Perencanaan Beton Pratekaan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Perencanaan jambatan

Panjang bentang jembatan L = 44m


Tebal slab lantai jembatan ho = 20cm
Tebal lapisan aspal + overlay ha = 10 cm
Tebal genangan air hujan th = 5cm
Jarak antara balok prategang s = 200 cm
Lebar jalur lalu-lintas b1 = 700cm
Lebar trotoar b2 = 50 cm
Lebar total jembatan b = 650 cm
Lebar perkerasan = 6,5 m
Kelas jambatan kelas II

Gambar 5 Penampang melintang jembatan

tinggi balok 160 cm. Adapun untuk spesifikasi dimensi yang sudah ada adalah sebagai
berikut :

Tabel 2 Dimensi balok prategang

Lebar Tebal
Kode Kode
(m) (m)
b1 0.550 h1 0.125
b2 0.185 h2 0.075
b3 0.180 h3 1.250
b4 0.235 h4 0.100
b5 0.650 h5 0.225
h 1.600
Gambar 6 Dimensi balok prategang

1
Mutu Beton
Mutu beton girder prestress : K-400
Kuat tekan beton, fc' = 0.83*K/10 = 33,20 Mpa
Modulus elastik beton, Ec = 4700*√fc' = 27081,1Mpa
Angka Poisson, u = 0.15
Modulus geser, G = Ec/[2*(1+u)] = 11774,4 Mpa
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 10 x 10-6 / oC

Baja Prategang
Ada 4 (empat) buah benda uji yakni benda uji tanpa lubang, benda uji dengan lubang

DATA STRANDS CABLE - STANDAR VSL


Jenis strands : Uncoated 7 wire super strands ASTM A-416 grade 270
Tegangan leleh strand fpy= 1580 Mpa
Kuat tarik strandfpu= 1860 Mpa
Diameter nominal strands 12.7 mm
Luas tampang nominal satu strandsAst= 98.7 mm2
Beban putus minimal satu strandsPbs= 187.32 kN ( 100% UTS )
Jumlah kawat untaian (strands cable) 12 kawat untaian / tendon
Diameter selubung ideal 84 mm
Luas tampang strands 1184.4 mm2
Beban putus satu tendonPb1= 2247.8 kN ( 100% UTS )
Modulus elastis strandsES= 193000 Mpa
Tipe dongkrak VSL19

Tabel 3 Data Strands Cable - Standar VSL

2
Section Properties
Diambil lebar efektif plat lantai, Be = 2,01 m
Kuat tekan beton plat, fc'(plat) = 0.83 * K(plat) = 33,20 Mpa
Kuat tekan beton balok, fc'(balok) = 0.83 * K(balok) = 41.50 Mpa
Modulus elastik plat beton, Eplat = 4700 * √fc'(plat) = 23452.95 Mpa Modulus elastik
balok beton prategang, Ebalok =0.043*(Wc)1.5*√fc'(balok) =35669.972Mpa
Nilai perbandingan modulus elastik plat dan balok, n = Eplat / Ebalok = 0.657
Jadi lebar pengganti beton plat lantai jembatan, Beff = n* Be = 1.205 m
Untuk section properties balok prategang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4 Section Properties Balok Prategang


Dimensi Luas Jarak terhadap Statis Inersia Inersia
Lebar Tinggi Tampang Alas Momen Momen Momen
No.
b h A y A*y A * y2 Io
(m) (m) (m2) (m) (m3) (m4) (m4)
1 0.550 0.125 0.0688 1.538 0.10570 0.16252 0.000090
2 0.185 0.075 0.0139 1.425 0.01977 0.02817 0.000004
3 0.180 1.250 0.2250 0.850 0.19125 0.16256 0.029297
4 0.235 0.100 0.0235 0.258 0.00607 0.00157 0.000013
5 0.650 0.225 0.1463 0.113 0.01645 0.00185 0.000617
Total : 0.4774 0.33925 0.35668 0.030021

Tinggi total balok prategang : h = 1800 m


Luas penampang balok prategang : A = 0.477 m2
Letak titik berat : yb = A*y / A = 0.7107 m
ho = 0.20 m
ya = h - yb = 0.889 m
Momen inersia terhadap alas balok : Ib =  A * y +  Io = 0.3867 m4
Momen inersia terhadap titik berat balok : Ix = Ib - A * yb2 = 0.145607 m4
Tahanan momen sisi atas : Wa = Ix / ya = 0.163724 m3
Tahanan momen sisi bawah : Wb = Ix / yb = 0.204891 m3

