Ashif Penghayatan
Ashif Penghayatan
Ashif Penghayatan
Ashif Az Zafi
Institut Agama Islam negeri (IAIN) Kudus
Jl. Conge Ngembal Rejo, Kudus, Jawa Tengah
[email protected]
Received: Jan 23, 2020 Revised: March 12, 2020 Accepted: April 10, 2020
Abstract
The purpose of this research was to find out what are the practices of students’ worship and how
students understand and appreciate their worship. This research was a field research with qualitative
data analysis. Data analysis was carried out through some steps, namely data collection, data
reduction, data presentation and conclusion drawing. Test the validity of the data using triangulation.
The results of this study showed that the worship activities taught and accustomed to students were
prayer, fasting, daily prayer, reading and memorizing the Qur’an. The students understood the laws of
worship such as compulsory, sunna, sin, reward, heaven and hell. However, they do not yet understand
about the purpose and benefits of worship that it does. The practice of worship of students was classified
as obedient and has become a daily habit. This shows that the practice of students’ worship has become
a personality (being / moral action) but is still weak in understanding (moral knowledge) and has not
yet reached awareness (moral feelings).
Keywords: understanding of worship, appreciation of worship, value education, Madrasah
Ibtidaiyah
Abstrak
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja pengamalan ibadah
peserta didik dan bagaimana pemahaman serta penghayatan peserta didik tentang ibadah
yang dilaksanakannya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan analisis data
kualitatif. Analisis data dengan langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan datanya menggunakan triangulasi. Hasil dari
penelitian ini adalah ibadah yang diajarkan dan dibiasakan kepada peserta didik adalah
salat, puasa, doa harian, membaca dan menghafal Al Quran. Pemahaman peserta didik
tentang pengamalan ibadah sudah paham mengenai hukum ibadah seperti wajib, sunah,
dosa, pahala, surga dan neraka. Namun peserta didik belum memahami tentang tujuan
dan manfaat ibadah yang dilaksanakannya. Pengamalan ibadah peserta didik tergolong
taat dan sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa pengamalan ibadah
peserta didik sudah menjadi kepribadian (being/tindakan moral) namun masih lemah dalam
pemahaman (pengetahuan moral) dan belum mencapai kesadaran (perasaan moral).
Kata Kunci: pemahaman ibadah, penghayatan ibadah, pendidikan nilai, Madrasah Ibtidaiyah
-47-
48| Elementary Vol. 6 No. 1, January-June 2020
utuh dan seimbang melalui pendidikan jiwa, satunya dengan memasukkan anak ke dalam
intelektual, rasional, afektif, dan indera 3. Oleh jenjang pendidikan formal atau non formal.
karena itu, pendidikan Islam harus mencapai Penanaman nilai agama berupa pemahaman
tingkat perkembangan manusia dalam berbagi dan pelaksanaan ibadah kepada mereka
bidangnya, baik secara spiritual, kecerdasan merupakan syarat mutlak untuk mendapat
intelektual, imajinatif, jasmani, ilmiah, nilai keharmonisan dalam menjalani kehidupan
kemapuan berbahasa, secara individu maupun di dunia dan akhirat. Pelaksanaan ibadah
kelompok, serta mendorong semua aspek harus diajarkan dan dibiasakan. Pelaksanaan
tersebut menjadi baik dan sempur. Tujuan tersebut juga harus diiringi dengan penanaman
akhir pendidikan Islam terecermin dalam pemahaman peserta didik agar dapat dijadikan
penghambaan yang sempurna kepada Allah pondasi sehingga mereka tidak keluar dari
swt., baik secara individu, komunitas, maupun ajaran-ajaran agama 5. Pada tingkatan sekolah
seluruh umat manusia. dasar atau Madrasah Ibtidaiyah mata pelajaran
Ilmu Pendidikan Islam sebagai suatu Pendidikan Agama Islam diajarkan sejak kelas
proses pengembangan potensi kreatifitas satu sampai kelas enam. Pelajaran ini berisikan
peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan tentang keimanan, akhlak, alqur’an hadits,
manusia yang beriman dan bertakwa kepada ibadah dan sejarah kebudayaan Islam. Yang juga
Allah SWT, cerdas, terampil, memiliki etos di dalamnya menyangkut teori hukum Islam
kerja yang tinggi, berbudi pekerti luhur, yaitu tentang kewajiban manusia. Khususnya
mandiri dan tanggung jawab terhadap kewajiban individual kepada Allah SWT.
