Prategang My Date FIX

Unduh sebagai xlsx, pdf, atau txt
Unduh sebagai xlsx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 59

STRUKTUR BETON PRATEGANG

PERHITUNGAN BALOK PRATEGANG (PCI-GIRDE

DATA JEMBATAN
Uraian Notasi Dimensi
Panjang balok prategang L 22
Jarak antara balok prategang s 1.5
Tebal plat lantai jembatan h0 0.2
Tebal lapisan aspal + overlay ha 0.05
Tinggi genangan air hujan th 0.05

SPESIFIC GRAVITY

Jenis Bahan Berat


(kN/m3)
Beton prategang wc = 25.5
Beton bertulang wc' = 25
Beton wc'' = 24
Aspal waspal = 22
Air hujan wair = 9.8

DIMENSI BALOK PRESTRESS


Kode Lebar (m) Kode Tebal (m)
b1 0.5 h1 0.25
b2 0.3 h2 0.7
b3 0.5 h3 0.25
h 1.2

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

1. BETON
Mutu beton girder prestress : K - 500
Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K /10 = 60.00 Mpa
Modulus elastik beton, Ec = 4700 * √fc' =
36406 MPa 3.6E+07
Angka Poisson, υ= 0.15
Modulus geser, G = Ec / [2*(1+υ)] = s Mpa
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 0.00001 / °C
Kuat tekan beton pada keadaan awal (saat tranfer) fci' = 0.80 * fc' = 48.00 Mpa
Tegangan ijin beton saat penarikan Tegangan ijin tekan, 0.60 * fci = 28.80 Mpa
Tegangan ijin tarik, 0.50 * √fci' = 3.46 Mpa
Tegangan ijin beton pada keadan akhir : Tegangan ijin tekan, 0.45 * fc' = 27.00 Mpa
Tegangan ijin tarik, 0.50 * √fc' = 3.87 Mpa

Mutu beton plat lantai jembatan : K - 300


Kuat tekan beton fc' = 0.83 * K /10 = 25 Mpa
Modulus elastik beton Ec = 4700 * √fc' = 23500 MPa

2. BAJA PRATEGANG
DATA STRANDS CABLE - STANDAR VSL
Jenis strand Uncoated 7 wire super strands ASTM A-416 grade 270
Tegangan leleh strand fpy = 1580 MPa
Kuat tarik strand fpu = 1860 MPa
Diameter nominal strands 12.7 MPa
Luas tampang nominal satu strands Ast = 98.7 mm (=1/2")
Beban putus minimal satu strands Pbs = 187.32 kN (100% UTS)
Jumlah kawat utaian (strands cable) 19 kawat untaian/tend
Diameter selubung ideal 84 mm
Luas tampang strands 1875.3 mm2
Beban putus satu tendon Pb1 = 3559.1 kN (100% UTS)

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Modulus elastis strands Es = 193000 MPa
Tipe dongkrak VSL 19

3. BAJA TULANGAN
Untuk baja tulangan deform D > 12 mm U - 32 Kuat leleh baja fy = U*1 320 Mpa
Untuk baja tulangan polos ɸ ≤ 12 mm U - 24 Kuat leleh baja fy = U*1 240 Mpa

1. PENENTUAN LEBAR EFEKTIF PLAT LANTAI

Lebar efektif plat (Be) diambil nilai terkecil dari


L/4 = 5.5 m
s= 1.5 m
12*h0 = 2.4 m
Be = 1.5 m

Diambil lebar efektif plat lantai


Kuat tekan beton plat fc'(plat) = 0.83*K(plat) = 24.9 Mpa
Kuat tekan beton balok fc'(balok) = 0.83*K(balok) = 41.5 MPa
Modulus elastik plat beton Eplat = 4700/√fc'(plat) = 23453 MPa
Modulus elastik balok beton prategang Ebalok = 0.043*(wc)^1.5*√fc'(balok) = 35670 MPa

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Nilai perbandingan modulus elastik plat dan balok n = Eplat/Ebalok = 0.657498
Jadi lebar pengganti beton plat lantai jembatan Beff = n*Be = 0.99 m
Untuk menghindari hambatan dan kesulitan pada saat pengangkutan, maka balok prategang dibuat
dalam bentuk segmental, dengan berat per-segmen maksimum 80 kN sehingga dapat diangkut dengan
truck kapasitas 80 kN, kemudian segmen-segmen balom tersebut disambung di lokasi jembatan.

2. SECTION PROPERTIES BALOK PRATEGANG


DIMENSI a
Luas Jarak thd Statis Inersia Mome
Lebar Tinggi Tampang alas Momen Momen n
No
b h A y A*y A*y2 Io
(m) (m) (m2) (m) (m3) (m4)
1 0.5 0.25 0.125 1.075 0.134375 0.1444531 2E-05
2 0.3 0.7 0.21 0.6 0.126 0.0756 0.0002
3 0.5 0.25 0.125 0.125 0.015625 0.0019531 3E-05
Total : 0.46 0.276 0.2220063 0.0002

Tinggi total balok prategang : h= 1.2 m h0 = 0.2


Luas penampang balok prategang : A= 0.46 m2 Beff = 0.99
Letak titik berat : yb = ΣA*y/ΣA = 0.6 m ya = h-yb = 0.60

Momen inersia terhadap alas balok : Ib = ΣA*y2+ΣIo = 0.2222063 m4


Momen inersia terhadap titik berat balok : Ix = Ib-A*yb2 = 0.0566063 m4
Tahanan momen sisi atas : Wa = Ix/ya = 0.0943438 m3
Tahanan momen sisi bawah : Wb = Ix/yb = 0.0943438 m3

3. SECTION PROPERTIES BALOK COMPOSIT (BALOK PRATEGANG + PLAT)


DIMENSI a
Luas Jarak thd Statis Inersia
Mome
Lebar Tinggi Tampang alas Momen Momen
No n
b h Ac y Ac*y Ac*y2
Io
(m) (m) (m2) (m) (m3) (m4)
0 0.99 0.2 0.1972495 1.3 0.25642441 0.3333517 0.0008
1 0.5 0.25 0.125 1.075 0.134375 0.1444531 2E-05
2 0.3 0.7 0.21 0.6 0.126 0.0756 0.0002
3 0.5 0.25 0.125 0.125 0.015625 0.0019531 3E-05
1.2 Total : 0.6572495 0.53242441 0.555358 0.0002

Tinggi total balok Composit : hc = 1.4 m

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Luas penampang balok composit : Ac = 0.65724955 m2
Letak titik berat : ybc = ΣAc*y/ΣAc = 0.81007954 m yac = hc-ybc = 0.58992046
Momen inersia terhadap alas balok : Ibc = ΣAc*y+ΣIco = 0.55555798
Momen inersia terhadap titik berat balok composit : Ixc = Ibc-Ac*ybc2 = 0.12425186
Tahanan momen sisi atas plat : Wac = Ixc/yac = 0.21062477
Tahanan momen sisi atas balok : W'ac = Ixc/(yac-ho) = 0.31865951
Tahanan momen sisi bawah balok : Wbc = Ixc/ybc = 0.1533823

4. PEMBEBANAN BALOK PRATEGANG


4.1 BERAT SENDIRI (MS)
4.1.1 BERAT DIAFRAGMA

Ukuran diafragma Tebal = 0.2 m Lebar = 0.7 m 2.45


Berat 1 buah diafragma w= 2.45 kN Tinggi = 0.7 m
Jumlah diafragma n= 6 bh rat diafragma , wdiafragma = 14.7
Panjang diafragma L= 22 m

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

Mmax (didapat dari SAP) = 5.084


Qdiafragma = 8*Mmax / L =
2
0.084

4.1.2 BERAT BALOK PRATEGANG


Panjang balok prategang L= 22 m Luas penampang A = 0.46
Berat balok prategang + 10% Wbalok = A*L*Wc = 258.1
Qbalok = Wbalok/L = 11.730 kN/m

