Modul Seni Budaya KLS 7

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 39

Menggambar Flora, Fauna,

BAB 1 dan Alam Benda

A. Pengertian Menggambar

Gambar merupakan bahasa yang universal dan dikenal jauh sebelum manusia
mengenal tulisan. Gambar sudah dikenal masyarakat sejak zaman purba. Pada saat itu,
gambar sering dihubungkan dengan aktivitas manusia dan roh leluhur yang dianggap
memberi keberkahan dan perlindungan. Bagi manusia purba, gambar tidak sekedar
sebagai alat komunikasi untuk roh leluhur saja, tetapi juga memberikan kekuatan dan
motivasi untuk dapat bertahan hidup.
Menggambar tidak hanya melibatkan aktivitas fisik semata tetapi juga mental.
Aktivitas fisik berhubungan dengan keterampilan menggunakan peralatan menggambar
sedangkan mental berhubungan dengan rasa, karsa, dan daya cipta untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Manusia dalam melakukan aktivitas menggambar memerlukan media,
alat serta bahan yang senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Jika pada
zaman purba manusia menggambar dengan menggunakan bahan yang tersedia di alam
maka pada zaman sekarang peralatan menggambar telah diproduksi oleh pabrik sebagai
komoditas ekonomi. Manusia melalui menggambar dapat menyampaikan gagasan, ide,
serta simbol sebagai salah satu bentuk ekspresi. Jadi menggambar merupakan salah satu

B. Objek Menggambar

sarana untuk mengekspresikan diri.


Menggambar tidak hanya mengandalkan imajinasi tetapi juga
terkadang memerlukan objek. Alam semesta merupakan objek
yang tidak akan pernah habis untuk digambar. Kekayaan flora,
fauna dan juga alam benda merupakan objek yang dapat
digambar. Keindahan flora, fauna dan juga alam benda
merupakan sumber inspirasi dan eksplorasi dalam menggambar

C. Komposisi

Komposisi dalam menggambar dapat dibedakan dalam dua


jenis yaitu simetris dan asimetris. Komposisi simetris
menunjukkan bahwa objek di bagian kanan sama atau mirip
dengan objek di bagian kiri bidang gambar. Komposisi
asimetris menunjukkan bahwa objek di bagian kanan tidak
sama atau mirip dengan objek di kiri bidang gambar tetapi
terkesan menunjukkan keseimbangan. Benda yang berwarna
gelap memiliki kesan lebih berat daripada benda lain yang
besarnya sama dengan benda tersebut tetapi berwarna
terang.
Penguasaan komposisi merupakan hal penting sebelum
melakukan aktivitas menggambar. Penguasaan ini akan
membimbing dan mengarahkan susunan objek dalam
menggambar. Beberapa contoh komposisi dalam
menggambar dapat dilihat pada gambar di samping.

D. Teknik Menggambar
Proses menggambar sebenarnya dapat kamu mulai dengan cara yang sangat
sederhana dan mudah dilakukan. Biasakan sebelum menggambar buatlah sketsa
terlebih dahulu agar gambar memiliki komposisi, proporsi, dan keseimbangan yang
baik. Beberapa tahapan yang harus dilakukan pada saat menggambar sebagai berikut.
1) Mengetahui bentuk dasar dari objek yang akan digambar
2) Mengetahui bagian-bagian dari objek gambar
3) Menyusun atau menyambung bagian per bagian menjadi gambar yang
utuh
4) Memberikan dimensi gelap terang baik hitam putih atau berwarna
5) Memberi kesan untuk latar belakang
Pertama kali menggambar sebaiknya tidak perlu tergesa- gesa untuk memiliki
kemiripan bentuk sesuai dengan objek yang digambar. Kamu harus berlatih dan sabar
sampai menguasai bentuk dasar bagian-bagian dari objek yang digambar. Mulailah
berlatih dari bentuk flora, fauna, dan benda buatan manusia yang paling sederhana dan
bisa digambar.
1. Teknik Menggambar Flora

1 2 3

2. Teknik Menggambar Fauna


Fauna (hewan) memiliki jenis yang berbeda-beda, ada yang berkaki empat,
seperti sapi, kambing, berkaki dua seperti ayam, bebek. Ada hewan yang hidup di air
dan di darat. Hewan juga ada yang bersifat galak dan jinak. Setiap hewan memiliki
bentuk badan yang berbeda-beda. Kamu bisa menggambar hewan mulai dari
badannya, kemudian berlanjut kepala, kaki atau cakarnya. Bentuk-bentuk geometris
akan membantu dalam membuat gambar hewan agar lebih mudah dan tentunya diawali
dengan sketsa.

3. Teknik Menggambar Alam Benda


Menggambar alam benda disebut juga menggambar bentuk. Alam benda dapat
terdiri atas benda buatan manusia dan benda yang sudah terbentuk dari alam. Alam
benda buatan manusia dapat berupa kendi, piring, mangkuk, gelas, dan beraneka
ragam bentuk lainnya. Alam benda yang terdapat di alam seperti batu, batang kayu,
air, dan juga awan.
Pada saat menggambar bentuk, sebaiknya kamu memperhatikan beberapa hal
berikut ini.
a) Proporsi bentuk benda yang akan digambar
b) Komposisi dalam meletakkan benda
c) Cahaya yang menyinari objek gambar dan akan membentuk bayangan
d) Penggunaan arsiran atau warna yang akan membentuk kesan bidang tiga
dimensi.
e) Penggunaan latar belakang (background) Contoh menggambar piring dan
cangkir

1 2 3
(Sumber: Dok. Kemdikbud)
Gambar 1.10 Piring dan cangkir
1. Gambarlah bentuk 2. Buatlah setiap bagian menjadi 3. Sempurnakan gambar dengan
silinder dan oval. bentuk cangkir dan piring. menggunakan arsiran atau warna.

E. Alat dan Media Gambar

Sebagai sarana belajar menggambar, alat dan media memiliki banyak variasi dan
macamnya. Kamu bisa menggunakan pensil dengan bahan grafit, pensil warna,
bolpoin, dan krayon. Setiap alat dan media tersebut memiliki karakter yang berbeda.
Beberapa macam alat dan media gambar sebagai berikut.

1. Pensil
Pensil dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pensil dengan tanda “H” dan “B”. Pensil
H memiliki sifat keras dan cocok digunakan untuk membuat garis yang tipis. Pensil
B memiliki sifat lunak dan cocok digunakan untuk membuat garis tebal atau hitam
pekat. Pensil H dan pensil B dibedakan dari segi tingkat kekerasan dan kepekatan
hasilnya. Pensil H dan pensil B diberi tanda angka untuk membedakan jenisnya.
Untuk pensil B, makin besar angkanya makin lunak sifatnya dan makin pekat hasil
goresannya. Untuk pensil H, makin besar angkanya, makin keras sifatnya dan makin
tipis hasil goresannya.
2. Pensil Warna
Pensil warna memiliki variasi warna yang cukup banyak dapat menghasilkan
warna yang lembut. Peserta didik bisa menggunakan pensil warna untuk
mewarnai gambar dengan cara gradasi, yaitu pemberian warna dari arah yang
gelap berlanjut ke arah yang lebih terang atau sebaliknya.
3. Krayon
Bentuk krayon ada dua jenis yaitu dalam bentuk pensil dan batangan. Kedua
jenis bentuk krayon ada yang berbahan lunak dan keras. Krayon dengan bahan
lunak tidak banyak mengandungminyak sehingga dapat dibaurkan dengan
menggunakan tangan. Kesan warna yang dihasilkan dari kedua jenis krayon ini
dapat menimbulkan kesan lembut maupun cerah.
4. Bolpoin
Selain digunakan untuk menulis bolpoin juga dapat digunakan untuk
menggambar. Gambar yang dihasilkan memiliki karakter yang kuat dan
umumnya berupa arsiran.

5. Kertas Gambar
Menggambar pada dasarnya membutuhkan kertas yang berwarna netral (putih,
abu-abu, atau coklat) dan dapat menyerap atau mengikat bahan pewarna. Kertas
gambar yang dapat digunakan dengan berbagai alat gambar misalnya kertas
Padalarang. Pastel khususnya memerlukan kertas dengan permukaan agak kasar,
misalnya kertas karton

Setelah membaca konsep tentang gambar flora dan fauna, praktikkan sesuai
dengan perintah di bawah ini:

Buatlah gambar salah satu tema flora, fauna atau alam benda, dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Dibuat pada kertas gambar A3
2. Dibuat berdasarkan pengamatan langsung terhadap obyek yang dipilih
3. Gambar diwarnai dengan pensil warna dan memiliki kesan gelap dan terang
BAB 2 Menggambar Ragam Hias

A. Pengertian Ragam Hias

Ragam hias atau ornamen merupakan bentuk karya seni rupa yang sudah
berkembang sejak zaman prasejarah. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki
banyak ragam hias. Ragam hias di Indonesia dipengaruhi oleh faktor lingkungan alam,
flora dan fauna, serta budaya masing-masing daerah , Keinginan untuk menghias
merupakan naluri atau insting manusia. Selain itu, pembuatan ragam hias juga
didasarkan atas kebutuhan masyarakat baik yang bersifat praktis maupun yang terkait
dengan kepercayaan atau agama. Terdapat ragam hias memiliki makna simbolis karena
mengandung nilai-nilai budaya yang terdapat di masyarakat pendukungnya.
Menggambar ragam hias dapat dilakukan dengan stilasi (penggayaan) dengan
menyederhanakan bentuk objek yang menjadi sumbernya dengan pertimbangan
keindahan. Selain itu, gambar hias juga harus disesuaikan dengan fungsinya

B. Motif Ragam Hias

Ragam hias merupakan karya seni rupa yang diambil dari bentuk-bentuk flora
(vegetal), fauna (animal), figural (manusia), dan bentuk geometris. Ragam hias
tersebut dapat diterapkan pada media dua dan tiga dimensi
1. Ragam Hias Flora
Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di
seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah
dijumpai pada barang-barang seni, seperti batik, ukiran, kain sulam, kain tenun,
dan bordir.
2. Ragam Hias Fauna (Animal)
Bentuk motif animal dapat dibuat berdasarkan berbagai jenis binatang,
misalnya burung, gajah, cicak, ikan, dan ayam. Dalam membuat ragam hias,
motif hias animal bisa digabung dengan motif hias vegetal atau motif geometrik.
Sebagai contoh, untuk menggambar ragam hias dengan motif burung, dilakukan
langkah-langkah berikut.
a. Membuat gambar kontur burung dengan penggayaan tertentu sebagai pola
gambar ragam hias.
b. Membuat garis-garis atau bentuk motif tambahan (misalnya motif vegetal)
untuk mengisi pola tersebut.
c. Selesaikan gambar dengan mengisi bidang- bidang dengan warna yang
menarik.
Motif ragam hias daerah di Indonesia banyak menggunakan hewan sebagai
objek ragam hias. Daerah-daerah tersebut seperti Yogyakarta, Bali, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Motif ragam hias fauna tersebut dapat
dijumpai pada hasil karya batik, ukiran, sulaman, anyaman, tenun, dan kain
bordir.
Ragam hias bentuk fauna dapat dijadikan sarana untuk memperkenalkan
kearifan lokal daerah tertentu di Indonesia seperti burung cendrawasih di Papua,
komodo di Nusa Tenggara Timur, dan gajah di Lampung.
3. Ragam Hias Geometris
Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari
bentuk-bentuk geometris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan
imajinasi pembuatnya. Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai di seluruh
daerah di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Ragam hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk
geometris ke dalam satu motif ragam hias.
4. Ragam Hias Figuratif
Bentuk ragam hias figuratif berupa objek manusia yang digambar dengan
mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif biasanya terdapat pada
bahan tekstil maupun bahan kayu, yang proses pembuatannya dapat dilakukan
dengan cara menggambar.