dirinya, bangsa negara serta agama. Proses itu Proses pendidikan adalah suatu proses
sendri sudah berlangsung sepanjang sejarah pengembangan kemampuan dasar atau
kehidupan manusia. Ilmu pendidikan islam bakat manusia maka dengan sendirinya
merupakan prinsip, struktur metodologi, proses tersebut akan berjalan sesuai dengan
dan objek yang memiliki karakteristik teori perkembangan. Salah satu teori
pengembangan ilmu islam 4. Oleh karena itu perkembangannya yaitu hukum kesatuan
pengembangan pendidikan islam adalah upaya organis, yang menyatakan bahwa perkembangan
memperjuangkan sebuah sistem pendidikan manusia berjalan secara menyeluruh dalam
penyelesaian semua problematika kehidupan seluruh organ-organnya, baik organ jasmaninya
yang mereka hadapi sehari-hari. maupun organ rohaninya, jadi menurut
Tujuan utama dari pemahaman teori ini bahwa perkembangan tidak berdiri
Pendidikan Islam adalah pembentukan sikap, sendiri tetapi semua organ berkembang secara
perilaku, akhlak dan mentak peserta didik dalam bersama. Fungsi kejiwaan manusia berkembang
hubungannya dengan tuhan, masyarakat, alam dan berkaitan satu sama lain. Fungsi ini saling
dan semua makhluk. Anak merupakan aset mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
masa depan, anak harus dididik secara benar Demikian pula fungsi-fungsi organ tubuhnya.
dengan memperhatikan minat dan bakatnya Fungsi-fungsi kejiwaan manusia meliputi
agar bakat mereka tersalurkan dalam kegiatan antara lain pikiran, kemauan, perasaan, ingatan
yang positif. Cara untuk mendidik anak salah dan nafsu-nafsu yang senantiasa berkembang
secara menyeluruh, tidak terpisah antar yang
3
Samhi Muawan Djamal, “Pelaksanaan Nilai- satu dengan lainnya atau tidak berdiri sendri 6.
Nilai Ajaran Islam Dalam Kehidupan Masyarakat Di
Desa Garuntungan Kecamatan Kindang Kabupaten
Bulukumba,” Journal.Uin-Alauddin.Ac.Id 17 (2017), 5
Saeidi and Ajilian, “Rights of Children and
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/adabiyah/ Parents in Holy Quran.”
article/view/3648. 6
Martin E. P. Seligman et al., “Positive Education:
4
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Positive Psychology and Classroom Interventions,”
Bumi Aksara, 2008). Oxford Review of Education 35, no. 3 (June 2009): 293–311,
50| Elementary Vol. 6 No. 1, January-June 2020
Madrasah sebagai salah satu bentuk tercemar oleh pengukuran formal. Penelitian
pendidikan Islam bertugas membentuk didasarkan pada persepsi emik untuk
perilaku beragama. Perilaku beragama mengungkapkan dan mengurangi sistem dan
peserta didik merupakan hasil pembelajaran perilaku bersama satuan strukturnya dan
pendidikan agama di madrasah atau sekolah. kelompok struktur satuan-satuan itu. Teknik
Perilaku agama ditunjukkan dengan segala pengumpulan data yang digunakan yaitu
tindakan, perbuatan, dan ucapan yang sesuai wawancara dan observasi yaitu teknik tanya
dengan norma-norma agama, baik berupa jawab secara langsung atau secara lisan serta
perintah ataupun larangan. Perilaku beragama pengamatan langsung di MI NU Manafiul
yang dilakukan tersebut dilaksanakan karena Ulum Gebog Kudus.
