Ekologi Tmpil

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Amfibi adalah hewan yang secara taksonomi dikelompokkan dalam kelas Amphibia.

Secara singkat
amfibi atau amfibia bisa diberikan pengertian sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata), berdarah
dingin (poikiloterm), dan ‘berkaki empat’ (tetrapoda) yang hidup di dua alam, yaitu di air dan daratan.
Kata Amphibia sendiri berasal bahasa Yunani yaitu “amphi” yang berarti rangkap dan “bios” yang berarti
kehidupan.

Umumnya seekor amfibi bertelur dan menempatkan telurnya di dalam air atau di tempat yang memiliki
tingkat kelembapan yang tinggi. Setelah menetas dan menjadi larva (berudu) amfibi hidup di air atau
tempat basah dan bernafas dengan menggunakan insang. Setelah beberapa waktu, berudu mengalami
metamorfosis (berubah bentuk) menjadi hewan dewasa yang hidup di daratan (tempat lebih kering)
dan bernafas menggunakan paru-paru.

Di Indonesia amphibi di bagi menjadi 3 ordo yaitu anura (kodok dan katak), caudata (salamander), dan
gymnophiona (sesilia).

Ordo Anura; Dikenal juga sebagai kodok atau katak. Ordo ini terdiri atas sekitar 55 famili dengan jumlah
spesies mencapai 6.455 di seluruh dunia. Indonesia memiliki 351 spesies kodok dan katak yang telah
teridentifikasi. Contoh amfibi dari ordo Anura yang hidup di Indonesia antara lain Katak Pelangi (Ansonia
latidisca), Katak Bertaring (Limnocetes sp.), Katak Darah (Leptophryne cruentata), Bangkong Sungai
(Phrynoidis aspera), Kongkang Jeram (Huia masonii), Kodok Pohon Kaki Putik (Philautus pallidipes),
Kodok Sawah (Fejervarya cancrivora), Bancet Hijau (Occidozyga lima), Precil Jawa (Microhyla achatina),
dan Kodok Pohon Jawa (Rhacophorus javanus).

Ordo Caudata; Dikenal juga sebagai salamander. Ordo ini terdiri atas 10 famili dengan total spesies
mencapai 671 jenis. Ordo ini tidak terdapat di Indonesia. Contoh hewan amfibi dari ordo Caudata antara
lain Salamander Raksasa Cina (Andrias davidianus) yang hidup di China, Salamander punggung merah
(Plethodon cinereus) di Amerika Utara, dan Asiatic Salamanders (Hynobius kimurae).

Ordo Gymnophiona; Dikenal juga sebagai Sesilia. Ordo ini erdiri atas 10 famili dengan total spesies
mencapai 200 jenis. Amfibi anggota ordo Gymnophiona yang hidup di Indonesia (pulau Sumatera, Jawa,
dan Kalimantan) adalah dari genus Ichthyophis sp. Beberapa jenis yang hidup di Indonesia antara lain :
Indonesia Caecilian (Ichthyophis bernisi), Billiton Island Caecilian (I. billitonensis), Elongated Caecilian (I.
elongatus), Javan Caecilian (I. hypocyaneus), Java Caecilian (I. javanicus), Black Caecilian (I. monochrous),
Kapahiang Caecilian (I. paucidentulus), Yellow-banded Caecilian (I. paucisulcus), dan Sumatra Caecilian
(I. sumatranus).

Ø Kodok atau katak


Kodok dan katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di air, di sarang busa, atau
di tempat-tempat basah lainnya. Beberapa jenis kodok pegunungan menyimpan telurnya di antara
lumut-lumut yang basah di pepohonan. Sementara jenis kodok hutan yang lain menitipkan telurnya di
punggung kodok jantan yang lembap, yang akan selalu menjaga dan membawanya hingga menetas
bahkan hingga menjadi kodok kecil.Sekali bertelur katak bisa menghasilkan 5000-20000 telur,
tergantung dari kualitas induk dan berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun.

Habitat Kodok dan katak hidup menyebar luas, terutama di daerah tropis yang berhawa panas. Makin
dingin tempatnya, seperti di atas gunung atau di daerah bermusim empat (temperate), jumlah jenis
kodok cenderung semakin sedikit. Salah satunya ialah karena kodok termasuk hewan berdarah dingin,
yang membutuhkan panas dari lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga
metabolisme tubuhnya.

