%), adanya interaksi obat per hari misalnya menurut Medscape dosis
dapat menyebabkan penurunan efek obat per hari harusnya diberikan 1 kali sehari
sehingga hasil terapi yang diinginkan tidak tetapi pada resep tersebut diberikan 2 kali
tercapai, dan peningkatan efek toksisitas sehari contoh obatnnya Omeprazol,
terapi,atau efek farmakologis yang tidak Allupurinol, dan Simvastatin. maka dapat
diharapkan (Rizka Tuhfatus Salma, 2023). diketahui kesalahan dalam penulisan resep
masih terjadi dalam praktik sehari-hari
Berdasarkan kelengkapan pada efek baik dalam satu wilayah tertentu maupun
samping terdapat dalam resep sebanyak 0 wilayah lain. Seperti data pasien yang
(0%), efek samping dari obat sangat perlu tidak lengkap, hal ini menyebabkan adanya
diperhatikan karena dapat membahayakan hambatan ketika resep tersebut akan
dan merugikan pasien, masalah efek diberikan kepada pasien. Jenis prescribing
samping obat tidak bisa dikesampingkan error lain adalah peresepan beberapa obat
karena dapat menimbulkan berbagai yang dapat mengakibatkan interaksi obat
dampak dalam penggunaan obat baik dari sehingga tujuan terapi tidak dapat
sisi ekonomi, psikologi dan keberhasilan diperoleh dengan maksimal. Makanya
terapi. Selanjutnya kelengkapan kontra sangat penting dalam penulisan resep
indikasi dalam resep sebanyak 0 (0%), diharapkan dapat menerapkan Permenkes
kontra indikasi adalahsalah satu yang RI No.74 tahun 2016 sehingga resiko
harus diperhatikan sebelum pasien kesalahan pada resep dapat dihindari dan
meminum obat, kontra indikasi perlu ditingkatkan komunikasi antara
menerangkan mengenai kondisi-kondisi apoteker dan dokter dalam menentukan
yang tidak cocok atau beresiko untuk terapi untuk mencegah medication error.
mengosumsi obat tersebut, misalnya pada
keterangan obat dijelaskan bahwa obat
tersebut kontra indikasi hipertensi, ini
1. Kepada dokter, dalam penulisan
resep diharapkan dapat
menerapkan Permenkes RI No.74
tahun 2016 sehingga resiko
kesalahan pada resep dapat
dihindari.
2. Perlu ditingkatkan komunikasi
KESIMPULAN DAN SARAN
antara apoteker dan dokter dalam
menentukan terapi untuk mencegah
Berdasarkan Penelitian yang telah
dilakukan di UPTD Puskesmas Peusangan interaksi obat.
Kabupaten Bireuen, diproleh kesimpulan
kelengkapan resep rawat jalan sebagai DAFTAR PUSTAKA
berikut :
Elvia Neswita dan Razoki, KAJIAN
1. Kelengkapan berdasarkan aspek ADMINISTRATIF, FARMASETIS,
administrasi yaitu nama pasien DAN KLINIS OBAT ANTI
yang lengkap dengan resep HIPERTENSI DI SALAH SATU
sebanyak 98 (100%), sedangkan APOTEK KOTA MEDAN PRIODE
umur, jenis kelamin, berat badan, OKTOBER-DESEMBER 2020 .
nama dokter, paraf, ruangan/asal (2022). 5(2), 233–239.
resep, dan tanggal resep tidak Acces, O. (2021). TEORI TENTANG
100% lengkap. PENGETAHUAN PERESEPAN
2. Kelengkapan resep berdasarkan OBAT. 02(04).
aspek farmasetis yaitu nama obat, Amalia, D. T., & Sukohar, A. (2014).
jumlah obat, dan aturan/cara Rational Drug Prescription Writing.
penggunaan yang lengkap 4, 22–30.