4.1.3 GAYA GESER DAN MOMEN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)

Beban QMS = A * w L= 22 m
Gaya geser VMS = 1/2 * QMS * L
Momen MMS = 1/8*QMS*L2

Berat
Lebar Tebal Luas Beban Geser Momen
Jenis beban berat satuan
No b h A QMS VMS MMS
sendiri w
(m) (m) (m2) (kN/m) 9kN) (kNm)
(kN/m3)
1 Balok prategang 11.730 85.498 181.4146
2 Plat lantai 1.5 0.2 0.3 25 7.500 54.67 115.9
3 Deck slab 0.6 0.07 0.042 25 1.050 7.653 16.24
4 Diafragma 0.084 0.612 1.2991
Total = 20.364 148.433 314.8537

4.2 BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)


Beban mati tambahan (superimposed dead load) adalah berat seluruh bahan yang menimbulkan suatu
beban pada balok (girder) jembatan yang merupakan elemn-elemn non-struktural, dan mungkin besarnya
berubah selama umur jembatan. Girder jembatan direncanakan mampu memikul beban mati berupa :
a. Aspal beton setebal 50 mm untuk pelapisan kembali di kemudia hari (overlay)

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG
b. Genngan air hujn setinggi 50 mm apabila saluran drainase tidak bekerja dengan baik
Beban QMA = A*w L = 22 m
Gaya geser VMA = 1/2*QMA*L
Momen MMA = 1/8*QMA*L2
Beban
Lebar Tebal Luas Berat sat Geser
Jenis beban mati QMA Momen MMA
No b h A w VMA
tambahan (kNm)
(m) (m) (m2) (kN/m3) (kN)
(kN/m)
1 Lapisan aspal + overlay 1.5 0.05 0.075 22 1.65 10.802 25.5187
2 Air hujan 1.5 0.05 0.075 9.8 0.735 6.961 16.444
Total : 2.385 17.763 41.9627

4.3 BEBAN LAJUR "D" (TD)


Beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi merata (Uniformly Distributed Load), UDL dan beban garis (Knife
Edge Load). UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung pada panjang total L yang
dibebani dan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
q= 8 kPa untuk L ≤ 30 m
q= 8.0*(0.5+15/L) kPa untuk L > 30 m
KEL mmepunyai intensitas, p= 44 kN/m
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut :
DLA = 0.4 untuk L ≤ 50 m
DLA = 0.4 - 0.0025*(L-50) untuk 50 < L < 90 m
DLA = 0.3 untuk L ≥ 90 m

Panjang balok L= 22 m jarak antara balok prateang, s = 1.5


Beban merata .0 *( 0.5 + 15 / L ) = 9.454545
Beban merat pada balok QTD = q * s = 14.18182
Beban garis p= 44
Faktor beban dinamis DLA = 0.4
Beban terpusat pada balok PTD = (1 + DLA ) * p * s = 92.4
Gaya geser dan momen mksimum pada balok akiba beban lajur "D"
VTD = 1/2 * QTD * L + 1/2 * PTD = 202.2 kN
MTD = 1/8 * QTD * L + 1/4 * PTD * L = 1366.2 kNm
2

4.4 GAYA REM (TB)


Pengaruh pengeeman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan dianggap
bekerja pada jarak 1.80 m diatas permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya rem arah memanjang
jembatan tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut :

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

Gaya rem, HTB = 250 kN untuk Lt ≤ 80 m


Gaya rem, HTB = 250 + 2.5 (Lt - 80) kN untuk 80 < Lt < 180 m
Gaya rem, HTB = 500 kN untuk Lt ≥ `80 m

Panjang balok L= 22 m Jumlah balok prategang untuk jal nbalok = 5


Gaya rem HTB = 250 kN Jarak antara balok brategang s= 1.5
Gaya rem untuk Lt ≤ 80 m TTB = HTB / nbalok = 50
Gaya rem TTb = 5 % beban lajur "D" tanpa beban dinamis
QTD = q * s = 14.181818 kN/m PTD = p * s = 66
TTB = 0.05 * (QTD * L + PTD) = 18.9
Diambil gaya rem TTB = 50
Beban momen akibat gaya rem y = 1.80 + h0 + ha + yac = 1.640
M = TTB * y = 81.996023
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem
VTB = M / L = 3.72709196
MTD = 1/2 * M 40.9980115

4.5 BEBAN ANGIN (EW)


Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembaan akibat angin yang meniup
kendaraan diatas lantai jembatan dihitung dengan rumus : TEW = 0.0012*Cw*(Vw)^2 (kN/m)

Cw = koefisien seret = 1.2


Vw = kecepatan angin rencan = 35 m/det Lihat Tabel 5
TEW = 0.0012 * Cw * (Vw)2 = 1.764 kN/m

Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi 2 m diatas lantai
jembatan
h= 2 m Jarak antara roda kendaraan x= 1.75
Transfer beban angin ke lantai jembatan QEW = [ 1/2 * h / x * TEW ] = 1.008
Panjang balok L= 22
Gaya geser dan momen maksimum akibat beban angin
VEW = 1/2 * QEW * L = 11.088
MEW = 1/8 * QEW * L2 = 60.984

4.6 BEBAN GEMPA (EQ)


Gaya gempa vetikal pada balok prategang dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal kebawah
minimal sebesar 0.10*g (g = percepatan gravitasi) atau dapat diambil 50% koefisien gempa horisontal
statik ekivalen.
Koefisien beban gempa Kh = C * S
Kh = Koefisien beban gempa horisontal
C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi anah setempat,
S = Faktor tipe struktur yang berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa (daktilitas)
dari struktur

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Waktu getar strktur dihitung dengan rumus : T = 2 * ᴨ * √ [ Wt / ( g * Kp ) ]
Wt = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
Kp = Kekakuan strujtur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan satu
satuan lendutan
g = percepatan grafitasi bumi 9.81 m/det^2
Beban total yang berupa berat sendiri dan beban amti tambahan : Wt = PMS + PMA
Berat sendiri QMS = 20.36403 kN/m Beban mati tambah QMA = 2.385
Panjang bentang balok L= 22 m
Wt = (QMS + QMA ) * L = 500.4786 kN
Momen inersia balok prategang Ixc = 0.12425186
Modulus elastik Ec = 35669973
Kekakuan balok prategang Kp = 48 * Ec * Ixc / L3 = 19979.2362
Waktu getar T = 2 * ᴨ * √ [ Wt / ( g * Kp ) ] = 0.31750363
Untuk lokasi di wilayah gempa 3 di atas tanah sedang, dari kurva diperoleh koefisien geser dasar
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton prategag penuh S = 1.3 C= 0.125
dengan F = 1.25 - 0.025 * n dan F harus diambil ≥ 1
F = faktor perangkaan

ntuk n= 1 maka : F = 1.25 - 0.025 * n = 1.23356254


Faktor tipe struktur S =1.3 * F = 1.6036313
Koefisien beban gempa horisontal Kh = C * S 0.20045391
Koefisien beban gempa vertikal Kv = 50% * Kh 0.10022696
Diambil, Kv = 0.10022696
Gaya gempa vertikal, TEQ = Kv * Wt = 50.1614485
Beban gempa vertikal, QEQ = TEQ / L = 2.28006584

Gaya geser dan momen maksimum akibat beban gempa vertikal


VEQ = 1/2 * QEQ * L = 25.0807243
MEQ = 1/8 * QEQ * L2 = 137.943983

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

0.15
0.25 0.5

0.125
1

500

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

m
m
m

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

m
m4
m4
m3
m3
m3

kN

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

kNm
kN/m

m2
kN

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

m
kN

kN
kN
kN
m
kNm

m
kN/m
m

kN
kNm

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

kN/m

m4
kPa
kN/m
detik

kN
kN/m

kN
kNm

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

4.5 RESUME MOMEN SAN GAYA GESER PADA BALOK


kode Q P M
No Jenis Bahan Keterangan
beban (Kn/m) (kN) (kNm)
1 Berat balok prategang balok 11.73 - Beban merata, Qbalok
2 Berat Plat plat 7.5 - Beban merata, Qplat
3 Berat sendiri MS 20.364 - Beban merata, Qms
4 Mati tambahan MA 2.385 - Beban merata, Qma
5 Lajur "D" TD 14.1818 92.4 Beban merata, Qma dan terpusat, PTD
6 Gaya rem TB - - 81.996 Beban merata, Mtb
7 Angin EW 1.008 - Beban merata, Qew
8 Gempa EQ 2.28007 - Beban merata, Qeq
9

