Bab 1 Memahami Agama Sebagai Moral

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembentukan karakter Islami merupakan sebuah upaya terencana dan
terukur dalam membentuk seorang Muslim yang memiliki budi pekerti luhur,
memiliki watak serta berperilaku dan bersikap sesuai dengan tuntunan Islam.
Dalam upaya pembentukan karakterk Islami ini tentunya bukanlah sekedar
pemberian pengetahuan seputar karakter-karakter baik dan buruk saja, melainkan
dengan menyertakan latihan-latihan pembiasaan dalam mempraktekkan nilai-nilai
karakter Islami tersebut secara terus menerus di segala sendi kehidupan kapanpun
dan dimanapun.Pembentukan karakter Islami setiap siswa dipandang menjadi
suatu hal yang sangat penting di era globalisasi seperti sekarang ini, khususnya
bagi generasi Islam usia pelajar. Pembentukan dan pembinaan karakter islami ini
harus tetap diprioritaskan dalam tujuan penyelenggaraan pendidikan. Namun,
tantangan bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam terasa semakin berat
dalam rangka menyiapkan manusia yang mempunyai karakter Islami serta siap
mengiringi majunya perkembangan zaman. Telah diketahui, bahwa di era
globalisasi ini, batas-batas budaya sulit dibedakan. Sehingga, tugas dunia
pendidikan semakin penuh tantangan dalam upayanya membentuk manusia yang
siap berkompetisi di segala bidang, bahkan juga mempunyai karakter Islami
dalam segala aktivitasnya sebagai salah satu modal sosial (capital social). Supaya
terbentuknya seorang insan yang berkarakter Islami, tentu saja ada suatu proses
pendidikan yang mampu menjembatani manusia menjadi pribadi yang utuh, baik
secara jasmani maupun rohani.Pendidikan Islam dipandang merupakan sebuah
proses pendidikan dalam upaya membentuk generasi Islam yang memiliki
karakter mulia.Karakter dan akhlak yang tidak Islami itu ditunjukan dengan marak
terjadinya berbagai kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa seperti bolos
sekolah, tawuran, pergaulan bebas, narkoba dan lain-lain. Perilaku-perilaku yang
keluar dari karakter Islami tersebut rata-rata merambah pada siswa-siswa SMP
dan SMA yakni usia remaja. Misalkan perihal NAPZA (narkotika, psikotoprika,

1
2

dan zat adiktif), berdasarkan catatan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro
Jaya, pengguna NAPZA di kalangan remaja DKI Jakarta tercatat terus naik dalam
empat tahun terakhir. Pada tahun 2011, sebanyak 1.345 orang pengguna
merupakan siswa SMP. Tahun berikutnya naik menjadi 1.424 orang, selanjutnya
tercatat 262 orang sebagai pengguna baru pada awal tahun 2013. Siswa SMA
tidak mau ketinggalan, sebanyak 3.187 orang tercatat sebagai pengguna di tahun
2011, tahun berikutnya menjadi 3.410 orang. Adapun pengguna di kalangan SMA
di tahun 2013 tercatat sebanyak 519 orang.6 Lebih dari itu, pendidikan di
Indonesia sedang dihadapkan pada ujian besar yang dihadapi oleh bangsa, yaitu
permasalahan “krisis multidimensi”. Yaitu krisis yang tidak hanya dalam bidang
keuangan (finansial), melainkan juga dalam urusan pemerintahan dengan adanya
pengelolaan yang lemah (weak governance), sehingga semakin merambahnya
permasalahan meliputi segala sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.7
Berdasarkan kondisi tersebut, sudah sepatutnya bahwa garapan utama dunia
pendidikan adalah mengatasi krisis moral yang tengah merusak negeri ini,
terutama moral para generasi muda yang notabene dipunggung merekalah masa
depan bangsa ini bersandar.Karakter yang baik menjadi suatu hal yang
fundamental bagi manusia dalam rangka membangun kehidupan dalam
kedamaian dan bebas dari tindakan-tindakan yang merusak.
Pada masa usia remaja ini dari segi jasmani bisa dikatakan telah matang, artinya
segala fungsi jasmaniah telah dapat berfungsi dan bekerja. Kekuatan dari segi
jasmani ini hampir dapat dianggap sama dengan orang dewasa. Bahkan pula seks,
mereka sudah mampu berketurunan. Dorongan yang bersifat biologis ini dapat
menimbulkan emosi yang tidak stabil diantara para remaja, yang selanjutnya
membawa berbagai sikap, kelakuan, tindakan, dan perilaku yang menjurus ke arah
pemuasan emosi tersebut. Menurut Bambang Syamsul Arifin, berbagai kelakuan
dan sikap yang terjadi akibat kematangan tersebut berbeda satu sama lain diantara
para remaja, sesuai dengan lingkungan tempat mereka hidup yang telah
mengontruksi pribadinya masing-masing. Oleh karena itu pada masa ini
merupakan masa labil, meskipun secara biologis sudah mencapai
kematangan.Dalam upayanya membentuk karakter Islami siswa, munculah
3

