Manuskrip Fahry Nabawi Aqli 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI KELENGKAPAN ADMINISTRASI, FARMASETIK, DAN KLINIS

PADA RESEP RAWAT JALAN DI UPTD PUSKESMAS PEUSANGAN


KABUPATEN BIREUEN
ABTRAK

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada Apoteker, baik dalam
bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien
sesuai peraturan yang berlaku. Resep yang baik harus memuat cakup informasi yang
memungkinkan ahli farmasi untuk menemukan kemungkinan terjadi kesalahan sebelum obat
disiapkan atau diberikan ke pasien. Kesalahan tersebut meliputi dari kelalaian pencantuman
informasi yang diperlukan, apabila informasi tidak tepat untuk situasi yang spesifik dan dapat
terjadinya Medication Error. Cara mengurangi medication error diantaranya komunikasi
yang baik antara dokter penulis resep dan apoteker. Permasalahan resep seperti kelengkapan
administrasi, farmasetik dan klinis resep. Penelitian ini untuk dilakukan untuk mengevaluasi
kelengkapan resep rawat jalan dari aspek administrasi, farmasetis, dan klinis di UPTD
Puskesmas Peusangan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif, pengumpulan data
secara retrospektif. Data yang dikumpulkan adalah berupa resep rawat jalan bulan September
hingga November 2023. Dari hasil penelitian didapatkan resep sebanyak 98 lembar.
Berdasarkan kelengkapan resep aspek administrasi yaitu yang mencantumkan nama pasien
sebanyak 100%, umur sebanyak 74,48%, jenis kelamin sebanyak 0%, berat badan sebanyak
0%, nama dokter sebanyak 84,69%, paraf sebanyak 0%, ruangan/asal resep sebanyak 1,03%,
dan tanggal resep sebanyak 82,65%. Aspek farmasetis nama obat sebanyak 100%, bentuk
sediaan sebanyak 31,63%, kekuatan sediaan/dosis sebanyak 15,30%, jumlah obat sebanyak
98,97%, stabilitas sebanyak 0%, ketersediaan sebanyak 0%, aturan dan cara pengunaan
100%, dan inkompatibilitas sebanyak 0%. Dan asspek klinis yaitu tepat indikasi sebanyak
0%, duplikasi sebanyak 0%, alergi sebanyak 0%, interkasi sebanyak 0%, efek samping
sebanyak 0%, kontra indikasi sebanyak 0%, efek adiktif sebanyak 0%.