C. Pola Ragam Hias


Bentuk ragam hias umumnya memiliki pola atau susunan yang diulang-ulang.
Pada bentuk ragam hias yang lain, pola yang ditampilkan dapat berupa pola ragam hias
yang teratur, terukur dan memiliki keseimbangan. Pola ragam hias geometris dapat
ditandai dari bentuknya seperti persegi empat, zigzag, garis silang, segitiga, dan
lingkaran. Pola bidang tersebut merupakan pola geometris yang bentuknya teratur.
Bentuk lain dari pola geometris adalah dengan mengubah susunan pola ragam hias
menjadi pola ragam hias tak beraturan dan tetap memperhatikan segi keindahan.
D. Teknik Menggambar Ragam Hias
Gambar ragam hias sangat bervariatif, ada yang diambil dari flora, fauna, manusia,
dan bentuk-bentuk geometris. Bentuk gambar ragam hias, dapat berupa pengulangan
maupun sulur-suluran. Pada saat kamu ingin menggambar ragam hias ada beberapa
aturan yang harus diperhatikan, sebagai berikut.
a. Perhatikan pola bentuk ragam hias yang akan digambar.
b. Persiapkan alat dan media gambar.
c. Tentukan ukuran pola gambar yang akan dibuat.
d. Buat sketsa di salah satu kotak/bidang yang telah dibuat sebelumnya.
e. Buat bentuk yang sama (bisa dijiplak) pada bidang yang lain.
f. Mewarnai gambar

1. Menggambar Ragam Hias Flora (vegetal)


Ragam hias flora dapat kamu lihat di berbagai macam benda atau
barang. Gambar ragam hias flora memiliki bentuk dan pola yang beraneka
ragam. Setiap daerah di Indonesia memiliki ragam hias flora dengan ciri
khasnya masing-masing. Kamu sekarang bisa menggambar ragam hias
dengan mudah. Kamu bisa menggunakan pola pengulangan maupun sulur-
suluran.
Ragam hias dapat diambil dari objek daun tunggal yang kemudian bisa
stilasi sesuai dengan imajinasi dan kreativitasmu. Menggambar objek daun
tunggal dapat dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai

1. Buatlah pola ragam hias yang yang akan digambar.


Perhatikan komposisi pola ragam hiasnya.

(Sumber: Dok.
Gambar 2.12 Pola
Kemdikbud)
ragam
dasar
hias

2. Tetapkan letak objek gambar pada tempat yang sudah


ditentukan.

(Sumber: Dok.
Kemdikbud)

3. Lengkapi gambar dengan pensil


warna.
(Sumber: Dok.
Gambar 2.14 Ragam
Kemdikbud)
flor
hias
a
2. Menggambar Ragam Hias Fauna
Bentuk ragam hias fauna memiliki keindahan dan keunikan yang sama
dengan ragam hias flora. Jenis fauna yang biasa diambil sebagai objek
gambar ragam hias, yaitu burung, gajah, cicak, ikan, dan ayam. Ragam hias
fauna bisa digabung dengan ragam hias flora atau hanya sejenis saja.
Beberapa tahapan dalam menggambar ragam hias fauna sebagai
berikut.
1) Tentukan jenis fauna yang akan dibuat gambar ragam hiasnya.
2) Buatlah pola gambar ragam hiasnya.
3) Berilah warna pada hasil gambar ragam hiasnya
1. Membuat gambar 2. Melengkapi gambar
3. Menambahkan garis-garis 4. Menyelesaikan dengan
bulatan besar dan kecil dengan bentuk sayap, ekor,
untuk menghias bagian ekor mengisi bidang-bidang
sebagai badan dan kepala kaki, jambul, mata, dan
dan sayap. dengan warna yang menarik.
burung. paruh.

3. Menggambar Ragam Hias Geometris


Hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk-
bentuk dalam geometri, misalnya segitiga, segi empat dan lingkaran. Penggunaan
motif geometris dapat dijumpai di berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Ragam hias geometris dapat dibuat
dengan menggabungkan bentuk- bentuk geometris
4. Menggambar ragam hias manusia (figuratif)
Motif hias figuratif menggunakan motif manusia yang digambar dengan
penggayaan tertentu. Motif hias ini misalnya digunakan pada karya tekstil maupun
karya kayu, yang dibuat dengan teknik menggambar atau mengukir. Motif
manusia misalnya ditemukan di Jawa, Bali, dan Papua.

Pengetahuan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ragam hias?
2. Mengapa setiap daerah memiliki corak ragam hias yang berbeda?
Keterampilan
1. Buatlah ragam hias geometris pada bahan teskstil dengan ukuran
25 cm x 30 cm.

Bernyanyi dengan Teknik


BAB 3 Vokal

Menyanyi merupakan aktivitas yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan
saja. Menyanyi jenis ini sering disebut dengan menyanyi perseorangan. Menyanyi
secara unison tidak dapat dilakukan seorang diri tetapi dilakukan oleh sekumpulan
orang dengan satu suara. Pada menyanyi unisono dibutuhkan kerjasama dan saling
peduli sehingga suara yang ditimbulkan menjadi harmoni.

A. Bernyanyi secara Unisono

Warisan budaya Indonesia beraneka ragam. Lagu-lagu daerah merupakan


kekayaan dan warisan budaya Indonesia. Warisan budaya Indonesia yang diakui
dunia (UNESCO) dan dikelompokkan menjadi, warisan alam, cagar alam atau situs,
dan karya tak benda. Warisan budaya yang telah diakui antara lain Taman Nasional
Ujung Kulon di Banten, Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, Taman
Nasional Leuser di Aceh, Candi Borobudur dan Prambanan, Situs manusia purba di
Sangiran, wayang kulit, keris, batik, angklung, subak di Bali, noken dari Papua, dan
tari Saman dari Aceh.
Bernyanyi unisono adalah bernyanyi satu suara seperti menyanyikan melodi
suatu lagu. Partitur lagu bernyanyi unisono hanya melodi pokoknya saja. Lagu
daerah yang merupak an warisan budaya dapat dinyanyikan secara unisono.
B. Teknik Vokal dan Organ Suara Manusia
1. Teknik Vokal
Pada acara pencarian bakat di televisi. Istilah-istilah dalam teknik vokal sering
kita temukan pada komentar dewan juri. Istilah-istilah itu antara lain: kejelasan
ucapan, kebenaran pemenggalan ucapan pada kalimat lagu (frasering), sikap dalam
bernyanyi, dan kemampuan menyanyikan nada tinggi dan rendah. Berikut ini arti
istilah tersebut.
a. Artikulasi adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas.
b. Phrasering adalah aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga
mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
c. Intonasi adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan tepat.

2. Teknik Pernapasan
Pernapasan dalam teknik vokal dikelompokkan menjadi tiga, yaitu seperti berikut:
a. Pernapasan Dada
Dilakukan dengan cara mengisi udara dalam paru-paru bagian atas.
Pernapasan ini sangat pendek dan tidak cocok digunakan dalam vokal. Dalam
pernapasan dada, bagian tubuh yang mengembang adalah dada. jenis pernapasan
ini biasa dipakai untuk menghasilkan nada- nada rendah. Namun kelemahannya
sang penyanyi akan mudah kehabisan napas sehingga kurang baik dipakai
ketika bernyanyi.
b. Pernapasan Perut
Dilakukan dengan cara membuat perut berongga besar sehingga udara luar
dapat masuk. Pernapasan ini kurang efektif untuk vokal karena udara dengan
cepat dapat keluar sehingga paru-paru menjadi lemah dan cepat letih. Dalam
pernapasan perut, bagian tubuh yang mengembang adalah perut. Jenis
pernapasan ini dapat menghasilkan suara yang sangat keras. Namun tidak begitu
baik digunakan dalam bernyanyi.

c. Pernapasan Diafragma
Saat diafragma menegang atau lurus maka rongga dada dan rongga perut
menjadi longgar dan volume menjadi bertambah. Volume yang bertambah ini
mengakibatkan tekanan berkurang sehingga udara dari luar dapat masuk ke
paru-paru dan napas yang dikeluarkan dapat diatur secara sadar oleh diafragma
dan otot-otot bagian samping kiri. Pernapasan ini paling cocok untuk bernyanyi
karena dapat mengambil napas sebanyak- banyaknya dan mengeluarkan secara
perlahan-lahan dan teratur. Dalam pernapasan diafragma udara ditarik sedalam
mungkin dan disimpan dalam diafragma. Lalu dikeluarkan secara perlahan
sewaktu bernyanyi. Pernapasan ini memungkinkan kita menghasilakan suara
murni dengan napas yang panjang
C. Berlatih Vokal
Latihan vokal dapat dilakukan sambil menyanyi, yaitu dengan melakukan
eksplorasi lagu model (lagu yang sudah dikenal dan digunakan untuk mengenal konsep
elemen musik). Lagu model tersebut dinyanyikan dengan cara merubah nada dasar
secara berturut-turut naik dan turun.

Pengetahuan
1. Jelaskan 3 syarat utama agar memiliki pernapasan yang baik.
2. Mengapa kita harus menguasai teknik bernyanyi dengan benar?

