770-Research Results-1333-1-10-20210208

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

SIMULASI SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI

KAMPUNG SABEYAB BESAR MENGGUNAKAN EPANET 2.0

SUYATNO1) HERMAN HI TJOLLENG TABA2) NAFTALI WARING3)


1)
Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin
2)
Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin
3)
Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri dan Kebumian Universitas Sains dan Teknologi Jayapura
Email : [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk mengetahui dan membuat sistem jaringan perpipaan air bersih dan
serta mengetahui ketersediaan debit air dan kebutuhan air bersih yang dibutuhkan oleh masyaraat
kambung Sabeyab Besar.
Proses penelitian menggunakan metode eksperimen lapangan yang dilakukan di Kampung
Sabeyap Besar Distrik Kemtuk Kabupaten Jayapura dengan mengambil data jumlah penduduk,
kebutuhan air liter/ hari, kecepatan aliran, tinggi jatuh air, jarak pipa, bangunan intake dan
reservoir, jenis dan diameter pipa, selanjutnya dilakukan analisa perhitungan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa simulasi jaringan real mendapatkan debit aliran
(Q= 0,01 liter/menit menggunakan epanet 2.0) dan pada simulasi ke dua medapatkan (Q= 189,06
liter/menit menggunakan epanet 2.0). Proyeksi penduduk (Pn= 970 jiwa), proyeksi kebutuhan air
total (Qt= 80,025 m3), ketersediaan debit air (Q= m3/detik), kehilangan tenaga akibat
gesekan dalam pipa sebesar (Hf= 164,8 m), kehilangan tinggi tekanan (KT= 60,085 m), bangunan
intek (V=4,48 m3), reservoir satu (V= 6,813 m3), reservoir dua (V= 48 m3), jenis pipa yang
digunakan HDPE dan besi, diameter pipa (D= 4”= 0,116 m), dan simulasi sistem jaringan pipa
menggunakan (Epanet 2.0).

Kata Kunci : Debit air, Jaringan distribusi, Tinggi jatuh, Kecepatan, Jumlah penduduk

1. PENDAHULUAN

Pendistribusian air bersih tidak merata, sehingga banyak perumahan belum mendapatkan air
bersih. Kekurangan dalam hal kuantitas, kualitas dan kontinuitas air bersih akan mengakibatkan
kehidupan menjadi tidak nyaman. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan jaringan distribusi air
bersih yang baik dan mampu melayani kebutuhan air bersih bagi penduduk di daerah tersebut.
Perencanaan tersebut dibuat secara utuh dan membentuk suatu sistem jaringan distribusi air bersih
yang terpadu.
Kondisi jaringan air bersih yang ada sekarang ini belum bisah memenuhi kebutuhan warga.
Untuk sementara jaringan yang dibuat oleh warga setempat baru 19 titik diambil dari saluran pipa
primer namun itu belum bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang baik bagi 180 kk
hingga saat ini. Dalam hal ini air bersih sangatlah penting bagi kehidupan masyarakat karena air
menjadi salah satu sumber kehidupan di muka bumi ini. Kampung Sabeyab Besar mempunyai
sumber air baku namun belum ada sistem jaringan distribusi air bersih yang baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan jumlah penduduk, mengetahu
proyeksi kebutuhan debit air, menghitung debit air yang tersedia, menghitung kehilangan tenaga
akibat perpipaan dan membuat jaringan distribusi dengan Softwer Epanet 2.0.

Corresponding Author : Suyatno, Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin Universitas Sains dan Teknologi
Jayapura Jln. Raya Sentani Padang Bulan Abepura Jayapura – Papua,
Email :[email protected]
11