Kata Kunci : Evaluasi, Resep Rawat Jalan, Puskesmas


PENDAHULUAN dapat pula mengakibatkan kematian (Sari
& Fajar, 2013).
Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun Cara mengurangi medication error
2014, Bab I, Pasal I ayat 4 mengatakan diantaranya komunikasi yang baik antara
bahwa “Resep adalah permintaan tertulis dokter penulis resep dan apoteker.
dari dokter atau dokter gigi, kepada Permasalahan dalam resep seperti
Apoteker, baik dalam bentuk paper kesalahan pemberian obat, penggunaan
maupun electronic untuk menyediakan dan obat duplikasi, kesalahan dosis dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai kekuatan sediaan serta nama dokter
peraturan yang berlaku”. penulis resep tidak ada sebagai bagian dari
Resep yang baik harus memuat kelengkapan administrasi, farmasetik dan
cakup informasi yang memungkinkan ahli klinis resep. Medication Erorr masih
farmasi untuk menemukan kemungkinan banyak dijumpai dibeberapa fasilitas
terjadi kesalahan sebelum obat disiapkan pelayanan kesehatan di Indonesia, salah
atau diberikan ke pasien. Kesalahan satunya puskesmas (Wibowo & Yuliastuti,
tersebut meliputi dari kelalaian 2023).
pencantuman informasi yang diperlukan, Pelayanan kefarmasian merupakan
penulisan resep yang salah memungkinkan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk
dapat mengakibatkan kesalahan pemberian mengidentifikasi, mencegah, dan
dosis obat atau waktu pemberian), serta menyelesaikan masalah obat serta masalah
penulisan obat yang tidak tepat untuk yang berhubungan dengan kesehatan.
situasi yang spesifik dan dapat terjadinya Tuntutan pasien dan masyarakat akan
Medication Error (Triambarwati dan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian,
Adiana, 2023). mengharuskan adanya perluasan dari
Medication error adalah kegagalan paradigma lama yang berorientasi kepada
dalam proses perawatan yang mengarah produk (drug oriented) menjadi paradigma
atau berpotensi menyebabkan dan baru yang berorientasi pada pasien
membahayakan pasien tersebut. Kesalahan (patient oriented) dengan filosofi
pengobatan dapat terjadi dalam pelayanan kefarmasian (pharmaceutical
menentukan regiman obat dan dosis mana care) (Permenkes No. 74 tahun 2016).
yang akan digunakan (kesalahan resep Pelayanan kefarmasian di Puskesmas
yang tidak rasional, tidak sesuai, tidak merupakan satu bagian dari pelaksanaan
efektif, resep yang kurang, resep upaya kesehatan. Pelayanan ini memiliki
berlebihan), menulis resep (kesalahan peran dalam meningkatkan mutu
resep), mengeluarkan formulasi (obat yang pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
salah, formulasi yang salah, label yang Pelayanan kefarmasian di puskesmas
salah), pemberian atau minum obat (dosis berfungsi sebagai pendukung tiga fungsi
yang salah, rute salah, frekuensi salah, pokok dari puskesmas. Adanya
durasi salah), terapi pemantauan (gagal permasalahan medication error dalam
merubah terapi bila diperlukan, perubahan peresepan Puskesmas dapat menyebabkan
yang salah). Faktor terjadinya medication suatu kesalahan dalam penggunaan obat
error dapat terjadi dalam kesalahan proses (Wibowo & Yuliastuti, 2023).
prescribing, transcribing, dispensing, Pada penelitian sebelumnya
administrasion (Triambarwati & Adiana, dilakukan oleh Winda Anggraini (2022)
2023). Saat ini kesalahan dalam dengan judul Evaluasi Kelengkapan
pengobatan merupakan salah satu masalah Administrasi, Farmasetik dan Klinis pada
kesehatan yang dapat mempengaruhi Resep di RSUD H.Abdurahman Sayoeti
pasien dalam berbagai hal, mulai dari Kota Jambi menunjukkan bahwa masih
resiko kecil hingga resiko serius, serta ditemukan resep belum sesuai Petunjuk
Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Rumah Sakit Tahun 2019 seperti No. memaparkan fenomena yang terjadi
rekam medik (7,75%) umur (87,59%), dengan bantuan tabel atau gambar.
berat badan (27,51%), tinggi badan (0%),
No. SIP (9,89%), paraf (44,96%), bentuk Penelitian Ini dilaksanakan pada
obat (86,43), kekuatan sediaan (64,72%), bulan Januari 2024. Tempat penelitian
alergi obat (33,33%), telaah tepat indikasi dilakukan di UPTD Puskesmas Peusangan
(5,42%), telaah dosis (5,42%), telaah Kabupaten Bireuen, Jalan Pendidikan
kontra indikasi (5,42%), telaah duplikasi Gampong Raya Dagang.
obat 5,42%),telaah interaksi obat (5,42%), Populasi dari penelitian ini adalah jumlah
resep yang memenuhi aspek administrasi keseluruhan resep pasien rawat jalan bulan
0, resep yang memenuhi aspek farmasetik September - November tahun 2023
141, resep yang memenuhi aspek klinis 0, dengan total 4405 populasi.
resep memenuhi seluruh aspek 0.
Dari uraian diatas dapat diusulkan Sampel merupakan bagian populasi
penelitian yang berjudul Evaluasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
Kelengkapan Administrasi, Farmastik, dan dari karakteristik yang dimiliki oleh
Klinis pada Resep Rawat Jalan di populasi. Teknik Sampel yang
Puskesmas Peusangan Kabupaten Bireuen digunakan dalam penelitian ini adalah
bulan September – November Tahun 2023. seluruh lembar resep yang rawat jalan
Dari data resep tesebut dapatdianalisi di UPTD Puskesmas Peusangan
kelengkapan resep, sehingga dapat Kabupaten Bireuen Teknik mengukur
membantu meningkatkan kualitas pelayan sampel dalam penelitian ini adalah
obat kepada pasien. menggunakan motede rumus slovin
Dari populasi 4405 menjadi 98 sampel