Keterampilan

1. Nyanyikan salah satu lagu yang kamu kuasai dengan teknik yang
benar

BAB 4 Bermain Musik Ansambel

A. Musik Ansambel
Alat musik dalam permainan musik ansambel menurut fungsinya dapat
dibagi menjadi tiga kelompok, sebagai berikut.
1. Kelompok Alat Musik Ritmis

Alat ini berfungsi untuk memberikan irama. Contoh: triangle, gendang dan,
ketipung.
2. Kelompok Alat Musik Melodis
Alat musik melodis adalah alat musik yang berfungsi membawakan melodi
suatu lagu. Oleh karena itu, alat musik ini memiliki nada- nada sehingga dapat
mengeluarkan rangkaian nada. Contoh: rebab dan mandolin
3. Kelompok Alat Musik Harmonis
Alat musik harmonis adalah alat musik yang berfungsi sebagai pengiring dan
dapat mengeluarkan paduan nada sekaligus. Contoh: sampek dan sasando
B. Musik Indonesia
Musik Indonesia amat beragam ada musik tradisional dan ada musik modern, antara
lain dangdut dan keroncong. Masing-masing daerah juga memiliki alat musik dengan
karakteristik tersendiri yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Angklung telah diakui
oleh UNESCO sebagai warisan budaya.
1. Angklung
Angklung adalah alat musik dari daerah Jawa Barat dan Banten, awalnya
angklung merupakan alat musik yang digunakan untuk bunyi- bunyian berkaitan
tentang panen padi dan upacara lain yang juga berkenaan dengan padi. Pak Daeng
Sutisna seorang guru dari Kuningan Jawa Barat sejak tahun 1938 mengembangkan
angklung sebagai musik di sekolah dengan membuat laras diatonik, (Oby A.R.
Wiramiharja 2010), seperti nada pada alat musik modern seperti piano, gitar, dan alat
musik lainnya.
2. Seruling Bambu
Alat musik seruling bambu juga berkembang seperti angklung. Di Sulawesi
Selatan yaitu di Toraja dan di Sulawesi Utara seruling bambu telah dipakai sebagai
musik ansambel, demikian juga di Nusa Tenggara Timur. Alat musik seruling
dibedakan menjadi seruling pembawa melodi, dan seruling pengiring. Seruling
pengiring berfungsi sebagai akor dan bas.

3. Sasando
Alat musik sasando berasal dari Kabupaten Rotedau di Nusa Tenggara Timur,
yang sudah sukar dijumpai. Pakaian tenun Rote dan Tiilangga topi khas Rote yang
masih bisa dijumpai.
4. Calung
Masyarakat banyak yang menyamakan Calung dengan Angklung, karena
melihat bentuknya yang hampir sama. Meskipun hampir sama, namun cara
membunyikan alat musik tersebut sangat berbeda. Angklung agar keluar bunyinya
hanya digoyangkan, sedangkan calung harus dengan cara memukul batang-batang
bambu.
5. Kolintang
Alat musik Kolintang merupakan alat musik asli daerah Minahasa Sulawesi
Utara. Nama kolintang menurut masyarakat Minahasa berasal dari suaranya, tong
(nada rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah
setempat berarti, ajakan “Mari kita lakukan Tong Ting Tang” atau Mangemo
kumolintang. Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang agar mudah
dilafalkan oleh masyarakat.
C. Memainkan Alat Musik Melodis
Indonesia memiliki beragam alat musik melodis, yang dibunyikan dengan teknik
pukul, tiup, maupun petik. Kamu sudah diberikan penjelasan mengenai alat musik
tersebut. Kali ini kita akan berlatih memainkan alat musik rekorder.
Teknik Bermain Rekorder
Nah, pada pembelajaran kali ini, kita akan belajar bermain rekorder.
Rekorder alat musik bukan asli bangsa kita, suara yang dihasilkan kurang bagus,
terlebih jika rekorder ditiup dengan keras dan tak beraturan. Suaranya memekakkan
telinga. Telinga bisa rusak, namun demikian alat ini praktis dan mempunyai nada yang
standar, sehingga sering kali digunakan di sekolah untuk praktik musik ansambel.
Agar bunyi rekorder terdengar bulat, maka waktu meniup bersamaan seperti
menyebut thu/tu dan tho/to. Sistem penjarian dapat kamu lihat dalam buku manual
rekorder berikut ini.

Pengetahuan

1. Jelaskan yang dimaksud dengan musik ansambel?


2. Jelaskan 3 jenis musik ansambel yang kamu ketahui?

Keterampilan

1. Buatlah musik ansambel secara berkelompok dari salah satu


lagu yang kamu ketahui

BAB 5 Elemen Gerak Tari

A. Pengertian Elemen Gerak Tari


Kamu telah mengamati gerak tari dari berbagai sumber belajar. Kamu juga telah
mendiskusikan hasil pengamatan tersebut. Tentu di antara kalian memiliki persepsi
berbeda karena mungkin tari yang diamati juga berbeda. Setiap tari memiliki ragam
gerak berbeda tetapi memiliki kesamaan yaitu gerak membentuk ruang, membutuhkan
waktu, dan tenaga dalam melakukan gerak tersebut.
Indonesia memiliki keragaman gerak tari yang berbeda antara satu suku dengan suku
lainnya. Keragaman ini merupak an kekayaan budaya sebagai hasil cipta karsa
manusia. Gambar 5.1 menunjukkan ragam gerak tari yang membentuk garis lengkung.
Gerak melengkung memberi makna kedinamisan dan keberlanjutan. Gerak dilakukan
secara rampak oleh penari dengan menghadap pada properti simbol api yang menyala.
Api menyimbolkan semangat pantang menyerah dan terus berkobar.
Gerak tari juga ditunjukkan pada Gambar
Penari dengan properti tongkat memberi kesan pada tenaga yang digunakan lebih sedikit
karena gerak yang dilakukan merupakan simbolik dari gerak orang tua renta.
Gerak tari dengan kesan tenaga kuat dan kesan ruang yang lurus ditunjukkan pada
Gambar 5.3 yaitu kelompok tari Saman. Tenaga yang digunakan untuk menari Saman
sangat besar karena gerakan yang dilakukan sangat dinamis. Tari Saman tumbuh dan
berkembang di daerah Aceh. Tarian ini diiringi dengan nyanyian yang berisi pujian
terhadap Tuhan Yang Maha Esa oleh para penarinya. Tarian Saman tidak hanya
berkembang di daerah Aceh tetapi juga di kota- kota besar di Indonesia salah satunya
Jakarta.

Substansi atau elemen dasar tari adalah gerak. Gerak pada tari akan berbeda dengan
gerak yang dilakukan sehari-hari. Gerak pada tari dilakukan secara ritmis dan memiliki
makna sedangkan gerak sehari-hari lebih menekankan pada gerak yang fungsional.
Soedarsono salah satu pakar tari di Indonesia menyatakan bahwa tari adalah
ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan melalui gerak-gerak yang ritmis dan indah.
Definisi ini memiliki arti bahwa tari terdiri dari gerak ritmis, merupakan ungkapan
ekspresi, dan memiliki keindahan gerak.

B. Ruang, Waktu, dan Tenaga


Elemen dasar tari adalah gerak. Di dalam gerak mencakup ruang, waktu, dan tenaga.
1. Ruang
Jika kamu melakukan gerakan di tempat tanpa berdiri berarti melakukan gerak di
ruang pribadi, sedangkan jika kamu bergerak berpindah tempat maka kamu
melakukan gerak di ruang umum. Gerak di dalam ruang dapat dilakukan sendiri,
berpasangan atau berkelompok. Gambar 5.4 menunjukkan gerak pada ruang pribadi
secara berkelompok. Masing-masing melakukan gerakan yang berbeda.
2. Waktu
Setiap gerak yang dilakukan membutuhkan waktu baik gerak estetis maupun gerak
fungsional. Gerak fungsional seperti berjalan menuju ke sekolah tentu
membutuhkan waktu. Jika jarak yang ditempuh dekat maka waktu yang dibutuhkan
lebih sedikit dibandingkan dengan jarak yang jauh. Jika jarak yang jauh ingin sama
cepatnya dengan jarak yang dekat tiba di tempat, maka gerak yang dilakukan haruslah
memiliki kecepatan dua atau tiga kali dari jarak yang dekat.
Perbedaan cepat atau lambat gerak berhubungan dengan tempo. Jadi tempo
merupakan cepat atau lambat gerak yang dilakukan. Gerak tari juga memiliki tempo.
Fungsi tempo pada gerak tari untuk memberikan kesan dinamis sehingga tarian enak
untuk dinikmati.
3. Tenaga
Setiap kamu melakukan gerak, tentu memerlukan tenaga. Penggunaan tenaga dalam
gerak tari meliputi; (a) intensitas, yang berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian
yang menghasilkan tingkat ketegangan gerak; (b) aksen/tekanan muncul ketika gerakan
dilakukan secara tiba-tiba dan kontras; (c) kualitas berkaitan dengan cara penggunaan
atau penyaluran tenaga. Jika gerak yang dilakukan memiliki intensitas tinggi tentu saja
memerlukan tenaga yang kuat dan sebaliknya, gerak dengan intensitas rendah memerlukan
tenaga yang lemah atau sedikit.
Pengetahuan
1. Jelaskan yang dimaksud dengan ruang di dalam tari?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan waktu di dalam tari?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan tenaga di dalam tari?
Keterampilan

1. Lakukan 5 rangkaian gerak secara berkesinambungan berdasarkan


ruang, waktu, dan tenaga

BAB 6 Gerak Tari dan Iringan

A. Pengertian Level
Kamu telah melakukan diskusi dengan teman tentang gerak tari berdasar level. Di
Indonesia ada juga tradisi yang dilakukan dengan level tinggi yaitu melayang, yaitu di
daerah Nias dengan melompati batu. Tradisi ini telah hidup ratusan tahun silam dan
masih dipelihara sampai saat ini.
Gerak level rendah dilakukan menyentuh lantai. Gerak level sedang dilakukan
sejajar dengan tubuh, dan gerak level tinggi dilakukan sebatas kemampuan penari
melakukan gerak secara vertikal.
Level gerak yang dilakukan oleh sekelompok penari dapat membentuk desain
bawah dan atas. Desain ini dapat memberi kesan dinamis terhadap gerak yang
dilakukan. Gambar 6.1 menunjukkan level rendah, sedang dan tinggi yang membentuk
desain kerucut. Penari yang berada pada level tinggi membentuk garis sudut atas,
level sedang membentuk garis sisi dan posisi terbaring membentuk garis sudut bawah.
Level gerak dapat juga berfungsi untuk menunjukkan tokoh dalam penampilan tari.
Setiap gerak tari daerah memiliki kesamaan pada level baik tinggi, sedang, maupun
rendah. Tari secara keseluruhan ada yang memiliki kesamaan atau kemiripan dengan
daerah lain bahkan dengan negara lain.
B. Level Gerak
1. Level Tinggi

Level tinggi pada gerak tari sering dilakukan pada tradisi tari balet. Penari balet
sering melakukan gerakan pada level tinggi dengan melayang. Untuk dapat
melakukan gerak melayang diperlukan teknik gerak dengan baik dan benar.
Gerak pada level sedang hampir dimiliki oleh semua tari tradisional di
Indonesia. Level sedang ditunjukkan pada posisi penari berdiri secara lurus di atas
pentas.
Gerak level sedang juga ditunjukkan pada penari yang melakukan gerak
rampak dengan badan agak condong. Pose gerak seper ti ini memberi kesan kokoh
dan kuat. Gerak ini juga memberi kesan maskulini tas yaitu gerakan yang biasa
ditarikan untuk peran laki-laki.

