Bab 1 Skripsi Genta

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan karakter menjadi aspek penting dalam membentuk generasi yang

berkualitas. Salah satu nilai yang mendasar dalam islam adalah tauhid, yaitu

keyakinan akan keesan Allah. Pembelajaran tauhid di lingkungan sekolah dapat

menjadi landasan utama dalam membentuk akhlak yang baik pada peserta didik,

terutama di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Pada masa globalisasi saat ini bangsa berupaya untuk membentuk moral setiap

manusia. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan positif.

Semuanya dilakukan untuk menjadikan generasi penerus yang bermoral baik

kedepannya. Usaha untuk menanamkan akhlak tunas bangsa juga di paparkan jelas

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, pasal 3.

Pentingnya pembinaan akhlak yang dilakukan kepada setiap peserta didik terkhusus

pada saat proses pembelajaran pendidikan agama islam. Hal itu sejalan dengan

ungkapan Prasetyo dan Rivashinta sebagai tokoh pendidikan yang menyebutkan

bahwa, pendidikan karakter sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter

kepada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran kemauan

dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut kepada Tuhan, diri sendiri,

1
2

sesama, lingkungan dan bangsa untuk menjadi insan kamil.

Setelah memahami tentang karakter, fungsi dan tujuan pendidikan nasional

diharapkan generasi penerus bangsa Indonesia dengan identitas yang kuat sebagai

bangsa yang berakhlak baik serta menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia

dari ancaman masa globalisasi saat ini. Namun moral siswa-siswi bangsa kita saat ini

sangat merosot.1

Dari paparan di atas bahwa pendidikan sangat penting untuk memajukan

generasi bangsa mendatang. Proses pembelajaran ialah saat dimana ilmu dari

pendidik kepada peserta didik melalui media. Ilmu yang didapat pada proses

pembelajaran diharapkan dapat diterima baik atau direspon baikan oleh peserta didik.

Begitu pun pendidik yang mampu menyampaikan dengan baik pada setiap materi

yang disampaikan.

Pada saat proses pembelajaran hendaknya pendidik mampu menjadi suri

tauladan bagi peserta didik. Sebagai peserta didik harus mampu mengamalkan sikap

tauladan pendidiknya agar tujuan menjadikan peserta didik yang berakhlak mulia

tercapai terkhusus pada saat pembelajaran Agama Islam.

Apabila dicermati praktek pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan moral

saat ini, tampak jelas adanya ketidakseimbangan antara pembinaan intelektual dan

akhlak. Pendidikan intelektual mendapat porsi yang lebih besar, sedangkan

pendidikan akhlak nyaris terabaikan. Lembaga pendidikan saat ini mengalami

1
Majid A Andayani,” Pendidikan Karakter Perspektif Islam”, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 34
3

degradasi fungsional dan semakin berorientasi materialistic, di mana akurasi suatu

lembaga pendidikan cenderung diukur dari sejauh mana out put-nya dapat

berpartisipasi aktif dalam mengisi lapangan kerja yang disediakan oleh dunia

industri. Kondisi ini kemudian mendorong lembaga pendidikan dan peran guru

untuk lebih mementingkan pengembangan kemampuan intelektual sesuai dengan

kebutuhan industri kerja. \

Pendidikan akhlak yang berbentuk pembinaan akhlak tersebut tidak lepas

dari komponen yang ada dalam sistem pendidikan. Guru adalah salah satu komponen

dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan

sumber daya manusia yang potensial di bidang pengetahuan. Oleh karena itu, guru

yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan aktif dan

menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan

masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini, guru tidak hanya sebagai

pengajar yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang

memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Sekolah sebagai tempat

untuk mendidik Pendidikan Agama Islam di lembaga sekolah madrasah aliyah negeri

atau SMA Islam terdiri dari pelajaran Fiqh, Akidah Akhlak, Qur’an Hadits, dan

Sejarah Kebudayaan Islam. Sekolah sebagai tempat untuk mendidik seorang anak

yang seharusnya dapat mewujudkan tujuan dan harapan pendidikan, oleh karna itu

sebagai tenaga pendidikan kita harus mencontohkan perilaku yang baik terhadap

anak murid agar menjadi sebuah pembelajaran yang bisa diterapkan di sekolah

maupun dalam kehidupan sehari-hari.


