Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5
TOPIK 1 : PEMERIKSAAN LABORATORIUM SELAMA KEHAMILAN
Penulis Jurnal Rochany Septiyaningsih, Dhiah Dwi Kusumawati, Frisca Dewi
Yunadi, Septiana Indratmoko Judul Jurnal Edukasi dan Deteksi Dini Komplikasi Kehamilan Dengan Pemeriksaan Laboratorium Halaman Jurnal 43 - 49 Teori Kebijakan program pelayanan ANC yang sesuai standar adalah pelaksanaan pelayanan ANC 14 T, yang di dalamnya terdapat anamnesa dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, konseling dan pemberian terapi. Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada saat ANC adalah pemeriksaan HB, pemeriksaan protein urine atas indikasi dan pemeriksaan glukosa urine atas indikasi. Pemeriksaan kadar hemoglobin (hb) dilakukan untuk mengetahui ibu hamil mengalami anemia atau tidak. Jika kadar Hb ibu hamil di bawah 10 mg/dl, maka dapatmenganggu perkembangan janin dan meningkatkan risiko perdarahan pada saat persalinan. Pemeriksaan glukosa urine adalah pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar gula pada ibu hamil. Jika terdapat glukosa dalam urine ibu hamil, maka mengindikasikan ibu mengalami diabetes gestasional dan dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan makrosomia. Sedangkan protein urine merupakan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui adanya protein di dalam urine. Jika terdapat protein dalam urine ibu hamil, maka mengindikasikan ibu hamil mengalami keracunan kehamilan yang dapat meningkatkan risiko komplikasi saat persalinan (Septiyaningsih, Rochany.,dkk, 2020). Metode Kegiatan edukasi dan deteksi dini komplikasi kehamilan dilaksanakan di Balai RW XI Kelurahan Tambakreja Kabupaten Cilacap.Sasaran dalam kegiatan ini adalah ibu hamil di RW XI yang berjumlah 15 ibu hamil (Septiyaningsih, Rochany.,dkk, 2020). Metode Pengabdian : 1. Penyampaian materi. Sebelum dilakukan penyampaian materi terlebih dahulu dibagikan kuesioner dengan 10 pernyataan tentang anemia yang harus diisi oleh ibu hamil. Kemudian dilanjutkan pemberian materi tentang anemia dalam kehamilan dan pentingnya tablet Fe. Setelah materi disampaikan kemudian dilanjutkan diskusi tanya jawab dan pembagian kuesioner evaluasi. 2. Pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan dalam kegiatan ini dibantu dari pihak Puskesmas dan mahasiswa. Tim pengabdian dibantu mahasiswa mengambil sampel darah dan urine yang kemudian dikirimkan ke Puskesmas (Septiyaningsih, Rochany.,dkk, 2020). Indikator Keberhasilan kegiatan edukasi dan deteksi dini ini memberikan pengetahuan kepada ibu hamil tentang anemia dan tablet Fe dan mengetahui kondisi kehamilan ibu hamil dengan melakukan pemeriksaan laboratorium selama kehamilan. Metode evaluasi dengan menghitung jumlah nilai sebelum dan sesudah diberikan materi dan evaluasi. Pemeriksaan laboratorium kehamilan dapat dilihat dengan menggunakan table (Septiyaningsih, Rochany.,dkk, 2020). Hasil Penelitian Hasil kegiatan edukasi dan deteksi dini komplikasi kehamilan dengan pemeriksaan laboratorium, terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan didapatkan 2 ibu hamil mengalami anemia dari 15 ibu hamil dan pemeriksaan urine didapatkan seluruh ibu hamil negatif Septiyaningsih, Rochany.,dkk, 2020).
TOPIK 2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM SELAMA KEHAMILAN
Penulis Jurnal Widya Wati Judul Jurnal Gambaran Kondisi Ibu Hamil Menurut Pemeriksaan Laboratorium di Puskesmas Sungailiat Halaman Jurnal 136 – 142 Teori Pelayanan antenatal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dilakukan secara teratur dan komprehensif dapat mendeteksi secara dini kelainan dan risiko yang mungkin timbul selama kehamilan, sehingga dapat diatasi dengan cepat dan tepat (Widya Wati, 2021). Pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk mendeteksi dini terjadinya komplikasi dalam kehamilan dan persalinan, sehingga dapat dicegah dan dilakukan tatalaksana yang tepat dan merupakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative untuk mencegah kesakitan dan kematian ibu dan janin yang diberikan oleh tenaga kesehatan (Widya Wati, 2021). Metode Penelitian kuantitatif dan ibu hamil menjadi sampel dengan kriteria inklusi adalah ibu hamil yang diperiksa di laboratorium Puskesmas Sungailiat sejak Januari hingga Juli 2020. Data dikumpulkan melalui system informasi puskesmas (SIMPUS). Analisa data menggunakan metode statistic deskriptif dan metode grafik. Hasil Penelitian Hasil yang ditemukan adalah 26,5% kehamilan yang terjadi pada ibu yang berusia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun dan 3,5% ibu hamil yang berusia di bawah 20 tahun dan antara 20-35 tahun menderita anemia. Hepatitis B diderita oleh 1,8% dari ibu hamil terkait dengan kondisi hygiene dan sanitasi lingkungan tempat tinggal. Tidak ada masalah terkait sifilis dan HIV, namun 2,2% ibu hamil mengalami proteinuria (Widya Wati, 2021).