kesadaran dari lembaga-lembaga pendidikan baik lembaga pendidikan umum


maupun lembaga pendidikan Islam dengan menggulirkan program-program
pembentukan karakter Islami setiap siswa melalui berbagai metode dan strategi,
bahkan menjadikan program-program tersebut sebagai sistem sekolah yang baku,
salah satu tersebut adalah SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah.SMA
Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah adalah salah satu sekolah unggulan jenjang
menengah atas di Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Padahal sebagaimana yang
telah diuraikan di atas, bahwa harapan dari pendidikan Islam ini adalah agar
mampu menghalau segala hambatan (obstacle) eksternal yang akan menggangu
keutuhan akhlaq, karena Pendidikan Islam adalah sebuah bimbingan yang sesuai
dengan ajaran Islam yang bertujuan untuk mengembangkan secara maksimal
potensi seseorang.Dunia pendidikan formal menjadi salah satu elemen yang
diharapkan dapat mencetak generasi Muslim yang memiliki karakter Islami, yakni
pribadi Muslim yang memiliki nilai-nilai Islam yang tercermin dalam tindakan,
ucapan, dan cara berpikir.

B. Tujuan
Tujuan membentuk karakter pendidik sesuai ajaran agama adalah untuk
membentuk pribadi yang berakhlak mulia dan memiliki etika serta rasa berbudaya
yang baik. Pendidikan agama memiliki peran penting dalam pembentukan
karakter, di antaranya:
1. Memberikan landasan kuat bagi nilai-nilai moral dan etika.
2. Membangun kepribadian yang kuat.
3. Mengembangkan spiritualitas.
4. Meningkatkan rasa toleransi.
5. Mengurangi perilaku negatif.
6. Mengembangkan kedisiplinan.
7. Membimbing individu dalam persiapan menuju akhirat.
8. Mengajarkan keyakinan tentang kehidupan sesudah mati.
9. Menyampaikan pemahaman tentang hari kiamat.
4

Pendidikan karakter penting bagi setiap orang, sehingga guru, dosen, dan
orang tua perlu senantiasa menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anak
didiknya.

C. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah mengenai "Membentuk Karakter Pendidik
Sesuai Ajaran Agama" sebagai berikut :
1. Bagaimana pentingnya pembentukan karakter pendidik yang sesuai dengan
ajaran agama dalam konteks pendidikan?
2. Apa saja nilai-nilai agama yang dapat dijadikan dasar dalam pembentukan
karakter pendidik?
3. Bagaimana cara mengintegrasikan ajaran agama dalam proses pembentukan
karakter pendidik yang efektif?
4. Apa tantangan yang dihadapi dalam membentuk karakter pendidik sesuai
dengan ajaran agama di lingkungan pendidikan saat ini?
5. Sejauh mana pembentukan karakter pendidik yang berbasis ajaran agama
dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan moral siswa?
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Dalam ajaran Islam, karakter yang harus dimiliki pendidik adalah
Mencintai peserta didik dan memperlakukannya seperti anak sendiri, Meneladani
Rasulullah Saw, Bersikap objektif, Bersikap luwes dan bijaksana dalam
menghadapi peserta didik, Bersedia mengamalkan ilmunya. Pendidikan agama
Islam merupakan pilar penting dalam membentuk karakter peserta didik.
Pendidikan agama Islam dapat membantu membentuk karakter peserta didik
dengan: Memberikan dasar moral yang kuat Menanamkan sikap bekerja sama
antara keluarga dan sekolah Mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kejujuran,
keadilan, kesederhanaan, saling menghormati, dan toleransi Membantu siswa
memperkuat ikatannya dengan agamanya Membantu siswa mengembangkan sikap
dan perilaku positif Membantu siswa menanamkan nilai-nilai moral dan etika
sebagai landasan dalam mengambil keputusan yang baik.Membentuk karakter
pendidik sesuai ajaran agama berarti mengembangkan sikap, nilai, dan perilaku
seorang pendidik yang selaras dengan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam agama
yang diyakininya. Ini melibatkan penerapan ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam cara berinteraksi dengan siswa, kolega, maupun dalam
cara mendidik secara umum. Karakter pendidik yang dibentuk dengan dasar
agama akan mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, tanggung jawab,
disiplin, dan adil, yang semuanya menjadi teladan bagi para siswa. Dengan
demikian, pendidik tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga
membentuk karakter dan moral siswa berdasarkan ajaran agama yang diyakini.
Adapun pembahasan mengenai membentuk karakter pendidik sesuai
dengan ajaran agama yaitu :
1. Pentingnya Pembentukan Karakter Pendidik yang Sesuai dengan Ajaran
Agama dalam Konteks Pendidikan Pembentukan karakter pendidik yang
sesuai dengan ajaran agama sangat penting karena pendidik bukan hanya
mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menjadi teladan dalam sikap dan