Manfaat Penelitian Data yang dicatat diberikan checklist


berdasarkan form Data yang dicatat dalam
lembar checklist selanjutnya diolah dan
Adapun manfaat dari penelitian ini dianalisis menggunakan program
adalah : Microsoft Excel, kemudian disajikan
dalam bentuk tabel yang dilihat dengan
1. Diharapkan dapat menambah ilmu
perhitungan persentase berdasarkan tiga
pengetahuan dalam bidang kefarmasian
aspek
terutama pada penulisan resep yang
baik dan benar sesuai dengan peraturan
yang berlaku
2. Hasil penelitian diharapkan dapat jumlah resep lengkap dan tidak lengkap
x 100
menjadi masukan dalam proses jumlah seluruh resep
peresepan sehingga dapat mendukung
upaya pelaksanaan patient safety di
UPTD Puskesmas Peusangan %
Kabupaten Bireuen

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan di UPTD


Penelitian ini merupakan jenis penelitian Puskesmas Peusangan Kabupaten
non eksperimental observasional dengan Bireuen dengan cara evalusi resep
rancangan penelitian deskriptif yang data dengan aspek administrasi, farmasetis,
bersifat retrospektif. Penelitian deskriptif dan klinis pada resep rawat jalan jumlah
berarti data yang telah didapatkan resep 4405 dan berdasarkan
dideskripsikan secara objektif dengan perhitungan dijadikan sampel sebanyak
98 lembar resep selama periode bulan dan klinis diuraikan dalam hasil dan
September sampai November tahun pembahasan sebagai berikut.
2023. Dengan menghitung persentase
kelengkapan administrasi, farmasetis,
Kelengkapan Resep Aspek Administrasi

Evalusi Lengkap Tidak Lengkap


Resep
No
Aspek Jumlah Jumlah
administra (N=98) % (N=98) %
si
1 Nama Pasien 98 100% 0 0%
2 Umur 73 74,48% 25 25,52%
3 Jenis Kelamin 0 0% 98 100%
4 Berat Badan 0 0% 98 100%
5 Nama Dokter 83 84,69% 15 15,31%
6 Paraf 0 0% 98 100%
7 Ruangan/Asal Resep 1 1,03% 97 98,97%
8 Tanggal Resep 81 82,65% 17 17,35%

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui persentase yang mencantumkan nama pasien

sebanyak 100%, umur sebanyak 74,48%, jenis kelamin sebanyak 0%, berat badan sebanyak

0%, nama dokter sebanyak 84,69%, paraf sebanyak 0%, ruangan/asal resep sebanyak 1,03%,

dan tanggal resep sebanyak 82,65%.

Tabel 4.1.1 Kelengkapan Resep Aspek Farmasetik

Evalusi Lengkap Tidak Lengkap


No Resep
Aspek Jumlah Jumlah
Farmasetis (N=98) % (N=98) %
1 Nama Obat 98 100% 0 0%
2 Bentuk Sediaan 31 31,63% 67 68,37%
3 Kekuatan 15 15,30% 83 84,70%
Sediaan/Dosis
4 Jumlah Obat 97 98,97% 1 1,03%
5 Stabilitas 0 0% 98 100%
6 Ketersediaan 0 0% 98 100%
7 Aturan dan Cara 98 100% 0 0%
Penggunaan
8 inkompatibilitas 0 0% 98 100%
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui persentase yang mencantumkan nama obat

sebanyak 100%, bentuk sediaan sebanyak 31,63%, kekuatan sediaan/dosis sebanyak

915,30%, jumlah obat sebanyak 98,97%, stabilitas sebanyak 0%, ketersediaan sebanyak 0%,

aturan dan cara pengunaan 100%, dan inkompatibilitas sebanyak 0%.

