Prosiding Dan Similarity - Intensitas Nye

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 26

Prosiding Seminar Nasional Unimus e-ISSN: 2654-3257

(Volume 1, 2018) p-ISSN: 2654-3168

INTENSITAS NYERI HAID PRIMER MELALUI SENAM DISMENORORREA


PADA MAHASISWI DI PONDOK PESANTREN K.H SAHLA ROSJIDI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Sri Rejeki1 , Eldaniati2

ABSTRAK
Latar Belakang: Dhysmenorhea Seringkali dimulai segera setelah mengalami menstruasi pertama
(menarche). Biasanya masa menstruasi pertama terjadi sekitar umur 12 atau 13 tahun, atau kadang-
kadang lebih awal atau kemudian. Intensitas rasa nyeri yang berlebihan yang berlebihan akibat dari
dismenorrea pada perempuan seringkali menganggu aktifitas sehari-hari sehingga berdampak
terhadap produktifitas perempuan.Oleh karena itu penting tindakan penurunan intensitas nyeri. senam
dismenorea merupakan salah satu bentuk relaksasi yang sangat dianjurkan untuk perempuan yang
sedang mengalami nyeri haid.Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ke Efektifitasan
Senam Dismenorea Terhadap Intensitas Nyeri Haid Primer Pada Mahasiswi. Metode Penelitian:
Penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimen dengan desain One Group pre-test post-test , sebanyak
38 orang sebagai sampel diberikan intervensi senam dismenorea selama 20 menit. Teknik analisa data
yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Wilcoxon.

Hasil penelitian: Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai yang signifikan (Z= -5,517, Pvalue=
0,000 (Pvalue<0,05)) yang artinya nilai Pvalue<0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada terdapat
perbedaan yang bermakna antara senam disemnorea terhadap penurunan intensitas nyeri haid
dismenorea. Saran: senam dismenorea merupakan salah satu terapi non farmakologi yang sangat
dianjurkan bagi perempuan yang mengalami dismenorea dilakukan 1 minggu sebelum mengalami
menstruasi, dilakukan sebanyak 4 kali pada pagi dan sore hari selama 20 menit.

Kata kunci : dismenorrhea, senam dismenorrhea

PENDAHULUAN

Menstruasi merupakan suatu siklus yang kompleks karena melibatkan berbagai unsur
dalam tubuh perempuan, diantaranya panca indra, korteks serebri, hipotalamus, aksis
hipofisis-ovarium, dan organ tujuan seperti uterus endometrium, serta organ seks sekunder
dan menstruasi bisa diartikan sebagai suatu proses yang dialami oleh remaja yang biasanya
terjadi pada usia 10 sampai 16 tahun, ditandai dengan adanya perdarahan dari rahim,
biasanya terjadi setiap bulan selama 3-7 hari dan tergantung pada berbagai faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan perempuan, status nutrisi dan berat tubuh relatif terhadap

~ 183 ~

http://prosiding.unimus.ac.id
Prosiding Seminar Nasional Unimus e-ISSN: 2654-3257
(Volume 1, 2018) p-ISSN: 2654-3168

tinggi tubuh. Selama masa menstruasi atau haid banyak perempuan yang mengalami masalah
diantaranya adalah dismenorea (Manuaba, 2007)

Dismenorrea adalah nyeri yang paling umum keluhan ginekologi dan penyebab utama
dari berulang jangka pendek untuk bersekolah atau bekerja absensi di kalangan remaja
perempuan dan dewasa muda. Tanda dan gejala dismenorea antara lain sebagai berikut :
kram, mual muntah, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, sakit perut dan stress. Gejala
tersebut dapat terjadi selama 24 jam sebelum dan setelah terjadinya menstruasi. (Harel
zeev(2006). Dismenorrea adalah nyeri uteri yang dirasakan pada saat perempuan mengalami
nyeri menstruasi, dismenorrea yang sering kali terjadi pada setiap perempuan adalah
dismenorrea primer. (Inayati H, Rejeki S, Hartati S (2017).

