Bab 6 Kel 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 79

PERHITUNGAN

6.1. DATA UMUM JEMBATAN


Data umum jembatan merupakan data yang akan dianalisis dan
dimodelkan dengan bantuan program SAP 2000 V 14.0. Data umum
jembatan adalah sebagai berikut:
a. Data Geometri Jembatan
1. Jenis jembatan = TRUSS
2. Lebar jembatan = 6,5 m
3. Lebar lantai jembatan =5m
4. Lebar trotoar = 0,75 m
5. Lebar segmen =6m
6. Tinggi segmen = 4,5 m
7. Tebal plat lantai = 0,2 m
8. Panjang jembatan = 35 m
b. Data Profil Baja
Mutu baja : BJ 55 (Fu = 550 Mpa dan Fy = 410 Mpa)
a. Gelagar Memanjang (GP) = IWF 400.400.45.70
b. Gelagar Melintang (GM) = IWF 708.302.15.28
c. Gelagar Panjang Tengah (GPT) = IWF 450.300.11.18
d. Batang Diagonal (BD) = IWF 400.400.45.70
e. Bracing atas (BA) = IWF 400.300.10.16
f. Ikatan Angin Atas (IA) = L 200.200.20
g. Ikatan Angin Bawah (IB) = L 200.200.20

56
Tabel 1. Penampang Profil Baja (GP) IWF 400.400.45.70
H= 400 mm
B= 400 mm
t1 = 45 mm
t2 = 70 mm
r= 22 mm
2
A= 770,100 mm
4
Ix = 298,000 cm
4
Iy = 94,400 cm
3
Zy = 4,370 cm

Tabel 2. Penampang Profil Baja (GM) IWF 708.302.15.28


H= 708 mm
B= 302 mm
t1 = 15 mm
t2 = 28 mm
r= 28 mm
2
A= 273600 mm
4
Ix = 237000 cm
4
Iy = 12900 cm
3
Zy = 853 cm

Tabel 3. Penampang Profil Baja (GPT) IWF 450.300.11.18


H= 450 mm
B= 300 mm
t1 = 11 mm
t2 = 18 mm
r= 24 mm
2
A= 157400 mm
4
Ix = 56100 cm
4
Iy = 8110 cm
3
Zy = 541 cm

Tabel 4. Penampang Profil Baja (BD) IWF 400.400.45.70


H= 450 mm
B= 400 mm
t1 = 45 mm
t2 = 70 mm
r= 22 mm
2
A= 770,100 mm
4
Ix = 298,000 cm
4
Iy = 94,400 cm
3
Zy = 4,370 cm

57
Tabel 5. Penampang Profil Baja (BA) IWF 400.300.10.16
H= 400 mm
B= 300 mm
t1 = 10 mm
t2 = 16 mm
r= 22 mm
2
A= 136,00 mm
4
Ix = 38,700 cm
4
Iy = 7,210 cm
3
Zy = 481 cm

Tabel 6. Penampang Profil Baja (IB) L 200.200.20


H= 200 mm
B= 200 mm
t1 = 20 mm
t2 = 20 mm
r= 20 mm
2
A= 76,00 mm
4
Ix = 2,820 cm
4
Iy = 2,820 cm
3
Zy = 197 cm

Tabel 7. Penampang Profil Baja (IA) L 200.200.20


H= 200 mm
B= 200 mm
t1 = 20 mm
t2 = 20 mm
r= 20 mm
2
A= 76,00 mm
4
Ix = 2,820 cm
4
Iy = 2,820 cm
3
Zy = 197 cm

58
4.6 PEMBEBANAN

Perhitungan pembebanan berdasarkan SNI 1725 : 2016 “Pembebanan Untuk


Jembatan”, sedangkan untuk beban gempa berdasarkan SNI 2833 : 2016
“Perencanaan Jembatan Terhadap Beban Gempa”.
1. Beban Mati Tambahan (DL)
Beban mati adalah beban yang terdiri dari berat masing – masing bagian
struktural dan elemen – elemen non-struktural,beban mati yang berasal dari
bagian jembatan yang sifatnya tetap disebut beban mati berat sendiri, sedangkan
beban mati yang berasal dari bagian jembatan yang sifatnya bisa dihilangkan atau
sementara disebut beban mati tambahan.
Pada program SAP 2000, berat sendiri struktur sudah diperhitungkan secara
otomatis, sehingga tidak perlu melakukan input beban ke SAP. Beban mati
tambahan, nilainya ditentukan tergantung dari jenis material yang digunakan dan
beban mati tambahan harus diinput secara manual ke dalam program SAP 2000.
Perhitungan beban mati tambahan jembatan dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini:

no. Jenis Beban Mati Tebal Bj W


(m)
Tambahan (kN/m3) (kN/m2)
1 Lap. Aspal & overlay 0,05 22 1,1
2 Railing, light, dll   0,1 0,1
3 Air Hujan 0,05 10 0,5
Q DL pada lantai jembatan 1,7
4 Trotoar 0,2 22 4,4
Q DL pada lantai Trotoar 4,4

2. Beban Hidup (LL)


Beban hidup adalah semua berat benda yang melintas pada jembatan, yaitu berat
kendaraan Trailer yang melewati jembatan dan juga berat pejalan kaki yang
melewati jembatan.
a. Beban Lajur (D)

59
Beban kendaraan yang berupa beban lajur (D) terdiri dari beban terbagi rata
(Uniformly Distributed Load) UDL dan beban garis (Knife Edge Load) KEL
seperti pada Gambar 6.1. UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya
bergantung pada panjang bentang L yang dibebani lalu-lintas seperti Gambar 2
atau dinyatakan dengan rumus:
q = 9,0 kPa untuk L ≤ 30 m
q = 9,0 (0,5 + 15/L) kPa untuk L > 30 m

Gambar 6.1 Beban Lajur D


(Sumber: SNI 1725:2016 Pembebanan Untuk Jembatan)
L = 40 m; maka q = 9,0 (0,5 + 15/40) = 8,3571429 kN/m2
KEL mempunyai intensitas p = 49,0 kN/m
Factor beban dinamis (dynamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai
berikut:
DLA = 0,4 untuk L ≤ 50m
DLA = 0,4 – 0,0025 (L – 50) untuk 50 m < L < 90 m
DLA = 0,3 untuk L ≥ 90 m
Jarak antar gelagar (s) = 1,5 m
L = 40 m; maka DLA = 0,4
Q TD = q . s = 7,88 × 1,5 = 10,45 kN/m
P TD = (1 + DLA) p . s = (1 + 0,4) 49 × 1,5 = 85,75 kN

Gambar 6.2 Distribusi beban lajur pada gelagar jembatan


(Sumber: SNI 1725:2016 Pembebanan Untuk Jembatan)
b. Beban Kendaraan
60
Beban hidup yang diperhitungkan adalah beban pejalan kaki dan beban
bergerak (kendaraan). Beban kendaraan yang diperhitungkan adalah truk Sesuai
SNI 1725-2016 pasal 8.4.1 seperti ditunjukan pada gambar 5.3.

Gambar 6.3 Distribusi Beban Kendaraan Rencana


(Sumber: SNI 1725:2016 Pembebanan Untuk Jembatan)
Beban truk yang digunakan adalah 6 truk masing-masing 3 truk dalam 1
lajur lalu lintas dan letak ketiga truk dalam 1 lajur lalul lintas tersebut berada pada
posisi tengah bentang jembatan dan dua lainnya berada pada posisi seperempat
bentang jembatan kanan dan kiri.
Beban roda truk depan (PD) = 25 kN
Beban roda truk tengah (PT) = 112,5 kN
Beban roda truk belakang (PB) = 112,5 kN
Factor beban dinamis (DLA) = 0,4
Beban truk (PPD) = PD × (1 + DLA)
= 25 × (1 + 0,4) = 35 kN
Beban truk (PPT) = PT × (1 + DLA)
= 112,5 × (1 + 0,4) = 157,5 kN
Beban truk (PPB) = PB × (1 + DLA)
= 112,5 × (1 + 0,4) = 157,5 Kn

61
c. Gaya Rem
Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah
memanjang, dan dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas lantai jembatan.
Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan:
H TB = 250 untuk L ≤ 80 m
H TB = 250 + 2,5 (L – 80) untuk 80 m < L < 180 m
H TB = 500 untuk L ≥ 180 m

Gambar 6.4 Distribusi Gaya Rem


(Sumber: SNI 1725:2016 Pembebanan Untuk Jembatan)
Panjang gelagar (L) = 35 m
Gaya rem (H TB) = 250 kN
Jumlah gelagar (n) = 5 buah
Jarak gelagar (s) = 1,25 m
Gaya rem = H TB/n = 250/5 = 50 kN
Jumlah joint pada gelagar = 7 joint
Maka gaya rem yg bekerja pada joint gelagar = 7,142857 kN
d. Beban Hidup Pejalan Kaki
Semua komponen trotoar yang lebih dari 600 mm harus direncanakan untuk
memikul beban pejalan kaki dengan intensitas 5 kPa dan dianggap bekerja secara
bersamaan dengan beban kendaraan pada masing – masing lajur kendaraan. Jika
trotoar dapat dinaiki maka beban pejalan kaki tidak perlu dianggap bekerja secara
bersamaan dengan beban kendaraan.Trotoar pada jembatan jalan raya
direncanakan mampu memikul beban sebagai berikut:
A = luas bidang trotoar yang dibebani pejalan kaki (m2)
Beban hidup merata pada trotoar:
Untuk A ≤ 10 m2 q = 5 kPa
Untuk 10 m2 < A ≤ 100 m2 q = 5 – 0,033 × (A – 10) kPa
62
Untuk A ≤ 10 m2 q = 2 kPa
Panjang bentang L = 40 m
Lebar trotoar bt = 1,25 m
Luas bidang trotoar A = bt × L = 1.25 × 30 = 26,25 m2
Beban pada trotoar Qp = 5 – 0,033 × (A – 10)
= 5 – 0,033 × (50 – 10)
= 4,46375 kN/ m2
3. Beban Angin (EW)
Tekanan angin yang diasumsikan disebabkan oleh angin rencana dengan
kecepatan dasar (VB) sebesar 90 hingga 126 km/jam. Beban angin harus
diasumsikan terdistribusi secara merata pada permukaan yang terekspos oleh
angin. Luas area yang diperhitungkan adalah luas area dari semua komponen,
termasuk sistem lantai dan railing yang diambil tegak lurus terhadap arah angin.
Arah ini harus divariasikan untuk mendapatkan pengaruh yang paling berbahaya
terhadap struktur jembatan atau komponen-komponennya. (Sumber : SNI 1725-
2016 Pasal 9.6 Hal 55).
Perencanaan dapat menggunakan kecepatan rencana dasar yang berbeda untuk
kombinasi pembebanan yang tidak melibatkan kondisi beban angin yang bekerja
pada kendaraan. Arah angin rencana harus diasumsikan horizontal. Tekanan angin
rencana dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:

( )
2
V DZ
P D = Pn
Vn
Dengan,
PB = tekanan angin dasar
Tabel 6.1 Tekanan angin dasar
Komponen bangunan
Angin tekan (Mpa) Angin hisap (Mpa)
atas
Rangka, kolom, dan
0,0024 0,0012
pelengkung
Balok 0,0024 N/A
Permukaan datar 0,0019 N/A
(Sumber: SNI 1725:2016 Pasal 9.6 Hal 56)

