Spesifikasi Teknis

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

PEMBANGUNAN/PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI

 Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan;

SEMEN PORTLAND
Semen yang digunakan dalam pekerjaan harus semen portland sesuai dengan
merk yang disetujui dan memenuhi standar nasional Indonesia, NI-8. Jenis
semen lainnya dapat dipergunakan atas persetujuan Direksi. Semen yang
digunakan harus merupakan produk dari satu pabrik yang telah mendapat
persetujuan terlebih dahulu.
Tiap semen yang menurut pendapat Direksi sudah mengeras atau sebagian mati
harus ditolak dan segera dikeluarkan dari lokasi.
Pengawas berhak untuk memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada
setiap waktu sebelum dipergunakan dan dapat menyatakan untuk menerima atau
tidak semen-semen tersebut.
Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan tempat / gudang penyimpanan
semen pada tempat-tempat yang baik sehingga semen-semen tersebut
senantiasa terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang dapat
merusak semen termasuk kemungkinan kena ombak pasang, terutama sekali
pada lantai tempat penyimpanan tadi harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari
permukaan tanah.
Semen dalam kantung-kantung semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari dua
meter. Tiap-tiap penerimaan semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga
dapat dibedakan dengan penerimaan-penerimaan sebelumnya. Pemakaian
semen harus diatur secara kronologi sesuai dengan penerimaan. Kantung-
kantung semen yang kosong harus segera dikeluarkan dari lapangan.

PASIR
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kandungan
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar 5%.
Pasir harus memenuhi persyaratan PUBBI 1982.
Pasir harus diletakkan di lokasi dimana tidak terjangkau pengaruh ombak air
pasang surut. Pasir harus dihindari dari hujan asam dengan cara ditutup dengan
terpal/plastik kuat yang bersih.
Pasir yang digunakan untuk cor beton, pasangan batu belah, pasangan batu bata
dan plesteran digunakan pasir yang berasal dari sungai atau gunung, pasir laut
tidak dapat digunakan kecuali untuk pasir urug.
Pasir yang ditolak oleh Pengawas harus segera disingkirkan dari lapangan kerja.
Dalam membuat adukan baik untuk digunakan plesteran maupun pembetonan,
pasir tidak dapat digunakan sebelum persetujuan Pengawas mengenai mutu dan
jumlahnya.

BATU
Material batu untuk pekerjaan ini adalah batu hitam (andesit) yang keras dan
tidak lapuk dengan diameter rata-rata 15 s/d 25 cm.

AIR
Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pasangan, bahan
pencuci agregat dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari
bahan-bahan yang berbahaya dari penggunaannya seperti minyak, alkali, sulfat,
bahan organik, garam, silt (lanau).
Kadar silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari 2 % dalam
perbandingan beratnya. Penyedia jasa konstruksi tidak diperkenankan
menggunakan air dari rawa, sumber air yang berlumpur dan air sungai.
Air yang digunakan harus bersih dari kotoran yang bisa menurunkan kualitas
adukan dan jika memungkinkan dipakai air yang memenuhi syarat untuk air
minum.

ADUKAN
Adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat dari semen portland dan pasir
dengan perbandingan seperti ditentukan dalam gambar/daftar kuantitas dan
harga/spesifikasi teknis untuk tiap jenis pekerjaan.
Alat yang dipakai untuk mencampur adalah molen
Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan
yang tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Melunakkan kembali dari
adukan tersebut tidak diperkenankan.

TULANGAN
Tulangan baja untuk beton harus sesuai dengan gambar rencana dan sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI 2847:2002).
Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat bebas dari
kotoran-kotoran, lapisan minyak, kasar dan tidak bercacat seperti retak dan
lain-lain.
Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah dan diganjal untuk mencegah
perubahan bentuknya.
Tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan gambar bestek.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan bahan dalam keadaan
dingin dan dengan cara yang tidak merusak bahan tersebut.
Tulangan dipasang sedemikian rupa sehingga, sebelum, selama dan sesudah
pengecoran tidak bergeser tempatnya.

