Proposal PTK Elvin Husni

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


( PTK )
Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa
Pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI
Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Sistem Tata Surya
Dan Posisi Penyusun Tata Surya Melalui Metode Eksperimen
Di SD Negeri 13 Sungai Pinang

DISUSUN OLEH :

ELVIN HUSNI
NIM. 856746033

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PALEMBANG
TAHUN 2023.2

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam menjalankan tugasnya, guru mempunyai peran yang sangat penting
yaitu sebagai pemelihara, penerus, penerjemah dan penyelenggara. Di samping
itu, seorang guru juga harus menguasai materi pembelajaran atau mampu
menyajikan secara tepat sehingga materi pelajaran dapat dipahami oleh siswa
dan hasil belajarnya sesuai dengan yang diharapkan.
Ternyata yang terjadi di kelas tempat peneliti mengajar, hasil belajar siswa
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Siswa pasif, tidak berani bertanya, tidak
berani menjawab pertanyaan dan hasil yang dicapai rendah. Ketika dilakukan
studi pendahuluan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kompetensi dasar
“Mendeskripsikan Sistem Tata Surya dan Posisi Penyusun Tata Surya”, peneliti
menyampaikan pembelajaran dengan metode eksperimen.
Pembelajaran diawali dengan mengabsen kehadiran siswa, menyiapkan alat
peraga, dan mengatur tempat duduk siswa. Apersepsi dengan mengadakan
tanya jawab tentang benda-benda yang mudah bergerak, bentuk roda sepeda
yang dijawab oleh sebagian siswa dengan jawaban sekadarnya. Bagi siswa yang
menjawab diberi penguatan untuk memberi motivasi belajar siswa.
Dalam kegiatan belajar mengajar banyak faktor yang menentukan
keberhasilan belajar. Keberhasilan dalam melaksanakan tugas mengajar tentu
menjadi harapan semua guru.
Setelah menerima penjelasan guru, siswa melakukan eksperimen tentang
keguanaan gerak benda dan hal yang mempengaruhinya pada kehidupan.
Kemudian siswa mengisi lembar kerja siswa secara berkelompok. Setelah lembar
kerja diisi, siswa kemudian melaporkan hasil kerja siswa dalam diskusi kelas.
Ternyata dalam diskusi kelaspun hanya sebagian siswa saja yang aktif, sebagian
besar siswa pasif. Bahkan ketika peneliti memberi kesempatan siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami, tak satupun siswa bertanya, sehingga
peneliti mengajukan beberapa pertanyaan. Ketika diberi pertanyaan, tak satupun
siswa berani yang menjawab, bahkan mereka cenderung untuk membaca buku
Ilmu pengetahuan Alam. Sehingga guru menunjuk beberapa siswa untuk
menjawab pertanyaan. Ternyata, sebagian pertanyaan saja yang terjawab siswa.

1
Kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi. Siswa mengerjakan soal-soal secara
individual.
Berdasarakan uraian tersebut di atas, peneliti meminta bantuan teman
sejawat untuk membantu mengidentifikasi masalah dalam proses pembelajaran.
Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah sebagai berikut :
1. Siswa tampak ragu-ragu dan bingung saat menjawab pertanyaan guru
2. Siswa kurang menguasai materi pembelajaran
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
4. Hasil ulangan Ilmu Pengetahuan Alam yang diperoleh masih sangat rendah.
Dengan melakukan refleksi diri, kaji literature dan diskusi dengan teman
sejawat dapat diketahui bahwa kemungkinan faktor penyebab timbulnya masalah
di atas adalah :
1. Metode pembelajaran kurang menarik siswa
2. Penjelsan guru terlalu cepat
3. Guru tidak melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran
4. Guru kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran
5. Guru kurang memberikan soal-soal latihan.
Hasil tes formatif mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kompetensi dasar
“Mendeskripsikan Sistem Tata Surya dan Posisi Penyusun Tata Surya” diperoleh
23,3 % atau 10 siswa dari 20 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi 70
% ke atas. Sebagai guru yang profesional merasa termotivasi untuk melakukan
perbaikan, untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Upaya perbaikan yang
peneliti lakukan dengan mengadakan Peneltian Tindakan Kelas (PTK).