63
Tabel 6.2 Nilai Vo dan Zo untuk berbagai variasi kondisi permukaan hulu
Kondisi Lahan terbuka Sub urban Kota
Vo
13,2 17,6 19,3
(km/jam)
Zo (mm) 70 1000 2500
(Sumber: SNI 1725:2016 Pasal 9.6 Hal 56)
Gaya total beban angin tidak boleh diambil kurang dari 4,4 kN/m pada
bidang tekan dan 2,2 kN/mm pada bidang hisap pada struktur rangka dan
pelengkung, serta tidak kurang dari 4,4 kN/mm pada balok atau gelagar.
a. Tekanan angin horizontal ( VDZ)

VDZ =2,5 V o
( )
V 10
VB
Ln
Z
Zo

Vo = 13,2 km/jam
VDZ = 70 mm

VDZ ¿ 2,5 ×13,2 ( 9090 ) L 10000


n
70
= 163,74 km/jam
b. Beban angin (EWs)
1) Angin tekan

( )
2
V DZ
PD = PB ×
VB

( )
2
163,74
= 0,007944 ×
90
= 7,944023355 kN/mm
= 4,4 kN/m > 7,94kN/m
2) Angin hisap

( )
2
V DZ
PD = PB ×
VB

64
( )
2
163,74
= 0,003872 ×
90
= 3,97011678 kN/mm
= 2,2 kN/m > 3,97 kN/m
c. Beban angin perjoint rangka jembatan
1) Beban angin tekan perjoint rangka jembatan
Beban angin tekan = EWs tekan . L
= 8 kN/m × 40 m
= 278,084082kN
Jumlah joint rangka (n) = 18 joint
317,76
Beban angin tekan perjoint rangka =
30
= 10,59 kN
2) Beban angin tekan perjoint rangka jembatan
Beban angin tekan = EWs tekan . L
= 4 kN/m × 40 m
= 139,02041 kN
Jumlah joint rangka (n) = 18 joint
158,88
Beban angin tekan perjoint rangka =
30
= 7,723356 kN
4. Beban Gempa (EQ)
Jembatan harus direncanakan agar memiliki kemungkinan kecil rintuh namun
dapat mengalami kerusakan yang signifikan dan gangguan terhadap pelayanan
akibat gempa dengan kemungkinan terlampaui 7% dalam 75 tahun. Beban gempa
diambil sebagai gaya horizontal yang ditentukan berdasarkan perkalian antara
koefisien respon elastik (Csm) dengan berat struktur ekivalen yang kemudian
dimodofikasi dengan faktor respon (R) dengan formulasi sebagai berikut:
Eq = (Csm / R) x Wt
Dimana:
Eq : Gaya gempa horizontal statis (kN)
Csm : Koefisien respons gempa elastik pada moda getar ke-m
R : Faktor modifikasi respons

65
Wt : Berat total struktur (kN)
Perhitungan gempa menggunakan SNI 2833-2016 tetang perancangan
jembatan terhadap beban gempa dengan peta gempa 2010. Perhitungan gempa
secara statik ekivalen.
Lokasi = PEKANBARU
Jenis Tanah = Tanah KERAS

a. Menentukan parameter percepatan gempa


Percepatan puncak di batuan dasar (PGA)
PGA = 0,02 g
Respon spektra percepatan 0,2 detik di batuan dasar (Ss)
Ss = 0,03 g
Respon spektra percepatan 1 detik di batuan dasar (S1)
S1 = 0,02 g
b. Menentukan factor situs
Menentukan amplifikasi untuk PGA dan periode 0,2 detik

Hasil perhitungan tekanan angin rencana kurang dari 4,4 kN/m, maka beban
angin yang digunakan adalah sebesar 4,4 kN/m pada bidang tekan, dan 2,2
kN/mm pada bidang hisap.
Tabel 6.3 Faktor amplifikasi untuk PGA dan 0,2 detik (FPGA/Fa)
PGA≤0,1 PGA=0, PGA=0,3 PGA=0,4 PGA≥0,5
Kelas Situs
Ss≤ 0,25 2 Ss=0,5 Ss=0,75 Ss=1,0 Ss≥1,25
Batuan keras
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
(SA)
Batuan (SB) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Tanah Keras
1,2 1,2 1,1 1,0 1,0
(SC)
Tanah Sedang
1,6 1,4 1,2 1,1 1,0
(SD)
Tanah Lunak
2,5 1,7 1,2 0,9 0,9
(SE)
Tanah Khusus SS SS SS SS SS
66
(SF)
Catatan: Untuk nilai-nilai antara dapat dilakukan interpolasi linier
(Sumber: SNI 1725-2019 tentang perancangan tahan beban gempa)
Tabel 6.4 Faktor amplifikasi untuk PGA dan 0,2 detik (FPGA/Fa)
Kelas Situs S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 ≥ 0,5
Batuan keras
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
(SA)
Batuan (SB) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Tanah Keras
1,7 1.6 1,5 1,4 1,3
(SC)
Tanah Sedang
2,4 2,0 1,8 1,6 1,5
(SD)
Tanah Lunak
3,5 3,2 2,8 2,4 2,4
(SE)
Tanah Khusus
SS SS SS SS SS
(SF)
Catatan: Untuk nilai-nilai antara dapat dilakukan interpolasi linier
(Sumber: SNI 1725-2019 tentang perancangan tahan beban gempa)
FPGA = 1,2
Fa = 1,2
Factor amplifikasi untuk periode 1 detik
Fv = 1,6
c. Gempa statik ekivalen
As = FPGA × PGA = 1,2 × 1,2 = 0,24 g
SDS = Fa × Ss = 1,2 × 0,05 = 0,36 g
SD1 = Fv × S1 = 3,5 × 0,05 = 0,32 g
Waktu getar alami struktur (T)
Ts = SD1/SDS = 0,175 / 0,125 = 0,88 s
T0 = 0,2 Ts = 0,2 × 1,4 = 0,17 s
Periode alami dari SAP 2000 (T) = 0,37388 s (To ≤ T ≤ Ts)
Ketentuan:
Jika T < To, maka Csm = (SDS – As) (T/To) + As

67
To ≤ T ≤ Ts, maka Csm = SDS
Jika T > Ts, maka Csm = SD1/T
Koefisien respon gempa elastic (Csm)
Karena To = 0,17s ≤ T = 0,201 s ≤ Ts = 0,889, maka:
Csm = SDS = 0,36 g
Berat struktur (Wt)
Wt = 2017,666 kN
Tabel 6.5 Faktor modifikasi respon (R) untuk bangunan bawah
Kategori Kepentingan
Bangunan Bawah
Sangat Penting Penting Lainnya
Pilar tipe dinding 1,5 1,5 1,5
Tiang/kolom beton
bertulang
Tiang vertikal 1,5 2,0 3,0
Tiang miring 1,5 1,5 2,0
Kolom tunggal 1,5 1,5 3,0

Tiang baja dan komposit


Tiang vertikal
1,5 3,5 5,0
Tiang miring
1,5 2,0 3,0
Kolom majemuk 1,5 3,5 5,0
Factor modifikasi respon (R)
R = 1,5
Beban gempa statik ekivalen pada struktur (EQ)
EQ = (Csm/R) Wt = (0,125 / 1,5) 4457,83 = 484,23984

68
Komponen bangunan atas Angin tekan Angin hisap
(Mpa) (Mpa)

Rangka, kolom dan pelengkung 0,0024 0,0012

Balok 0,0024 N/A

Permukaan datar 0,0019 N/A

Gaya total beban angin tidak boleh diambil kurang dari 4,4 kN/m
pada bidang tekan dan 2,2 kN/mm pada bidang hisap pada struktur
rangka dan pelengkung, serta tidak kurang dari 4,4 kN/mm pada balok
atau gelagar.
Tabel 6.3 Nilai Vo dan Zo untuk berbagai variasi kondisi permukaan hulu
Kondisi Lahan Terbuka Sub Urban Kota
Vo (km/jam) 13,2 17,6 19,3
Zo (mm) 70 1000 2500
Penentuan pembebenan angin dibutuhkan data sebagai berikut:
1. Tekanan Angin Horizontal (VDZ)
Vo = 13,2 km / jam
Zo = 70 mm

VDZ = 2,5 x 13,2 ( 9090 ) ln ( 10000


70 )
= 163,74 km/ja

2. Beban angin (EWs)


a. Angin Tekan

( )
2
V DZ
PD = PB
VB

( )
2
163,741
= 0,0024 x
90
69
= 0,007944 Kn/mm
= 7,94 Kn/m > 4,4 Kn/m
b. Angin Hisap

( )
2
V DZ
PD = PB
VB

( )
2
163,741
= 0,0012 x
90
= 0,003972 Kn/mm
= 3,97 Kn/m > 2,2 Kn/m

3. Beban angin perjoint


rangka jembatan a.
Beban angin tekan
Beban angin tekan = Ews tekan x L
= 7,94 kN/m x 55 m
= 436,92 kN
Jumlah joint rangka (n) = 21 joint
beban angin tekan
Beban angin tekan perjoint rangka =
jumlah joinrangka
436,92
=
21
= 20,8 kN
b. Beban angin hisap
Beban angin hisap = Ews hisap x L
= 3,97 kN/m x 55 m
= 218,46 kN
Jumlah joint rangka (n) = 21 joint
beban angin tekan
Beban angin hisap perjoint rangka =
jumlah joinrangka
218,46
=
21
= 10,4 kN
d) Beban Gempa (EQ)

70
Jembatan harus direncanakan agar memiliki kemungkinan kecil
rintuh namun dapat mengalami kerusakan yang signifikan dan gangguan
terhadap pelayanan akibat gempa dengan kemungkinan terlampaui 7%
dalam 75 tahun. Beban gempa diambil sebagai gaya horizontal yang
ditentukan berdasarkan perkalian antara koefisien respon elastik (Csm)
dengan berat struktur ekivalen yang kemudian dimodofikasi dengan
faktor respon (R) dengan formulasi sebagai berikut:

Eq = ( )
C sm
R
W

Dimana:
EQ : Gaya gempa horizontal statis (kN)
Csm : Koefisien respons gempa elastik pada moda getar ke-m
R : Faktor modifikasi respon
Wt : Berat total struktur (kN)

Perhitungan gempa menggunakan SNI 2833-2016 tetang


perancangan jembatan terhadap beban gempa dengan peta gempa
2010. Perhitungan gempa secara statik ekivalen.
Lokasi = Balikpapan
Jenis Tanah = Tanah Lunak (SE)

1. Menentukan parameter percepatan gempa


Percepatan puncak di batuan dasar (PGA)
PGA = 0,02 g (Gambar 1 hal 11)
Respon spektra percepatan 0,2 detik dibatuan dasar (Ss)
Ss = 0,03 g (Gambar 2 hal 12)
Respon spektra percepatan 1 detik dibatuan dasar (S1)
S1 = 0,2 g (Gambar 3 hal 13)

2. Menentukan faktor situs


Faktor amplikasi untuk PGA dan periode 0,2 detik
FPGA = 1,2 (Tabel 3 hal 16)
71
Fa = 1,2 (Tabel 3 hal 16)
Faktor amplikasi untuk periode 1 detik
Fv = 1,6 (Tabel 4 hal 16)

