Tugas ASKEP HIPERTENSI - RISKA JAHROTUL - S.1 KEP
Tugas ASKEP HIPERTENSI - RISKA JAHROTUL - S.1 KEP
Tugas ASKEP HIPERTENSI - RISKA JAHROTUL - S.1 KEP
DISUSUN OLEH :
Andiko Ajis Saputra (20020004)
Febby Akriana (20020009)
Muhammad Ichsan Wahyudi (20020016)
Selina Angraini (20020028)
Sintia Wati (20020029)
Triara Juniara (20020030)
KONSEP PENYAKIT
A. Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
(Kemenkes.RI, 2014).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan
angka kematian / mortalitas (Trianto, 2014)
a. Anatomi Jantung
1) Jantung
System kardiovaskuler terdiri atas jantung, pembuluh darah (arteri, vena,
kapiler) dan sistem limfatik. Fungsi utama system kardiovaskular adalah
mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh dan memompa darah
dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru untuk dioksigenasi (Aspiani,
2016).
Jantung merupakan organ utama sistem kardiovaskular, berotot dan
berongga, terletak di rongga toraks bagian mediastunum. Jantung berbentuk
seperti kerucut tumpul dan bagian bawah disebut apeks terletak lebih ke kiri dari
1
garis medial, bagian tepi terletak pada ruang interkosta IV kiri atau sekitar 9 cm
dari kiri linea medioklavikularis, bagian atas disebut basis terletak agak ke
kanan pada kosta ke III sekitar 1 cm dari tepi lateral sternum. Memiliki ukuran
panjang sekitar 12 cm, lebar 8-9 cm, dan tebal 6 cm. Berat jantung sekitar 200-
425 gram, pada laki-laki sekitar 310 gram dan pada perempuan sekitar 225 gram
(Aspiani, 2016).
Jantung adalah organ muscular yang tersusun atas dua atrium dan dua
ventrikel. Jantung dikelilingi oleh kantung pericardium yang terdiri atas dua
lapisan,yakni:
a) Lapisan visceral (sisi dalam )
b) Lapisan perietalis (sisi luar)
Dinding jantung mempunyai tiga lapisan, yaitu:
a) Epikardium merupakan lapisan terluar , memiliki struktur yang sama
dengan pericardium visceral.
b) Miokardium, merupakan lapisan tengah yang terdiri atas otot yang berperan
dalam menentukan kekuatan konstraksi.
c) Endokardium, merupakan lapisan terdalam terdiri atas jaringan endotel
yang melapisi bagian dalam jantung dan menutupi katup jantung.
Jantung mempunyai empat katup, yaitu:
a) Trikupidalis
b) Mitralis (katup AV)
c) Pulmonalis (katup semilunaris)
d) Aorta (katup semilunaris)
Jantung memiliki 4 ruang , yaitu atrium kanan, atrium kiri dan ventrikel
kanan. Atrium terletak diatas ventrikel dan saling berdampingan. Atrium dan
ventrikel dipisahkan oleh katup satu arah. Antara rongga kanan dan kiri
dipisahkan oleh septum.
2) Pembuluh darah
Setiap sel didalam tubuh secara langsung bergantung pada keutuhan dan
fungsi system vaskuler, karena darah dari jantung akan dikiri ke setiap sel
melalui system tersebut. Sifat structural dari setiap bagian system sirkulasi
darah sistemik menentukan peran fisiologinya dalam integrasi fungsi
kardiovaskular. Keseluruhan system peredaran (system kardiovaskular) terdiri
atas arteri, arteriola, kapiler, venula, dan vena.(Aspiani, 2016)
2
a) Arteri adalah pembuluh darah yang tersusun atas tiga lapisan
(intima,media,adventisia) yang membawa darah yang mengandung oksigen
dari jantung ke jaringan.
b) Arteriol adalah pembuluh darah dengan resistensi kecil yang
mevaskularisasi kapiler.
c) Kapiler menghubungkan dengan arteriol menjadi venula (pembuluh darah
yang lebih besr yang bertekanan lebih rendah dibandingkan dengan
arteriol), dimana zat gizi dan sisa pembuangan mengalami pertukaran
d) Venula bergabung dengan kapiler menjadi vena e) Vena adalah pembuluh
yang berkapasitas-besar, dan bertekanan rendah yang membalikkan darah
yang tidak berisi oksigen ke jantung.