Panjang bentang balok, L= 22 m


No Jenis beban Persamaan Momen Persamaan Ga

1 Berat sendiri (MS) Mx = 1/2**(L*X - X2) Vx = QMS*(L/2 - X)


2 Mati tambahan (MA) Mx = 1/2*Qma*(L*X - X2) Vx = QMA*(L/2 - X)
3 Lajur "D" (TD) Mx = 1/2*Qtd*(L*X - X2)+1/2*PTD*X Vx = QTD*(l/2 - X) + 1/2*PTD
4 Gaya rem (TB) Mx=X/L*Mtb Vx=MTB/L
5 Angin (EW) Mx = 1/2*Qew*(L*X - X2) Vx=QEW*(L/2 - X)
6 Gempa (EQ) Mx = 1/2*Qeq*(L*X - X2) Vx=QEQ*(L/2 - X)
Momen maksimum akibat berat balok, Mbalok = 1/8*Qbalok*L2
= 709.665
Momen maksimum akibat berat plat, Mplat = 1/8*Qplat*L 2
= 453.75

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

4.5.1. MOMEN PADA BALOK PRATEGANG


Jarak Momen pada balok prategang akibat beban KOMB I KOMB II
Berat Berat sen Mati tam Lajur "D"Rem Angin Gempa MS+MA+ MS+MA+
X balok MS MA TD TB Ew EQ TD+TB TD+EW
(m) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
0 0.00 0 0 0 0 0 0 0 0
1 123.17 213.8223 25.0425 195.109 3.727092 10.584 23.940691351 437.701 444.5579
2 234.60 407.2806 47.7 376.036 7.454184 20.16 45.601316858 838.4711 851.1769
3 334.31 580.3748 67.9725 542.782 11.18128 28.728 64.981876523 1202.31 1219.857
4 422.28 733.105 85.86 695.345 14.90837 36.288 82.082370345 1529.219 1550.598
5 498.53 865.4712 101.3625 833.727 18.63546 42.84 96.902798324 1819.196 1843.401
6 563.04 977.4733 114.48 957.927 22.36255 48.384 109.44316046 2072.243 2098.265
7 615.83 1069.111 125.2125 1067.95 26.08964 52.92 119.70345675 2288.359 2315.189
8 656.88 1140.386 133.56 1163.78 29.81674 56.448 127.6836872 2467.544 2494.175
9 686.21 1191.296 139.5225 1245.44 33.54383 58.968 133.38385181 2609.798 2635.223
10 703.80 1221.842 143.1 1312.91 37.27092 60.48 136.80395057 2715.122 2738.331
11 709.67 1232.024 144.2925 1366.2 40.99801 60.984 137.9439835 2783.514 2803.5
12 703.80 1221.842 143.1 1405.31 44.7251 60.48 136.80395057 2814.976 2830.731
13 686.21 1191.296 139.5225 1430.24 48.4522 58.968 133.38385181 2809.507 2820.023
14 656.88 1140.386 133.56 1441 52.17929 56.448 127.6836872 2767.107 2771.375
15 615.83 1069.111 125.2125 1437.55 55.90638 52.92 119.70345675 2687.776 2684.789
16 563.04 977.4733 114.48 1419.93 59.63347 48.384 109.44316046 2571.514 2560.265
17 498.53 865.4712 101.3625 1388.13 63.36056 42.84 96.902798324 2418.322 2397.801
18 422.28 733.105 85.86 1342.15 67.08766 36.288 82.082370345 2228.198 2197.398
19 334.31 580.3748 67.9725 1282 70.81475 28.728 64.981876523 2001.144 1959.057
20 234.60 407.2806 47.7 1207.64 74.54184 20.16 45.601316858 1737.159 1682.777

Diagram momen (bending moment diagram) balok prategang

14000

12000

10000

PATRICIA KEMBUAN
8000 14021101004
(kNm)
12000
STRUKTUR BETON PRATEGANG
10000

8000

M (kNm)
6000

4000

2000

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

X (m)

Kombi na si 1 Kombi nas i 2 Kombi na s i 3 Kombi na si 4

4.5.1. GAYA GESER PADA BALOK PRATEGANG


Jarak Momen pada balok prategang akibat beban KOMB I KOMB II
Berat Berat sen Mati tam Lajur "D"Rem Angin Gempa MS+MA+ MS+MA+
X balok MS MA TD TB Ew EQ TD+TB TD+EW
(m) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
0 129.03 224.0043 26.235 202.2 3.727092 11.088 25.080724272 456.1664 463.5273
1 117.30 203.6403 23.85 188.018 3.727092 10.08 22.800658429 419.2356 425.5885
2 105.57 183.2763 21.465 173.836 3.727092 9.072 20.520592586 382.3047 387.6496
3 93.84 162.9122 19.08 159.655 3.727092 8.064 18.240526743 345.3739 349.7108
4 82.11 142.5482 16.695 145.473 3.727092 7.056 15.9604609 308.443 311.7719
5 70.38 122.1842 14.31 131.291 3.727092 6.048 13.680395057 271.5122 273.8331
6 58.65 101.8201 11.925 117.109 3.727092 5.04 11.400329215 234.5813 235.8942
7 46.92 81.45611 9.54 102.927 3.727092 4.032 9.1202633716 197.6505 197.9554
8 35.19 61.09208 7.155 88.7455 3.727092 3.024 6.8401975287 160.7196 160.0165
9 23.46 40.72806 4.77 74.5636 3.727092 2.016 4.5601316858 123.7888 122.0777
10 11.73 20.36403 2.385 60.3818 3.727092 1.008 2.2800658429 86.85794 84.13885
11 0.00 0 0 46.2 3.727092 0 0 49.92709 46.2
12 -11.73 -20.36403 -2.385 32.0182 3.727092 -1.008 -2.280065843 12.99625 8.261154
13 -23.46 -40.72806 -4.77 17.8364 3.727092 -2.016 -4.560131686 -23.9346 -29.6777
14 -35.19 -61.09208 -7.155 3.65455 3.727092 -3.024 -6.840197529 -60.8654 -67.6165
15 -46.92 -81.45611 -9.54 -10.527 3.727092 -4.032 -9.120263372 -97.7963 -105.555
16 -58.65 -101.8201 -11.925 -24.709 3.727092 -5.04 -11.40032921 -134.727 -143.494
17 -70.38 -122.1842 -14.31 -38.891 3.727092 -6.048 -13.68039506 -171.658 -181.433

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG
18 -82.11 -142.5482 -16.695 -53.073 3.727092 -7.056 -15.9604609 -208.589 -219.372
19 -93.84 -162.9122 -19.08 -67.255 3.727092 -8.064 -18.24052674 -245.52 -257.311
20 -105.57 -183.2763 -21.465 -81.436 3.727092 -9.072 -20.52059259 -282.451 -295.25

Diafragma gaya geser (shearing force diagram) balok prategang perhitungan balok prategang
1200

1000

800

600
V (kn)

400

200

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

-200

-400

X (m)

Kombi nas i 1 Kombi na s i 2 Kombi na si 3 Kombi na s i 4

5. GAYA PRATEGANG, EKSENTRISITAS, DAN JUMLAH TENDON


5.1. KONDISI AWAL (SAAT TRANSFER)
Mutu beton, K- 500 Kuat tekan beton, fc' = 0.83*K*100 = 6000
Kuat tekan beton kondisi awal (saat transfer), fcl' = 0.8*fc' = 4800
Section properties, Wa = 0.09434 m3 Wb = 0.094 m3 A=

Ditetapkan jarak titik berat tendon terhadap alas balok, Zo= 0.3 m
Eksentrisitas tendon, es= yb - Zo = 0.300 m
Momen akibat berat sendiri balok Mbalok = 181.4146 kNm
Tegangan di serat atas, 0 = -Pt/A + Pt * es /Wa - Mbalok/Wa (Persamaan 1)

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

Tegangan di serat bawah, 0.6*fci'= -Pt/A - Pt * es/Wb + Mbalok/Wb (Persamaan 2)


Besarnya gaya prategang awal,
Dari persamaan (1): Pt = Mbalok /(es - Wa/A) = 1159.519
Dari persamaan (1): Pt = [0.6 * fci * Wb + Mbalok]/(Wb/A + es) = 1021.602
Diambil besarnya gaya prategang, Pt = 1021.602 kN