3. Gempa statik ekivalen


As = FPGA x PGA = 0,24 g
SDS = Fa x Ss = 0,36 g
SD1 = Fv x S1 = 0,32 g
Waktu getar alami struktur (T)
Ts = SD1/SDS = 0,8888889s
T0 = 0,2 Ts = 0,1777778s
Periode alami dari SAP 2000 (T) adalah 0,326 detik.
Ketentuan :
Jika T < TO, maka Csm = (SDS-As) (T/TO) + As
Jika TO ≤ T ≤ Ts, maka Csm = SDS
Jika T > Ts, maka Csm = SD1/T
Koefisien respon gempa elastik (Csm)
Karena T = 0,177 s ≤ TO = 0,56 s
Maka Csm = (SDS-As) (T/TO) + As
= (0,125 – 0,125) (0,326/0,56) + 0,125
= 0,36 g
Berat struktur (Wt) = 2017,666 kN
Faktor modifikasi respon (R)
R = 1,5 (SNI
1726:2019 Tabel 9) Beban gempa statik
ekivalen pada struktur (EQ)

EQ = ( CR ) x Wt
sm

= ( 0,125
1,5 )
x 4484,802

= 484,23984

72
e) Kombinasi Pembebanan
Kombinasi beban adalah penjumlahan jenis beban kerja yang
diperkirakan dapat bekeja bersamaan dengan jenis beban lain dalam
waktu yang sama. Kombinasi beban yang digunakan untuk analisis
struktur jembatan adalah seperti pada table berikut :

Tabel 8. Kombinasi Beban


Kombinasi
No
Beban   Keterangan
1 1,4DL Beban mati berat sendiri (DL)

2 1,2DL + 1,6LL Beban mati berat sendiri(DL) + Beban hidup (LL)

Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup


1,2DL + 1LL + 1EQX +
3 (LL) + Beban gempa arah sumbu-x (EQX) +
0,3EQY
Beban gempa arah sumbu-y (EQY)

Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup


1,2DL + 1LL + 1EQX +
4 (LL) + Beban gempa arah sumbu-x (EQX) +
0,3EQY
Beban gempa arah sumbu-y (EQY)
Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup
1,2DL + 1LL – 1EQX +
5 (LL) + Beban gempa arah sumbu-x (EQX) +
0,3EQY
Beban gempa arah sumbu-y (EQY)
Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup
1,2DL + 1LL – 1EQX –
6 (LL) + Beban gempa arah sumbu-x (EQX) +
0,3EQY
Beban gempa arah sumbu-y (EQY)
Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup
1,2DL + 1LL + 0,3EQX +
7 (LL) + Beban gempa arah sumbu-x (EQX) +
1EQY
Beban gempa arah sumbu-y (EQY)
Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup
1,2DL + 1LL + 0,3EQX -
8 (LL) + Beban gempa arah sumbu-x (EQX) +
1EQY
Beban gempa arah sumbu-y (EQY)
1,2DL + 1LL – 0,3EQX + Beban mati berat sendiri (DL) + Beban Hidup
9
1EQY (LL) + Beban gempa arah

6.3. KONTROL BATANG TARIK DAN BATANG TEKAN


73
Analisis kontrol batang tarik dan tekan pada struktur jembatan
membutuhkan data gaya dalam yang diperoleh dari program bantu SAP 2000.
Perhitungan batang Tarik dan batang tekan pada struktur baja dilakukan per
frame yang digunakan. Gaya dalam tersebut kemudian di export ke dalam MS.
Excel. Gaya dalam tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6.5 Output Gaya Dalam


FRAME Gaya Aksial (PU) Gaya Geser Momen (Mu)
(Vu)

Max Min Max Min Max Min

Gelagar
Memanjang (GP
-1282,88 -5247,28 0,75 -0,79 2,59 -2,54
bawah)

Gelagar
Memanjang (GP
0,00 0,00 61,62 -61,62 271,90 -46,70
atas)

Gelagar Melintang 0,00 0,00 395,26 -395,26 1210,91 0,00


(GM)

Gelagar Panjang 0,00 0,00 50,32 -50,32 108,29 -70,39


Tengah (GPT)

Batang Diagonal 2767,36 -3408,17 0,00 0,00 0,00 0,00


(BD)

Bracing atas (BA) 13,02 -11,79 6,10 -6,10 21,12 0,03

74
Ikatan Angin Atas 13,02 -11,79 6,10 -6,10 21,12 0,03
(IA)

Ikatan Angin 0,00 0,00 36,22 -36,37 32,06 32,06


Bawah (IB)

Berdasarkan hasil SAP yang telah didapatkan akan dilakukan tahap-tahap


perhitungan sebagai berikut disetiap frame section yang digunakan :

A. Data gelagar memanjang bawah Profil IWF 900.400.45.70


Kuat leleh baja (Fy) = 370 Mpa
Kuat tarik Baja (Fu) = 420 Mpa
Elastisitas Baja (E) = 200000 Mpa
Angka Poison = 0,3
H = 400 mm
Bf = 400 mm
Tw = 45 mm
Tf = 70 mm
A = 7701 mm²
G = 80000 Mpa
W = 605 Kg/m
Ix = 2980000 mm4
Iy = 944000 mm4
Rx = 197 mm
Ry = 111 mm
L = 5500 mm
Sx = 12000000 mm3
Sy = 4370000 mm3
L total = 35000 mm
Fr = 70
Fcr = 1277,897505

75
1. Cek Kelangsingan Batang
a. Tekuk Sumbu x
KL
≤ 200 = 19,79
rx
19,79 < 200
Dipakai = 19,79
b. Tekuk Sumbu y
KL
≤ 200 = 35,13
rx
35,13 < 200
Dipakai = 35,13

2. Cek Kekompakan Batang


a. Flens
bƒ 300
λƒ = = = 2,8
2 x tƒ 2 x 16
250 250
λr = = = 12,99
√ƒy √370
Jadi 𝜆𝑓 2,8 ≤ 12,99 sehingga termasuk penampang KOMPAK
b. Web
h 900
λw = = = 8,8
tw 16
1680 1680
λr = = = 34,57
√ ƒy √370
Jadi 𝜆𝑓 8,8> 34,57 sehingga termasuk penampang TIDAK
KOMPAK

3. Kontrol Lentur Nominal Penampang dengan Pengaruh Tekuk


Lateral
Menentukan batasan momen plastis (Mp)
1
J = x bƒ x tƒ3
3

76
1
= x 300 x (28)3
3
= 7953500 mm4
1
Iw = x iy x h2
4
1
= x 3776000000 x (900)2
4
= 37760 mm6

X1 =
π
Sx √ EG J A
2

=
π
2420000 √
200000 x 80000 x 1169141 x 309800
2
= 1832,594271 mm2/N

X2 =4 ( ) Sx 2 Iw
GJ
x
Iy

= 4( )
2 13
2420000 2,551 x 10
x
80000 x 1169141 126000000
= 5,6910E-05 mm2/N
1
Zx = bf x tf x (d - tf) + tw (d – 2 tf)2
4
1
= 300 x 28 x (400 – 28) + x 16 (400 – 2 x 28)2
4
= 8479500 mm3
Mn = Mp = fy x Zx
= 370 x 4475456
= 3137415000 Nmm
Menentukan kuat nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral
Kontrol penampang termasuk bentang pendek, menengah, atau
panjang.
L = 6000 mm

Lp = 1,76 ry
√ E
fy

= 1,76 x 685
√ 200000
370
= 4542,027741 mm
77
FL = Fy – Fr
= 370 – 70
= 300 MPa

Lr = ry ( ) √ 1+ √1+ x2 x fl
x1
fl

= 44,3 (
300 ) √ √
42067,14
1+ 1+¿ 1,49 x 10−3 x 300 ¿

= 1,2639E+03mm
Jadi, Lp < L < Lr, maka termasuk BENTANG TIDAK MENENGAH
Menentukan kuat lentur plastis MP
12,5 M max
Cb = ≤ 2,3
2,5 M max +3 Ma+ 4 Mb+ 3 Mc
12,5 x 2,59
= ≤ 2,3
( 2,5 x 2,59 ) + ( 3 x−2,59 ) + ( 4 x 2,59 ) +( 3 x−2,59)
= 1,92 ≤ 2,3 Maka, AMAN
Mr = Sx x (fy – fr)
= 2420000 x (370 – 70)
= 36000000

Mn [
= cb Mp−( Mp−Mr ) (
L−Lp
Lr−Lp
)
] ≤ Mp

= 1,01 [ 165591872 – (165591872 – 411400000)

( 5868,701−3450,742
5500−3450,742
) ≤ 165591872
= -3,0791E+09 ≤ 3137415000
φ Mn = 0,9 x Mn
= 0,9 x 165591872
= 2,8237E+03 Nmm
Kontrol kekuatan penampang berdasarkan Mn
Mu ≤ φ Mn
43,5397 ≤ 2,8237E+03 Maka, AMAN

4. Kontrol Kuat Geser


Ketebalan minimum Web

78
h

√E
tw fy
8,88 ≤ 52,07 Maka, AMAN
Maka kuat Geser Nominan = 0,6 fy Aw
Aw = tw x h
= 16 x 900
= 18000 mm2
Vn = 0,6 x Fy x Aw
= 0,6 x 370 x 14400
= 3996000 N
φ Vn = 0,9 x 2073600
= 3596400 N
Vu ≤ φ Vn
29,026 ≤ 3596,4 Maka, AMAN

5. Parameter Kelangsingan
Ditinjau berdasarkan sumbu lemah (Y) :

Λcy =

L K fy
π ry E

=

5500 x 0,65 370
3,14 x 685 200000
= 0,481
Nilai koefisien tekuk ( ω ) diambil berdasarkan
Untuk λc ≤ 0,25 =1
1,43
Untuk 0,25 < λc< 1,2 =
1,6−0,67 λc
1,43
= 1,6−0,67 x 0,057

= 1,1193
Untuk λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 0,0572
= 0,2895
Maka ω = 0,004

79
6. Tahanan Nominal Tekan
Nn = Ag x Fcr
= 309800 x 57917,3
= 984108,8689 N
φ Nn = 0,9 x 66916800
= 984108,8689
Nu = Pu < φ Nn
4779,807 N < 885697,982 Maka, AMAN

7. Tahanan Nominal Tarik


Batas Leleh, Tn = ØAg x fy
= 0,9 x 309800 x 370
= 256443,3 N
Pu < Tn
4779,807 N < 256443,3 Maka, AMAN
Karena nilai b/h > 2/3 maka nilai U = 0,9
Batas putus, Tn = ØAn x U x fu
= 0,9 x 309800 x 0,9 x 420
= 261988,02 N
Pu < Tn
3779,807 N < 261988,02 Maka, AMAN

B. Data Profil IWF 708.302.15.28


Kuat leleh baja (Fy) = 370 Mpa
Kuat tarik Baja (Fu) = 420 Mpa
Elastisitas Baja (E) = 200000 Mpa
Angka Poison = 0,3
H = 708 mm
Bf = 302 mm
Tw = 15 mm

80
Tf = 28 mm
A = 273600 mm²
G = 80000 Mpa
W = 251 Kg/m
Ix = 2370000000 mm4
Iy = 129000000 mm4
Rx = 294 mm
Ry = 68,6 mm
L = 6500 mm
Sx = 6700000 mm3
Sy = 853000 mm3
L total = 6500 mm
Fr = 70
Fcr = 415,8857919

1. Cek Kelangsingan Batang


a. Tekuk Sumbu x
KL
≤ 200 = 14,37
rx
14,37 < 200
Dipakai = 14,37
b. Tekuk Sumbu y
KL
≤ 200 = 61,58
rx
61,58 < 200
Dipakai = 61,58892128