B. Rumusan Masalah
Agar penelitian memiliki arah yang jelas, maka diperlukan suatu rumusan
masalah yang dijadikan penuntun terhadap pelaksanaan penelitian. Adapun
rumusan masalahnya adalah :
1. Apakah siswa mengalami peningkatan keaktifan belajar dalam pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen ?
2. Bagaimana tingkat ketuntasan belajar siswa setelah melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka ditetapkan tujuan dari
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
2
1. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen.
2. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa setelah melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.

D. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini juga dapat memberikan manfaat bagi :
1. Guru
a. Untuk memeperbaiki pembelajaran yang dikelolanya
b. Memperbaiki kinerja guru untuk berkembang secara profesional
c. Meningkatkan aktifitas guru dalam pembelajaran untuk berperan aktif
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
2. Siswa
a. Memperbaiki belajar siswa, agar hasil belajar siswa meningkat
b. Siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru sehingga keaktifan
belajar siswa meningkat
c. Siswa dapat berperan sebagai peneliti bagi hasil belajarnya sendiri
d. Untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya,
sehingga hasil belajar siswa dan minat belajar siswa meningkat.
3. Sekolah
a. Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan
kemampuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah
b. Meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan bagi siswa
c. Mempunyai kesempatan yang besar untuk berubah secara menyeluruh
d. Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif
e. Menciptakan hubungan kolegial yang pesat.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori
1. Hasil Belajar Siswa
a. Pengertian Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan keseluruhan pola perilaku, baik berupa
kognitif, afektif maupun psikomotor dan merupakan kesatuan yang
diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses belajar pada suatu
periode tertentu. Sehubungan dengan konsep hasil belajar, Baharudin
(1990 : 65) mengemukakan sebagai berikut :
“Hasil belajar siswa berhubungan dengan tingkat atau hasil yang
dicapai siswa dalam mengetahui, memahami, menyikapi atau
menguasai suatu pengetahuan dalam materi tertentu menurut
ukuran yang ditetapkan, baik ukuran yang bersifat kongkrit berupa
perolehan nilai hasil belajar maupun yang bersifat abstrak berupa
perilaku yang ditampilkan oleh siswa”.

Selanjutnya secara lebih jelas dan lengkap Nana S. Sukmadinata


(1997 : 124) mengemukakan sebagaiberikut :
“Hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki siswa
sebagai akibat dari proses belajar yang telah ditempuhnya,
meliputi semua akibat dari proses belajar yang berlangsung di
sekolah atau di luar sekolah, yang bersifat kognitif, afektif maupun
psikomotor yang disengaja maupun tidak disengaja”.

Berdasarkan kedua konsep tersebut di atas, maka hasil belajar siswa


adalah tingkat atau hasil yang dicapai siswa dalam mengetahui dan
memahami materi pelajaran tertentu yang dituangkan dalam bentuk nilai
sebagai cerminan pengetahuan, maupun sikap atau keterampilan tertentu
yang dimiliki setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran di
sekolah.

