Bab 6 Kel 3
Bab 6 Kel 3
Bab 6 Kel 3
56
Tabel 1. Penampang Profil Baja (GP) IWF 400.400.45.70
H= 400 mm
B= 400 mm
t1 = 45 mm
t2 = 70 mm
r= 22 mm
2
A= 770,100 mm
4
Ix = 298,000 cm
4
Iy = 94,400 cm
3
Zy = 4,370 cm
57
Tabel 5. Penampang Profil Baja (BA) IWF 400.300.10.16
H= 400 mm
B= 300 mm
t1 = 10 mm
t2 = 16 mm
r= 22 mm
2
A= 136,00 mm
4
Ix = 38,700 cm
4
Iy = 7,210 cm
3
Zy = 481 cm
58
4.6 PEMBEBANAN
59
Beban kendaraan yang berupa beban lajur (D) terdiri dari beban terbagi rata
(Uniformly Distributed Load) UDL dan beban garis (Knife Edge Load) KEL
seperti pada Gambar 6.1. UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya
bergantung pada panjang bentang L yang dibebani lalu-lintas seperti Gambar 2
atau dinyatakan dengan rumus:
q = 9,0 kPa untuk L ≤ 30 m
q = 9,0 (0,5 + 15/L) kPa untuk L > 30 m
61
c. Gaya Rem
Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah
memanjang, dan dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas lantai jembatan.
Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan:
H TB = 250 untuk L ≤ 80 m
H TB = 250 + 2,5 (L – 80) untuk 80 m < L < 180 m
H TB = 500 untuk L ≥ 180 m
( )
2
V DZ
P D = Pn
Vn
Dengan,
PB = tekanan angin dasar
Tabel 6.1 Tekanan angin dasar
Komponen bangunan
Angin tekan (Mpa) Angin hisap (Mpa)
atas
Rangka, kolom, dan
0,0024 0,0012
pelengkung
Balok 0,0024 N/A
Permukaan datar 0,0019 N/A
(Sumber: SNI 1725:2016 Pasal 9.6 Hal 56)
63
Tabel 6.2 Nilai Vo dan Zo untuk berbagai variasi kondisi permukaan hulu
Kondisi Lahan terbuka Sub urban Kota
Vo
13,2 17,6 19,3
(km/jam)
Zo (mm) 70 1000 2500
(Sumber: SNI 1725:2016 Pasal 9.6 Hal 56)
Gaya total beban angin tidak boleh diambil kurang dari 4,4 kN/m pada
bidang tekan dan 2,2 kN/mm pada bidang hisap pada struktur rangka dan
pelengkung, serta tidak kurang dari 4,4 kN/mm pada balok atau gelagar.
a. Tekanan angin horizontal ( VDZ)
VDZ =2,5 V o
( )
V 10
VB
Ln
Z
Zo
Vo = 13,2 km/jam
VDZ = 70 mm
( )
2
V DZ
PD = PB ×
VB
( )
2
163,74
= 0,007944 ×
90
= 7,944023355 kN/mm
= 4,4 kN/m > 7,94kN/m
2) Angin hisap
( )
2
V DZ
PD = PB ×
VB
64
( )
2
163,74
= 0,003872 ×
90
= 3,97011678 kN/mm
= 2,2 kN/m > 3,97 kN/m
c. Beban angin perjoint rangka jembatan
1) Beban angin tekan perjoint rangka jembatan
Beban angin tekan = EWs tekan . L
= 8 kN/m × 40 m
= 278,084082kN
Jumlah joint rangka (n) = 18 joint
317,76
Beban angin tekan perjoint rangka =
30
= 10,59 kN
2) Beban angin tekan perjoint rangka jembatan
Beban angin tekan = EWs tekan . L
= 4 kN/m × 40 m
= 139,02041 kN
Jumlah joint rangka (n) = 18 joint
158,88
Beban angin tekan perjoint rangka =
30
= 7,723356 kN
4. Beban Gempa (EQ)
Jembatan harus direncanakan agar memiliki kemungkinan kecil rintuh namun
dapat mengalami kerusakan yang signifikan dan gangguan terhadap pelayanan
akibat gempa dengan kemungkinan terlampaui 7% dalam 75 tahun. Beban gempa
diambil sebagai gaya horizontal yang ditentukan berdasarkan perkalian antara
koefisien respon elastik (Csm) dengan berat struktur ekivalen yang kemudian
dimodofikasi dengan faktor respon (R) dengan formulasi sebagai berikut:
Eq = (Csm / R) x Wt
Dimana:
Eq : Gaya gempa horizontal statis (kN)
Csm : Koefisien respons gempa elastik pada moda getar ke-m
R : Faktor modifikasi respons
65
Wt : Berat total struktur (kN)
Perhitungan gempa menggunakan SNI 2833-2016 tetang perancangan
jembatan terhadap beban gempa dengan peta gempa 2010. Perhitungan gempa
secara statik ekivalen.