sebanyak (100%), sedangkan Ananda, E., Putri, L., Sukohar, A.,
bentuk sediaan, kekuatan Damayanti, E., Kedokteran, F.,
sediaan/dosis, stabilitas, Lampung, U., Farmakologi, B.,
ketersediaan, dan inkompatibilitas Kedokteran, F., Lampung, U.,
tidak 100% lengkap Farmasi, B., Kedokteran, F., &
3. Kelengkapan resep berdasarkan Lampung, U. (2023). Medication
aspek klinis yaitu interaksi, efek Error pada Tahap Prescribing ,
aditif, tepat indikasi, duplikasi, Transcribing , Dispensing dan
alergi, efek samping, dan kontra Administration Medication Error at
indikasi tidak lengkap. the Prescribing , Transcribing ,
Dispensing and Administration
Stages. 13(53), 457–462.
Berdasarkan Penelitian yang telah Atas, P., Menteri, P., & Nomor, K. (2016).
Permenkes Nomor 34 Tahun 2016.
dilakukan di UPTD Puskesmas Peusangan
Dhipa, A. S. (2017). ( RECIPES FOR
Kabupaten Bireuen tentang kelengkapan ADMINISTRATIVE ASSESSMENT
BASED ON REGULATION OF THE
resep rawat jalan, diberikan saran sebagai
pada resep apakah memenuhi
berikut : ketentuan kelengkapan administratif
resep menurut. 3(35), 12–16.
Farmasi, W., Farmasi, A., Husada, B., Rizka Tuhfatus Salma, 2023, Potensi
Obat, P., & Resep, P. (2017). Analisis Interkasi Obat Pada Resep
pelayanan kefarmasian di puskesmas Hipertensi di Apotek K-24 Rungkut
tosiba kabupaten kolaka. 6(2), 23–31. Madya Priode Januari-Juli 2022.
Kecamatan, D. I., & Kali, L. (2017). Rizka dan Muhammad Iqbal, 2022, Jual
PELAKSANAAN FUNGSI Beli Obat Yang mengandung Zat
PUSKESMAS ( PUSAT KESEHATAN Adiktif Narkotika Prespektif Hukum
MASYARAKAT ) DALAM Ekonomi Syariah.
MENINGKATKAN KUALITAS
PELAYANAN KESEHATAN. 5(1),
305–314.
Laksono, S., Pratama, F. K., Akbar, I., &
Afifah, D. A. (2022). CARA
PENULISAN RESEP YANG BAIK
DAN BENAR UNTUK DOKTER
UMUM : TINJAUAN SINGKAT. 7(1),
238–243.
Menteri, P., Republik, K., Masyarakat, P.
K., Rahmat, D., Yang, T., Esa, M.,
Kesehatan, M., & Indonesia, R.
(2019). PERMENKES REPUBLIK
INDONESIA NO 43 TAHUN 2019.
1335.
Sari, I. W., & Fajar, D. R. (2013).
Evaluasi Kelengkapan Administrasi
Dan Farmasetik Resep Pasien Bpjs
Rawat Jalan Dr. H.M. Anwar
Makkatutu Kabupaten Bantaeng
Periode Rsud Prof. Januari-Maret
Tahun 2021. 72, 17–26.
Triambarwati, R., & Adiana, S. (2023).
Pasien Poli Anak Eksekutif Di Rumah
Sakit X Depok Periode Agustus -
Oktober 2022. 3(2), 170–179.
Wibowo, I. B., & Yuliastuti, D. (2023).
Evaluasi Kelengkapan Administratif,
Farmasetik dan Klinis Resep Pediatri
Di Puskesmas Wedi Periode
Desember 2021. FarmasiKoe, 6(74),
1–6.
Winda Anggriani, Armini Hadriyati, dan
Deni Sutrisno, 2022 Evaluasi
Kelengkapan Administrasi,
Farmasetik, dan Klinis Pada Resep di
Rsud H.Abdurahman Sayoeti Kota
Jambi
Astri Nirmala Dharmawati (2010), Skining
Resep Pada Pasien Anak di Apotek
Wilayah Kabupaten Sukoharjo
Priode Bulan Agustus-oktober 2009.