4
b. Indikator Hasil Belajar
Untuk memahami indikator hasil belajar siswa, maka perlu diketahui
terlebih dahulu macam-macam hasil belajar. Nana Sudjana (1984 : 215)
mengemukakan bahwa hasil belajar siswa terbagi menjadi tiga macam,
yaitu : 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan pengertian,
serta 3) sikap dan cita-cita.
Sementara secara lebih khusus, Suharsimi Arikunto (1996 : 105)
mengidentifikasikan “Indikator hasil belajar siswa terdiri dari nilai harian,
nilai ulangan umum, nilai tugas-tugas, cara menjawab pertanyaan di
kelas, nilai ketelitian catatan, pembuatan laporan, ketekunan, keuletan
dan usaha”. Sedangkan Winarno Surakhmad (1994 : 150)
mengemukakan “Hasil belajar tidak hanya ditentukan oleh metoda dan
media yang dipakai, akan tetapi juga oleh sejumlah lainnya yang
mempengaruhi tingkah laku siswa terhadap situasi belajar”. Selanjutnya
dari segi tujuan, sedangkan Winarno Surakhmad (1994 : 164)
mengemukakan belajar diajukan pada 1) pengumpulan pengetahuan dan,
2) penanaman konsep dan kecakapan (pembentukan sikap dan
kebiasaan).
Benyamin Bloom, sebagaimana dikutip Abin Syamsudin Makmun
(1990 : 14) yang membagi perilaku hasil belajar pada tiga kawasan
(domain), yaitu 1) kawasan kognitif (cognitive domain), 2) kawasan afektif
(afektif domain) dan 3) kawasan psikomotor (psikomotor domain)”. Khusus
mengenai kawasan kognitif dan psikomotor domain yang menjadi sorotan
dalam kajian ini memiliki enam jenjang, sebagaimana dikemukakan Alam
Abin Syamsudin Makmun (1990 : 15) sebagai berikut :
1) Knowledge (pengetahuan), yaitu mengingat kembali sesuatu yang
sebelumnya sudah dikenal.
2) Comprehension (pemahaman), yaitu memahami bahan yang akan
dikomunikasikan dengan tidak dikaitkan dengan bahan lain.
3) Application (aplikasi), yaitu menggunakan suatu abstraksi dengan
situasi nyata atau khusus, dalam arti bahwa dapat memberikan
contoh atau menggunakan dengan tepat atau memecahkan
masalah.
4) Analysis (analisis), yaitu menghubungkan elemen-elemen menjadi
kesatuan yang membentuk keseluruhan.
5
5) Syintesa (sintesa), dalam bentuk komunikasi, rencana dan
kesimpulan tentang berbagai hubungan yang abstrak.
6) Evaluation (evaluasi), yaitu memberikan penilaian pada program
atau yang telah diberikan.
Berdasarkan urian-uraian yang telah dikemukakan, maka penulis dapat
mengemukakan bahwa indicator hasil belajar siswa berhubungan dengan hal
yang bersifat konkrit (nilai hasil belajar sebagai manifestasi dan pengetahuan)
dan bersifat abstrak (perilaku siswa sebagai manifestasi dan keterampilan).
Dengan kata lain bahwa indikator hasil belajar siswa terdiri dari indikator yang
berhubungan dengan aspek hasil berupa kemampuan siswa dalam hal
pengetahuan, sikap dan keterampilan serta aspek proses yang berhubungan
dengan perilaku siswa ketika sedang mengikuti proses pembelajaran di dalam
kelas.

2. Tata Surya
Dwi Suhartati, dkk. (2008 : 112-118), menyatakan bahwa tata surya
adalah rumpun planet, bulan dan serpihan antariksa yang mengorbit di
sekeliling matahari. Semua itu disatukan oleh gaya tarik gravitasi matahari.
Sistem tata surya kemungkinan terbentuk dari awan besar, gas dan debu
antar bintang yang menjadi satu karena gaya gravitasinya sendiri, sekitar lima
milyar tahun yang lalu.
Tata surya kita terdiri dari matahari, planet-planet dan semua benda
angkasa yang beredar di sekelilingnya seperti astelit, meteorid, komet, dan
asteroid. Matahari sebagai pusat tata surya. Planet-planet mengelilingi
matahari sesuai dengan orbitnya yang disebut revolusi. Orbit adalah garis
edar planet mengelilingi matahari. Bidang tempat beredarnya planet-planet
disebut bidang ekliptika. Kala revolusi adalah waktu yang diperlukan planet
untuk satu kali berevolusi. Selain berevolusi, planet juga berotasi. Rotasi
adalah planet berputar pada porosnya. Waktu yang diperlukan untuk satu kali
rotasi disebut kala rotasi.
Berdasarkan jaraknya dengan matahari, planet-planet dikelompokkan
menjadi : (a) Planet Dalam, terdiri dari empat planet yang terdekat dengan
matahari yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars dan (b) Planet Luar, yang
terdiri dari lima planet yang letaknya jauh dari matahari yaitu Yupiter,

6
Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Antara kedua kelompok planet
tersebut, tepatnya anatara planet Mars dan Yupiter terdapat sabuk asteroid.
Berdasarkan komposisi bahn penyusunnya, planet dikelompokkan
menjadi (a) Planet Teresterial, planet-planet yang berukuran kecil, rapat, dan
mempunyai permukaan yang keras. Contohnya : Merkurius, Venus, Bumi,
Mars, (b) Planet Jovian, planet-planet yang sebagian besar merupakan gas.
Contohnya : Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.