Lokasi = PEKANBARU
Jenis Tanah = Tanah KERAS
Hasil perhitungan tekanan angin rencana kurang dari 4,4 kN/m, maka beban
angin yang digunakan adalah sebesar 4,4 kN/m pada bidang tekan, dan 2,2
kN/mm pada bidang hisap.
Tabel 6.3 Faktor amplifikasi untuk PGA dan 0,2 detik (FPGA/Fa)
PGA≤0,1 PGA=0, PGA=0,3 PGA=0,4 PGA≥0,5
Kelas Situs
Ss≤ 0,25 2 Ss=0,5 Ss=0,75 Ss=1,0 Ss≥1,25
Batuan keras
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
(SA)
Batuan (SB) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Tanah Keras
1,2 1,2 1,1 1,0 1,0
(SC)
Tanah Sedang
1,6 1,4 1,2 1,1 1,0
(SD)
Tanah Lunak
2,5 1,7 1,2 0,9 0,9
(SE)
Tanah Khusus SS SS SS SS SS
66
(SF)
Catatan: Untuk nilai-nilai antara dapat dilakukan interpolasi linier
(Sumber: SNI 1725-2019 tentang perancangan tahan beban gempa)
Tabel 6.4 Faktor amplifikasi untuk PGA dan 0,2 detik (FPGA/Fa)
Kelas Situs S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 ≥ 0,5
Batuan keras
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
(SA)
Batuan (SB) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Tanah Keras
1,7 1.6 1,5 1,4 1,3
(SC)
Tanah Sedang
2,4 2,0 1,8 1,6 1,5
(SD)
Tanah Lunak
3,5 3,2 2,8 2,4 2,4
(SE)
Tanah Khusus
SS SS SS SS SS
(SF)
Catatan: Untuk nilai-nilai antara dapat dilakukan interpolasi linier
(Sumber: SNI 1725-2019 tentang perancangan tahan beban gempa)
FPGA = 1,2
Fa = 1,2
Factor amplifikasi untuk periode 1 detik
Fv = 1,6
c. Gempa statik ekivalen
As = FPGA × PGA = 1,2 × 1,2 = 0,24 g
SDS = Fa × Ss = 1,2 × 0,05 = 0,36 g
SD1 = Fv × S1 = 3,5 × 0,05 = 0,32 g
Waktu getar alami struktur (T)
Ts = SD1/SDS = 0,175 / 0,125 = 0,88 s
T0 = 0,2 Ts = 0,2 × 1,4 = 0,17 s
Periode alami dari SAP 2000 (T) = 0,37388 s (To ≤ T ≤ Ts)
Ketentuan:
Jika T < To, maka Csm = (SDS – As) (T/To) + As
67
To ≤ T ≤ Ts, maka Csm = SDS
Jika T > Ts, maka Csm = SD1/T
Koefisien respon gempa elastic (Csm)
Karena To = 0,17s ≤ T = 0,201 s ≤ Ts = 0,889, maka:
Csm = SDS = 0,36 g
Berat struktur (Wt)
Wt = 2017,666 kN
Tabel 6.5 Faktor modifikasi respon (R) untuk bangunan bawah
Kategori Kepentingan
Bangunan Bawah
Sangat Penting Penting Lainnya
Pilar tipe dinding 1,5 1,5 1,5
Tiang/kolom beton
bertulang
Tiang vertikal 1,5 2,0 3,0
Tiang miring 1,5 1,5 2,0
Kolom tunggal 1,5 1,5 3,0
68
Komponen bangunan atas Angin tekan Angin hisap
(Mpa) (Mpa)
Gaya total beban angin tidak boleh diambil kurang dari 4,4 kN/m
pada bidang tekan dan 2,2 kN/mm pada bidang hisap pada struktur
rangka dan pelengkung, serta tidak kurang dari 4,4 kN/mm pada balok
atau gelagar.