Kelengkapan Resep Aspek Klinis

Evalus Lengkap Tidak Lengkap


No i
Resep Jumlah Jumlah
Aspek (N=98) % (N=98) %
Klinis
1 Tepat Indikasi 0 0% 98 100%
2 Duplikasi 0 0% 98 100%
3 Alergi 0 0% 98 100%
4 Interaksi 0 0% 98 100%
5 Efek Samping 0 0% 98 100%
6 Kontra Indikasi 0 0% 98 100%
7 Efek Adiktif 0 0% 98 100%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui presentase yang memiliki tepat indikasi

sebanyak 0%, duplikasi sebanyak 0%, alergi sebanyak 0%, interkasi sebanyak 0%, efek

samping sebanyak 0%, kontra indikasi sebanyak 0%, efek adiktif sebanyak 0%.

Pada evaluasi klinis, salah satu hal yang diamati adalah interaksi obat. Pada 98 resep

terdapat 15 resep yang terdapat interaksi obat dan terdapat 13 jenis interaksi sebagai berikut :

Interaksi Obat

No Nama Obat Jumlah Persentase (%)


Resep
1 Ciprofloxacin + Prednison 1 5%
2 Ciprofloxacin + Salbutamol 1 5%
3 Ciprofloxacin + Omeprazol 1 5%
4 Prednison + Natrium Diclofenac 1 5%
5 Prednison + Antasida 7 35%
6 Omeprazol + Clobazam 1 5%
7 Aprazolam + Prednison 1 5%
8 Aprazolam + Antasida 1 5%

Interaksi obat mempunyai 3 jenis tingkat keparahan yang dapat diklasifikasikan

menjadi tiga yaitu minor, moderat, dan mayor dapat dilihat pada tabel berikut :

Interaksi Obat Berdasarkan Tingkat Keparahan

Minor Moderat Mayor


Ciprofloxacin + Salbutamol Ciprofloxacin + Prednison -
Ciprofloxacin + Omeprazol Prednisone + Antasida
Aprazolam + Prednisone Aprazolam + Clobazam
Aprazolam + Antasida Omeprazole + Clobazam
Antasida + Clobazam

