Tugas Metpen Literatur Indah bnr-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH PERSEPSI HARGA TERHADAP MINAT BELI PADA

SKINCARE

Indah Mufidah

[email protected]

Didit Darmawan

Abstrak
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur
untuk menganalisis pengaruh persepsi harga terhadap minat beli pada Skincare. Data
dikumpulkan dari sumber literatur relevan, seperti buku dan artikel jurnal, yang membahas
hubungan antara persepsi harga dan minat beli. Analisis data dilakukan melalui pendekatan
analisis konten, di mana peneliti mengkodekan data berdasarkan tema yang relevan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa persepsi harga yang positif memiliki dampak signifikan
terhadap minat beli konsumen. Semakin baik persepsi harga terhadap harga produk,
semakin besar kemungkinan mereka untuk melakukan pembelian. Penelitian ini
menekankan pentingnya strategi penetapan harga yang tepat dalam menarik minat beli
konsumen. Oleh karena itu perusahaan disarankan untuk meningkatkan nilai yang dirasakan
melalui promosi dan pelayanan, serta membuka ruang eksplorasi lebih lanjut mengenai
faktor-faktor lain yang mempengaruhi minat beli.
Kata Kunci : Persepsi Harga, Minat Beli, Skincare, Strategi Penetapan Harga