3. Metode Pembelajaran
Ada beberapa metode yang lazim digunakan dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, antara lain adalah metode diskusi, demonstrasi, dan
eksperimen. Dimana masing-masing metode mempunyai suatu karakteristik
dan kelebihan atau kekurangan. Tidak ada sutu metode yang paling baik,
tetapi penggunaan metode harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Pendekatan khusus dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah
pendekatan keterampilan proses yaitu seluruh keterampilan yang diperlukan
untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep,
prinsip-prinsip, hukum-hukum, keterampilan fisik maupun keterampilan sosial.
(Nuryani dan andrian Rustam, 1997 : 18)
Menurut Winarno Surakhmad (1994 : 96), metode adalah cara yang
didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, berlaku baik
bagi guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran. Efektifitas pencapaian
tujuan pembelajaran ditentukan oleh ketepatan guru dalam memilih metode
pembelajaran sesuai dengan materi yang harus disampaikan pada siswa. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi suatu metode, diantaranya adalah
siswa, tujuan pembelajaran, situasi setempat, fasilitas yang terdapat dalam
kelas, dan profesionalisme guru.

4. Metode Eksperimen
Metode eksperimen sebagi salah satu metode pembelajaran adalah
suatu cara penyajian bahan pembelajaran dengan mencoba mengerjakan
sesuatu serta mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu proses
percobaan. Menurut Winarno Surakhmad (1994 : 150) dengan metode
eksperimen dapat diketahui dan dijawab pertanyaan diantaranya Bagaimana

7
cara mengerjakannya ? Cara manakah yang paling baik ? Apa yang akan
terjadi dengan reaksi itu ?
Meode eksperimen wajar digunakan jika siswa ingin mengetahui suatu
hal secara lebih dalam dan rinci melalui pengamatan, pengumpulan data,
percobaan, dan analisis.
Metode eksperimen adalah prosedur pembelajaran yang memungkinkan
siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan
atau hipotesis yang dipelajari. Metode ini dapat menumbuhkan cara berpikir
rasional dan ilmiah. Siswa mampu menggunakan logika berpikir induktif untuk
menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui
percobaan.
Muhammad ali, (1990 : 104) mengemukakan metode eksperimen adalah
suatu metode pembelajaran yang memberi peluang kepada guru dan siswa
untuk melakukan percobaan terhadap sesuatu serta mengamati proses dan
hasil percobaan itu.
Dari pendapat beberapa pakar di atas dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen adalah suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa secara
perseorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu proses
percobaan secara mandiri. Karena melalui berbagai percobaan, anak akan
menemukan pengetahuan dan keterampilan. Metode eksperimen sangat
bermanfaat untuk mengembangkan sikap ilmiah pada siswa.

B. Hipotesis Tindakan
Untuk mengurangi kebiasaan terhadap data penelitian diperlukan adanya
hipotesis tindakan, sebagaimana dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1998 :
62), “Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan
sekurang-kurangnya mengandung dua variabel atau lebih”. Berdasarkan konsep
tersebut, maka peneliti mengemukakan hipotesis penelitian yaitu “Pelaksanaan
Metode Eksperimen dalam Pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa Kelas VI Mata Pelajaran IPA di SD Negeri Cimanggu 01,
Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap”.

C. Kriteria Keberhasilan

8
Kriteria keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran ditentukan dengan
kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat
penguasaan materi 70% ke atas atau pencapaian nilai 70.
2. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan telah berhasil jika jumlah siswa
yang tuntas telah mencapai 75% dari jumlah seluruh siswa.
3. Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan keterlibatan siswa) dinyatakan
berhasil jika 85% lebih dari jumlah siswa terlibat aktif selama proses
pembelajaran berlangsung.