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian ini yang Dicantumkan nya umur pada resepuntuk
dilakukan di puskesmas rawat jalan mengurangi kesalahan pemberian
Peusangan Kabupaten Bireuen perhitungan dosis pada pasien.
menggunakan lembar resep bulan Berdasarkan hasil penelitian jenis kelamin
September sampai November tahun 2023 didapat 0 resep (0%) jenis kelamin
dengan total 4405 populasi dan sampel merupakan salah satu aspek yang penting
yang diambil menggunakan rumus slovin untuk perencanaan dosis karena dapat
dengan teknik random sampling sebanyak mempengaruhi faktor dosis obat pada
98 lembar resep. Hasil penelitian pasien. Kelengkapan berat badan sebesar 0
menunjukkan bahwa masih banyak resep (0%). Berat badan juga merupakan
ketidaklengkapan pada resep. salah satu aspek yang diperlukan dalam
perhitungan dosis terutama untuk pasien
Berdasarkan hasil dari evaluasi anak sangat diperlukan berat badan. Dalam
kelengkapan aspek administrasi dari 8 penetuan dosis para ahli membuat rumus
aspek menurut petunjuk Teknis Standar khusus berdasarkan berat badan seseorang,
Kefarmasian di Puskesmas tahun 2016 untuk itu berat badan perlu dicantumkan
terdapat 1 aspek yang lengkap dengan dalam penulisan resep (Dhipa, 2017).
persentase 100% yaitu nama pasien .
sedangkan seperti umur, jenis kelamin, Dalam kelengkapan penulisan nama
berat badan, nama dokter, paraf, dokter diroleh sebanyak 83 (84,69) dari
ruangan/asal resep, tanggal resep belum hasil sudah banyak mencantumkan nama
memenuhi kelengkapan. Hasil dari dokter tetapi belum memenuhi. Nama
evaluasi kelengkapan resep pada aspek dokter merupakan salah satu aspek yang
administrasi nama pasien diproleh 98 resep perlu dicantumkan didalam penulisan
(100%) sudah memenuhi kelengkapan, resep untuk menghindari penyalahgunaan
pencantuman nama pasien sangat penting dan memastikan keaslian resep bahwa
karena untuk menghindari tertukarnya obat dokter yang bersangkutan benar membuat
dengan pasien lain. Kelengkapan umur resep, nama dokter juga memepermudah
pasien diproleh 73 resep (74,48%), dari pasien atau tenaga kesehatan lainnya
hasil menunjukkan sudah banyak dalam mencari informasi jika resep tidak
dituliskan pada resep umur pasien. jelas. Untuk kelengkapan paraf diproleh
sebanyak 0 (0%), paraf juga merupakan memperkecil kesalahan yang terjadi.
salah satu aspek yang perlu dicantumkan Berikutnya untuk kelengkapan bentuk
di dalam penulisan resep untuk sediann yang diperoleh sebanyak 31
menghindari penyalahgunaan dan untuk (31,63%), dalam resep penulisan bentuk
memastikan keaslian resep bahwa dokter sediaan obat harus ditulis agar tidak
yang bersangkutan benar membuat resep. terjadinya kesalahan pemberian bentuk
Namun dalam penelitian masih banyak sediaan oleh tenaga kesehatan yang
dokter tidak menuliskan paraf (Elvia diberikan untuk pasien. Misalnya
Neswita dan Razoki, 2022). amoxillin memiliki bentuk sediaan lebih
dari satu maka dalam resep perlu
Berdasarkan kelengkapan penulisan dituliskan bentuk sediaan tablet atau sirup.
resep ruangan/asal resep diproleh sebanyak Kelengkapan kekuatan sediaan atau dosis
1 (1,03%), masih banyak dokter yang tidak yaitu sebanyak 15 resep (15,30%)
menuliskan ruangan/asal resep, pentingnya ditulis kekuatan sediaan atau
ruangan/asal resep perlu dicantumkan dosis diresep agar tidak tertukar dosis yang
untuk memberikan informasi kepada diinginkan.