Dhysmenorhea adalah nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan produksi zat
prostaglandin. Seringkali dimulai segera setelah mengalami menstruasi pertama (menarche).
Biasanya masa menstruasi pertama terjadi sekitar umur 12 atau 13 tahun, atau kadang-kadang
lebih awal atau kemudian. Irregular periods biasanya untuk pertama atau dua tahun.
(Proverawati, A., & Misaroh, S 2009). Sedangkan menurut Hartati (2012), Dismenorea
merupakan salah satu penyebabnya sering absen atau tidak masuk sekolah. Untuk mengatasi
hal ini, seorang wanita harus memperhatikan jadwal menstruasi, hindari stres, berolahraga,
makan makanan bergizi, dan perhatikan nutrisi yang bisa membantu meredakan gejala atau
sindrom menstruasi. Dismenorea diklasifikasikan menjadi 2 yaitu dismenorea primer dan
dismenorea sekunder. Dismenorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa ada
kelainan. Sementara dismenorea sekunder disebabkan oleh kelainan ginekologi (Pudiastuti,
2012).

Nyeri yang menyertai kontraksi uterus mempengaruhi mekanisme fungsional


menyebabkan respon stres fisiologis.(Rejeki S.2014). Nyeri merupakan sensasi yang bersifat
subyektif dan merupakan pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang
muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau potensial. Nyeri merupakan pengalaman
mekanisme protektif bagi tubuh dan menyebabkan individu bereaksi untuk menghilangkan
rangsang nyeri (Raja, Dougherty, 1999; Dawood, 2006; Harel, 2006).

Kejadian dismenorhea di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50% wanita di dunia
memilikinya. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan persentase kejadian dismenore
sekitar 60%, Swedia 72%, dan 58%. Penelitian di Malaysia dari Amerika Serikat mengatakan

~ 184 ~

http://prosiding.unimus.ac.id
Prosiding Seminar Nasional Unimus e-ISSN: 2654-3257
(Volume 1, 2018) p-ISSN: 2654-3168

bahwa Dismenore mengalami 30-50% wanita berusia reproduktif dan 10-15% di antaranya
kehilangan pekerjaan mengganggu pembelajaran di sekolah dan kehidupan keluarga
(Paramita, 2010). Dismenorrhea adalah masalah di bidang ginekologi yang banyak
menyerang wanita muda, tapi dismenore sering terjadi primer. Dismenorrhea primer sering
terjadi pada remaja, persentasenya 40-50% (Sabhinaya, 2012).

Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar, pada tahun 2009 rata-rata lebih
dari 50% remaja disetiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di Amerika angka
prosentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Penelitian di China tahun 2010 yang
dilakukan oleh Gui-Zhou, menunjukkan sekitar 41,9% sampai 79,4% remaja mengalami
dismenore primer, dimana 31,5% sampai 41,9% terjadi pada usia 9-13 tahun, dan 57,1%
sampai 79,4% pada usia 14-18 tahun (Gui-Zhou, 2010).Sementara di Indonesia angkanya
diperkirakan 55% remaja yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Angka kejadian
(prevalensi) nyeri menstruasi berkisar 45-95% di kalangan remaja. angka kejadian
dismenoretipe primer di Indonesia adalah sekitar 54,89%, sedangkan sisanya adalah penderita
dengan tipe sekunder (Proverawati, 2009). Di Jawa Tengah pada tahun 2011 terdapat
9.019.505 remaja putri atau sebesar 24,46% dari jumlah penduduk seluruhnya, ditemukan
berbagai masalah kesehatan reproduksi yaitu diantaranya dismenore (Badan Pusat Statistik,
2011).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dipondok pesantren putri K.H Sahla
Rosjidi Universitas Muhammadiyah Semarang dilakukan pada tanggal 22 Maret 2017,
diketahui jumlah peserta didik yang tinggal di pondok pesantren atau yang dikenal dengan
rusunawa berjumlah 286 mahasantri yang terdiri dari berbagai prodi mahasiswi baru pada
tahun 2017. Setelah dilakukan pendataan mahasisiwi dengan cara mendatanginya dikamar
masing-masing dari lantai 1,2,3 dan 4 didapatkan data mahasiswi yang mengalami
dismenorrhea berjumlah 60 orang.Kebanyakan dari mahasiswi yang mengalami
dismenorrhea saat haid mereka mengatasi dengan cara menggunakan terapi non-farmakologi
yaitu menggunakan minyak kayu putih,aromaterapi, tidur dan hanya minum air putih hangat
dan ada beberapa mahasiswi yang meminum obat anti nyeri yaitu obat analgetik untuk
menurunkan nyeri yang dirasakannya.

