Modul Apk 2022
Modul Apk 2022
Modul Apk 2022
ANALISA PERANCANGAN
KERJA
Dosen Pengampu :
Yusuf Mauluddin, S.T. M.T.
Disusun Oleh :
Resha Ariyana
Hemas Pramesti
Ara Firmansyah
Rahmat Hidayat Anggara
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
ANALISAPERANCANGAN KERJA
A. ATURAN UMUM
Setiap praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum
Perancangan sistem kerja & Ergonomi sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan. Apabila tidak mengikuti salah satu modul tanpa alasan yang dapat
diterima, maka nilai praktikum dari modul yang bersangkutan praktikan tersebut
adalah nol (0) dan apabila tidak mengikuti praktikum sebanyak 2 kali maka
praktikan dinyatakan mengundurkan diri dari kegiatan praktikum.
B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Peserta praktikum hadir tepat waktu atau 10 menit sebelum kegiatan
praktikum dilangsungkan sudah berada di dalam ruang laboratorium.
Keterlambatan melebihi 5 menit maka peserta praktikum tidak
diperkenankan mengikuti tes lisan yang diberikan tugas tambahan dan
apabila terlambat lebih dari 15 menit maka tidak diperkenankan
mengikuti praktikum pada hari tersebut.
2. Peserta praktikum dapat mengikuti kegiatan praktikum apabila :
a. Menyelesaikan Tugas Pendahuluan praktikum setiap modul
yang sesuai dengan kaidah penulisan karya tulis yang baik atau
sesuai dengan format penulisan dalam modul praktikum ini.
b. Meyelesaikan Jurnal Mingguan praktikum tiap modul yang
sudah di asistensi dan mendapat persetujuan dari asisten
laboratorium untuk diserahkan.
3. Pada saat dilangsungkannya kegiatan praktikum, praktikan harus :
a. Menggunakan pakaian praktikum serta tidak menggunakan
aksesoris yang berlebihan (Memakai sepatu, celana panjang
sopan, dan bersepatu).
b. Tidak membuat gaduh atau keributan selama kegiatan praktikum
berlangsung, apabila melanggar maka yang bersangkutan akan
di keluarkan dari laboratorium dan dianggap tidak mengikuti
praktikum modul tersebut.
c. Tidak diperkenankan makan dan minum selama kegiatan
iii
praktikum berlangsung.
d. Dilarang memasuki dan meninggalkan ruangan tanpa izin dari
asisten laboratorium.
e. Praktikan harus menjaga keselamatan diri, perlengkapan
praktikum, dan kebersihan laboratorium.
f. Selama kegiatan praktikum berlangsung praktikan dilarang
menggunakan alat komunikasi tanpa izin asisten.
4. Kegiatan praktikum telah selesai apabila :
a. Praktikan telah merapihkan kembali dan mengembalikan
dengan lengkap peralatan praktikum yang digunakan dengan
tertib.
b. Menyelesaikan seluruh kegiatan praktikum dengan menulis
hasil praktikum pada lembar pengamatan praktikan.
5. Segala bentuk kerusakan dan kehilangan peralatan praktikum,
praktikan harus melaporkannya kepada asisten laboratorium.
6. Praktikan yang berhalangan hadir karena sakit harus mengirimkan
surat keterangan dokter minimal H-1 sebelum kegiatan praktikum
dilangsungkan kepada asisten laboratorium.
7. Praktikan tidak diperkenankan berganti kelompok.
8. Melanggar tata tertib ini asisten laboratorium dapat mengeluarkan dan
menggagalkan praktikan pada saat praktikum berlangsung. Tata Tertib
ini disetujui danKegiatan akan dilaksanakan dengan penuh kesadaran
serta ketentuan lain yang diperlukan akan ditetapkan kemudian.
C. SISTEM PENILAIAN PRAKTIKAN
1. Praktikan dinilai secara individual atas partipasinya dalam
mengerjakantugas baik tes dan atau tugas individu maupun kelompok.
