Tata Tertib Hmif

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

SIDANG PLENO I

TATA TERTIB
MUSYAWARAH LUAR BIASA MAHASISWA INFORMATIKA
HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA
FAKULTAS KOMPUTER & TEKNIK
UNIVERSITAS LINGGABUANA PGRI SUKABUMI

BAB 1
NAMA DAN TUJUAN

Pasal 1
NAMA
Permusyawaratan ini dinamakan Musyawarah Luar Biasa Himpunan Mahasiswa Informatika yang
selamjutnya disingkat dengan MUSLUB HMIF .

Pasal 2
TUJUAN
Tujuan Tata Tertib MUSLUB HMIF adalah mengatur jalannya persidangan musyawarah Luar Biasa
Mahasiswa Informatika FKT.UNLIP.

BAB II
KEDUDUKAN, KEKUASAAN, DAN WEWENANG
PASAL 3
KEDUDUKAN
MUSLUB HMIF merupakan forum tertinggi dari Himpunan Mahasiswa Informatika FKT. UNLIP.
Pasal 4
KEKUASAAN DAN WEWENANG
MUSLUB HMIF memiliki agenda untuk :
a. Menetapkan AD dan ART HMIF FKT. UNLIP
b. Menetapkan Peraturan Organisasi ( PO ).
c. Menetapkan Garis – Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) dan Garis – Garis Besar
Haluan Kerja (GBHK) HMIF FKT. UNLIP.
BAB III
DEFINISI, HAK, DAN KEWAJIBAN PESERTA
Pasal 5
DEFINISI PESERTA
Peserta MUSLUB HMIF terdiri dari :
1. Peserta penuh yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa informatika FKT. UNLIPS.
2. Peserta peninjauan, yaitu Seluruh Mahasiswa Program Studi Informatika.

Pasal 6
HAK
Hak peserta MUSLUB HMIF terdiri dari :
1. Peserta dapat mengajukan pertanyaan usul dan atau pendapat baik secara lisan maupun
tertulis.
2. Peserta penuh mempunyai hak bicara dan hak suara.
3. Peserta peninjauan hannya memiliki hak bicara

Pasal 7
KEWAJIBAN
Kewajiban peserta MUSLUB HMIF adalah :
1. Peserta diharapkan berpakaian rapi atau memakai atribut himpunan dan sopan dalam
mengikuti acara.
2. Peserta penuh wajib mengikuti seluruh agenda acara.
3. Peserta mengikuti seluruh acara dengan baik dan serius.
4. Meminta persetujuan pimpinan sidang apabila hendak menggunakan hak bicara dan
Ketika meninggalkan sidang.
5. Peserta yang tidak ada di tempat dianggap menyetujui segala hal keputusan sidang.
6. Setiap peserta harus mematuhi peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh panitia
pelaksana serta tata tertib yang telah dimusyawarahkan.

BAB IV
SANKSI – SANKSI

Pasal 8
SANKSI – SANKSI
1. Sanksi diberikan kepada peserta yang melanggar tata tertib.
2. Sanski dapat berbentuk peringatan, pencabutan hak bicara, atau dikeluarkan dari
forum musyawarah oleh pemimpin siding atas persetujuan sidang.
BAB V
SIDANG – SIDANG

Pasal 9
KETENTUAN UMUM SIDANG
1. Persidangan terdiri dari siding pleno.
2. Sidang pleno dihadiri oleh anggota HMIF FKT, UNLIP.

Pasal 10
SIDANG PLENO
Siding pleno bertugas :
1. Memimpin persidangan agar tetap dalam suasana kebersamaan sehingga dapat berjalan
dengan kondusif.
2. Berusaha mempertemukan pendapat, menyimpulkan pembicaraaan dan persoalan sesuai
dengan porsinya serta pembicaraan sesuai dengan acara persidangan.
3. Membuat keputusan dan atau ketetapan selama MUSLUB..

BAB VI
PIMPINAN SIDANG

Pasal 11
PMPINAN SIDANG
Sidang pleno dipimpin oleh presidium sidang.

Pasal 12
ANGGOTA PIMPINAN SIDANG
Presidium sidang pleno terdiri dari tiga orang pimpinan sidang

BAB VII
QUORUM

Pasal 13
QUORUM
1. Sidang pleno dinyatakan sah jika dihadiri lebih dari ½ peserta MUBES HMIf.
2. Apabila quorum sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 diatas tidak tercapai maka sidang
ditunda 2 x 5 menit.
3. Apabila 2 kali penundaan seperti yang dimaksud dalam ayat 1 dan 2 diatas masih juga belum
tercapai quorum, maka sidang dapat dilanjutkan dan dianggap sah (memenuhi quorum ) dan
dapat mengambil keputusan.
BAB VIII
PUTUSAN

Pasal 14
BENTUK
Bentuk – bentuk putusan MUSLUB HMIF adalah :
1. Keputusan MUSLUB HMIF adalah putusan yang memiliki kekuatan mengikat.
2. Ketetapan MUSLUB HMIF adalah putusan yang mempunyai ketetapan hukum dalam
musyawarah.