Pendahuluan
Tren kebutuhan masyarakat pada skincare (perawatan kulit) semakin tinggi. Kulit
wajah yang cantik dan sehat merupakan salah satu faktor penting dalam membantu
menunjang penampilan. Skincare atau perawatan kulit wajah merupakan salah satu upaya
untuk menjaga, merawat serta mempertahankan kondisi kulit, sehingga kulit dapat terlihat
cantik, sehat dan indah dipandang. Bukan itu saja masyarakat melakukan perawatan kulit
wajah itu juga merupakan salah satu bentuk apresiasi, kepedulian dan menghargai diri
sendiri serta orang lain. Dengan adanya standar kecantikan di kalangan masyarakat
membuat semua orang ingin memiliki kulit wajah yang mulus, terang berseri dan kelihatan
muda (Sinaga, et al. 2022). Skincare merupakan produk kosmetika yang digunakan
untuk melindungi, menutrisi dan meremajakan kulit, baik yang kosmeseutikal (produk
kosmetik yang mengandung bahan aktif biologis yang memiliki manfaat terapeutik pada
permukaan yang diterapkan) ataupun yang membutuhkan resep dalam penggunaannya.
Skincare atau perawatan wajah dapat berupa krim, sabun, lotion ataupun suntikan
(Nahai dan Minotto, 2022). Produk skincare adalah produk yang memiliki pemaknaan yang
signifikan bagi konsumen. Semua informan setuju bahwa kondisi fisik seseorang
merupakan representasi akan identitas diri seseorang. Memprioritaskan penampilan visual
menjadi salah satu pertimbangan yang rasional dan emosional pada informan, dengan
kondisi fisik yang sehat dan menarik membuat informan merasa lebih percaya diri ketika
harus berkomunikasi dengan orang lain (Derivanti, et al. 2022).
Kotler (2016) menyatakan minat beli adalah perilaku konsumen dimana
konsumen memiliki keinginan dalam memilih dan mengkonsumsi suatu produk. Minat
beli akan timbul apabila seseorang konsumen sudah berpengaruh terhadap mutu dan
kualitas dari suatu produk dan informasi suatu produk. Menurut Basiya et al. (2012)
Minat beli adalah kondisi psikis seseorang yang menggambarkan rencana untuk melakukan
beberapa tindakan dalam jangka waktu tertentu. Minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak
unit produk yang dibutuhkan pada periode waktu tertentu (Ali Hasan, 2014).
Setiadi (2011) menyatakan bahwa minat beli dibentuk dari sikap konsumen terhadap
produk yang terdiri dari kepercayaan konsumen terhadap merek dan evaluasi merek,
sehingga dari dua tahap tersebut munculah minat untuk membeli. Dalam strategi pemasaran
perilaku konsumen menjadi perhatian yang serius bagi produsen atau penyedia jasa, salah
satunya adalah niat pembelian (Saifudin, 2019). Adapun faktor yang mempengaruhi
minat beli menurut Kotler (2016) seperti faktor brand/merek, faktor kemasan, faktor
persepsi harga, faktor ketersediaan barang dan faktor promosi. Menurut Schiffman dan
Kanuk (2011) komponen komponen indikator minat beli, yakni Tertarik pada informasi
mengenai produk, Mempertimbangkan untuk membeli, Tertarik untuk mencoba, Ingin
mengetahui produk, Jadi ingin memiliki produk.
Menurut Hawkins et al (1986), persepsi adalah sebuah proses yang diawali dengan
pemaparan konsumen dan perhatian terhadap rangsangan pemasaran dan berakhir dengan
penafsiran oleh konsumen. Sedangkan, Menurut Kotler dan Keller (2012) harga adalah satu
elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya.
Menurut Lee et al (2011) berpendapat bahwa persepsi harga adalah konsumen penilaian dan
bentuk emosional yang terkait mengenai apakah harga yang ditawarkan oleh penjual dan
harga tersebut dibandingkan dengan pihak lain adalah wajar, dapat diterima atau
dibenarkan. Menurut Schiffman dan Kanuk (2011) mengungkapkan bahwa persepsi harga
merupakan suatu proses seorang individu menyeleksi, mengorganisasi, dan
menterjemahkan stimulus informasi yang datang menjadi suatu gambaran yang
menyeluruh. Amilia (2017) juga berpendapat bahwa persepsi harga ialah bagaimana cara
konsumen melihat harga sebagai yang tinggi, rendah dan adil.
Persepsi harga mencerminkan proses dimana konsumen secara aktif memahami
informasi harga dan memberikan arti yang signifikan terhadap keputusan pembelian mereka
(Olson et al, 2016). Persepsi atas harga mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen
dalam menentukan pilihan, persepsi harga merupakan kecenderungan konsumen untuk
menggunakan harga dalam memberi penilaian tentang kesesuaian manfaat produk.
Penilaian terhadap harga pada suatu manfaat produk dikatakan mahal, murah atau sedang
dari masing-masing individu tidaklah sama, karena tergantung dari persepsi individu yang
dilatarbelakangi oleh lingkungan dan kondisi individu itu sendiri (Kotler & Armstrong,
2008). Indikator persepsi harga menurut (Kotler & Keller, 2016) terdapat empat indikator
yakni keterjangkauan harga yang dijual dapat dijangkau konsumen sesuai dengan pemilihan
segmen pasar tertentu, kesesuaian harga dengan kualitas jumlah uang yang harus dibayar
oleh konsumen sebanding dengan kualitas yang diberikan kaitannya dengan spesifikasinya,
daya saing harga harga yang ditawarkan bisa jadi lebih tinggi maupun lebih rendah dari
rata-rata dan kesesuaian harga dengan manfaat konsumen tentunya akan merasa puas
dengan manfaat yang diberikan setelah mendapatkan suatu barang dengan harga yang
sesuai.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa skincare atau perawatan kulit merupakan
upaya untuk merawat tubuh agar tetap terjaga, sehat, cantik dan enak untuk dipandang.
Pada era sekarang Skincare menjadi hal yang penting bagi sebagian kalangan masyarakat.
Banyaknya peminat terhadap skincare banyak produsen yang berinovasi dalam membuat
skincare yang bermanfaat dan berkualitas bagi konsumen. Adanya inovasi ini menimbulkan
berbagai jenis skincare yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Minat beli
konsumen merupakan suatu perilaku konsumen yang berkeinginan untuk membeli dan
memiliki dalam memakai suatu produk yang menarik bagi konsumen. Minat beli bisa
timbul karena beberapa hal salah satunya yaitu dari persepsi harga. Persepsi harga adalah
suatu pandangan atau penilaian konsumen terhadap harga suatu produk yang ditawarkan
penjual yang menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen. Tujuan penulisan ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh persepsi harga terhadap minat beli skincare.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur
untuk menganalisis pengaruh persepsi harga terhadap minat beli pada skincare Dalam
penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber literatur yang relevan,
seperti buku, artikel jurnal, dan laporan penelitian, yang membahas hubungan antara
persepsi harga dan keputusan pembelian konsumen. Proses pengumpulan data dilakukan
dengan mengidentifikasi sumber yang berkualitas, mencatat informasi yang berkaitan
dengan tema penelitian, dan mengkategorikan data sesuai dengan pola dan tema yang
muncul. Analisis data dilakukan melalui pendekatan analisis konten, di mana peneliti
mengkodekan data berdasarkan tema yang relevan, serta menginterpretasikan hasil analisis
untuk menjelaskan hubungan antara persepsi harga dan minat beli. Penelitian ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi minat beli skincare, serta memberikan rekomendasi bagi produsen dan
pemasar dalam strategi penetapan harga.