5.2 KONDISI AIR


Digunakan kabel yang terdiri dari beberapa kawat baja untaian"Standar VSL, dengan data sbb:
DATA STRANDS CABLE - STANDAR VSL
Jenis standars
Tegangan leleh standard fpy = 1580 kPa
Kuat tarik standard fpu = 1860 kPa
Diameter nominal strands 0.0127 m
Luas tampang nominal satu strans Ast = 0.00010 m 2
Beban putus minimal satu srands Pbs = 187.32 kN (100% UTS)
Jumlah kawat untaian (strands cable) 19 kawat untaian tiap tendon
Diameter selubung ideal 84 mm
Luas tampang strands 0.001875 m2
Bebab putus satu tendon Pb1 = 3559.1 kN
Modulus elastis strands Es = 193000 kPa
Tipe dongkrak VSL 19
Gaya prategang awal : Pt = 1021.6017897 kN
Beban putus satu tendon Pb1 = 3559.1 kN
Beban putus minimal satu srand : Pbs= 187.32 kN
Gaya prategang saat jacking: Pi = Pt1 / 0.85 persamaan (1)
Pi = 0.8 * Pb1 * nt persamaan (2)

Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh jumlah tendon yang diperlukan:
nt = Pt/(0.85 * 0.8 * Pb1) = 0.4221167073 Tendon
Diambil jumlah tendon, nt = 1 Tendon
Jumlah kawat untaian (strands cable) yang diperlukan,
ns= Pt/(0.85*0.8*Pbs) = 8.0202625084 strands
Diambil jumlah srands, ns = 19 strands

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

Posisi Baris Tendon :


ns1 = 1 Tendon 19 strands/tendon = 19 strands dg selubug tendon =
ns2 = Tendon strands/tendon = strands dg selubug tendon =
nt = 1 Tendon ns = 19 strands

Presentasi tegangan leleh yang timbul pada baja (% Jacking Force) :


po = Pt / (0.85 * ns * Pbs) = 38.328 %
Gaya prategang yang terjadi akibat jacking: Pj = po*ns*Pbs = 1364.14 kN
Diperkirakan kehilangan tegangan (loss of prestress) = 30 %
Gaya prategang akhir setelah kehilangan tegangan (loss of prestress) sebesar 30 %
Peff = 70% * Pj = 954.89826665 kN

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

5.3. PEMBESIAN BALOK PRATEGANG


Tulangan arah memanjang digunakan besi diamere D 13 mm
As = π/4 * D2 = 132.73229 0.00013 m2
Luas tampang bagian bawah : Abawah = 0.125 m2
Luas tulangan bagian bawah : Abawah = 0.5% * Abawah = 0.00063 m2
Jumlah tulangan = As bawah / (π/4 * D2) = 4.71 buah
Digunakan : 6 D 13

Luas tampang bagian atas : Atas = 0.125 m2


Luas tulangan bagia atas : As atas = 0.5% * Aatas = 0.000625 m2
Jumlah tulangan = As atas / (π/4 * D2) = 4.71 buah
Digunakan : 6 D 13

Luas tampang bagian badan : Abadan = 0.33 m2

As badan = 0.5% * Abadan = 0.00165 m2


Jumlah tulangan = As badan / (π/4 * D2) = 12.43 buah
Digunakan : 14 D 13

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

5.4.1. POSISI TENDON DI TENGAH BENTANG


Diambil jarak dari alas balok ke as baris tendon ke -1 a= 0.2 m
Jumlah tendon baris ke - 1: nt1 = 1 tendon 19 strands = 19
Jumlah tendon baris ke - 2: nt4 = tendon 0 strands = 0
nt = 1 tendon JMlh strands ns= 19
Eksentrisitas, es = 0.300 m
zo = yb - es = 0.300 m
yd = jarak vertikal antara tendon terhadap alas:
ns * zo = n1 * a + n2 * (a + yd)
yd = ns * (zo - a)/n2 = 0.100 m Diambil, yd = 0
dt = 0.0002
Diameter selubung tendon, yd - dt = -0.0002
Jarak bersih vertikal antara selubung tendon, -0.2
, 25
5.4.2. POSISIS TENDON DI TUMPUAN
Diambil jarak dari alas balok ke as baris tendon ke - 4 : a' = 0.35 m

Jumlah tendon baris ke- 1 : n1 = 1 tendon 19 strands = 19 strands


Jumlah strands, ns = 19 strands
ye = Letak titik berat tendon terhadap pusat tendon terbawah
Letak titik berat penampang balok terhadap alas, yb = 0.600 m
Momen statis tendon terhadap pusat tendon terbawah:
n1 yd' n1 * yd' Σn1 * yd' = ns * ye
19 0 0 ye/yd' = [Σni * yd'/yd']/ns = 0.000
Σn1 * yd' /yd' = 0 ye = yb - a' = 0.25 m
yd' = ye /[ye/yd'] = 0.000 m
zo = a' + ye = yb 0.6 m

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

5.4.3 EKSENTRISITAS MASING - MASING TENDON

Posisi Tendon di Tumpuan Zr Nomor Posisi Tendon d Zi fi


Nomor
Tendon Tendon Tengah Bentang Zi' - zi
X = 0.00 m (m) X = 11 (m) = (m) =
1 Z1' = a' 0.350 1 Z1 = a 0.2 0.200

5.5. LINTASAN INTI TENDON (CABLE)


Panjang balok, L= 22 m Eksentrisitas, es = 0.300
Persamaan lintasan tendon bentang 1: Y = 0.018. X2-0.15 X + 0 dengan, f = es
Persamaan lintasan tendon bentang 2: Y =0.0125 . X2-0.425 X + 3.3

X Y X Y X Y
0 0.000 10 0.300 0.000 0.000
1 -0.132 11 0.138 5.000 -0.300
2 -0.228 12 0.000 10.000 0.300
3 -0.288 13 -0.113 16.000 -0.300
4 -0.312 14 -0.200 22.000 0.000
5 -0.300 15 -0.263
5 -0.300 16 -0.300
6 -0.252 17 -0.313
7 -0.168 18 -0.300
8 -0.048 19 -0.263
9 0.108 20 -0.200
10 0.3 21 -0.112
22 0.000

Grafik Lintasan Tendon


0.400 PATRICIA KEMBUAN
0.300
0.200 14021101004
0.100
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Grafik Lintasan Tendon
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0.000
-0.100 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
-0.200
-0.300
-0.400

x0 = 0.000 m L/2 + x0 = 11 m αab = 2*(es+eo)/(L/2+xo) = 0.055


e0 = 0.000 m es + eo = 0.300 m αab = 2*(es+eo)/(L/2+xo) = 0.055

5.5.1. SUDUT ANGKUR


Persamaan lintasan tendon, Y = 4*fi*X/L2 * (L - X)
dY/dX = 4*fI*(L - 2*X)/L2
Untuk X = 0 (Posisi angkur di tumpuan), maka dY/dX = 4*fI /L
Persamaan sudut angkur, α = ATAN(dY/dX)
No Jumlah DIAMETEREksentri fi SUDUT GESER
Tendon STRAND SELUBUNsitas (m) dY/dX
1 19 84 f1 = 0.200 0.0364 α1 = 0.036348 rad = 2.082565
2 19 84 f2 = 0.000 0.0000 α2 = 0.000000 rad = 0
3 19 84 f3 = 0.000 0.0000 α3= 0.000000 rad = 0
4 19 84 f4 = 0.000 0.0000 α4= 0.000000 rad = 0

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

5.5.2. TATA LETAK DAN TRACE KABEL


L= 22 m f1 = 0.200 m f4 = 0.000 m
f o = es = 0.300 m f2= 0.000 m
yb = 0.6 m f3 = 0.000 m
Posisi Masing -masing cable : zi = zi' - 4 *fi*X/L2*(L -X)

Jarak Trace Posisi masing - masing cable

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

X Zo Z1
(m) (m) (m)
0 0.6000 0.3500
1 0.4320 0.3153
2 0.2280 0.2839
3 -0.0120 0.2558
4 -0.2880 0.2310
5 -0.6000 0.2095
6 -0.9480 0.1913
7 -1.3320 0.1764
8 -1.7520 0.1649
9 -2.2080 0.1566
10 -2.7000 0.1517
11 -2.2875 0.1500
12 -3.0000 0.1517
13 -3.7375 0.1566
14 -4.5000 0.1649
15 -5.2875 0.1764
16 -6.1000 0.1913
17 -6.9375 0.2095
18 -7.8000 0.2310
19 -8.6875 0.2558
20 -9.6000 0.2839
21 -10.5375 0.3153
22 -11.5000 0.3500