Tabel 6.3 Nilai Vo dan Zo untuk berbagai variasi kondisi permukaan hulu
Kondisi Lahan Terbuka Sub Urban Kota
Vo (km/jam) 13,2 17,6 19,3
Zo (mm) 70 1000 2500
Penentuan pembebenan angin dibutuhkan data sebagai berikut:
1. Tekanan Angin Horizontal (VDZ)
Vo = 13,2 km / jam
Zo = 70 mm
( )
2
V DZ
PD = PB
VB
( )
2
163,741
= 0,0024 x
90
69
= 0,007944 Kn/mm
= 7,94 Kn/m > 4,4 Kn/m
b. Angin Hisap
( )
2
V DZ
PD = PB
VB
( )
2
163,741
= 0,0012 x
90
= 0,003972 Kn/mm
= 3,97 Kn/m > 2,2 Kn/m
70
Jembatan harus direncanakan agar memiliki kemungkinan kecil
rintuh namun dapat mengalami kerusakan yang signifikan dan gangguan
terhadap pelayanan akibat gempa dengan kemungkinan terlampaui 7%
dalam 75 tahun. Beban gempa diambil sebagai gaya horizontal yang
ditentukan berdasarkan perkalian antara koefisien respon elastik (Csm)
dengan berat struktur ekivalen yang kemudian dimodofikasi dengan
faktor respon (R) dengan formulasi sebagai berikut:
Eq = ( )
C sm
R
W
Dimana:
EQ : Gaya gempa horizontal statis (kN)
Csm : Koefisien respons gempa elastik pada moda getar ke-m
R : Faktor modifikasi respon
Wt : Berat total struktur (kN)
EQ = ( CR ) x Wt
sm
= ( 0,125
1,5 )
x 4484,802
= 484,23984
72
e) Kombinasi Pembebanan
Kombinasi beban adalah penjumlahan jenis beban kerja yang
diperkirakan dapat bekeja bersamaan dengan jenis beban lain dalam
waktu yang sama. Kombinasi beban yang digunakan untuk analisis
struktur jembatan adalah seperti pada table berikut :
Gelagar
Memanjang (GP
-1282,88 -5247,28 0,75 -0,79 2,59 -2,54
bawah)
Gelagar
Memanjang (GP
0,00 0,00 61,62 -61,62 271,90 -46,70
atas)
74
Ikatan Angin Atas 13,02 -11,79 6,10 -6,10 21,12 0,03
(IA)
75
1. Cek Kelangsingan Batang
a. Tekuk Sumbu x
KL
≤ 200 = 19,79
rx
19,79 < 200
Dipakai = 19,79
b. Tekuk Sumbu y
KL
≤ 200 = 35,13
rx
35,13 < 200
Dipakai = 35,13
76
1
= x 300 x (28)3
3
= 7953500 mm4
1
Iw = x iy x h2
4
1
= x 3776000000 x (900)2
4
= 37760 mm6
X1 =
π
Sx √ EG J A
2
=
π
2420000 √
200000 x 80000 x 1169141 x 309800
2
= 1832,594271 mm2/N
X2 =4 ( ) Sx 2 Iw
GJ
x
Iy
= 4( )
2 13
2420000 2,551 x 10
x
80000 x 1169141 126000000
= 5,6910E-05 mm2/N
1
Zx = bf x tf x (d - tf) + tw (d – 2 tf)2
4
1
= 300 x 28 x (400 – 28) + x 16 (400 – 2 x 28)2
4
= 8479500 mm3
Mn = Mp = fy x Zx
= 370 x 4475456
= 3137415000 Nmm
Menentukan kuat nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral
Kontrol penampang termasuk bentang pendek, menengah, atau
panjang.
L = 6000 mm
Lp = 1,76 ry
√ E
fy
= 1,76 x 685
√ 200000
370
= 4542,027741 mm
77
FL = Fy – Fr
= 370 – 70
= 300 MPa
Lr = ry ( ) √ 1+ √1+ x2 x fl
x1
fl
= 44,3 (
300 ) √ √
42067,14
1+ 1+¿ 1,49 x 10−3 x 300 ¿
= 1,2639E+03mm
Jadi, Lp < L < Lr, maka termasuk BENTANG TIDAK MENENGAH
Menentukan kuat lentur plastis MP
12,5 M max
Cb = ≤ 2,3
2,5 M max +3 Ma+ 4 Mb+ 3 Mc
12,5 x 2,59
= ≤ 2,3
( 2,5 x 2,59 ) + ( 3 x−2,59 ) + ( 4 x 2,59 ) +( 3 x−2,59)
= 1,92 ≤ 2,3 Maka, AMAN
Mr = Sx x (fy – fr)
= 2420000 x (370 – 70)
= 36000000
Mn [
= cb Mp−( Mp−Mr ) (
L−Lp
Lr−Lp
)
] ≤ Mp
( 5868,701−3450,742
5500−3450,742
) ≤ 165591872
= -3,0791E+09 ≤ 3137415000
φ Mn = 0,9 x Mn
= 0,9 x 165591872
= 2,8237E+03 Nmm
Kontrol kekuatan penampang berdasarkan Mn
Mu ≤ φ Mn
43,5397 ≤ 2,8237E+03 Maka, AMAN
78
h
≤
√E
tw fy
8,88 ≤ 52,07 Maka, AMAN
Maka kuat Geser Nominan = 0,6 fy Aw
Aw = tw x h
= 16 x 900
= 18000 mm2