Hasil dan Pembahasan


Kajian terhadap pengaruh Persepsi Harga Terhadap Minat Beli pada Skincare.
Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil penelitian mengenai pengaruh persepsi harga
terhadap minat beli pada produk skincare yang diambil dari analisis literatur yang relevan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam mengenai
bagaimana konsumen menilai harga suatu produk dan dampaknya terhadap minat beli
mereka. Pembahasan selanjutnya akan menguraikan temuan-temuan yang diperoleh serta
implikasi yang dapat ditarik dari hasil tersebut dalam konteks pemasaran produk skincare.
Beberapa studi terdahulu telah teridentifikasi sebagai sumber kajian di penelitian ini. Hasil
dari penelurusan di Google Scholar menemukan sebanyak 10 karya tulis ilmiah terkait topik
penelitian ini.
1. Iin Alvina (2020)
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, persepsi harga
dan citra merek terhadap minat beli konsumen pada kosmetik Pixy. Responden
penelitian ini adalah konsumen yang berminat membeli produk kosmetik Pixy.
Penelitian ini dilakukan terhadap 154 responden dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis statistik dalam
bentuk SEM-PLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara uji t kualitas
produk, persepsi harga dan citra merek memiliki pengaruh positif dan signifikan.
2. Meggy Yolanda Christian (2022).
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menguji variabel independen yaitu pengaruh
promosi dan brand image memiliki pengaruh secara parsial dan simultan terhadap
variabel dependen (minat atau daya beli) dari produk skincare wardah pada
masyarakat Kota Malang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode model
kuantitatif dengan menerapkan uji asumsi klasik, dan analisis regresi linier
berganda serta koefisien determinasi. Sampel yang diambil dengan teknik
nonprobability sampling dengan jenis metode purposive sampling dari 100
responden dan pengolahan data dilakukan dengan software SPSS. Hasil yang
diperoleh menunjukan bahwa masing-masing variabel yaitu; promosi, brand image,
dan persepsi harga, ketiganya berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat dan
daya beli konsumen.
3. Nailatul Malikhah Rofi`ul Muna, Andhi Johan Suzana, Cahyaningtiyas Ria Uripi,
dan Akbar Pahlevi (2024)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberartian pengaruh celebrity endorser,
brand image, persepsi harga dan electronic word of mouth terhadap minat beli.
Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen yang berminat untuk membeli produk
Scarlett Whitening di Banjarnegara yang belum diketahui jumlahnya secara pasti.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 100 responden dan teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non probability sampling dengan
teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa celebrity endorser,
brand image, persepsi harga, dan electronic word of mouth berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli konsumen produk Scarlett Whitening di Kota
Banjarnegara.
4. Putri Ayu Lunga (2024)
Penelitian ini berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sekitarnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara Promosi, Kualitas Produk, dan Persepsi
Harga Terhadap Minat Beli Produk Emina di Kota Yogyakarta dan Sekitarnya baik secara
parsial maupun simultan. Sampel dalam penelitian ini berjumalah 100 responden dengan
menggunakan Purposive sampling dengan Teknik pengumpulan data yang menggunakan
kuesioner. Pada hasil penelitian yang diuji menggunakan program SPSS-25 hasil uji
hipotesis menyatakan bahwa promosi berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap minat beli. Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
beli. Persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.
5. Hendra Hermawan, Sonny Hersona, dan Dede Jajang Suyaman (2024)
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak Influencer Marketing, Content
Marketing,dan Persepsi Harga terhadap Minat Beli produk Kosmetik Luxcrime di
Kabupaten Karawang. Metode penelitian yang diterapkan adalah kuantitatif dengan
pengujian hipotesis. Sebanyak 100 responden yang menggunakan produk Kosmetik
Luxcrime di Kabupaten Karawang menjadi sampel penelitian. Analisis data dilakukan
menggunakan regresi linier berganda, koefisien determinasi (R2), koefisien korelasi
parsial, uji t, uji F, dan uji asumsi klasik dengan bantuan perangkat lunak statistik
SPSS versi 20. Kuesioner menjadi sumber utama data dalam penelitian ini. Temuan
penelitian menunjukkan bahwa Influencer Marketing memiliki pengaruh signifikan
terhadap minat beli produk Kosmetik Luxcrime di Kabupaten Karawang. Sementara
itu, Content Marketing juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli
produk tersebut. Di sisi lain, Persepsi Harga tidak menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap minat beli Kosmetik Luxcrime di Kabupaten Karawang. Secara
simultan, Influencer Marketing, Content Marketing, dan Persepsi Harga secara
bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli produk tersebut.
6. Dwiani Regitha Tude (2023)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel brand ambassador, promosi
dan harga secara signifikan memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen pada
produk skincare Y.O.U di kota Yogyakarta. Dalam penelitian ini populasi yang
digunakan adalah konsumen yang pernah melakukan pembelian dan menggunakan
produk dalam waktu 8 (delapan) bulan terakhir. Sampel dalam penelitian ini sebanyak
100 responden. Untuk memperoleh data, peneliti menyebarkan kuesioner melalui
google form kepada responden, kemudian dilakukan uji validitas, uji reliabilitas,
