Proposal Tesis TGK Miswar
Proposal Tesis TGK Miswar
Proposal Tesis TGK Miswar
DIAJUKAN
OLEH:
MISWAR SAPUTRA
Mahasiswa Pascasarjana
Jurusan Pendidikan Agama Islam
1
2
yang ia peroleh (pernah lakukan) disekolah mempunyai dampak yang cukup besar
kepada Allah serta sikap mengesakan Allah dan mengembangkan segala bakat ayau
potensi manusia sesuai dengan fitrahnya sehingga manusia terhindar dari berbagai
manusia yang beriman dan bertaqwa pada Allah SWT, menghargai dan mengamalkan
dengan guru pendidikan agama Islam yang berkualitas. Upaya meningkatkan kualitas
pendidikan agama Islam tanpa memperhitungkan guru agama Islam secara nyata,
hanya akan menghasilkan satu fatamorgana atau sesuatu yang semu dan tipuan belaka.
proses pendidikan agama Islam. Tanpa guru, pendidikan hanya akan menjadi slogan
muluk karena segala bentuk kebijakan dan program pada akhirnya akan ditentukan
Sosok guru yang berkarakter kuat dan cerdas diharapkan mampu mengemban
amanah dalam mendidik peserta didiknya. Untuk menjadi guru atau tenaga pendidik
harus melekat pada tenaga pendidik adalah nilai-nilai keamanahan, keteladanan dan
mampu melakukan pendekatan pedagogis serta mampu berfikir dan bertindak tegas.
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
prinsip-prinsip untuk membangun etika, nilai dan karakter peserta didik tetap harus
dipegang. Akan tetapi perlu dilakukan dengan cara yang berbeda atau kreatif sehingga
yang kuat dalam melaksanakan pendidikan secara holistik yang berpusat pada potensi
dan kebutuhan peserta didik. Pendidik juga harus mampu menyiapkan peserta didik
untuk bisa menangkap peluang dan kemajuan dunia dengan perkembangan ilmu dan
teknologi.
perilaku kurang terpuji lainnya. Dilain pihak, tidak sedikit dari generasi muda yang
1
UU Nomor 14 Tahun 2005, Pasal 3.
4
gagal menampilkan akhlak terpuji (akhlak mahmudah) sesuai harapan orang tua.
Kesopanan, sifat- sifat ramah, tenggang rasa, rendah hati, suka menolong, solidaritas
sosial dan sebagainya yang merupakan jati diri bangsa berabad-abad seolah-olah
Guna mengatasi degradasi moral anak bangsa, saat ini pemerintah dan rakyat
pendidikan; mulai dari tingkat dini (PAUD), sekolah dasar (SD/MI), sekolah
atau moralitas anak bangsa ini bisa segera diatasi. Lebih dari itu, diharapkan dimasa
yang akan dating terlahir generasi bangsa dengan ketinggian budi pekerti atau karakter.
tahun 2002 tentang sistem pendidikan nasional yang berbasis Islami, yaitu sistem
pendidikan yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan hadits, nilai-nilai sosial budaya
masyarakat Aceh, dan falsafah hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu salah satu
prioritas kebijakan dalam rencana strategi pendidikan Aceh adalah menetapkan dan
pendidikan yang berbasis kepada nilai-nilai Islami. Dengan lahirnya Qanun Aceh No.
2
Majelis Pendidikan Daerah, Provinsi NAD, Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008 Tentang
Penyelanggaraan Pendidikan 2009. MPD NAD, hlm. 1.
5
masyarakat Aceh yang berperadaban dan bermartabat. Hal ini juga dapat diharapkan
akan melahirkan siswa yang berakhlak mulia, sebagaimana ditetapkan dalam pasal 4
Qanun No. 5 tahun 2008, di mana tujuan pendidikan Aceh yang pertama adalah
beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.3 Untuk itu, jelaslah memperlihatkan bahwa
tujuan utama adalah terbentuknya siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
kognitif saja, kurang memperhatikan sisi afektif dan psikomotorik siswa. Pelajaran
agama seringkali dimaknai secara dangkal dan tekstual. nilai-nilai agama yang ada
hanya dihafal dan tidak diamalkan, padahal nilai-nilai religiusitas tidak hanya
tampak ketika seseorang melakukan praktek ritual peribadatan saja, seperti shalat,
berdo’a, puasa, zakat dan haji. Namun nilai religiusitas nampak pada semua aktifitas
moralitas bangsa.
menanamkan pendidikan karakter pada siswa. Guru sebagai suri tauladan bagi siswa-
3
Majelis Pendidikan Daerah, Provinsi NAD, Qanun Aceh…, hlm. 10.