Sistem distribusi air bersih adalah pendistribusian atau pembagian air melalui sistem
perpipaan dari bangunan pengolahan (reservoir) ke daerah pelayanan (konsumen). Dalam
perencanaan sistem distribusi air bersih, beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain daerah
layanan dan jumlah penduduk yang akan dilayani, kebutuhan air, letak topografi daerah layanan,
jenis sambungan sistem, pipa distribusi, tipe pengaliran, pola jaringan, perlengkapan sistem distribusi
air bersih, dekteksi kebocoran. Sistem penyediaan air bersih harus dapat menyediakan jumlah air
yang cukup untuk kebutuhan yang diperlukan. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang
sistem pengembangan air minum menyebutkan bahwa sistem penyediaan air minum terdiri dari: 1.
Unit Air Baku 2. Unit Produksi 3. Unit Distribusi 4. Unit Pelayanan. Dalam sistemnya penyediaan
air bersih harus mampu menyediakan jumlah air yang cukup untuk kebutuhan yang diperlukan.
Unsur-unsur sistem terdiri dari sumber air, fasilitas penyimpanan, fasilitas transmisi ke unit
pengolahan, fasilitas pengolahan, fasilitas transmisi dan penyimpanan dan fasilitas distribusi.

A. Kajian Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu yang berfokus tentang air yang ada di dalam bumi baik mengenai
perputaran, penyebaran, pergerakan, eksploitasi, pengembangan, manajemen, dan segala hal yang
berkaitan dengan air.
Sumber-sumber Air Bersih
Macam-macam sumber air yang dapat digunakan untuk air bersih adalah sebagai berikut:
1. Air Laut
Mempunyai sifat asam, karena mengandung garam (NaCl), kadar garam NaCl dalam air laut 3%.
Dalam keadaan ini air laut tidak mempunyai syarat untuk air bersih.
2. Atsmosfir
Dalam keadaan murni air hujan sangat bersih, tetapi karena adanya pengotoran udara yang
disebabkan oleh kotoran-kotoran industri dan lainnya, maka air ini menjadi tercemar. Maka dari itu
untuk menyediakan air hujan sebagai sumber air bersih hendaknya pada waktu menampung air hujan
jangan dimulai saat hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran yang diakibatkan
adanya pencemaran udara.
3. Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir dipermukaan bumi, pada umumnya air permukaan ini
akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu dan
kotoran industri dan sebagainya. Air permukaan terdiri dari beberapa macam yaitu:
a. Air Sungai, dalam penggunaannya sebagai air bersih haruslah melalui suatu pengolahan yang
sempurna, karena air sungai ini pada umumnya tingkat kotorannya sangat tinggi.
b. Air danau/rawa, kebanyakan air danau atau rawa ini berwarna, hal ini disebabkan oleh adanya
benda-benda yang membusuk seperti tumbuhan, lumut yang minimbulkan warna hijau.
4. Air Tanah
Air tanah adalah air yang mempunyai rongga-rongga dalam lapisan geologi. Air tanah merupakan
salah satu sumber air bagi kehidupan dimuka bumi. Jenis-jenis air tanah antara lain:
a. Air tanah dangkal
Air tanah dangkal ini terjadi karena adanya peroses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur
akan tertahan, demikian pula dengan benda lain sehingga air tanah akan jernih. Air tanah ini terdapat
pada kedalaman ±15 meter. Sebagai sumber air bersih, air tanah dangkal ini ditinjau dari segi
kualitasnya agak baik, tetapi kuantitas kurang dan tergantung pada musim.
b. Air tanah dalam
Air tanah dalam setelah lapisan air yang pertama, pengambilan air tanah dalam tidak sama dengan
mata air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukan pipa kedalamnya ,
kedalaman 100-300 meter. Jika terkena air tanah besar air akan menyembur keluar, sehingga dalam

Jurnal Teknik Mesin Vol.9 No.2 Desember 2020 (10-23) ISSN 2302-3465
12

keadaan ini disebut sumur artesis. Jika air tidak dapat keluar dengan sendirinya maka digunakan
pompa untuk menbuat air bisa naik ke permukaan.
c. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Sehingga mata air
yang berasal dari tanah dalam , hampir tidak terpengaruh oleh musim. (Teknologi Penyediaan Air
Bersih,Sutrisno Totok 2010:14-19)