Vn = 0,6 x Fy x Aw
= 0,6 x 370 x 14400
= 3996000 N
φ Vn = 0,9 x 2073600
= 3596400 N
Vu ≤ φ Vn
29,026 ≤ 3596,4 Maka, AMAN
5. Parameter Kelangsingan
Ditinjau berdasarkan sumbu lemah (Y) :
Λcy =
√
L K fy
π ry E
=
√
5500 x 0,65 370
3,14 x 685 200000
= 0,481
Nilai koefisien tekuk ( ω ) diambil berdasarkan
Untuk λc ≤ 0,25 =1
1,43
Untuk 0,25 < λc< 1,2 =
1,6−0,67 λc
1,43
= 1,6−0,67 x 0,057
= 1,1193
Untuk λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 0,0572
= 0,2895
Maka ω = 0,004
79
6. Tahanan Nominal Tekan
Nn = Ag x Fcr
= 309800 x 57917,3
= 984108,8689 N
φ Nn = 0,9 x 66916800
= 984108,8689
Nu = Pu < φ Nn
4779,807 N < 885697,982 Maka, AMAN
80
Tf = 28 mm
A = 273600 mm²
G = 80000 Mpa
W = 251 Kg/m
Ix = 2370000000 mm4
Iy = 129000000 mm4
Rx = 294 mm
Ry = 68,6 mm
L = 6500 mm
Sx = 6700000 mm3
Sy = 853000 mm3
L total = 6500 mm
Fr = 70
Fcr = 415,8857919
81
Jadi 𝜆𝑓 5,39≤ 12,99 sehingga termasuk penampang KOMPAK
b. Web
h 900
λw = = = 47,2
tw 16
1680 1680
λr = = = 34,57
√ ƒy √370
Jadi 𝜆𝑓 47,2> 34,57 sehingga termasuk penampang TIDAK
KOMPAK
X1 =
π
Sx √ EG J A
2
=
π
2420000 √
200000 x 80000 x 1169141 x 309800
2
= 19003,25496 mm2/N
( )
2
Sx Iw
X2 =4 x
GJ Iy
= 4( )
2 13
2420000 2,551 x 10
x
80000 x 1169141 126000000
= 6,2436E-03 mm2/N
1
Zx = bf x tf x (d - tf) + tw (d – 2 tf)2
4
82
1
= 300 x 28 x (400 – 28) + x 16 (400 – 2 x 28)2
4
= 4155940 mm3
Mn = Mp = fy x Zx
= 370 x 4475456
=1537697800 Nmm
Menentukan kuat nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral
Kontrol penampang termasuk bentang pendek, menengah, atau
panjang.
L = 6500 mm
Lp = 1,76 ry
√ E
fy
= 1,76 x 685
√ 200000
370
= 2807,05 mm
FL = Fy – Fr
= 370 – 70
= 300 MPa
Lr = ry ( xfl1 ) √ 1+ √1+ x2 x fl
= 44,3 (
300 ) √ √
42067,14
1+ 1+¿ 1,49 x 10−3 x 300 ¿
= 2,1608E+04 mm
Jadi, Lp < L < Lr, maka termasuk BENTANG TIDAK MENENGAH
Menentukan kuat lentur plastis MP
12,5 M max
Cb = ≤ 2,3
2,5 M max +3 Ma+ 4 Mb+ 3 Mc
12,5 x 2,59
= ≤ 2,3
( 2,5 x 2,59 ) + ( 3 x−2,59 ) + ( 4 x 2,59 ) +( 3 x−2,59)
= 1,94 ≤ 2,3 Maka, AMAN
Mr = Sx x (fy – fr)
= 2420000 x (370 – 70)
= 2010000000
83
Mn [
= cb Mp−( Mp−Mr ) (
L−Lp
Lr−Lp
)
] ≤ Mp
( 5868,701−3450,742
5500−3450,742
) ≤ 165591872
= 767408913,7 ≤ 1537697800
φ Mn = 0,9 x Mn
= 0,9 x 165591872
= 1,49 x 1383,92802 Nmm
Kontrol kekuatan penampang berdasarkan Mn
Mu ≤ φ Mn
1362,649 ≤ 1383,92802 Maka, AMAN
5. Parameter Kelangsingan
Ditinjau berdasarkan sumbu lemah (Y) :
84
Λcy =
√
L K fy
π ry E
=
5500 x 0,65
√ 370
3,14 x 685 200000
= 0,8436
Nilai koefisien tekuk ( ω ) diambil berdasarkan
Untuk λc ≤ 0,25 =1
1,43
Untuk 0,25 < λc< 1,2 =
1,6−0,67 λc
1,43
= 1,6−0,67 x 0,057
= 1,38
Untuk λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 0,0572
= 0,889
Maka ω = 0,889
85
Batas putus, Tn = ØAn x U x fu
= 0,9 x 309800 x 0,9 x 420
=91108800 N
Pu < Tn
0 N < 9110800 Maka, AMAN
X1 =
π
Sx √ EG J A
2
=
π
2420000 √
200000 x 80000 x 1637808 x 309800
2
= 19279,34565 mm2/N
( )
2
Sx Iw
X2 =4 x
GJ Iy
= 4(
80000 x 1637808 ) 126000000
2
2420000 2,55 x 10 13
x
= 5,4398E-03 mm2/N
1
Zx = bf x tf x (d - tf) + tw (d – 2 tf)2
4
1
= 900 x 34 x (900 – 34) + x 18 (900 – 2 x 34)2
4
= 1861461 mm3
Mn = Mp = fy x Zx
= 370 x 5718192
= 688740570 Nmm
Menentukan kuat nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral
Kontrol penampang termasuk bentang pendek, menengah, atau
panjang.