apoteker terkait obat yang diresepkan.
Keberadaan nama unit juga diperlukan Kelengkapan jumlah obat yaitu
untuk proses pengecekan oleh perawat sebesar 97 (98,97%) pada resep semua
masing-masing unit terhadap obat yang sudah mencantumkan jumlah obat, hal ini
akan diterima pasien dengan permintaan sudah cukup jelas bahwa Penulisan jumlah
yang terdapat dalam resep obat. Penulisan obat sangat berperan penting dalam
ruangan/asal resep perlu dicantumkan peresepan karena untuk menentukan
untuk memberikan informasi kepada berapa jumlah obat yang diminta.
apoteker terkait obat yang diresepkan. Berikutnya kelengkapan stabilitas yang
Keberadaan nama unit juga diperlukan diproleh resep sebanyak 0% (0%),
untuk proses pengecekan oleh perawat stabilitas obat sangat penting supaya
masing-masing unit terhadap obat yang terjaganya kualitas obat untuk
akan diterima pasien dengan permintaan mempertahankan sifat dan karakteristiknya
yang terdapat dalam resep obat. Hasil dalam batasan yang ditetapkan sepanjang
kelengkapan tanggal resep yaitu sebanyak priode penyimpanan dan penggunaan.
81 (82,65%) Penulisan tanggal resep Selanjutnya kelengkapan ketersediaan
diperlukan untuk mempermudah yang diperoleh resep sebanyak 0 (0%),
pengarsipan dan mengetahui kapan resep ketersediaan obat penting karena obat yang
tersebut ditulis (Winda Anggriani, Armini digunakan dalam pelayanan puskesmas
Hadriyati, dan Deni Sutrisno, 2022). minimal harus sama dengan jumlah
kebutuhan obat yang harusnya tersedia di
Pada penelitian berikutnya mengenai puskesmas. Untuk kelengkapan aturan dan
tentang evaluasi kelengkapan aspek cara penggunaan yang diperoleh resep
farmasetik. Dari 8 aspek hanya 3 aspek sebanyak 98 (100%), aturan dan cara
memenuhi kelengkapan yaitu nama obat, pengunaan sangat penting pada resep agar
jumlah obat dan aturan cara penggunaan ketika dalam proses pelayanan tidak terjadi
yang diperoleh sebanyak 98 resep (100%). kesalahan informasi penggunaan obat.
Untuk bentuk sediaan, kekuatan Kelengkapan penulisan inkompatibilitas
sediaan,stabilitas, ketersediaan, dan, yang diperoleh resep sebanyak 0 (0%)
inkompatibilitas masih belum lengkap. karena banyak resep obat yang sudah jadi,
Untuk kelengkapan nama obat sudah inkompatibilitas obat perlu diperhatikan
memenuhi aspek Petunjuk Teknis Standar karena terjadinya obat tidak tercampur
Pelayanan Kefarmasian di puskesmas yaitu secara kimia dan fisika dan berakibat
dengan jumlah 98 resep (100%).Penulisan hilangnya efektivitas obat, meningkatkan
nama obat didalam resep dapat
toksisitas dan efek samping lain (Astri berarti obat tersebut tidak boleh dikosumsi
Nuramala Dharmawati, 2010). pada orang yang menderita hipertensi,
bahkan dapat beresiko pada kesehatan
Pada penelitian berikutnya mengenai orang tersebut. Dan terakhir kelengkapan
tentang kelengkapan aspek klinis tidak ada efek aditif dalam resep sebanyak 0 (0%),
yang lengkap, untuk kelengkapan tepat zat aditif perlu diperhatikan karena zat
indikasi diproleh resep sebanyak 0 (0%) aditif dari obat serta bahan-bahan aktif
dari 98 resep, tepat indikasi obat sangat yang apabila dikosumsi oleh pasien maka
penting karena obat yang diberikan pada dapat menyebabkan ketergantungan atau
penderita memiliki indikasi yang tepat adiksi yang sulit dihentikandan berefek
sehingga tercapai tujuan akhir terapi. menggunakan secara terus-menerus (Rizka
Selanjutnya kelengkapan duplikasi Batara Siregar dan Muhammad Iqbal Fasa,
