Penuntun Praktikum Kimia Dasar-Prodi Biologi 2023
Penuntun Praktikum Kimia Dasar-Prodi Biologi 2023
Penuntun Praktikum Kimia Dasar-Prodi Biologi 2023
DAFTAR ISI
Halaman
ii
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
Dalam mempelajari ilmu kimia, banyak hal-hal yang bersifat abstrak dan sulit
dipahami hanya dengan membaca buku atau sumber informasi lain yang bersifat teoritis. Di
laboratorium kimia, mahasiswa dapat mempelajari fenomena-fenomena yang melibatkan
suatu reaksi kimia. Pemahaman mahasiswa diharapkan semakin meningkat karena dapat
secara langsung mengamati, melakukan, sekaligus menganalisis proses dan hasil suatureaksi
yang selama ini hanya dibaca dan dibayangkan melalui teori di perkuliahan.
Perlu disadari bahwa di dalam laboratorium mahasiswa akan berinteraksi langsung
dengan berbagai macam bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat berbeda-beda. Semua
bahan-bahan kimia tersebut harus diperlakukan sebagai bahan berbahaya kecuali telah
diketahui sifat-sifatnya secara pasti. Namun, mahasiswa tidak perlu khawatir karena semua
bahan dan peralatan di laboratorium kimia telah dirancang sedemikian rupa sehingga aman
untuk melakukan kerja di laboratorium sepanjang tata tertib serta aturan kerja dipatuhi
dengan baik. Mahasiswa WAJIB terlebih dahulu mempelajari semua hal yang akan
dikerjakan di laboratorium, termasuk sifat bahan yang akan digunakan, peralatan digunakan
untuk membantu pekerjaan (alat gelas, alat elektronik maupun instrumentasi kimia),
prosedur atau tahapan kerja, serta prosedur keamanan dalam bekerja. Ketika semua hal
tersebut telah dipahami dengan baik, laboratorium kimia akan menjadi tempat yang
menyenangkan untuk mempelajari ilmu kimia.
Selamat datang di Laboratorium Kimia Fakultas MIPA dan selamat bekerja dengan
hati yang gembira.
Tim Penyusun
iii
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
A. Tujuan
1. Mengatur pelaksanaan praktikum Kimia Dasar I di Fakultas MIPA agar dapat
berjalan dengan lancar, tertib, dan bermutu.
2. Menjamin pelaksanaan praktikum yang aman bagi mahasiswa dan seluruh pihak yang
terlibat di laboratorium.
C. Dokumen
1. Daftar hadir praktikum
2. Buku penuntun praktikum
3. Kartu penilaian praktikum
4. Formulir peminjaman alat
5. Daftar hadir ujian akhir praktikum
6. Nilai praktikum
E. Materi Praktikum
Praktikum Kimia Dasar I terdiri dari 5 (lima) modul percobaan dan praktikan wajib
1
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
F. Kehadiran (Presensi)
1. Praktikan diwajibkan hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai, mengisi daftar hadir,
mengumpulkan tugas, laporan praktikum percobaan minggu sebelumnya dan jurnal
praktikum percobaan saat itu.
2. Keterlambatan tanpa alasan yang jelas berakibat praktikan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum pada saat itu, kecuali diijinkan oleh dosen penanggungjawab
praktikum.
3. Apabila tidak hadir karena sakit atau dengan alasan akademis yang bisa dibenarkan,
praktikan wajib memberikan surat ijin/surat keterangan yang diberikan kepada dosen
penanggungjawab praktikum sebelum kegiatan praktikum dilaksanakan. Dosen
penanggungjawab praktikum akan mempertimbangkan apakah mahasiswa tersebut
dapat mengikuti praktikum susulan (inhal) atau tidak.
G. Pelaksanaan praktikum
1. Praktikan wajib mengikuti SELURUH kegiatan praktikum.
2. Praktikan memasuki laboratorium sudah mengenakan jas laboratorium dan sepatu
yang tertutup dengan menunjukkan jurnal praktikum.
3. Praktikan menempati meja praktikum sesuai dengan kelompok dan modul yang akan
dikerjakan.
4. Asisten memulai pretest untuk praktikan.
5. Penjelasan singkat materi praktikum oleh masing-masing asisten sesuai dengan
kelompoknya.
6. Peminjaman alat sesuai percobaan kepada laboran dengan menandatangani bon
peminjaman. Setiap kelompok akan mendapatkan satu set alat gelas yang akan
dipergunakan dalam kegiatan praktikum saat itu. Praktikan memeriksa kelengkapan
dan kondisi alat sesuai dengan bon alat yang diterimanya
7. Selama kegiatan praktikum berlangsung, semua pengamatan dan hasil percobaan
dicatat dalam jurnal yang telah dipersiapkan sebelumnya. Bila dijumpai prosedur
kerja yang kurang jelas atau ragu-ragu, praktikan segera menanyakan kepada asisten
yang bertugas.