L = 6000 mm
Lp = 1,76 ry
√ E
fy
= 1,76 x 63,9
√ 200000
370
= 2937,996323 mm
FL = Fy – Fr
= 370 – 70
= 300 MPa
Lr = ry ( xfl1 ) √ 1+ √1+ x2 x fl
88
= 63,9 ( 21898,82
300 ) √ √
1+ 1+¿ 3,94 x 10−3 x 300¿
= 2220,50 mm
Jadi, Lp < L < Lr, maka termasuk BENTANG TIDAK MENENGAH
Menentukan kuat lentur plastis MP
12,5 M max
Cb = ≤ 2,3
2,5 M max +3 Ma+ 4 Mb+ 3 Mc
=
12,5 x−1210,91
≤
( 2,5 x−1210,91) + ( 3 x−5,9 x 10−13 ) + ( 4 x −1210,91 )+(3 x−5,9 x 10−13 )
2,3
=22200,50 ≤ 4607,28 Maka, AMAN
Mr = Sx x (fy – fr)
= 2420000 x (370 – 70)
= 76500000
Mn [
= cb Mp−( Mp−Mr ) (
L−Lp
Lr−Lp
)
] ≤ Mp
( 9500−3246,55459
4
2,81 x 10 −3246,55459 )
≤ 1372366080
89
Maka kuat Geser Nominan = 0,6 fy Aw
Aw = tw x h
= 18 x 900
= 4950 mm2
Vn = 0,6 x Fy x Aw
= 0,6 x 370 x 16200
= 1098900 N
φ Vn = 0,9 x 2332800
= 989010 N
Vu ≤ φ Vn
7,857 ≤ 989,01 Maka, AMAN
5. Parameter Kelangsingan
Ditinjau berdasarkan sumbu lemah (Y) :
Λcy =
√
L K fy
π ry E
=
9500 x 0,65
√ 370
3,14 x 63,9 200000
= 0,74
Nilai koefisien tekuk ( ω ) diambil berdasarkan
Untuk λc ≤ 0,25 =1
1,43
Untuk 0,25 < λc< 1,2 =
1,6−0,67 λc
1,43
= 1,6−0,67 x 1,06
= 1,25
Untuk λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 1,062
= 1,42
Maka ω = 1,298
90
= 44859268,98N
φ Nn = 0,9 x 52334548,85
= 40373342,08
Nu = Pu < φ Nn
0N < 40373342,08 Maka, AMAN
91
Ix = 38,70000 mm4
Iy = 7,210000 mm4
Rx = 169 mm
Ry = 72,8 mm
L = 6500 mm
Sx = 19800000 mm3
Sy = 481000 mm3
L total = 6500 mm
Fr = 70
Fcr = 468,369
92
665 665
λr = = = 32,44
√ƒy √370
Jadi 𝜆𝑓 40 ≤ 108,44 sehingga termasuk penampang KOMPAK
X1 =
π
Sx √ EG J A
2
=
π
3330000 √
200000 x 80000 x 190041,33 x 157400
2
= 601,8999878 mm2/N
X2 =4 ( )
Sx 2 Iw
GJ
x
Iy
= 4( )
2 12
3330000 3,93 x 10
x
80000 x 190041,33 81100000
=5,6023E-03 mm2/N
1
Zx = bf x tf x (d - tf) + tw (d – 2 tf)2
4
1
= 300 x 18 x (440 – 18) + x 11 (440 – 2 x 18)2
4
= 1504640 mm3
Mn = Mp = fy x Zx
= 370 x 1829956
= 631948800 Nmm
93
Menentukan kuat nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral
Kontrol penampang termasuk bentang pendek, menengah, atau
panjang.
L = 6500 mm
Lp = 1,76 ry
√ E
fy
= 1,76 x 101
√ 200000
370
= 2795,982184 mm
FL = Fy – Fr
= 370 – 70
= 350 MPa
Lr = ry ( xfl1 ) √ 1+ √1+ x2 x fl
= 101 (
300 ) √ √
14594,09
1+ 1+¿ 9,28 x 10−3 x 300 ¿
= 653,1321473 mm
Jadi, Lp < L < Lr, maka termasuk BENTANG MENENGAH
Menentukan kuat lentur plastis MP
12,5 M max
Cb = ≤ 2,3
2,5 M max +3 Ma+ 4 Mb+ 3 Mc
12,5 x 108,28
= ≤ 2,3
( 2,5 x 108,28 ) + ( 3 x−70,38 ) + ( 4 x 108,28 ) +(3 x−70,38)
= 1,675851046 ≤ 2.3 Maka, AMAN
Mr = Sx x (fy – fr)
= 3330000 x (370 – 70)
= 693000000
Mn [
= cb Mp−( Mp−Mr ) (
L−Lp
Lr−Lp
) ] ≤ Mp
( 36182,55−5175,489
5500−5175,489
) ≤ 1189791600
= -2,0075E+09 ≤ 631948800 Nmm
φ Mn = 0,9 x Mn
94
= 0,9 x 8,07 x 106
= 5,6875E+08 Nmm
Kontrol kekuatan penampang berdasarkan Mn
Mu ≤ φ Mn
18,7309 ≤ 5,6875E+02 Maka, AMAN
5. Parameter Kelangsingan
Ditinjau berdasarkan sumbu lemah (Y) :
Λcy =
L K fy
π ry E√
=
5500 x 0,65
√
370
3,14 x 101 200000
= 0,846984248
Nilai koefisien tekuk ( ω ) diambil berdasarkan
Untuk λc ≤ 0,25 =1
95
1,43
Untuk 0,25 < λc< 1,2 =
1,6−0,67 λc
1,43
= 1,6−0,67 x 0,39
= 1,06
Untuk λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 0,392
= 0,19
Maka ω = 1,06
X1 =
π
Sx √ EG J A
2
=
π
3330000 √
200000 x 80000 x 278975,33 x 21870
2
= 8851,640037 mm2/N
X2 =4 ( ) Sx 2 Iw
GJ
x
Iy
98
( )
2
3330000 8,96 x 10 12
=4 x
80000 x 278975,33 224000000
= 3,56 x 10-3 mm2/N
1
Zx = bf x tf x (d - tf) + tw (d – 2 tf)2
4
1
= 400 x 21 x (800 – 21) + x 13 (800 – 2 x 21)2
4
= 592000 mm3
Mn = Mp = fy x Zx
= 370 x 2767067
=219040000 Nmm
Menentukan kuat nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral
Kontrol penampang termasuk bentang pendek, menengah, atau
panjang.