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

pusat, PTD

kNm
kNm

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

KOMB III KOMB IV


MS+MA+ MS+MA+
TD+TB+EW EQ
(kNm) (kNm)
0 0
448.28498 262.80549
858.63111 500.58188
1231.0384 713.32918
1565.5068 901.04738
1862.0364 1063.7365
2120.6272 1201.3965
2341.2791 1314.0274
2523.9921 1401.6293
2668.7663 1464.202
2775.6017 1501.7456
2844.4982 1514.2602
2875.4559 1501.7456
2868.4747 1464.202
2823.5547 1401.6293
2740.6958 1314.0274
2619.8981 1201.3965
2461.1615 1063.7365
2264.4861 901.04738
2029.8719 713.32918
1757.3188 500.58188

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

6 17 18 19 20

KOMB III KOMB IV


MS+MA+ MS+MA+
TD+TB+EW EQ
(kNm) (kNm)
467.2544 275.32003
429.31555 250.29094
391.37671 225.26185
353.43786 200.23275
315.49902 175.20366
277.56017 150.17456
239.62132 125.14547
201.68248 100.11638
163.74363 75.087282
125.80478 50.058188
87.865938 25.029094
49.927092 0
11.988246 -25.02909
-25.9506 -50.05819
-63.88945 -75.08728
-101.8283 -100.1164
-139.7671 -125.1455
-177.706 -150.1746

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG
-215.6448 -175.2037
-253.5837 -200.2328
-291.5225 -225.2618

rategang

7 18 19 20

kPa
kPa
0.6572495

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

84 mm
mm

< 80 % OK

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

strands
strands
strands

m
m
m
mm
tdk ok

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

(m) =

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

25.000




PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

5.6 KEHILANGAN TEGANGAN (LOSS OF PRESTRESS) PADA CABLE

5.6.1 KEHILANGAN TEGANGAN AKIBAT GESEKAN ANGKUR Pj = 1364.14 kN


Gaya prategang akibat jacking (jacking force) :
Kehilangan gaya kibat gesekan angkur diperhitungkan sebesar 3% dari gaya prategang akibat jacking
Po = 97% * Pj = 1323.216 kN

5.6.2. KEHILANGAN TEGANGAN AKIBAT GESEKAN CABLE (JACK FRICTION)


Sudut lintasan tendon dri ujung ke tengah αAB = 0.055 rad αBC = 0.054545 rad
Perubahan sudut total lintasan tendon α = αAB + αBC = 0.109091 rad
Dari Tabel 6.6 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh :
Koefisien gesek μ= 0.2
Dari Tabel 6.6 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh :
Koefisien Wobble, β = 0.012
Gaya prategang akibat jacking setelah memperhitungkan loss of prestress kibat gesekan angkur
Po = 1323.216 kN
Loss of prestress akibat gesekan kabel : Px = Po * e -μ*(α+β*Lx)
dengan e = 2.7183 (bilangan natural)
Untuk Lx = 20.4 m Px = Po * e -μ*(α+β*Lx) = 1232.798 kN
Lx = 40.8 m Px = Po * e -μ*(α+β*Lx) = 1173.894 kN

5.6.3 KEHILANGAN TEGANGAN AIBAT PEMENDEKAN ELASTIS (ELASTIC SHORTENING)

Jarak titik berat tendon baja terhadap titik berat tampang balok es = 0.3 m
Momen inersia tampang balok beton Ix = 0.056606 m4
Luas tampang balok beton A = 0.46 m2
Modulus elastis balok beton Ebalok = 3.6E+07 kPa
Modulus elastis baja prategang (strand) Es = 1.9E+08 kPa
Jumlah total strands ns = 19
Luas tampang minimal satu strands Ast = 0.0001 m2
Beban putus satu strands Pbs = 187.32 kN
Momen akibat berat sendiri balok Mbalok = 709.665 kNm
Luas tampang tendon baja prategang At = ns * Ast = 0.0019 m2
Modulus ratio antara baja prategang dengan balok beton n = Es / Ebalok = 5.410713
Jari-jari inersia penampang balok beton i = √ ( Ix / A ) = 0.350795 m
Ke = At / A * ( 1 + es^2 / i^2 ) = 0.007058
baja prategang sebelum loss of pestress ( di tengah bentang) :
σpi = ns * Pbs / At = 1897872 kPa
Kehilangan tegangan pada baja oleh regangan elastik dengan memperhitungkan pengaruh berat sendiri :
Δσpe' = σpi * n * Ke / ( 1 + n * Ke ) = 69814.68 kPa
Tegangan beton pada level bajanya oleh pengaruh gaya prategang Pt :
σbt = Δσpe' / n - Mbalok * es / Ix = 9141.985 kPa
PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Kehilangan tegangan pada baja oleh regangan elastik tanpa pengaruh berat sendiri :
Δσpe = 1/2 * n * σbt = 24732.33 kPa
Loss of prestress akibat pemendekan elastis :
ΔPe = Δσpe * At = 46.38054 kN

5.6.4 KEHILANGAN TEGANGAN AKIBAT PENGANGKURAN (ANCHORING)

Panjang tarik masuk (berkisar antara 2 -7 mm) diambil 2 mm : ΔL = 0.002 m


Modulus elastis baja prategang : Es = 1.9E+08 kPa
Luas tampang tendon baja prategang : At = 0.001875 m2
Loss of prestess akibat gesekan angkur : Po = 1323.216 kN
Loss of prestress akibat gesekan cable : Px = 1232.798 kN
Jarak dari ujung sampai tenga bentang balok : Lx = 20.4 m2
Kemiringan diagram gaya : m = tan ω = ( Po - Px ) / Lx = 4.432249 kN/m
Jarak pengaruh kritis slip angkur dari ujung : Lmax = √ ( ΔL * Es * At / m ) = 12.77959 m2
Loss of prestress akibat angkur : ΔP = 2 * Lmax * tan ω = 113.2847 kN
P'max = Po - ΔP / 2 = 1266.574 kN
Pmax = P'max - ΔPe = 1220.193 kN

5.6.5 KEHILANGAN TEGANGAN AKIBAT RELAXATION OF TENDON


a. Pengaruh Susut (Shrinkage)
Δɛsu = Ɛb * kb * ke * kp
Ɛb = regangan dasar susut (basic chrinkage strain)
Untuk kondisi kering udara dengan kelembaban < 50 %
Dari tabel 6.4 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh 0.0006
kb = koefisien yang tergantung pada pemakain air semen (water coment ratio) untuk beton
mutu tinggi dengan faktor air semen
w= 0.4 Coment content = 4.5 kN/m3
Dari kurva 6.1 (NAASRA Bridge Design Specification) diperol kb = 0.905
ke = koefisien yang tergantung pada tebal teoritis ( em)
Luas tampang balok, A = 0.46 m2
Keliling penampang balok yang berhubungan dengan udara lu A= 5.7 m
em = 2 * A / K = 0.161404 m
Dari Kurva 6.2 (NAASRA Bridge Design Specification) diperol ke = 0.734
kp = koefisien yang tergantung pada luas tulangan baja memanjang non prategang
Presentase luas tulangan memanjang terhadap luas tampang p = 0.50%
PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

kp = 100 / ( 100 + 20 * p ) = 0.999001


Δɛsu = Ɛb * kb * ke * kp = 0.000398
Modulus elastis baja prategang (strand), Es = 1.9E+08 kPa
Tegangan susut : σsh = Δɛsu * Es = 76845.62 kPa

b. Pengaruh Rayapan (Creep)