2. Kesesuaian dengan prosedur yang sudah ditentukan.
3. Ketepatan pengambilan serta pengolahan data baik secara teoritis dan
ilmiah.
4. Kerapihan dan kebenaran penelitian apabila didalam jurnal/laporan
akhir yang terlihat sama atau serupa seta terdapat plagiarisme maka
semua pihak yang bersangkutan akan dikenakan nilai nol (0).
iv
5. Keaktifan praktikan dalam melakukan asistensi dan
kemampuan menganalisa serta membuat kesimpulan dari suatu
kasus dalam kegiatan praktikum.
6. Penilaian pada praktikum memiliki persentase sebagai berikut :
v
BAB I : Pengumpulan Data
BAB II : Pengolahan Data
BAB III : Pembahasan dan Analisa Data
2. Laporan Akhir
Laporan akhir merupakan suatu laporan yang menjelaskan secara rinci
hasil dari praktikum, berisi mengenai pengumpulan data hingga pembahasan
serta analisa masalah yang didapatkan. Struktur penulisan laporan akhir
terdiri dari :
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PRAKTIKUM
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM
1.3 BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
BAB II LANDASAN TEORI PRAKTIKUM
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
BAB IV PENGUMPULAN DAN PEMBAHASAN DATA
4.1 PENGUMPULAN DATA
4.2 PENGOLAHAN DATA
4.3 PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
F. PERANGKAT PENULISAN
1. Ukuran Kertas A4, 80 gram.
Apabila dipakai pengolah kata MS-Word, jenis huruf yang dipakai
adalah Times New Roman, Normal, ukuran 12, jarak antar baris 1,5
spasi, dicetak dengan tinta hitam, untuk pengolah kata yang lain dapat
dilakukan penyesuaian.
Batas penulisan teks adalah dari tepi atas 3 cm, tepi kiri 4 cm, tepi
kanan 3 cm dan tepi bawah 3 cm.
2. Daftar Isi, Daftar gambar, Daftar Tabel, dan Daftar Lampiran
dicetak dengan spasi tunggal.
3. Pembagian teks dapat dilakukan dengan cara:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………….
1.1.1 ……………
1.1.2 ……………
1.2 Perumusan Masalah …………….
1.3 Dst …………….
4. Penomoran halaman:
a. Halaman muka diberi nomor halaman romawi kecil, berada di
bagian tengah-bawah.
b. Halaman isi diberi nomor arab I-1, I-2, I-3,… nomor halaman
diletakkan di kanan atas, kecuali halaman Judul Bab, nomor
halaman diletakkan di bagian tengah-bawah.
c. Penomoran bab dimulai dari angka romawi besar I, II, III, …dst
dan penomoran lampiran dimulai dari huruf besar A, B, C ….dst.
d. Penomoran gambar dilakukan dengan menyebutkan nomor bab,
diikuti nomor urutnya, misal :
Gambar 3.2 artinya gambar nomor 2 di bab III. Judul gambar
diletakkan di bawah gambar.
e. Penomoran tabel dilakukan dengan menyebutkan nomor bab,
diikuti nomor urutnya, misal :
Tabel 2.4 artinya Tabel nomor 4 di bab II.
vii
Judul Tabel diletakkan di atas tabel.
f. Penggunaan kata asing ditulis dengan huruf miring.
g. Setiap gambar harus dilengkapi dengan legenda untuk
menjelaskan arti simbol yang dipakai.
h. Daftar Pustaka disusun menurut abjad, tanpa nomor urut. Judul
buku tidak boleh disingkat.
i. Nama belakang/keluarga ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan
singkatan nama depan.
j. Semua nama pengarang harus ditulis sesuai dengan urutannya di
dalam artikel/buku.
viii
I. MODUL I PETA KERJA
1.1 Tujuan Praktikum
Tujuan pelaksanaan Praktikum Modul 1 yaitu sebagai berikut :
a. Praktikan memahami pembuatan dan penggunaan setiap peta kerja;
b. Praktikan diharapkan bisa menganalisis setiap peta kerja yang
digunakan.
