Kelompok 1 Isolasi Sosial
Kelompok 1 Isolasi Sosial
Kelompok 1 Isolasi Sosial
Oleh:
Kelompok 1 :
Ketua ; Hamzahaz Rahayamtel
Anggota :
1. Halija Warang
2. Nurhani Rumaday
3. Cornelia Adonia Ilela
4. Fitriyani Rumoga
5. Wa Eka Safitri
6. Atika Djokja
7. Vidella Sopacua
A. Definisi
solasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh individu dan
dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi yang negatif dan
mengancam. Kondisi isolasi sosial seseorang merupakan ketidakmampuan klien
dalam mengungkapkan perasaan klien yang dapat menimbulkan klien
mengungkapkan perasaan klien dengan kekerasan (Sukaesti, 2019).
Isolasi social merupakan ketidak mampuan untuk membina hubungan yang
erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain. Salah satuterpi non
farmako yang tepatdi berikan pasien gangguan jiwa adalah dengan pemberian terapi
musik instrumental. Terapi musik instrumental bermanfaat untuk menurunkan
gejala negative kelinmenarikdiri (Wahyu Ratna Riskiyani, 2020).
Isolasi soial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain.
Untuk mengkaji pasien isolasi social, kita dapat menggunakan teknik
wawancara dan observasi pasien dan keluarga.
B. Etiologi
Isolasi sosial menarik diri sering disebabkan oleh karena kurangnya rasa
percaya pada orang lain, perasaan panik, regresi ke tahap perkembangan
sebelumnya, waham, sukar berinteraksi dimasa lampau, perkembangan ego yang
lemah serta represi rasa takut (Townsend, M.C,1998:152). Menurut Stuart, G.W
&Sundeen, S,J (1998 : 345) Isolasi sosial disebabkan oleh gangguan konsep diri:
harga diri rendah.
Gangguan konsep diri: harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil
yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri(Stuart
dan Sundeen, 1998 :227). Menurut Townsend (1998:189) harga diri rendah
merupakan evaluasi diri dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negatif baik langsung maupun tidak langsung.Pendapat senada dikemukan oleh
Carpenito, L.J (1998:352) bahwa harga diri rendah merupakan keadaan dimana
individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri.
1. Faktor predisposisi
Menurut Stuart dan Sundeen beberapa factor pendukung terjadinya gangguan
dalam perkembangan social adalah :
a. Faktor tumbuh kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas-tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan
social.Tugas masing-masing tahap tumbuh kembang ini memiliki karakteristik
tersendiri.
Pengamatan sosial individu pada masing-masing meninggalkan sejumlah
bekas beberapa sikap, sifat, nilai yang khas (Freud dalam Koesworo, 1991)
b. Faktor dalam komunikasi keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan menjadi factor
pendukung untuk terjadinya gangguan dalam hubungan social. Hubungan
komunikasi yang tidak jelas, dimana seorang anggota keluarga menerima pesan
yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan, ekspresi, emosi yang tinggi
dalam keluarga yang menghambat untuk perkembangan dengan lingkungan di
luar keluarga
c. Faktor social budaya
Menjauhkan diri dari lingkungan social merupakan factor pendukung
terjadinya gangguan dalam hubungan social. Hal ini disebabkan oleh norma-
norma yang salah yang dianut oleh keluarga dimana setiap anggota keluarga
yang tidak produktif seperti usia lanjut. Penyakit kronis dan penyandang cacat
diasingkan dan lingkungan sosialnya.
d. Faktor biologis
Orang tubuh yang jelas dapat mempengaruhi terjadinya gangguan
hubungan social adalah otak, pada klien dengan schizophrenia yang menagalami
masalah dalam hubungan social terdapat struktur yang abnormal pada otak
seperti atropi otak, perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbic dan
daerah kortikal.
Adanya kelainan-kelainan kronis seperti kelainan mental organik atau
retardasi mental, dianggap membatasi kapasitas adaptif seseorang secara umum.
Data objektif:
a. Tampak menyendiri dalam ruangan
b. Tidak berkomunikasi, menarik diri
c. Tidak melakukan kontak mata
d. Tampak sedih, afek datar
e. Posisi meringkuk di tempat tidur dengang punggung menghadap ke pintu
f. Adanya perhatian dan tindakan yang tidak sesuai atau imatur
denganperkembanganusianya
g. Kegagalan untuk berinterakasi dengan orang lain didekatnya
h. Kurang aktivitas fisik dan verbal
i. Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi
j. Mengekspresikan perasaan kesepian dan penolakan di wajahnya
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara
adalah sebagai berikut:
a. Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
b. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c. Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
d. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
e. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
f. Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
Tanda dan gejala isolasi social yang didapat melalui observasi adalah sebagai
berikut:
c. Tidak memiliki teman dekat
d. Menarik diri
e. Tidak komunikatif
f. Tindakan berulang dan tidak bermakna
g. Asyik dengan pikirannya sendiri
h. Tidak ada kontak mata
i. Tampak sedih, afek tumpul.