9
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
1. Tempat Pelaksanaan Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas direncanakan di Sekolah
Dasar Negeri 13 Sungai Pinang Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Ogan
Ilir.
Kelas / Semester : VI (enam) / 2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Standar Kompetensi : Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan
interaksi bumi dalam tata surya
Kompetensi Dasar : Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan
gerhana matahari
Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana bulan dan
matahari
2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari
dan bulan menggunakan model atau charta.
2. Waktu pelaksanaan
Penelitian direncanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan November
2023 sedangkan per siklusnya dapat dirinci sebagai berikut :
Siklus Pertama : 09 November 2023 dan 11 November 2023
Siklus Kedua : 15 November 2023 dan 19 November 2023
Siklus Ketiga : 22 November 2023 dan 25 November 2023

B. Prosedur Umum pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas


Pochiati Wiriaatmadja (2006 : 62), Perbaikan pembelajaran direncanakan
melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan (plan), pelaksanaan (action), mengamati (observation), dan refleksi
(refleksi).

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Mengamati
10
Gambar 3.1. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

1. Perencanaan
Perencanaan selalu mengacu kepada tindakan apa yang dilakukan,
dengan mempertimbangkan keadaan dan suasana obyektif dan subyektif.
Dalam perencanaan tersebut, perlu dipertimbangkan tindakan khusus apa
yang dilakukan, apa tujuannya. Mengenai apa, siapa melakukan, bagaimana
melakukan, dan apa hasil yang diharapkan.Setelah pertimbangan itu
dilakukan, maka selanjutnya disusun gagasan-gagasan dalam bentuk rencana
yang dirinci. Kemudian gagasan-gagasan itu diperhalus, hal-hal yang tidak
penting dihilangkan, pusatkan perhatian pada hal yang paling penting dan
bermanfaat bagi upaya perbaikan yang dipikirkan. Sebaiknya perencanaan
tersebut didiskusikan dengan teman sejawat untuk memperoleh masukan,
dan sebelum direncanakan disimulasikan dulu bersama teman sejawat.
2. Pelaksanaan Tindakan
Jika perencanaan telah dirumuskan sebelumnya merupakan
perencanaan yang cukup matang, maka proses tindakan semata-mata
merupakan pelaksanaan perencanaan itu. Namun, kenyataan dalam praktik
tidak sesederhana yang dipikirkan. Oleh sebab itu, pelaksanaan tindakan
boleh jadi berubah atau dimodifikasi sesuai dengan keperluan di lapangan.
Tetapi jangan sampai modifikasi yang dilakukan terlalu jauh menyimpang. Jika
perencanaan yang telah dirumuskan tidak direncanakan, maka guru
hendaknya merumuskan perencanaan kembali sesuai dengan fakta baru yang
diperoleh.
3. Pengamatan
Hal yang tidak bisa dilupakan, bahwa sambil melakukan tindakan
hendaknya juga dilakukan pemantauan secara cermat tentang apa yang
terjadi. Dalam pemantauan itu, lakukan pencatatan-pencatatan sesuai dengan
form yang telah disiapkan. Catat pula gagasan-gagasan dan kesan-kesan
yang muncul, dan segala sesuatu yang benar-benar terjadi dalam proses
pembelajaran. Secara teknis operasional, kegiatan kegiatan pemantauan
dapat dilakukan oleh guru lain. Disinilah letak kerja kolaborasi antar profesi.
Namun, jika petugas pemantau itu bukan rekanan peneliti, sebaiknya
diadakan sosialisasi materi pemantauan untuk menjaga agar data yang