P initial (keadaan saat transfer) di tengah bentang : Pi = Px - ΔPe = 1186.418 kN
Pi / (ns * Pbs) = 33.33496 %
Mbalok = 709.665 kNm Ebalok = 3.6E+07 kPa
Wa = 0.0943438 m3 es = 0.3 m
Wb = 0.0943438 m3 A = 0.46 m3
Tegangan beton di serat atas, fa = -Pi / A + Pi * es / Wa - Mbalok / Wa = -6328.65 kPa
Tegangan beton di serat bawah, fb = -Pi / A - Pi * es / Wb + Mbalok / Wb = 1170.308 kPa
Regangan akibat creep
Ɛcr = ( fc / Ebalok ) * kb * kc * kd * ke * ktn
kc = koefisien yang tergantung pada kelembaban udara, untuk perhitungan diambil kondisi
kering dengan kelembaban udara < 50%
Dari Tabel 6.5 (NAASRA Bridge Design Specification) diperole kc = 3

kd = koefisien yang terganung pada derajat pengerasan beton saat dibebani dan pada suhu
ratarata di sekelilingnya selama pengerasan beton. Karena grafik pada gambar 6.5
didasarkan pada temperatur 20°C, sedang temperatu rata-rata di Indonesia umumnya
lebih dari 20°C, maka perlu ada koreksi waktu pengerasan beton sebagai berikut :
Jumlah hari dimana pengerasan terjadi pada suhu rata-rata T t= 28 hari
Temperatur udara rata-rata T = 27.5 °C
Umur perkerasan beton terkoreksi saat dibebani : t' = t * (T + 10) / 30 = 35 hari
Dari Kurva 6.4 (NAASRA Bridge Design Specification) untuk semen normal tipe I diperoleh :
kd = 0.938
ktn = koefisien yang tergantung pada waktu (t) dimana pengerasan terjadi dan tebal eoritis (em)
Untuk t = 28 em = 0.1614 m
Dari Kurva 6.4 (NAASRA Bridge Design Specification) untuk semen normal tipe I diperoleh :
ktn = 0.2
fc = fb = -1170.31 kPa
Ɛcr = (fc / Ebalok) * kb * kc * kd * ke * ktn = -1.2E-05
σcr = Ɛcr * Es = -2367.3 kPa
Δσsc = σcr + σsh = 74478.32 kPa
σpi = Pi / At = 632655 kPa
Besar tegangan terhadap UTS = 33.33496 UTS
x= 0 Jika : σpi < 50% UTS
x= 1 Jika : σpi = 50% UTS
x= 2 Jika : σpi = 70% UTS Nilai X = 1.725
Relaxasi setelah 1000 jam pada 70% beban putus ( c = 2.50% 33.33496 %
σr = X * c * (σpi - Δσsc) = 24071.37 kPa
Loss of Prestress jangka panjang = Δσsc + σr = 72111 kPa
ΔP = ( Δσsc + σr ) * At = 184.8102 kN

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

Gaya efektif di tengah bentang balok : Peff = Pi - ΔP = 1001.608 kN


Kehilangan gaya prategang total (1 - Peff/Pj) * 100% = 26.57592 %
= 30 %
Kontrol tegangan pada tendon baja pasca tarik segea setelah penyaluran gaya prategang :
Tegangan ijin tendon baja pasca tarik : fpu = 1860000 0.7 * fpu = 1302000
Tegangan yang terjadi pada tendon baja pasca tarik : fp = Peff / At = 534105 kPa

Gaya (kN) Loss of prestress % UTS


Pi 1364.14 Anchorage friction 38.32846
Po 1323.22 Jack friction 37.1786
Px 1232.80 Elastic shortening 34.63812
Pi 1186.42 Relaxation of tendon 33.33496
Peff 1001.61 28.14232

6. TEGANGAN YANG TERJADI PADA PENAMPANG BALOK

MenurutPeraturan Perencanaan Teknik Jembatan (Bridge Design Code) tegangan beton sesaat
setelah penyaluran gaya prategang (sebelum terjadi kehilangan tegangan sebagai fungsi waktu)
tidak boleh melampaui nilai berikut :
1) Tegangan serat tekan terluar harus ≤ 0.60 * fci' dengan fci' =0.80 fc'
2) Tegangan serat tarik terluar harus ≤ 0.50 * √fci' dengan fci' =0.80 fc'
Tegangan beton pada kondisi beban layan (setelah memperhitungkn semua kehilangan tegangan)
tidak boleh melebihi nilai sebagai berikut :
1) Tegangan serat tekan terluar akibat pengaruh prategang, beban mati, dan beb ≤ 0.45 * fc'
2) Tegangan serat tarik terluar yang pada awalnya mengalami tekan, ≤ 0.50 * √ fc'

6.1 KEADAAN AWAL (SAAT TRANSFER)

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

Mutu beton balok prategang K-500 Kuat tekan beton fc' = 0.83 * K * 100 = 41500 kPa
Kuat tekan beton pada kondisi awal (saat transfer), fci' = 0.8 * fc' = 33200 kPa
Tegangan ijin tekan beton -0.6 * fci' = -19920 kPa
Pt = 8451.3 kN Wa = 0.0943438 m3 A= 0.46 m2
Mbalok = 709.665 kNm Wb = 0.0943438 m3 es = 0.3 m2
Tegangan di serat atas, fca = -Pt / A + Pt * es / Wa - Mbalok / Wa = 979.4471 kPa
Tegangan di serat bawah, fcb = -Pt / A - Pt * es / Wb - Mbalok / Wb = -37724.2 kPa

6.2 KEADAAN SETELAH LOSS OF PRESTRESS


Mutu beton balok prategang K - 500 Kuat tekan beton fc' = 0.83 * K*100 = 41500 kPa
Tegangan ijin tekan beton -0.45 * fc' = -18675 kPa
Peff = 1001.608 kN Wa = 0.0943438 m3 A = 0.46 m2
Mbalok = 709.665 kNm Wb = 0.0943438 m3 es = 0.3 m2

Tegangan di serat atas, fa = -Peff / A + Peff * es / Wa - Mbalok / Wa = -6514.55 kPa AMAN


Tegangan di serat bawah, fb = -Peff / A - Peff * es / Wb - Mbalok / Wb = 2159.74 kPa AMAN

6.3 KEADAAN SETELAH PLAT LANTAI SELESAI DI COR (BETON MUDA)

Mutu beton baloK prategang K-500 Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K * 100 = 41500 kPa
Tegangan ijin tekan beton -0.45 * fc' = -18675 kPa
Mbalok = 709.665 kNm Mplat = 453.75 kNm
Peff = 1001.608 kN Wa = 0.0943438 m3 A= 0.46
Mbalok+plat = 1163.415 kNm Wb = 0.0943438 m3 es = 0.3
Tegangan di serat atas, fa = -Peff / A + Peff * es / Wa - Mbalok+plat / Wa = -11324.1 kPa
Tegangan di serat bawah, fb = -Peff / A - Peff * es / Wb + Mbalok+plat / Wb = 6969.279 kPa

6.4 KEADAAN SETELAH PLAT DAN BALOK MENJADI KOMPOSIT

Mutu beton baloK prategang K-500 Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K * 100 = 41500 kPa
Tegangan ijin tekan beton -0.45 * fc' = -18675 kPa
Mbalok = 709.665 kNm Ac = 0.6572495 m2 ybc = 0.81008

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

Mplat = 453.75 kN Wac = 0.2106248 m3 yb = 0.600 m


Peff = 1001.608 kNm W'ac = 0.3186595 m3 Eksentrisitas tendon untuk penampang komposit :
Mbalok+plat = 1163.415 kNm Wbc = 0.1533823 m 4 e's = es + (ybc - yb) = 0.51008
Tegangan beton di serat atas plat : fac = -Peff / Ac + Peff * e's / Wac - Mbalok+plat / Wac = -4621.94 kPa
Tegangan beton di serat atas balokf'ac: = -Peff / Ac + Peff * e's / W'ac + Mbalok+plat / W'ac = -3571.63 kPa
f'bc =
Tegangan beton di serat bawah balok : -Peff / Ac + Peff * e's / Wbc + Mbalok+plat / Wbc = 2730.239 kPa

7. TEGANGAN YANG TERJADI PADA BALOK KOMPOSIT

7.1 TEGANGAN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)

Momen akibat berat sendiri MMS = 314.8537 kNm


Ac = 0.6572495 m2
Wac = 0.2106248 m3
W'ac = 0.3186595 m3
Wbc = 0.1533823 m3

Tegangan beton di serat atas plat : fac = -MMS / Wac = -1494.86 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = -MMS / W'ac = -988.057 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = +MMS / Wbc = 2052.738 kPa