adanya kepercayaan kepada Allah Swt. atas
ajaran dan kewajiban-kewajiban sebagai Metode
hamba-Nya 7. Namun pada sisi lain ketika Penelitian ini merupakan penelitian
membicarakan mengenai pendidikan pada lapangan yang diadakan di MI Manafiul
tingkat dasar lebih banyak dilaksanakan dengan Ulum Gebog Kudus. Analisis data yang
pembiasaan terlebih dahulu baru pemahaman digunakan adalah analisis data kualitatif. Data
peserta didik. Bahkan terkadang peserta didik diperoleh melalui proses wawancara dengan
belum memahami terhadap ibadah atau ajaran kepala sekolah, guru dan peserta didik di
agama yang dilaksanakannya. Hal tersebut madrasah. Selain itu juga diadakan observasi
seperti penelitian yang menunjukkan bahwa dan dokumentasi. Proses analisis datanya
pada jenjang anak prasekolah pembiasaan menggunakan langkah-langkah berupa
perilaku ibadah lebih baik dalam membentuk pengumpulan data, reduksi data, penyajian
karakter peserta didik daripada daripada data dan penarikan kesimpulan. Metode
pemaknaan terhadap ibadah tersebut 8. Hal berpikir yang digunakan merupakan metode
ini menjadi menarik untuk diteliti, bagaimana berpikir induktif yang berarti penarikan
pemahaman peserta didik pada tingkat kesimpulan dari data-data khusus dilapangan
dasar tentang pengamalan ibadah yang telah ditarik menjadi data yang bersifat umum. Uji
dilakukannya. keabsahan datanya menggunakan triangulasi.
Penelitian ini merupakan penelitian
Hasil dan Pembahasan
kualitatif karena data hasil penelitian lebih
Pengamalan Ibadah Peserta Didik
berkenaan dengan interprestasi terhadap data
yang ditemukan di lapangan 9. Diharapkan Pengamalan berasal dari kata amal
terangkat gambaran mengenai kualitas, realitas yang berarti perbuatan atau pekerjaan,
sosial dan persepsi sasaran penelitian tanpa mendapan imbuhan pe-an yang mempunyai
arti hal atau perbuatan yang diamalkan 10.
https://doi.org/10.1080/03054980902934563. Pengamalan adalah proses perbuatan atau
7
Sovia Mas Ayu, “Evaluasi Program Praktek pelaksanaan suatu kegiatan, tugas atau
Pengamalan Ibadah Di Sekolah Dasar Ar-Raudah Bandar
Lampung,” Ejournal.Radenintan.Ac.Id 8 (2017), http:// kewajiban. Pengamalan berasal dari kata
www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/tadzkiyyah/ dasar amal, yang mempunyai arti perbuatan
article/view/2092.
8
Radjasa Radjasa, Sri Sumarni, and Istiningsih baik yang mendatangkan pahala, sedangkan
Istiningsih, “Developing Character Education pengamalan itu sendiri mempunyai arti proses
Grounded on ‘Abk’ (Attitude Before Knowledge) Model
(perbuatan) mengamalkan, melaksanakan,
for Kindergarten at Raudlatul Athfal State Islamic
University „Sunan Kalijaga‟ Indonesia,” IOSR Journal of pelaksanaan, penerapan atau proses
Research & Method in Education (IOSRJRME) 07, no. 01
(2017): 04–11, https://doi.org/10.9790/7388-0701040411.
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif 10
Poerwadaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011). (Jakarta: Balai Pustaka, 2002).
Pemahaman dan Penghayatan Peserta Didik tentang Ibadah.... |51
kelas saja. Akan tetapi keberadaan guru sangat waktu, dan kelas IV sampai dengan kelas VI
suka begaul dengan para peserta didik ketika mandiri 5 waktu dan diusahakan berjamaah.
jam stirahat. Hal yang dilakukan guru adalah Sedangkan untuk S}alat Jum’at berlaku bagi
memberikan pemahaman-pemahaman yang para peserta didik putera kelas III-VI.
berhubungan dengan keagamaan. Contohnya S}alat Jum’at dilakukan di masjid
mengulas kembali pelajaran yang telah lingkungan tempat tinggal peserta didik di
dipelajari di kelas, memberikan pemahaman- bawah kontrol guru-guru dan orang tua,
pemahaman tentang agama, bercerita tentang dengan mengisi laporan ibadah S}alat Jum’at
kisah-kisah, bahkan guru menerima cerita hati yang di tandatangani oleh imam S}alat jum’at.