11
dikumpulkan tidak terpengaruh minat pribadinya. Untuk memperoleh data
yang lebih obyektif, guru dapat menggunakan alat-alat optik atau elektronik,
seperti kamera, perekam video, atau perekam suara. Pada setiap kali akan
mengakhiri penggalan kegiatan, lakukanlah evaluasi terhadap hal-hal yang
telah direncanakan. Jika observasi berfungsi untuk mengenali kualitas proses
tindakan, maka evaluasi berperan untuk mendeskripsikan hasil tindakan yang
secara optimis telah dirumuskan melalui tujuan tindakan.
4. Refleksi
Refleksi adalah suatu upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi,
yang telah dihasilkan, atau apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum
tuntas dari langkah atau upaya yang telah dilakukan. Dengan perkataan lain,
refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan
pencapaian tujuan. Untuk maksud ini, guru hendaknya terlebih dahulu
menentukan criteria keberhasilan.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap
penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah
evaluasi. Apabila dikaitkan dengan “bentuk tindakan” sebagaimana
disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan
adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah
merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa rangkaian kegiatan yang
akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.
Hasil refleksi terhadap tindakan yang direncanakan akan digunakan
kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum
berhasil memecahkan masalah.

Re-
planning

Re-
Finish
planning
(Conclution)

Planning

Re- Re-
Reflecting Acting Re- Acting Re-Acting
Reflecting Reflecting

Observing

Re-
Observing
12
Re-
Observing
Gambar 3.2. Daur PTK dalam Tiga Siklus Perbaikan Pembelajaran
(dimodifikasi dari Rusna Ristasa, 2006 : 46)

Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali barangkali perbaikan yang


diinginkan telah terjadi, maka kegiatan pembelajaran telah berakhir. Namun
apabila muncul masalah baru yang perlu diatasi, akan kembali dicari
pemecahannya melalui daur PTK.

C. Data, Teknis Pengumpulan dan Analisis Data


1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 13
Sungai Pinang dan teman sejawat.
2. Jenis Data
Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri
atas:
a. Proses belajar mengajar
b. Data hasil belajar / tes formatif
c. Data keterkaitana antara perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan
3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
a. Data proses belajar mengajar diambil saat pelaksanaan perbaikan
tindakan kelas dengan menggunakan lembar observasi.
b. Data hasil belajar diambil dengan mengadakan tes formatif.
c. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan
diambil dari RPPP dan lembar observasi.
d. Dari hasil pengambilan data baik data proses belajar mengajar, tes
formatif dan data keterkaitan kemudian dianalisis untuk mencari alternatif
pemecahan pada perbaikan pembelajaran berikutnya.
4. Informasi Tentang Observer
Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas direncanakan dalam
tiga siklus perbaikan pembelajarn. Selama proses pengambilan data, peneliti
dibantu oleh teman sejawat.

13
Nama : RUSNAINI, S.Pd
NIP : 19691206199012002
Pekerjaan/Jabatan :Kepala Sekolah
Tugas : Mengobservasi Kegiatan Perbaikan Pembelajaran.

D. Deskripsi per Siklus


1. Siklus Pertama
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran direncanakan dalam
dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah
ini :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VI (enam) / 2
Kompetensi Dasar : “Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan
gerhana matahari”
Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana bulan dan
matahari
2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari
dan bulan menggunakan model atau charta.
Waktu Pelaksanaan : 09 November 2023 dan 11 November 2023

2. Siklus Kedua
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran direncanakan dalam
dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah
ini :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VI (enam) / 2
Kompetensi Dasar : “Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan
gerhana matahari”
Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana bulan dan
matahari

14
2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari
dan bulan menggunakan model atau charta.
Waktu Pelaksanaan : 15 November 2023 dan 18 November 2023

3. Siklus Ketiga
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran direncanakan dalam
dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah
ini :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VI (enam) / 2
Kompetensi Dasar : “Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan
gerhana matahari”
Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana bulan dan
matahari
2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari
dan bulan menggunakan model atau charta.
Waktu Pelaksanaan : 22 November 2023 dan 25 November 2023

15
DAFTAR PUSTAKA

Creswell, J. 2008. Educational Research: Quantitative & Qualitative. Upper Saddle


River, New Jersey: Pearson International Edition.
Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT
Bumi Aksara

16

Anda mungkin juga menyukai