3
Tabel 5 Section Properties Balok Komposit
Jarak
Statis Inersia Inersia
Dimensi Luas terhadap
No. Lebar Tinggi Tampang Alas Momen Momen Momen
b h A y A*y A * y2 Io
(m) (m) (m2) (m) (m3) (m4) (m4)
0 1.205 0.200 0.2410 1.700 0.40977 0.69660 0.000803
1 0.550 0.125 0.0688 1.538 0.10570 0.16252 0.000090
2 0.185 0.075 0.0139 1.425 0.01977 0.02817 0.000004
3 0.180 1.250 0.2250 0.850 0.19125 0.16256 0.029297
4 0.235 0.100 0.0235 0.258 0.00607 0.00157 0.000013
5 0.650 0.225 0.1463 0.113 0.01645 0.00185 0.000627
Total : 0.7184 0.74902 1.05328 0.030824
Tinggi total balok komposit : hc = 2,10 m
Luas penampang balok komposit : Ac = 0.7184 m2
Letak titik berat : ybc = Ac*y / Ac = 1.0426 m
yac = hc - ybc = 0.7574 m
Momen inersia terhadap alas balok : Ibc =  Ac * y +  Ico = 1.084 m4
Momen inersia terhadap titik berat balok komposit : Ixc = Ibc - Ac * y 2 bc= 0.303 m4
Tahanan momen sisi atas plat: Wac = Ixc / yac = 0.400 m3
Tahanan momen sisi atas balok : W'ac = Ixc /( yac - ho) = 0.544 m3
Tahanan momen sisi bawah balok : Wbc = Ixc / ybc = 0.291 m3

Gambar 7 Section propertiesbalok prategang dan balok komposit

Pembebanan Balok Prategang


Pembahasan berikut ini akan merencanakan gelegar memanjang (girder) pada jembatan 44
meter berdasarkan beban dariSNI 1725:2016 Pembebanan untuk Jembatan. Adapun data
jembatan dapat dilihat dibawah ini :

 Berat Sendiri (MS)


Berat Diafragma (dimensi diafragma 0.20x1.65x1.25 m)
Berat 1 buah diafragma, W = 10.33 kN
Jumlah diafragma n = 7 buah
Berat diafragma, Wdiafragma = 72.319 kN

4
Momen maks di tengah bentang L, Mmax = (1/2*n*x3-x2-x1) * W = 309.93kN/m
Berat diafragma ekuivalen, Qdiafragma = 8 * Mmax / L2= 4.305 kN/m Berat Balok
Prategang, Wbalok = A * L * wc = 292.2 kN
Berat balok prategang + 10 % Qbalok = Wbalok / L = 12.173 kN/m

Tabel 6 Gaya Dalam Akibat Berat Sendiri


Lebar Tebal Luas Berat sat Beban Geser Momen
No. Jenis beban berat sendiri b h A w QMS VMS MMS
2 3
(m) (m) (m ) (kN/m ) (kN/m) (kN) (kNm)
1 Balok Prategang 12.173 146.077 876.461
2 Plat lantai 1.833 0.20 0.367 25.00 9.165 109.980 659.880
3 Diafragma 4.305 51.656 309.938
Total : 25.643 307.713 1846.278

 Beban Mati Tambahan (MA)


Tabel 7 Gaya dalam akibat beban mati tambahan
Lebar Tebal Luas Berat sat Beban Geser Momen
No. Jenis beban mati tambahan B h A w QMA VMA MMA
(m) (m) (m2) (kN/m3) (kN/m) (kN) (kNm)
1 Lapisan aspal + overlay 1.83 0.10 0.183 22.00 4.033 48.3912 290.3472
2 Air hujan 1.83 0.05 0.092 9.80 0.898 10.77804 64.66824
Total : 4.931 59.169 355.015

 Beban Lajur “D” (TD)


Jarak antara balok prategang, s = 1.800 m
Beban merata : q = 0.8 * ( 0.5 + 15 / L ) = 9.00 kPa
Beban merata pada balok : QTD = q * s = 16.50 kN/m
Beban garis : p = 49.00 kN/m
Faktor beban dinamis , DLA = 0.40
Beban terpusat pada balok : PTD = ( 1 + DLA ) * p * s = 125.7438 kN
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat beban lajur "D" :
VTD = 1/2 * QTD * L + 1/2 * PTD = 260.836 kN
2
MTD = 1/8 * QTD * L + 1/4 * PTD*L = 1942.247 kNm