CAMPURAN BETON
Beton konstruksi menggunakan mutu beton K-225. Mutu dari semen, pasir, kerikil
dan air yang digunakan sesuai dengan yang disebutkan pada pasal sebelumnya.
Kawat pengikat harus berukuran minimal berdiameter 1 mm. Seperti yang
disyaratkan dalam NI-2-1971.
Penyedia jasa konstruksi harus bertanggung jawab atas mutu adukan beton yang
dibuatnya.
Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan, memelihara dan menggunakan
alat pengaduk mekanis (beton mollen) yang harus selalu berada dalam kondisi
baik, sehingga dapat dihasilkan mutu adukan yang homogen.
Jumlah tiap bagian dari komposisi adukan beton harus diukur dengan teliti
sebelum dimasukkan ke dalam alat pengaduk dan diukur dapat berdasarkan
berat dan volume.
BEKISTING
Bahan yang digunakan untuk cetakan beton non cor di tempat harus dari kayu
jenis yang sesuai dengan NI-3-1970 dan NI-5-1961 atau yang setaraf dan
disetujui oleh Pengawas.
Acuan harus dibuat tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton.
Acuan harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan
ukuran-ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar.
Agar didapatkan hasil pengecoran yang rata, maka pengecoran Dinding Penahan
Tanah dan plat Tangga menggunakan tripleks.
Permukaan untuk acuan beton sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya
bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat.
Jika dibutuhkan oleh Direksi acuan untuk permukaan beton yang tetap tampak
harus sedemikian rupa, sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa
adanya garis-garis atau patahan-patahan yang kelihatan.
Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan. Pembetonan hanya boleh dimulai, apabila Direksi sudah memeriksa
dan memberi persetujuan terhadap acuan yang telah dibuat.
Acuan hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dan pekerjaan pembukaan setelah
mendapat ijin harus dilaksanakan di bawah pengawasan seorang mandor yang
berwenang.
Bilamana Direksi berpendapat bahwa usul Penyedia jasa konstruksi untuk
membuka acuan belum pada waktunya, baik berdasarkan perhitungan cuaca
atau dengan alasan lainnya, maka ia boleh memerintahkan Penyedia jasa
konstruksi untuk menunda pembukaan acuan dan Penyedia jasa konstruksi tidak
boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut.

BAHAN-BAHAN LAIN
Penggunaan bahan-bahan lain yang belum tercantum dalam spesifikasi teknis ini
dilakukan sesuai dengan petunjuk Direksi.

Penyedia jasa/pelaksana pekerjaan diwajibkan untuk memenuhi kewajiban untuk


membayar pajak mineral bukan logam dan batuan.
 Ketentuan penggunaan tenaga kerja;
Tenaga kerja untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan di lapangan, personil
tenaga teknis/pelaksana dari penyedia jasa yang selalu ada di lapangan, tenaga
kerja / pekerja adalah pekerja tenaga inti yang sudah profesional di pekerjaan
bidang konsruks bangunan air
 Metode kerja/prosedur pelaksanaan pekerjaan;
Pokok metode kerja/prosedur untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah meliputi
sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan perangkat desa/kecamatan di
lokasi/wilayah tersebut akan diadakan pekerjaan dan melibatkan tenaga kerja
setempat;
Sebelum pelaksanaan pelaksana membuat Rencana Mutu Kontrak (RMK). Untuk
kegiatan beton melaksanakan uji beton sesuai dengan persyaratan teknis.
Pelaksanaan konstruksi dengan personil pelaksana yang selalu ada di lapangan
dengan harapan bahwa informasi maupun perintah dari pengguna dapat
langsung ditindaklanjuti secepatnya;

A. UMUM
Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya,
aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode – metode pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman,
sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.
Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat biaya/kuantitas dan tepat
waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu
metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan. Khususnya pada
saat menghadapi kendala–kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang
tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode
pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu
dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.
Metode pelaksanaan ini sebagai bagian bahan pedoman untuk evaluasi dokumen
penawaran dari calon penyedia jasa

B. PERENCANAAN KEBUTUHAN ALAT DAN TENAGA KERJA


Berisikan/menjelaskan tentang analisa teknik/penjabaran berapa waktu
pelaksanaan, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan alat dan hasil kerja yang
diperlukan untuk masing masing pekerjaan.
Dari hasil tersebut sebagai dasar membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan.

C. PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN PERSIAPAN
Sosialisasi wajib dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia
jasa kepada P3A/masyarakat sekitar dan perangkat desa/kecamatan di
lokasi/wilayah pekerjaan yang akan dilaksanakan tersebut. Sosialisasi bertujuan
untuk memberikan informasi bahwa di wilayah tersebut akan segera dimulai
pekerjaan, tentang jalan masuk material/akses jalan masuk dll.

Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu
dibersihkan dari berbagai macam kotoran, sampah, puing–puing/kupasan bagian
permukaan tanah/Stripping yang ditumbuhi oleh semak, dan segala sesuatu
yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/Site
konstruksi dan dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang ditunjukan Konsultan
Pengawas/Pengguna Jasa.
Penyedia jasa mebuat direksi keet, papan nama proyek, pemasangan bouwplank
dan pemasangan pagar proyek seperti yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya.

PEKERJAAN PENAHAN AIR/KISE-DAM


Untuk mengamankan pelaksanaan pembangunan dinding penahan tanah
dilakukan pembuatan kisdam pada dua sisi luar rencana, apabila di sekitar lokasi
pelaksanaan pekerjaan tidak memungkinkan untuk dibuat saluran pembelok
aliran sungai, maka dapat diatasi dengan metode kisdam.

PEKERJAAN GALIAN TANAH


Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang/galian di tanah dan
termasuk pengurugan/ pemadatan tanah kembali.
Jenis-Jenis Galian
A.1. Galian Tanah Biasa
Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian
konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.
A.2. Galian Batu
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali / membongkar batu-batuan pada
daerah galian yang menurut pendapat Konsultan Pengawas harus dilakukan
pembongkaran.
A.3. Galian Konstruksi
Galian konstruksi / obstacle adalah semua galian selain dari galian tanah dan
galian batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini atau
tercantum dalam Gambar Rencana.
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk
ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut
bidang lain,mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang
dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.
Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur
terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah
diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.
Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah
urug bekas serta sisa bahan bangunan.
Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-
petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada
lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu
lebih dari 24 jam.
Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat
atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang
yang tejadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap
ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian
yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Penyedia jasa
konstruksi dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Bila Penyedia jasa konstruksi melakukan penggalian yang melebihi kedalaman
yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Penyedia jasa konstruksi wajib untuk
menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan
disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga
mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan
Penyedia jasa konstruksi dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar / rata sesuai dengan Gambar
Kerja dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
Galian Dinding Penahan Tanah (DPT) harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai
kerja Dinding Penahan Tanah (DPT) atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja,
dengan penampang lereng galian kiri dan kanan dimiringkan 1 : 2 kearah luar
pondasi dari As, ketinggian serta bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa
serta disetujui Konsultan Pengawas.
Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site konstruksi.
Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh, maka
apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Penyedia jasa konstruksi
harus memasang konstruksi penahan (casing) sementara dari bahan seng
gelombang BJLS 50 atau setara, atau dari papan-papan tebal 3 cm. diperkuat
dengan kayu-kayu dolken minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut
dapat menjamin kestabilan lereng galian.
Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Penyedia jasa konstruksi
harus menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air yang
menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama
lantai galian, harus kering.

URUGAN DAN PEMADATAN TANAH

Pekerjaan Urugan
Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk :
Semua galian sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan CBR 2%
atau sesuai Gambar Kerja.
Terkecuali untuk tempat tertentu/khusus, kepadatan tanahnya seperti tercantum
dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana.
Bahan Urugan
Bahan urugan yang dipakai adalah tanah/material hasil galian atau
mendatangkan dari lokasi lain atas persetujuan pengawas atau tim direksi.
Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin
penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh proyek.
Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas,
baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa
atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai yang
tercantum dalam Gambar Kerja.
Pemadatan
Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan
terlebih dahulu.
Penyedia jasa konstruksi harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan
dan pemadatan bahan-bahan urugan dan juga memperbaiki kekurangan-
kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup.

PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI (PONDASI)

(1) Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti dalam gambar atau disebutkan daalm
spesifikasi ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pasangan batu kali dan bagian-bagian yang dianggap
perlu.
(2) Persyaratan Bahan
a. Batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang dibelah-
belah menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I. (NI-3-1970).
b. Sebesar 40% pembongkaran batu kali eksisting dapat digunakan untuk bahan
pembuatan batu kali baru.
c. Semen portland harus memenuhi NI-18.
d. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 9.
e. Air harus memenuhi PBVI-1982 pasal 9.
(3) Syarat-syarat pelaksanaan:
a. Dinding batu kali harus dipasang dengan campuran sesuai yang ditentukan
b. Pasangan batu kali tersebut harus dikerjakan dengan cara terbaik yang
dikenal disini, batu kali harus keras permukaan kasar tanpa cacat atau retak.
c. Setelah pasangan batu kali tersebut mencapai 24 jam baru diperbolehkan
melakukan pekerjaan lanjutan.
d. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
bentuk-bentuk yang ditunjukan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang
penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu dengan
yang lainnya dengan sempurna, semua batu harus dipasang di atas lapisan
adukan dan dicetak di tempatnya sehingga tegak. Adukan harus mengisi
penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang kuat dan
integral.
Setelah batu kali selesai dipasang dilanjutkan dengan finishing menggunakan
plesteran dan siar.