(Lyndon, 2014)
C. Klasifikasi
1) Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. 2016), klasifikasi
hipertensi klinis berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu :
No Kategori Sistolik (mmHg) Distolik (mmHg)
1 Optimal <120 <80
2 Normal 120-129 80-84
3 High Normal 130-139 85-89
4 Hipertensi
5 Grade I (Ringan) 140-159 90-99
6 Grade II (Sedang) 160-179 100-109
7 Grade III (Berat) 180-209 100-119
8 Grade IV (Sangat Berat) >210 >210
E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion melepaskan asetilkolin, yang
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor,
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriktor. Klien dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal menyekresi epineprin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
5
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II , vasokontriktor kuat, yang pada akhirnya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume instravaskuler. Semua factor
tersebut cenderung menyebabkan hipertensi (Aspiani, 2016)
F. Faktor Resiko
Menurut Aulia, R. (2017), faktor risiko hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
1) Faktor yang tidak dapat diubah
Faktor yang tidak dapat berubah adalah :
a) Riwayat Keluarga
Seseorang yang memiliki keluarga seperti, ayah, ibu, kakak
kandung/saudara kandung, kakek dan nenek dengan hipertensi lebih berisiko
untuk terkena hipertensi.
b) Usia
Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-
laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita meningkat
pada usia lebih dari 55 tahun.
c) Jenis Kelamin
Dewasa ini hipertensi banyak ditemukan pada pria daripada wanita.
d) Ras/etnik
Hipertensi menyerang segala ras dan etnik namun di luar negeri hipertensi
banyak ditemukan pada ras Afrika Amerika daripada Kaukasia atau Amerika
Hispanik.
2) Faktor yang dapat diubah
Kebiasaan gaya hidup tidak sehat dapat meningkatkan hipertensi antara lain
yaitu:
a) Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi karena dalam
rokok terdapat kandungan nikotin. Nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil
dalam paru-paru dan diedarkan ke otak. Di dalam otak, nikotin memberikan
sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau adrenalin yang akan
menyemptkan pembuluh darah dan memaksa jantung bekerja lebih berat karena
tekanan darah yang lebih tinggi (Murni dalam Andrea, G.Y., 2013).
6
b) Kurang aktifitas fisik
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
yang memerlukan pengeluaran energi. Kurangnya aktifitas fisik merupakan
faktor risiko independen untuk penyakit kronis dan secara keseluruhan
diperkirakan dapat menyebabkan kematian secara global (Iswahyuni, S., 2017).
c) Konsumsi Alkohol
Alkohol memiliki efek yang hampir sama dengan karbon monoksida, yaitu
dapat meningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih kental dan jantung
dipaksa memompa darah lebih kuat lagi agar darah sampai ke jaringan
mencukupi (Komaling, J.K., Suba, B., Wongkar, D., 2013). Maka dapat
disimpulkan bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah.
d) Kebiasaan minum kopi
Kopi sering kali dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, termasuk
peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol darah karena kopi mempunyai
kandungan polifenol, kalium, dan kafein. Salah satu zat yang dikatakan
meningkatkan tekanan darah adalah kafein. Kafein didalam tubuh manusia
bekerja dengan cara memicu produksi hormon adrenalin yang berasal dari
reseptor adinosa didalam sel saraf yang mengakibatkan peningkatan tekanan
darah, pengaruh dari konsumsi kafein dapat dirasakan dalam 5-30 menit dan
bertahan hingga 12 jam (Indriyani dalam Bistara D.N., & Kartini Y., 2018).
e) Kebiasaan konsumsi makanan banyak mengandung garam Garam merupakan
bumbu dapur yang biasa digunakan untuk memasak. Konsumsi garam secara
berlebih dapat meningkatkan tekanan darah. Menurut Sarlina, Palimbong, S.,
Kurniasari, M.D., Kiha, R.R. (2018), natrium merupakan kation utama dalam
cairan ekstraseluler tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan cairan.
Natrium yang berlebih dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga
menyebabkan edema atau asites, dan hipertensi.
f) Kebiasaan konsumsi makanan lemak
Menurut Jauhari (dalam Manawan A.A., Rattu A.J.M., Punuh M.I, 2016),
lemak didalam makanan atau hidangan memberikan kecenderungan
meningkatkan kholesterol darah, terutama lemak hewani yang mengandung
lemak jenuh. Kolesterol yang tinggi bertalian dengan peningkatan prevalensi
penyakit hipertensi.
7
G. Manifestasi Klinis
Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016), tanda dan gejala
pada hipertensi dibedakan menjadi :
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan darah tidak
teratur.
2) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien
yang menderita hipertensi yaitu :
a) Mengeluh sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epistaksis
h) Kesadaran menurun
H. Komplikasi
Menurut Ardiansyah, M. (2012) komplikasi dari hipertensi adalah :
1) Stoke
Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa terjadi pada hipertensi
kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan
penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area tersebut berkurang.