Pasal 15
TATA CARA PUTUSAN
1. Pengambilan keputusan pada dasarnya diusahakan dengan asas musyawarah mufakat.
2. Apabila tidak tercapai kemufakatan, maka dilakukan penundaan selama 1 x 5 menit
untuk dilakukan lobi.
3. Apabila point 2 tidak tercapai maka dilakukan voting.

Pasal 16
VOTING
1. Pengembalian keputusan voting adalah sah apabila :
a. Diambil dalam sidang yang memenuhi quorum
b. Disetujui oleh lebih dari setengah peserta yang hadir memenuhi quorum.
2. Apabila dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak diperoleh hasil yang
sama,maka pemungutan suara diulang paling banyak 2 kali.
3. Apabila dari hasil pemungutan suara yang terakhir masih menghasilkan suara yang sama,
makausul/hak yang akan diputuskan ditolak, tetapi akan dimusyawarahkan kembali
untuk mengambilkeputusan yang terbaik dan sepenuhnya diputuskan oleh presidium sidang.
4. Penyampaian suara disampaikan secara lisan, mengacungkan tangan atau tertulis.
5. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dilakukan dengan mengadakan
perhitungan suara secara langsung.

BAB IX
TATA CARA BERBICARA

Pasal 17
ATURAN
1. Demi ketertiban dan kelancaran persidangan, tiap peserta berbicara melalui dan seizin
Presidium Sidang.
2. Ketentuan menganai waktu dan lamanya pembicara berbicara diatur oleh presidium
sidang.
3. Untuk efisiensi waktu maka setiap pembicara dapat berbicara hendaknya ada pokok
persoalandan disampaikan secara singkat dan jelas.
Pasal 18
INTERUPSI
1. Setiap peserta dapat menyampaikan interupsi setelah mendapat izin dari presidium sidang berdasarkan prioritas
jenis interupsi sebagaii berikut :
a. point of order : Mengajukan usul prosedur mengenai soal yang dibicarakan beserta solusi
b. point of clearent : mengajukan keberatan terhadap materi yang pembicaraanya diluar
masalah yang dibahas
c. point of informasi : meminta penjelasan tentang duduk perkara sebenernya atau tentang
masalah yang dibicarakan dan memberikan penjelasan menganai
masalah yang dibicarakan
2. interupsi disetujui oleh presidium sidang dan diprioritaskan berdasarkan pada point a,b dan c

pasal 19
PENGARAHAN
1. apabila seorang pembicara menyimpang dari pokok pembicaraan, maka presidium sidang
dapat memperingatkan dan meminta supaya Kembali kepada pokok-pokok permasalahan.
2. Apabila pembicara dalam berbicara menggunakan kata-kata yang menyinggung pribadi
seorang atau mengajurkan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum, maka
presidium sidang dapat memberikan nasehat dan memperingatkan agar pembicara tertib
Kembali serta menarik Kembali kata-kata yang menyebabkan ia diberi peringatan.

BAB X
PALU SIDANG

Pasal 20
PALU SIDANG
Ketentuan ketukan yang dilakukan pimpinan sidang yaitu sebagai berikut :
1. 1 ketukan untuk satu pasal atau hal lain yang telah disepakati.
2. 2 ketukan untuk pergantian setiap acara dan pimpinan sidang.
3. 3 ketukan untuk pembukaan dan penutupan sidang.

BAB XI
PENUTUP

Pasal 21
PENUTUP
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diputuskan oleh pimpinan sidang
dengan persetujuan peserta sidang.
2. Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Tata Tertib ini di tetapkan di Sukabumi pada :


Hari : ...
Tanggal : ....
MUSYAWARAH LUAR BIASA
HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA
FAKULTAS KOMPUTER & TEKNIK
UNIVERSITAS LINGGABUANA PGRI SUKABUI
TAHUN 2024

PRESIDIUM SIDANG MUSLUB HMIF


FAKULTAS KOMPUTER & TEKNIK
UNIVERSITAS LINGGABUANA PGRI SUKABUMI

Pesidium sidang 1 presidium sidang 2 presidium sidang 3

Anda mungkin juga menyukai