B. Perkembangan Penduduk
Merencanakan perkembangan penduduk disuatu kota untuk kedepannya adalah salah satu
faktor yang sangat penting, karena akan adanya keterkaitan dengan permintaan air bersih untuk
kedepannya. Kebutuhan air bersih di suatu kota akan meningkat sesuai dengan meningkatnya jumlah
penduduk dan kegiatan yang dilakukan dari tahun ke tahun. Perkembangan penduduk adalah salah
satu faktor yang penting dalam merencanakan kebutuhan air minum dimasa yang akan datang. Untuk
mengatasi kebutuhan air yang terus meningkat, maka perlunya antisipasi dengan merencanakan
prediksi laju pertumbuhan penduduk dan prediksi kebutuhan air bersih. Metode yang digunakan
untuk memproyeksikan penduduk di masa yang akan datang adalah metode matematika ada
beberapa metode proyeksi secara matematika, yaitu:

1. Metode Geometrik
Metode ini menganggap bahwa perkembangan pemakai akan berganda selaras dengan
pertambahan pemakai. Metode ini juga menganggap laju pertumbuhan penduduk (rate of growth)
dianggap sama untuk setiap tahun. Rumus yang digunakan:
Pn = P0.(1 + r)n
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun (n)
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal perencanaan
N = Periode waktu perencanaan (Tahun)
R = Tingkat pertumbuhan penduduk (Jiwa)
2. Analisa Kebutuhan Air
Kebutuhan air total di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah di proyeksi untuk
5-10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap pemakai setelah ditambahkan 20% sebagai
faktor kehilangan air (kebocoran). Kebutuhan total ini dipakai untuk mngetahui apakah sumber air
yang di pilih dapat digunakan. Kebutuhan air dapat di tentukan dengan perhitungan sebagai berikut.
a. Kebutuhan air/hari dihitung dengan persamaan:

Dimana :
Qmd = Kebutuhan air ( ltr/hari)
q = Konsumsi air (60 ltr/orang/hari)
P = Jumlah jiwa yang akan di layani sesuai tahun perencanaan (jiwa)
Q = Debit (m³/det)
fmd = faktor hari maksimum (1,1)
b. kebutuhan air total di hitung dengan persamaan:

Dimana :
Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20% (ltr/hari)
Qmd = Kebutuhan air bersih (ltr/hari)

Jurnal Teknik Mesin Vol.9 No.2 Desember 2020 (10-23) ISSN 2302-3465
13

C. Debit Aliran
Jumlah zat cair yang mengalir melalui tampang lintang aliran persatuan waktu disebur debit
aliran dan diberi notasi Q. Debit aliran biasanya diukur dalam vulome zat cair tiap satuan waktu,
sehingga satuannya (m3/detik), Didalam zat cair ideal, dimana tidak terjadi gesekan, kecepatan aliran
V adalah sama disetiap titik tampang lintang. Untuk menghitung debit aliran menggunakan
persamaan:

Dimana :
Q = Debit (m3/det)
A = Luas penampang (m2)
V = Kecepatan aliran (m/det)

D. Kehilangan Tenaga Akibat Perpipaan


a. Kehilangan tenaga akibat gesekan dalam pipa (persamaan Darcy-weisbach)

Dimana :
hf = Kehilangan tenaga karena gesekan (m)
f = Koefisien gesekan
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
v = Kecepatan aliran (m/det)
g = Percepatan gravitasi (m/det²)
b. Kehilangan Tekanan (Head Loss)
Untuk kehilangan tekanan di bagi dalam dua bagian antara lain :
Kehilangan tinggi tekanan mayor (major losses) digunaan persamaan
Hazen-Williams yaitu:
HL= k.Q1,85
Dimana :

Q1,85 = Chw.A.R0,63.S0,54
Dengan :
hf = Kehilangan tinggi tekanan mayor (m)
Q = Debit aliran pada pipa (m3/det)
1,85 = Konstanta ( Darcy-Waisbach )
Chw = Coefisien kekasaran ( Hazen-Williams)
A = Luas penampang (m2)
R = Jari-jari hidrolis (m)
S = Kemiringan garis energy (m/m)
D = Diameter pipa (m)
k = Koefisien karakteristik pipa
L = Panjang Pipa (m)