Untuk makanannya Kodok memangsa berbagai jenis serangga yang ditemuinya. Kodok kerap ditemui
berkerumun di bawah cahaya lampu jalan atau taman, menangkapi serangga-serangga yang tertarik
oleh cahaya lampu tersebut.

Contohnya Dendrobates pumilio, kodok berukuran 18–22 mm dengan kulit beracun dari Amerika
Tengah

Beberapa jenis kodok yang umum didapatkan di Indonesia, di antaranya adalah

bangkong bertanduk (Megophrys montana), di gunung-gunung

bangkong serasah (Leptobrachium hasseltii), di hutan

bangkong sungai (Bufo asper), di sekitar sungai

bangkong kolong (B. melanostictus), di lingkungan rumah

belentung (Kaloula baleata)

kongkang kolam (Rana chalconota), di sekitar kolam, saluran air dan sungai

Berikut adalah beberapa jenis kodok yang berstatus kritis dan terancam di Indonesia.

kodok merah (Leptophryne cruentata), berstatus kritis, endemik Jawa Barat

kodok pohon ungaran (Philautus jacobsoni), kritis, endemik hutan Jawa Tengah

kongkang jeram (Hula masonii), berstatus rentan, endemik Taman Nasional Gunung Halimun

kodok pohon mutiara (Nytixalus margaritifer), rentan, endemik Taman Nasional Gunung Halimun
kodok pohon kaki putih (Philautus pallidipes), rentan, endemik Taman Nasional Gunung Halimun

kodok pohon jawa (Rhacophorus javanus), rentan, endemik Taman Nasional Gunung Halimun

Bufo valhallae, endemik di Pulau Weh.

Ø Salamander

salamander adalah nama umum bagi sekitar 550 spesies amfibi. Mereka secara umum dicirikan oleh
penampilan mirip kadal, dengan tubuh ramping, hidung pendek, dan ekor yang panjang. Semua fosil dan
spesisnya yang telah punah dimasukkan ke dalam ordo Caudata, sedangkan spesiesnya yang masih ada
digolongkan bersama ke dalam Urodela. Sebagian besar salamander memiliki empat jari pada kaki
depan mereka dan lima jari pada kaki belakang mereka. Kulit mereka yang lembap menjadikan mereka
lebih suka tinggal di habitat di atau dekat air, atau dalam tempat yang terlindung (misalnya tanah
lembap), seringkali di lahan basah.

Habitat salamander sepenuhnya tinggal di air sepanjang hidup mereka, sebagian tinggal di air untuk
sementara, dan sebagian lagi tinggal di darat ketika dewasa. Mereka makhluk vertebrata yang unik
karena mereka dapat menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang.sedangkan Untuk makanannya
salamander memakan berbadgai macam serangga yang di temuinya

Beberapa contoh spesies salamander

SALAMANDER RAKSASA CINA

(AndriasDavidianus)

Deskripsi :

Salamander ini memiliki kepala besar, mata kecil dan kulit yang gelap dan berkerut-kerut. Spesies ini
hidup di aliran air dingin di pegunungan dan suka hidup di gua. Ia menyangga hidupnya dengan
memakan serangga, kodok dan ikan. Fungsi mata pada salamander raksasa ini tidak terlalu baik,
sehingga ia bergantung pada nodus sensoris khusus yang terletak pada dahinya untuk mendeteksi setiap
pergerakan yang ada
Klasifikasi :

Kingdom : Animalia, Filum : Chordata, Kelas : Amphibia, Ordo : Caudata, Famili :Cryptobranchidae,
Genus : Andrias, Spesies : A. Davidianus.

SALAMANDER PUNGGUNG MERAH

(Plethodoncinereus)

Deskripsi :

Salamander punggung merah (Plethodon cinereus) adalah salamander hutan kecil. Hewan ini mendiami
lereng berhutan di Amerika Utara sisi timur; yaitu ke barat hingga Missouri; selatan hingga Carolina
Utara; dan utara dari Quebec bagian selatan dan Provinsi Maritimes di Kanada hingga Minnesota.

