Bab 1 Skripsi Genta
Bab 1 Skripsi Genta
Bab 1 Skripsi Genta
PENDAHULUAN
berkualitas. Salah satu nilai yang mendasar dalam islam adalah tauhid, yaitu
menjadi landasan utama dalam membentuk akhlak yang baik pada peserta didik,
Pada masa globalisasi saat ini bangsa berupaya untuk membentuk moral setiap
kedepannya. Usaha untuk menanamkan akhlak tunas bangsa juga di paparkan jelas
Pentingnya pembinaan akhlak yang dilakukan kepada setiap peserta didik terkhusus
pada saat proses pembelajaran pendidikan agama islam. Hal itu sejalan dengan
dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut kepada Tuhan, diri sendiri,
1
2
diharapkan generasi penerus bangsa Indonesia dengan identitas yang kuat sebagai
bangsa yang berakhlak baik serta menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
dari ancaman masa globalisasi saat ini. Namun moral siswa-siswi bangsa kita saat ini
sangat merosot.1
generasi bangsa mendatang. Proses pembelajaran ialah saat dimana ilmu dari
pendidik kepada peserta didik melalui media. Ilmu yang didapat pada proses
pembelajaran diharapkan dapat diterima baik atau direspon baikan oleh peserta didik.
Begitu pun pendidik yang mampu menyampaikan dengan baik pada setiap materi
yang disampaikan.
tauladan bagi peserta didik. Sebagai peserta didik harus mampu mengamalkan sikap
tauladan pendidiknya agar tujuan menjadikan peserta didik yang berakhlak mulia
saat ini, tampak jelas adanya ketidakseimbangan antara pembinaan intelektual dan
1
Majid A Andayani,” Pendidikan Karakter Perspektif Islam”, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 34
3
lembaga pendidikan cenderung diukur dari sejauh mana out put-nya dapat
berpartisipasi aktif dalam mengisi lapangan kerja yang disediakan oleh dunia
industri. Kondisi ini kemudian mendorong lembaga pendidikan dan peran guru
dari komponen yang ada dalam sistem pendidikan. Guru adalah salah satu komponen
dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan
sumber daya manusia yang potensial di bidang pengetahuan. Oleh karena itu, guru
yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan aktif dan
masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini, guru tidak hanya sebagai
memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Sekolah sebagai tempat
untuk mendidik Pendidikan Agama Islam di lembaga sekolah madrasah aliyah negeri
atau SMA Islam terdiri dari pelajaran Fiqh, Akidah Akhlak, Qur’an Hadits, dan
Sejarah Kebudayaan Islam. Sekolah sebagai tempat untuk mendidik seorang anak
yang seharusnya dapat mewujudkan tujuan dan harapan pendidikan, oleh karna itu
sebagai tenaga pendidikan kita harus mencontohkan perilaku yang baik terhadap
anak murid agar menjadi sebuah pembelajaran yang bisa diterapkan di sekolah
berpengaruh terhadap akhlak peserta didik tingkat SMA, maka penulis tertarik untuk
B. Identifikasi Masalah
Pengaruh pembelajaran tauhid dalam membentuk akhlak yang baik pada peserta didik
SMA. Terbagi menjadi beberapa aspek peran guru dalam konteks ini :
2. Pemahaman konsep tauhid sebagai dasar ajaran islam belum mencapai tingkat
memadai di kalangan peserta didik SMA. Hal ini dapat menjadi hambatan dalam
membentuk akhlak yang baik, karena pemahaman yang kuat terhadap tauhid
yang terukur. Oleh karena itu, perlu dikembangkan instrumen evaluasi yang valid
10. Pembentukan akhlak merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dalam dunia
pendidikan. Karena tujuan pendidikan islam menciptakan manusia yang beriman dan
6
bertaqwa melalui ilmu pengetahuan berperilaku dengan nilai-nilai islam. Tujuan ini dapat
diperoleh melalui proses pendidikan islam sebagai cerminan karakter seorang muslim.
ada pada diri setiap manusia agar selaras dengan fitrahnya. Selain itu, juga untuk
meminimalkan aspek-aspek buruk nya. Maka dalam hal ini pembelajaran islam sangat
berperan penting dalam pembentukan pribadi dasn kecerdasan spritual anak didik agar
memliki akhlakul karimah, untuk itu diperlukan strategi yang efektif dalam penyampaian
dan penerapan materi yang benar tentang agama islam dalam rangka upaya meningkatkan
11. Dalam pembentukan tersebut, lingkungan dan pendidik sangat menentukan dalam
islam dalam membimbing anak pada masa ini sangat dibutuhkan sekali untuk melindungi
peserta didik dalam menghadapi arus perubahan zaman yang menyebabkan efek yang
negatif terhadap siswa, upaya sekolah untuk membentuk akhlak siswa menjadi pribadi
yang mulia dan memegang teguh ajaran agama di manapun dan kapanpun senantiasa
harus dilakukan.2
1. Pembatasan Masalah
penulis membatasi masalah yang diteliti agar permasalahan penelitian tidak meluas
2
Ulil Amri Syafri, ”Pendidikan Karakter Berbasis Al- Qur’an,” ( Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2014), Cet ke 2 h. 68 -70
7
akhlak yang baik pada peserta didik kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA)
2. Perumusan Masalah
SMA?
2. Apa saja aspek akhlak yang dapat dibentuk melalui pembelajaran tauhid?
baik pada peserta didik kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam Darul
Abror Bekasi ?
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
tauhid.
peserta pada peserta didik kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam Darul
Abror Bekasi.
8
2. Manfaat Penelitian
peran guru dalam membentuk akhlak mulia peserta didik antara lain :
a. Bagi peniliti
mendalam tentang guru dalam membentuk akhlak mulia peserta didik,peneliti akan
memahami lebih baik faktor-faktor apa saja yang berkontribusi dalam pembentukan
karakter dan akhlak siswa, agar dapat mengembangkan kesedaran etis terkait peran
merancang metodologi penelitian, hasil penelitian ini pun dapat menjadi nlai tambah
b. Bagi sekolah
c. Bagi Guru
didik agar, penelitian ini pula dapat memberikan wawasan tentang metode
pengajaran yang efektif untuk membentuk akhlak mulia. Guru dapat menjadi
lebih sadar akan peran nya terhadap perilaku peserta didik dalam
9
lingkungan masyarakat.
E. Sistematika Penulisan
BAB 1: PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas tentang pengaruh pembelajaran tauhid dalam
Menengah Atas (SMA) Islam Darul Abror Bekasi Konsep tauhid dalam
Pada bab ini akan diuraikan tentang lokasi dan Waktu Penelitian,Variabel
Analisis Data.
Pada bab ini akan diuraikan tentang situasi dan kondisi objek penelitian,
BAB V. PENUTUP