Arteri yang mengalami aterosklerosis dapat melemah dan meningkatkan
terbentuknya aneurisma.
2) Infark Miokardium
Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami arterosklerotik tidak
pada menyuplai cukup oksigen ke miokardium apabila terbentuk thrombus yang
8
dapat menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Karena terjadi hipertensi
kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan okigen miokardioum tidak dapat
terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
3) Gagal
Ginjal Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada kapiler-
kapiler glomerulus. Rusaknya glomerulus membuat darah mengalir ke unti
fungsionla ginjal, neuron terganggu, dan berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.
Rusaknya glomerulus menyebabkan protein keluar melalui urine dan terjadilah
tekanan osmotic koloid plasma berkurang sehingga terjadi edema pada penderita
hipertensi kronik.
4) Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna (hipertensi yang
mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan yang tinggi disebabkan oleh
kelainan yang membuat peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke
dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Akibatnya neuro-neuro
disekitarnya terjadi koma dan kematian.
9
I. Pathway
Umur Jenis kelamin Gaya Hidup
Obesitas
Elastisitas arterioslderosis
Hipertensi
Perubahan struktur
Vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
Vasokonstriksi
Spasme
Resistensi Suplai O2 pembuluh darah sistemik koroner
arteriole
Pembuluh otak menurun ginjal
Darah otak vasokonstriksi Iskemi diplopia
Blood flow miocard
sinkop menurun
Nyeri Akut Gangguan Afterload Resti injuri
pola tidur Respon RAA meningkat Nyeri dada
Rangsang Penurunan
aldosteron Fatique
Gangguan
Curah jantung
Perfusi retensi Ns
Intoleransi
jaringan edema aktifitas
10
J. Pemeriksaan Diagnostic
Menurut (Widjadja,2009) pemeriksaan penunjang pada penderita hipertensi antara
lain:
a. General check up
Jika seseorang di duga menderita hipertensi, dilakukan beberapa pemeriksaan,
yakni wawancara untuk mengetahui ada tidaknya riwayat keluarga penderita.
Pemeriksaan fisik, pemeriksan laboratorium, pemeriksaan 13 ECG, jika perlu
pemeriksaan khusus, seperti USG, Echocaediography (USG jantung), CT Scan, dan
lain-lain. Tujuan pengobatan hipertensi adalah mencegah komplikasi yang
ditimbulkan. Langkah pengobata adalah yang mengendalikan tensi atau tekanan
darah agar tetap normal.
b. Tujuan pemeriksaan laboratolriun untuk hipertensi ada dua macam yaitu:
1. Panel Evaluasi Awal Hipertensi : pemeriksaan ini dilakukan segera setelah
didiagnosis hipertensi, dan sebelum memulai pengobatan.
2. Panel hidup sehat dengan hipertensi : untuk memantau keberhasilan terapi.
K. Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah
mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan
distolik dibawah 90 mmHg dan mengontrol factor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui
modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi (Aspiani, 2016).
Penatalaksanaan faktor risiko dilakukan dengan cara pengobatan setara non-
farmakologis, antara lain:
a. Pengaturan diet Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau
dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat memperbaiki
keadaan hipertrofi ventrikel kiri.
Beberapa diet yang dianjurkan:
1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi
system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.
11
Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6
gram garam per hari.
2) Diet tinggi kalium , dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya
belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitrat pada dinding vascular.
3) Diet kaya buah dan sayur
4) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
b. Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan cara menurunkan berat badan
mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung
dan volume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas
berhubungan dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi,
penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan
darah.
c. Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari,berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.
d. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alcohol, penting untuk mengurangi
efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah
ke berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung. (Aspiani, 2016)
12
BAB II
Konsep Teori AsKep
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
a. Nama : NY. A
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. No RM : 00 023172
d. Umur : 54 tahun
e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
f. Agama : Islam
g. Tanggal Masuk RS : 14 Februari 2022
h. Tanggal Pengkajian : 15 Februari 2022
i. Diagnosa Medis : Hipertensi
j. Alamat : Kp Sawah RT 01 RW01 Desa Leuwiliang
3. Keluhan Utama
Klien mengeluh pusing dan sakit kepala
13
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan memiliki riwayat hipertensi sebelumnya dan pernah dirawat di
RS dengan riwayat penyakit yang sama.
8. Riwayat Psikososial
Klien mengatakan cemas terhadap yang ia alami sekarang dan ingin cepat
sembuh.