7.2 TEGANGAN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)

Momen akibat beban mati tambahan, MMS = 41.9627 kNm


Ac = 0.65725 m2
Wac = 0.210625 m3
W'ac = 0.31866 m3
Wbc = 0.153382 m3

Tegangan beton di serat atas plat : fac = -MMS / Wac = -199.23 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = -MMS / W'ac = -131.685 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = +MMS / Wbc = 273.5824 kPa

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

7.3 TEGANGAN AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK (SR)

7.3.1 TEGANGAN AKIBAT SUSUT BETON (SHRINKAGE)


Gaya internal yang timbul akibat susut (menurut NAASRA Bridge Design Specification) dinyatakan dengan :
Ps = Aplat * Eplat * Δɛsu * n * [ ( 1 - e-cf ) / cf ] Beff = 0.99 h0 = 0.2
Aplat = luas penampang plat Aplat = Beff * ho = 0.19725 m2
Eplat = mosulus elastik balok Eplat = 2.3E+07 kPa
e = bilangan natura e = 2.7183
n = Eplat / Ebalok n = 0.657498

kb = 0.905 kc = 3 kd = 0.938 yac = 0.58992


Ac = 0.65725 m2 ke = 0.734 ktn = 0.2 ɛb = 0.0006
Wac = 0.210625 m3 Eksentrisitas tendon e' = yac - ho / 2 = 0.48992
W'ac = 0.31866 m3 Gaya internal yang timbul akibat susut :
Wbc = 0.153382 m3 Δɛsu = ɛb * kb * ke * kp = 0.000398
cf = kb * kc * kd * ke * (1-ktn) = 1.495405
Ps = Aplat * Eplat * Δɛsu * n * [ { 1 - e-cf ) / cf ] = 628.3274 kN
Tegangan akibat susut yang terjadi :
Tegangan beton di serat atas plat fca = Ps / Ac - Ps * e' / Wac = -506
Tegangan beton di serat atas balok, f'ca = Ps / Ac - Ps * e' / W'ac -10.0217
Tegangan beton di serat bawah balok fcb = Ps / Ac + Ps * e' / Wbc = 2962.944

7.3.2 TEGANGAN AKIBAT RANGKAK BETON (CREEP)

Residual creep (menurut NASSRA Bridge Design Specification) dinyatakan dengan persamaan
σcr = ( 1 - e-cf )*( σ2 - σ1 )
σ2 = tegangan pada balok komposit pada kondisi awal sebeum loss of prestress
σ1 = tegangan pada balok komposit pada kondisi akhirs setelah loss of prestress
cr = the residual creep factor = kb * kc * kd * ke (1-ktn) 1.495405
e = bilangan natura 2.7183 (1-e ) = 0.775844
-cf

Pi = 1186.418 kN Ac = 0.65725 m2
Peff = 1001.608 kN Wac = 0.21062 m3
e's = 0.51008 m W'ac = 0.31866 m3
Mbalok+plat= 1163.415 kNm Wbc = 0.15338 m3

Tgangan pada balok sebelum loss of prestress


Tegangan beton di serat atas plat : fac = -Pi / Ac + Pi * e's / Wac - Mbalok+plat / Wac = -4455.56 kPa
PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = -Pi / Ac + Pi * e's / W'ac - Mbalok+plat / W'ac = -3556.99 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = -Pi / Ac - Pi * e's / Wbc + Mbalok+plat / Wbc = 1834.458 kPa
Tegangan pada balok setelah loss of prestress,
Tegangan beton di serat atas plat : fbc = -Peff/ Ac + Peff * e's / Wac - Mbalok+plat / Wac = -4621.94 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : fbc = -Peff/ Ac + Peff * e's / Wac - Mbalok+plat / Wac = -3571.63 kPa
Tegangan beton di serat bawah balokfbc
: = -Peff/ Ac - Peff * e's / Wac + Mbalok+plat / Wac = 2730.239 kPa

σ2 σ1
σ2 - σ1 ( 1 - e-cr) σcr (kPa)
(kPa) (kPa)

Tegangan beton di serat atas plat fca = -4621.94 -4456 -166.376 0.775844 -129.082
Tegagan beton di serat atas balok f'ca = -3571.63 -3557 -14.6392 0.775844 -11.3577
Tegangan beton di serat bawah fcb = 2730.239 1834.46 895.7818 0.775844 694.9872

7.3.3 SUPERPOSISI TEGANGAN SUSUT DAN RANGKAK

Tegangan pada beton akibat Susut Rangkak Susut dan Rangkak


Tegangan beton di serat atas plat fca = -505.516 kPa -129.082 kPa -634.598
Tegangan beton di serat bawah plat f'ca = -10.0217 kPa -11.3577 kPa -21.3794
Tegangan beton di serat bwah ablok fcb = 2962.944 kPa -694.987 kPa 2267.957

7.4 TEGANGAN AKIBAT PRATEGANG (PR)

Gaya prategang efektif Peff = 1001.6075 kN Eksentrisitas e's = 0.51008 m

Ac = 0.65725 m2
Wac = 0.210625 m3
W'ac = 0.31866 m3
Wbc = 0.153382 m3

Tegangan beton di serat atas plat fbc = -Peff/ Ac + Peff * e's / Wac = 901.7003 kPa
Tegangan beton di serat bawah plat f'ac = -Peff/ Ac + Peff * e's / W'ac = 79.3392 kPa
Tegangan beton di serat bawah ablok fbc = -Peff/ Ac - Peff * e's / W'bc = -4854.83 kPa

7.5 TEGANGAN AKIBAT BEBAN LAJUR "D" (TD)

Momen balok akibat beban lajur "D"


MTD = 1366.2 kNm
Wac = 0.210625 m3
W'ac = 0.31866 m3
Wbc = 0.153382 m3

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

Tegangan beton di serat atas plat : fac = -MTD / Wac = -6486.42 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = -MTD / W'ac = -4287.33 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = MTD / Wbc = 8907.156 kPa

7.6 TEGANGAN AKIBAT GAYA REM (TB)

Momen balok akibat gaya rem


MTB = 40.99801 kNm
Wac = 0.210625 m3
W'ac = 0.31866 m3
Wbc = 0.153382 m3

Tegangan beton di serat atas plat : fac = -MTB / Wac = -194.65 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = -MTB / W'ac = -128.658 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = MTB / Wbc = 267.293 kPa

7.7 TEGANGAN AKIBAT BEBAN ANGIN (EW)

Momen balok akibat beban angin


MEW = 60.984 kNm
Wac = 0.210625 m3
W'ac = 0.31866 m3
Wbc = 0.153382 m3

Tegangan beton di serat atas plat : fac = -MEW / Wac = -289.539 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = -MEW / W'ac = -191.377 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = MEW / Wbc = 397.5948 kPa

7.8 TEGANGAN AKIBAT BEBAN GEMPA (EQ)

Momen balok akibat beban angin


MEQ = 137.944 kNm
Wac = 0.210625 m3
W'ac = 0.31866 m3

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

Wbc = 0.153382 m3

Tegangan beton di serat atas plat : fac = -MEQ / Wac = -654.928 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = -MEQ / W'ac = -432.888 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = MEQ / Wbc = 899.3475 kPa

7.9 TEGANGAN AKIBAT PENGARUH TEMPERATUR (ET)

Gaya internal akibat peredan temperatur : Pt = At * Ebalok * β * (Ta + Tb) / 2


Perbedaan temperatur ΔT = 15 °C At = Luas tampang yang ditinjau
Modulus elastis balok Ebalok = 35669973 kPa Ta = Perbedaan tempetatur gradien bagian atas
Koefisien muai β = 0.000011 /°C Tb = Perbedaan temperatur gradien bagian bawah

Ac = 0.65725 m2 Wac = 0.2106248 m3 Beff = 0.99 m


yac = 0.58992 m W'ac = 0.3186595 m 3
h= 1.20 m
ybc = 0.81008 m Wbc = 0.1533823 m3 h'4 0.85 m

MOMEN AKIBAT TEMPERATUR


Temperatur
Gaya
Lebar Tebal Luas Lengan terhadap titik
atas bawah (Ta+Tb)/
No b h At Pt berat penampang
Ta Tb 2 (°C)
(m) (m) (m2) balok kmposit
(°C) (°C) (kg)