 Gaya Rem (TB)


Gaya rem, HTB = 250.00 kN untuk L ≤ 80 m
Jumlah balok prategang untuk jalur selebar , nbalok = 4
Jarak antara balok prategang, s = 1.833 m
Gaya rem untuk L ≤ 80 m : TTB = HTB / nbalok = 62.50 kN
Gaya rem, TTB= 5% beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis,
QTD = q * s = 16.497 kN/m
PTD = p * s = 89.82 kN
TTB = 0.05 * ( QTD * L + PTD ) = 24.29 kN < TTB = 62.50 kN
Diambil gaya rem, TTB = 62.50 kN
Lengan terhadap Titik berat balok, y = 1.80 + ha + yac = 2.66 m
Beban momen akibat gaya rem, M = TTB * y = 166.09 kNm

5
 Beban Angin (EW)
Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat
angin yang meniup kendaraan diatas lantai jembatan dihitung dengan rumus:
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2
= 1.764 kN/m
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan
dengan tinggi 2 m di atas lantai jembatan. h =2m
Jarak antara roda kendaraan, x = 1.75 m
Transfer beban angin ke lantai jembatan, QEW = [ 1/2*h / x * TEW ] = 1.008 kN/m
Gaya geser dan momen maksimum akibat beban angin :
VEW = 1/2 * QEW * L = 12.096 kN
EW 2
MEW = 1/8 * Q * L = 72.576 kNm

 Beban Gempa (EQ)


Berat sendiri, QMS = 25.643 kN/m
Beban mati tambahan, QMA = 4.931 kN/m
Wt = (QMS + QMA) * L = 733.764 kN
Koefisien beban gempa horisontal Kh = C * S = 0.2229
Koefisien beban gempa vertikal, Kv = 50% * Kh = 0.1114 > 0.10
Diambil , Kv = 0.11
Gaya gempa vertikal, TEQ = Kv * Wt = 81.79639541 kN
Beban gempa vertikal, QEQ = TEQ / L = 3.4082 kN/m
Gaya geser dan momen maksimum akibat beban gempa vertikal :
VEQ = 1/2 * QEQ * L =40.898 kN
2
MEQ = 1/8 * QEQ * L =245.389kNm

Berdasarkan perhitungan beban yang bekerja pada jembatan adalah sebagai berikut: Tabel
8 Resume momen dan gaya geser pada balok
Kode Q P Q
No. Jenis Beban Keterangan
beban (kN/m) (kN) (kNm)
1 Berat balok prategang balok 12.173 - - Beban merata, Qbalok
2 Berat plat plat 9.165 - - Beban merata, Qplat
3 Berat sendiri MS 25.643 - - Beban merata, QMS
4 Mati Tambahan MA 4.931 - - Beban merata, QMA
5 Lajur "D" TD 16.497 125.744 - Beban merata, QMA &terpusat, PTD
6 Gaya rem TB - - 166.088 Beban momen MTB
7 Angin EW 1.008 - - Beban merata QEW
8 Gempa EQ 3.408 - - Beban merata QEQ

6
Momen Pada Balok Prategang
Analisis momen yang terjadi pada balok prategang dapat dilihat pada tabel yang disajikan
berikut ini.

Tabel 9 Momen Pada Balok Prategang

7
Gaya Prategang, Eksentrisitas, dan Jumlah Tendon

Mutu beton girder prestress : K-400


Kuat tekan beton, fc' = 0.83*K*100 = 41500 kPa
Kuat tekan beton pada keadaan awal (saat transfer), fci' = 0.80 * fc' = 33200 kPa

Gambar 8 Gaya prategang pada balok

Ditetapkan jarak titik berat tendon terhadap alas balok, z0 = 0.175 m


Eksentrisitas tendon, es = yb - z0 = 0.536 m
Momen akibat berat sendiri balok, Mbalok = 876.46 kN/m
Tegangan di serat atas,
0 = - Pt / A + Pt * es / Wa - Mbalok / Wa........................................................................................ (2)
Tegangan di serat bawah,
0.6 * fci' = - Pt / A - Pt * es / Wb + Mbalok / Wb............................................................................ (3)
Besarnya gaya prategang awal,
Dari persamaan (2) : Pt = Mbalok / ( es - Wa / A ) = 4548.6 kN
Dari persamaan (3) : Pt = [ 0.60 * fci' * Wb + Mbalok ] / (Wb / A + es) = 5138.465 kN
Diambil besarnya gaya prategang, Pt = 4548.6 kN
Beban putus satu tendon, Pb1=2247.88kN
Beban putus minimal satu strand, Pbs=187.32kN
Gaya prategang saat jacking : Pj = Pt1 / 0.85 persamaan (1)
Pj = 0.80 * Pb1 * nt persamaan (2)