9. Riwayat Spiritual
Klien mengatakan ia selalu berdoa meminta kesembuhan penyakitnya, meskipun
sedang sakit klien tetap melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang muslim
seperti sholat dan membaca Al-Quran.
14
10. Activity Daily Living (ADL)
No. Jenis Aktivitas Sebelum Masuk RS Saat di RS
1. Kebutuhan Nutrisi :
a. Makan
- Frekuensi 3 x sehari 2 x sehari
- Jenis Nasi, ayam, sayuran Bubur, sayur, tempe
1 porsi
- Jumlah 1 porsi Daging dan makanan yang
- Makanan Daging dan makanan banyak mengandung
pantangan yang banyak garam
mengandung garam
Air putih
8 gelas/hari
Tidak tidur
Klien tidak bisa tidur
b. Tidur Siang ± 2 jam karena merasa nyeri di
- Kualitas Tidak ada bagian tengkuknya
- Keluhan sebelum
tidur
3. Kebersihan Diri
15
a. Mandi 2x sehari 2x sehari
b. Gosok gigi 2x sehari 1x sehari
c. Cuci rambut 1x sehari Belum cuci rambut
Jika kuku terlihat panjang
d. Menggunting kuku Jika kuku terlihat
panjang
4. Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi 1x sehari 1x sehari
- Konsistensi Padat Padat
- Warna Kuning Kuning
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. BAK
- Frekuensi 5x sehari 6x sehari
- Konsistensi Cair Cair
- Warna Kuning pucat Kuning terang
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
11.Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : Nyeri pada bagian tengkuk Gg. Pola tidur
- Klien mengeluh sulit
tidur
- Klien mengeluh
nyeri pada bagian
tengkuk dengan
skala nyeri 5 dari
(0-10).
16
DO: TD :190/120
mmHg,
- RR : 28 x/mnt,
- PR : 80 x/mnt,
- S : 37,5°C.
-klien nampak
meringis
DO:
TD :190/120 mmHg,
- RR : 28 x/mnt,
- PR : 80 x/mnt,
- S : 37,5°C.
-klien nampak lemah
-klien selalu bedrest
B. Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon pasien terhadap
masalah kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), adapun diagnose yang biasa
muncul adalah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan fisiologis (mis. Implamansi,
iskemia, neoplasma) dibuktikan dengan tampak meringis, gelisah, sulit tidur,
tekanan darah meningkat.
17
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur dibuktikan dengan
mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas tidur,
mengeluh pola tidur berubah, mengeluh istirahat tidak cukup.
3. Resiko Penurunan curah jantung dibuktikan dengan afterload.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan mengeluh
lelah, dispenia saat/ setelah aktivitas, merasa lemah.
C. Intervensi
Intervensi adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan
oleh pengetahuan dan penilaian klinis untuk pencapaian luaran (outcome) yang
diharapkan.
20
analgesia samping obat.
optimal, jika Kolaborasi
perlu. 1. Agar tidak
2. Pertimbangkan terjadi kesalahan
penggunaan dalam pemberian
infus dosis dan jenis
kontinu,atau analgesik
bolus oploid
untuk
mempertahank
an kadar dalam
serum.
3. Tetapkan
target
efektifitas
analgesik
untuk
mengoptimalk
an respon
pasien
Edukasi
1. Jelaskan efek
terapi dan efek
samping obat
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
dosis dan jenis
analgesik,
sesuai indikasi.
SIKI 3: SIKI 3:
Aromaterapi. Aromaterapi.
Observasi Observasi
21
1. Identifikasi 1. Untuk
pilihan aroma mengetahui
yang disukai pilihan aroma
dan tidak yang disukai dan
disukai. tidak disukai.
2. Identifikasi 2. Untuk
tingkat nyeri, mengetahui
stress, tingkat nyeri,
kecemasan, stress,
dan alam kecemasan, dan
perasaan alam perasaan
sebelum dan sebelum dan
sesudah aroma sesudah aroma
terapi. terapi.
3. Monitor 3. Untuk
ketidaknyaman menganalisis
an sebelum dan ketidaknyaman
setelah pasien setelah
pemberian dan sebelum
(mis. Mual, pemberian obat
pusing) Terapeutik
1. Agar
Terapeutik
mendapatkan
1. Pilih minyak
pilihan yang
esensial yang
sesuai
tepat sesuai
2. Agar tidak
dengan
terjadi iritasi
indikasi.