2. Level Rendah
Kamu tentu pernah melihat seorang anak berguling. Berguling dari satu tempat
ke tempat lain. Terus bergerak seolah tanpa lelah. Gerak berguling yang dilakukan
dalam tari disebut dengan level rendah. Ketinggian minimal dicapai penari adalah
pada saat rebah di lantai.

Jadi level gerak yang dilakukan dapat dibagi menjadi tiga yaitu: tinggi, sedang,
dan rendah. Level pada gerak ber fungsi untuk membuat desain bawah dan atas
sehingga gerak tari yang dilakukan tampak dinamis. Level gerak juga
berhubungan dengan ruang, waktu, dan tenaga. Level dapat membentuk ruang.
Untuk membentuk ruang membutuhkan waktu. Untuk membentuk ruang dan
waktu tentu membutuhkan tenaga untuk dapat melakukan gerak sesuai dengan
intensitasnya.
Pengetahuan
1. Jelaskan yang dimaksud dengan level pada tari?
2. Jelaskan 2 fungsi level pada tari?
Keterampilan

1. Buatlah 5 gambar level dalam bentuk tari kelompok.

Teknik Bermain Akting


BAB 7 Teater
A. Teknik Dasar Akting Teater
Istilah akting, pasti sudah tidak asing. Orang sering dikatakan berakting kalau
melakukan tingkah laku yang berbeda dari biasanya, atau bertingkah laku menirukan
tingkah laku orang lain. Kalau begitu apa sebenarnya akting? Akting adalah perwujudan
peran sesuai dengan karakter yang diinginkan oleh naskah dan sutradara baik secara fisik
maupun psikis. Peran yang dimainkan oleh aktor sebutan popular bagi pemeran teater,
harus sesuai tuntutan tokoh bila berlebihan bisa mengakibatkan over acting, atau
aktingnya berlebihan. Juga jangan sampai under acting, kekuatan aktingnya kurang.
Untuk menampilkan akting yang baik diperlukan latihan yang tekun dan disiplin.
Latihan itu meliputi olah tubuh, olah vokal, dan olah rasa.

1. Olah Tubuh
Tubuh merupakan elemen dasar dalam bermain teater. Tubuh menjadi pusat
perhatian penonton saat seorang aktor teater di atas panggung. Tubuh merupakan
bahasa simbol dan isyarat dalam bermain teater. Tubuh melalui gestur mencerminkan
karakter atau watak tokoh yang sedang diperankan. Fleksibilitas gerak tubuh
merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh pemain teater. Latihan olah
tubuh diarahkan untuk mendukung kemampuan pemain dalam mewujudkan akting
yang baik.
Pada latihan olah tubuh, hal utama yang harus dilakukan adalah melakukan dalam
kondisi bugar, segar, dan menyenangkan. Buat semua latihan seperti permainan
yang dilakukan dengan gembira.
Mulai dengan meregangkan seluruh persendian dan otot tubuh. Mulai dari
bagian kepala sampai bagian kaki. Atau bisa dibalik dari kaki sampai kepala.

a. Bagian Kepala
Contoh latihan pada bagian
kepala berdasarkan petunjuk berikut
ini.

b. Bagian Tangan
Latihan pada tangan ditujukan untuk
mengolah persendian, kekuatan otot dan
kelenturan otot tangan. Pengolahan gerak tangan
lebih variasi karena dapat dilakukan ke segala
arah. Tangan dapat dilakukan lurus ke atas, ke
samping, ke depan, memutar telapak tangan,
melentikkan jari-jari
c. . Bagian Badan
Bagian badan meliputi bagian perut, dada dan
punggung. Pengolahan ketiga bagian badan ini
memiliki peran penting bagi seorang pemain teater
karena merupakan bagian yang memberikan efek
pada sikap tubuh peran.
Latihan yang dilakukan pada bagian badan ini dapat dilakukan
menggerakkan dan melentur- kan badan ke depan dengan membungkuk, ke
belakang dengan menekuk pada bagian perut sehingga tubuh melengkung ke
belakang.
d. Bagian Pinggul
Bagian pinggul juga penting untuk diolah agar gerakan tubuh lebih lentur dan
fleksibel. Pada bagian pinggul, gerakan tubuh dapat dilakukan ke samping, ke depan,
dan membungkuk.
e. Bagian Kaki
Kaki memiliki peran penting. Kekuatan kaki perlu dilatih sehingga kita dapat tetap
tegak berdiri di atas panggung. Berdiri di atas satu kaki merupakan salah satu latihan
keseimbangan tubuh.

2. Olah Suara
eorang pemain teater harus memiliki kemampuan mengolah suara yang baik. Suara
merupakan faktor penting karena sebagai penyampai pesan kepada penonton.
Penguasaan intonasi, diksi, artikulasi Setiap kata yang diucapkan harus jelas dan wajar
sesuai dengan tuntutan karakter tokoh yang diperankan.

3. Olah Rasa
Akting pada dasarnya menampilkan keindahan dan keterampilan seorang aktor
dalam mewujudkan berbagai pikiran, emosi, perasaan, dan sosok peran yang sedang
dimainkan sesuai dengan karakter. Aktor harus memiliki kemampuan untuk menjadi
seseorang yang bukan dirinya sendiri. Tentu hal itu bisa terjadi kalau mampu
berkonsentrasi mengolah rasa, dan emosi. Untuk itu seorang pemain teater perlu
melatihkan konsentrasi, perasaan, emosi dengan latihan olah rasa.
a. Latihan konsentrasi
Latihan konsentrasi adalah latihan memusatkan pikiran kita pada suatu objek
sesuai dengan tujuan. Misalnya pikiran fokus pada hapalan naskah, lawan main,
dan pada permainan di atas panggung. Pikirannya tidak terbagi dengan berbagai
hal yang lain.
b. Latihan imajinasi
Latihan ini adalah latihan mengolah daya khayalmu, seolah-olah hal itu terjadi
saat ini dan kamu rasakan. Bisa dilakukan sendiri-sendiri atau berimajinasi
bersama. Lakukan permainan imajinasi, misalnya kamu berimajinasi pergi
berpetualangan ke hutan belantara, mendaki puncak yang tinggi, menuruni
jurang yang curam dan bertemu dengan berbagai binatang baik yang jinak
maupun yang buas. Juga menemukan berbagai situasi seperti air terjun yang
menyegarkan, pohon yang tumbang, kehujanan atau pun merasakan gunung
yang akan meletus.
c. Latihan Ingatan emosi
Latihan ini adalah latihan mengingat-ingat lagi berbagai emosi yang pernah
kamu alami ataupun pernah melihat orang lain dengan emosinya. Seperti
melihat orang sedih, gembira, marah, kecewa, ragu-ragu, putus asa, kegelian,
lucu, tertawa terbahak-bahak dan berbagai emosi lainnya. Kemudian emosi-
emosi itu ditampilkan satu persatu saat latihan sehingga akan tampak dalam
ekspresi wajah dan tubuh.

Pengetahuan
1. Jelaskan yang dimaksud dengan olah rasa?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan olah tubuh?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan olah suara?
Keterampilan
1. Lakukan 4 ekspresi marah.

Merencanakan Pementasan
BAB 8 Teater
A. Merancang Pementasan Teater
Seni Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar
menggunakan tubuh sebagai unsur utama. Seni teater disebut juga seni pertunjukan
yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam sebuah
cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Pada pelaksanaannya seni teater selalu
membutuhkan banyak orang. Hal ini dikenal sebagai seni kolektif satu dengan yang lain
saling membutuhkan, karena itu memerlukan keterlibatan banyak orang. Pementasan
teater supaya lebih terarah perlu dibentuk kepanitiaan yang akan bertanggung jawab
pada bidang kerjanya masing-masing.
1. Membentuk Panitia
Ketika kamu membentuk kepanitiaan yang harus diperhatikan adalah menyatukan
hati dan kesadaran semua yang terlibat untuk tujuan yaitu membuat pementasan yang
baik, berhasil, dan sukses. Pementasan harus terlaksana sebagai sebuah pertunjukan
yang memberikan pembelajaran berharga bagi semua pendukung dan penonton.
Kepanitiaan bekerja dengan baik sehingga berhasil mendatangkan penonton yang
banyak yang bisa menghargai pementasan kita. Kesuksesan yang diraih memotivasi kita
untuk mementaskan kembali pertunjukan yang baru dengan lebih baik lagi ke depannya.
Jika panitia sudah terbentuk maka menyusun tugas, fungsi, dan tanggung jawab
setiap unit sehingga lebih mudah dalam melakukan organisasi kerja. Panitia merupakan
organisasi yang bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan pelaksanaan
pementasan teater. Setiap anggota panitia akan mengetahui kepada siapa memberikan
laporan jika ada permasalahan di lapangan.
Ketua panitia merupakan manajer di dalam organisasi pementasan. Ketua
bertanggung jawab terhadap keberhasilan pementasan. Anggota panitia memiliki
kewajiban untuk saling membantu dengan unit lain sehingga beban kerja terbagi rata.
Setelah panitia sudah terbentuk, maka langkah selanjutnya adalah membagi tugas
masing-masing anggota panitia. Isilah tabel berikut ini dengan bantuan bapak/ibu guru
pembimbing.

N Struktur Panitia Tugas dan Fungsi


o.
1 Pimpinan Produksi
2 Pimpinan Artistik
3 Manager Panggung
4 Asisten Manager
Panggung
5 Penata lampu
6 Penata musik
7 Penata Gerak

2. Membuat Rancangan Pentas


Pembuatan rancangan pentas harus menyesuaikan dengan kebutuhan dari naskah
yang sedang digarap. Naskah yang bercerita tentang lingkungan di hutan, maka harus
merancang setting atau latar belakang panggung berupa gambar hutan lengkap dengan
pohon-pohon yang dibuat tiga dimensi. Perlengkapan properti atau peralatan yang
mendukung suasana di atas pentas perlu dibuat seperti batu-batu, ranting, rumah
kayu, dan sebagainya. Setting dan properti sebaiknya dengan kreativitas dan
memanfaatkan bahan-bahan bekas yang dibentuk menjadi benda yang punya nilai
keindahan.
Pengetahuan tentang tata teknik pentas diperlukan untuk mengenal bagaimana
kerja yang baik dalam merancang pementasan. Pengenalan istilah tempat pementasan
untuk teater dan beberapa jenis arena pentas bisa memberikan gambaran untuk lebih
kreatif dalam merancang pementasan.
Panggung yang dimaksud bukan hanya berupa panggung teater yang sudah resmi
dibangun dalam gedung pertunjukan. Kamu bisa menggunakan ruang kelas, aula
sekolah, bahkan lapangan sekolah bisa dijadikan panggung tempat pertunjukan teater.
Kreativitas dan pemahamanmu tentang tata pentas bisa terwujud. Berikut ini beberapa
contoh panggung dan tempat pementasan yang dapat digunakan sebagai sumber
inspirasi.
3. Melakukan Latihan
Proses latihan sangat diperlukan dalam merancang pementasan teater. Tidak ada
keberhasilan tanpa usaha dan kerja keras. Latihan teater biasanya dipimpin oleh
pelatih teater atau koordinator latihan. Latihan yang mengarah pada pementasan
biasanya dilakukan langsung oleh sutradara yang ditunjuk untuk menangani
pementasan.
Latihan yang baik diawali dengan latihan rutin berupa pemanasan, olah tubuh
yang berguna mempersiapkan kebugaran pemain, dan olah suara yang berguna untuk
kesiapan peralatan suara pemain. Waktu latihan yang teratur dan mencukupi dalam
setiap minggunya, maka pementasan yang baik bisa terwujud.
Sebelum latihan mengarah pada naskah untuk pementasan, sebaiknya kamu
melakukan latihan-latihan untuk mengasah kemampuan spontanitas, improvisasi
berupa permainan- permainan peran atau Roleplay.