2. Cek Kekompakan Batang


a. Flens
bƒ 300
λƒ = = = 5,39
2 x tƒ 2 x 16
250 250
λr = = = 12,99
√ƒy √370

81
Jadi 𝜆𝑓 5,39≤ 12,99 sehingga termasuk penampang KOMPAK
b. Web
h 900
λw = = = 47,2
tw 16
1680 1680
λr = = = 34,57
√ ƒy √370
Jadi 𝜆𝑓 47,2> 34,57 sehingga termasuk penampang TIDAK
KOMPAK

3. Kontrol Lentur Nominal Penampang dengan Pengaruh Tekuk


Lateral
Menentukan batasan momen plastis (Mp)
1
J = x bƒ x tƒ3
3
1
= x 300 x (28)3
3
= 750412 mm4
1
Iw = x iy x h2
4
1
= x 126000000 x (900)2
4
= 1,61658E+13 mm6

X1 =
π
Sx √ EG J A
2

=
π
2420000 √
200000 x 80000 x 1169141 x 309800
2
= 19003,25496 mm2/N

( )
2
Sx Iw
X2 =4 x
GJ Iy

= 4( )
2 13
2420000 2,551 x 10
x
80000 x 1169141 126000000
= 6,2436E-03 mm2/N
1
Zx = bf x tf x (d - tf) + tw (d – 2 tf)2
4

82
1
= 300 x 28 x (400 – 28) + x 16 (400 – 2 x 28)2
4
= 4155940 mm3
Mn = Mp = fy x Zx
= 370 x 4475456
=1537697800 Nmm
Menentukan kuat nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral
Kontrol penampang termasuk bentang pendek, menengah, atau
panjang.
L = 6500 mm

Lp = 1,76 ry
√ E
fy

= 1,76 x 685
√ 200000
370
= 2807,05 mm
FL = Fy – Fr
= 370 – 70
= 300 MPa

Lr = ry ( xfl1 ) √ 1+ √1+ x2 x fl
= 44,3 (
300 ) √ √
42067,14
1+ 1+¿ 1,49 x 10−3 x 300 ¿

= 2,1608E+04 mm
Jadi, Lp < L < Lr, maka termasuk BENTANG TIDAK MENENGAH
Menentukan kuat lentur plastis MP
12,5 M max
Cb = ≤ 2,3
2,5 M max +3 Ma+ 4 Mb+ 3 Mc
12,5 x 2,59
= ≤ 2,3
( 2,5 x 2,59 ) + ( 3 x−2,59 ) + ( 4 x 2,59 ) +( 3 x−2,59)
= 1,94 ≤ 2,3 Maka, AMAN
Mr = Sx x (fy – fr)
= 2420000 x (370 – 70)
= 2010000000

83
Mn [
= cb Mp−( Mp−Mr ) (
L−Lp
Lr−Lp
)
] ≤ Mp

= 1,01 [ 165591872 – (165591872 – 411400000)

( 5868,701−3450,742
5500−3450,742
) ≤ 165591872
= 767408913,7 ≤ 1537697800
φ Mn = 0,9 x Mn
= 0,9 x 165591872
= 1,49 x 1383,92802 Nmm
Kontrol kekuatan penampang berdasarkan Mn
Mu ≤ φ Mn
1362,649 ≤ 1383,92802 Maka, AMAN

4. Kontrol Kuat Geser


Ketebalan minimum Web
h

√E
tw fy
47,2 ≤ 52,77 Maka, AMAN
Maka kuat Geser Nominan = 0,6 fy Aw
Aw = tw x h
= 16 x 900
= 14400 mm2
Vn = 0,6 x Fy x Aw
= 0,6 x 370 x 14400
= 2073600 N
φ Vn = 0,9 x 2073600
= 1866240 N
Vu ≤ φ Vn
686,154 ≤ 2121,876 Maka, AMAN

5. Parameter Kelangsingan
Ditinjau berdasarkan sumbu lemah (Y) :

84
Λcy =

L K fy
π ry E

=
5500 x 0,65
√ 370
3,14 x 685 200000
= 0,8436
Nilai koefisien tekuk ( ω ) diambil berdasarkan
Untuk λc ≤ 0,25 =1
1,43
Untuk 0,25 < λc< 1,2 =
1,6−0,67 λc
1,43
= 1,6−0,67 x 0,057

= 1,38
Untuk λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 0,0572
= 0,889
Maka ω = 0,889

6. Tahanan Nominal Tekan


Nn = Ag x Fcr
= 309800 x 57917,3
= 113786352,7 N
φ Nn = 0,9 x 66916800
= 113786352,7
Nu = Pu < φ Nn
0 < 102407717,4 Maka, AMAN

7. Tahanan Nominal Tarik


Batas Leleh, Tn = ØAg x fy
= 0,9 x 309800 x 370
= 66916800 N
Pu < Tn
5247,27 N < 66916800 Maka, AMAN
Karena nilai b/h > 2/3 maka nilai U = 0,9

85
Batas putus, Tn = ØAn x U x fu
= 0,9 x 309800 x 0,9 x 420
=91108800 N
Pu < Tn
0 N < 9110800 Maka, AMAN

C. Data Profil IWF 450.300.11.18


Kuat leleh baja (Fy) = 370 Mpa
Kuat tarik Baja (Fu) = 420 Mpa
Elastisitas Baja (E) = 200000 Mpa
Angka Poison = 0,3
H = 450 mm
Bf = 300 mm
Tw = 11 mm
Tf = 18 mm
A =7700mm²
G = 80000 Mpa
W = 124Kg/m
Ix = 56100000 mm4
Iy = 8110000 mm4
Rx = 189 mm
Ry = 71,8 mm
L = 6000 mm
Sx = 25500000 mm3
Sy = 541000 mm3
L total = 35000 mm
Fr = 70
Fcr = 285.001

1. Cek Kelangsingan Batang


a. Tekuk Sumbu x
KL
≤ 200 = 20,63
rx
86
20,63 < 200
Dipakai = 20,63
b. Tekuk Sumbu y
KL
≤ 200 = 54,31
rx
54,31 < 200
Dipakai = 54,31

2. Cek Kekompakan Batang


a. Flens
bƒ 900
λƒ = = = 8,3
2 x tƒ 2 x 34
250 250
λr = = = 12,99
√ƒy √370
Jadi 𝜆𝑓 4,41≤ 16,137 sehingga termasuk penampang KOMPAK
b. Web
h 900
λw = = = 40,90
tw 18
665 665
λr = = = 87,33
√ƒy √370
Jadi 𝜆𝑓 50 ≤ 42,925sehingga termasuk penampang TIDAK
KOMPAK

3. Kontrol Lentur Nominal Penampang dengan Pengaruh Tekuk


Lateral
Menentukan batasan momen plastis (Mp)
1
J = x bƒ x tƒ3
3
1
= x 300 x (34)3
3
= 194478 mm4
1
Iw = x iy x h2
4
1
= x 126000000 x (900)2
4
87
= 411E+12 mm6

X1 =
π
Sx √ EG J A
2

=
π
2420000 √
200000 x 80000 x 1637808 x 309800
2
= 19279,34565 mm2/N

( )
2
Sx Iw
X2 =4 x
GJ Iy

= 4(
80000 x 1637808 ) 126000000
2
2420000 2,55 x 10 13
x

= 5,4398E-03 mm2/N
1
Zx = bf x tf x (d - tf) + tw (d – 2 tf)2
4
1
= 900 x 34 x (900 – 34) + x 18 (900 – 2 x 34)2
4
= 1861461 mm3
Mn = Mp = fy x Zx
= 370 x 5718192
= 688740570 Nmm
Menentukan kuat nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral
Kontrol penampang termasuk bentang pendek, menengah, atau
panjang.
L = 6000 mm

Lp = 1,76 ry
√ E
fy

= 1,76 x 63,9
√ 200000
370
= 2937,996323 mm
FL = Fy – Fr
= 370 – 70
= 300 MPa

Lr = ry ( xfl1 ) √ 1+ √1+ x2 x fl
88
= 63,9 ( 21898,82
300 ) √ √
1+ 1+¿ 3,94 x 10−3 x 300¿

= 2220,50 mm
Jadi, Lp < L < Lr, maka termasuk BENTANG TIDAK MENENGAH
Menentukan kuat lentur plastis MP
12,5 M max
Cb = ≤ 2,3
2,5 M max +3 Ma+ 4 Mb+ 3 Mc
=
12,5 x−1210,91

( 2,5 x−1210,91) + ( 3 x−5,9 x 10−13 ) + ( 4 x −1210,91 )+(3 x−5,9 x 10−13 )
2,3
=22200,50 ≤ 4607,28 Maka, AMAN
Mr = Sx x (fy – fr)
= 2420000 x (370 – 70)
= 76500000

Mn [
= cb Mp−( Mp−Mr ) (
L−Lp
Lr−Lp
)
] ≤ Mp

= 1,424 [1372366080 – (1372366080 – 411400000)

( 9500−3246,55459
4
2,81 x 10 −3246,55459 )
≤ 1372366080

= 1,6476E+8 ≤ 688740570 Nmm


φ Mn = 0,9 x Mn
= 18,1786 x 148,2818304
= 6,74 x 108 Nmm
Kontrol kekuatan penampang berdasarkan Mn
Mu ≤ φ Mn
1,6476E+08 ≤ 148,2818304 Maka, AMAN

4. Kontrol Kuat Geser


Ketebalan minimum Web
h
≤ 2,24
√E
tw fy
50 ≤ 65,52 Maka, AMAN

89
Maka kuat Geser Nominan = 0,6 fy Aw
Aw = tw x h
= 18 x 900
= 4950 mm2
Vn = 0,6 x Fy x Aw
= 0,6 x 370 x 16200
= 1098900 N
φ Vn = 0,9 x 2332800
= 989010 N
Vu ≤ φ Vn
7,857 ≤ 989,01 Maka, AMAN

5. Parameter Kelangsingan
Ditinjau berdasarkan sumbu lemah (Y) :

Λcy =

L K fy
π ry E

=
9500 x 0,65
√ 370
3,14 x 63,9 200000
= 0,74
Nilai koefisien tekuk ( ω ) diambil berdasarkan
Untuk λc ≤ 0,25 =1
1,43
Untuk 0,25 < λc< 1,2 =
1,6−0,67 λc
1,43
= 1,6−0,67 x 1,06

= 1,25
Untuk λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 1,062
= 1,42
Maka ω = 1,298

6. Tahanan Nominal Tekan


Nn = Ag x Fcr

90
= 44859268,98N
φ Nn = 0,9 x 52334548,85
= 40373342,08
Nu = Pu < φ Nn
0N < 40373342,08 Maka, AMAN

7. Tahanan Nominal Tarik


Batas Leleh, Tn = ØAg x fy
= 0,9 x 309800 x 370
= 52414200 N
Pu < Tn
0N < 52414200 Maka, AMAN
Karena nilai b/h > 2/3 maka nilai U = 0,9
Batas putus, Tn = ØAn x U x fu
= 0,9 x 309800 x 0,9 x 420
= 53547480 N
Pu < Tn
0N < 53537480 Maka, AMAN

D. Data Profil IWF 400.300.10.16


Kuat leleh baja (Fy) = 370 Mpa
Kuat tarik Baja (Fu) = 420 Mpa
Elastisitas Baja (E) = 200000 Mpa
Angka Poison = 0,3
H = 400 mm
Bf = 300 mm
Tw = 10 mm
Tf = 16 mm
A = 136,00 mm²
G = 80000 Mpa
W = 107 Kg/m

91
Ix = 38,70000 mm4
Iy = 7,210000 mm4
Rx = 169 mm
Ry = 72,8 mm
L = 6500 mm
Sx = 19800000 mm3
Sy = 481000 mm3
L total = 6500 mm
Fr = 70
Fcr = 468,369