Hasil dari fenomena diatas disertai dengan adanya data yang sangat mendukung,
sehingga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai“ Efektifitas Senam

~ 185 ~

http://prosiding.unimus.ac.id
Prosiding Seminar Nasional Unimus e-ISSN: 2654-3257
(Volume 1, 2018) p-ISSN: 2654-3168

Dismenorrhea Terhadap Intensitas Nyeri Haid Primer Pada Mahasiswi Di Pondok


Pesantren K.H Sahlan Rosjidi Universitas Muhammadiyah Semarang.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodequasi eksperimen dengan desain One Group pre-test
post-test. Ciri tipe dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan sebab akibat dengan cara
melibatkan dari satu kelompok subjek. Kelompok subjek yang diobservasi sebelum dilakukan
intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah melakukan intervensi. Pengujian sebab akibat
dilakukan dengan cara membandingkan dari hasil pre-test dengan pasca test (Nursalam,
2008). Populasi dalam penelitian ini berjimlah 60 orang, dengan Sampel 38 orang. Penelitian
ini dilakukan di pondok pesantren K.H Sahlan Rosjidi Universitas Muhammadiyah
Semarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei – juni yang terdiri dari tahap penyusupan
proposal, pengumpula data dan pelaporan hasil dari penelitian. Data dianalisis secara
univariat dan bivariate.

Hasil Dan Pembahasan

1. Usia
Tabel 4.1.
Distribusi rata-rata responden berdasarkan umur mahasiswi yang
mengalami dismenorea di Pondok Pesantren Putri K.H Sahlan Rosjidi
Universitas Muhammadiyah SemarangTahun 2017 (N = 38)

Usia N Minimum Makximum Mean Std.


responden Deviation
Valid 38 18 20 19.87 ,665
(listwise

Berdasarkan dari data Tabel 1, dapat dijelaskan bahwa usia responden termudaberada
pada usia 18 tahun dan usia yangtertua pada responden berada pada usia 20 tahun,
rerata-rata usia responden 19 tahun dengan standar deviasi 665

2. Pendididkan
Tabel4.2
Distribusi responden berdasarkan pendidikan remaja yang
mengalamidismenorea di Pondok Pesantren Putri K.H Sahlan Rosjidi
Universitas Muhammadiyah SemarangTahun 2017(N = 38)

~ 186 ~

http://prosiding.unimus.ac.id
Prosiding Seminar Nasional Unimus e-ISSN: 2654-3257
(Volume 1, 2018) p-ISSN: 2654-3168

Prodi Frekuensi Percent


S1 Keperawatan 6 15.8
S1 Ilmu Gizi 5 13.2
S1 Fakultas Ked. Gigi 1 2.6
S1tekpang 4 10.5
S1 Statistik
B 1 2.6
S1 Pendidikan Matematika 1 2.6
e Analis
D4 9 23.7
D3 Analis 9 23.7
r Keperawatan
D3 1 2.6
S1kesehatan Masyarakat 1 2.6
d Total 38 100.0
asarkan dari data Tabel 2 Menunjukkan bahwa prodi responden yang paling banyak
berada pada prodi D4 dan D3 Analis Kesehatan masing-masing berjumlah 9 orang
dengan persentase 47,4%, responden yang paling sedikit mengalami dismenorrhea
adalah prodi S1 kedokteran gigi,kesehatan masyarakat,D3 perawat, s1 statistik dan
pendidikan matematika masing-masing prodi berjumlah 1 orang dengan dengan
persentase 10,4%.