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia, Filum : Chordata, Kelas : Amphibia, Ordo : Caudata, Famili :Plethodontidae, Genus :
Plethodon, Spesies : P. cinereus.

SALAMANDER PUTIH MEKSIKO

(Ambystoma mexicanum)

Deskripsi:

Katak ini ukuran tubuhnya kecil, panjang antara 10-20 cm dari mulut hingga ujung ekor , mempunyai
bentuk seperti larva katak, kepala membulat, matanya kecil, ekor nampak pipih, ujung meruncing, jari-
jari kakinya pendek. Terdapat insang nampak besar membentuk sirip, berambut. Warna dasar tubuhnya
putih, terdapat seperti bitir-butir pasir berwarnacoklat di bagian atas kepala ke belakang sampai
tubuh.Habitat: Danau dataran tinggi. Hutan Tersebar di Amerika Utara.

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia, Filum : Chordata, Kelas : Amphibi, Ordo:Caudata, Family : Salamandridae, Genus :
Ambystoma, Spesies : Ambystoma mexicanum.

SALAMANDER ABE
(Hynobius abe)

Deskripsi:

Habitat alaminya adalah hutan, rawa-rawa dan sumber air. Salamander Abe kini berstatus kritis akibat
dari hilangnya habitat salamander ini.

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia, Filum : Chordata, Kelas : Amphibia, Ordo : Caudata, Famili :Hynobiidae, Genus :
Hynobius, Spesies : Hynobius abe

MOLE SALAMANDER

(Ambystoma tigrinum)

Deskripsi:

Mole Salamander (Genus Ambystoma) adalah kelompok salamander endemik di Amerika Utara, genus
hanya dalam Ambystomatidae keluarga. Kelompok itu telah menjadi terkenal karena kehadiran Axolotl
(Ambystoma mexicanum), banyak digunakan dalam penelitian, dan Salamander Tiger (Ambystoma
tigrinum, Ambystoma mavortium) yang merupakan amfibia resmi negara, dan sering dijual sebagai
hewan peliharaan.

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia, Filum : Chordata, Kelas : Amphibi, Ordo : Caudata, Family : Ambystomatidae,
Genus : Ambystoma, Spesies : Ambystoma tigrinum.

Ø Cecilia

Cecilia adalah Hewan amfibi yang tidak memiliki ekor maupun kaki. Bentuknya mirip dengan cacing,
belut, dan ular. Tekstur kulit pada cecilia sangat lembut dan berwarna gelap, namun beberapa jenis dari
cecilia ditemukan dengan warna kulit sangat cerah seperti merah dan kuning. Pada kulit cecilia terdapat
sisik-sisik kecil seperti ular yang menutupi tubuhnya yang beruas-ruas. Kulit dari hewan ini dapat
menghasilkan racun yang dapat membantunya dalam bertahan hidup dari pemangsanya. Cecilia
memiliki pembuahan internal, berbeda dengan jenis katak yang pembuahannya berada di luar tubuh.
Cecilia jantan memiliki organ mirip penis yang disebut Phallodeum. Organ ini akan masuk ke tubuh
betina melalui kloaka hingga 3 jam lamanya. Hewan ini banyak sekali ditemukan pada area lembap
seperti parit atau pinggir sungai.

. Beberapa amfibi berevolusi untuk merayap di tanah dan memakan serangga dan cacing . Bila Anda
memiliki tubuh seperti ular Anda bisa masuk ke ruang yang ketat dan menemukan serangga lezat untuk
makan siang Anda . Mereka hewan amfibi merayap mengisi ceruk ekologi khusus yang diisi ular jutaan
tahun kemudian

· Reptil

Reptil adalah kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin dan memiliki sisik
di sekujur tubuhnya. Reptil dalam taksonomi dikumpulkan dalam sebuah kelas yang dinamai sebagai
reptilia. Reptilia sendiri berasal dari kata reptum yang mempunyai arti melata.

Ciri-ciri reptil diantaranya adalah :

Memiliki tulang belakang

Tubuhnya ditutupi oleh sisik

Bernapas dengan paru-paru

Umumnya bertelur (ovivar), walaupun ada beberapa yang spesies dari ordo Squamata yang melahirkan
(vivivar).