1.2 Alat dan Bahan Praktikum
1.2.1 Alat
Alat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Praktikum Modul 1 yaitu
sebagai berikut :
a. Cutter atau gunting;
b. Lem kertas (lem fox);
c. Tang mata itik
d. Stopwatch;
e. Kamera;
f. Alat tulis;
g. Jangka;
h. Mistar;
i. Laptop;
j. Buku Referensi.
1.2.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Praktikum Modul
1 yaitu sebagai berikut :
a. Kertas Scraft/kertas samson;
b. Mata itik;
c. Mika;
d. Tali;
e. Duplek 0,5 mm.
I-1
I-2
Nama Objek :
Nomer Peta :
Dipetakan Oleh :
Sekarang Usulan
Tanggal Dipetakan :
Ringkasan
Operasi
Pemeriksaan
Penyimpanan
Total
3) Diagram Alir
Diagram alir merupakan satu gambaran menurut skala, dari susun
lantai dan gedung. Menunjukan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi
dalam petaaliran proses.
Tabel 1.4 Format Diagram Alir
DIAGRAM ALIR
Nama Objek :
Nomer Peta :
Dipetakan Oleh :
Sekarang Usulan
Tanggal Dipetakan :
Keterangan:
I-7
II-1
II-2
publik yang berkaitan dengan ketepatan program dan waktu, juga digunakan
untuk menilai kinerja organisasi publik di mata masyarakat berupa
responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Hasil kajian menunjukkan tidak semua satuan unit kerja instansi pemerintah
memiliki SOP, karena itu seharusnyalah setiap satuan unit kerja pelayanan
publik instansi pemerintah memiliki standar operasional prosedur sebagai
acuan dalam bertindak, agar akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dapat
dievaluasi dan terukur.
Di kutip dari artikel website Universitas Kristen Petra, terdapat
beberapa Definisi Standar Operasional Prosedur (SOP), yaitu :
a. SOP adalah serangkaian instruksi yang menggambarkan
pendokumentasian dari kegiatan yang dilakukan secara berulang pada
sebuah organisasi. (EPA, 2001)
b. SOP adalah suatu panduan yang menjelaskan secara terperinci
bagaimana suatu proses harus dilaksanakan. (FEMA, 1999)
c. SOP ada lah serangkaian instruksi yang digunakan untuk memecahkan
suatumasalah. (Lingappan, 2000)
d. SOP adalah suatu panduan yang dikemukakan secara jelas tentang
apa yang diharapkan dan diisyaratkan dari semua karyawan dalam
menjalankan kegiatan sehari-hari. (Developing, 2003)
Fungsi dari dibuatnya standar operasional prosedur adalah sebagai berikut :
a. Menjelaskan detail setiap kegiatan dari proses yang dijalankan;
b. Adanya standarisasi kegiatan;
c. Membantu dalam pengambilan keputusan;
d. Memudahkan dalam transparansi dan akuntabilitas sebuah organisasi;
e. Mengarahkan suatu pekerjaan kepada konsep yang jelas.
II-5
III-1
III-2
Dimana:
X = Waktu Siklus
x = Waktu pengamatan
n = Jumlah pengamatan yan dilakukan
l. Menghitung Waktu Normal, dengan ketentuan sebagai berikut :
Sebelum menghitung waktu normal, maka harus ditentukan
mengenai skor faktor penyesuaian. Format bisa dilihat di :
Sritomo, 2009. Kemudian bisa ditentukan hasil perhitungan dari
waktu normal, denganketentuan sbb :
P = 1 Jika pekerja bekerja dengan wajar/normal’
P > 1 Jika pekerja dianggap bekerja secara cepat;
P < 1 Jika pekerja dianggap bekerja secara lambat.