5
6

perilaku. Karakter yang dibentuk berdasarkan ajaran agama dapat


menciptakan lingkungan belajar yang penuh dengan nilai-nilai moral, etika,
dan spiritualitas. Pendekatan ini dapat menumbuhkan rasa tanggungjawab,
kejujuran, kedisiplinan, serta kasih sayang dalam interaksi antara pendidik dan
peserta didik, sehingga dapat meningkatkan kualitas. pendidikan secara
keseluruhan.
2. Nilai-Nilai Agama yang Dapat
Dijadikan Dasar dalam Pembentukan. Karakter Pendidik Beberapa nilai
agama yang dapat dijadikan dasar pembentukan karakter pendidik antara lain :
a. Kejujuran
Mendidik dengan kejujuran untuk membentuk pribadi yang dapat
dipercaya.
b. Keadilan
Menghargai setiap Individu tanpa memandang latar belakang, serta
memberikan perlakuan yang adil kepada semua siswa.
c. Kesabaran
Mampu bersikap sabar dalam menghadapi berbagai tantangan dalam dunia
pendidikan.
d. Empati
Memahami dan merasakan kondisi siswa, serta mendukung mereka dalam
perkembangan. sosial dan emosional.
e. Tanggung jawab
Bertanggung jawab atas tugas dan peran sebagai pendidik dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Cara Mengintegrasikan Ajaran Agama dalam Proses Pembentukan Karakter
Pendidik yang Efektif Integrasi ajaran agama dapat dilakukan dengan cara:
a. Pendidikan karakter berbasis agama
Menyusun kurikulum yang tidak hanya fokus pada pengetahuan akademik,
tetapi juga menyertakan pelajaran tentang nilai-nilai agama.
b. Pelatihan dan pengembangan pendidik
Memberikan pelatihan kepada pendidik untuk memahami dan
mengimplementasikan nilai-nilai agama dalam interaksi mereka dengan
siswa.
7

c. Teladan dari pendidik


Pendidik sebagai role model yang menunjukkan sikap sesuai dengan
ajaran agama, seperti sikap saber, adil, dan bertanggung jawab.
 Pembinaan kepribadian
Memberikan ruang bagi pendidik untuk terus mengembangkan diri
melalui kegiatan rohani, seperti pengajian atau kajian agama, yang
dapat memperkuat karakter mereka.
4. Tantangan yang Dihadapi dalam Membentuk Karakter Pendidik Sesuai
dengan Ajaran Agama Tantangan yang dihadapi antara lain:
Kurangnya pemahaman atau komitmen terhadap ajaran agama. Tidak
semua pendidik memiliki pemahaman yang kuat atau komitmen terhadap
nilai-nilai agama, yang dapat menghambat implementasi karakter berbasis
agama. Lingkungan yang kurang mendukung: Di beberapa tempat, budaya
atau sistem pendidikan yang lebih sekuler mungkin tidak mendukung
penguatan karakter berbasis agama.
• Perbedaan pandangan agama
Di masyarakat yang pluralistik, perbedaan pemahaman agama dapat
menjadi tantangan dalam mengintegrasikan ajaran agama secara universal
dalam pendidikan.
• Keterbatasan waktu dan sumber daya
Proses pembentukan karakter membutuhkan waktu dan perhatian khusus,
sementara dalam praktik pendidikan, waktu dan sumber daya sering
terbatas.
5. Sejauh Mana Pembentukan Karakter Pendidik yang Berbasis Ajaran Agama
Dapat Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Moral Siswa Pembentukan
karakter pendidik yang berbasis ajaran agama dapat berpengaruh signifikan
terhadap kualitas pendidikan dan moral siswa. Pendidik yang memiliki
karakter yang kuat, sesuai dengan ajaran agama, dapat menjadi teladan yang
memotivasi siswa untuk mengembangkan sikap dan nilai moral yang baik.
Siswa yang dibimbing oleh pendidik dengan karakter kuat akan lebih mudah
memahami pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, dan tanggung
8