1. Cek Kelangsingan Batang


a. Tekuk Sumbu x
KL
≤ 200 = 25
rx
25 < 200
Dipakai = 25
b. Tekuk Sumbu y
KL
≤ 200 = 58,03
rx
58,03 < 200
Dipakai = 58,03

2. Cek Kekompakan Batang


a. Flens
bƒ 300
λƒ = = = 9,375
2 x tƒ 2 x 18
250 250
λr = = = 12,19
√ƒy √370
Jadi 𝜆𝑓 8,33 ≤ 16,137 sehingga termasuk penampang KOMPAK
b. Web
h 440
λw = = = 40
tw 11

92
665 665
λr = = = 32,44
√ƒy √370
Jadi 𝜆𝑓 40 ≤ 108,44 sehingga termasuk penampang KOMPAK

3. Kontrol Lentur Nominal Penampang dengan Pengaruh Tekuk


Lateral
Menentukan batasan momen plastis (Mp)
1
J = x bƒ x tƒ3
3
1
= x 300 x (11)3
3
= 132266,6667 mm4
1
Iw = x iy x h2
4
1
= x 81100000 x (440)2
4
= 288400 mm6

X1 =
π
Sx √ EG J A
2

=
π
3330000 √
200000 x 80000 x 190041,33 x 157400
2
= 601,8999878 mm2/N

X2 =4 ( )
Sx 2 Iw
GJ
x
Iy

= 4( )
2 12
3330000 3,93 x 10
x
80000 x 190041,33 81100000
=5,6023E-03 mm2/N
1
Zx = bf x tf x (d - tf) + tw (d – 2 tf)2
4
1
= 300 x 18 x (440 – 18) + x 11 (440 – 2 x 18)2
4
= 1504640 mm3
Mn = Mp = fy x Zx
= 370 x 1829956
= 631948800 Nmm
93
Menentukan kuat nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral
Kontrol penampang termasuk bentang pendek, menengah, atau
panjang.
L = 6500 mm

Lp = 1,76 ry
√ E
fy

= 1,76 x 101
√ 200000
370
= 2795,982184 mm
FL = Fy – Fr
= 370 – 70
= 350 MPa

Lr = ry ( xfl1 ) √ 1+ √1+ x2 x fl
= 101 (
300 ) √ √
14594,09
1+ 1+¿ 9,28 x 10−3 x 300 ¿

= 653,1321473 mm
Jadi, Lp < L < Lr, maka termasuk BENTANG MENENGAH
Menentukan kuat lentur plastis MP
12,5 M max
Cb = ≤ 2,3
2,5 M max +3 Ma+ 4 Mb+ 3 Mc
12,5 x 108,28
= ≤ 2,3
( 2,5 x 108,28 ) + ( 3 x−70,38 ) + ( 4 x 108,28 ) +(3 x−70,38)
= 1,675851046 ≤ 2.3 Maka, AMAN
Mr = Sx x (fy – fr)
= 3330000 x (370 – 70)
= 693000000

Mn [
= cb Mp−( Mp−Mr ) (
L−Lp
Lr−Lp
) ] ≤ Mp

= 1 [1189791600 – (1189791600 – 566100000)

( 36182,55−5175,489
5500−5175,489
) ≤ 1189791600
= -2,0075E+09 ≤ 631948800 Nmm
φ Mn = 0,9 x Mn
94
= 0,9 x 8,07 x 106
= 5,6875E+08 Nmm
Kontrol kekuatan penampang berdasarkan Mn
Mu ≤ φ Mn
18,7309 ≤ 5,6875E+02 Maka, AMAN

4. Kontrol Kuat Geser


Ketebalan minimum Web
h

√E
tw fy
40 ≤ 64,663 Maka, AMAN
Maka kuat Geser Nominan = 0,6 fy Aw
Aw = tw x h
= 11 x 440
= 4000 mm2
Vn = 0,6 x Fy x Aw
= 0,6 x 370 x 4840
= 1008000 N
φ Vn = 0,9 x 696960
= 907200N
Vu ≤ φ Vn
7,821 ≤ 907,2 Maka, AMAN

5. Parameter Kelangsingan
Ditinjau berdasarkan sumbu lemah (Y) :

Λcy =
L K fy
π ry E√
=
5500 x 0,65

370
3,14 x 101 200000
= 0,846984248
Nilai koefisien tekuk ( ω ) diambil berdasarkan
Untuk λc ≤ 0,25 =1

95
1,43
Untuk 0,25 < λc< 1,2 =
1,6−0,67 λc
1,43
= 1,6−0,67 x 0,39

= 1,06
Untuk λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 0,392
= 0,19
Maka ω = 1,06

6. Tahanan Nominal Tekan


Nn = Ag x Fcr
= 157400 x 224,62
= 35355383,86 N
φ Nn = 0,9 x 35355383,86
=57328,42741 N
Nu = Pu < φ Nn
5N < 57328,42741 Maka, AMAN

7. Tahanan Nominal Tarik


Batas Leleh, Tn = ØAg x fy
= 0,9 x 157400 x 370
= 51408 N
Pu < Tn
5N < 51408 Maka, AMAN
Karena nilai b/h > 2/3 maka nilai U = 0,9
Batas putus, Tn = ØAn x U x fu
= 0,9 x 157400 x 0,9 x 420
= 40759,2 N
Pu < Tn
5N < 40759,2 Maka, AMAN

E. Data Profil IWF L.200.200.20


96
Kuat leleh baja (Fy) = 370 Mpa
Kuat tarik Baja (Fu) = 420 Mpa
Elastisitas Baja (E) = 200000 Mpa
Angka Poison = 0,3
H = 200 mm
Bf = 200 mm
Tw = 20 mm
Tf = 20 mm
A = 76 mm²
G = 80000 Mpa
W = 59,7 Kg/m
Ix = 28200 mm4
Iy = 28200 mm4
Rx = 76,8 mm
Ry = 39mm
L = 10000 mm
Sx = 197000 mm3
Sy = 197000 mm3
L total = 10000 mm
Fr = 70
Fcr = 18,21

1. Cek Kelangsingan Batang


a. Tekuk Sumbu x
KL
≤ 200 = 84,62
rx
84,63< 200
Dipakai = 84,63
b. Tekuk Sumbu y
KL
≤ 200 = 166,6
rx
166,6 < 200
Dipakai = 166,6
97
2. Cek Kekompakan Batang
a. Flens
bƒ 400
λƒ = = = 5
2 x tƒ 2 x 21
250 250
λr = = = 12,99
√ƒy √370
Jadi 𝜆𝑓 9,52 ≤ 16,137 sehingga termasuk penampang KOMPAK
b. Web
h 400
λw = = = 10
tw 13
665 665
λr = = = 87,33
√ƒy √370
Jadi 𝜆𝑓 30,76 ≤ 42,925sehingga termasuk penampang KOMPAK

3. Kontrol Lentur Nominal Penampang dengan Pengaruh Tekuk


Lateral
Menentukan batasan momen plastis (Mp)
1
J = x bƒ x tƒ3
3
1
= x 400 x (21)3
3
= 506730 mm4
1
Iw = x iy x h2
4
1
= x 224000000 x (400)2
4
= 2,82E+08mm6

X1 =
π
Sx √ EG J A
2

=
π
3330000 √
200000 x 80000 x 278975,33 x 21870
2
= 8851,640037 mm2/N

X2 =4 ( ) Sx 2 Iw
GJ
x
Iy
98
( )
2
3330000 8,96 x 10 12
=4 x
80000 x 278975,33 224000000
= 3,56 x 10-3 mm2/N
1
Zx = bf x tf x (d - tf) + tw (d – 2 tf)2
4
1
= 400 x 21 x (800 – 21) + x 13 (800 – 2 x 21)2
4
= 592000 mm3
Mn = Mp = fy x Zx
= 370 x 2767067
=219040000 Nmm
Menentukan kuat nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral
Kontrol penampang termasuk bentang pendek, menengah, atau
panjang.
L = 1000 mm

Lp = 1,76 ry
√ E
fy

= 1,76 x 101
√ 200000
370
= 1595,847585mm
FL = Fy – Fr
= 370 – 70
= 300 MPa

Lr = ry ( xfl1 ) √ 1+ √1+ x2 x fl
= 101 (
300 ) √ √
6591,1
1+ 1+¿ 3,56 x 10−3 x 300 ¿

= 1644,21 mm
Jadi, Lp < L < Lr, maka termasuk BENTANG TIDAK MENENGAH
Menentukan kuat lentur plastis MP
12,5 M max
Cb =
2,5 M max +3 Ma+ 4 Mb+ 3 Mc
≤ 2,3

12,5 x−1,52 x 10 15
= ≤ 2,3
( 2,5 x 1,52 x 10−15 ) + ( 3 x 0 ) + ( 4 x 1,52 x 10−15 ) +(3 x 0)

99
= 1,85 ≤ 2,3 Maka, AMAN
Mr = Sx x (fy – fr)
= 3330000 x (370 – 70)
= 59100000

Mn [
= cb Mp−( Mp−Mr ) (
L−Lp
Lr−Lp
)
] ≤ Mp

= 1[664096080–(664096080–566100000) ( 3,3438600−3246,55
x 10 4−3246,55 )

664096080
= 4,73 x 108 ≤ 664096080 Nmm
φ Mn = 0,9 x Mn
= 0,9 x 4,73 x 108
= 4,26 x 108 Nmm
Kontrol kekuatan penampang berdasarkan Mn
Mu ≤ φ Mn
1,52x10-15 ≤ 426,35 Maka, AMAN

4. Kontrol Kuat Geser


Ketebalan minimum Web
h
≤ 2,24
√E
tw fy
30,76 ≤ 64,66 Maka, AMAN
Maka kuat Geser Nominan = 0,6 fy Aw
Aw = tw x h
= 13 x 400
= 5200 mm2
Vn = 0,6 x Fy x Aw
= 0,6 x 370 x 5200
= 748800 N
φ Vn = 0,9 x 748800
= 799,2 N
Vu ≤ φ Vn
2,818 ≤ 799,2 Maka, AMAN
100
5. Parameter Kelangsingan
Ditinjau berdasarkan sumbu lemah (Y) :

Λcy =

L K fy
π ry E

=
8600 x 0,65
√ 370
3,14 x 101 200000
= 0,61
Nilai koefisien tekuk ( ω ) diambil berdasarkan
Untuk λc ≤ 0,25 =1
1,43
Untuk 0,25 < λc< 1,2 =
1,6−0,67 λc
1,43
= 1,6−0,67 x 0,61

= 0,46
Untuk λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 0,612
= 1,2
Maka ω = 1,2

6. Tahanan Nominal Tekan


Nn = Ag x Fcr
= 21870 x 233,339
= 4371197,25 N
φ Nn = 0,9 x 4371197,25
= 3934077,53 N
Nu = Pu < φ Nn
3408,16 N < 3934077,53 Maka, AMAN

7. Tahanan Nominal Tarik


Batas Leleh, Tn = ØAg x fy
= 0,9 x 21870 x 370
= 25308 N

101
Pu < Tn
1,329 N < 25308 Maka, AMAN
Karena nilai b/h > 2/3 maka nilai U = 0,9
Batas putus, Tn = ØAn x U x fu
= 0,9 x 21870 x 0,9 x 420
=25855,2 N
Pu < Tn
1,329 N < 25855,2 Maka, AMAN