yang kadang-kadang dialami oleh salah satu Kemudian S}alat sunnah yang dibiasakan yaitu
peserta didik. S}alat D}uha dan Tahajud. S}alat D}uha ini rutin
Jadi upaya guru dalam membantu dilakukan sebelum masuk kelas, dari mulai
peserta didik dalam pengamalan ibadah adalah kelas III sampai kelas VI. Dalam kontrol guru
dengan cara mengadakan pembelajaran yang kelas masing-masing. Dalam kesehariannya
tidak monoton sehingga dapat menjadikan (diwaktu libur), S}alat D}uha ditekankan bagi
peserta didik sering bosan. Selain itu guru kelas IV sampai kelas VI. Dengan pengawasan
agama juga tidak hanya memperhatikan orang tuanya dengan mengisi buku atau
peserta didik melalui pelajaran formal yang raport harian. Guru Pendidikan Agama
ada di kelas saja, tetapi juga memperhatikan Islam Ibu Eka Menerangkan bahwa, sebagai
peserta didiknya ketika dalam keadaan di tindak lanjut dari program madrasah yaitu
luar jam pelajaran. Perhatian itu dapat berupa menerapkan pembiasaan pengamalan ibadah
teguran kepada peserta didik jika ada yang yaitu pengamalan S}alat, baik itu S}alat wajib dan
berbuat salah, berkumpul dengan peserta S}alat sunnah itu sangat di tekankan sehingga
didik pada jam Istirahat, dan lain-lain. Ibadah diperlukan adanya kerja sama antara madrasah
disini yaitu terkait amalan-amalan agama dengan wali murid agar tujuan dari pengamalan
dalam kehidupan sehari-hari. S}alat itu tercapai. Setiap kegiatan pengamalan
a. Shalat di rumah pihak madrasah mengadakan buku
ibadah yang nantinya diisi oleh peserta didik
Pengamalan s}alat yang dilaksanakan
dan ditanda tangani oleh orang tua. Untuk S}alat
yaitu S}alat Dzuhur untuk shalat wajib, S}alat
Jum’at keterangan ditanda tangani oleh khatib
Jum’at bagi para peserta didik putera dan S}
atau imam S}alat jum’at. S}alat sunnah D}uha
alat D}uha untuk S}alat sunnahnya. Pengamalan
dilakukan di madrasah bersama-sama sebelum
ini dilakukan dengan cara S}alat Dzuhur ini
masuk ke kelas.
dilakukan di mushola atau di masjid dekat
madrasah sewaktu peserta didik beranjak b. Puasa Ramadhan
pulang dari madrasah. Pengawasan dilakukan Puasa merupakan salah satu dari
oleh guru kelas masing-masing dengan rincian pengamalan ibadah yang harus dibiasakan.
untuk S}alat Áshar, Maghrib, Ìsya dan Subuh pembiasaan puasa ramadhan peserta didik
dilakukan di rumah dengan kontrol orang tua dibekali dengan pengetahuan tentang puasa
yang diharapkan mau bekerja sama dengan di madrasah dan dalam pelaksanaannya
pihak madrasah, untuk selalu memantau S} dibantu pengawasannya oleh orang tua
alat putera-puteri mereka di rumah, yaitu peserta didik masing-masing. Pihak madrasah
dengan mengisi buku/raport harian yang telah mengontrol melalui melalui buku ibadah yang
disediakan oleh pihak madrasah. Pembiasaan sudah disediakan oleh madrasah untuk diisi
s}alat ini, bagi kelas I minimal 3 waktu, kelas dan diketahui oleh orang tua peserta didik.