𝑾𝒏 = 𝑾𝒔 × 𝒑
dimana : P = Faktor penyesuaian
Ws = Waktu Siklus
Wn = Waktu Normal
m. Menghitung Waktu Baku;
𝑾𝒃 = 𝑾𝒏 + (𝑨 × 𝑾𝒏 )
III-4
IV-1
IV-2
telah dicapai sebelumnya. Yang termasuk metode ini adalah metode bobot
posisi, metode pembagian berurutan, metode wilayah, metode yazumy dan
metode CPM.
b. Metode Analitical
Metode analytical atau disebut juga metode matematis, yaitu metode
yang dilakukan berdasarkan perhitungan matematika. Metode ini digunakan
untuk menggambarkan permasalahan dunia nyata kedalam bentuk
matematis berupa angka dan simbol.
c. Metode Simulasi,
yaitu metode yang yang dilakukan dengan meniru sistem yang
dipelajari. Metode ini dilakukan apabila semua metode yang telah dilakukan
tidak mendapat hasil yang optimal.
4.5 Prosedur Praktikum
a. Praktikan menentukan Takt time yang dimiliki perusahaan.
b. Praktikan membuat lintasan produksi berdasarkan elemen kerja.
c. Praktikan menganalisis lintasan produksi jika terjadi suatu masalah
dalamlintasan produksi.
d. Praktikan menentukan langkah yang akan diambil untuk
menyelesaikan masalah.
4.6 Tugas Pendahuluan
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan line balancing dan tujuannya?
b. PT. Sinar Harapan memperoleh permintaan produk untuk selama 3
bulan seperti di bawah ini.
Waktu kerja tersedia
Bulan Permintaan Hari kerja
(menit)
Maret 13,475 21 10,080
April 17,543 21 10,080
Mei 10,784 21 10,080
Rata-Rata 13,934 168
Pada bagian produksi diperoleh data waktu baku yang telah ditetapkan
manajemen bulan Maret, April dan Mei 2022 adalah sebagai berikut:
IV-4
V-1
V-2
VI-1
VI-2
TEKNIK MENGAJAR
Pemindahan squat membutuhkan energi
Gunakan pemindahan dengan “gaya lebih, otot kaki yang lebih kuat dan jarang
3.
bebas” (free style) digunakan, squat baik untuk beban yang berat
dan kelompok
Jaga agar kaki terpisah, kak yang berlawanan
4. Jangan tergelincir di depan jika berputar, gunakan alas kaki
antigelincir.
Kerjakan dengan tenang, tidak terlalu cepat,
5. Jangan bertindak bodoh
tidak terlalu lambat
Jangan melintir (twist) ketika
6. Penunjang yang buruk bagi cakram (disk)
bergerak
MERANCANG KERJA
Pemegangan adalah hal yang utama.
Letakan beban yang kompak Kontainer yang sulit ditangani membuat
7.
Container aspek biomekanika menjadi buruk dan
menghalangi pandangan.
Biomekanika menjadi buruk saat
mengangkat maupun menaruh, ditambah
8. Jangan meletakkan beban diataslantai
ekstra metabolisme untuk gerakan tubuh.
Setinggi lutut terbaik.
Pegang dengan tangan, jangan dengan
9. Genggamlah dengan baik ujungjari. Jangan memegang pada bagian
yang tajam.
Berguna untuk meniminasi torsi.
Pertahankan beban dekat dengan
10. Jangan menggunakan baju yang dapat
beban
menyangkut pada beban.
Biomekanika yang dikerjakan buruk,
Jangan memindahkan barang diatas
11. jika melewati bagian dada berbahaya jika
bahu
benda kerja jatuh.
VI-4
penilaian sistematis dari resiko sikap tubuh dari seluruh tubuh yang bisa
pekerja dapatkan dari pekerjaannya.