3. Agar tidak
2. Lakukan uji
terjadi kesalahan
kepekaan kulit
dalam metode
dengan uji
pemberian
temple (patch
minyak esensial.
tes) dengan
Edukasi
larutan 2 %
1. Memberikan
22
pada daerah pengetahuan
lipatan lengan tentang cara
atau lipatan menyimpan
belakang esensial yang
leher. tepat
3. Berikan 2. Memberikan
minyak saran
esensial penggunaan
dengan minyak esensial
metode yang yang tepat
tepat (mis. 3. Agar kemasan
Inhalasi, minyak esensial
pemijatan, tidak melukai
mandi uap, anak-anak.
atau kompres) Kolaborasi
Edukasi 1. Agar tidak
1. Ajarkan cara terjadi kesalahan
menyimpan dalam penentuan
minyak jenis dan dosis
esensial minyak esensial.
dengan tepat.
2. Anjurkan
menggunakan
minyak
esensial
secara
bervariasi.
3. Anjurkan
menghindarka
n kemasan
minyak
esensial dari
jangkauan
anak.
23
Kolaborasi
1. Konsultasikan
jenis dan dosis
minyak
esensial yang
tepat dan
nyaman
2. Gangguan SLKI: SIKI 1: SIKI 1:
pola tidur. Pola tidur. Dukungan tidur. Dukungan tidur.
Definisi : Observasi Observasi
KH A T
Gangguan 1. Identifikasi 1. Untuk
kualitas dan Keluhan 2 5 pola aktivitas mengetahui pola
kuantitas sulit dan tidur. aktivitas dan
waktu tidur tidur 2. Identifikasi tidur.
akibat faktor faktor 2. Untuk
Keluhan 2 5
eksternal. penggangguan mengetahui
sering
tidur (fisik faktor
terjaga
dan/atau penggangguan
Keluhan 2 5 psikologis). tidur
tidak 3. Identifikasi 3. Untuk
puas obat tidur mengetahui obat
tidur yang tidur yang
dikonsumsi. dikonsumsi.
Keluhan 2 5
pola Terapeutik Terapeutik
tidur 1. Batasi waktu 1. Agar
berubah tidur siang, mendapatkan
jika perlu. istirahat yang
2. Fasilitasi cukup.
Skala indikator:
menghilangka 2. Agar
1: Menurun
n stress menghilangkan
2: Cukup menurun
sebelum tidur. stress
3: Sedang
3. Tetapkan 3. Agar pola tidur
4: Cukup
jadwal tidur pasien teratur.
meningkat
24
5: Meningkat rutin. Edukasi
Edukasi 1. Memberikan
1. Jelaskan informasi
pentingnya pentingnya tidur
tidur cukup cukup selama
selama sakit. sakit.
2. Anjurkan 2. Memberikan
menepati saran agar tidur
kebiasaan dengan teratur
waktu tidur. 3. Memberikan
3. Anjurkan saran agar tidak
menghindari makan/minum
makan/minum yang
yang mengganggu
mengganggu tidur.
tidur.
SIKI 2:
SIKI 2: Edukasi
Edukasi aktivitas/istirahat.
aktivitas/istirahat Observasi
. 1. Untuk
Observasi mengetahui
1. Identifikasi kesiapan dan
kesiapan dan kemampuan
kemampuan menerima
menerima informasi.
informasi. Terapeutik
Terapeutik 1. Memberi arahan
1. Kesediaan tentang aktivitas
materi dan dan istirahat
media yang baik.
pengaturan 2. Mengatur
aktivitas dan pemberian
istirahat. pendidikan
25
2. Jadwalkan kesehatan sesuai
pemberian kesepakatan.
pendidikan 3. Memberikan hak
kesehatan kepada pasien
sesuai dan keluarga
kesepakatan. untuk bertanya
3. Berikan tentang penyakit
kesepakatan pasien.
kepada pasien Edukasi
dan keluarga 1. Memberikan
untuk informasi
bertanya. pentingnya
Edukasi melakukan
1. Jelaskan aktivitas
pentingnya fisik/olahraga
melakukan secara rutin.
aktivitas 2. Memberikan
fisik/olahraga saran
secara rutin. keterlibatan
2. Anjurkan dalam aktivitas
terlibat dalam kelompok,
aktivitas aktivitas bermain
kelompok, atau aktivitas
aktivitas lainnya.
bermain atau 3. Mengatur
aktivitas aktivitas dan
lainnya. istirahat pasien.
3. Anjurkan
menyusun
jadwal
aktivitas dan
istirahat.
SIKI 3: SIKI 3:
26
Dukugan Dukugan
kepatuhan kepatuhan
program program
pengobatan. pengobatan.