8. Semua data pengamatan dimintakan persetujuan asisten dan dilampirkan pada
laporan akhir. Tidak diperkenankan untuk mengubah data hasil percobaan yang
telah diperoleh.
9. Asisten memberikan penilaian terhadap pretest, jurnal, aktivitas serta laporan
praktikum.
10. Dosen penanggungjawab mengawasi dan bertanggungjawab terhadap kelancaran
pelaksanaan kegiatan praktikum.
2
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
3
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
DAFTAR PUSTAKA
K. Penilaian
Penilaian didasarkan pada komponen: pretest, jurnal, aktivitas, dan laporan. Komposisi
nilai akan disampaikan oleh asisten pada pengarahan pertama di laboratorium.
4
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
5
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
6
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
7
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
8
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
9
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
Pada saat bekerja di laboratorium kimia sering kali dilakukan pemanasan bahan.
Pemanasan dapat dilakukan menggunakan tabung reaksi atau alat gelas kimia lain. Apabila
melakukan pemanasan, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Penggunaan tabung reaksi:
(i) Isi tabung reaksi sekitar sepertiga bagian saja.
(ii) Letakkan api pemanas pada bagian bawah wadah tabung reaksi.
(iii) Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata. Jangan mengarahkan mulut
tabung reaksi pada orang lain. Arahkan pada bagian yang kosong.
10
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
I. TUJUAN
Mengenalkan beberapa jenis alat sederhana yang biasa dipergunakan untuk praktikum
di laboratorium kimia beserta fungsi dan kegunaannya.
11
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
16. Kaki tiga (tripod stand), terbuat dari besi yang menyangga ring, digunakan untuk
memanaskan.
12
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
13
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
I. TUJUAN PERCOBAAN
Sesudah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami beberapa satuan konsentrasi larutan
2. Menghitung konsentrasi suatu larutan
3. Membuat suatu larutan dengan konsentrasi yang telah ditentukan
4. Terampil menggunakan peralatan dalam pembuatan larutan
Dalam mempelajari sifat larutan, pemahaman terhadap konsentrasi menjadi hal yang
bersifat mendasar. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya jumlah zat terlarut dalam
volume tertentu pelarut atau larutan totalnya. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam
molaritas, normalitas, molalitas, ppm (part per milion), fraksi mol, persen berat (% w/w),
persen volume (% v/v), persen berat per volume (% w/v) dan lain-lain. Molaritas (M)
didefinisikan sebagai banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan, normalitas (N)
menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut yang terdapat dalam 1 liter larutan, sedangkan
molalitas (m) menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut. Persen berat (%
w/w) menyatakan banyaknya gram zat terlarut dalam 100 gram larutan, sedangkan persen
volume(% v/v) menyatakan mL zat terlarut dalam 100 mL larutan.
14
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
yang encer dari larutan yang konsentrasinya lebih pekat. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam proses pengenceran :
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu, harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Apabila dibuat dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan konsentrasi yang akan
digunakan, dan berapa volume atau massa dari larutan yang diperlukan.
Contoh: Berapa gram NaOH (Mr = 40 g/mol) yang harus ditimbang untuk membuat 2
liter larutan NaOH 0,1 M ?
15
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
NaOH 0,1 M artinya 0,1 mol NaOH terlarut dalam 1 liter larutan, sehingga
untuk membuat 2 liter larutan dibutuhkan NaOH sebanyak (2 liter /1 liter) x
0,1 mol = 0,2 mol NaOH yang setara dengan 0,2 mol x (40 g 1 mol) = 8,0
gram NaOH
2. Apabila dibuat dari larutan yang lebih pekat, sesuaikan satuan konsentrasi larutan yang
diketahui dengan satuan yang diinginkan. Jumlah zat terlarut sebelum dan setelah
pengenceran adalah sama, atau ditunjukkan melalui persamaan:
mol sebelum pengenceran = mol sesudah pengenceran
V1 x M1 = V2 x M2
dimana V1 = volume larutam sebelum diencerkan
M1 = molaritas larutan sebelum diencerkan
V2 = volume larutan setelah diencerkan
M2 = molaritas larutan setelah diencerkan
Contoh : Buatlah larutan H2SO4 0,1 M sebanyak 500 mL dari larutan H2SO4 96%,
dengan massa jenis = 1,8 g/mL
H2SO4 96% (w/w) artinya terdapat 96 gram H2SO4 dalam 100 gram larutan.