E. Kehilangan Tinggi Tekanan Minor (Minor Losses)


Ada berbagai macam kehilangan tinggi tekanan minor sebagai berikut:
a) Kehilangan tinggi minor karena pelebaran pipa
b) Kehilangan tinggi minor karena penyempitan mendadak pada pipa
c) Kehilangan tinggi monor karena mulut pipa

Jurnal Teknik Mesin Vol.9 No.2 Desember 2020 (10-23) ISSN 2302-3465
14

d) Kehilangan tinggi minor karena belokan pada pipa


e) Kehilangan tinggi minor karena sambungan dan katup pada pipa.

F. Reservoir
Reservoir Secara umum merupakan tempat tampungan sementara air baku dari sumber air. Bahan
acuan dalam menentukan lokasi dan perhitungan dimensi reservoir harus memenuhi pedoman
berikut.
a) Reservoir harus dekat dengan pusat daerah layanan, kecuali tidak dimungkinkan.
b) Tinggi reservoir minimal 5 m dari permukaan tanah, hal tersebut disesuaikan dengan peraturan
Permen PU 18 tahun 2007.
c) Volume efektif reservoir ditentukan berdasarkan keseimbangan aliran keluar dan aliran masuk
pada reservoir.
Kapasitas reservoir bergantung pada fluktuasi kebutuhan masuk dan keluar, kapasitas pemompaan
dan kegunaan dari reservoir tersebut. Volume reservoir ditentukan dengan memperhitungkan debit
dan perkiraan lama jam puncak. Berdasarkan perhitungan volume reservor tersebut, diperoleh
dimensi reservoir dengan persamaan berikut:
V= TxLxP
dengan:
V = volume reservoir (m3)
T = tinggi reservoir (m)
L = lebar reservoir (m)
P = panjang reservoir (m)

G. Softwer Epanet 2.0


Epanet adalah program komputer yang menggambarkan simulasi hidrolis dan kecenderungan
kualitas air yang mengalir di dalam jaringan pipa. Jaringan itu sendiri terdiri dari pipa, node (titik
koneksi pipa), pompa, katub, dan tangki air atau reservoir. Epanet menjajaki aliran air di tiap pipa,
kondisi tekanan air di tiap titik dan kondisi konsentrasi bahan kimia yang mengalir di dalam pipa
selama dalam periode pengaliran. Sebagai tambahan, usia air (water age) dan pelacakan sumber
dapat juga disimulasikan.
Epanet di design sebagai alat untuk mencapai dan mewujudkan pemahaman tentang
pergerakan dan nasib kandungan air minum dalam jaringan distribusi. Juga dapat digunakan untuk
berbagai analisa berbagai aplikasi jaringan distribusi. Sebagai contoh untuk pembuatan design,
kalibrasi model hidrolis, analisa strategi untuk merealisasikan qualitas air dalam suatu system.
Semua itu mencakup :
a. Alternatif penggunaan sumber dalam berbagai sumber dalam satu sistem
b. Alternatif pemompaan dalam penjadwalan pengisian/pengosongan tangki.
c. Penggunaan treatment, misal khlorinasi pada tangki penyimpan
d. Pen-target-an pembersihan pipa dan penggantiannya.
Dijalankan dalam lingkungan windows, Epanet dapat terintegrasi untuk melakukan editing
dalam pemasukan data, running simulasi dan melihat hasil running dalam berbagai bentuk (format),
Sudah pula termasuk kode-kode yang berwarna pada peta, table data-data, grafik, serta citra contur.