4

Beberapa uraian di atas terlihat bahwa pengaruh pengajaran guru sangat

berpengaruh terhadap akhlak peserta didik tingkat SMA, maka penulis tertarik untuk

memilih judul penelitian.“ PENGARUH PEMBELAJARAN TAUHID DALAM

MEMBENTUK AKHLAK YANG BAIK PADA PESERTA DIDIK KELAS X

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) ISLAM DARUL ABROR BEKASI “

B. Identifikasi Masalah

Pengaruh pembelajaran tauhid dalam membentuk akhlak yang baik pada peserta didik

SMA. Terbagi menjadi beberapa aspek peran guru dalam konteks ini :

1. Kurangnya Pemahaman Konsep Tauhid di Kalangan Peserta Didik

2. Pemahaman konsep tauhid sebagai dasar ajaran islam belum mencapai tingkat

memadai di kalangan peserta didik SMA. Hal ini dapat menjadi hambatan dalam

membentuk akhlak yang baik, karena pemahaman yang kuat terhadap tauhid

memberikan landasan moral yang kokoh.

3. Tantangan Implementasi Pembelajaran Tauhid di Sekolah Menengah Atas

4. Kendala-kendala praktis, seperti kurangnya waktu pembelajaran atau kurangnya

tenaga pengajar yang memahami metode pembelajaran tauhid, dapat

mempengaruhi efektivitas trasnfer nilai-nilai akhlak melalui pembelajaran ini.

Persepsi Negatif terhadap Pendidikan Agama.

5. Adanya persepsi negatif terhadap mata pelajaran pendidikan agama di sekolah-

sekolah dapat mempengaruhi minat dan partisipasi peserta didk dalam

pembelajaran tauhid. Hal ini dapat menjadi penghambat dalam mencapai


5

membentuk akhlak yang baik.

6. Tidak Optimalnya Pembentukan Karakter dan Akhlak di Lingkungan Sekolah

Meskipun pendidikan karakter semakin diakui pentingnya, terkadang

implementasinya belum optimal di lingkungan sekolah. Diperlukan peneliatian

untuk mengevaluasi sejauh mana pembelajaran tauhid dapat menjadi instrumen

efektif dalam upaya pembentukan karakter dan akhlak anak di SMA.

7. Variabilitas Faktor Eksternal dalam Pembentukan Akhlak. Faktor-faktor eksternal,

seperti lingkungan keluarga, pergaulan, dan media, dapat memiliki pengaruh

signifikan terhadap pembentukan akhlak peserta didik. Penelitian perlu dilakukan

untuk memahami sejauh mana pembelajaran tauhid dapat menjadi faktor

pengimbang terhadap variabilitas ini.

8. Tidak Terukurnya Perubahan Akhlak Melalui Pembelajaran Tauhid. Perubahan

akhlak yang diharapkan melalui pembelajaran tauhid memerlukan pengukuran

yang terukur. Oleh karena itu, perlu dikembangkan instrumen evaluasi yang valid

dan reliabel untuk mengukur perubahan akhlak peserta peserta didik.

9. Pengaruh Pembelajaran Tauhid terhadap Kehidupan Sehari-hari. Pentingnya untuk

memahami sejauh mana nilai-nilai yang diajarkan dalam pembelajaran tauhid

dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Penelitian

dapat mengeksplorasi bagaimana pembelajaran tauhid dapat memberikan dampak

konkret dalam perilaki sehari-hari;

10. Pembentukan akhlak merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dalam dunia

pendidikan. Karena tujuan pendidikan islam menciptakan manusia yang beriman dan
6

bertaqwa melalui ilmu pengetahuan berperilaku dengan nilai-nilai islam. Tujuan ini dapat

diperoleh melalui proses pendidikan islam sebagai cerminan karakter seorang muslim.

Keberadaan pembinaan akhlak ditunjukan untuk mengarahkan potensi-potensi baik yang

ada pada diri setiap manusia agar selaras dengan fitrahnya. Selain itu, juga untuk

meminimalkan aspek-aspek buruk nya. Maka dalam hal ini pembelajaran islam sangat

berperan penting dalam pembentukan pribadi dasn kecerdasan spritual anak didik agar

memliki akhlakul karimah, untuk itu diperlukan strategi yang efektif dalam penyampaian

dan penerapan materi yang benar tentang agama islam dalam rangka upaya meningkatkan

kualitas akhlak siswa.