Mr H2SO4 = 98 g/mol
g H2SO4 dalam 100 mL larutan = % H2SO4 x massa jenis
96 𝑔 1,8 𝑔
= 100 𝑔
𝑥 1 𝑚𝐿
172,8 𝐻2 𝑆𝑂4
=
100 𝑚𝐿
Jika dari larutan H2SO4 17,63 M akan dibuat larutan H2SO4 0,1 M sebanyak 500 mL:
V2 = 500 mL ; V1 = x mL
M2 = 0,1 M
maka V1 = ( V2 X M2) / M1
= (500 mL x 0,1) / 17,63 M
= 2,8 mL
Jadi untuk pembuatan 500 mL larutan H2SO4 0,1 M, dipipet sebanyak 2,8 mL H2SO4
96% (H2SO4 pekat) dan diencerkan dengan akuades sampai volume total larutan tepat
500 mL (dilakukan dalam labu ukur 500 mL).
16
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
III. METODE
III.1 Alat dan Bahan
Alat:
- Gelas piala
- Labu ukur 100 mL
- Erlenmeyer
- Pipet ukur
- Pipet volume
- Bola hisap
- Botol semprot
- Batang pengaduk
- Kaca arloji
- Corong gelas
Bahan:
- Padatan NaOH
- Larutan H2SO4 pekat
- Padatan KMnO4
- Akuades
17
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
4. Tentukan molaritas, normalitas dan persen larutan. (Diketahui: 1 mol ekivalen KMnO4
= 1/5 mol KMnO4)
18
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengamati beberapa sifat-sifat kimia senyawa logam dan nonlogam.
2. Menentukan titik didih metanol dan cairan lain.
3. Menentukan dapat atau tidaknya suatu senyawa padat larut dalam air.
4. Menentukan dapat atau tidaknya suatu cairan bercampur dengan air.
5. Menentukan suatu zat itu mengalami perubahan fisika atau kimia.
Sifat-sifat fisika merupakan sifat zat yang dapat diukur atau diamati tanpa terjadi
perubahan komposisi senyawa tersebut. Contoh-contoh sifat fisika antara lain adalah wujud
zat (padat, cair atau gas), warna, densitas, bentuk kristal, titik leleh, titik didih, hantaran
listrik, hantaran panas, kelarutan dan kekerasan. Sifat fisik dapat dibedakan menjadi sifat
intensif dan esktensif. Sifat intensif merupakan sifat suatu zat yang tidak bergantung terhadap
jumlah yang diukur atau diamati. Contoh dari sifat ekstensif antara lain adalah densitas,
intensitas warna, dan temperatur. Sebaliknya, sifat ekstensif dipengaruhi oleh seberapa
banyak jumlah yang diukur atau diamati, misalnya massa, volume, dan panjang. Perubahan
fisika adalah perubahan yang terjadi tanpa melibatkan perubahan komposisi atau identitas
dari suatu zat, misalnya: perubahan air dari wujud cair dari padat (es) menjadi cair, perubahan
air wujud cari menjadi uap, pelarutan gula dalam air, dan sebagainya.
19
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
Sifat-sifat kimia adalah sifat yang diukur atau diamati bila zat mengalami perubahan
komposisi, yang umumnya terjadi melalui reaksi kimia. Contoh dari perubahan kimia
diantaranya adalah proses korosi (perkaratan) pada besi, pembakaran bahan organik seperti
kayu, peledakan bahan-bahan eksplosif, peluruhan zat radioaktif, dan sebagainya. Perubahan
kimia selalu diikuti oleh perubahan entalpi. Perubahan kimia dapat ditandai antara lain
dengan terjadinya pembentukan gas, pembentukan endapan, atau perubahan warna.
III. METODE
III.1 Alat dan Bahan
Alat:
- Neraca analitik
- Piknometer
- Pembakar sipiritus dan kaki tiga
- Kawat kasa
- Gelas piala
- Klem dan statif
- Termometer 110 oC
- Tutup gabus
- Batu didih
- Tabung reaksi
- Cawan penguap
Bahan:
- Metanol
- Etanol
- Amil alkohol (1-pentanol)
- Padatan NaCl
- Padatan sukrosa
- Padatan kalsium karbonat (CaCO3)
- Kawat tembaga (Cu)
- Padatan amonium dikromat, (NH4)2Cr2O7
- Padatan kalium dikromat, K2Cr2O7
- larutan natrium karbonat, Na2CO3 0,5 M
- Larutan natrium sulfat, Na2SO4 0,1 M
- Asam klorida encer, HCl 6 M
- Larutan natrium nitrat, NaNO3 0,1 M
- Timbal(II) nitrat, Pb(NO3)2 0,1 M
- Larutan kalium iodida, KI 0,1 M
- Akuades
20
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
21
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
22
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
I. TUJUAN PERCOBAAN
Sesudah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengamati beberapa perubahan spesifik yang menyertai terjadinya reaksi kimia.