B. UJI KOMPETENSI

Pengetahuan
1. Jelaskan 2 fungsi tata panggung pada pementasan teater?
2. Jelaskan 2 fungsi tata rias dan tata busana pada pementasan teater?
Keterampilan
1. Buatlah rancangan tata busana untuk satu tokoh

Menerapkan Ragam Hias


BAB 9 pada Bahan Tekstil

A. Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil


Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai
di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan
dengan cara membatik, menenun, membordir, menyulam, dan melukis. Bahan tekstil
dibuat dengan menjalin benang pakan dan lungsi dengan beragam pola jalinan. Membuat
bahan tekstil bisa dilakukan baik dengan alat tenun tradisional maupun modern.

B. Jenis dan Sifat Bahan Tekstil


Jenis tekstil dapat diketahui dari perbedaan jenis benang dan permukaan teksturnya.
Benang dibuat dari bahan alam atau bahan buatan. Benang katun dibuat dari kapas.
Benang sutera dibuat dari serat yang berasal dari kepompong ulat sutera. Kain wol dibuat
dari bulu domba. Bahan benang buatan, misalnya dakron, polyester dan nilon, digunakan
untuk membuat tekstil dengan jenis tertentu. Bahan benang yang lain, misalnya serat agel
dan serat rami, digunakan untuk produk tekstil lain, seperti tas dan makrame.
Jenis-jenis bahan tekstil ini memiliki sifat yang ber- beda-beda sebagai berikut.
a. Katun memiliki sifat menyerap air, mudah kusut, lentur, dan dapat disetrika dalam
temperatur panas yang tinggi.
b. Wol memiliki sifat sangat lentur, tidak mudah kusut, dapat menahan panas, apabila
dipanaskan menjadi lebih lunak.
c. Sutera memiliki sifat lembut, licin, berkilap, lentur, dan kuat. Bahan sutera banyak
menyerap air dan memiliki rasa sejuk apabila digunakan.
d. Tekstil dari bahan polyester dan nilon memiliki sifat tidak tahan panas, tidak
mudah kusut, tidak perlu disetrika, kuat, dan jika dicuci cepat kering.

C. Jenis dan Bahan Pewarna Tekstil


Bahan tekstil dapat diberi warna baik dari bahan pewarna alami maupun buatan.
Masing- masing bahan pewarna ini memiliki sifat dan jenis yang berbeda-beda. Pewarna
alam dihasilkan dari ekstrak akar-akaran, daun, buah, kulit kayu, dan kayu. Pewarna
alami, misalnya soga dan kesumba. Pewarna buatan (sintetis) dibuat dari bahan kimia,
misalnya naptol dan indigosol. Jenis pewarna naptol digunakan dengan teknik celup,
sedangkan pewarna indigosol dapat digunakan dengan teknik celup atau colet (lukis).
Bahan pewarna buatan memiliki sifat tidak mudah luntur dan tahan terhadap sinar
matahari. Sebaliknya, pewarna alami memiliki sifat mudah luntur dan mudah pudar karena
tidak tahan terhadap sinar matahari.
D. Teknik Menggambar Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dilakukan dengan teknik yang berbeda-beda,
misalnya sulam, batik, sablon tenun ikat, bordir, dan songket. Penerapan ragam hias pada
bahan tekstil misalnya dilakukan pada kaos oblong. Kaos oblong dibuat dari bahan yang
menyerap cat. Bahan pewarnaan yang digunakan, misalnya cat tekstil atau cat sablon
dengan alat kuas.
Berikut ini contoh penerapan ragam hias pada produk kaos oblong, dengan teknik
menggambar.
1. Siapkan gambar rancangan ragam hias di atas kertas.
2. Siapkan kaos oblong berwarna putih dan berilah alas dari bahan karton atau tripleks
di dalamnya agar pe- ngecatan tidak akan tembus ke belakang.
3. Pindah gambar rancangan ragam hias ke permukaan kaos dengan pensil.
4. Selesaikan gambar rancangan dengan menerapkan warna-warna yang menarik dengan
alat kuas.
5. Keringkan hasil gambar ragam hias dengan hair dryer
atau dijemur.
Bentuk ragam hias dapat diaplikasikan pada media tekstil, salah satunya adalah dengan
menggunakan teknik menggambar. Menggambar pada bahan tekstil kaos menjadi pilihan
yang bisa dilakukan. Pewarnaan bisa dilakukan dengan menggunakan cat tekstil atau cat
sablon. Proses pembuatannya dapat menggunakan kuas dan diberi campuran beraneka
warna.
Menggambar dengan bahan tekstil (kaos) meliputi beberapa tahapan berikut.
1. Buatlah sketsa ragam hias yang sudah dipilih.
2. Gunakan kayu triplek atau karton tebal sebagai alas kaos dan letakkan di dalamnya
agar tidak tembus ke belakang.
3. Berilah warna pada ragam hias.
4. Keringkan hasil gambar pada sinar matahari atau gunakan pengering rambut (hair
dryer).

E. UJI KOMPETENSI
Pengetahuan
1. Jelaskan tiga teknik penerapan ragam hias di atas bahan tekstil!
2. Jelaskan tiga manfaat penerapan ragam hias di atas bahan tekstil!
Keterampilan

1. Buatlah ragam hias pada kain berukuran 20 x 30 cm dengan menggunakan pensil atau
spidol warna.

Menerapkan Ragam Hias pada


BAB 10 Bahan Kayu

A. Penerapan Ragam Hias pada Bahan Kayu

Sejak masa lampau kayu digunakan untuk membuat perabot


rumah tangga (misalnya kursi, lemari, dan peti) dan bagian
bangunan (misalnya tiang, pintu, dan jendela). Banyak perabot
kayu atau bagian bangunan tersebut diberi sentuhan ragam hias.
Motif hias yang digunakan berupa motif tumbuhan, binatang,
figuratif, dan geometris atau gabungan dari motif-motif tersebut.
Penerapan ragam hias pada bahan kayu dilakukan dengan teknik
mengukir atau teknik menggambar (melukis) atau gabungan dari
keduanya.
Selain digunakan sebagai hiasan, ada ragam hias pada benda-benda tersebut yang juga
memiliki nilai simbolis, terkait dengan kepercayaan atau agama. Beberapa daerah di
Indonesia seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Papua memiliki ragam
hias yang khas pada bahan kayu.

B. Contoh Penerapan Ragam Hias

Ragam hias diterapkan pada permuka- an bahan kayu yang


berbentuk bidang dua dan tiga dimensi. Penerapan ragam hias
pada bahan kayu ini dilakukan dengan menggambar atau mengukir.
Penerapan ragam hias pada bahan kayu juga terdapat pada benda-
benda seni kerajinan daerah seperti tameng dan topeng. Ragam hias
ini dikerjakan dengan cara digambar kemudian diberi warna
Penerapan ragam hias pada bahan kayu dapat dikembangkan pada benda atau barang-
barang kerajinan daerah seperti tameng dan topeng. Ragam hias dikerjakan dengan cara
digambar dan diberi warna.
C. Teknik Penerapan Ragam Hias pada Bahan Kayu
Penerapan ragam hias pada bahan kayu dapat dilakukan dengan cara mengukir dan
menggambar (melukis) atau gabungan keduanya. Mengukir dalam hal ini adalah
membentuk tonjolan dan cekungan berbentuk ragam hias tertentu pada permukaan kayu
dengan menggunakan alat pahat.

1. Alat untuk Mengukir Ragam Hias di Atas Bahan Kayu


Alat utama untuk mengukir adalah pahat dan pemukul.
a. Pahat
Ada dua jenis mata pahat, yaitu mata pahat mendatar
dan mata pahat melengkung. Penggu- naan pahat harus
disesuaikan dengan bentuk ragam hias yang akan diukir.

b. Pemukul
Alat pemukul yang digunakan dalam kegiatan mengukir umumnya terbuat dari kayu
meskipun ada juga yang meng- gunakan palu besi dan batu.

2. Menggambar Ragam Hias Ukiran


Bentuk kayu ada yang berupa batang dan ada juga yang berbentuk papan. Kayu
banyak jenisnya. Ada kayu yang memiliki serat halus dan ada yang kasar. Mengukir
kayu harus memperlihatkan alur seratnya. Sebelum kayu diukir, terlebih dahulu harus
dibuatkan gambar ragam hiasnya.
Membuat torehan pada kayu dengan menggunakan ragam hias tertentu me- rupakan
aktivitas dalam mengukir. Sebelum mengukir, sebaiknya kamu harus mengenal terlebih
dahulu alat dan bahan serta prosedur kerjanya. Kegiatan mengukir pada bahan kayu
memiliki prosedur sebagai berikut.
a. Menyiapkan alat dan bahan menggambar ragam hias ukiran.
b. Memilih bentuk ragam hias sebagai objek berkarya.
c. Membuat sketsa ragam hias pada bahan kayu.
d. Memberikan warna pada hasil gambar.

3. Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu


Kayu pada dasarnya dapat diberi warna dengan berbagai macam cat, misalnya cat
minyak atau cat akrilik. Oleh karena itu, produk dari bahan kayu dapat diberi hiasan
ragam hias dengan teknik melukis. Berikut adalah contoh melukis ragam hias pada
produk dari bahan kayu.

a. Menyiapkan bahan dan alat melukis (cat akrilik/ cat tembok, kuas, dan palet).
b. Menyiapkan bahan kayu (papan kayu).
c. Membuat rancangan gambar ragam hias pada kertas.
d. Memindahkan gambar rancangan pada permuka- an bahan kayu.
e. Menerapkan cat untuk menyelesaikan gambar ragam hias.
f. Memberikan lapisan vernis atau cat transparan pada permukaan kayu.
UJI KOMPETENSI
Pengetahuan
1. Jelaskan tiga teknik penerapan ragam hias pada bahan kayu!
2. Jelaskan tiga manfaat penerapan ragam hias pada bahan kayu!
Keterampilan
2. Buatlah penerapan ragam hias pada kayu (talenan, sandal kayu, kota kayu, asbak
kayu dan sejenisnya)!