6
siswanya dalam memberikan contoh karakter yang baik sehingga bisa mencetak dan
membentuk generasi yang memiliki kepribadian baik pula. Hal ini sesuai dengan
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (ramat Allah dan (Kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Q.S AL-Ahzab: 21).
Pembinaan karakter peserta didik disekolah oleh guru pendidikan agama Islam
didik yang identik dengan pembinaan akhlak mulia. Metode keteladanan dan
pembiasaan yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam sangat berpengaruh
terhadap kejiwaan siswa. Jika nilai religius sudah tertanam dalam diri siswa dan di
pupuk dengan baik maka dengan sendirinya akan tumbuh menjadi pribadi yang
baik.
Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan di SMPN 2 Sigli terlihat bahwa
adanya sinyal-sinyal siswa yang masih berperilaku kurang sopan dan melanggar
peraturan sekolah. Hal ini terlihat dengan masih adanya siswa yang merokok dan juga
dilakukan oleh guru belum sesuai dengan prosedur strategi, pendekatan, dan metode
SIGLI”.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi dan batasan masalah yang telah
berikut:
SMPN 2 Sigli?
3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan guru PAI untuk mengatasi kendala-
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang yang telah penulis sebutkan di atas, maka
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
D. Kegunaan Penulisan
1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis sebagai modal dasar untuk
berakhlakul karimah.
dibutuhkan agar menghasilkan penelitian akurat, ilmiah dan terpercaya. Oleh karena
itu perlu adanya tinjauaan terhadap kajian yang terdahulu, apakah terdapat
Dari judul penulisan yang diangkat, ada beberapa penulisan yang secara
langsung dan tidak langsung dijadikan sebagai penunjang penyusunan tesis ini
diantaranya:
Jurnal Uri Wahyuni, 2015, yang berjudul Peran Guru dalam Membentuk
Karakter Siswa di SDN Jigudan Triharjo Pandak Bantul Tahun Pelajaran 2014/2015,
terhadap karakter yang ditampilkan siswa di SDN Jigudan; nilai-nilai karakter yang
terbentuk pada siswa di SDN Jigudan yaitu religius, jujur, disiplin, tanggung jawab,
kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, toleransi, cinta damai,
lingkungan, peduli sosial, dan integritas; faktor pendukung dalam membentuk karakter
siswa adalah guru sudah paham secara benar mengenai konsep dan aplikasi pendidikan
karakter, sarana dan prasarana sekolah yang menunjang dalam pembelajaran dan
9
proses pendidikan karakter, dan guru berperan aktif dalam pendidikan karakter
sedangkan faktor penghambatnya adalah peserta didik yang mempunyai tabiat yang
kurang baik dan faktor keluarga, faktor lingkungan masyarakat yang kurang
mendukung.4
hingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam dengan baik dalam diri siswa. Guru juga
harus dapat menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Selain itu, guru harus mampu
menggerakkan minat dan perhatian siswa untuk dapat membentuk karakter yang baik
perlu memiliki karakter yang kuat dan positif untuk dapat membentuk siswa yang
berkarakter. Guru tidak hanya menjadi pendidik dan pengajar bagi siswa, namun
Selanjutnya jurnal Arwan Towaf Al Fikri Tahun 2015, yang berjudul Peran
Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Karakter Siswa SMAN 2 Sragen
4
Uri Wahyuni, Peran Guru dalam Membentuk Karakter Siswa di SDN Jigudan Triharjo
Pandak Bantul Tahun Pelajaran 2014/2015, 2015
5
Arwan Towaf Al Fikri, Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Karakter
Siswa SMAN 2 Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015, 2015.
10
karakter siswa dari kepala sekolah, dukungan dari para guru, Dukungan dari para
siswa, Dukungan dari orang tua atau wali siswa, Dukungan dari masyarakat dan
Dukungan dari alumni. 3) Hambatan yang dihadapi guru pendidikan agama Islam
dalam pembentukan karakter siswa ada dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
hambatan pada faktor internal antara lain: Terbatasnya alokasi waktu pembelajaran,
Padatnya jadwal kegiatan, Guru pendidikan agama Islam hanya Laki-laki, Sikap
kreasi guru dalam metode pembelajaran. Hambatan pada faktor eksternal antara lain:
Kurang dukungan dari orang tua atau wali siswa dalam kegiatan keagamaan,
Pengaruh negatif lingkungan sekitar dan Pengaruh negarif dari teknologi dan
informasi.