regresi linier berganda, koefisien determinasi, uji F dan uji t dengan menggunakan
SPSS versi 29. Hasil dari analisis data, menunjukan bahwa variabel independen yaitu
brand ambassador, promosi, dan kualitas produk terbukti memberikan pengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen yaitu minat beli.
7. Kunto Inggit Gunawan, Mataji dan Sigit Santoso (2023)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sosial media
marketing
brand images, persepsi harga berpengaruh terhadap minat beli pada
produk
skincare Ms Glow. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah jenis data
kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui survei pada
responden dengan
menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan
sampel 100 responden pengguna produk skincare
Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda,
uji-t dan uji-f.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel media sosial
marketing, brand
image, persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap minat beli
skincare MS
GLOW.
8. Yuliana Cahya Amada (2024)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh social media live streaming
tiktok, persepsi harga, dan brand awareness terhadap minat beli produk Skintific.
Dikarenakan tingginya antusiasme masyarakat dalam merawat diri saat ini, serta
adanya perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat melalui internet,
hal ini menyebabkan persaingan bisnis skincare semakin ketat. Sehingga
perusahaan harus menentukan strategi pemasaran yang tepat agar perusahaan bisa
bertahan dalam menghadapi persaingan. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik non probability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 100 responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan
secara online kepada para pengguna skincare di wilayah Boyolali. Teknik analisis
data menggunakan uji statistik deskriptif, uji instrumen, uji asumsi klasik, uji
ketetapan model, dan analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS versi
23 for windows. Hasil penelitian menunjukan social media live streaming
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli, persepsi harga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat beli, dan brand awareness berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap minat beli.
9. Berlian Putri Maghfiroh, Rena Feri Wijayanti, dan Joko Samboro (2023)
Industri kosmetika di Indonesia terus berkembang dengan pesat karena tingginya
permintaan dari konsumen dan meluasnya pasar produk kosmetika. Menurut Badan
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, kosmetik yang meliputi bidang industri farmasi,
kimia, dan obat tradisional mengalami pertumbuhan. Kecuali itu, BPOM juga mencatat
perkembangan industri kosmetika meningkat Dari 2021 hingga Juli 2022, jumlah
industri kosmetika meningkat dari 819 menjadi 913 perusahaan. Peningkatan produksi
kosmetik ini di sebabkan oleh jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar dan iklim
tropis yang ada di Indonesia juga berperan mendorong orang menggunakan kosmetik
untuk melindungi kulitnya dari iklim tersebut, dilansir dari website suara.com (2022).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inovasi produk dan persepsi harga
terhadap minat beli produk MS Glow di Kota Lamongan. Penelitian ini menggunakan
penelitian kuantitatif dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive
Sampling dengan cara penyebaran kuisioner kepada responden. Dalam penelitian ini
diperoleh hasil bahwa, pengaruh inovasi produk dan persepsi harga terhadap minat beli
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara inovasi produk dan persepsi harga
terhadap minat beli pada Official Distributor MS Glow di kota Lamongan.
10. Pitri Nuraeni dan Titik Desi Harsono (2024)
Penelitian ini mengkaji pengaruh kesadaran lingkungan, nilai konsumsi, dan persepsi
harga terhadap minat beli Produk perawatan kulit hijau Avoskin. Sampel terdiri dari
100 responden yang merupakan pengikut Komunitas Rubi di Instagram dan miliki
belum pernah membeli produk Avoskin. Data tadi dikumpulkan melalui survei dengan
menggunakan kuesioner. Instrumen penelitian terbukti valid dan reliabel, dan data
terdistribusi normal tanpa masalah multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Hasilnya
menunjukkan hal itu kesadaran lingkungan, nilai konsumsi, dan persepsi harga masing-
masing mempunyai pengaruh positif dan pengaruh yang signifikan terhadap niat
membeli Produk perawatan kulit hijau Avoskin.
Tabulasi dari studi tersebut ditunjukkan pada tabel 1. Dari berbagai studi yang dikaji,
terlihat jelas bahwa pengaruh persepsi harga, memiliki dampak signifikan terhadap minat
beli skincare. Beberapa penelitian, seperti Rizky dan Yasin (2014) minat yang timbul dalam
diri pembeli seringkali berlawanan dengan kondisi keuangan yang dimiliki. Minat beli
konsumen merupakan keinginan tersembunyi dalam benak konsumen. Minat beli konsumen
selalu terselubung dalam tiap diri individu yang mana tak seorang pun bisa tahu apa yang di
inginkan dan diharapkan konsumen. Menurut Nulufi dan Murwatiningsih (2015) konsumen
yang telah memiliki sikap positif terhadap suatu produk atau merek, akan menimbulkan
minat pembelian terhadap produk atau merek tersebut. Salah satu factor yang berpengaruh
terhadap konsumen yaitu persepsi akan harga. Konsumen merupakan individu dengan
karakteristik yang berbeda-beda. Penilaian yang dirasakan setiap konsumen terhadap suatu
produk maupun jasa yang mereka terima tidak sama. Persepsi konsumen terhadap suatu
harga dapat mempengaruhi keputusan dalam membeli suatu produk sehingga suatu
perusahaan harus mampu memberikan persepsi yang baik terhadap produk atau jasa yang
mereka jual (Retnowulan, 2017).