Observasi Observasi
1. Identifikasi 1. Untuk
kepatuhan mengetahui
menjalani kepatuhan
program menjalani
pengobatan. program
Terapeutik pengobatan.
1. Buat Terapeutik
komitmen 1. Mengatur
menjalani program
program pengobatan
pengobatan dengan baik.
dengan baik. 2. Mencatat
2. Dokumentasik aktivitas selama
an aktivitas menjalani
selama program
menjalani pengobatan.
program 3. Agar keluarga
pengobatan terlibat dalam
3. Libatkan mendukung
keluarga program
untuk pengobatan yang
mendukung dijalani.
program Edukasi
pengobatan 1. Memberikan
yang dijalani. Informasikan
Edukasi program
1. Informasikan pengobatan yang
program harus dijalani.
pengobatan 2. Memberikan
27
yang harus informasi
dijalani. manfaat yang
2. Informasikan akan diperoleh
manfaat yang jika teratur
akan menjalani
diperoleh jika program
teratur pengobatan.
menjalani 3. Memberikan
program saran untuk
pengobatan. pasien dan
3. Anjurkan keluarga
pasien dan melakukan
keluarga konsultasi
melakukan kepelayanan
konsultasi kesehatan
kepelayanan terdekat.
kesehatan
terdekat, jika
perlu.
3. Risiko SLKI: SIKI 1: SIKI 1:
Penurunan Curah jantung. Perawatan Perawatan jantung.
Curah jantung. Observasi
KH A T
Jantung. Observasi 1. Untuk
Definisi : Palpitasi 2 5 1. Identifikasi mengetahui
Berisiko tanda/ gejala tanda/ gejala
Bradikard 2 5
mengalami primer primer
ia
pemompaan penurunan penurunan curah
jantung yang Takikardi 2 5 curah jantung jantung.
tidak adekuat a (meliputi 2. Membantu
untuk dispnea, menganalisa
Gambar 2 5
memenuhi kelelahan, keseimbangan
EKG
kebutuhan edema, cairan dan
aritmia
metabolisme ortopnea, derajat
tubuh. paroxysmal kekurangan
28
nocturnal cairan.
Skala indikator: dyspnea, 3. Mengatur
1: Meningkat peningkatan mempertahankan
2: Cukup CVP) pola napas yang
meningkat 2. Monitor efektif.
3: Sedang intake dan
Terapeutik
4: Cukup menurun output cairan.
1. Memberikan
5: Menurun 3. Memonitor
fasilitas pasien
saturasi
dan keluarga
oksigen
untuk modifikasi
Terapeutik gaya hidup sehat.
1. Fasilitas 2. Memberikan
pasien dan terapi relaksasi
keluarga untuk
untuk mengurangi
modifikasi stress.
gaya hidup 3. Memberikan
sehat. dukungan
2. Berikan terapi emosional dan
relaksasi spiritual.
untuk Edukasi
mengurangi 1. Memberikan
stress, jika saran beraktifitas
perlu. fisik sesuai
3. Berikan toleransi.
dukungan 2. Memberikan
emosional dan saran
spiritual beraktivitas fisik
Edukasi secara bertahap.
1. Anjurkan 3. Memberikan
beraktifitas saran berhenti
fisik sesuai merokok.
toleransi Kolaborasi
29
2. Anjurkan 1. Meminta
beraktivitas informasi
fisik secara tentang
bertahap pemberian
3. Anjurkan antiaritmia.
berhenti 2. Meningkatkan
merokok jumlah oksigen
Kolaborasi yang ada untuk
1. Kolaborasi kebutuhan
pemberian jantung.
antiaritmia,jik
a perlu
2. Rujuk ke
program
rehabilitasi
jantung
SIKI 2:
Perawatan SIKI 2:
jantung akut. Perawatan jantung
Observasi akut.
1. Monitor EKG Observasi
12 sadapan 1. Menganalisa
untuk EKG 12 sadapan
perubahan ST untuk perubahan
dan T. ST dan T.
2. Monitor 2. Menganalisa
aritmia aritmia
(kelainan 3. Menganalisa
irama dan saturasi oksigen.
frekuensi) Terapeutik
3. Monitor 1. Memberikan
saturasi posisi nyaman
oksigen pada pasien
30
Terapeutik 2. Memasang akses
1. Pertahankan intavena
tirah baring 3. Memberikan
minimal 12 informasi agar
jam. bebas nyeri.