L = 1000 mm
Lp = 1,76 ry
√ E
fy
= 1,76 x 101
√ 200000
370
= 1595,847585mm
FL = Fy – Fr
= 370 – 70
= 300 MPa
Lr = ry ( xfl1 ) √ 1+ √1+ x2 x fl
= 101 (
300 ) √ √
6591,1
1+ 1+¿ 3,56 x 10−3 x 300 ¿
= 1644,21 mm
Jadi, Lp < L < Lr, maka termasuk BENTANG TIDAK MENENGAH
Menentukan kuat lentur plastis MP
12,5 M max
Cb =
2,5 M max +3 Ma+ 4 Mb+ 3 Mc
≤ 2,3
12,5 x−1,52 x 10 15
= ≤ 2,3
( 2,5 x 1,52 x 10−15 ) + ( 3 x 0 ) + ( 4 x 1,52 x 10−15 ) +(3 x 0)
99
= 1,85 ≤ 2,3 Maka, AMAN
Mr = Sx x (fy – fr)
= 3330000 x (370 – 70)
= 59100000
Mn [
= cb Mp−( Mp−Mr ) (
L−Lp
Lr−Lp
)
] ≤ Mp
= 1[664096080–(664096080–566100000) ( 3,3438600−3246,55
x 10 4−3246,55 )
≤
664096080
= 4,73 x 108 ≤ 664096080 Nmm
φ Mn = 0,9 x Mn
= 0,9 x 4,73 x 108
= 4,26 x 108 Nmm
Kontrol kekuatan penampang berdasarkan Mn
Mu ≤ φ Mn
1,52x10-15 ≤ 426,35 Maka, AMAN
Λcy =
√
L K fy
π ry E
=
8600 x 0,65
√ 370
3,14 x 101 200000
= 0,61
Nilai koefisien tekuk ( ω ) diambil berdasarkan
Untuk λc ≤ 0,25 =1
1,43
Untuk 0,25 < λc< 1,2 =
1,6−0,67 λc
1,43
= 1,6−0,67 x 0,61
= 0,46
Untuk λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 0,612
= 1,2
Maka ω = 1,2
101
Pu < Tn
1,329 N < 25308 Maka, AMAN
Karena nilai b/h > 2/3 maka nilai U = 0,9
Batas putus, Tn = ØAn x U x fu
= 0,9 x 21870 x 0,9 x 420
=25855,2 N
Pu < Tn
1,329 N < 25855,2 Maka, AMAN
102
1. Cek Kelangsingan Batang
a. Tekuk Sumbu x
KL
≤ 200 = 84,63
rx
84,63< 200
Dipakai = 84,63
b. Tekuk Sumbu y
KL
≤ 200 = 166,6
rx
166,6< 200
Dipakai = 166,6
103
1
Iw = x iy x h2
4
1
= x 28600000 x (250)2
4
= 2,82E+08 mm6
X1 =
π
Sx √ EG J A
2
=
π
3330000 √
200000 x 80000 x 1054166,66 x 11940
2
= 8851,640037 mm2/N
X2 =4 ( ) Sx 2 Iw
GJ
x
Iy
= 4( )
2
2300000 4,46 x 1011
x
80000 x 1054166,66 28600000
= 9,4462E-07 mm2/N
1
Zx = bf x tf x (d - tf) + tw (d – 2 tf)2
4
1
= 250 x 250 x (250 – 25) + x 25 (250 – 2 x 25)2
4
=592000 mm3
Mn = Mp = fy x Zx
= 370 x 1156250
= 219040000 Nmm
Menentukan kuat nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral
Kontrol penampang termasuk bentang pendek, menengah, atau
panjang.