F. Data Profil IWF L200.200.20


Kuat leleh baja (Fy) = 370 Mpa
Kuat tarik Baja (Fu) = 420 Mpa
Elastisitas Baja (E) = 200000 Mpa
Angka Poison = 0,3
H = 200 mm
Bf = 200 mm
Tw = 20 mm
Tf = 20 mm
A = 76 mm²
G = 80000 Mpa
W = 59,7 Kg/m
Ix = 28200 mm4
Iy = 28200 mm4
Rx = 76,8 mm
Ry =39 mm
L = 10000 mm
Sx = 197000 mm3
Sy = 197000 mm3
L total = 10000 mm
Fr = 70
Fcr = 18,21

102
1. Cek Kelangsingan Batang
a. Tekuk Sumbu x
KL
≤ 200 = 84,63
rx
84,63< 200
Dipakai = 84,63
b. Tekuk Sumbu y
KL
≤ 200 = 166,6
rx
166,6< 200
Dipakai = 166,6

2. Cek Kekompakan Batang


a. Flens
bƒ 250
λƒ = = = 5
2 x tƒ 2 x 25
250 250
λr = = = 12,99
√ƒy √370
Jadi 𝜆𝑓 5 ≤ 16,137 sehingga termasuk penampang KOMPAK
b. Web
h 250
λw = = = 10
tw 25
665 665
λr = = = 87,33
√ƒy √370
Jadi 𝜆𝑓 10 ≤ 108,44 sehingga termasuk penampang KOMPAK

3. Kontrol Lentur Nominal Penampang dengan Pengaruh Tekuk


Lateral
Menentukan batasan momen plastis (Mp)
1
J = x bƒ x tƒ3
3
1
= x 250 x (25)3
3
= 506730 mm4

103
1
Iw = x iy x h2
4
1
= x 28600000 x (250)2
4
= 2,82E+08 mm6

X1 =
π
Sx √ EG J A
2

=
π
3330000 √
200000 x 80000 x 1054166,66 x 11940
2
= 8851,640037 mm2/N

X2 =4 ( ) Sx 2 Iw
GJ
x
Iy

= 4( )
2
2300000 4,46 x 1011
x
80000 x 1054166,66 28600000
= 9,4462E-07 mm2/N
1
Zx = bf x tf x (d - tf) + tw (d – 2 tf)2
4
1
= 250 x 250 x (250 – 25) + x 25 (250 – 2 x 25)2
4
=592000 mm3
Mn = Mp = fy x Zx
= 370 x 1156250
= 219040000 Nmm
Menentukan kuat nominal penampang dengan pengaruh tekuk lateral
Kontrol penampang termasuk bentang pendek, menengah, atau
panjang.
L = 1000 mm

Lp = 1,76 ry
√ E
fy

= 1,76 x 88,4
√ 200000
370
= 1595,847585 mm
FL = Fy – Fr
= 370 – 70

104
= 300 MPa

Lr = ry ( xfl1 ) √ 1+ √1+ x2 x fl
= 88,4 (
300 ) √ √
13706,41
1+ 1+¿ 9,28 x 10−3 x 300 ¿

= 1644,21 mm
Jadi, Lp < L < Lr, maka termasuk BENTANG MENENGAH
Menentukan kuat lentur plastis MP
12,5 M max
Cb = ≤ 2,3
2,5 M max +3 Ma+ 4 Mb+ 3 Mc
12,5 x 21,11
= ≤ 2,3
( 2,5 x 21,11 )+ ( 3 x 0,02 ) + ( 4 x 21,11 ) +(3 x 0,02)
= 0,80280647 ≤ 2,3 Maka, AMAN
Mr = Sx x (fy – fr)
= 2300000 x (370 – 70)
= 59100000

Mn [
= cb Mp−( Mp−Mr ) (
L−Lp
Lr−Lp
)
] ≤ Mp

= 1 [277500000 – (277500000 – 391000000) ( 11338,61−4491,32


5500−4491,32
)
≤ 277500000
= 8,2452E+09 ≤ 219040000 Nmm
φ Mn = 0,9 x Mn
= 0,9 x 4,2 x 108
= 7,4207E+09 Nmm
Kontrol kekuatan penampang berdasarkan Mn
Mu ≤ φ Mn
18,2444 ≤ 7420,673924 Maka, AMAN

4. Kontrol Kuat Geser


Ketebalan minimum Web
h

√E
tw fy
10 ≤ 52,07894216 Maka, AMAN
105
Maka kuat Geser Nominan = 0,6 fy Aw
Aw = tw x h
= 25 x 250
= 4000 mm2
Vn = 0,6 x Fy x Aw
= 0,6 x 370 x 6250
= 888000 N
φ Vn = 0,9 x 900000
= 799200 N
Vu ≤ φ Vn
29,321 ≤ 799,2 Maka, AMAN

5. Parameter Kelangsingan
Ditinjau berdasarkan sumbu lemah (Y) :

Λcy =

L K fy
π ry E

=

9500 x 0,65 370
3,14 x 88,4 200000
= 2,282995028
Nilai koefisien tekuk ( ω ) diambil berdasarkan
Untuk λc ≤ 0,25 =1
1,43
Untuk 0,25 < λc< 1,2 =
1,6−0,67 λc
1,43
= 1,6−0,67 x 0,77

= 1,31
Untuk λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 0,772
= 0,74
Maka ω = 20,3144244

6. Tahanan Nominal Tekan


Nn = Ag x Fcr

106
= 11940 x 323,3
=1384,238089 N
φ Nn = 0,9 x 3860239,15
= 1245,81428N
Nu = Pu < φ Nn
0N < 3474215,24 Maka, AMAN

7. Tahanan Nominal Tarik


Batas Leleh, Tn = ØAg x fy
= 0,9 x 11940 x 370
= 25308 N
Pu < Tn
0N < 25308 Maka, AMAN
Karena nilai b/h > 2/3 maka nilai U = 0,9
Batas putus, Tn = ØAn x U x fu
= 0,9 x 11940 x 0,9 x 420
= 25855,2 N
Pu < Tn
0N < 25855,2 Maka, AMAN

107
PERHITUNGAN PERENCANAAN BAUT

Gambar 6.5 Struktur Jembatan Truss


Output Gaya Dalam SAP 2000
Gaya dalam pada setiap profil baja dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6.6. Gaya dalam profil baja

108
Gaya Aksial (PU) Gaya Geser (Vu) Momen (Mu)
FRAME
Max Min Max Min Max Min
a. Gelagar Memanjang (GP) 0,00 -4779,81 29,03 -29,03 43,54 -51,51
b. Gelagar Melintang (GM) 0,00 0,00 686,15 -686,15 1362,65 15,67
c. Gelagar Panjang Tengah (GPT) 0,00 -4,55 7,86 -7,86 18,18 -8,26
d. Batang Diagonal (BD) 0,00 0,00 14,48 -14,50 48,67 -51,51
e. Bracing atas (BA) 0,00 -4779,81 7,82 -7,82 18,73 -4,88
f. Ikatan Angin Atas (IA) 1,33 -5,47 2,82 -2,82 4,76 -0,20
g. Ikatan Angin Bawah (IB) 0,00 0,00 29,32 -29,48 18,24 -27,58

A. Step Baut GP Bawah


1) Sambungan Pada Gelagar Memanjang
Tabel 6.7 Beban Pada Sambungan

2) Data Pelat Sambung


Data pelat sambung dapat dilihat pada tabel berikut.

109
PLAT SAMBUNG DATA PLAT SAMBUNG
Tegangan leleh baja fy = 370
p
Tegagan tarik putus plat fu = 420
Lebar plat sambung pada badan hp = 250
Tebal plat sambung pada badan tpw 20
Lebar plat sambung pada sayap lp = 250
Tebal plat sambung pada sayap tpf = 20
Faktor reduksi kekuatan tarik atau lentur plat f= 0,9
Tabel 6.8 Pelat Sambung

3) Data Tipe Baut


Data tipe baut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.
BAUT DATA BAUT
Jenis sambungan baut Tipe baut = A-325
b
Tegangan tarik baut fu = 825
Diameter baut d= 27
Diameter lubang d' = 29,7
Faktor reduksi kekuatan geser baut ff = 0,75
9 Tipe Baut

4) Analisis Data Baut


a. Terhadap Geser
1. Luas Penampang Baut
1
Alr = x π x d2
4
1
= x 3,14 x 272
4
= 572,78 mm2
2. Tahanan geser nominal 1 baut
Kondisi sambungan baut geser ganda,maka nilai (m) = 2
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser (r1) = 0,4
Vn = r1 x m x Alr x fulr
= 0,4 x 2 x 572,78 x 825
110
= 378038,6
3. Tahanan geser 1 baut
Vd = ff xVn
= 0,75 x 189019,29
= 283528,9 N

b. Terhadap Tumpu
1. Tahanan Tumpu Nominal Plat (Rn)
Diameter baut (d) = 27 mm
Tebal plat badan (tw) = 20 mm
Tegangan tarik putus plat (fup) = 420 MPa
Rn = 2,4 x d x tw x fup
= 2,4 x 27 x 16 x 420
= 544320 N
2. Tahanan tumpu plat
ff x R n = 0,75 x 680400
= 408240 N

c. Menghitung Jumlah Baut


Pu
Jumlah baut (n) =
Vd
= 17 baut
Masing-masing sisi = 17 baut

Syarat jarak baut berdasarkan segi pelaksanaan (SNI 1729:2015)


Tabel J3.4M hal 128
Jarak Antar AS Baut
3d ≤ S ≤ 15 tp
3d ≤ S1 ≤ 30 cm
1,25d ≤ S2 ≤ 12 tp atau 150 mm
Jadi
8,1 ≤ S ≤ 24 cm

111
8,1 ≤ S1 ≤ 24 cm
2,6 ≤ S2 ≤ 15 cm

d. Kontrol Plat Siku


Luas geser plat siku (A)
Anv = 7600 mm2
Kuat Rencana
∅Rn = ∅ x 0,6 x Anv x fup
= 0,75 x 0,6 x 7600 x 420
= 4740120 N
2∅Rn = 2 x 4740120
= 9480,24 kN
Cek Keamanan :
2∅Rn ≥ Pu

9480,24 ≥ 5247,27 Maka, AMAN

B. Step Baut GP Atas


1) Sambungan Pada Gelagar Memanjang
Tabel 6.7 Beban Pada Sambungan

BEBAN PADA SAMBUNGAN BEBAN SAMBUNGAN SATUAN

Momen akibat beban terfaktor Mu = 616150 Nmm

Gaya geser akibat beban terfaktor Vu = 2718980 N

Gaya aksial akibat beban terfaktor Pu = 0 N


Eksentrisitas sambungan e = 110 mm

112
2) Data Pelat Sambung
Data pelat sambung dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.8 Pelat Sambung
PLAT SAMBUNG DATA PLAT SATUAN
Tegangan leleh baja fy
SAMBUNG 370 Mpa
Tegagan tarik putus plat fup 420 Mpa
Lebar plat sambung pada badan hp 900 mm
Tebal plat sambung pada badan tpw 16 mm
Lebar plat sambung pada sayap lp 300 mm
Tebal plat sambung pada sayap tpf 28 mm
Faktor reduksi kekuatan tarik atau
f 0,9
lentur plat

3) Data Tipe Baut


Data tipe baut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.9 Tipe Baut
B DATA BAUT SATUAN
Jenis sambungan Abaut Tipe baut A-325
Tegangan tarik baut fub 825 Mpa
Diameter baut d
= 27 mm
Diameter lubang d' 29,7 mm
Faktor reduksi kekuatan geser baut ff 0,75
=