Tabel 1. Studi tentang Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Minat Beli Skincare
Peneliti Lokasi Penelitian Fokus Penelitian Temuan Utama
Alvina (2020) Di Jakarta Pengaruh Kualitas Produk, Hasil penelitian ini
Persepsi Harga Dan Citra menunjukkan bahwa
Merek Terhadap Minat secara uji t kualitas
Beli Konsumen Pada produk, persepsi harga
Produk Kosmetik Pixy dan citra merek
memiliki pengaruh
positif dan signifikan.
Christian (2022) Di Malang Pengaruh Promosi, Brand Hasil yang diperoleh
Image Dan Persepsi Harga menunjukan bahwa
Terhadap Minat Beli masing-masing
Produk Skincare Wardah variabel yaitu;
promosi, brand image,
dan persepsi harga,
ketiganya berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap minat dan
daya beli konsumen.
Muna et al. Di Kota Pengaruh Celebrity Hasil penelitian
(2024) Banjarnegara Endorser, Brand Image, menunjukan bahwa
Persepsi Harga Dan celebrity endorser,
Electronic Word Of Mouth brand image,
Terhadap Minat Beli persepsi
Konsumen Produk harga, dan electronic
Scarlett Whitening word of mouth
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap minat beli
konsumen produk
Scarlett Whitening

Lunga (2024) Di Kota Pengaruh Promosi, hasil penelitian


Yogyakarta Kualitas Produk, Persepsi menyatakan bahwa

Harga, Terhadap Minat promosi berpengaruh


Beli Produk Emina Di positif namun tidak
signifikan terhadap
Kota Yogyakarta Dan
minat beli. Kualitas
Sekitarnya.
produk berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap minat beli.
Persepsi harga
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap minat beli.

Hermawan et al. Di Kabupaten Pengaruh Influencer Temuan penelitian


(2024) Karawang Marketing, Content menunjukkan bahwa
Marketing, Dan Persepsi Persepsi Harga tidak
Harga Terhadap Minat menunjukkan
Beli Konsumen pengaruh yang
(Investigasi Terhadap signifikan terhadap
Konsumen Kosmetik minat beli Kosmetik
Luxcrime Di Karawang) Luxcrime di
Kabupaten Karawang.
Secara simultan,
Influencer Marketing,
Content Marketing,
dan Persepsi Harga
secara bersama-sama
berpengaruh terhadap
minat beli produk
tersebut.
Tude (2023) Di Kota Pengaruh Brand Hasil dari analisis
Yogyakarta Ambassador, Promosi, data, menunjukan
Dan Persepsi Harga bahwa variabel
Terhadap Minat Beli independen yaitu
Konsumen Pada Produk brand ambassador,
Skincare Y.O.U Di Kota promosi, dan kualitas
Yogyakarta produk terbukti
memberikan pengaruh
secara signifikan
terhadap variabel
dependen yaitu minat
beli.