Dari persamaan (2) dan (3) diperoleh jumlah tendon yang diperlukan :
nt = Pt / (0.85*0.80*Pb1) = 2.975 Tendon Jumlah tendon, nt = 3 Tendon
Jumlah kawat untaian (strands cable) yang diperlukan,
ns = Pt / (0.85*0.80*Pbs) = 35.709 Strands  Digunakan ns = 36 Strands
Persentase tegangan leleh yang timbul pada baja ( % Jacking Force) :
po = Pt / ( 0.85 * ns * Pbs ) * 100% = 79.35% <80% (OK)

8
Gaya prategang yang terjadi akibat jacking :
Pj = po * ns * Pbs = 5351.295kN
Diperkirakan kehilangan tegangan ( loss of prestress ) = 30%
Gaya prategang akhir setelah kehilangan tegangan (loss of prestress) sebesar 30%:
Peff = 70% * Pj = 3745.906kN

Lintasan Inti Tendon (Cable)


Eksentrisitas, es = 0.536 m
Persamaan lintasan tendon : Y = 4 * f * X / L2 * (L - X) dengan, f = es

Gambar 9 Persamaan Lintasan tendon

Berdasarkan persamaan lintasan tendon di atas diperoleh lintasan tendon seperti pada grafik
berikut ini :

Gambar 10 Lintasan tendon

Kehilangan Gaya Prategang


Dari hasil perhitungan diperoleh kehilangan gaya prategang yang terjadi akibat berbagai
faktor adalah sebesar 25.52 % dari Gaya prategang yang terjadi akibat jacking, berikut adalah
tabel kehilangan gaya prategang.

Tabel 10 Kehilangan gaya prategang


Gaya (kN) Loss of prestress % UTS
Pj 5351.30 Anchorage friction 79.35%
Po 5190.76 Jack friction 76.97%
Px 4858.33 Elastic shortening 72.04%
Pi 4644.90 Relaxation of tendon 68.88%
Peff 4039.06 Prategang Efektif 59.90%

9
Tegangan Yang Terjadi
Tegangan pada saat transfer
Mutu beton balok prategang = K-400
Kuat tekan beton, fc' = 0.83*K *100 = 41500kPa
Kuat tekan beton pada kondisi awal (saat transfer), fci' = 0.80 * fc' =33200kPa
Tegangan ijin tekan beton, - 0.6 * fci' =-19920kPa

Gambar 11 Tegangan pada balok keadaan saat transfer

Tegangan di serat atas, fca = - Pt / A + Pt * es / Wa - Mbalok / Wa =0.000kPa


Tegangan di serat bawah, fcb = - Pt / A - Pt * es / Wb + Mbalok / Wb
=-17142kPa < - 0.6*fci' (Aman)
Tegangan beton pada kondisi beban layan (setelah memperhitungkan semua kehilangan
tegangan) tidak boleh melebihi nilai sebagai berikut :
Tegangan ijin tekan beton, Fc' = - 0.45 * fc' = -18675 kPa
Tegangan ijin tarik beton, Fc = - 0.50 * √ fc' = 102 kPa
Tegangan akibat berat sendiri (MS)
Tegangan beton di serat atas plat, fac = - MMS / Wac =-4612.34kPa
Tegangan beton di serat atas balok, f'ac = -MMS / W'ac =-3394.41kPa
Tegangan di serat bawah balok, fbc = MMS / Wbc= 6349.058 kPa
Tegangan akibat beban mati tambahan (MA)
Tegangan beton di serat atas plat, fac = - MMS / Wac =-886.893kPa
Tegangan beton di serat atas balok, f'ac = -MMS / W'ac =-652.701kPa
Tegangan di serat bawah balok, fbc = MMS / Wbc=1220.842kPa

Tegangan akibat prategang (PR)