L = 1000 mm
Lp = 1,76 ry
√ E
fy
= 1,76 x 88,4
√ 200000
370
= 1595,847585 mm
FL = Fy – Fr
= 370 – 70
104
= 300 MPa
Lr = ry ( xfl1 ) √ 1+ √1+ x2 x fl
= 88,4 (
300 ) √ √
13706,41
1+ 1+¿ 9,28 x 10−3 x 300 ¿
= 1644,21 mm
Jadi, Lp < L < Lr, maka termasuk BENTANG MENENGAH
Menentukan kuat lentur plastis MP
12,5 M max
Cb = ≤ 2,3
2,5 M max +3 Ma+ 4 Mb+ 3 Mc
12,5 x 21,11
= ≤ 2,3
( 2,5 x 21,11 )+ ( 3 x 0,02 ) + ( 4 x 21,11 ) +(3 x 0,02)
= 0,80280647 ≤ 2,3 Maka, AMAN
Mr = Sx x (fy – fr)
= 2300000 x (370 – 70)
= 59100000
Mn [
= cb Mp−( Mp−Mr ) (
L−Lp
Lr−Lp
)
] ≤ Mp
5. Parameter Kelangsingan
Ditinjau berdasarkan sumbu lemah (Y) :
Λcy =
√
L K fy
π ry E
=
√
9500 x 0,65 370
3,14 x 88,4 200000
= 2,282995028
Nilai koefisien tekuk ( ω ) diambil berdasarkan
Untuk λc ≤ 0,25 =1
1,43
Untuk 0,25 < λc< 1,2 =
1,6−0,67 λc
1,43
= 1,6−0,67 x 0,77
= 1,31
Untuk λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 0,772
= 0,74
Maka ω = 20,3144244
106
= 11940 x 323,3
=1384,238089 N
φ Nn = 0,9 x 3860239,15
= 1245,81428N
Nu = Pu < φ Nn
0N < 3474215,24 Maka, AMAN
107
PERHITUNGAN PERENCANAAN BAUT
108
Gaya Aksial (PU) Gaya Geser (Vu) Momen (Mu)
FRAME
Max Min Max Min Max Min
a. Gelagar Memanjang (GP) 0,00 -4779,81 29,03 -29,03 43,54 -51,51
b. Gelagar Melintang (GM) 0,00 0,00 686,15 -686,15 1362,65 15,67
c. Gelagar Panjang Tengah (GPT) 0,00 -4,55 7,86 -7,86 18,18 -8,26
d. Batang Diagonal (BD) 0,00 0,00 14,48 -14,50 48,67 -51,51
e. Bracing atas (BA) 0,00 -4779,81 7,82 -7,82 18,73 -4,88
f. Ikatan Angin Atas (IA) 1,33 -5,47 2,82 -2,82 4,76 -0,20
g. Ikatan Angin Bawah (IB) 0,00 0,00 29,32 -29,48 18,24 -27,58
109
PLAT SAMBUNG DATA PLAT SAMBUNG
Tegangan leleh baja fy = 370
p
Tegagan tarik putus plat fu = 420
Lebar plat sambung pada badan hp = 250
Tebal plat sambung pada badan tpw 20
Lebar plat sambung pada sayap lp = 250
Tebal plat sambung pada sayap tpf = 20
Faktor reduksi kekuatan tarik atau lentur plat f= 0,9
Tabel 6.8 Pelat Sambung
b. Terhadap Tumpu
1. Tahanan Tumpu Nominal Plat (Rn)
Diameter baut (d) = 27 mm
Tebal plat badan (tw) = 20 mm
Tegangan tarik putus plat (fup) = 420 MPa
Rn = 2,4 x d x tw x fup
= 2,4 x 27 x 16 x 420
= 544320 N
2. Tahanan tumpu plat
ff x R n = 0,75 x 680400
= 408240 N
111
8,1 ≤ S1 ≤ 24 cm
2,6 ≤ S2 ≤ 15 cm
112
2) Data Pelat Sambung
Data pelat sambung dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.8 Pelat Sambung
PLAT SAMBUNG DATA PLAT SATUAN
Tegangan leleh baja fy
SAMBUNG 370 Mpa
Tegagan tarik putus plat fup 420 Mpa
Lebar plat sambung pada badan hp 900 mm
Tebal plat sambung pada badan tpw 16 mm
Lebar plat sambung pada sayap lp 300 mm
Tebal plat sambung pada sayap tpf 28 mm
Faktor reduksi kekuatan tarik atau
f 0,9
lentur plat
113
Vn = r1 x m x Alr x fulr
= 0,4 x 2 x 572,78 x 825
= 189019,29
3. Tahanan geser 1 baut
Vd = ff xVn
= 0,75 x 189019,29
= 141764,46 N
b. Terhadap Tumpu
1. Tahanan Tumpu Nominal Plat (Rn)
Diameter baut (d) = 27 mm
Tebal plat badan (tw) = 20 mm