PEKERJAAN BETON

Lingkup Pekerjaan Beton


Lingkup pekerjaan ini terdiri dari penyediaan semua peralatan, tenaga kerja, dan
pelaksanaan semua pekerjaan beton, perbaikan, perkuatan, perlindungan, dan
pekerjaan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan beton sesuai
dengan ketentuan dan persyaratan dalam kontrak.
Mutu beton yang dipakai untu seluruh pekerjaan beton bertulang adalah beton K-
225.
Bahan-bahan
Semen
Semen yang digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah
Portland Cement yang memenuhi syarat-syarat SII.
Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru.
Kantong-kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan.
Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup dan harus
terlindung dari pengaruh hujan, lembab udara dan tanah. Semen ditumpuk di
dalamnya di atas lantai panggung kayu minimal 30 cm di atas tanah. Tinggi
penumpukan maksimal adalah 15 lapis. Semen yang kantongnya pecah tidak
boleh dipakai dan harus segera dikeluar dari proyek.
Semen yang dipakai harus diperiksa oleh Pengawas Lapangan sebelumnya.
Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan
pemakaian harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut di lapangan sehingga
untuk itu Penyedia jasa konstruksi diharuskan menumpuk semen berkelompok
menurut urutan tibanya di lapangan.
Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak dikeluarkan dari pabrik tidak
diperkenankan dipakai untuk pekerjaan yang sifatnya struktural.
Bilamana Pengawas Lapangan memandang perlu, Penyedia jasa konstruksi
harus melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat
apakah mutu semen memenuhi syarat, atas biaya Penyedia jasa konstruksi.
Agregat
Agregat beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir
keras, bersih dari kotoran-kotoran dan zat-zat kimia organik dan anorganik
yang dapat merugikan mutu beton atau pun baja tulangan, dan bersudut tajam.
Persentase berat fraksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm dan atau
kotoran atau lumpur tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat keseluruhan.
Kecuali ketentuan di atas, semua ketentuan agregat halus beton (pasir) pada
SNI 2847:2002 harus dipenuhi.
Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimal 2,5 cm, dan
mempunyai bidang pecah minimum 4 buah, dan mempunyai bentuk lebih
kurang seperti kubus.
Batu pecah harus diperoleh dari batu keras yang digiling oleh mesin pemecah
batu sesuai dengan persyaratan PBI, bersih, serta bebas dari kotoran-kotoran
yang dapat mengurangi kekuatan mutu beton maupun baja.
Bilamana diperlukan, Penyedia jasa konstruksi harus mengadakan
pencampuran -pencampuran butir untuk memperoleh pembagian butir (grain
size distribution) seperti yang disyaratkan di atas.
Dalam pekerjaan ini beton yang digunakan adalah beton siap pakai atau Ready
Mix Concrete dengan mutu beton K 225.
Baja Tulangan
Baja Tulangan harus memenuhi syarat berikut :
Besi untuk tulangan beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah
baja dengan mutu U-39 fy 390 (minimum yield-strees 3900 kg/cm2) untuk ulir
dengan diameter seperti ditetapkan dalam gambar kerja.
Untuk baja tulangan digunakan baja diameter 10 mm (P-10).
Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan baru
dan disertai dengan sertifikat dari pabrik pembuat, dan bila Pengawas Lapangan
memandang perlu, contoh akan diuji di laboratorium atas beban Penyedia jasa
konstruksi. Jumlah akan ditentukan kemudian sesuai kebutuhan.
Penyimpanan/penumpukan harus sedemikian rupa sehingga baja tulangan
terhindar dari pengotoran-pengotoran, minyak, udara lembab lingkungan yang
dapat mempengaruhi/ mengakibatkan baja berkarat, dan lain-lain pengaruh luar
yang mempengaruhi mutunya, terlindung atau ditutup dengan terpal-terpal
sebelum dan setelah pembengkokan. Baja tulangan ditumpuk di atas balok-
balok kayu agar tidak langsung berhubungan dengan tanah.
Air
Air harus memenuhi syarat berikut :
Air yang dipakai untuk adukan beton harus bersih dan adukan spesi harus bebas
dari zat-zat organik, anorganik, asam, garam, dan bahan alkali yang dapat
mempengaruhi berkurangnya kekuatan dan atau keawetan beton. Mutu air
tersebut sedapat mungkin bermutu air minum.
Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas, membasahi dan lain-
lain harus mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas Lapangan
sebelum dipakai.
Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan air kerja di bak penampungan air
di lapangan untuk menjamin kelancaran kerja.
Bekisting
Bahan bekisting untuk pekerjaan ini dapat menggunakan bekisting dari kayu dan
plywood untuk pekerjaan beton bertulang seperti yang tertera dalam gambar.
Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran beton seperti dalam gambar