0 0.986248 0.2 0.19725 15 10 12.5 967.4343 z0=yac-h0/2


1 0.5 0.25 0.125 10 9.3 9.65 473.2959 z1=yac-h0-h1/2
ΣPt = 1351.07 kN
Eksentrisitas ep = ΣMpt / ΣPt = 0.740768

Tegangan yang terjadi akibat perbedaan temperatur :


fcaplat
Tegangan beton di serat atas = -E: balok * β*ΔT + ΣPt / Ac + ΣPt / Ac + ΣPt * ep / Wac = -1133.83 kPa
fcabalok
Tegangan beton di serat atas = -Ebalok
: * β*ΔT + ΣPt / Ac + ΣPt / Ac + ΣPt * ep / Wac = -689.156 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fca = ΣPt / Ac - ΣPt * ep / Wbc = -4469.42 kPa

8. KONTROL TEGANGAN TERHADAP KOMBINASI PEMBEBANAN

Mutu Beton K - 500


Kuat tekan beton f'c = 0.83 * K * 100 = 41500 kPa
Tegangan ijin tekan beton F'c = -0.45 * fc' = -18675 kPa

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

Tegangan ijin tarik beton : Fc = 0.50 * √fc' = 101.8577 kPa

KOMBINASI PEMBEBANAN UNTUK TEGANGAN IJIN


KOMBINASI PEMBEBANAN
Akasi / Beban Simbol
1 2 3 4 5
A. Aksi Tetap
Berat sendiri MS √ √ √ √ √
Beban Mati Tambahan MA √ √ √ √ √
Susut dan Rangkak SR √ √ √ √ √
Prategang PR √ √ √ √ √
B. Aksi Transien
Beban Lajur "D" TD √ √ √ √
Gaya Rem TB √ √ √ √
C. Aksi Lingkungan
Pengaruh Temperatur ET √ √
Beban Angin EW √ √
Beban Gempa EQ √

8.1 KONTROL TEGANGAN TERHADAP KOMBINASI - 1


Tegangan ijin beton untuk KOMBINASI -1Tegangan ijin tekan Fc' = -0.45 * fc' = ### kPa
Fc = 0.50 * √fc' = ### kPa

Tegangan pada beton yang terjadi akibat beban :


Berat Mati Susut-
Prategang Lajur "D" Tegangan
Teg sendiri Tambahan rangkap Rem Ket
PR TD KOMB
MS MA SR
fac -1494.86 -199.23 -505.516 901.70032 -6486.42 -194.65 -7978.97 AMAN
f'ac -988.057 -131.685 -10.0217 79.339196 -4287.33 -128.66 -5466.42 AMAN
fbc 2052.738 273.5824 2962.944 -4854.828 8907.156 267.293 9608.886 AMAN
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc < 0 (tekan) maka sistim sambungan segmental aman (OK)

8.2 KONTROL TEGANGAN TERHADAP KOMBINASI - 2


Tegangan ijin beton untuk KOMBINASI -2Tegangan ijin tekan Fc' = -0.45 * fc' = -18675 kPa
Fc = 0.50 * √fc' = 101.858 kPa

Tegangan pada beton yang terjadi akibat beban :


Berat Mati Susut-
Prategang Lajur "D" Temperat Angin Gempa
Teg sendiri Tambahan rangkap Rem
PR TD ur ET EW (EQ)
MS MA SR
fac -1494.86 -199.23 -505.516 901.70032 -6486.42 -194.65 -1133.83
f'ac -988.057 -131.685 -10.0217 79.339196 -4287.33 -128.66 -689.156
fbc 2052.738 273.5824 2962.944 -4854.828 8907.156 267.293 -4469.42
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc < 0 (tekan) maka sistim sambungan segmental aman (OK)

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

8.3 KONTROL TEGANGAN TERHADAP KOMBINASI - 3


Tegangan ijin beton untuk KOMBINASI -3Tegangan ijin tekan Fc' = -0.45 * fc' = -18675 kPa
Fc = 0.50 * √fc' = 102 kPa

Tegangan pada beton yang terjadi akibat beban :


Berat Mati Susut-
Prategang Lajur "D" Temperat Angin Gempa
Teg sendiri Tambahan rangkap Rem
PR TD ur ET EW (EQ)
MS MA SR
fac -1494.86 -199.23 -505.516 901.70032 -6486.42 -194.65 -289.539
f'ac -988.057 -131.685 -10.0217 79.339196 -4287.33 -128.66 -191.377
fbc 2052.738 273.5824 2962.944 -4854.828 8907.156 267.293 397.5948
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc < 0 (tekan) maka sistim sambungan segmental aman (OK)

8.4 KONTROL TEGANGAN TERHADAP KOMBINASI - 4


Tegangan ijin beton untuk KOMBINASI -4Tegangan ijin tekan Fc' = -0.45 * fc' = -18675 kPa
Fc = 0.50 * √fc' = 101.858 kPa

Tegangan pada beton yang terjadi akibat beban :


Berat Mati Susut-
Prategang Lajur "D" Temperat Angin Gempa
Teg sendiri Tambahan rangkap Rem
PR TD ur ET EW (EQ)
MS MA SR
fac -1494.86 -199.23 -505.516 901.70032 -6486.42 -194.65 -1133.83 -289.539
f'ac -988.057 -131.685 -10.0217 79.339196 -4287.33 -128.66 -689.156 -191.377
fbc 2052.738 273.5824 2962.944 -4854.828 8907.156 267.293 -4469.42 397.5948
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc < 0 (tekan) maka sistim sambungan segmental aman (OK)

8.5 KONTROL TEGANGAN TERHADAP KOMBINASI - 5


Tegangan ijin beton untuk KOMBINASI -5Tegangan ijin tekan Fc' = -0.45 * fc' = -18675 kPa
Fc = 0.50 * √fc' = 101.858 kPa

Tegangan pada beton yang terjadi akibat beban :


Berat Mati Susut-
Prategang Lajur "D" Temperat Angin Gempa
Teg sendiri Tambahan rangkap Rem
PR TD ur ET EW (EQ)
MS MA SR
fac -1494.86 -199.23 -505.516 901.70032 -654.928
f'ac -988.057 -131.685 -10.0217 79.339196 -432.888
fbc 2052.738 273.5824 2962.944 -4854.828 899.3475
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc < 0 (tekan) maka sistim sambungan segmental aman (OK)

Kesimpulan :
Kesimpulan :
Untuk berbagai kombinasi beban terjadi tegangan tarik pada balok prategang, sehingga sistem sambungan
segmental pada balok cukup menggunakan resin (epoxy) tanpa akngkur

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

Sambungan tekan pada segmental

9. PEMBESIAN END BLOK

Gaya prategang akibat jacking pada masing - masing cable: Pj = po * ns * Pbs


No Angkur hidup VSL Angkur mati VSL ns Pbs Pj Sudut
po
Cable Sc ( Ton) Dim (mm) P(ton) Dim (mm) (strand) (kN) (kN)
1 19 84 19 84 19 187.32 38.32846 1364.14

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

jacking

G)

rat sendiri :

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

UTS

UTS

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

pang komposit :

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

akan dengan :

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

sut dan Rangkak


kPa
kPa
kPa

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

dien bagian atas


dien bagian bawah

Momen
Zi Mpt
(m)
(kg-cm)

0.48992 473.9659
0.46492 220.045
ΣMpt = 1000.829

921.8124
-689.156
-4469.42

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

man (OK)

Tegangan
Ket
KOMB

-9112.8 AMAN
-6155.57 AMAN
5139.466 AMAN
man (OK)

PATRICIA KEMBUAN
14021101004
STRUKTUR BETON PRATEGANG

Tegangan
Ket
KOMB

-8268.51 AMAN
-5657.79 AMAN
10006.48 AMAN
man (OK)

Tegangan
Ket
KOMB

-9402.34 AMAN
-6346.95 AMAN
5537.061 AMAN
man (OK)

Tegangan
Ket
KOMB

-1952.83 AMAN
-1483.31 AMAN
1333.785 AMAN
man (OK)

m sambungan

PATRICIA KEMBUAN
14021101004

Anda mungkin juga menyukai