jawab, yang tidak hanya membantu mereka dalam dunia akademik, tetapi juga
dalam kehidupan sosial mereka. Dengan demikian, pendidikan yang
mengintegrasikan nilai-nilai agama tidak hanya menciptakan individu yang
cerdas, tetapi juga berakhlak mulia dan bertanggung jawab. Secara
keseluruhan, pembentukan karakter pendidik yang berbasis ajaran agama
adalah fondasi yang penting untuk menciptakan pendidikan yang holistik,
yang tidak hanya mengembangkan. kecerdasan intelektual tetapi juga
kecerdasan emosional dan spiritual siswa.

B. Konsep Pendidikan Agama


Konsep membentuk pribadi pendidik menurut agama, khususnya dalam
Islam, dapat dilihat sebagai usaha untuk menciptakan pendidik yang tidak hanya
menguasai materi, tetapi juga memiliki akhlak yang baik, tanggung jawab moral,
dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, beberapa aspek
penting yang perlu diperhatikan adalah:
1. Keimanan dan Ketakwaan
Seorang pendidik dalam pandangan agama, khususnya Islam, harus
memiliki keimanan yang kuat dan ketakwaan kepada Allah. Ini akan
mempengaruhi cara dia mengajar, berinteraksi dengan siswa, serta memberi
teladan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Al-Qur'an, dijelaskan bahwa
pendidik harus menjadi pribadi yang membawa rahmat, memberikan contoh
yang baik, dan mendidik dengan penuh kasih sayang.
2. Ilmu yang Bermanfaat
Dalam agama, terutama dalam Islam, ilmu dianggap sebagai salah satu
kunci untuk mencapai keberkahan hidup. Oleh karena itu, seorang pendidik
tidak hanya harus menguasai ilmu secara mendalam, tetapi juga harus
mengajarkan ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat. Nabi
Muhammad SAW bersabda,
. ‫"ُاْطُلِب الِعْلَم ِمَن الَمْهِد ِإلَى الَّلْحِد‬
Cari ilmu dari buaian hingga ke liang lahad. Artinya, pendidik harus terus
belajar dan berkembang.
9

3. Akhlak yang Mulia


Seorang pendidik harus memiliki akhlak yang baik, seperti sabar, jujur, rendah
hati, dan adil. Akhlak ini akan memberikan dampak positif pada siswa dan
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Dalam Al-Qur'an dan Hadis,
kita diajarkan untuk selalu berlaku baik dan menunjukkan sikap kasih sayang
kepada orang lain, termasuk kepada siswa.
4. Kepemimpinan yang Bijaksana
Seorang pendidik harus memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik,
mampu membimbing siswa dengan bijaksana dan adil. Ini mencakup
kemampuan untuk mengelola kelas, memberikan motivasi, dan membantu
siswa tumbuh menjadi pribadi yang baik.
5. Mendidik dengan Niat Ikhlas
Dalam agama, segala sesuatu harus dilakukan dengan niat yang ikhlas karena
Allah. Seorang pendidik yang bekerja dengan niat yang benar akan
memperoleh keberkahan dalam setiap langkahnya. Niat ini juga mengajarkan
kepada siswa untuk bekerja keras dengan tujuan yang luhur, bukan hanya
untuk hasil duniawi semata.
6. Tanggung Jawab Sosial
Seorang pendidik juga diharapkan memiliki kesadaran sosial, yaitu peduli
terhadap masyarakat dan berusaha untuk mencetak generasi yang tidak hanya
cerdas secara akademis, tetapi juga berbudi pekerti luhur dan peduli terhadap
sesama.
Secara keseluruhan, konsep membentuk pribadi pendidik menurut agama
adalah tentang menciptakan sosok yang tidak hanya mengajarkan
pengetahuan, tetapi juga membimbing siswa untuk menjadi individu yang
memiliki integritas, kedalaman spiritual, dan kepedulian terhadap orang lain.
Konsep pendidikan agama sebagai sumber nilai dan perilaku dalam profesi
merujuk pada peran pendidikan agama dalam membentuk etika, moralitas, dan
karakter seseorang dalam menjalani profesinya. Dalam konteks ini, pendidikan
agama tidak hanya dilihat sebagai upaya untuk memahami ajaran agama, tetapi
10