D. Patofisiologi
Menurut Lynda Juall (carpenito:1998) bahwa proses terjadinya menarik diri
adalah sebagai berikut:
a. Berhubungan dengan keadaan yang memalukan, keterbatasan energi terhadap
kehilangan faktor tubuh, penyakit terminal, kehilangan sebagian tubuh
b. Berhubungan hambatan komunikasi terhadap kehilangan pendengaran,
retardasi mental kesulitan bicara, deficit penglihatan dan penyakit mental
kronis
c. Situasional yang berhubungan dengan pengasingan dari orang lain terhadap
tidak percaya atau curiga, ansietas, halusinasi dan ketergantungan
d. Berhubungan dengan hambatan budaya dan bahasa
e. Berhubungan dengan perubahan pola hubungan social terhadap perceraian,
kematian, kehilangan pekerjaan
E. Rentang Respon
Menurut Stuart dan Sudden, respon social individu berada dalam rentang
respon adaptif dan maladaptive
DAFTAR PUSTAKA
Anna Keliat, Budi. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
Anonym. 2011. Laporan Pendahuluan Isolasi Sosialhttp://www.scribd.com diakses tanggal
25/09/2012
Anonym. 2010. KTIIsolasiSosialhttp://www.docstoc.com diakses tanggal 25/09/2012
Yosep, iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
Sukaesti, D. (2019). Sosial Skill Training Pada Klien Isolasi Sosial. Jurnal Keperawatan
Jiwa, 6(1), 19. https://doi.org/10.26714/jkj.6.1.2018.19-24
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. E
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Alamat : Masohi
No RM :-
Pada hari senin tanggal 30 oktober 2024, jam 12 : 15 WIT pasien di bawah
oleh keluarganya ke IGD RSKD Provinsi Maluku. Pada saat pengkajian ibu pasien
mengatakan pasien sering mendengar suara yang tidak jelas, berbicara sendiri,
tertawa sendiri. ibu pasien mengatakan saat di tanya oleh ibunya pasien mengatakan
pasien mendengar suara yang menyuruhnya untuk memakan fesesnya dan kadang
suara itu tidak jelas. jika pasien mendengar suara tersebut pasien menutup telinga
dan tidak mau melakukan apa yang di perintah.
III. KONDISI SEKARANG
Pasien tampak gelisah, kontak mata kurang, pasien tampak teria-teriak saat
akan di injeksi pasien ingin terus keluar dan mengatakan ingin pulang, pasien
tampak takut.
IV. FAKTOR PRESIFITASI
Faktor presifitasi pasien merasa takut dan gelisah saat mendengar suara-
suara yang tidak jelas
V. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu pada bulan desember 2023
2. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil
Jelaskan : Pasien memiliki riwayat gangguan jiwa dan pernah di rawat di RSKD
pada tahun 2023, namun pengobatannya kurang berhasil karena pasien berhenti
mengonsumsi obat (putus obat). Pasien masuk RSKD dengan keluhan yang
sama.
3. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ;tidak
4. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan ; trauma kehilangan bapaknya
VI. FISIK
1. Tanda-tanda vital
TD; 130/80 mmHg
Nadi; 114x/menit
Suhu; 36°c
Respirasi; 22x/menit
Spo2; 98%
2. Ukur TB;175 cm/BB; 59kg
3. Keluhan fisik; tidak ada
VII. ASSESMENT/ ASPEK MEDIS
ANALISA DATA
IMPLEMENTASI EVALUASI
Promosi sosialisasi S : Pasien terlihat kesepian,dan
belum mampu berkomunikasi
Observasi :
dengn orang lain
1.Identifikasi kemampuan
O : Pasien mampu menyebutkan
melakukan interkasi dengan orang
penyebab menarik diri,pasien lebih
lain.
banyak diam
Terapeutik :
A : Pasien mampu mempraktekan
2. Motivasi meningkatkan cara berkenalan dengan orang lain
keterlibatan dalam suatu hubungan.
P : Masalah isolasi social belum
Edukasi : teratasi lanjutkan intervensi