diproleh resep sebanyak 0 (0%), duplikasi 2022).
harus diperhatikan karena dapat tejadinya
kelebihan dosis biasa terjadi bila orang Dari data diatas dapat dilihat masih
secara tidak sengaja mengosumsi dua obat banyak resep yang belum lengkap
berbeda dengan efek yang sepenuhnya baik aspek administrasi,
sama.selanjutnya kelengkapan alergi farmasetis, dan klinis dan masih ada
diperoleh resep sebanyak 0 (0%), kesalahan pemberian obat contohnya pada
Pencantuman alergi pada resep untuk resep saya menemukan beberapa interaksi
mengetahui apakah pasien tersebut obat tetapi tidak dicantumkan pada resep
mempunyai alergi terhadap obat atau tidak. contohnya seperti ciprofloxacin dan
Alergi obat yaitu reaksi obat yang prednisolon, Omeprazole dan clobazam,
melibatkan mekanisme imunologis. Untuk prednison dan Antasida. Setelah itu saya
interaksi obat terdapat dalam resep menemukan beberapa obat kelebihan dosis
sebanyak 0 (0%), adanya interaksi obat per hari misalnya menurut Medscape dosis
dapat menyebabkan penurunan efek obat per hari harusnya diberikan 1 kali sehari
sehingga hasil terapi yang diinginkan tidak tetapi pada resep tersebut diberikan 2 kali
tercapai, dan peningkatan efek toksisitas sehari contoh obatnnya Omeprazol,
terapi,atau efek farmakologis yang tidak Allupurinol, dan Simvastatin. maka dapat
diharapkan (Rizka Tuhfatus Salma, 2023). diketahui kesalahan dalam penulisan resep
masih terjadi dalam praktik sehari-hari
Berdasarkan kelengkapan pada efek baik dalam satu wilayah tertentu maupun
samping terdapat dalam resep sebanyak 0 wilayah lain. Seperti data pasien yang
(0%), efek samping dari obat sangat perlu tidak lengkap, hal ini menyebabkan adanya
diperhatikan karena dapat membahayakan hambatan ketika resep tersebut akan
dan merugikan pasien, masalah efek diberikan kepada pasien. Jenis prescribing
samping obat tidak bisa dikesampingkan error lain adalah peresepan beberapa obat
karena dapat menimbulkan berbagai yang dapat mengakibatkan interaksi obat
dampak dalam penggunaan obat baik dari sehingga tujuan terapi tidak dapat
sisi ekonomi, psikologi dan keberhasilan diperoleh dengan maksimal. Makanya
terapi. Selanjutnya kelengkapan kontra sangat penting dalam penulisan resep
indikasi dalam resep sebanyak 0 (0%), diharapkan dapat menerapkan Permenkes
kontra indikasi adalahsalah satu yang RI No.74 tahun 2016 sehingga resiko
harus diperhatikan sebelum pasien kesalahan pada resep dapat dihindari dan
meminum obat, kontra indikasi perlu ditingkatkan komunikasi antara
menerangkan mengenai kondisi-kondisi apoteker dan dokter dalam menentukan
yang tidak cocok atau beresiko untuk terapi untuk mencegah medication error.
mengosumsi obat tersebut, misalnya pada
keterangan obat dijelaskan bahwa obat
tersebut kontra indikasi hipertensi, ini
1. Kepada dokter, dalam penulisan
resep diharapkan dapat
menerapkan Permenkes RI No.74
tahun 2016 sehingga resiko
kesalahan pada resep dapat
dihindari.
2. Perlu ditingkatkan komunikasi
KESIMPULAN DAN SARAN
antara apoteker dan dokter dalam
menentukan terapi untuk mencegah
Berdasarkan Penelitian yang telah
dilakukan di UPTD Puskesmas Peusangan interaksi obat.
Kabupaten Bireuen, diproleh kesimpulan
kelengkapan resep rawat jalan sebagai DAFTAR PUSTAKA
berikut :
Elvia Neswita dan Razoki, KAJIAN
1. Kelengkapan berdasarkan aspek ADMINISTRATIF, FARMASETIS,
administrasi yaitu nama pasien DAN KLINIS OBAT ANTI