2. Menentukan reaksi yang terjadi berdasarkan perubahan sifat kimia
3. Memahami warna nyala spesifik suatu unsur
Uji Nyala Api. Pada percobaan ini akan diamati warna nyala yang khas dari suatu
atom, dalam hal ini adalah atom-atom dari unsur logam. Jika suatu atom diberi energi (panas,
listrik, radiasi, dsb) maka elektron yang terletak pada kulit terluar akan tereksitasi ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Untuk kembali ke tingkat energi dasar, atom tersebut akan
melepaskan energi dengan cara memancarkan cahaya yang khas untuk suatu jenis atom
tertentu.
Energi yang dilepaskan dapat dideteksi menggunakan alat spektrofotometer, dimana
tiap atom akan memberikan spektrum garis yang berlainan satu dengan yang lain. Spektrum
garis yang teramati berupa bayangan yang terputus-putus, yang ditandai oleh suatu besaran
yaitu frekuensi atau panjang gelombang dari sinar tersebut. Pada uji nyala, senyawa yang
mengandung unsur logam dari golongan utama dan golongan transisi pada sistem periodik
diuapkan dalam nyala api yang akan memberikan warna tertentu pada nyala tersebut.
23
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
III. METODE
III.1 Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
- Tabung reaksi - Larutan CuSO4 0,25 M
- Penjepit tabung - Larutan HCl 0,1 M
- Gelas kimia - Logam Mg
- Pipet tetes - Logam Zn
- Kaca arloji - Padatan NaOH
- Kaki tiga - Padatan NH4Cl
- Pembakar spiritus - Padatan CuSO4
- Termometer - Padatan Ba(OH)2
- Kawat wolfram - Larutan AgNO3 0,1 M
- Logam Cu
- Akuades
B. Uji Nyala
1. Bersihkan kawat wolfram anda dengan larutan HCl pekat, panaskan sampai berpijar.
Apabila ada kotoran yang melekat, tiuplah saat dipijarkan
2. Celupkan kawat pada padatan yang mengandung unsur Li lalu pijarkan diatas nyala
api. Amati warna yang dihasilkan.
24
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
3. Lakukan hal yang sama pada padatan yang mengandung unsur Na, K, Ca, Ba, Pb, Cu.
Catat hasil pengamatan anda.
Berdasarkan hasil pengamatan kedua reaksi di atas, apakah reaksi tersebut dapat
berlangsung secara spontan?
Tuliskan persamaan reaksi yang setara untuk masing-masing reaksi.
25
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan koefisien reaksi berdasarkan reaksi pembentukan endapan dan
perubahan temperatur.
2. Menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep mol.
III. METODE
III.1 Alat dan Bahan
Alat:
- Oven
- Neraca analitik
- Penangas air
- Gelas piala 50 mL atau 100 mL
26
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
- Pipet ukur 5 mL
- Penggaris
- Termometer
- Corong gelas
- Labu erlenmeyer
Bahan:
- Larutan NaOH 1,0 M
- Larutan NaOH 0,1 M
- Larutan CuSO4 0,1 M
- Larutan HCl 1,0 M
- Akuades
- Kertas saring Whatman
Buat grafik yang menyatakan hubungan antara tinggi endapan (sumbu y) dengan
volume larutan NaOH (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva.
27
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
Buat grafik yang menyatakan hubungan temperatur larutan (sumbu y) dengan volume
larutan NaOH (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva.
Pengolahan Data:
1. Titik optimum kurva menyatakan perbandingan koefisien reaksi yang sesuai.
2. Berdasarkan titik optimum tersebut, tentukan koefisien reaksi berdasarkan
perbandingan mol reaktan.
3. Mol reaktan dihitung menggunakan persamaan mol = M x V.
4. Bandingkan koefisien reaksi tersebut dengan koefisien reaksi secara teori berdasarkan
persamaan reaksinya.
5. Tentukan rendemen hasil reaksi pengendapan menggunakan konsep mol berdasarkan
berat endapan yang diperoleh.
6. Berat endapan secara teori dihitung menggunakan persamaan gram = mol x Mr.
28
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
DAFTAR PUSTAKA
1. Basset J. dkk., 1994, Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif, Alih Bahasa Hadyana
Pudjaatmaka, edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
2. Chang R., 2005, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 1. Edisi ketiga. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
3. Pecsok R.L. Shields L.D. dan Mc William, I.G., 1976, Modern Methods of Chemical
Analysis, 2nd edition,John Wiley and Sons. Inc., New York.
4. Petrucci R., 1987, Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan Modern, edisi 3, Penerjemah
Suminar Ahmadi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
5. Vogel, A.I., 1986, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, edisi
5, Penerjemah L. Setiono dan H. Pudjaatmaka, Kalman Media Pustaka, Jakarta.
29