Bernyanyi dengan banyak


BAB 11 Suara
A. Bernyanyi Banyak Suara

1
Vokal grup biasanya terdiri dari 3 sampai dengan 12
orang yang menyanyikan lebih dari satu suara. Kemudian,
ada paduan suara kecil yang anggotanya 12 sampai dengan
28 orang dan paduan suara lebih dari 28 orang. Kita masih
mengenal istilah lain, yaitu akapela, nasyid, dan lagu
kanon. Akapela adalah bentuk vokal grup gaya kapel
dan tanpa alat musik pengiring. Nasyid berasal dari bahasa
Arab ansyadayunsyidu yang artinya bersenandung. Lagu
kanon adalah lagu yang dinyanyikan oleh dua atau lebih
kelompok penyanyi dinyanyikan dengan melodi saling
kejar-mengejar.

1. Berlatih Lagu Kanon


Lagu bentuk kanon sering ditampilkan pada kegiatan
kepramukaan. Oleh karena itu, kamu pasti pernah
mengenalnya. Lagu kanon biasanya dinyanyikan susul-
menyusul. Lagu Burung Hantu dapat dinyanyikan dalam
dua kelompok. Kelompok pertama memulai dengan baris
pertama, sedangkan kelompok yang lain memulai setelah
kelompok pertama selesai menyanyikan baris pertama,
susul-menyusul sampai selesai. Contoh lagu bentuk kanon
adalah lagu berikut.

2. Latihan Vokal
Agar mutu suara baik, sebaiknya kamu harus melakukan latihan olah vokal dan
menerapkan per- napasan diafragma. Pada semester 1, kamu telah berlatih vokal
dengan menyanyikan lagu Apuse dan berlatih perpindahan nada dasar sehingga kamu
mampu menyanyikan lagu dari nada yang terendah sampai nada yang paling tinggi.
Sekarang kita akan berlatih vokal layaknya penyanyi paduan suara. Nyanyikan
beberapa melodi berikut dimulai dengan lagu bernada dasar C mayor, kemudian
pindah ke D mayor dan seterusnya.

3. Latihan Vokal Grup dan Paduan Suara


a. Latihan Lagu Dua Suara
Latihan lagu dua suara dapat dilakukan dalam dua kelompok. Kelompok
pertama menyanyikan melodi suara pertama dan kelompok kedua menyanyikan
melodi suara kedua. Kelompok pertama adalah kelompok perempuan. Ke-
lompok kedua adalah kelompok laki-laki. Nah, mari kita berlatih dengan lagu-
lagu berikut.
b. Latihan Lagu Tiga Suara
Latihan lagu tiga suara dinyanyikan dalam tiga kelompok. Melodi suara
pertama dinyanyikan oleh kelompok perempuan dengan suara tinggi, kelompok
kedua oleh kelompok perempuan dengan suara rendah,dan kelompok ketiga
oleh laki-laki. Bila siswa perempuan sedikit, melodi suara satu dinyanyikan oleh
kelompok perempuan, suara kedua oleh laki- laki dengan suara tinggi,
kelompok tiga oleh laki-laki dengan suara rendah.

B. Uji Kompetensi
Pengetahuan
1. Jelaskan 4 syarat menyanyi secara vokal grup dengan
baik dan benar!
2. Jelaskan 2 manfaat dalam menyanyi secara vokal
grup!
Keterampilan
1. Nyanyikanlah salah satu lagu yang telah dipelajari secara
vokal grup!

Memainkan Alat Musik


BAB 12 Campuran

A. Menampilkan Musik Ansambel

1. Alat Musik Ritmis


Alat musik ritmis adalah alat musik yang berfungsi sebagai pengiring melodi
pokok. Alat ini ada yang bernada dan ada yang tidak bernada. Kamu sudah
mengenalnya sejak kamu di sekolah dasar. Contohnya ringbell dan bedug. Coba
kamu sebutkan nama alat-alat musik dan daerah asalnya pada gambar-gambar
berikut ini
Jika kamu tidak memiliki alat musik tersebut, kamu dapat mengganti dengan
berbagai benda yang dapat dijadikan alat musik ritmis, bisa tepuk, ketuk atau
menggunakan barang bekas, kaleng, dan plastik diisi biji-bijian.
2. Alat Musik Melodis

Alat musik melodis adalah alat musik yang ber-


fungsi membawakan melodi suatu lagu. Contoh-
nya rekorder dan terompet.

sebutkan alat musik melodis tersebut dan bagaimana cara memainkannya. Kamu
sudah belajar bermain rekorder pada semester lalu. Sekarang ulangi lagi!

3. Alat Musik Harmonis


Alat musik harmonis banyak ragamnya, ada yang sumber bunyinya dawai, ada
juga elektronik. Alat musik ini bisa digunakan untuk melodi pokok suatu lagu atau
untuk mengiringi lagu. Yang termasuk alat musik harmonis, misalnya piano, elekton,
organ, dan gitar.

Bermain gitar
Nah, pada pembelajaran kali ini, kita akan belajar bermain gitar. Gitar adalah alat
musik chordofone, yaitu alat musik yang sumber bunyinya dawai. Gitar adalah alat
musik yang praktis, mudah dibawa se- hingga banyak orang menggunakan sebagai
hiburan di mana pun dan kapan saja.
Alat musik gitar ada yang elektrik menggunakan listrik dan ada yang
akustik. Alat musik gitar akustik memiliki enam dawai. Dawai nada satu bernada e,
dawai dua bernada b, dawai tiga bernada g, dawai empat bernada d, dawai lima
bernada a, dan dawai enam bernada e.
Ketika bermain gitar, kamu sering mendengar kunci gitar, yaitu kunci c, g, f,
d, a, e, b. Kunci gitar mayor, minor dominan, septime dan sebagainya.
Sebenarnya itu bukan kunci tetapi akor yaitu paduan beberapa nada yang
terdengar merdu. Tanda kunci dalam notasi musik hanya dikenal dengan tiga
jenis saja yaitu kunci G, kunci C, dan kunci F.

Keterangan
No Indonesia Inggris

1. Kepala Head
2. Pemutar dawai (setem) Tuning
pegs
3. Penahan dawai Nut
4. Leher Neck
5. Garis pemisah nada/grip Fret
6. Papan jari Finger
board
7. Bagian muka Face
8. Bagian samping Side
9. Bagian belakang Back
10. Lubang suara Sound hole
11. Jembatan Bridge
B. Uji Kompetensi
Pengetahuan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan musik ansambel!
2. Jelaskan tiga contoh musik ansambel tradisional di Indonesia!
Keterampilan
1. Tampilkan musik ansambel sederhana dengan menggunakan alat musik
tradisional Indonesia!

Gerak Tari Berdasarkan


BAB 13 Level dan Pola Lantai

A. Pengertian Level
Kamu telah melakukan diskusi dengan teman tentang gerak tari berdasar level.
Di Indonesia ada juga tradisi yang dilakukan dengan level tinggi yaitu melayang,
yaitu di daerah Nias dengan melompati batu. Tradisi ini telah hidup ratusan tahun
silam dan masih dipelihara sampai saat ini.
Demikian juga dalam melakukan gerak tari. Gambar 13.1 menunjukkan gerak
yang dilakukan dengan level rendah, sedang, dan tinggi. Gerak level rendah
dilakukan menyentuh lantai. Gerak level sedang dilakukan sejajar dengan tubuh.
selanjutnya, gerak level tinggi dilakukan sebatas kemampuan penari melakukan
gerak secara vertikal.
Level gerak yang dilakukan oleh sekelom-
pok penari dapat membentuk desain bawah dan
atas. Desain ini dapat memberi kesan dinamis
terhadap gerak yang dilakukan. Gerakan yang
ditunjukkan pada level rendah, sedang dan tinggi
akan membentuk desain kerucut. Penari yang
berada pada level tinggi membentuk garis sudut
atas, level sedang membentuk garis sisi,
dan posisi terbaring membentuk garis sudut
bawah. Level gerak dapat juga berfungsi untuk
menunjukkan tokoh dalam penampilan tari.
Level yang sama juga ditunjukkan pada
Gambar 13.2. Level gerak menunjukkan level
sedang yang dilakukan oleh seorang penari dengan
berdiri setengah badan. Seorang penari yang
berbaring di atas pentas yang menunjukkan level
rendah.
Salah satu fungsi level pada gerak adalah mencapai dinamika. Permainan level yang
variatif menjadikan geak tidak monoton dan lebih menarik. Permainan level pada tari
berkelompok lebih mudah dan menarik karena ragam gerak yang sama dapat dilakukan
secara bergantian, serempak, atau selang-seling, dan mungkin dilakukan pada level yang
berbeda- beda.
B. Level Gerak
1. Level Tinggi

Level tinggi dapat menggunakan media atau alat bantu seperti susunan panggung
kecil (trap) atau alat bantu tali yang berfungsi untuk memberikan kesan melayang pada
gerak tari yang ditampilkan. Level tinggi biasanya digunakan untuk memfokuskan
terhadap peran atau gerak seseorang sehingga dapat dilihat dari segala arah. Pada tari
Kecak dari Bali misalnya, penari yang berperan sebagai Shinta dan Rahwana berdiri di
antara penari yang duduk membentuk lingkaran sehingga kedua tokoh tersebut terlihat
jelas oleh penonton.

2. Level Sedang
Gerak dengan level sedang hampir dimiliki oleh
semua tari tradisional di Indonesia. Level sedang
ditunjukkan pada posisi penari berdiri secara lurus di
atas pentas. Gambar
13.5 menunjukkan posisi penari berdiri dengan
menggunakan tongkat dan kaki di- angkat. Gerak yang
dilakukan memiliki kesan maskulinitas karena gerak
seperti ini sering dilakukan oleh penari pria. Properti
dengan menggunakan tongkat sering dijumpai pada gerak
tari Jawa, Sunda, Kalimantan, dan Papua, serta daerah
lain. Tongkat dapat berupa tombak atau sejenisnya.
Tongkat atau tombak yang digunakan biasanya
menunjukkan bahwa tari tersebut bertema peperangan.
Gerak dengan level sedang juga di- tunjukkan pada
gambar 13.6. Semua penari melakukan gerak rampak
dengan badan agak condong. Pose gerak seperti ini
memberi kesan kukuh dan kuat. Gerak ini juga
memberi kesan maskulinitas yaitu gerakan yang biasa
ditarikan untuk peran laki-laki.
3. Level Rendah
Kamu tentu pernah melihat seorang anak berguling.
Berguling dari satu tempat ke tempat lain. Terus
bergerak seolah tanpa lelah. Gerak berguling yang
dilakukan dalam tari disebut dengan level rendah.
Ketinggian minimal dicapai penari adalah pada saat
rebah di lantai.
Jadi level gerak yang dilakukan dapat dibagi menjadi tiga yaitu tinggi, sedang, dan
rendah. Level pada gerak berfungsi untuk membuat desain bawah dan atas sehingga
gerak tari yang di- lakukan tampak dinamis. Level gerak juga berhubungan dengan
ruang, waktu, dan tenaga. Level dapat membentuk ruang. Untuk membentuk ruang
mem- butuhkan waktu. Untuk membentuk ruang dan waktu tentu membutuhkan tenaga
untuk dapat melakukan gerak sesuai dengan intensitasnya.