yang lengkap dengan resep HIPERTENSI DI SALAH SATU
sebanyak 98 (100%), sedangkan APOTEK KOTA MEDAN PRIODE
umur, jenis kelamin, berat badan, OKTOBER-DESEMBER 2020 .
nama dokter, paraf, ruangan/asal (2022). 5(2), 233–239.
resep, dan tanggal resep tidak Acces, O. (2021). TEORI TENTANG
100% lengkap. PENGETAHUAN PERESEPAN
2. Kelengkapan resep berdasarkan OBAT. 02(04).
aspek farmasetis yaitu nama obat, Amalia, D. T., & Sukohar, A. (2014).
jumlah obat, dan aturan/cara Rational Drug Prescription Writing.
penggunaan yang lengkap 4, 22–30.
sebanyak (100%), sedangkan Ananda, E., Putri, L., Sukohar, A.,
bentuk sediaan, kekuatan Damayanti, E., Kedokteran, F.,
sediaan/dosis, stabilitas, Lampung, U., Farmakologi, B.,
ketersediaan, dan inkompatibilitas Kedokteran, F., Lampung, U.,
tidak 100% lengkap Farmasi, B., Kedokteran, F., &
3. Kelengkapan resep berdasarkan Lampung, U. (2023). Medication
aspek klinis yaitu interaksi, efek Error pada Tahap Prescribing ,
aditif, tepat indikasi, duplikasi, Transcribing , Dispensing dan
alergi, efek samping, dan kontra Administration Medication Error at
indikasi tidak lengkap. the Prescribing , Transcribing ,
Dispensing and Administration
Stages. 13(53), 457–462.
Berdasarkan Penelitian yang telah Atas, P., Menteri, P., & Nomor, K. (2016).
Permenkes Nomor 34 Tahun 2016.
dilakukan di UPTD Puskesmas Peusangan
Dhipa, A. S. (2017). ( RECIPES FOR
Kabupaten Bireuen tentang kelengkapan ADMINISTRATIVE ASSESSMENT
BASED ON REGULATION OF THE
resep rawat jalan, diberikan saran sebagai
pada resep apakah memenuhi
berikut : ketentuan kelengkapan administratif
resep menurut. 3(35), 12–16.
Farmasi, W., Farmasi, A., Husada, B., Rizka Tuhfatus Salma, 2023, Potensi
Obat, P., & Resep, P. (2017). Analisis Interkasi Obat Pada Resep
pelayanan kefarmasian di puskesmas Hipertensi di Apotek K-24 Rungkut
tosiba kabupaten kolaka. 6(2), 23–31. Madya Priode Januari-Juli 2022.
Kecamatan, D. I., & Kali, L. (2017). Rizka dan Muhammad Iqbal, 2022, Jual
PELAKSANAAN FUNGSI Beli Obat Yang mengandung Zat
PUSKESMAS ( PUSAT KESEHATAN Adiktif Narkotika Prespektif Hukum
MASYARAKAT ) DALAM Ekonomi Syariah.
MENINGKATKAN KUALITAS
PELAYANAN KESEHATAN. 5(1),
305–314.
Laksono, S., Pratama, F. K., Akbar, I., &
Afifah, D. A. (2022). CARA
PENULISAN RESEP YANG BAIK
DAN BENAR UNTUK DOKTER
UMUM : TINJAUAN SINGKAT. 7(1),
238–243.
Menteri, P., Republik, K., Masyarakat, P.
K., Rahmat, D., Yang, T., Esa, M.,
Kesehatan, M., & Indonesia, R.
(2019). PERMENKES REPUBLIK
INDONESIA NO 43 TAHUN 2019.
1335.
Sari, I. W., & Fajar, D. R. (2013).
Evaluasi Kelengkapan Administrasi
Dan Farmasetik Resep Pasien Bpjs
Rawat Jalan Dr. H.M. Anwar
Makkatutu Kabupaten Bantaeng
Periode Rsud Prof. Januari-Maret
Tahun 2021. 72, 17–26.
Triambarwati, R., & Adiana, S. (2023).
Pasien Poli Anak Eksekutif Di Rumah
Sakit X Depok Periode Agustus -
Oktober 2022. 3(2), 170–179.
Wibowo, I. B., & Yuliastuti, D. (2023).
Evaluasi Kelengkapan Administratif,
Farmasetik dan Klinis Resep Pediatri
Di Puskesmas Wedi Periode
Desember 2021. FarmasiKoe, 6(74),
1–6.
Winda Anggriani, Armini Hadriyati, dan
Deni Sutrisno, 2022 Evaluasi
Kelengkapan Administrasi,
Farmasetik, dan Klinis Pada Resep di
Rsud H.Abdurahman Sayoeti Kota
Jambi
Astri Nirmala Dharmawati (2010), Skining
Resep Pada Pasien Anak di Apotek
Wilayah Kabupaten Sukoharjo
Priode Bulan Agustus-oktober 2009.

Anda mungkin juga menyukai