Kelebihan Epanet 2.0


Fasilitas yang lengkap serta pemodelan hidrolis yang lengkap adalah salah satu langkah yang
efektif dalam membuat model tentang pengaliran serta kualitas air. Epanet adalah alat bantu analis
hidrolis yang di dalamnya tergantung kemampuan seperti:

Jurnal Teknik Mesin Vol.9 No.2 Desember 2020 (10-23) ISSN 2302-3465
15

a. Kemampuan analisa yang tidak terbatas pada penempatan jaringan


b. Perhitungan harga kekasaran pipa menggunakan persamaan (Hazen-Williams, Darcy-Weisbach,
atau Chezy-Manning)
c. Termasuk minor head losses untuk bend, fitting, dsb
d. Pemodelan terhadap kecepatan pompa yang konstan maupun variable
e. Menghitung energy pompa dan biaya (cost)
f. Pemodelan variasi tipe dari valve termasuk shutoff, check, pressure regulating, dan flow control
valve
g. Tersimpan tangki penyimpanan dengan berbagai bentuk (seperti diameter yang bervariasi
terhadap tingginya)
h. Memungkinkan memasukkannya kategori kebutuhan (demand) ganda pada node, masing-masing
dengan pola tersendiri yang bergantung pada variasi waktu
i. Model pressure yang bergantung pada pengeluaran aliran dari emitter (sprinkler head)
j. Dapat di operasikan dengan sistem dasar pada tangki sederhana atau control waktu, dan pada
control waktu yang lebih komplek.

Kegunaan Epanet 2.0


Kegunaan program Epanet 2.0 dalam simulasi penyediaan air bersih antara lain :
a. Didesain sebagai alat untuk mengetahui perkembangan dan pergerakan air serta degradasi unsur
kimia yang ada dalam air pipa distribusi.
b. Dapat digunakan sebagai dasar analisa dan berbagai macam sistem distribusi, detail desain, model
kalibrasi hidrolik, analisa sisa kalor dan berbagai unsur lainnya.
c. Dapat membantu menentukan alternatife strategis manajemen dan sistem jaringan pipa distribusi
air bersih.

Input dan output data dalam Epanet 2.0


Dalam operasi Epanet 2.0 dibutuhan data masukan (input data) yang digunakan untuk
simulasi air bersih. Data ini sangat penting dalam memulai analisa jaringan air bersih dan
mendapatkan output data yang diinginkan. Adapun input data yang dibutuhkan adalah peta jaringan,
node / junction / titik dari komponen distribusi, elevasi, panjang pipa, diameter pipa, jenis pipa yang
digunakan, umur pipa jenis sumber ( mata air, sumur bor, IPA dll). Spesifikasi pompa (bila
menggunakan pompa) bentuk dan ukuran reservoir, beban masing-masing node (besarnya taping)
faktor fluktuasi pemakaian air, dan konsentrasi kalor pada sumur sedangkan output data yang
dihasilkan adalah hidrolik head masing-masing titik, tekanan dan kualitas

Gambar 1. Model Sistem Jaringan dengan Epanet 2.0

Jurnal Teknik Mesin Vol.9 No.2 Desember 2020 (10-23) ISSN 2302-3465
16

2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa perencanaan sistem
jaringan distribusi air bersih yang didalamnya ada menghitung jumlah penduduk, kebutuhan air,
kecepatan aliran, debit aliran, kehilangan tekanan, dan ukuran pipa, untuk mendapatkan seberapa
besar debit air yang di butuhkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih daerah tempat tinggal warga.

Gambar 2. Kampung Sabeyab Besar Distrik Kemtuk Kabupaten Jayapura

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu :


Alat

Gambar 4. GPS Gambar 5. Current Meter


Gambar 3. Roll Meter

Gambar 6. Stopwatch Gambar 7. Laptop Gambar 8. Software Epanet 2.0

Jurnal Teknik Mesin Vol.9 No.2 Desember 2020 (10-23) ISSN 2302-3465
17

Bahan

Gambar 9. Air yang sedang diisi ke dalam Gambar 10. Air di tempat pemakaian umum
reservoir
Variabel Penelitian
Ada tiga variabel yang dikaji dalam penelitian ini yaitu :
1. Variable bebas (independent variable) : Variable yang besarnya ditentukan nilainya oleh peneliti
sebelum melakukan penelitian yaitu diameter pipa
2. Variable terikat (dependent variable) : Variable yang besarnya tidak dapat di tentukan oleh
peneliti yaitu Total Kebutuhan Air.
3. Variable terkontrol : Variable yang di tentukan oleh peneliti dan nilainya selalu konstan yaitu
Elevasi.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil Pengambilan Data