Tegangan beton di serat atas plat, fac = - Peff / Ac + Peff * e's / Wac = 3132 kPa
Tegangan beton di serat atas balok, f'ac = - Peff / Ac + Peff * e's / W'ac = 820 kPa
Tegangan di serat bawah bawah, fbc = - Peff / Ac - Peff * e's / Wbc = -17673 kPa
Tegangan akibat beban lajur "D" (TD)
Tegangan beton di serat atas plat, fac = fac = - MTD / Wac = -4852 kPa
Tegangan beton di serat atas balok, f'ac = f'ac = - MTD / W'ac = -3571 kPa
Tegangan di serat bawah bawah, fbc = fbc = MTD / Wbc = 6679 kPa

Tabel 11. Tegangan maksimum terjadi pada kombinasi 4


Tegangan pada beton yang terjadi akibat beban Tega
Tega Berat Sen Mati Tamb Susut-Rang Prategang Lajur "D" Rem Temperatur Angin Gempa ngan Keterengan
ngan
MS MA SR PR TD TB ET EW EQ KOMB
fac -4612 -887 -557 3132 -4852 207 -531 -181 -8696 < Fc' (Aman)
f'ac -3394 -653 45 820 -3571 -153 -981 -133 -8020 < Fc' (Aman)
fbc 6349 1221 748 -17673 6679 286 -711 250 -2851 < Fc' (Aman)

10
Lendutan Yang Terjadi Pada Balok
Lendutan Pada Balok Prestress (Sebelum Composit)
Ebalok = 3.57.E+07 kPa
Ix = 0.1456m4
L = 24.00 m

Lendutan pada keadaan awal (transfer)


d = 5/384 * ( -Qpt1 + Qbalok)*L4 / ( Ebalok*Ix) = -0.018 m ke atas <L/240 (OK)
Lendutan setelah loss of prestress
d = 5/384 * ( -Qpeff + Qbalok)*L4 / ( Ebalok*Ix) = -0.015 m ke atas < L/240 (OK)
Lendutan Setelah Plat Dan Balok Menjadi Komposit
d = 5/384 * ( -Qpeff + Qbalok+plat)*L4 / ( Ebalok*Ixc) = -0.011 m ke atas < L/240 (OK)

Lendutan Pada Balok Composit


Ebalok = 3.57.E+07 kPa L = 24.00 m
Ixc = 0.303 m4 Peff = 4039.06 kN
es = 0.53566 m e's = 0.867596 m
Lendutan maksimum yang diijinkan d = L / 300 = 0.0800 m
Lendutan akibat berat sendiri (MS)
d = 5/384 * QMS * L4 / ( Ebalok* Ixc) = 0.01024m ke bawah
Lendutan akibat beban mati tambahan (MA);
d = 5/384 * QMA * L4 / ( Ebalok* Ixc) = 0.00197 m ke bawah
Lendutan akibat prestress (PR)
d = 5/384 * -Qeff * L4 / ( Ebalok* Ixc) = -0.01200 m ke atas
Lendutan akibat beban lajur "D" (TD)
d=1/48 *PTD *L3 / ( Ebalok* Ixc) + 5/384 * QTD * L4 / ( Ebalok* Ixc) = 0.00994 m ke bawah
Lendutan akibat beban rem (TB)
d = 0.0642 * QTB * L2 / ( Ebalok* Ixc) = 0.00057 m ke bawah
Lendutan akibat pengaruh temperatur (ET)
d = 0.0642 * SPt * ep * L2 / ( Ebalok* Ixc) = 0.00233 m ke bawah
Lendutan akibat beban angin (EW)
QEW= 1.008 kN/m
d = 5/384 * QEW * L4 / ( Ebalok* Ixc) = 0.00040 m ke bawah
Lendutan akibat beban gempa (EQ)
d = 5/384 * QEQ * L4 / ( Ebalok* Ixc) = 0.00136 m ke bawah
Lendutan maksimum yang diijinkan d = L / 300 = 0.0800 m

Tabel 12. Lendutan Yang Terjadi Akibat Kombinasi Pembebanan

Lendutan maksimum pada balok komposit akibat kombinasi pembebanan terjadi pada
kombinasi 4 yakni sebesar 0.01258 m < L/300 (OK)