4) Analisis Data Baut


a. Terhadap Geser
1. Luas Penampang Baut
1
Alr = x π x d2
4
1
= x 3,14 x 272
4
= 572,78 mm2
2. Tahanan geser nominal 1 baut
Kondisi sambungan baut geser ganda,maka nilai (m) = 2
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser (r1) = 0,4

113
Vn = r1 x m x Alr x fulr
= 0,4 x 2 x 572,78 x 825
= 189019,29
3. Tahanan geser 1 baut
Vd = ff xVn
= 0,75 x 189019,29
= 141764,46 N

b. Terhadap Tumpu
1. Tahanan Tumpu Nominal Plat (Rn)
Diameter baut (d) = 27 mm
Tebal plat badan (tw) = 20 mm
Tegangan tarik putus plat (fup) = 420 MPa
Rn = 2,4 x d x tw x fup
= 2,4 x 27 x 20 x 420
= 544320 N
2. Tahanan tumpu plat
ff x R n = 0,75 x 544320
= 408240 N

d. Menghitung Jumlah Baut


Pu
Jumlah baut (n) =
Vd
= 1 baut
Masing-masing sisi = 4 baut

Syarat jarak baut berdasarkan segi pelaksanaan (SNI 1729:2015)


Tabel J3.4M hal 128
Jarak Antar AS Baut
3d ≤ S ≤ 15 tp
3d ≤ S1 ≤ (4tp + 100) atau 200mm
1,25d ≤ S2 ≤ 12 tp atau 150 mm

114
Jadi
8,1 ≤ S ≤ 30 cm
8,1 ≤ S1 ≤ 30 cm
2,6 ≤ S2 ≤ 15 cm

d. Kontrol Plat Siku


Luas geser plat siku (A)
Anv = 7600 mm2
Kuat Rencana
∅Rn = ∅ x 0,6 x Anv x fup
= 0,75 x 0,6 x 7600 x 420
= N
2∅Rn = 2 x 4740120
= 9480,24 kN
Cek Keamanan :
2∅Rn ≥ 9480,24 Pu

9480,24 ≥ 0 Maka, AMAN

C. Step Baut GM
1) Sambungan Pada Gelagar Melintang
Tabel 6.7 Beban Pada Sambungan

BEBAN PADA SAMBUNGAN BEBAN SAMBUNGAN SATUAN

Momen akibat beban terfaktor Mu = 4,756 Nmm

Gaya geser akibat beban terfaktor Vu = 2,818 N

Gaya aksial akibat beban terfaktor Pu = 1,320 N

115
Eksentrisitas sambungan e = 110 mm

2) Data Pelat Sambung


Data pelat sambung dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.8 Pelat Sambung
PLAT SAMBUNG DATA PLAT SATUA
Tegangan leleh baja fy
SAMBUNG 370 NMpa
Tegagan tarik putus plat fup 420 Mpa
Lebar plat sambung pada badan hp 250 mm
Tebal plat sambung pada badan tpw 20 mm
Lebar plat sambung pada sayap lp 250 m
Tebal plat sambung pada sayap tpf 20 m
Faktor reduksi kekuatan tarik atau f 0,9
lentur plat

4) Data Tipe Baut


Data tipe baut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.9 Tipe Baut
B DATA BAUT SATUAN
Jenis sambungan Abaut Tipe baut A-325
Tegangan tarik baut fub 825 Mpa
Diameter baut d
= 27 mm
Diameter lubang d' 29,7 mm
Faktor reduksi kekuatan geser baut ff 0,75
=
5) Analisis Data Baut
a. Terhadap Geser
1. Luas Penampang Baut
1
Alr = x π x d2
4
1
= x 3,14 x 272
4
= 572,78 mm2
2. Tahanan geser nominal 1 baut
116
Kondisi sambungan baut geser tunggal,maka nilai (m) = 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser (r1) = 0,4
Vn = r1 x m x Alr x fulr
= 0,4 x 1 x 572,78 x 825
= 189019,29
3. Tahanan geser 1 baut
Vd = ff xVn
= 0,75 x 189019,29
= 141764,46 N
b. Terhadap Tumpu
1. Tahanan Tumpu Nominal Plat (Rn)
Diameter baut (d) = 27 mm
Tebal plat badan (tw) = 20 mm
Tegangan tarik putus plat (fup) = 420 MPa
Rn = 2,4 x d x tw x fup
= 2,4 x 27 x 20 x 420
= 544320 N
2. Tahanan tumpu plat
ff x R n = 0,75 x 544320
= 408240 N

c. Menghitung Jumlah Baut


Pu
Jumlah baut (n) =
Vd
= 19 baut
Masing-masing sisi = 8 baut
Syarat jarak baut berdasarkan segi pelaksanaan (SNI 1729:2015)
Tabel J3.4M hal 128
Jarak Antar AS Baut
3d ≤ S ≤ 15 tp
3d ≤ S1 ≤ (4tp + 100) atau 200mm
1,25d ≤ S2 ≤ 12 tp atau 150 mm

117
Jadi
8,1 ≤ S ≤ 30 cm
8,1 ≤ S1 ≤ 20 cm
2,6 ≤ S2 ≤ 15 cm

d. Kontrol Plat Siku


Luas geser plat siku (A)
Anv = 7600 mm2
Kuat Rencana
∅Rn = ∅ x 0,6 x Anv x fup
= 0,75 x 0,6 x 7600 x 420
= 4740120 N
2∅Rn = 2 x 4740120
= 9480,24 kN
Cek Keamanan :
2∅Rn ≥ Pu

9480,24 ≥ 0 Maka, AMAN

D. Step Baut GPT


1) Gaya dalam Batang Diagonal
Gaya dalam Batang Diagonal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6.7 Beban Pada Sambungan

BEBAN PADA SAMBUNGAN BEBAN SAMBUNGAN SATUAN

118
Momen akibat beban terfaktor Mu = 1082870 kNm

Gaya geser akibat beban terfaktor Vu = 503170 kN

Gaya aksial akibat beban terfaktor Pu = 0,000 kN


Eksentrisitas sambungan e = 110 mm

2) Data Pelat Sambung


Data pelat sambung dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.8 Pelat Sambung
PLAT SAMBUNG DATA PLAT SATUAN
Tegangan leleh baja fy
SAMBUNG 370 Mpa
Tegagan tarik putus plat fup 420 Mpa
Lebar plat sambung pada badan hp 440 mm
Tebal plat sambung pada badan tpw 11 mm
Lebar plat sambung pada sayap lp 300 mm
Tebal plat sambung pada sayap tpf 18 mm
Faktor reduksi kekuatan tarik atau
f 0,9
lentur plat

3) Data Tipe Baut


Data tipe baut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.9 Tipe Baut
B DATA BAUT SATUAN
Jenis sambungan Abaut Tipe baut A-325
Tegangan tarik baut fub 825 Mpa
Diameter baut d
= 27 mm
Diameter lubang d' 29,7 mm
Faktor reduksi kekuatan geser baut ff 0,75
=
4) Analisis Data Baut
a. Terhadap Geser
1. Luas Penampang Baut
1
Alr = x π x d2
4

119
1
= x 3,14 x 312
4
= 572,7857143 mm2
2. Tahanan geser nominal 1 baut
Kondisi sambungan baut geser ganda,maka nilai (m) = 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser (r1) = 0,4
Vn = r1 x m x Alr x fulr
= 0,4 x 1 x 572,7857143 x 825
= 189019,2857 N
3. Tahanan geser 1 baut
Vd = ff xVn
= 0,75 x 189019,2857
= 141764,4643 N
b. Terhadap Tumpu
1. Tahanan Tumpu Nominal Plat (Rn)
Diameter baut (d) = 27 mm
Tebal plat badan (tw) = 20 mm
Tegangan tarik putus plat (fup) = 370 MPa
Rn = 2,4 x d x tw x fup
= 2,4 x 27 x 20 x 370
= 544320 N
2. Tahanan tumpu plat
ff x R n = 0,75 x 544320
= 408240 N

e. Menghitung Jumlah Baut


Pu
Jumlah baut (n) =
Vd
= 8 baut
Masing-masing sisi = 4 baut
Syarat jarak baut berdasarkan segi pelaksanaan (SNI 1729:2015)
Tabel J3.4M hal 128

120
Jarak Antar AS Baut
3d ≤ S ≤ 15 tp
1,5d ≤ S1 ≤ (4tp + 100) atau 200mm
1,25d ≤ S2 ≤ 12 tp atau 150 mm
Jadi
8,1 ≤ S ≤ 0 cm
8,1 ≤ S1 ≤ 10 cm
2,6 ≤ S2 ≤ 15 cm

d. Kontrol Plat Siku


Luas geser plat siku (A)
Anv = 7600 mm2
Kuat Rencana
∅Rn = ∅ x 0,6 x Anv x fup
= 0,75 x 0,6 x 7600 x 420
= 4740120 N
2∅Rn = 2 x 4740120
= 9480,24 kN
Cek Keamanan :
2∅Rn ≥ Pu

9480,24 ≥ 0 Maka, AMAN

E. Step Baut BD
1) Sambungan Pada Batang Diagonal

121
Tabel 6.7 Beban Pada Sambungan

BEBAN PADA SAMBUNGAN BEBAN SAMBUNGAN SATUAN

Momen akibat beban terfaktor Mu = 51,511 kNm

Gaya geser akibat beban terfaktor Vu = 14,476 kN

Gaya aksial akibat beban terfaktor Pu = 0,000 kN


Eksentrisitas sambungan e = 110 mm

2) Data Pelat Sambung


Data pelat sambung dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.8 Pelat Sambung
PLAT SAMBUNG DATA PLAT SATUAN
Tegangan leleh baja fy
SAMBUNG 370 Mpa
Tegagan tarik putus plat fup 420 Mpa
Lebar plat sambung pada badan hp 250 mm
Tebal plat sambung pada badan tpw 20 mm
Lebar plat sambung pada sayap lp 250 mm
Tebal plat sambung pada sayap tpf 20 mm
Faktor reduksi kekuatan tarik atau
f 0,9
lentur plat

3) Data Tipe Baut


Data tipe baut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.9 Tipe Baut
B DATA BAUT SATUAN
Jenis sambungan Abaut Tipe baut A-325
Tegangan tarik baut fub 825 Mpa
Diameter baut d
= 27 mm
Diameter lubang d' 29,7 mm
Faktor reduksi kekuatan geser baut ff 0,75
=
4) Analisis Data Baut
a. Terhadap Geser
1. Luas Penampang Baut
122
1
Alr = x π x d2
4
1
= x 3,14 x 272
4
= 572,78 mm2
2. Tahanan geser nominal 1 baut
Kondisi sambungan baut geser ganda,maka nilai (m) = 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser (r1) = 0,4
Vn = r1 x m x Alr x fulr
= 0,4 x 1 x 572,78 x 825
= 189019,3
3. Tahanan geser 1 baut
Vd = ff xVn
= 0,75 x 189019,2857
= 141764,5 N

b. Terhadap Tumpu
1. Tahanan Tumpu Nominal Plat (Rn)
Diameter baut (d) = 27 mm
Tebal plat badan (tw) = 20 mm
Tegangan tarik putus plat (fup) = 420 MPa
Rn = 2,4 x d x tw x fup
= 2,4 x 27 x 20 x 420
= 544320 N
2. Tahanan tumpu plat
ff x R n = 0,75 x 544320
= 408240 N

f. Menghitung Jumlah Baut


Pu
Jumlah baut (n) =
Vd
= 0 baut
Masing-masing sisi = 0 baut
123
Syarat jarak baut berdasarkan segi pelaksanaan (SNI 1729:2015)
Tabel J3.4M hal 128
Jarak Antar AS Baut
3d ≤ S ≤ 15 tp
1,5d ≤ S1 ≤ (4tp + 100) atau 200mm
1,25d ≤ S2 ≤ 12 tp atau 150 mm
Jadi
8,1 ≤ S ≤ 30 cm
8,1 ≤ S1 ≤ 20 cm
2,6 ≤ S2 ≤ 15 cm

d. Kontrol Plat Siku


Luas geser plat siku (A)
Anv = 7600 mm2
Kuat Rencana
∅Rn = ∅ x 0,6 x Anv x fup
= 0,75 x 0,6 x 7600 x 420
= 4740120 N
2∅Rn = 2 x 4740120
= 9480,24 kN
Cek Keamanan :
2∅Rn 9480,24 ≥ 0,000 Pu
Maka, AMAN