konstruksi bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti dan kokoh.
Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa hingga bekisting terjamin rapat dan
adukan tidak merembes keluar.
Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari
kotoran serta tidak ada genangan air yang mengakibatkan turunnya mutu beton.
Untuk menjamin bahwa bagian dalam bekisting benar-benar bersih dan tidak ada
genangan air dapat digunakan kompressor.
Finishing beton bertulang dalam arti penambalan-penambalan sejauh mungkin
dihindari dan bila terpaksa dilakukan, harus dilakukan sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.
Penulangan
Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan,
pembengkokan, sambungan, penghentian, diajukan oleh Penyedia jasa
konstruksi kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu sebelum pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi persyaratan
seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja dan syarat-syarat yang harus
diikuti menurut SNI 2847:2002.
Diameter-diameter pengenal harus sama seperti persyaratan dalam gambar kerja
dan bila mana diameter tersebut akan diganti maka jumlah luas tulangan
persatuan lebar beton minimal harus sama dengan luas penampang rencana
semula dan persyaratan jarak minimal antara tulangan menurut SNI 2847:2002
dipenuhi. Sebelum melakukan perubahan-perubahan, Penyedia jasa konstruksi
harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan.
Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan atau
penempatan. Tidak diperkenankan membengkokkan tulangan bila sudah
ditempatkan kecuali apabila hal ini terpaksa dan mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan.
Penulangan baja sebelum ditempatkan, keseluruhan harus dibersihkan dari karat
yang lepas dari flaky, millscale, lapisan atau bahan lain yang dapat
menghancurkan atau mengurangi pelekatan dengan beton.
Tebal selimut beton untuk memberi perlindungan pada baja tulangan harus
sesuai dengan gambar rencana.
Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan
harus dijaga jarak antara tulangan dan bekesting untuk mendapatkan tebal
selimut beton (beton deking) minimal sesuai persyaratan. Untuk itu Penyedia
jasa konstruksi harus mempergunakan penyekat (spacer), dudukan (chairs)
dari balok-balok beton dengan mutu minimal sama dengan beton yang
bersangkutan. Semua tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga
dijamin tidak bergeser pada waktu pengecoran. Kawat pengikat yang berlebih
harus dibengkokkan ke arah dalam beton.
Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu
diperiksa untuk memastikan jumlah dan ukurannya, ketelitian untuk
penempatannya, kebersihan, dan untuk mendapatkan perbaikan bilamana perlu.
Tulang yang berkarat harus dibersihkan atau diganti bilamana dianggap
Pengawas Lapangan akan merugikan atau melemahkan konstruksi.
Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui secara
tertulis oleh Pengawas Lapangan.
Khusus untuk selimut beton, dudukkan harus cukup kuat dan jaraknya
sedemikian hingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak
kurang dari yang disyaratkan. Tidak ada bagian logam/tulangan atau alat
digunakan untuk menyambungkan atau untuk menjaga penulangan dalam
posisi yang sebenarnya akan dibiarkan tetap diantara selimut beton yang
telah ditentukan.
Pengecoran Beton
Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus
dihindarkan penghentian pengecoran (cold joint) kecuali bila sudah
diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman dan sebelumnya sudah
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. Penyedia jasa konstruksi harus
sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk pengamanan pelindung dan
lain-lain yang dapat menjamin kontinuitas pengecoran.
Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata Penyedia jasa
konstruksi harus memakai beton siap pakai/Ready Mix Concrete yang
mempunyai kapasitas yang cukup untuk melayani volume pekerjaan yang
direncanakan.
Bilamana perlu Penyedia jasa konstruksi diperkenankan untuk menggunakan
concrete pump, gerobak-gerobak dorong untuk mengangkut adukan ketempat
yang akan dicor. Pengangkutan beton tidak diperkenankan dengan
menggunakan ember-ember.
Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan, material, serta tenaga yang
diperlukan sudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai
dengan rencana yang sebelumnya disetujui Pengawas Lapangan. Tulangan,
jarak, bekesting dan lain-lain, harus dijaga dengan baik sebelum dan selama
pelaksanaan pengecoran.
Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekesting, adukan harus
dipadatkan dengan concrete vibrator yang kemampuannya harus mencukupi.
Penggetaran harus dijaga sedemikian agar supya tidak terjadi
pemisahan/segregasi antara komponen adukan beton. Penggetaran dengan