II latihan 5 waktu, kelas III mulai disiplin 5 Untuk pelaksanaan ibadah pada bulan puasa
Pemahaman dan Penghayatan Peserta Didik tentang Ibadah.... |53
ditentukan. Shalat dilakukan 5 kali dalam rajin dalam pengamalan ibadah. Menariknya,
sehari semalam, puasa wajib dilakukan ketika bagaimana anak-anak pada tingkat sekolah
memasuki bulan Ramadhan, dan mengaji dasar memahami tentang pengamalan ibadah
harus selalu dilakukan setiap harinya. yang mereka kerjakan setelah mendapat
Bagi anak yang memiliki pemahaman pemahaman dan pembiasaan ibadah
tentang ajaran agama Islam, ia cenderung akan dari sekolah.
selalu melakukan kewajiban-kewajibannya Pemahaman dan pengamalan ibadah
kepada Allah dengan melaksanakan ibadah dapat dilihat menjadi satu kesatuan ketika
secara rutin dan selalu berusaha agar tidak melihat beberapa pendapat para ahli
pernah meninggalkan ibadahnya dimanapun pendidikan karakter. Oleh jarena itu perlu
ia berada, karena ia menyadari bahwa ibadah melihat bagaimana pendapat mengenai
yang diwajibkan benar-benar wajib untuk karakter untuk menjawab pemahaman
dilaksanakan dan tidak boleh ditinggalkan 13. peserta didik tentang pegamalan ibadah yang
Anak melaksanakan ibadah tersebut semata- dilaksanakannya 14.
mata untuk memperoleh ridha dan pahala dari Karakter adalah watak,tabiat, akhlak,
Allah. Jika ia meninggalkan ibadah tersebut atau kepribadian seseorang yang terbentuk
dengan sengaja, maka ia akan berdosa dan dari hasil internalisasi berbagai kebajikan
kelak akan mendapatkan ganjaran dari Allah. (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
Sebaliknya, bagi orang yang tidak landasan untuk cara pandang, berpikir,
atau kurang memiliki pemahaman tentang bersikap, dan bertindak. Karakter diajarkan
ajaran agama Islam, ia akan bersikap acuh dengan mengenalkan, memahamkan, hingga
untuk melaksanakan ibadah yang sebenarnya mengajak peserta didik sehingga pada
diwajibkan dalam ajaran Islam. Ia hanya akan akhirnya mereka mampu mempraktikkan dan
melakukan ibadah ketika ada waktu dan memaknainya sebagai suatu yang melekat dan
kesempatan dan ketika ia mau saja, bahkan menjadi tindakan perenungan (reflective action)
bisa saja ia meninggalkan ibadah dengan serta mengembangkannya menjadi pusat
sengaja untuk melakukan pekerjaan lain. Ia keunggulan insani (center of human excellence).
belum betul-betul memahami bahwa ibadah Proses pengembangan nilai-nilai yang menjadi
wajib yang ia tinggalkan sebenarnya akan landasan pendidikan karakter, menghendaki
membawa kerugian bagi dirinya sendiri suatu proses yang berkelanjutan dilakukan
kelak. Tinggi rendahnya tingkat pelaksanaan melalui berbagai tema yang diprogramkan 15.
ibadah seseorang dapat ditentukan dari tinggi Jika melihat pengertian tersebut maka
rendahnya pemahaman ajaran agama yang seharusnya pemahaman dan pengamalan
dimilikinya. ibadah seseorang berjalan beriringan.
Walaupun demikian, tidak menutup Maksudnya ketika seseorang memahami suatu
kemungkinan ada orang yang memiliki bentuk ibadah maka ibadah itu juga akan
pengetahuan agama yang sangat luas bisa dilaksankan sesuai pemahamannya. Begitu
meninggalkan ibadah dan bahkan melakukan juga sebaliknya, jika seseorang melakukan
hal-hal yang dilarang agama. Dimungkinkan
ada juga orang yang tidak memahami ibadah
yang dilakukannya secara mendalam tetapi 14
Ashif Az Zafi, “Nilai Nasionalisme Kebangsaan
Aktivis Rohis,” BELAJEA: Jurnal Pendidikan Islam 4, no.
13
Ashif Az Zafi and Firda Falasifah, “Model 2 (December 3, 2019), https://doi.org/10.29240/belajea.
Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran v4i2.861.
PAI Di SDN Purworejo 02 Pati,” JURNAL AL-QALAM: 15
Puskur Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan
JURNAL KEPENDIDIKAN 1, no. 1 (January 4, 2019): Budaya Dan Karakter Bangsa (Jakarta: Kemendiknas,
1–12. 2010).