11
Tinjauan Ultimit Balok Prategang

Gaya prestress efektif (setelah loss of prestress), Peff = 4039.06 Kn


Tegangan efektif baja prestress, feff = Peff / Aps *10-3 = 1136.7 MPa
Rasio luas penampang baja prestress, rp= Aps / A = 0.004946
Section Properties : Beff = 1.21 m
h = 1.60 m
ho = 0.20 m
Tinggi total balok prategang, H = h + ho = 1.80 m
L/H= 13.333 m < 35 (OK)

fps = feff +150 + fc' / (100*ρp) = 1370.6 MPa fps = feff + 400 = 1536.7 MPa
fps = 0.8 * fpy = 1264 MPa
Diambil kuat leleh baja prategang, fps = 1264.0 MPa
Untuk, fc' =41.5 MPa
b1 =0.85 - 0.05*( fc' - 30 )/7 = 0.768
Letak titik berat tendon baja prategang terhadap alas balok, zo = 0.175 m T
inggi efektif balok, d = h + ho - zo = 1.63 m
Kuat leleh baja prategang, fps = 1264000 kPa
Gaya tarik pada baja prestress, Ts = Aps * fps = 4491.24 kPa
Diperkirakan, a < ( h0 + h1 ) h0 + h1 = 0.325 m
Gaya tekan beton, Cc = [ Beff * ho + b1 * ( a – ho ) ] * 0.85 * fc'
Cc = Ts
maka, a = [ Ts / (0.85 * fc') - Beff * ho ] / b1 + ho = 0.2315 m
a < ho + h1 perkiraan benar (OK)
Jarak garis netral terhadap sisi atas, c = a / b1 = 0.301 m
Regangan baja prestress, eps = 0.003 * (d - c) / c
= 0.0132 < 0.03 (OK!)

Gaya internal tekan beton, Cc = S [ Ai * 0.85 * fc' ]


Momen nominal, Mn = S [ Ai * 0.85 * fc' * yi ]

12
Gambar 12 Kapasitas momen ultimit balok

Tabel 13. Gaya tekan beton dan momen nominal


Lebar Tinggi Luas Lengan terhadap pusat Momen
Gaya kN y
(m) (m) (m2) baja prestress (kNm)
1.21 0.2000 0.2410 8502.65 y = d - h0 / 2 1.525 12966.54
0.55 0.0315 0.0173 610.99 y = d - h0 / 2 – (a-ho)/2 1.409 861.05
Cc = T s = 9113.64 Momen Nominal Mn = 13827.59

Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80


Kapasitas momen ultimit balok prestress, f * Mn =11062.07 kNm

13
Momen ultimit balok dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 14. Resume momen balok


Faktor Daya Layan Kondisi Ultimit
Aksi / Beban Beban Momen Momen Ultimit
Ultimit M (kNm) Mu (kNm)
A. Aksi Tetap
Berat sendiri KMS 1.3 MMS 1846.28 KMS*MMS 2400.16
Beban Mati Tambahan KMA 2.0 MMA 355.015 KMA*MMA 710.03
Susut dan Rangkak KSR 1.0 MSR 20.857 KSR*MSR 20.857
Prategang KPR 1.0 MPR -2163.5 KPR*MPR -2163.5
B. Aksi Transien
Beban Lajur "D" KTD 2.0 MTD 1942.25 KTD*MTD 3884.49
Gaya Rem KTB 2.0 MTB 83.0439 KTB*MTB 166.09
C. Aksi Lingkungan
Pengaruh Temperatur KET 1.2 MET 681.986 KET*MET 818.38
Beban Angin KEW 1.2 MEW 72.576 KEW*MEW 87.09
Beban Gempa KEQ 1.0 MEQ 245.389 KEQ*MEQ 245.39
Kapasitas momen balok, Mu = f * Mn = 11062.07 kNm

Tabel 15. Kombinasi momen ultimit

Kombinasi momen ultimit maksimum pada balok komposit akibat kombinasi


pembebanan terjadi pada kombinasi 4 yakni sebesar 5836.47 kNm < kapasitas
momen balok sebesar 11062.07 kNm.

1. Kesimpulan
Dari hasil desain dan analitis yang telah dilakukan pada tulisan ini didapat
beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
 Untuk jembatan bentang 44 m dibutuhkan girder prategang yang ideal dengan
tinggi 200cm.
 Berdasarkan SNI 1725 2016 pembebanan untuk jembatan prategang bentang
44 m dibutuhkan jumlah tendon sebanyak 5 buah dengan tiap tendon terdiri
dari 12 strand dengan diameter 12.7 mm.
 Kehilangan prategang yang digunakan pada asumsi awal desain sebesar 30%
dan setelah perhitungan mendapatkan kehilangan prategang sebesar 24.52%
pada balok girder.

14

Anda mungkin juga menyukai