6.3.6 RULA (Rapid Upper Limb Assessment)
RULA (Rapid Upper Limb Assessment) adalah suatu metode survey
yang dikembangkan untuk penyelidikan ergonomic tentang tempat kerja
dimana ada kaitannya dengan gangguan anggota tubuh bagian atas. Metode
ini tidak membutuhkan suatu peralatan yang khusus untuk menentukan
postur dari leher, punggung, dan anggota gerak bagian atas selama
menggunakan fungsi dari otot, dan pembebanan eksternal yang
mempengaruhi tubuh (McAtamney And Corlett, 1993) Metode ini
menggunakan diagram postur tubuh dan 3 tabel skor untuk menentukan
evaluasi dari faktor-faktor resiko. Faktor-faktor resiko selama investigasi
dideskripsikan sebagai faktor pembebanan eksternal yang terdiri dari :
a. Urutan gerakan;
b. Kerja otot statik;
c. Gaya;
d. Postur kerja yang ditentukan oleh peralatan dan furniture;
e. Waktu kerja tanpa istirahat.
6.4 Prosedur Praktikum
Gambar 1. Operator
VI-6
VII-1
VII-2
Kerja otot statis, otot digunakan untuk menghasilkan gaya tetapi tanpa
kerja mekanik yang membutuhkan kontraksi sebagian otot. Metode
pengukuran kerja fisik dapat dilakukan dengan menggunakan standar :
a. Konsep Horse-Power (foot-pounds of work per minute) oleh
Taylor.
b. Tingkat konsumsi energi untuk mengukur pengeluaran energi.
c. Perubahan tingkat kerja jantung dan konsumsi oksigen.
7.4 Prosedur Praktikum
Berikut ini merupakan prosedur praktikum analisa perancangan kerja
modul VIImengenai fisiologi kerja :
a. Setiap kelompok terdiri dari operator yang merakit dan pencatat
pengamatan denyut nadi;
b. Praktikan yang menjadi operator menyiapkan bahan pembuatan 5
goodie bag;
c. Praktikan yang menjadi operator merakit goodie bag sebanyak 5 unit;
d. Praktikan yang menjadi pencatat mencatat denyut jantung sebelum
dan ketika bekerja merakit goodie bag.
7.5 Tugas Pendahuluan
a. Jelaskan mengenai fisiologi kerja dan hubungannya dengan beban
kerja!
b. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kelelahan dalam bekerja
dan bagaimana cara menanganinya?
c. Sebuah UMKM yang memproduksi keripik singkong di Garut ingin
melakukan analisis beban kerja fisiologis pada pekerja packaging
yang berusia di atas 40 tahun. Berdasarkan hasil pengukuran
didapatkan denyut nadi seperti pada tabel. Berdasarkan pengukuran
tersebut hitunglah beban kerja dan waktu istirahat pada setiap pekerja
serta lakukan analisis untuk beban kerjanya!
Umur
No Nama DNI DNK
(Tahun)
1 Iis 44 93 114
2 Elis 53 82 105
3 Irna 48 74 104
VII-4
Umur
No Nama DNI DNK
(Tahun)
4 Lilis 47 70 108
5 Kokom 62 80 119
6 Rita 52 72 117
7 Ai 52 78 100
8 Siti 42 73 114
9 Esih 53 81 106
10 Nunung 42 84 109
11 Imas 57 75 110
12 Tati 47 76 112
VIII. MODUL VIII LINGKUNGAN KERJA
8.1 Tujuan Praktikum
Berikut ini merupakan tujuan dari praktikum analisa perancangan kerja
modul VIII mengenai lingkungan kerja, antara lain adalah sebagai berikut :
a. Praktikan mampu memahami apa itu lingkungan kerja;
b. Praktikan mampu mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap
performa kerja manusia.
8.2 Alat dan Bahan
Berikut ini merupakan beberapa alat dan bahan yang diperlukan pada
praktikumanalisa perancangan kerja modul VIII mengenai lingkungan kerja.
a. Db Meter (Alat pengukur kebisingan);
b. Thermometer hygrometer (alat pengukur suhu ruangan);
c. Luxmeter (Alat pengukur intensitas / tingkat pencahayaan).