TOPIK 3. PEMERIKSAAN LABORATORIUM SELAMA KEHAMILAN
Penulis Jurnal Himatul Khoeroh, Endang Susilowati Judul Jurnal Implementasi Pemeriksaan Laboratorium Ibu Hamil Sebagai Upaya Deteksi Dini Komplikasi Kehamilan dan Persiapan Persalinan di Desa Batursari Wilayah Kerja Puskesmas Sirampog Halaman Jurnal 183 – 187 Teori Pengawasan kehamilan penting bagi wanita hamil mulai dari trimester I sampai trimester III agar kemungkinan komplikasi kehamilan ataupun pada saat persalinan dapat dideteksi lebih dini. Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu di duga sebelumya, namun sebagian besar komplikasi yang dapat berujung pada kematian ibu dapat di cegah apabila mendapat penanganan yang adekuat, dikarenakan hal tersebut sangat menentukan tindakan pelayanan atau dalam menentukan rujukan kasus beresiko. Hal tersebut dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu (Khoeroh, Himatul dan Endang Susilowati, 2024). Pelayanan ANC sesuai dengan kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar 10 T, yang didalamnya terdapat pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan Hb, protein urine atas indikasi dan pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (Khoeroh, Himatul dan Endang Susilowati, 2024). Hasil studi pendahuluan diperoleh, berdasarkan hasil wawancara Bidan Desa Batursari, bahwa ditahun 2023 Akhir terdapat 21 ibu hamil, 18 diantaranya yang mengalami masalah status gizi yaitu ibu hamil dengan anemia dan KEK (Kekurangan Energi Kronis). Tingginya masalah gizi pada ibu hamil, menurut pernyataan bidan desa bukan karena cakupan kunjungan pemeriksaan Antenatal Care yang tidak terpenuhi, melainkan kurangnya informasi ibu hamil saat K 1 di Puskesmas tidak difahamkan manfaat dan bahayanya ketika hasil pemeriksaan laboraorium diluar batas normal, jadi ibu hamil merasa masih dalam keadaan normal dan sehat-sehat saja, disamping itu mayoritas ibu hamil berkunjung untuk melakukan pemeriksaan Antenatal care terepadu yang secara keseluruhan dilakukan pemeriksaan dimulai dari pemeriksaan fisik, penunjang dan lain-lain hanya pada kunjungan awal (Khoeroh, Himatul dan Endang Susilowati, 2024). Metode Metode terapan (Applied Research) dengan rancangan kualitatif yang disajikan secara deskriptif. Informan awal ditentukan dengan tehnik purposive sampling, sedangkan informan tambahan dengan total sampling. Metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam (Indept Interview), observasi dan dokumentasi terhadap 5 informan awal yang terdiri dari 1 bidan desa, 2 tenaga pelaksana gizi, 1 kader kesehatan dan 1 perwakilan mahasiswa yang memfaslitasi pelaksanaan pemeriksaan laboratorium ibu hamil dengan penanggungjawab dari akademik dan dibawah wilayah kerja Puskesmas Sirampog, sedangkan informan tambahan dilakukan terhadap seluruh ibu hamil yaitu berjumlah 21 ibu hamil. Keabsahan data dilakukan pada salah satu informan triangulasi sebagai kunci yaitu Bidan Koordinator Puskesmas Sirampog. Analisis data menggunakan content analysis dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data serta penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian Hasil kajian menunjukkan unsur masukan sudah baik dari sumber daya manusia (SDM), artinya infrastruktur dan pendanaan Sudah terintegrasi. Pada elemen proses Pelayanan pemeriksaan laboratorium ibu hamil berjalan dengan baik dengan menunjukkan hasil dan menjelaskan solusi perbaikan, sedangkan pada elemen output didapatkan hasil dalam kurun waktu tertentu dari kunjungan awal hingga kunjungan berikutnya, dari sebelumnya 18 ibu hamil beresiko. dari 21 menjadi 6 ibu hamil yang berisiko dengan rincian 5 ibu hamil diantaranya masih mengalami anemia dan KEK (Kekurangan Energi Kalori) dan 1 ibu hamil lainnya dengan triad preeklamsia (Khoeroh, Himatul dan Endang Susilowati, 2024).