C. Jenis Pola Lantai


1. Pola Lantai Garis Lurus
Pola lantai garis lurus sering dijumpai pada
pertunjukan tari tradisi di Indonesia. Tari Saman dari Aceh
menggunakan pola lantai garis lurus secara horizontal yang
menunjukkan hubungan antarmanusia. Garis lurus dalam
bentuk vertikal atau ke atas menunjukkan hubungan
dengan Tuhan sebagai pencipta. Pada tari Saman, iringan
menggunakan pujian terhadap Sang Pencipta bernapaskan
keagamaan.

Pola lantai garis lurus juga dijumpai pada tarian Bedaya di keraton Jawa. Garis-
garis lurus yang dibuat oleh penari menyimbolkan tidak hanya hubungan antarmanusia,
tetapi juga dengan Sang Pencipta. Pola lantai garis lurus juga dijumpai pada tari Baris
Gede di Bali. Garis- garis lurus dapat juga dimaknai memiliki sikap jujur.

Pola lantai garis lurus dapat dilakukan dengan berbagai level rendah seperti,
berbaring atau duduk. Pada level sedang pola lantai garis lurus dapat dilakukan dengan
berlutut atau jongkok. Pola lantai level tinggi dapat dilakukan dengan berdiri, jinjit, atau
bahkan melompat dan melayang. Pola lantai garis lurus dapat dilakukan pada jenis
penyajian tari berpasangan atau kelompok.
2. Pola Lantai Garis Lengkung
Pola lantai tari selain garis lurus dapat juga
berbentuk garis lengkung.
Tari Kecak merupakan salah satu contoh pola
lantai garis lengkung yang membentuk lingkaran. Pola
lantai garis lengkung dapat juga dijumpai pada tari
Randai dari Minangkabau. Penari berjalan mengelilingi
pentas membentuk lingkaran. Pola lantai garis lengkung
dapat juga dijumpai pada tari Badong dari Toraja,
Sulawesi Selatan.
Di daerah Flores dapat dijumpai tari dengan menggunakan garis lengkung, yaitu tari
Gawi. Tari Rejang Dewa dari Bali juga banyak menggunakan pola lantai garis lengkung.
Tari perang dari daerah Papua juga banyak menggunakan pola lantai lengkung.
Pola lantai dengan menggunakan garis lurus dan garis lengkung biasanya tarian
yang berhubungan dengan hal magis atau keagamaan. Hal ini dapat dilihat pada contoh
tari Saman, Bedaya, dan Rejang Dewa. Pola lantai pada tari kerakyatan biasanya
menggunakan campuran kedua pola lantai tersebut.
Tari Tayub dari Jawa, tari Gandrung dari Sasak, tari Joged Bumbung dari Bali, tari
Gareng Lamen dari Flores, dan hampir semua tarian perang dari Papua menggunakan
pola lantai garis lurus dan garis lengkung. Tarian Joged Melayu atau Zapin yang
melibatkan penonton dapat menari bersama banyak menggunakan pola lantai garis lurus
dan garis lengkung.
D. Uji Kompetensi
Pengetahuan
1. Jelaskan tiga fungsi pola lantai pada penampilan tari!
2. Jelaskan dua alasan jika pada penampilan tari tidak
memiliki pola lantai!
Keterampilan
1. Buatlah lima gambar pola lantai!

Memperagakan Tari
BAB 14

1
A. Meragakan Gerak Tari Berdasarkan Level dan Pola Lantai dengan hitungan
Level pada gerak memiliki penting karena salah satu fungsinya adalah
menjadikan tari tampil tampak lebih dinamis. Pada peragaan tari tunggal kombinasi
antara level tinggi, sedang, dan rendah tidak dapat dilakukan pada satuan waktu
sama. Pada tari berpasangan dan kelompok dapat memainkan level lebih
leluasa. Pada tari berpasangan misalnya, salah satu penari dapat melakukan level
rendah sedangkan satu penari lainnya pada level tinggi. Pada tari berkelompok
setiap penari dapat melakukan level berbeda dengan penari lainnya.
Pola lantai juga memiliki peran penting pada. Fungsi pola lantai sama dengan
fungsi level yaitu menjadikan penampilan tari tampak lebih dinamis. Penari dapat
membuat pola lantai bervariasi antara garis lengkung dan garis lurus. Pada
penampilan tari tunggal penggunaan pola lantai tidak dapat divariasikan secara
bersamaan antara garis lurus dengan garis lengkung. Pola lantai garis lurus dan garis
lengkung dapat dilakukan bersamaan pada penampilan tari berpasangan dan tari
kelompok.

B. Meragakan Gerak Tari dengan Tata Pentas


1. Bentuk Pentas
Meragakan tari di panggung tertutup atau sering
disebut dengan panggung procenium. Pertunjukan
tari pada panggung jenis ini biasa terdapat di gedung-
gedung pertunjukan yang representatif. Taman
Budaya di setiap provinsi biasanya memiliki jenis
panggung ini.
Tari yang diragakan di panggung terbuka seperti di candi Prambanan dan
Borobudur, biasanya dilakukan dengan kolosal. Artinya, tarian itu melibatkan hampir
ratusan penari. Hal ini dilakukan karena panggung yang digunakan berukuran besar.

2. Tata Rias dan Busana


Tata rias dan busana pada pertunjukan tari berfungsi sebagai unsur pendukung.
Setiap jenis tari memiliki karakteristik tata rias dan busana sebagai visualisasi makna
dan simbol tari yang dibawakan.

C. Uji Kompetensi
Pengetahuan
1. Jelaskan dua fungsi tata rias dan tata busana pada
penampilan tari.
2. Jelaskan dua fungsi musik pengiring pada pe-
nampilan tari!
Keterampilan
1. Peragakan lima ragam gerak secara berkesinam- bungan
dengan musik iringan secara berkelompok!

Merancang Pementasan
BAB 15

A. Merancang Pementasan Teater


Seni teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar
menggunakan tubuh sebagai unsur utama. Seni teater disebut juga seni pertunjukan
yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam sebuah
cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Pada pelaksanaannya seni teater selalu
membutuhkan banyak orang. Teater dikenal sebragai seni kolektif, satu dengan yang
lain saling membutuhkan. Dalam merancang pementasan teater ada beberapa kegiatan
di antaranya sebagai berikut.
1. Membentuk Panitia

Pementasan teater supaya lebih terarah perlu dibentuk kepanitiaan yang akan
bertanggung jawab pada bidang kerjanya masing-masing. Ketika kamu membentuk
kepanitiaan yang harus diperhatikan adalah menyatukan hati dan kesadaran semua yang
terlibat untuk tujuan yaitu membuat pementasan yang baik, berhasil, dan sukses.
Pementasan harus terlaksana sebagai sebuah pertunjukan yang memberikan
pembelajaran berharga bagi semua pendukung dan penonton. Kepanitiaan bekerja
dengan baik sehingga berhasil mendatangkan banyak penonton yang bisa menghargai
pementasan kita. Kesuksesan yang diraih memotivasi kita untuk mementaskan kembali
pertunjukan yang baru dengan lebih baik lagi.
Jika panitia sudah terbentuk, disusun tugas, fungsi, dan tanggung jawab
setiap unit sehingga lebih mudah dalam melakukan organisasi kerja. Panitia merupakan
organisasi yang bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan pelaksanaan
pementasan teater. Setiap anggota panitia harus mengetahui orang yang diberikan
laporan jika ada permasalahan di lapangan.
Ketua panitia merupakan manajer di dalam organisasi pementasan. Ketua
bertanggung jawab terhadap keberhasilan pementasan. Anggota panitia memiliki
kewajiban untuk saling membantu dengan unit lain sehingga beban kerja terbagi rata.
Setelah panitia sudah terbentuk, langkah selanjutnya adalah membagi tugas masing-
masing anggota panitia. Isilah tabel berikut ini dengan bantuan bapak/ibu guru
pembimbing.

No Struktur Panitia Tugas dan Fungsi


.
1 Pimpinan Produksi
2 Pimpinan Artistik
3 Manager Panggung
4 Asisten Manager
Panggung
5 Penata lampu
6 Penata musik
7 Penata Gerak
2. Membuat Rancangan Pentas
Pembuatan rancangan pentas harus menyesuaikan dengan
kebutuhan dari naskah yang sedang digarap. Jika naskah
menceritakan lingkungan di hutan, maka rancangan setting atau latar belakang
panggung dapat berupa gambar hutan lengkap dengan pohon-pohon yang dibuat tiga
dimensi. Perlengkapan properti atau peralatan yang mendukung suasana di atas pentas
perlu dibuat seperti batu-batu, ranting, rumah kayu. Setting dan properti sebaiknya
dibuat dengan kreativitas dan memanfaatkan bahan-bahan bekas. Bahan- bahan bekas
dapat dibentuk menjadi benda yang mempunyai nilai keindahan.
Pengetahuan tentang tata teknik pentas diperlukan untuk mengenal dan
mengetahui cara kerja yang baik dalam merancang pementasan. Pengenalan istilah
tempat pemen- tasan untuk teater dan beberapa jenis arena pentas bisa memberikan
gambaran untuk lebih kreatif dalam merancang pementasan.
Panggung yang dimaksud bukan hanya berupa panggung teater yang sudah resmi
dibangun dalam gedung pertunjukan.

Kamu bisa menggunakan ruang kelas, aula sekolah, bahkan lapangan sekolah bisa
dijadikan panggung tempat pertunjukan teater. Kreativitas dan pemahamanmu tentang
tata pentas bisa terwujud. Berikut ini beberapa contoh panggung dan tempat
pementasan yang dapat digunakan sebagai sumber inspirasi.
3. Melakukan Latihan
Proses latihan sangat diperlukan dalam merancang pementasan teater. Tidak ada
keberhasilan tanpa usaha dan kerja keras. Latihan teater biasanya dipimpin oleh pelatih
teater atau koordinator latihan. Latihan yang mengarah pada pementasan biasanya
dilakukan langsung oleh sutradara yang ditunjuk untuk menangani pementasan.

Latihan yang baik diawali dengan latihan rutin berupa pe- manasan, olah tubuh
yang berguna mempersiapkan kebugaran pemain, dan olah suara yang berguna untuk
kesiapan suara pemain. Jika latihan teratur dan mencukupi dalam setiap minggunya,
pementasan yang baik bisa terwujud.