concrete vibrator dapat dibantu dengan perojokan, apabila dengan concrete
vibrator tidak mungkin dilakukan dan harus mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Lapangan terlebih dahulu.
Vibrator-vibrator internal berfrekuensi tinggi pada masing-masing type
pneumatic elektrik ataupun hidrolik harus digunakan untuk pemadatan beton
dalam seluruh kedudukan. Vibrator-vibartor tersebut harus dari jenis yang
disetujui oleh Pengawas Lapangan dengan frekuensi minimum 7000 getaran
per menit dan harus mampu mempengaruhi campuran secara tepat dan
memiliki 25 mm slump untuk jarak sekurang-kurangnya 500 mm dari
vibrator tersebut. Vibrator tidak boleh mengenai cetakan, tulangan baja dan juga
tidak boleh digunakan untuk mengalirkan beton atau menyemprotkannya ke
dalam tempatnya. Vibrator tidak boleh terlalu lama ditempatkan di suatu
tempat yang dapat menyebabkan pemisahan beton tersebut.
Penuangan beton melebihi ketinggian lebih dari 1,5 meter atau pengendapan
yang terlalu banyak pada suatu titik atau menariknya sepanjang cetakan tidak
diperkenankan.
Pengecoran harus menerus dan hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang
diperhitungkan aman dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan. Penghentian maksimum 2
jam. Untuk menyambung pengecoran-pengecoran sebelumnya harus
dibersihkan permukaannya dan dibuat kasar agar sempurna sambungannya
dan sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung harus
disiram dengan air semen dengan campuran semen dan air adalah 1:0,5. Untuk
penghentian pengecoran lebih dari 5 jam, bidang yang akan disambung/dicor
harus terlebih dahulu dioles dengan additive/epoxy resin.
Segera setelah pengecoran selesai, selama waktu pengerasan, beton harus
dirawat / dilindungi dengan cara menggenanginya dengan air bersih atau ditutup
dengan karung-karung yang senantiasa dibasahi dengan air, terus-menerus
selama paling tidak 10 hari setelah pengecoran.
Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas Lapangan tetap
menghendaki agar pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak Penyedia
jasa konstruksidiwajibkan menyediakan alat pelindung seperti terpal yang
cukup untuk melindungi tempat/bagian yang sudah maupun yang akan dicor.
Pengecoran tidak diijinkan selama hujan lebat atau ketika suhu udara naik di
atas 320C.
Untuk setiap jumlah 5 m3 pengecoran, Penyedia jasa konstruksi diwajibkan
mengambil contoh (sample) untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus,
pemeriksaan slump test, dengan prosedur sebagaimana ditentukan dalam SNI
2847:2002 atau ketentuan lain yang berlaku.
Kubus beton yang diambil selama pengecoran harus diuji kekuatan tekan
karakteristiknya di laboratorium yang telah disetujui Pengawas Lapangan atas
biaya Penyedia jasa konstruksi dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada
Pengawas Lapangan untuk dievaluasi. Bilamana hasil pengujian menunjukkan
mutu beton kurang dari K yang disyaratkan, maka Penyedia jasa konstruksi
diwajibkan untuk mengajukan kepada Pemberi Tugas dan Pengawas Lapangan
rencana dan mengadakan perkuatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya
Penyedia jasa konstruksi.
Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari nilai
Karakteristik yang disyaratkan Penyedia jasa konstruksi harus mengambil core-
sample darii bagian-bagian konstruksi. Jumlah core-sample untuk tiap
pemeriksaan adalah 3 buah, dan selanjutnya kekuatannya akan diperiksa di
laboratorium dengan petunjuk Pemberi Tugas dan/atau Pengawas Lapangan
atas biaya Penyedia jasa konstruksi. Hasilnya akan dievaluasi Pengawas
Lapangan dan apabila ternyata nilai yang diperoleh membahayakan konstruksi,
Penyedia jasa konstruksi harus melakukan per-baikan dengan biaya Penyedia
jasa konstruksi.
Pemeliharaan Beton
Seluruh beton harus dilindungi selama proses pengerasan terhadap efek-efek
yang ditimbulkan oleh sinar matahari dan angin, kelembaban dan pengeringan
yang cepat yang dapat menyebabkan pengeringan, gangguan pada proses
hidrasi dan perubahan terhadap mutu beton setelah pengecoran, permukaan
horizontal selesai diratakan dan/atau pada waktu pemindahan dari cetakan.
Perlindungan dapat dilakukan dengan penyiraman “springkling” dengan air pada
permukaan beton, menutup permukaan dengan plastik/karung basah atau
penyemprotan permukaan dengan curing compound.
Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap dengan tekanan atmosfir,
panas dan lembab atau proses-proses lainnya yang bisa diterima, hanya
dilakukan untuk mempercepat pencapaian kekuatan serta mengurangi waktu
perawatan, dengan persetujuan dari Pengawas Lapangan.

TIPE BAHAN MORTAR/ADUKAN

Bahan Mortar Tipe Kuat tekan rata2 pada 28 hari (MPa)


M 17,2
S 12,4
Kapur semen/semen pasangan
N 5,2
O 2,4

Anda mungkin juga menyukai