Tegangan tarik putus plat (fup) = 420 MPa
Rn = 2,4 x d x tw x fup
= 2,4 x 27 x 20 x 420
= 544320 N
2. Tahanan tumpu plat
ff x R n = 0,75 x 544320
= 408240 N
114
Jadi
8,1 ≤ S ≤ 30 cm
8,1 ≤ S1 ≤ 30 cm
2,6 ≤ S2 ≤ 15 cm
C. Step Baut GM
1) Sambungan Pada Gelagar Melintang
Tabel 6.7 Beban Pada Sambungan
115
Eksentrisitas sambungan e = 110 mm
117
Jadi
8,1 ≤ S ≤ 30 cm
8,1 ≤ S1 ≤ 20 cm
2,6 ≤ S2 ≤ 15 cm
118
Momen akibat beban terfaktor Mu = 1082870 kNm
119
1
= x 3,14 x 312
4
= 572,7857143 mm2
2. Tahanan geser nominal 1 baut
Kondisi sambungan baut geser ganda,maka nilai (m) = 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser (r1) = 0,4
Vn = r1 x m x Alr x fulr
= 0,4 x 1 x 572,7857143 x 825
= 189019,2857 N
3. Tahanan geser 1 baut
Vd = ff xVn
= 0,75 x 189019,2857
= 141764,4643 N
b. Terhadap Tumpu
1. Tahanan Tumpu Nominal Plat (Rn)
Diameter baut (d) = 27 mm
Tebal plat badan (tw) = 20 mm
Tegangan tarik putus plat (fup) = 370 MPa
Rn = 2,4 x d x tw x fup
= 2,4 x 27 x 20 x 370
= 544320 N
2. Tahanan tumpu plat
ff x R n = 0,75 x 544320
= 408240 N
120
Jarak Antar AS Baut
3d ≤ S ≤ 15 tp
1,5d ≤ S1 ≤ (4tp + 100) atau 200mm
1,25d ≤ S2 ≤ 12 tp atau 150 mm
Jadi
8,1 ≤ S ≤ 0 cm
8,1 ≤ S1 ≤ 10 cm
2,6 ≤ S2 ≤ 15 cm
E. Step Baut BD
1) Sambungan Pada Batang Diagonal
121
Tabel 6.7 Beban Pada Sambungan
b. Terhadap Tumpu
1. Tahanan Tumpu Nominal Plat (Rn)
Diameter baut (d) = 27 mm
Tebal plat badan (tw) = 20 mm
Tegangan tarik putus plat (fup) = 420 MPa
Rn = 2,4 x d x tw x fup
= 2,4 x 27 x 20 x 420
= 544320 N
2. Tahanan tumpu plat
ff x R n = 0,75 x 544320
= 408240 N
E. Step Baut BA
1) Sambungan Pada Batang Diagonal
124
Tabel 6.7 Beban Pada Sambungan
b. Terhadap Tumpu
1. Tahanan Tumpu Nominal Plat (Rn)
Diameter baut (d) = 27 mm
Tebal plat badan (tw) = 20 mm
Tegangan tarik putus plat (fup) = 370 MPa
Rn = 2,4 x d x tw x fup
= 2,4 x 27 x 20 x 420
= 544320 N
2. Tahanan tumpu plat
ff x R n = 0,75 x 544320
= 408240 N
g. Menghitung Jumlah Baut
Pu
Jumlah baut (n) =
Vd
= 8 baut
126
Masing-masing sisi = 8 baut
Syarat jarak baut berdasarkan segi pelaksanaan (SNI 1729:2015)
Tabel J3.4M hal 128
Jarak Antar AS Baut
3d ≤ S ≤ 15 tp
1,5d ≤ S1 ≤ (4tp + 100) atau 200mm
1,25d ≤ S2 ≤ 12 tp atau 150 mm
Jadi
8,1 ≤ S ≤ 30 cm
8,1 ≤ S1 ≤ 20 cm
2,6 ≤ S2 ≤ 15 cm
127
F. Step Baut IA
1) Sambungan Pada Batang Diagonal
Tabel 6.7 Beban Pada Sambungan
b. Terhadap Tumpu
1. Tahanan Tumpu Nominal Plat (Rn)
Diameter baut (d) = 27 mm
Tebal plat badan (tw) = 20 mm
Tegangan tarik putus plat (fup) = 370 MPa
Rn = 2,4 x d x tw x fup
= 2,4 x 27 x 20 x 420
= 408240 N
2. Tahanan tumpu plat
ff x R n = 0,75 x 408240
= 408240 N
130
G. Step Baut IB
1) Sambungan Pada Batang Diagonal
Tabel 6.7 Beban Pada Sambungan
b. Terhadap Tumpu
1. Tahanan Tumpu Nominal Plat (Rn)
Diameter baut (d) = 27 mm
Tebal plat badan (tw) = 20 mm
Tegangan tarik putus plat (fup) = 420 MPa
Rn = 2,4 x d x tw x fup
= 2,4 x 27 x 20 x 420
= 544320 N
2. Tahanan tumpu plat
ff x R n = 0,75 x 544320
= 408240 N
133