Jurnal Teknik Mesin Vol.9 No.2 Desember 2020 (10-23) ISSN 2302-3465
18

Tabel 2. Kekasaran dalam pipa ( Roughness Coeficients )

Tabel 3. Input Data untuk Jaringan

Tabel 4. Input Data Simulasi Jaringan Pipa

Jurnal Teknik Mesin Vol.9 No.2 Desember 2020 (10-23) ISSN 2302-3465
19

Tabel 5. Kehilangan Tekanan

3.1. Proyeksi Perkembangan Jumlah Penduduk


Proyeksi ini menggunakan metode geometri, pada tahun 2019 jumlah penduduk kampung
Sabeyab Besar sebanyak 798 jiwa dengan rasio pertumbuhan penduduk/ tahunnya adalah 4% .
Berapa proyeksi penduduk kampung Sabeyab Besar pada tahun 2024.
Data : jiwa 1 = Constan r = 4% n = 5 tahun
( )n
( )5
( )5
= 970 jiwa
3.2. Proyeksi Kebutuhan Air
Kebutuhan air total di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah di proyeksi untuk
5 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap pemakai setelah ditambahkan 20% sebagai faktor
kehilangan air
a) Kebutuhan air/ hari
( ) ( ) = 0,06 (m3)

( )

( )

b) Kebutuhan air total

( )
3.3. Debit air yang tersedia
Dari hasil pengambilan data di lapangan diameter pipa D= 3” = 0,0762 m, dan kecepatan
aliran V = 3,286 m/s maka :

Jurnal Teknik Mesin Vol.9 No.2 Desember 2020 (10-23) ISSN 2302-3465
20

D2
3,14 (0,762)2
m2

= 0,0045580554 x 3,286
m3/det
3.4. Kehilangan tenaga akibat perpipaan
a) Kehilangan tenaga akibat gesekan dalam pipa
Data : f = 0,005 (koefisien gesekan D-W) L = 6,950 km = 6950 m D = 4” = 0,116 m
V = 3,286 m/det g = 9,81 m/det2

( )
= 0.005 x
= 299,5689655172 x 0,5503463812
= 164,8 m
b) Kehilangan Tekanan ( Head Loss )
Kehilangan tinggi tekanan mayor (major losses)
Data : k =
Q1,85 = Chw.A.R0,63.S0,54
Chw = 140 (Tabel, pipa plastik)
KT = k.Q1,85
k =
=( ) ( )
=
k = 19,452 m
Q1,85 = Chw.A.R0,63.S0,54
= Chw x π D2 x x
( )
=140 x 3.14 (0.116)2 x x
( )
0,63
= 140 x 0,01056296 x (0,25) x (7,5516656738)0,54
= 1,4788144 x 1,2440713622
1.85
Q = 1,839750645
KT = k.Q1,85
= 19,452 x (1,839750645)1,85
= 60,085 m
c) Kehilangan debit aliran
Kehilangan debit aliran akibat tidak maksimal masuknya air ke dalam pipa. Sehingga upaya
yang harus dilakukan yaitu memperbaiki masuknya air kedalam pipa induk dengan cara
membuat sebuah bendungan kecil agar debit aliran bisa dikumpulkan menjadi satu dan
menuju atau masuk pipa induk dengan baik.

Jurnal Teknik Mesin Vol.9 No.2 Desember 2020 (10-23) ISSN 2302-3465
21

3.5. Perhitungan Intek & Volume Reservoir


Reservoir Secara umum merupakan tempat tampungan sementara air baku dari sumber air,
dengan 2 reservoir dan 1 intek.
a) Perhitungan volume intek
Data : P = 2 m L = 1,6 m T = 1,4 m
V =Tx LxP
= 1,4 x 1,6 x 2
= 4,48 m3
b) Perhitungan volume reservoir I
Data : P = 2,3 m L = 2,37 m T = 1,25 m
V =TxLxP
= 1,25 x 2,37 x 2,3
= 6,813 m3
c) Perhitungan volume reservoir II
Data : P = 4 m L=4m T=3m
V =TxLxP
=3x4x4
= 48 m3
d) Dari hasil hitungan total kebutuhan air untuk 5 tahun yang akan datang maka resorvoir yang
tersedia tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat kampung Sabeyab.
Oleh karena itu perlu untuk memperbesar reservoir dan menambah ketinggian agar
kebutuhan tersebut bisa terpenuhi.