11. Dalam pembentukan tersebut, lingkungan dan pendidik sangat menentukan dalam

prosesnya terlebih-lebih di lingkungan keluarga dan sekolah. Peran pembelajaran agam

islam dalam membimbing anak pada masa ini sangat dibutuhkan sekali untuk melindungi

peserta didik dalam menghadapi arus perubahan zaman yang menyebabkan efek yang

negatif terhadap siswa, upaya sekolah untuk membentuk akhlak siswa menjadi pribadi

yang mulia dan memegang teguh ajaran agama di manapun dan kapanpun senantiasa

harus dilakukan.2

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka

penulis membatasi masalah yang diteliti agar permasalahan penelitian tidak meluas

dan menyimpang dan menyinggung sehingga mempermudah penelitian.

2
Ulil Amri Syafri, ”Pendidikan Karakter Berbasis Al- Qur’an,” ( Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2014), Cet ke 2 h. 68 -70
7

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut peneliti

membatasi penelitian ini pada pengaruh pembelajaran tauhid dalam membentuk

akhlak yang baik pada peserta didik kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA)

Islam Darul Abror Bekasi.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah peneliti kemukakan di atas,

maka dapat dinyatakan rumusan penelitian yaitu:

1. Bagaimana implementasi pembelajaran tauhid di lingkungan pendidikan

SMA?

2. Apa saja aspek akhlak yang dapat dibentuk melalui pembelajaran tauhid?

3. Bagaimana pengaruh pembelajaran tauhid dalam membentuk akhlak yang

baik pada peserta didik kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam Darul

Abror Bekasi ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui implementasi pembelajaran tauhid di linkungan pendidikan SMA.

b. Mengidentifikasi aspek akhlak yang dapat dibentuk melalui pembelajaran

tauhid.

c. Meneliti pengaruh pembelajaran tauhid dalam membentuk akhlak yang baik

peserta pada peserta didik kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam Darul

Abror Bekasi.
8

2. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat mengenai

peran guru dalam membentuk akhlak mulia peserta didik antara lain :

a. Bagi peniliti

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman yang lebih

mendalam tentang guru dalam membentuk akhlak mulia peserta didik,peneliti akan

memahami lebih baik faktor-faktor apa saja yang berkontribusi dalam pembentukan

karakter dan akhlak siswa, agar dapat mengembangkan kesedaran etis terkait peran

guru, penelitian pun memerlukan pemikiran kritis untuk mengevaluasi literatur,

merancang metodologi penelitian, hasil penelitian ini pun dapat menjadi nlai tambah

bagi karir peneliti dalam bidang pendidikan

b. Bagi sekolah

Hasil penilitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada

sekolah untuk menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk

mengimplementasikan program-program yang mendukung pembentukan

ahlak mulia pada peserta didik dalam proses pembelajaran tauhid.

c. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada guru

untuk memberikan pengarahan terhadap pembelajaran tauhid pada peserta

didik agar, penelitian ini pula dapat memberikan wawasan tentang metode

pengajaran yang efektif untuk membentuk akhlak mulia. Guru dapat menjadi

lebih sadar akan peran nya terhadap perilaku peserta didik dalam
9

pembentukan akhlak yang baik agar bisa diterapkan di sekolah maupun di

lingkungan masyarakat.

d. Bagi kampus IPRIJA

Penelitian ini dapat memberikan wawasan mendalam untuk

mengembangkan program-program pendidikan karakter di kampus, yang

dapat membantu meningkatkan moralitas, integritas, dan tanggung jawab

mahasiswa. Guru dan pengajar dapat menggunakan temuan ini untuk

meningkatkan keterampilan pedagogis mereka dalam memandu dan

membimbing mahasiswa tidak hanya dalam hal pengetahuan akademis,

tetapi juga dalam pengembangan karakter.

E. Sistematika Penulisan

BAB 1: PENDAHULUAN

Dalam bab ini mengemukakan mengenai latar belakang masalah,

Identifikasi Masalah, Pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II: KAJIAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas tentang pengaruh pembelajaran tauhid dalam

membentuk akhlak yang baik pada peserta didik kelas X Sekolah

Menengah Atas (SMA) Islam Darul Abror Bekasi Konsep tauhid dalam

Islam, Teori pembentukan karakter melalui pendidikan, Faktor-faktor

eksternal dalam pembentukan akhlak


10

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang lokasi dan Waktu Penelitian,Variabel

Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik pengumpulan Data, Teknik

Analisis Data.

BAB IV. HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang situasi dan kondisi objek penelitian,

deskripsi data, analisis data, dan interpretasi data.

BAB V. PENUTUP

Pada bab penutup ini terdiri dari kesimpulan dan saran.


11

Anda mungkin juga menyukai