Jawaban PT. Andalan Sawit

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Jawaban PT.

Andalan Sawit

a. PT. Andalan Sawit wajib pula melaporkan kegiatannya ke Dinas Tenaga Kerja
Provinsi setempat setiap per 3 bulannya.Untuk keahlian K3 berdasarkan
Permenaker No. 2 Tahun 1992, PT. Andalan Sawit memiliki ahli K3, dimana ahli
K3 tersebut melakukan pengawasan terhadap ditaatinya peraturan perundang-
undangan di bidang K3 dan sebagai sekretaris di dalam organisasi P2K3 sesuai
dengan pasal 3 ayat 2 Permenaker No. 4 Tahun 1987.

b. Berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja, PT.


Andalan Sawit wajib melakukan pengendalian pada faktor fisika, kimia, biologi,
ekonomi, dan psikologi dengan dilakukannya pengujian baik pertama maupun
berkala dimana pemeriksaan berkala dilakukan tiap 1 tahun sekali. PT. Andalan
Sawit memiliki tenaga kerja sebanyak 316 orang, maka harus menyediakan 12
jamban dan memperhatikan higyene dan sanitasi.

c. PT. Andalan Sawit menyimpan Acethylene dengan kapasitas 60 ton, sedangkan


Acethylene memiliki NAK sebesar 50 ton, maka perusahaan PT. Andalan Sawit
memiliki potensi bahaya besar karena menyimpan bahan kimia melebihi NAK,
merujuk Kepmenaker No. 187 Tahun 1999 tentang K3 Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya. Lalu dilakukan pengendalian berupa pemberian LDKB/MSDS serta
menempatkan pada tempat yang mudah dijangkau dan dilihat. Dan bahan kimia
tersebut wajib dilaporkan pada Disnaker Provinsi setempat.
Berdasarkan Kepmenaker No. 187 Tahun 1999, PT. Andalan Sawit wajib
mempekerjakan petugas kimia dengan ketentuan dengan sistem kerja nonshift
sekurang-kurangnya 2 orang. Apabila dipekerjakan dengan sistem shift sekurang-
kurangnya 5 orang. Mempekerjakan Ahli K3 Kimia sekurang-kurangnya 1 orang
dan membuat laporan pengendalian potensi bahaya besar.

d. PT. Andalan Sawit menggunakan 3 buah ketel uap pipa air dengan kapasitas
masing-masing 20 ton. Berdasarkan UU Uap Tahun 1930, ketel uap tersebut wajib
memiliki akte izin yang harus melakukan pemeriksaan dan pengujian baik pertama
maupun berkala. Pengujian berkala dilakukan 2 kali setahun. Peraturan Uap Tahun
1930 pasal 40 yang boleh mengoperasikan ketel uap yaitu operator yang memilik
lisensi, operator dengan klasifikasi kelas I berjumlah 1 orang dan kelas II berjumlah
1 orang, sesuai Permenaker No. 1 Tahun 1988.
Untuk pesawat angkat dan angkut jenis forklift serta overhead crane wajib
dilakukan pemeriksaan dan pengujian baik pertama maupun berkala, dimana uji
berkala seharusnya dilakukan per awal 2 tahun dan selanjutnya 1 kali setahun.
Untuk operator forklift dengan kapasitas kurang dari 15 ton, wajib dioperasikan
oleh operator kelas II dan memiliki lisensi operator pesawat angkat angkut. Jika
forklift lebih dari 15 ton, wajib dioperasikan oleh operator kelas I dan memiliki
lisensi operator pesawat angkat angkut sesuai dengan Permenaker No. 8 Tahun
2020.
Sedangkan untuk overhead crane dengan kapasitas 25 ton, wajib dioperasikan oleh
operator yang memiliki lisensi dengan klasifikasi kelas III. Jika overhead crane
dengan kapasitas 25-100 ton, maka wajib dioperasikan oleh operator yang memiliki
lisensi dengan klasifikasi kelas II. Dan untuk overhead crane dengan kapasitas
lebih dari 100 ton, maka wajib dioperasikan oleh operator yang memiliki lisensi
dengan klasifikasi kelas I.

Anda mungkin juga menyukai