3. Intensitas dismenorea sebelum dan setelah dilakukan tindakan senam dismenorrhea


a. Intensitas dismenorea sebelum dilakukan tindakan senam dismenorrea
Tabel 4.3
Distribusi rata-rata responden berdasarkan intensitas dismenorea
sebelum melakukan senam dismenorrea pada mahasiswi yang
mengalami dismenorea diPondok Pesantren K.H Sahlan Rosjidi
UNiversitas Muhammadiyah Semarang Tahun 2018 (N = 38)

Sebelum intervensi N Min Max Mean Std.


deviation
Intensitas Nyeri Haid 38 2 7 4.71 1313
Sebelum Senam dismenore
Valid N (Listwise)

B
erdasarkan data dari Tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa hasil dari intensitas
nyeri dismenorreasebelum diberikan perlakuan senam dismenorrea
makadidapatkan datanyeri minimum 2 dan nyeri maksimum 7, rata-rata
intensitas nyeri 4,71 dengan standar deviasi 1313.

Tabel 4.4
Distribusi responden berdasarkan intensitas dismenore sebelum melakukan
senam dismenore pada mahasiswi yang mengalami dismenorrea diPondok

~ 187 ~

http://prosiding.unimus.ac.id
Prosiding Seminar Nasional Unimus e-ISSN: 2654-3257
(Volume 1, 2018) p-ISSN: 2654-3168

Pesantren K.H Sahlan RosjidiUniversitas Muhammadiyah SemarangTahun


2017(N= 38)

Intensitas Nyeri Frequency Precent Valid Cumulative (%)


Sebelum (%) percent (%)
Nyeri Ringan 7 18,4 18,4 18,4
Nyeri Sedang 30 78,9 78,9 97,4
Nyeri Berat 1 2,6 2,6 10,0
Total 38 10,0 10,0

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa intensitas nyeri pada responden sebelum


diberikan perlakuan senam dismenorreayang mengalami nyeri ringan
sebanyak 7 responden dengan persentase 18,4%, nyeri sedang sebanyak 30
responden dengan persentase 78,9% sedangkan nyeri berat sebanyak 1
responden dengan persentase 2,6%.

b. Intensitas dismenorea setelah dilakukan senam dismenorea

Tabel 4.5
Distribusi rata-rata responden berdasarkan intensitas dismenorea setelah
melakukan senam dismenoreapada mahasiswi yang mengalami
dismenorea diPondok Pesantren K.H Sahlan Rosjidi Universitas
Muhammadiyah Semarang Tahun 2017(N = 38)

Sesudah intervensi N Min Max Mean Std


Deviation
Intensitas dismenore 38 0 5 2,32 1.317
setelah diberikan
perlakuan senam
dismenorea.

Tabel 4.9 berdasarkan hasil dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa
intensitas nyeri haid ataudismenorreasesudah diberikan perlakuansenam
dismenorrea. Didapatkan data nyeri minimum 0 dan nyeri maksimum 5,
rata-rata intensitas nyeri 2,32 dengan standar deviasi 1,317.

Tabel 4.6
Distribusi responden berdasarkan intensitas dismenorrea sesudah
diberikan perlakuansenam dismenoreapada mahasiswi yang mengalami
dismenorea diPondok Pesantren K.H Sahlan Rosijdi Universitas
Muhammadiyah Semarang Tahun 2017 (N = 38)

Intensitas Nyeri Sesudah Frequency Precent Valid Cumulative


Intervensi (%) percent (%) (%)

~ 188 ~

http://prosiding.unimus.ac.id
Prosiding Seminar Nasional Unimus e-ISSN: 2654-3257
(Volume 1, 2018) p-ISSN: 2654-3168

Tidak Nyeri 7 18,4 18,4 18,4


Nyeri Ringan 27 71,1 71,1 89,5
Nyeri Sedang 4 10,5 10,5 100,0
Total 38 10,0 10,0

Tabel 4.6. menunjukkan bahwa intensitas nyeri haid primer pada responden
sesudah diberikan perlakuan senam dismenorrea. Didapatkan data
mahasiswi atau responden tidak nyeri sebanyak 7 responden dengan
persentase 18,4%, Nyeri Ringan sebanyak 27 responden dengan persentase
71,1%, sedangkan responden yang mengalami nyeri sedang sebanyak 4
responden dengan persentase 10,5%.

