5
5
5
KELOMPOK 4
PENYELENGGARA
PT. GARUDA SYSTRAIN INTERINDO
Bogor, 17 Juli 2024
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
C. Ruang Lingkup...........................................................................................................................4
D. Dasar Hukum..............................................................................................................................4
B. Temuan.........................................................................................................................................9
BAB IV PENUTUPAN
A. Kesimpulan...................................................................................................................................27
B. Saran.............................................................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam operasi dan produksi barang dan jasa khususnya di sebuah perusahaan, pencegahan
kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja merupakan upaya perlindungan bagi tenaga kerja dan
juga merupakan salah satu tujuan utama dalam mewujudkan visi perusahaan. Memasuki era
globalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk mewujudkan visinya dikarenakan
perkembangan teknologi yang semakin tinggi, penggunaan bahan yang beraneka ragam, serta
penggunaan peralatan yang semakin kompleks. Sehingga diperlukan tenaga kerja yang ahli dan
terampil dan harus didukung dengan lingkungan yang aman dan nyaman bagi tenaga kerja.
Terjadinya resiko kerja seperti kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, ledakan, dan
pencemaran lingkungan dapat diakibatkan karena dua hal yaitu tindakan tidak aman (unsafe act)
dan kondisi tidak aman (unsafe condition). Semua itu dapat dicegah dengan memahami
keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam melindungi tenaga kerja di Indonesia, pemerintah
Indonesia telah mengamanatkan di dalam UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Untuk menerapkan isi amanat Negara tersebut diperlukan seorang Ahli K3 Umum yang bertugas
mengawasi ditaatinya undang-undang tersebut. Untuk itu perusahaan perlu membentuk lembaga K3
yang disebut Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Adapun P2K3 merupakan
wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian
dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu, dalam
proses produksi PT. Yutaka Manufacturing Indonesia (PT. YMI) ada beberapa potensi bahaya yang
perlu diidentifikasi dan dikendalikan dengan SMK3.
Pada kegiatan PKL ini, peserta mendapatkan kesempatan untuk melakukan PKL di PT. YMI
yang merupakan joint venture dari Astra Honda Group. PT. YMI ini memiliki kegiatan
memproduksi sparepart, cakram, dan knalpot dari scooter matic hingga mobil. Laporan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh Sertifikat Calon
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (Rabu, 17 Juli 2024) kami melakukan PKL secara
online pada PT. YMI. Pada kegiatan PKL ini, mendapatkan tugas untuk menganalisa hasil
observasi baik temuan positif maupun temuan negatif, memberikan rating risiko dan saran sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
D. Dasar Hukum
1. Dasar Hukum Keselamatan Kerja
a. UUD 1945
b. UU No.13 Tahun 2023 Tentang Ketenagakerjaan.
b. UU No. 3 Tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120 mengenai Hygiene
Dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor.
c. Permenakertrans Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Lingkungan Kerja.
d. Permenakertrans Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri.
e. SE Menaker Nomor 1 Tahun 1979 Tentang Pengadaan Kantin Dan Ruang Tempat Makan.
f. Permenakertrans Nomor 04 Tahun 1980 Tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
g. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 2/M/BW/BK/1984 Tentang Pengesahan Alat
Pelindung Diri.
h. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 05/M/BW/97 Tentang Pengawasan Alat
Pelindung Diri.
i. Surat Edaran Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Dan Pengawasan
Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja R.I. No. SE . 05/BW/1997 tentang
Penggunaan Alat Pelindung Diri.
j. Surat Edaran Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Dan Pengawasan
Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja R.I. No.SE. 06/BW/1997 tentang Pendaftaran
Alat Pelindung Diri.
f. PP No.44 tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Jaminan Kematian.
g. Permenakertrans Nomor 1 Tahun 1979 Tentang Kewajiban dan Latihan Hygiene
Perusahaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bagi Paramedis Perusahaan.
h. Perpres Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit akibat kerja.
2. Struktur Organisasi
Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Yutaka Manufacturing Indonesia per Juli 2024
adalah sebanyak 1300 orang.
3. Alur Proses Produksi