Gunawan et al. Di Surabaya Pengaruh Media Hasil


(2023) Sosial Marketing, penelitian
Brand Image, Dan menunjukkan
Persepsi Harga bahwa
Terhadap Minat Beli variabel
Skincare MS GLOW di media sosial
marketing,
Surabaya brand
image,
persepsi
harga
berpengaruh
signifikan
terhadap
minat beli
skincare MS
GLOW.
.
Amada (2024) Di Boyolali Pengaruh Social Media Hasil penelitian
Live Streaming Tiktok, menunjukan social
Persepsi Harga, Dan Brand media live streaming
Awareness Terhadap berpengaruh positif
Minat Beli Produk dan signifikan
Skintific Di Boyolali terhadap minat beli,
persepsi harga
berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap minat beli,
dan brand awareness
berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap minat beli.

Maghfiroh et al. Di Kota Pengaruh Inovasi Produk Hasil penelitian ini


(2023) Lamongan dan Persepsi Harga dapat disimpulkan
terhadap Minat Beli bahwa terdapat
Produk Ms Glow di Kota pengaruh antara
Lamongan inovasi produk dan
persepsi harga
terhadap minat beli
pada Official
Distributor MS Glow
di kota Lamongan.
Nuraeni et al. Di Kota Pengaruh Kesadaran Hasilnya
(2024) Yogyakarta Lingkungan, Konsumsi menunjukkan hal itu
Nilai, dan Persepsi Harga kesadaran lingkungan,
Terhadap Minat beli nilai konsumsi, dan
Avoskin Green Skincare persepsi harga
masing-masing
mempunyai pengaruh
positif dan pengaruh
yang signifikan
terhadap minat beli
Produk perawatan
kulit hijau Avoskin
Penilitian lain, seperti penelitian sebelumnya oleh Alvina (2020), dari Hasil
penelitian nya menunjukkan bahwa kualitas produk, persepsi harga dan citra merek
memiliki pengaruh positif dan signifikan. Temuan hasil penelitian Lunga (2023) juga
menunjukkan bahwa promosi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap minat
beli. Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. Persepsi harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.
Selain persepsi harga terdapat beberapa pengaruh lainnya yang dapat mempengaruhi
minat beli konsumen, contohnya dari hasil penelitian Muna et al. (2024) yang menyatakan
bahwa celebrity endorser, brand image, persepsi harga, dan electronic word of mouth juga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. Dalam penelitian
Christian (2022) juga menyatakan bahwa masing-masing variabel, yaitu promosi, brand
image, dan persepsi harga, ketiganya berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat dan
daya beli konsumen. Wang dan Chen (2016) menunjukkan bahwa persepsi harga secara
signifikan berpengaruh langsung terhadap minat beli konsumen, persepsi harga yang
dirasakan konsumen tidak hanya dapat meningkatkan minat beli konsumen secara langsung,
tetapi juga meningkatkan nilai yang dirasakan konsumen dan menurunkan risiko yang
dirasakan, yang pada akhirnya dapat merangsang minat beli konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka penelitian ini berimplikasi
bahwa untuk meningkatkan minat beli konsumen dapat dilakukan dengan cara melihat
persepsi harga konsumen terhadap produk yang dijual. Upaya mempengaruhi minat beli
konsumen akan dilakukan dengan melihat persepsi harga. Upaya ini dapat dilakukan oleh
perusahaan dalam membuat harga agar membuat persepsi konsumen terhadap harga
produk baik, disukai dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Persepsi
harga dapat dibangun dengan membuat keterjangkauan harga agar konsumen dengan
mudah bisa membeli, daya saing harga dengan pesaing yang dibuat secara baik agar tidak
kalah dengan pesaing, kesesuaian harga yang disesuaikan dengan kemampan konsumen
yang akan dituju dan kesesuaian harga yang disesuaikan dengan manfaat yang diberikan
kepada konsumen. Oleh karena itu, sangat penting bagi produsen untuk menciptakan
persepsi harga yang bisa mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk terutama
produk skincare. Dengan demikian, memahami dan membuat persepsi harga menjadi tugas
penting bagi seorang produsen yang akan menjual produknya. Ketika persepsi harga
dikelola dengan baik, konsumen akan berpengaruh terhadap minat beli konsumen untuk
membeli produk yang dijual. Hal ini pada akhirnya akan berdampak positif terhadap minat
beli dan peningkatan penjualan.