juga sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang memandu individu
dalam bersikap dan bertindak secara profesional.
Beberapa poin utama dalam konsep ini adalah:
1. Pendidikan Agama sebagai Pembentuk Karakter
Pendidikan agama mengajarkan prinsip-prinsip moral yang dapat
membimbing individu untuk menjalani profesinya dengan integritas,
kejujuran, dan tanggung jawab. Nilai-nilai seperti keadilan, empati, dan
kedisiplinan yang diajarkan dalam agama dapat diterapkan dalam kehidupan
profesional sehari-hari.
2. Etika Profesional Berbasis Agama
Setiap profesi, baik itu di bidang kesehatan, pendidikan, hukum,
maupun lainnya, memerlukan pedoman etika yang jelas. Pendidikan agama
dapat memberikan landasan moral yang kokoh untuk menghadapi dilema-
dilema profesional, seperti pengambilan keputusan yang adil, menjaga
kepercayaan, dan bertindak dengan rasa hormat terhadap hak orang lain.
3. Keseimbangan Duniawi dan Spiritual
Pendidikan agama membantu individu untuk tidak hanya fokus pada
pencapaian duniawi, tetapi juga pada keseimbangan dengan nilai-nilai
spiritual. Hal ini mendorong pekerja untuk tidak hanya mengejar keuntungan
atau kesuksesan materi, tetapi juga memperhatikan dampak sosial dan etis dari
tindakan mereka.
4. Mengembangkan Empati dan Tanggung Jawab Sosial
Dalam banyak ajaran agama, ada penekanan pada kepedulian terhadap
sesama, serta tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan. Dalam
konteks profesi, nilai-nilai ini mengarah pada sikap peduli terhadap
kesejahteraan orang lain, serta pengambilan keputusan yang tidak hanya
menguntungkan diri sendiri, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat
secara keseluruhan.
5. Pendidikan Agama dalam Konteks Globalisasi
Dalam dunia kerja yang semakin global, pendidikan agama membantu
individu untuk menghargai perbedaan budaya, agama, dan etnis. Ini sangat
11

penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan harmonis,


dengan menghormati keberagaman dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan.
Secara keseluruhan, pendidikan agama bukan hanya memengaruhi
kehidupan pribadi, tetapi juga membentuk perilaku profesional yang etis,
berlandaskan pada nilai-nilai agama yang mendalam, yang pada gilirannya
mendukung terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera.
12

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Membentuk karakter pendidik sesuai dengan ajaran agama adalah langkah
penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang tidak hanya
mengutamakan kecerdasan intelektual, tetapi juga membentuk akhlak dan moral
yang baik. Ajaran agama memberikan panduan yang kuat dalam mengembangkan
nilai-nilai seperti kejujuran, kesabaran, empati, tanggung jawab, dan keadilan.
Karakter pendidik yang sesuai dengan ajaran agama dapat menjadi teladan bagi
peserta didik, membantu menciptakan suasana yang kondusif untuk
perkembangan diri yang holistik, baik secara intelektual maupun spiritual.