Latihan Pantomim
Lakukanlah gerakan keseharian orang-orang sesuai tema tanpa meng- gunakan suara alias berpantomim.
Orang-orang yang bergegas mengejar angkutan bis.
Aktivitas penjual dan pembeli di pasar.
Suasana para binatang di hutan.
Menjelajah ruang angkasa dengan pesawat. Kamu dapat mencari aktivitas yang lain.

B. Uji Kompetensi
1. Uji Sikap
Uraikan pendapatmu secara singkat dan jelas pada setiap pertanyaan berikut ini.
a. Mengapa tokoh teater tradisional kurang dikenal oleh
masyarakat ?
b. Bagaimana caranya agar tokoh teater tradisional dikenal oleh masyarakat dan
dapat menginspirasi kita?

2. Uji Pengetahuan
Jawablah dengan singkat soal berikut ini!
a. Jelaskan dua fungsi tata lampu pada pertunjukan teater!
b. Jelaskan dua fungsi tata suara pada pertunjukan teater!

Pementasan Fragmen
BAB 16

A. Mementaskan Teater
Saat-saat terindah dalam semua rangkaian proses seni teater adalah pementasan.
Semua mata tertuju pada panggung yang telah kita persiapkan sedemikian rupa
disesuaikan dengan tuntutan pementasan. Banyak orang yang bekerja dalam
pementasan. Yang paling penting adalah saatnya kita menampilkan hasil proses latihan
akting kita dengan sebaik- baiknya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat mementaskan karya teater adalah seluruh
kepanitiaan yang terlibat harus konsentrasi penuh, jangan sampai terjadi kesalahan dari
yang direncanakan. Hadapi semuanya dengan ketenangan. Menjaga kekompakan dalam
be- kerja sama sehingga pementasan akan berhasil dengan baik.
1. Melaksanakan Pementasan
Pada saat pelaksanaan ada beberapa hal yang penting dilakukan berkaitan
dengan pementasan teater sebagai berikut.
a. Tata Rias
Tata rias memiliki peran penting dalam pementasan teater. Tata rias dapat
mengubah dan menguatkan karakter tokoh. Wajah muda dapat diubah menjadi
tua. Tata rias juga dapat mengubah kulit seolah-olah terluka atau bahkan anggota
tubuh seolah-olah ada yang patah. Tata rias di dalam teater disebut dengan tata
rias karakter.
b. Tata Busana
Tata busana juga memiliki peran penting di dalam penampilan seorang
tokoh. Tata busana dapat menunjukkan karakter tokoh yang diperankan. Peran
pengemis, tata busana yang dipakai akan berbeda dengan peran raja. Tata busana
juga berfungsi untuk menguatkan karakter tokoh di dalam pementasan teater.
Pementasan teater dengan cerita fabel tentu tata busana disesuaikan dengan
peran. Tokoh harimau memakai tata busana seperti harimau yang berbeda
dengan tokoh kancil. Tata rias dan tata busana merupakan satu kesatuan tidak
terpisahkan.
c. Tata Suara
Tata suara pada pementasan teater memiliki arti penting karena
penyampaian pesan dilakukan dengan cara berdialog. Tata suara tidak hanya
mencakup sound system saja, tetapi tata suara pemain itu sendiri. Peralatan tata
suara dirancang dengan baik sehingga dialog dapat terdengar jelas.
Tata suara juga mencakup aspek musik pengiring sebagai ilustrasi suasana.
Perlu penempatan secara matang musik pengiring dengan menggunakan kaset
atau iringan langsung. Musik pengiring merupakan kesatuan dalam pementasan
teater.
d. Tata Panggung
Ada beberapa jenis tata panggung. Ada panggung berbentuk lingkaran dan
ada juga panggung berbentuk tapal kuda. Tata panggung di luar atau di dalam
gedung juga memiliki karakteristik tersendiri. Jika tata panggung di luar
(outdoor) diperlukan tata suara memadai karena adanya gangguan dari sekeliling.
Penataan suara tentu akan berbeda dengan tata panggung di dalam gedung
(indoor).
Tata panggung juga berhubungan dengan setting atau latar cerita yang
dipentaskan. Manajemen panggung perlu memperhitungkan secara cermat jeda
untuk mengganti latar panggung sehingga pementasan akan berjalan mengalir.
e. Tata Lampu
Tata lampu pada pementasan teater mem- punyai arti penting. Tata lampu
berfungsi untuk membangun suasana. Jika pementasan teater dilaksanakan siang
hari dan di ruang terbuka, tidak diperlukan tata lampu.
Tata lampu tidak hanya mencakup lampu- lampu panggung saja. Tata lampu
juga meru- pakan bagian dari setting panggung, seperti penggunaan lampu teplok
atau petromaks untuk menunjukkan suasana rumah pedesaan zaman dulu.

2. Evaluasi Pelaksanaan Pementasan


Pada akhir pementasan, perlu dilakukan evaluasi. Saat evaluasi, kebesaran hati
sangat diperlukan untuk menerima kritik dan masukan atas semua yang telah
dikerjakan. Tanggapi semua saran dan masukan untuk sesuatu yang lebih baik lagi.
Tujuan evaluasi antara lain seperti berikut.
1. Mengetahui kekurangan dan kelebihan pe- laksanaan pementasan.
2. Umpan balik untuk perbaikan pada tahun berikutnya.
3. Saling menghargai kerja tim.
4. Hasil akhir merupakan hasil kerja tim bukan perorangan.

Cerita atau legenda sering menjadi tema pertunjukan teater baik


tradisional maupun modern dengan adaptasi sesuai dengan kebutuhan
zaman. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya dalam bentuk
cerita atau legenda tetap harus dilestarikan sebagai salah satu kekayaan
budaya. Cerita dan legenda dapat juga dijadikan sebagai media atau
wahana untuk menyampaikan pesan moral kepada generasi muda.
Warisan budaya dalam bentuk cerita atau legenda dapat juga dijadikan
salah satu pilar ekonomi kreatif sehingga mendatangkan kemakmuran
bagi masyarakat pendukungnya.
UJI KOMPETENSI
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat.

1. Karya seni yang memiliki nilai estetis (keindahan) dan nilai fungsi (kegunaan), yaitu;
A. Lukisan pemandangan C. Kursi jati ukiran
Patung kuda D. Lukisan kaligrafi
2. Tema ragam hias motif batik di samping yaitu….
A. Fauna
B. Flora
C. Flora dan fauna
D. Serangga

3. Dalam pembuatan karya seni tekstil bahan pewarna yang digunakan ada yang berasal dari
alam dan pewarna buatan. Pewarna dari alam biasanya berupa ...
A. Tinta warna C. Naptol
B. Akar – akaran D. Lilin / malam
4. Teknik menggambar ragam hias dapat dilakukan dengan cara stilasi. Maksud dari stilasi
adalah
A. Memberi latar belakang C. Pemberian tekstur
B. Memberi gelap terang D. Penggayaan / pengembangan
5. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dilakukan dengan teknik yang berbeda – beda.
Dibawah ini manakah yang merupakan teknik dalam ragam hias berbahan tekstil ...
A. Tempa C. Songket
B. Ukir D. Butsir
6. Jenis bahan tekstil yang mempunyai sifat menyerap air, mudah kusut, lentur dan dapat
disetrika dalam temperatur yang panas disebut ...
A. Katun C. Sutera
B. Wol D. Polyester dan nilon

7. Tema ragam hias disamping adalah ...


A. Flora
B. Fauna
C. Figuratif
D. Geometris

8. Perhatikan gambar di bawah ini! Manakah hasil karya seni rupa dengan bentuk dasar
kubistis...
A. B. C. D.

9. Campuran warna merah dan biru akan menghasilkan warna ….


A. Oranye C. Cokelat
B. Ungu D. Hijau
10. Salah satu jenis pahat yang gunanya untuk membersihkan pada sudut sela – sela ukiran dan
meraut bagian – bagian yang diperlukan disebut ...
A. Pahat kuku C. Pahat lurus
B. Pahat lengkung D. Pahat pegot
11. Alat apakah yang digunakan untuk mengukir ragam hias di atas kayu …..
A. Pahat dan pemukul C. Paku dan Palu
B. Pisau dan gergaji D. Pahat dan Pisau
12. Menyanyi dengan banyak suara secara kanon dapat melatih ...
A. Saling menghormati dan menghargai satu sama lain
B. Saling membantu
C. saling menunjukkan kemampuan
D. saling berkompetisi dalam bernyanyi
13. Di bawah ini yang merupakan contoh lagu-lagu daerah adalah ...
A. Tokecang dan Bungong Jeumpa
B. Lir - ilir dan Bangun Pemudi-Pemuda
C. Syukur dan Panon Hideung
D. Butet dan Halo-halo Bandung
14. Tarling adalah musik daerah dari ...
a. Indramayu C. Aceh
b. Jakarta D. Madura
15. Bermain musik secara bersama-sama menggunakan beberapa alat musik tertentu serta
memainkan lagu-lagu dengan aransemen sederhana merupakan pengertian...
a. Group musik C. Ansambel musik
b. Perkumpulan musik D. Vocal group
16. Gambar di samping termasuk jenis alat musik...

a. melodis
b. harmonis
c. ritmis
d. instrumental

17. Alat musik yang berfungsi untuk membawakan melodi suatu lagu disebut...
a. Alat musik melodis C. Alat musik ritmis
b. Alat musik harmonis D. Alat musik gesek
18. Cara memainkan musik ansambel ada dua macam, yaitu...
a. melodis dan campuran C. sejenis dan harmonis
b. sejenis dan ritmis D. sejenis dan campuran
19. Gambar di bawah ini adalah jenis alat musik yang dimainkan dengan cara...

a. dipukul
b. dipetik
c. ditiup
d. digesek
20. Alat musik yang cara memainkannya digesek yaitu...
A. Rebab C. Calung
B. Angklung D. Gitar
II. URAIAN

21. Sebutkan teknik/ cara dalam penerapan ragam hias dengan bahan tekstil
22. Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis bahan tekstil
23. Sebutkan 4 kegunaan jenis pahat
24. Jelaskan menurut pendapat kalian apakah yang dimaksud dengan Latihan Lagu Tiga Suara
25. Sebutkan masing – masih 3 contoh dari ...
a. Alat musik Ritmis b. Alat musik melodis c. Alat musik harmonis

DAFTAR PUSTAKA
Tri Sulistyo, Edi. 2020. Seni Budaya untuk Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta : Tiga Serangkai

Eko Purnomo, Deden Haerudin, Buyung Rohmanto, Julius Juih. 2017. Seni Budaya. Jakarta :
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

www.smpn14oku.sch.id/2020/07/24/modul-seni-budaya-7

Anda mungkin juga menyukai