Penutup
Berdasarkan analisis komprehensif dari literatur yang ada, dapat disimpulkan
beberapa poin utama. Secara umum, persepsi harga memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap minat beli produk skincare. Minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa
banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode waktu tertentu. adapun beberapa
faktor yang mempengaruhi minat beli, yaitu factor brand/merek, faktor kemasan, faktor
persepsi harga, faktor ketersediaan barang dan faktor promosi. Persepsi harga
merupakan elemen krusial dalam proses pengambilan keputusan konsumen. Persepsi
harga tidak hanya mencakup angka yang tertera pada kemasan tetapi juga meliputi
pemahaman konsumen terhadap nilai yang terkandung dalam produk tersebut. Konsumen
sering kali mengaitkan harga dengan kualitas sehingga harga yang dianggap terlalu tinggi
dapat membuat konsumen ragu untuk membeli sementara harga yang terlalu rendah
dapat menimbulkan keraguan mengenai kualitas produk. Kesimpulannya, persepsi harga
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap minat beli skincare. Penetapan harga
yang baik dan sesuai dengan konsumen dapat menarik minat beli untuk keputusan
pembelian pada produk tersebut.

Daftar Pustaka
Alvina, I. (2020). Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi Harga Dan Citra Merek Terhadap
Minat Beli Konsumen Pada Produk Kosmetik Pixy. Skripsi, Prodi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Mercu Buana.
Ali, H. (2014). Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan.CAPS, Yogyakarta.
Alma, B. (2012). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta, Bandung.
Amada, C. Y. (2024). Pengaruh Social Media Live Streaming Tiktok, Persepsi Harga, Dan
Brand Awareness Terhadap Minat Beli Produk Skintific Di Boyolali. Skripsi, Prodi
Manajemen Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Raden Mas Said Surakarta.
Amilia, S. (2017). Pengaruh Citra Merek, Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Handphone Merek Xiaomi Di Kota Langsa. Jurnal Manajemen Dan
Keuangan Unsam, 6(1), 660–669.
Atmajayanti, B. A., D. S. Wulandari, & B. S. Pitoyo (2024). Pengaruh Kualitas Produk,
Citra Merek, Dan Persepsi Harga Terhadap Minat Beli Produk Make Over Di Kota
Bekasi. Jurnal riset manajemen dan ekonomi, 2(2), 339-351.
Apriliani, D., I. G. Arimbawa, & A. Wulandari. (2020). Bagaimana Review Youtube
Beauty Vlogger,Kesesuaian Diri, dan Pengaruh Persepsi Harga terhadap Pembelian
Impulsif, dan Dampaknya Terhadap Pembelian Kembali Niat (Studi Kasus Pada
Remaja Pengguna Kosmetik Emina DiSurabaya). Quantitative economics and
management studie, 1(2), 33-43.
Ariyanti, K. & Iriani, S. S. (2014). Pengaruh Persepsi Nilai dan Persepsi Resiko Terhadap
Niat Beli Kosmetik Organik. Jurnal Ilmu Manajemen, 2(4), 1186–1196.
Basiya, R., H. Ayuningtyas, & A. Rozak. (2012). Kualitas dayatarik wisata, kepuasan dan
niat kunjungan kembali wisatawan mancanegara di jawa tengah. Dinamika
Kepariwisataan, 2(11), 1–12.
Christian, M. Y., Novitawati, R. A. D., & Susanti, R. A. D. (2022). Pengaruh Promosi,
Brand Image Dan Persepsi Harga Terhadap Minat Beli Produk Skincare Wardah
(Pada Masyarakat Kota Malang). Skripsi, Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Malang).
Derivanti, D. A. et al. (2022). Studi Fenomenologi: Perilaku Konsumen Dalam Keputusan
Pembelian Produk Skincare Melalui Media Platfrom Digital di Era COVID-19.
Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi dan Pendidikan, 1(9),
1617-1628.
Gunawan, I. K., M. Mataji. & S. Santoso. (2023). Pengaruh Medua Sosial Marketing, Brand
Image, Dan Persepsi Harga Terhadap Minat Beli Skincare MS Glow Di
Surabaya. Jurnal Bisnis, 3(4), 1-10.