8.3 Landasan Teori
Berikut ini merupakan landasan teori pada praktikum analisa perancangan
kerja modul VIII, diantaranya adalah sebagai berikut :
8.3.1 Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di lingkungan para pekerja
yang dapat mempegaruhi dirinya dalam menjalankan tugas / dalam
melaksanakan pekerjaannya sehingga akan diperoleh hasil kerja yang
maksimal. misalnya seperti temperatur, kelembapan, ventilasi, penerangan,
kegaduhan, kebersihan tempat kerja dan memadai tidaknya alat-alat
perlengkapan kerja.
Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan
memungkinkan pekerja untuk dapat bekerja optimal. Jika pekerja senang
akan lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka karyawan tersebut akan
betah ditempat kerjanya, melakukan aktivitasnya sehingga waktu kerja
dipergunakan secara efektif. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak
memadai akan dapat menurunkan kinerja karyawan.
VIII-1
VIII-2
ratusan kilo kalori pada seluruh tubuh. Dengan kata lain, tubuh
manusia dapat menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk
melakukan proses konveksi., radiasi dan penguapan jika terjadi
kekurangan atau kelebihan panas yang membebaninya. Tetapi,
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur luar adalah
jika perubahan temperatur luar tubuh tersebut tidak melebihi 20%
untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin dari keadaan
normal tubuh (Sutalaksana, 1979).
b. Pencahayaan
Pencahayaan adalah faktor yang penting untuk menciptakan
lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik akan dapat
memberikan kenyamanan dan meningkatkan produktivitas pekerja.
Efisiensi kerja seorang operator ditentukan pada ketepatan dan
kecermatan saat melihat dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan
efektifitas kerja, serta keamanan kerja yang lebih besar. Adapun ciri-
ciri penerangan yang baik adalah :
1) Sinar/ cahaya yang cukup
2) Sinar /cahaya yang tidak berkilau atau menyilaukan.
3) Kontras yang tepat
4) Kualitas pencahayaan (Brightness) yang tepat
Penerangan atau pencahayaan juga memiliki Nilai Batas
Ambang (NAB). Kep-Menkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002
menentukan intensitascahaya di ruang kerja minimal 100 lux.
c. Kebisingan
Kebisingan adalah salah satu polusi yang tidak dikehendaki oleh
telinga. Dikatakan tidak dikehendaki, karena dalam jangka panjang
bunyi- bunyian tersebut akan dapat mengganggu ketenangan kerja,
merusak pendengaran dan menimbulkan kesalahan komunikasi.
Kebisingan yang menyebabkan ketulian (Noise Induced Deafness)
berada pada rentang frekuensi 2000 – 6000 Hz. Para pekerja yang
bekerja pada rentang tersebut harus dites secara berkala pada
kemampuan dengarnya dan yang penting lainnya adalah adanya
VIII-4
perhatian.
4) Proporsi gambar dan huruf memungkinkan untuk dapat
dilihat/dibaca.
5) Menggunakan kalimat-kalimat pendek, lugas, dan jelas.
6) Menggunakan huruf yang baik sehingga mudah dibaca.
7) Realistis sesuai dengan permasalahan.
8) Tidak membosankan.
b. Warna pada Visul Display
Informasi dapat juga diberikan dalam bentuk kode warna.
Indera mata sangat sensitif terhadap warna Biru-Hijau-Kuning, tetapi
sangat tergantung juga pada kondisi terang dan gelap. Dalam visual
display sebaiknya tidak menggunakan lebih dari 5 warna. Hal ini
berkaitan dengan adanya beberapa kelompok orang yang memiliki
gangguan penglihatan atau mengalami kekurangan dan keterbatasan
penglihatan pada matanya.
c. Perhitungan pada Visual Display
Rumus yang diperlukan untuk menghitung ukuran-ukuran dalam
membuat display antara lain tinggi, lebar, tebal, jarak antar huruf, dan
beberapa ukuran spesifik lainnya. Berikut ini adalah rumus-rumus
yang biasa diperlukan dalam perancangan suatu display.
VIII-7
viii