E. Step Baut BA
1) Sambungan Pada Batang Diagonal

124
Tabel 6.7 Beban Pada Sambungan

BEBAN PADA SAMBUNGAN BEBAN SAMBUNGAN SATUAN

Momen akibat beban terfaktor Mu = 21,11 kNm

Gaya geser akibat beban terfaktor Vu = 6,09 kN

Gaya aksial akibat beban terfaktor Pu = 13,01 kN


Eksentrisitas sambungan e = 110 mm

2) Data Pelat Sambung


Data pelat sambung dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6.8 Pelat Sambung


PLAT SAMBUNG DATA PLAT SATUAN
Tegangan leleh baja fy
SAMBUNG 420 Mpa
Tegagan tarik putus plat fup 370 Mpa
Lebar plat sambung pada badan Hp 250 mm
Tebal plat sambung pada badan Tp 25 mm
Lebar plat sambung pada sayap lp
w 250 mm
Tebal plat sambung pada sayap tpf 25 mm
Faktor reduksi kekuatan tarik atau
F 0,9
lentur plat
3) Data Tipe Baut
Data tipe baut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.9 Tipe Baut
B DATA BAUT SATUAN
Jenis sambungan Abaut Tipe baut A-325
Tegangan tarik baut fub 825 Mpa
Diameter baut D
= 27 mm
Diameter lubang d' 29,7 mm
Faktor reduksi kekuatan geser baut ff 0,75
=
4) Analisis Data Baut
a. Terhadap Geser
125
1. Luas Penampang Baut
1
Alr = x π x d2
4
1
= x 3,14 x 272
4
= 572,78 mm2
2. Tahanan geser nominal 1 baut
Kondisi sambungan baut geser ganda,maka nilai (m) = 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser (r1) = 0,4
Vn = r1 x m x Alr x fulr
= 0,4 x 1 x 572,78 x 825
= 189019,28

3. Tahanan geser 1 baut


Vd = ff xVn
= 0,75 x 189019,28
= 141764,46 N

b. Terhadap Tumpu
1. Tahanan Tumpu Nominal Plat (Rn)
Diameter baut (d) = 27 mm
Tebal plat badan (tw) = 20 mm
Tegangan tarik putus plat (fup) = 370 MPa
Rn = 2,4 x d x tw x fup
= 2,4 x 27 x 20 x 420
= 544320 N
2. Tahanan tumpu plat
ff x R n = 0,75 x 544320
= 408240 N
g. Menghitung Jumlah Baut
Pu
Jumlah baut (n) =
Vd
= 8 baut
126
Masing-masing sisi = 8 baut
Syarat jarak baut berdasarkan segi pelaksanaan (SNI 1729:2015)
Tabel J3.4M hal 128
Jarak Antar AS Baut
3d ≤ S ≤ 15 tp
1,5d ≤ S1 ≤ (4tp + 100) atau 200mm
1,25d ≤ S2 ≤ 12 tp atau 150 mm
Jadi
8,1 ≤ S ≤ 30 cm
8,1 ≤ S1 ≤ 20 cm
2,6 ≤ S2 ≤ 15 cm

d. Kontrol Plat Siku


Luas geser plat siku (A)
Anv = 7600 mm2
Kuat Rencana
∅Rn = ∅ x 0,6 x Anv x fup
= 0,75 x 0,6 x 7600 x 420
= 4740120 N
2∅Rn = 2 x 4740120
= 9480,24 kN
Cek Keamanan :
2∅Rn ≥ Pu

9480,24 ≥ 6,09 Maka, AMAN

127
F. Step Baut IA
1) Sambungan Pada Batang Diagonal
Tabel 6.7 Beban Pada Sambungan

BEBAN PADA SAMBUNGAN BEBAN SAMBUNGAN SATUAN

Momen akibat beban terfaktor Mu = 18,731 kNm

Gaya geser akibat beban terfaktor Vu = 7,821 kN

Gaya aksial akibat beban terfaktor Pu = 0,000 kN


Eksentrisitas sambungan e = 110 mm

2) Data Pelat Sambung


Data pelat sambung dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.8 Pelat Sambung
PLAT SAMBUNG DATA PLAT SATUAN
Tegangan leleh baja fy
SAMBUNG 370 Mpa
Tegagan tarik putus plat fup 420 Mpa
Lebar plat sambung pada badan Hp 250 mm
Tebal plat sambung pada badan Tp 20 mm
Lebar plat sambung pada sayap lp
w 250 mm
Tebal plat sambung pada sayap tpf 20 mm
Faktor reduksi kekuatan tarik atau
F 0,9
lentur plat

3) Data Tipe Baut


Data tipe baut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.9 Tipe Baut
B DATA BAUT SATUAN
Jenis sambungan Abaut Tipe baut A-325
Tegangan tarik baut fub 825 Mpa
Diameter baut D
= 27 mm
Diameter lubang d' 29,7 mm
Faktor reduksi kekuatan geser baut ff 0,75
=
4) Analisis Data Baut
128
a. Terhadap Geser
1. Luas Penampang Baut
1
Alr = x π x d2
4
1
= x 3,14 x 272
4
= 572,78 mm2
2. Tahanan geser nominal 1 baut
Kondisi sambungan baut geser ganda,maka nilai (m) = 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser (r1) = 0,4
Vn = r1 x m x Alr x fulr
= 0,4 x 1 x 572,78 x 825
= 189019,29 N
3. Tahanan geser 1 baut
Vd = ff xVn
= 0,75 x 189019,28
= 141764,46 N

b. Terhadap Tumpu
1. Tahanan Tumpu Nominal Plat (Rn)
Diameter baut (d) = 27 mm
Tebal plat badan (tw) = 20 mm
Tegangan tarik putus plat (fup) = 370 MPa
Rn = 2,4 x d x tw x fup
= 2,4 x 27 x 20 x 420
= 408240 N
2. Tahanan tumpu plat
ff x R n = 0,75 x 408240
= 408240 N

h. Menghitung Jumlah Baut


Pu
Jumlah baut (n) =
Vd
129
= 1 baut
Masing-masing sisi = 1 baut

Syarat jarak baut berdasarkan segi pelaksanaan (SNI 1729:2015)


Tabel J3.4M hal 128
Jarak Antar AS Baut
3d ≤ S ≤ 15 tp
1,5d ≤ S1 ≤ (4tp + 100) atau 200mm
1,25d ≤ S2 ≤ 12 tp atau 150 mm
Jadi
8,1 ≤ S ≤ 15 cm
8,1 ≤ S1 ≤ 30 cm
2,6 ≤ S2 ≤ 26 cm

d. Kontrol Plat Siku


Luas geser plat siku (A)
Anv = 7600 mm2
Kuat Rencana
∅Rn = ∅ x 0,6 x Anv x fup
= 0,75 x 0,6 x 7600 x 420
= 4740120 N
2∅Rn = 2 x 4740120
= 9480,24 kN
Cek Keamanan :
2∅Rn ≥ Pu

9480,24 ≥ 7,821 Maka, AMAN

130
G. Step Baut IB
1) Sambungan Pada Batang Diagonal
Tabel 6.7 Beban Pada Sambungan

BEBAN PADA SAMBUNGAN BEBAN SAMBUNGAN SATUAN

Momen akibat beban terfaktor Mu = 4,756 kNm

Gaya geser akibat beban terfaktor Vu = 2,818 kN

Gaya aksial akibat beban terfaktor Pu = 1,329 kN


Eksentrisitas sambungan e = 110 mm

2) Data Pelat Sambung


Data pelat sambung dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.8 Pelat Sambung
PLAT SAMBUNG DATA PLAT SATUAN
Tegangan leleh baja fy
SAMBUNG 370 Mpa
Tegagan tarik putus plat fup 420 Mpa
Lebar plat sambung pada badan hp 250 mm
Tebal plat sambung pada badan tpw 20 mm
Lebar plat sambung pada sayap lp 250 mm
Tebal plat sambung pada sayap tpf 20 mm
Faktor reduksi kekuatan tarik atau
f 0,9
lentur plat

3) Data Tipe Baut


Data tipe baut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.9 Tipe Baut
B DATA BAUT SATUAN
Jenis sambungan Abaut Tipe baut A-325
Tegangan tarik baut fub 825 Mpa
Diameter baut d
= 27 mm
Diameter lubang d' 29,7 mm
Faktor reduksi kekuatan geser baut ff 0,75
=
4) Analisis Data Baut
131
a. Terhadap Geser
1. Luas Penampang Baut
1
Alr = x π x d2
4
1
= x 3,14 x 272
4
= 572,78 mm2
2. Tahanan geser nominal 1 baut
Kondisi sambungan baut geser ganda,maka nilai (m) = 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser (r1) = 0,4
Vn = r1 x m x Alr x fulr
= 0,4 x 1 x 572,78 x 825
= 189019,3 N
3. Tahanan geser 1 baut
Vd = ff xVn
= 0,75 x 189019,2857
= 141764,5 N

b. Terhadap Tumpu
1. Tahanan Tumpu Nominal Plat (Rn)
Diameter baut (d) = 27 mm
Tebal plat badan (tw) = 20 mm
Tegangan tarik putus plat (fup) = 420 MPa
Rn = 2,4 x d x tw x fup
= 2,4 x 27 x 20 x 420
= 544320 N
2. Tahanan tumpu plat
ff x R n = 0,75 x 544320
= 408240 N

i. Menghitung Jumlah Baut


Pu
Jumlah baut (n) =
Vd
132
= 19 baut
Masing-masing sisi = 8 baut

Syarat jarak baut berdasarkan segi pelaksanaan (SNI 1729:2015)


Tabel J3.4M hal 128
Jarak Antar AS Baut
3d ≤ S ≤ 15 tp
1,5d ≤ S1 ≤ (4tp + 100) atau 200mm
1,25d ≤ S2 ≤ 12 tp atau 150 mm
Jadi
8,1 ≤ S ≤ 15 cm
8,1 ≤ S1 ≤ 30 cm
2,6 ≤ S2 ≤ 26 cm

d. Kontrol Plat Siku


Luas geser plat siku (A)
Anv = 7600 mm2
Kuat Rencana
∅Rn = ∅ x 0,6 x Anv x fup
= 0,75 x 0,6 x 7600 x 420
= 4740120 N
2∅Rn = 2 x 4740120
= 9480,24 kN
Cek Keamanan :
2∅Rn ≥ Pu

9480,24 ≥ 2,818 Maka, AMAN

133

Anda mungkin juga menyukai