B. Saran
1. Pengembangan Diri Berkelanjutan
Pendidik sebaiknya terus meningkatkan pemahaman dan pengamalan
ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, agar dapat menjadi contoh
nyata bagi siswa.
2. Pendidikan Karakter
Pendidik perlu menyusun kurikulum yang tidak hanya fokus pada
pengajaran akademik, tetapi juga mencakup pembentukan karakter sesuai
dengan nilai-nilai agama yang relevan.
3. Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat
Pembentukan karakter pendidik harus melibatkan kolaborasi antara
sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang
mendukung pembentukan karakter yang baik.
4. Pelatihan dan Penguatan Moral
Sekolah dan lembaga pendidikan perlu menyediakan pelatihan khusus bagi
pendidik mengenai pengembangan karakter yang berbasis agama, agar
mereka lebih siap dalam menghadapi tantangan dalam mendidik generasi
muda. Dengan demikian, pendidik yang memiliki karakter yang baik dan

12
13

sesuai dengan ajaran agama dapat berperan besar dalam menciptakan


generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki budi pekerti yang
luhur.
14

DAFTAR PUSTAKA

1. Arifin, Zainal. (2016). Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya


dalam Dunia Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Buku ini
membahas tentang konsep pendidikan karakter, termasuk dalam
konteks pendidikan agama, serta bagaimana pendidik dapat
membentuk karakter siswa berdasarkan nilai-nilai agama.

2. Hidayat, Taufik. (2019). Pendidikan Agama Islam dan Karakter Bangsa.


Jakarta: Kencana. Buku ini mengupas tentang pentingnya pendidikan
agama dalam membentuk karakter bangsa, serta bagaimana pendidik
dapat menjadi teladan dalam menanamkan nilai-nilai agama kepada
peserta didik.

3. Rohmat, Harun. (2018). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Membahas tentang bagaimana
pendidikan karakter dapat diintegrasikan dengan ajaran Islam, serta
peran pendidik dalam menanamkan nilai-nilai moral yang sesuai
dengan prinsip-prinsip agama.

4. Suyadi, Arief. (2017). Karakter Pendidikan: Teori, Konsep, dan Praktiknya


dalam Pendidikan Islam. Jakarta: Prenadamedia Group.Buku ini
menyajikan teori-teori dan praktik pendidikan karakter dalam konteks
pendidikan Islam, memberikan wawasan bagi pendidik dalam
membentuk karakter yang berbasis nilai-nilai agama.

5. Ali, Muhammad. (2018). Pendidikan Islam dan Pembangunan Karakter Bangsa.


Malang: UMM Press. Buku ini membahas tentang bagaimana
pendidikan Islam dapat berperan penting dalam membangun karakter
bangsa, serta memperkuat peran pendidik sebagai agen perubahan
dalam membentuk karakter berdasarkan ajaran agama.

6. Muhammad, Saiful. (2020). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Agama dan


Budaya. Surabaya: Erlangga.Buku ini membahas pembentukan
karakter yang tidak hanya bersumber dari ajaran agama, tetapi juga
budaya lokal, memberikan pemahaman yang luas bagi pendidik
dalam membentuk karakter anak didik.
15

MAKALAH

MEMBENTUK KARAKTER PENDIDIK SESUAI


DENGAN AJARAN AGAMA.

Dosen Pengampu : Sholihin Gultom, SHI, HI

Disusun oleh:

1. Milda Eriza

2. Sindy Sundar

PROGRAM STUDI D.III-KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SEHAT MEDAN
16

T.A.2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Agama yang diampu oleh Solihin Gultom SHI,MAI.
Makalah ini berjudul Membentuk Karakter Pendidik Sesuai Dengan
Ajaran Agama. Dalam ajaran Islam, karakter yang harus dimiliki pendidik
adalah: Mencintai peserta didik dan memperlakukannya seperti anak sendiri,
Meneladani Rasulullah Saw, Bersikap objektif, Bersikap luwes dan bijaksana
dalam menghadapi peserta didik, Bersedia mengamalkan ilmunya.Pendidikan
agama Islam merupakan pilar penting dalam membentuk karakter peserta
didik.Adapun sumber data yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini
berasal dari berbagai buku, artikel, dan sumber informasi lainnya yang relevan
dengan tema yang kami bahas.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi
referensi yang berguna bagi pembaca. Kami mohon maaf atas segala kekurangan
dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Medan, Nopember 2024

Penulis
17

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah .................................................................. 3
BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................... 5
A. Pengertian ............................................................................. 5
B. Konsep Pendidikan Agama .................................................... 8
BAB 3 PENUTUP ................................................................................... 12
A. Kesimpulan ........................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

ii

Anda mungkin juga menyukai