Perbedaan delta antara intensitas nyeri haid sebelum dan


sesudah diberikan perlakuan senam dismenorrhea. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan senam dismenorrhea
didapatkannilai mean 4,71 sedangkan setelah dilakukan senam dismenorrhea rata-rata
skala nyeri didapatkan nilai mean menjadi 2,72 dengan hasil rata-rata delta didapatkan
nilai mean -2,3947

Tabel 4.7
Uji wilcoxon pada kelompok intervensi senam dismenorea pada mahasiswidi
pondok pesantren K.H Sahla Rosjidi Universitas Muhammadiyah Semarang pada
tahun 2017 (N=38)
Intensitas Nyeri sebelum N min max mean Std.Deviation Pvalue
dan sesudah diberikan
perlakuan senam
dismenorrea

Intensitas nyeri haid sebelum 38 2 7 4,71 1,313 0,000


diberikan intervensi
Intensitas nyeri haid sesudah 38 0 5 2,32 1,317
diberikan perlakuan senam
dismenorea

Berdasarkan tabel 4.6 hasil analisis bivariat dengan uji wilcoxon diperoleh nilai p
< 0,05 (0,000). Artinya ada perbedaan yang bermakna tingkat nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan senam dismenorea pada mahasiswi di pondok pesantren K.H
Sahlan Rosjidi Universitas Muhammadiyah Semarang.

Pembahasan

~ 189 ~

http://prosiding.unimus.ac.id
Prosiding Seminar Nasional Unimus e-ISSN: 2654-3257
(Volume 1, 2018) p-ISSN: 2654-3168

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil usia terbanyak pada
mahasiswi yang mengalami dismenorreaberada pada usia 18-19 tahun, dengan jumlah 38
responden. Hasil ini menyatakan bahwa sebagian responden berada dalam masa dewasa awal.
Menurut Notoadmodjo (2005) usia adalah umur individu yang terhitung mulai dari
dilahirkan sampai saat berulang tahun. Usia adalah jumlah hari, bulan, tahun yang telah
dilalui sejak lahir sampai waktu tertentu. Usia juga bisa diartikan sebagai satuan waktu
yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik yang hidup maupun yang
mati. Dismenorrea terjadi dikarenakan saat usia menarche alat reproduksi belum siap untuk
mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan pada leher rahim, maka akan
timbul rasa sakit saat menstruasi. Puncak kejadian saat dismenorea ini terjadi pada akhir
masa remaja dan di awal usia 20-an. Kejadian nyeri saat dismenore ini akanmenurun seiring
dengan bertambahnya usia dan akan meningkatnya kelahiran.( Anorogo,2008). Biasanya
masa menstruasi pertama terjadi sekitar umur 12 atau 13 tahun, atau kadang-kadang lebih
awal atau kemudian. Irregular periods biasanya untuk pertama atau dua tahun. (Proverawati,
A., & Misaroh, S. (2009).

Penelitian pada mahasiswi berdasarkan prodi pada responden yang mengalami nyeri
dismenore yang paling banyak berada pada prodi D3 dan D4 Analis kesehatan yang
berjumlah 9 orang D4 Analis Kesehatan dan 9 orang prodi D3 Analis Kesehatan, dengan
persentase 23,7%, responden yang paling sedikit berada pada prodi S1 kedokteran
gigi,Kesehatan masyarakat, D3 perawat, S1 statistik dan Pendidikan matematika masing-
masing berjumlah 1 orang dengan prodi yang berbeda dengan persentase 2,6%.

Berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan data intensitas nyeri pada responden sebelum
diberikan perlakuan senam dismenorrea yang mengalami nyeri ringan sebanyak 7 responden
dengan persentase 18,4%, nyeri sedang sebanyak 30 responden dengan persentase 78,9%
sedangkan nyeri berat sebanyak 1 responden dengan persentase 2,6%.Berdasarkan data dari
hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa hasil dari intensitas nyeri dismenorreasebelum
diberikan perlakuan senam dismenorrea makadidapatkan datanyeri minimum 2 dan nyeri
maksimum 7, rata-rata intensitas nyeri 4,71 dengan standar deviasi 1313. Remaja yang
mengalami nyeri haid (dismenore) disebabkan karena adanya kejang otot uterus yang dapat
dimulai pada 24 jam sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan selama 24-36
jam, umumnya berlangsung 24 jam pertama saat terjadi perdarahan haid (Hendrik,
2006).Nyeri yang dirasakan perempuan dapat dimulai dari ujung saraf (reseptor) di tempat

~ 190 ~

http://prosiding.unimus.ac.id
Prosiding Seminar Nasional Unimus e-ISSN: 2654-3257
(Volume 1, 2018) p-ISSN: 2654-3168

terjadinya kerusakan jaringan kemudian kerusakkan itu membentuk lintasan serabut aferen
saraf spinal menuju ganglion spinalis pada radik posterior medulla spinalis, kemudian
dihantarkan dengan jaras/traktus asenden hingga ke pusat nyeri kesusunan saraf pusat.
Pengalaman masa lalu, sistem nilai berkaitan dengan nyeri, harapan keluarga, lingkungan,
emosi, budaya. Penyaluran sinyal nyeri dari jaringan disalurkan ke medulla spinalis melalui
radik posterior nervus spinalis yang kemudian bersinap pada kornu posterior medulla spinalis
dan berlanjut membentuk koneksi yang kompleks. Hal inilah yang sering menyebabkan
sulitnya menentukan nyeri yang dirasakan, terutama pada nyeri viseral. Kemudian sinyal
nyeri dihantarkan ke pusat nyeri pada susunan saraf pusat melalui jaras spinotalakmikus.
Jaras spinotalamikus sebelum mencapai pusat nyeri berada didalam batang otak dan
kemudian bersinap pada talamus. Dari talamus kemudian sensasi nyeri disalurkan kebeberapa
korteks somatosensori otak. Saat sinyal nyeri sampai di otak, sinyal tersebut tidak berhenti
berproses dimana beberapa sinyal menuju korteks motorik kemudian turun melalui spinal
cord menuju saraf motorik. Impuls ini menyebabkan kontraksi otot yang mengalami stimulus
nyeri. ( Rejeki S. (2014).
Berdasarkan hasil dari penelitian menunjukkan bahwa intensitas nyeri haid responden
sesudah dilakukan intervensi senam dismenorrea didapatkan data responden yang
mengalami nyeri dengan skala tidak nyeri sebanyak 7 responden dengan persentase 18,4%,
Nyeri Ringan sebanyak 27 responden dengan persentase 71,1%, sedangkan responden yang
mengalami nyeri sedang sebanyak 4 responden dengan persentase 10,5%. Didapatkan data
nyeri minimum 0 dan nyeri maksimum 5, rata-rata intensitas nyeri 2,32 dengan standar
deviasi 1,317.
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai yang signifikan (Z= -5,517, Pvalue= 0,000
(Pvalue<0,05)) yang artinya nilai P value<0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada terdapat
perbedaan yang bermakna antara senam terhadap penurunan intensitas nyeri haid dismenorea
pada Mahasiswi pondok pesantren K.H Sahlan Rosjidi Universitas Muhammadiyah
Semarang.

Hal ini juga didukung oleh penelitian Istiqomah (2009). Penelitian dengan judul “efektifitas
senam dismenore dalam menggurangi dismenore pada remaja putri di SMUN 5 Semarang”
dimana hasil yang didapatkan juga bahwa senam dismenore efektif untuk mengurangi
dismenore.