Berdarah dingin

Habitat reptil yaitu tinggal di darat dan di air,dan sebagian reptil juga dapat hidup de darat maupun air.
Reptile hidup dengan cara memakan daging ataupun memakan hewan yang ada di sekitarnya

Reptil atau reptilia dikelompokkan dalam empat ordo, yaitu : Ordo Crocodylia, Rhynchocephalia,
Squamata, dan Testudines.
Ordo Crocodilya terdiri atas famili Gavialidae, Alligatoridae, dan Crocodylidae. Di seluruh dunia terdapat
sekitar 25 spesies. Contoh jenis reptil dari ordo Crocodilya adalah buaya, alligator, dan caiman. Di
Indonesia jenis reptil ini yang biasa ditemui adalah : buaya siam (Crocodylus siamensis), buaya muara
(Crocodylus porosus), buaya irian (Crocodylus novaeguineae), buaya senyulong (Tomistoma schlegelii),
dan buaya kalimantan (Crocodylus raninus).

Mengenai buaya, baca selengkapnya di artikel : Buaya di Indonesia.

Ordo Rhynchocephalia hanya terdiri atas satu spesies yaitu Tuatara (Sphenodon punctatus) yang hidup
di Selandia Baru.

Ordo Squamata terdiri atas 9.000-an spesies yang dikelompokkan dalam 66 famili. Spesies reptil dari
ordo Squamata ini terdiri atas berbagai jenis kadal dan ular. Contoh reptil dari ordo ini yang hidup di
Indonesia antara lain komodo (Varanus komodoensis), tokek dan cicak (famili Gekkonidae), kadal,
bunglon, biawak, ular karung (Acrochordus javanicus), ular king kobra (Ophiophagus hannah), ular
kepala-dua (Cylindrophis ruffus), ular sanca bodo (Python molurus), ular tanah (Calloselasma
rhodostoma), ular tikus (Ptyas korros), ular weling (Bungarus candidus) dan lain-lain.

Ordo Testudines terdiri atas sekitar 300-an spesies yang dikelompokkan dalam 14 famili. Spesies reptil
dari ordo Testudines ini terdiri atas berbagai jenis penyu, kura-kura, dan terapin. Beberapa contoh
hewan reptil dari ordo Testudines yang hidup di Indonesia diantaranya adalah kura-kura Hutan Sulawesi
(Leucocephalon yuwonoi), berbagai jenis kura-kura berleher ular, penyu belimbing (Dermochelys
coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), tuntong (Batagur baska), tuntong laut (B. borneoensis),
dan lain-lain.

Indonesia selain dihuni oleh berbagai jenis reptil pun memiliki reptil-reptil istimewa dan unik. Diantara
reptil istimewa tersebut adalah kadal terbesar di dunia, yaitu komodo; ular terpanjang di dunia yaitu
reticulated python (Python reticulatus); ular berbisa terpanjang di dunia yaitu ular king kobra
(Ophiophagus hannah); serta penyu terbesar di dunia.

· Buaya

Buaya adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Secara ilmiah, buaya meliputi seluruh spesies
anggota suku Crocodylidae, termasuk pula buaya sepit (Tomistoma schlegelii). Meski demikian nama ini
dapat pula dikenakan secara longgar untuk menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-
kerabat buaya yang berlainan suku.

Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya,
namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Buaya memangsa ikan, burung, mamalia,
dan kadang-kadang juga buaya lain yang lebih kecil bahkan bangkai buaya dewasa. Reptil ini merupakan
pemangsa penyergap; ia menunggu mangsanya hewan darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya
dengan tiba-tiba. Sebagai hewan yang berdarah dingin, predator ini dapat bertahan cukup lama tanpa
makanan, dan jarang benar-benar perlu bergerak untuk memburu mangsanya. Meskipun nampaknya
lamban, buaya merupakan pemangsa puncak di lingkungannya, dan beberapa jenisnya teramati pernah
menyerang dan membunuh ikan hiu.[2] Perkecualiannya adalah burung cerek Mesir, yang dikenal
memiliki hubungan simbiotik dengan buaya. Konon, burung ini biasa memakan hewan-hewan parasit
dan sisa daging yang berdiam di mulut buaya, dan untuk itu sang raja sungai membuka mulutnya lebar-
lebar serta membiarkan si cerek masuk untuk membersihkannya.