Dini Pada PAUD UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berkesimpulan bahwa: Model
pengembangan karakter pada anak usia dini di PAUD Griya Ananda UIN Sunan
Kalijaga ini semakin menguatkan teori bahwa pendidikan karakter itu harus ada
keterpaduan antara apa yang diajarkan pendidik di sekolah dengan pola pengasuhan
(parenting) yang dilakukan orang tua di rumah terhadap anak, juga dengan lingkungan.
Di PAUD ini semua unsur sekolah, mulai dari Kepala sekolah, guru, staf, bahkan
cleaning service sekalipun berperan menjadi role model karakter, seperti keramahan
karakter yang dikembangkan ini juga selaras dengan core values UIN Sunan Kalijaga.
Di PAUD ini yang sangat menonjol adalah nilai karakter keramahan, toleran,
Agama Islam Pada SMP Negeri di Kabupaten Bireun menyimpulkan bahwa: guru PAI
pada SMP Negeri di Kabupaten Bireun sudah menerapkan strategi yang bagus dalam
pembelajaran bidang studi pendidikan Islam, adapun pendekatan yang dilakukan oleh
perniagaan yang sudah pernah ditulis orang, akan menjadi rujukan bagi peneliti untuk
pendidikan karakter pada siswa. Karena sepengetahuan penulis cara mengatur dan
mengelola pelaksanaan strategi dalam membentuk karakter siswa belum ada yang
meneliti.
F. Metode Penelitian
6
Suryadi, Pengembangan Karakter Sejak Usia Dini Pada PAUD UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2012.
7
Wardah, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada SMP Negeri di Kabupaten
Bireun, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2016.
12
masalah, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan secara hati-hati, tekun dan tuntas
penelitian dapat diartikan sebagai proses prinsip-prinsip dan tata cara untuk
1. Jenis Penelitian
metode penelitian yang temuan-temuanya tidak diproses melalui sistem statistik atau
bentuk hitungan lainnya, sebagian datanya bisa saja dihitung sebagaimana data sensus,
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut
juga metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
Selanjutnya, data dan informasi yang diperoleh dalam bentuk lisan dan tulisan
8
Syamsuddin AR, Vismaia S. Damanik, Metode Pendidikan Bahasa, (Bandung: Rosda Karya,
2006), hlm. 73-74.
9
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, cet, ke-18, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002), hlm. 3.
10
Sugiyono, metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
hlm. 7-8.
13
mungkin dengan wujud transkripnya. Deskripsi penelitian ini adalah berisi kutipan-
penelitian lapangan (field research) yang dilakukan pada guru PAI dalam
2. Lokasi Penelitian
yang telah digambarkan pada latar belakang masalah sehingga lebih akurat dalam
memperolah data.
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
langsung yaitu kepada para guru PAI yang mengajar secara individual.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku, literatur, media
11
Imron Arifin, Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan Keagamaan, (Jakarta:
Kalimasahada Press, 1996), hlm. 49.
14
yang akan diteliti, dalam hal ini pengamatan langsung ke SMPN 2 Sigli,
kebetulan saja.
c. Studi Dokumentasi
menelaah sejumlah data tertulis yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam
5. Instrumen Penelitian
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hlm. 126.
15
chek list.
demikian sesuai dengan kaedah metode penelitian, bahwa dalam metode kualitatif,
bentuk-bentuk yang lebih sederhana. Catatan observasi dan wawancara yang belum
tersusun secara terstruktur ditata kembali sedemikian rupa sehingga menjadi suatu
catatan. Dengan cara ini proses analisis data dapat dilakukan lebih cepat dan akurat.
beberapa tahap diantaranya tahap reduksi, tahap display, tahap verifikasi, dan
penarikan kesimpulan.
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
13
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet, -18, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002), hlm. 4-8.
16
H. Teknik Penulisan
17
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Imron Arifin, Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan Keagamaan, Jakarta:
Kalimasahada Press, 1996.
Majelis Pendidikan Daerah, Provinsi NAD, Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008 Tentang
Penyelanggaraan Pendidikan 2009. MPD NAD.