~ 191 ~

http://prosiding.unimus.ac.id
Prosiding Seminar Nasional Unimus e-ISSN: 2654-3257
(Volume 1, 2018) p-ISSN: 2654-3168

Kesimpulan

Intensitas nyeri dismenorrea sebelum dilakukan senam dismenorrea nyeri haid yang paling
ringan sebanyak 7 responden dengan persentase 18,4%, nyeri sedang sebanyak 30 responden
dengan persentase 78,9% sedangkan nyeri berat sebanyak 1 responden dengan persentase
2,6%.Intensitas nyeri dismenorrea pada responden sesudah diberikan perlakuan senam
dismenorrea. Didapatkan data mahasiswi atau responden yang tidak nyeri sebanyak 7
responden dengan persentase 18,4%, Nyeri Ringan sebanyak 27 responden dengan
persentase 71,1%, sedangkan responden yang mengalami nyeri sedang sebanyak 4 responden
dengan persentase 10,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada terdapat perbedaan yang
bermakna antara senam dismenorea terhadap penurunan intensitas nyeri haid dismenorea
pada Mahasiswi pondok pesantren K.H Sahlan Rosjidi Universitas Muhammadiyah
Semarang.

KEPUSTAKAAN
Andira, D. (2010) .Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogyakarta: Ar- ruzz Media

Anuradha, S,. Sayli, P,. Nigar, S,. Snehal, G,A,. (2016). Effect of aerobic exercises on
primary dysmenorrhoea in college students.

Anurogo, D & Wulandari, A. (2011). Cara jitu mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: ANDI

Badriyah & Diati. (2004). Be smart girl: Petunjuk Islami kesehatan reproduksi bagi remaja.
Jakarta: Gema Insani

Bobak, I. M., Lowdermik, D.L & Jensen, M.D. (2004): Buku ajar keperawatanMaternitas.
Terjemahan Wijayarini, M.A. Jakarta : EGC

Corwin, E.J. (2008). Handbook Of Pathophysiolog: Third Edition. The Ohio State
University: Columbus.a

Dawood, YM. Dysmenorhoe Glob. libr. women's med., ISSN: 1756- 2228, 2008; DOI
10.3843/ GLOWM. 10009 Avaible from: URL: http://www. glowm. com/
section_view/heading/ Dysmenorrhea /item/9 Accessed on 7 April 2015

Donna, J. (2014). Keperawatan Medical Bedah. Jogyakarta: rapra publishingElmarth,


Fauzi(2014): Mahir Menjaga Organ Intim Wanita. solo: tinta medina.

Eny, K (2012) .Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.

Ernawati (2010). Terapi relaksasi terhadap nyeri dismenore padamahasiswi Universitas


muhammadiyah semarang. Di unduh pada tanggal 15 november 2015.

~ 192 ~

http://prosiding.unimus.ac.id
Prosiding Seminar Nasional Unimus e-ISSN: 2654-3257
(Volume 1, 2018) p-ISSN: 2654-3168

Ernawati, Hartiti, T., & Hadi, T. (2010). Terapi relaksasi terhadap nyeri dismenore pada
mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang. Prosiding Seminar Nasional.
UNIMUS. Diperoleh tanggal 23 Januari 2014 dari http://www.jurnal.unimus.ac.id

Esther, C., Geeta S., Piyali, S., Poonam, S., Sajda B., Sheela K., Bharat S., Rukmanee, M.
(2016). Effectiveness of acupressure therapy on menstrual pain perception
amongadolescent girls with primary dysmenorrhea. International Journal of
Bioassays, 4939.

Fajaryati, N, (2011). Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore Primer Remaja


Putri Di SMP N 2 Mirit, Kebumen, (online) (http://Journal.akbidPurworejo.ac.id di
akses 26 Maret 2013).

Gui-Zhou, H. (2010). Prevalence of Dysmenorrhoea In Female Students In a Chinese


University: A Prospective Today. Health Journal.

Gunarti, N, Fitria,.2013: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan KejadianDismenore


Primer Pada Remaja Putri Kelas X dan XI Di SMA N 1 Arso Kabupaten Keerom,
Skripsi, Jayapura

Harel, Zeev MD. Dysmenorrhea in Adolescents and Young Adults: Etiology and
Management J PediatrAdolesc Gynecol.2006. 19:363-371

Haruyama, S. (2011).The miracle of endhorphin: Sehat mudah dan praktis dengan hormon
kebahagiaan. Jakarta: Qonita PT. Mizan Pustaka

Hasan, MHB.Perbedaan Angka Kejadian Dysmenorrhea Primer Antara Wanita Yang Sudah
Menikah Dengan Wanita Yang BelumMenikah Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta 2011

Hendrik, H (2006). Problem Haid Tinjauan Syariat Islam Dan Medis. Solo: Tiga Serangkai

Inayati H, Rejeki S, Hartati S (2017). Efektifitas Hipnoterapi Dan Terpai Musik Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Remaja Dengan Dismenore Di Madrasah Aliyah Pondok
Psantren Putri Al-Amien Preduan.