Selain memakan daging, 13 dari 23 spesies buaya kini diketahui juga memakan buah. Pada sebuah
analisis rutin yang dilakukan terhadap buaya Amerika (Alligator mississippiensis) yang tinggal di Taman
Nasional Everglades, Florida, para peneliti dari US Fish and Wildlife Service menemukan sebuah "kolam
apel" di dalam perut buaya. Tahun 2012, seorang peneliti dari Asia Tenggara juga melihat seekor buaya
siam melahap semangka.

· Komodo

Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis[1]), adalah spesies
kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa
Tenggara.[2] Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.[3]

Komodo adalah hewan karnivora. Walaupun mereka kebanyakan makan daging bangkai,[4] penelitian
menunjukkan bahwa mereka juga berburu mangsa hidup dengan cara mengendap-endap diikuti dengan
serangan tiba-tiba terhadap korbannya. Ketika mangsa itu tiba di dekat tempat sembunyi komodo,
hewan ini segera menyerangnya pada sisi bawah tubuh atau tenggorokan.[11] Komodo dapat
menemukan mangsanya dengan menggunakan penciumannya yang tajam, yang dapat menemukan
binatang mati atau sekarat pada jarak hingga 9,5 kilometer.[11]
· Biawak

Biawak adalah sebangsa reptil yang masuk ke dalam golongan kadal besar, suku biawak-biawakan
(Varanidae). Biawak dalam bahasa lain disebut sebagai bayawak (Sunda), menyawak atau nyambik
(Jawa), berekai (Madura), dan monitor lizard atau goanna (Inggris).

Biawak umumnya menghuni tepi-tepi sungai atau saluran air, tepian danau, pantai, dan rawa-rawa
termasuk rawa bakau. Di perkotaan, biawak kerap pula ditemukan hidup di gorong-gorong saluran air
yang bermuara ke sungai.

Biawak memangsa aneka serangga, ketam atau yuyu, berbagai jenis kodok, ikan, kadal, burung, serta
mamalia kecil seperti tikus dan cerurut. Biawak pandai memanjat pohon. Di hutan bakau, biawak kerap
mencuri telur atau memangsa anak burung. Biawak juga memakan bangkai, telur kura-kura, penyu atau
buaya.

Ø Kupu-kupu

Kupu-kupu dan ngengat (rama-rama) merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera,
atau 'serangga bersayap sisik' (lepis, sisik dan pteron, sayap).

Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan waktu
aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan ngengat
kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan
sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna
yang indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-
perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang
pasti. (van Mastrigt dan Rosariyanto, 2005).

Kupu-kupu dan ngengat amat banyak jenisnya, di Pulau Jawa dan Pulau Bali saja tercatat lebih dari 600
spesies kupu-kupu. Jenis ngengatnya sejauh ini belum pernah dibuatkan daftar lengkapnya, akan tetapi
diduga ada ratusan jenis (Whitten dkk., 1999). Kupu-kupu pun menjadi salah satu dari sedikit jenis
serangga yang tidak berbahaya bagi manusia.

Banyak orang yang menyukai kupu-kupu yang indah, akan tetapi sebaliknya jarang orang yang tidak
merasa jijik pada ulat, padahal keduanya adalah makhluk yang sama. Semua jenis kupu-kupu dan
ngengat melalui tahap-tahap hidup sebagai telur, ulat, kepompong, dan akhirnya bermetamorfosis
menjadi kupu-kupu atau ngengat.

Habitat kupu-kupu yang di temukan dari berbagai lingkungan iklim yang berbeda, mereka dapat di
temukan di daerah tropic, hutan rawa, sungai, rawa, padang rumput, dan lain-lain.

Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/ sari kembang). Akan tetapi
beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk,
daging bangkai, kotoran burung, dan tanah basah.Berbeda dengan kupu-kupu, ulat hidup terutama
dengan memakan daun-daunan.

Anda mungkin juga menyukai