2. Pasang akses Edukasi
intavena. 1. Memberikan
3. Puasakan informasi jika
hingga bebas nyeri dada segera
nyeri. melapor pada
Edukasi tenaga
1. Anjurkan kesehatan.
segera 2. Memberikan
melaporkan informasi
nyeri dada. tindakan yang
2. Jelaskan dijalani pasien.
tindakan yang 3. Memberikan
dijalani pengetahuan
pasien. teknik
3. Ajarkan menurunkan
teknik kecemasan dan
menurunkan ketakutan.
kecemasan Kolaborasi
dan ketakutan. 1. Bekerja sama
Kolaborasi dalam pemberian
1. Kolaborasi antiplatelet untuk
pemberian mempercepat
antiplatelet, kesembuhan
jika perlu pasien.
2. Kolaborasi 2. Bekerja sama
pemberian dalam pemberian
morfin, jika morfin untuk
perlu. mempercepat
3. Kolaborasi kesembuhan
31
pemberian pasien.
inotropik, jika 3. Bekerja sama
perlu. dalam pemberian
inotropik untuk
mempercepat
kesembuhan
SIKI 3: pasien.
Edukasi
pengukuran nadi SIKI 3:
radialis. Edukasi
Observasi pengukuran nadi
1. Identifikasi radialis.
kesiapan dan Observasi
kemampuan 1. Untuk
menerima mengetahui
informasi. kesiapan dan
kemampuan
Terapeutik
menerima
1. Sediakan
informasi.
materi dan
Terapeutik
media
1. Untuk
pendidikan
mempermudah
kesehatan.
dalam
2. Jadwalkan
menyampaikan
pendidikan
informasi
kesehatan
kesehatan
sesuai
2. Mengatur
kesepakatan.
pendidikan
3. Berikan
kesehatan sesuai
kesempatan
kesepakatan.
untuk
3. Memberikan hak
bertanya
pasien dan
Edukasi
keluarga dalam
1. Jelaskan
bertanya
32
prosedur Edukasi
pengukuran 1. Memberikan
nadi radialis. informasi
2. Anjurkan prosedur
dalam posisi pengukuran nadi
duduk atau radialis.
terlentang. 2. Memberikan
3. Anjurkan cara kenyamanan
memeriksa pasien
pulpasi radial. 3. Untuk
mengetahui
apakah ada
gangguan
peredaran darah.
4. Intoleransi SLKI: SIKI 1 : SIKI 1 :
Aktivitas Toleransi Manajemen Manajemen energi.
Definisi : aktivitas. energi. Observasi
Ketidakcukup Observasi 1. Untuk
KH A T
an energi 1. Identifikasi mengetahui
untuk Keluhan 2 5 gangguan gangguan fungsi
melakukan lelah fungsi tubuh tubuh yang
aktivitas yang mengakibatkan
Dispnea 2 5
sehari-hari. mengakibatka kelelahan.
saat
n kelelahan. 2. Agar bisa
beraktivit
2. Monitor mengontrol
as
kelelahan fisik kelelahan fisik
Dispnea 2 5 dan emosional dan emosional
setelah 3. Monitor pola pasien.
beraktivit dan jam tidur 3. Mengatur pola
as dan jam tidur
Terapeutik
Perasaan 2 5 1. Sediakan Terapeutik
lemah lingkungan 1. Memberikan
nyaman dan kenyamanan
33
rendah lingkungan
Skala indikator: stimulus (mis. pasien
1: Meningkat Cahaya, suara, 2. Memberikan
2: Cukup kunjungan) arahan agar
meningkat 2. Lakukan melakukan
3: Sedang latihan latihan rentang
4: Cukup menurun rentang gerak gerak pasif
5: Menurun pasif dan/atau dan/atau aktif
aktif 3. Memberikan
3. Berikan aktivitas
aktivitas distraksi yang
distraksi yang menenangkan.
menenangkan. Edukasi
Edukasi 1. Memberikan
1. Anjurkan posisi nyaman
tirah baring pasien
2. Anjurkan 2. Memberi saran
melakukan untuk melakukan
aktivitas aktivitas secara
secara bertahap
bertahap 3. Untuk memberi
3. Anjurkan saran untuk
menghubungi menghubungi
perawat jika perawat jika
tanda dan tanda dan gejala
gejala kelelahan tidak
kelelahan berkurang
tidak Kolaborasi
berkurang 1. Bekerja sama
Kolaborasi dengan ahli gizi
1. Kolaborasi tentang cara
dengan ahli meningkatkan
gizi tentang asupan makanan.
cara
34
meningkatkan
asupan
makanan. SIKI 2:
Terapi aktivitas.