Pemahaman dan Penghayatan Peserta Didik tentang Ibadah.... |55
manfaat pengamalan ibadah yang dilakukan didik belum mengkristal menjadi nilai atau
tetapi hanya sebatas mengetahui wajib, sunah, perasaan moral.
pahala, dosa, surga dan neraka. Jadi pelaksanaan
pengamalan ibadah hanya seperti rutinitas yang Kesimpulan
dilaksanakan tanpa kesadaran dan pemaknaan Proses pembelajaran tentang
yang mendalam. pengamalan ibadah di MI NU Manafiul Falah
Kedua, mampu melaksanakan atau Gebog Kudus bermaksud untuk memberikan
mengerjakan yang diketahui (doing). Dalam solusi terhadap kegelisahan orang tua peserta
mengajarkan hal ini guru menggunakan didik tentang praktek keagamaan (ibadah
metode demonstrasi. Salah satu contoh yang dan akhlak). Ibadah yang diajarkan dan
dilakukan Guru yaitu mendemonstrasikan dibiasakan kepada peserta didik adalah salat,
slalat untuk diperlihatkan kepada siswa. puasa, doa harian, membaca dan menghafal
Guru juga memutarkan film tentang tata cara Al Quran. Pemahaman peserta didik tentang
shalat selanjutnya siswa secara bergantian pengamalan ibadah sudah paham mengenai
mempraktikkan seperti apa yang telah ia hukumnya seperti wajib, sunah, dosa, pahala,
lihat di bawah bimbingan guru. Peserta didik surga dan neraka. Namun peserta didik
sudah mampu untuk melaksanakan ibadah. belum memahami tentang tujuan dan manfaat
Ibadah yang dilaksanakan juga sudah menjadi ibadah yang dilaksanakannya. Menariknya,
kebiasaan. Pengamalan ibadah sudah berjalan pengamalan ibadah peserta didik tergolong
dengan baik berupa salat, puasa Ramadhan, taat dan sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.
membaca doa harian, membaca dan menghafal Ini menunjukkan bahwa pengamalan ibadah
Al Quran. peserta didik sudah menjadi kepribadian
(being/tindakan moral) namun masih lemah
Ketiga, menjadi seperti yang diketahui
dalam pemahaman (pengetahuan moral) dan
(being). Konsep ini seharusnya tidak sekedar
belum mencapai kesadaran (perasaan moral).
menjadi milik seseorang tetapi menjadi satu
dengan kepribadian orang tersebut. Peserta
Daftar Pustaka
didik sudah bisa melaksankaan ibadah yang
telah dipelajari dalam kehidupan sehari-harinya. Ayu, Sovia Mas. “Evaluasi Program Praktek
Peserta didik telah terbiasa dalam melaksanakan Pengamalan Ibadah Di Sekolah Dasar
pengamalan ibadah. Ketika ibadah telah Ar-Raudah Bandar Lampung.” Ejournal.
melekat menjadi kepriadiannya, maka seorang Radenintan.Ac.Id 8 (2017). http://www.
ejournal.radenintan.ac.id/index.php/
peserta didik akan berusaha sekuat tenaga
tadzkiyyah/article/view/2092.
untuk menjaga ibadahnya. Namun pelaksanaan
ibadah yang sudah menjadi kebiasaannya Benninga, JS. Moral, Character, and Civic
belum sepenuhnya dihayati dan dimaknai Education in the Elementary School. New
secara spiritual dan sosial. York: Teachers College Press, 1991.
https://eric.ed.gov/?id=ED396970.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat
Chaplin, James P. (James Patrick), and Kartini
dijelaskan bahwa pengamalan ibadah peserta
Kartono. Kamus Lengkap Psikologi.
didik pada jenjang pendidikan dasar di MI
Rajawali Pers, 1989.
NU Manafiul Ulum Gebog Kudus sudah
Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
menjadi kebiasaan atau being. Peserta didik
Bumi Aksara, 2008.
sudah dapat memahami namun belum bisa
memaknai tentang manfaat dan tujuan ibadah Djamal, Samhi Muawan. “Pelaksanaan Nilai-
secara spiritual dan sosial. Dapat dikatakan Nilai Ajaran Islam Dalam Kehidupan
bahwa ibadah yang diamalkan oleh peserta Masyarakat Di Desa Garuntungan
58| Elementary Vol. 6 No. 1, January-June 2020