Indriyani, Diyan. (2013). Keprewatan Maternitas : pada area perawatan antenatal. Edisi 1.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rejeki. S., (2014) .Tingkat Nyeri dan Prostaglandin-E2(pg-E2) Pada Ibu Inpartu Kala I
Dengan Tindakan Counter-Pressure. Jurnal Ners Vol.9 No.01 April 2014, ISSN
1858-3598, Hal.111 – 117, Penerbit: Program Studi Ilmu Keperawatan FKp Unair
bekerjasama dengan PPNI Propinsi Jawa Timur,

Rejeki. S. (2014) Acupressure Metakarpal Dapat Mengurangi Rasa Nyeri Pada Ibu Dalam
Proses Persalinan Kala I. Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian:
Peran Pangan Fungsional Berbasis Pangan Lokal Dalam Peningkatan Derajat
Kesehatan di Semarang tanggal 9 Agustus 2014, ISBN:978-602-18809-1-3, hal:
359 - 365, Penerbit: LPPM dan FIKKES UNIMUS

~ 193 ~

http://prosiding.unimus.ac.id
santren_K.H_Sahlan_Rosjidi_Uni
versitas_Muhammadiyah_Sema
rang.pdf
by

Submission date: 08-Feb-2022 08:39PM (UTC+0700)


Submission ID: 1757685937
File name: santren_K.H_Sahlan_Rosjidi_Universitas_Muhammadiyah_Semarang.pdf (466.84K)
Word count: 3453
Character count: 21607
6

12

11

7
12

20

21

1
7

19

18
6

10

22

22
9
9

3
23

6
16

15
4

6
4

17

17

14

14

13
3

26

11

25

24
santren_K.H_Sahlan_Rosjidi_Universitas_Muhammadiyah_Se…
ORIGINALITY REPORT

25 %
SIMILARITY INDEX
24%
INTERNET SOURCES
11%
PUBLICATIONS
10%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1
jurnal.stikesganeshahusada.ac.id
Internet Source 2%
2
es.scribd.com
Internet Source 2%
3
repositori.usu.ac.id
Internet Source 2%
4
jurnal.umt.ac.id
Internet Source 2%
5
Submitted to Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang
1%
Student Paper

6
gacetasanitaria.org
Internet Source 1%
7
ivaarfiana26.blogspot.com
Internet Source 1%
8
www.ijhsr.org
Internet Source 1%
9
docplayer.info
Internet Source 1%
10
vdokumen.com
Internet Source 1%
11
jurnal.stikesmus.ac.id
Internet Source 1%
12
journal.unpacti.ac.id
Internet Source 1%
13
Submitted to College of Professional and
Continuing Education (CPCE), Polytechnic
1%
University
Student Paper

14
elearning.medistra.ac.id
Internet Source 1%
15
journal.ipm2kpe.or.id
Internet Source 1%
16
kim.ung.ac.id
Internet Source 1%
17
repository.unej.ac.id
Internet Source 1%
18
eprints.aiska-university.ac.id
Internet Source 1%
19
jurnal.pekalongankota.go.id
Internet Source 1%
20
wawasankoe.blogspot.com
Internet Source 1%
21
Submitted to University of Muhammadiyah
Malang
1%
Student Paper

22
journal-old.unhas.ac.id
Internet Source 1%
23
repository.stikeselisabethmedan.ac.id
Internet Source 1%
24
eprints.undip.ac.id
Internet Source 1%
25
fk.uns.ac.id
Internet Source 1%
26
repository.usu.ac.id
Internet Source 1%

Exclude quotes On Exclude matches < 1%


Exclude bibliography On

Anda mungkin juga menyukai