Gambar 11. Peta Jaringan Pipa

Jurnal Teknik Mesin Vol.9 No.2 Desember 2020 (10-23) ISSN 2302-3465
22

Gambar 12. Peta Jaringan Distribusi

Gambar 13. Peta Lokasi jaringan Air Bersih di Kampung Sabeyab Besar

Jurnal Teknik Mesin Vol.9 No.2 Desember 2020 (10-23) ISSN 2302-3465
23

4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat simpulkan bahwa :
1). Pada simulasi jaringan pipa real di lapangan mendapatkan debit aliran (Q= 0,01 liter/menit
menggunakan epanet 2.0 dan kemudian pada simulasi ke dua (Q= 189,06 liter/menit
menggunakan epanet 2.0)
2). Dengan menggunakan Softwer Epanet 2.0 dalam simulasi sebuah sistem jaringan perpipaan dapat
dibuat rencana jaringan distribusi perpipaan di kampung Sabeyab Besar.
3). Dalam hasil pengambilan data dan perhitungan bahwa pada tahun 2024 jumlah penduduk
menjadi Pn =970 jiwa, Qt =80,025 m3, diameter pipa = 4”, dengan L=6.950 km =6950 m dari
intek. Ketersediaan debit air untuk saat ini ialah sebesar 0,00149 m3.
4). Faktor penyebab berkurangnya debit air atau kecepatan aliran air dalam saluran perpipaan ini
karena faktor ketinggian, tekanan dan belokan serta sambungan pipa, hasil yang didapat dalam
analisa peritungan kehilangan tenaga akibat gesekan 164,8 m, kehilangan tekanan (head loss)
60,085 m

5. DAFTAR PUSTAKA
Ady Purnama, Badaruddin, Abdul Haris, (2016) “Pengembangan Sistem Jaringan Air Bersih
Dengan Metode Gravitasi Di Desa Batu Tering Kecamatan Moyo Hulu”. Jurnal Saintek
Unsa, Volume 1, Nomor 2, September 2016
Bambang Triatmodjo. 1993.Hidrolik I. Cetakan Pertama. Penerbit. Beta offset.Yogyakarta.
Bambang Triatmodjo. 1996 .Hidrolik II.Cetakan Ke Empat. Penerbit. Beta offset.Yogyakarta.
Jayanti Putri Kiswandhi, Donny Harisuseno, Runi Asmaranto (2010) ”Perencanaan Jaringan
Distribusi Air Bersih Di Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Sukun Kota Malang”.
Mochammad Ibrahim, Aniek Masrevaniah, Very Dermawan (2012) ”Analisa Hidrolis Pada
Komponen Sistem Distribusi Air Bersih Dengan Waternet Dan Watercad Versi 8 (Studi
Kasus Kampung Digiouwa, Kampung Mawa Dan Kampung Ikebo, Distrik Kamu,
Kabupaten Dogiyai)”.
Restu Wigati, Andi Maddeppungeng, Irvan Krisnanto, (2015) “Analisis Kebutuhan Air Bersih
Pedesaan Sistem Gravitasi Menggunakan Software Epanet 2.0”. Jurnal Kontruksia | Volume
6 Nomor 2 | April 2015
Lewis A. Rossman (EPA/600/R-00/057 September 2000 )Water Supply and Water Resources
Division National Risk Management Research Laboratory Cincinnati, OH 45268. Penerbit
Ekamitra Engineering.

Jurnal Teknik Mesin Vol.9 No.2 Desember 2020 (10-23) ISSN 2302-3465

Anda mungkin juga menyukai