SIKI 2: Observasi
Terapi aktivitas. 1. Untuk
Observasi mengetahui
1. Identifikasi defisit tingkat
defisit tingkat aktivitas
aktivitas. 2. Untuk
2. Identifikasi mengetahui
tingkat tingkat
kemampuan kemampuan
berpartisipasi berpartisipasi
dalam dalam aktivitas
aktivitas tertentu.
tertentu. 3. Untuk
3. Identifikasi mengetahui
sumber daya sumber daya
untuk untuk aktivitas
aktivitas yang yang diinginkan.
diinginkan.
Terapeutik
Terapeutik 1. Memberikan
1. Fasilitasi kemampuan
fokus pada yang dipunya
kemampuan, oleh perawat
bukan defisit 2. Untuk
yang dialami meningkatkan
2. Sepakati frekuensi dan
komitmen rentang aktivitas
untuk 3. Mengatur
meningkatkan pemilihan
frekuensi dan aktivitas sesuai
35
rentang usia
aktivitas. Edukasi
3. Koordinasika 1. Memberikan
n pemilihan informasi
aktivitas metode aktivitas
sesuai usia fisik sehari-hari
Edukasi 2. Agar tidak salah
1. Jelaskan dalam
metode melakukan
aktivitas fisik aktivitas sesuai
sehari-hari, dengan
jika perlu. keperluan
2. Ajarkan cara 3. Agar
melakukan bersosialisasi
aktivitas yang dengan yang
dipilih. lainnya.
3. Anjurkan Kolaborasi
terlibat dalam 1. Bekerja sama
aktivitas dengan terapis
kelompok okupasi dalam
atau terapi, merencanakan
jika sesuai. dan memonitor
Kolaborasi program
1. Kolaborasi aktivitas
dengan terapis 2. Untuk
okupasi dalam mempercepat
merencanakan kesembuhan
dan pasien.
memonitor
program
aktivitas, jika
sesuai.
2. Rujuk pada
pusat atau
36
program
aktivitas
komunitas,
jika perlu. SIKI 3:
Dukungan
SIKI 3: ambulasi.
Dukungan
Observasi
ambulasi.
1. Untuk
Observasi
mengetahui
1. Identifikasi
adanya nyeri
adanya nyeri
atau keluhan
atau keluhan
fisik lainnya.
fisik lainnya.
2. Untuk
2. Identifikasi
mengetahui
toleransi fisik
toleransi fisik
melakukan
melakukan
ambulasi
ambulasi.
3. Monitor
3. Untuk memantau
kondisi umum
selama
selama
melakukan
melakukan
ambulasi
ambulasi
Terapeutik
Terapeutik 1. Agar
1. Fasilitasi mempermudah
aktivitas melakukan
ambulasi aktivitas
dengan alat ambulasi
bantu (mis. 2. Untuk
Tongkat, mempermudah
kruk) dalam
2. Fasilitasi melakukan
melakukan aktivitas
mobilisasi 3. Memberikan hak
37
fisik, jika pasien dan
perlu keluarga dalam
3. Libatkan keterlibatan
keluarga meningkatkan
untuk ambulasi
membantu Edukasi
pasien dalam 1. Agar pasien
meningkatkan mengetahui
ambulasi tujuan dari
Edukasi tindakan yang
1. Jelaskan dilakukan
tujuan dan 2. Agar
prosedur mempercepat
ambulasi penyembuhan
2. Anjurkan pasien
melakukan 3. Agar
ambulasi dini mempercepat
3. Anjurkan penyembuhan
ambulasi pasien.
sederhana
yang harus
dilakukan
(mis. Berjalan
dari tempat
tidur ke kursi
roda, berjalan
dari tempat
tidur ke kamar
mandi,
berjalan
sesuai dengan
toleransi)
38
e) Implementasi
Suatu tindakan atau pelakasanaan dari sebuah rencana keperawatan yang sudah
disusun secara matang dan terperinci
f) Evaluasi
Dilakukan berdasarkan penilaian untuk melihat keberhasialan atas susatu tindakan
berdasarkan SOAP.
39
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
(Kemenkes.RI, 2014).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan
angka kematian / mortalitas (Trianto, 2014)
B. Saran
Makalah ini masih sangat sederhana untuk itu penyusun berharap sumbang saran
dari para pembaca yang budiman demi perbaikan makalah ini. Penyusun menyarankan
agar makalah ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
40
DAFTAR PUSTAKA
Tjekyan, R. S., & Zulkarnain, M. (2017). Faktor–faktor risiko dan angka kejadian
hipertensi pada penduduk Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8(3), 180-191.
Tim Pokja DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
danTindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnosis. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
41