Hawkins, D.I., R.J, Best. & K.A. Coney. (1986). Consumer Behavior. Business Publication, Texas.
Hermawan, H., S. Hersona, & D. J. Suyaman. (2024). Pengaruh Influencer Marketing,
Content Marketing, Dan Persepsi Harga Terhadap Minat Beli Konsumen
(Investigasi Terhadap Konsumen Kosmetik Luxcrime Di Karawang). Jurnal ilmiah
manajemen, 8(2), 189-205.
Kotler, P. & K. L. Keller. (2016). Manajemen Pemasaran. Indeks, Jakarta.
Kotler, P. & K. L. Keller. (2012). Marketing Management. Pearson Pretice Hall, Inc.
Kotler, P. & G. Armstrong. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta.
Lee, S., A. Illia, & A. Lawson‐Body. (2011). Perceived price fairness of dynamic
pricing. Industrial Management & Data Systems, 111(4), 531-550.
Lunga, A. P. (2024). Pengaruh Promosi, Kualitas Produk, Persepsi Harga, Terhadap Minat
Beli Produk Emina Di Kota Yogyakarta Dan Sekitarnya. Skripsi, Prodi Manajemen
Fakultas Bisnis Unversitas Kristen Duta Wacana.
Maghfiroh, P. B., R. F. Wijayanti, & J. Samboro (2023). Pengaruh Inovasi Produk dan
Persepsi Harga terhadap Minat Beli Produk Ms Glow di Kota Lamongan. Journal of
social science research, 3(6), 4089-4099.
Muna, R. M. N. et al. (2024). Pengaruh Celebrity Endorser, Brand Image, Persepsi Harga
Dan Electronic Word Of Mouth Terhadap Minat Beli Konsumen Produk Scarlett
Whitening Di Kota Banjarnegara. Majalah Imiah Manajemen dan Bisnis, 21(1),
214-224.
Nahai, F., & G. C. Miotto (2022). Soft tissue assessment, optimization, and
planning. Aesthetic Surgery of the Facial Skeleton. Elsevier, 354-62.
Nulufi, K., & Murwatiningsih. (2015). Minat Beli sebagai Mediasi Pengaruh Brand Image
dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Batik di Pekalongan.
Semarang: Universitas Negeri Semarang. Management Analysis Journal, 4(2), 129–
141.
Nuraeni, P. & T. D. Harsoyo. (2024). East Asian Journal of Multidisciplinary Research,
3(7), 2941 - 2954.
Olson, C. & J. P. Peter (2016). Consumer Behaviour and Marketing Strategy. McGraw-
Hill, Boston.
Retnowulan, J. (2017). Pengaruh kualitas produk dan persepsi harga terhadap Minat beli
Smartphone Xiaomi. Cakrawala-Jurnal Humaniora, 17(2), 139-145.
Rizky, M. F., & Yasin, H. (2014). Pengaruh Promosi Dan Harga Terhadap Minat Beli
Perumahan Obama PT. Nailah Adi Kurnia Sei Mencirim Medan. Jurnal Manajemen
& Bisnis, 14(02), 135-143.
Saifudin, S. 2019. Pengaruh Iklan Islami Terhadap Minat Beli Calon Konsumen Matahari
Dept. Store di Jawa Tengah, Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, 7 (2), 143-160.
Safrina, D., S. S. Putra, & K. Digdowiseiso. (2023). Pengaruh Citra Merek, Persepsi Harga
Dan Promosi Minat Beli Konsumen Terhadap Produk Kecantikan Di Aplikasi
Socilla. Economic jurnal, 12(4). 2248-2260.
Setiadi, N. J. (2011). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Prenada Media, Bandung.
Schiffman, L.G. & L. L Kanuk. (2011). Consumer Behavior. Prentice Hall, New Jersey.
Sinaga, B. Y. P. R. et al. (2022). Analisis Pengaruh Brand Image, Harga, dan Review
Produk Terhadap Keputusan Pembelian Skincare Wardah Pada Mahasiswa UNAI.
Jurnal Intelektiva, 3(8), 12-25.
Tude, R. D. (2023). Pengaruh Brand Ambassador, Promosi, Dan Persepsi Harga Terhadap
Minat Beli Konsumen Pada Produk Skincare Y.O.U Di Kota Yogyakarta. Skripsi.
Prodi Manajemen Fakultas Bisnis. Universitas Kristen Duta Wacana.
Wang, H. Y. & L. Y. Chen. (2016). “An Empirical Study of the Effect of Perceived Price
on Purchase Intention Evidence from Low-Cost Carriers”. International Journal of
Business and Social Science, 7(4), 97-107.
Widayati, C. C. et al. (2020). The role of destination image on visiting decisions
through word of mouth in urban tourism in Yogyakarta. International
Journal of Innovation, Creativity and Change, 12(3), 177-198.

Anda mungkin juga menyukai