RKS Bab 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

BAB II
SYARATSYARAT TEKNIS PEKERJAAN
PASAL 1
UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahanbahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yang meliputi :
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Beton
Semua penjelasan mengenai pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam pointpoint
penjelasan termasuk segala jenis peralatan, bahan dan teknis pekerjaan.
Semua pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup pekerjaan yang tidak dijelaskan
kemudian dalam risalah aanwijzing dan pihak kontraktor harus melaksanakannya sesuai
gambar kerja.
2. Persiapan Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mempelajari dengan seksama gambar
kerja. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi dilapangan.

PASAL 2
PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN
1. Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu
dibersihkan dari berbagai macam kotoran, sampah, puingpuing/kupasan bagian
permukaan tanah/Stripping yang ditumbuhi oleh semak, dan segala sesuatu yang akan
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
2. Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/Site konstruksi dan
dikumpulkan ditempat/lokasi tertentu yang ditunjukan Konsultan Pengawas/Direksi.

PASAL 3
PEKERJAAN TANAH
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, peralatan dan alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang meliputi :
Pekerjaan galian tanah
Pekerjaan urugan tanah kembali
Pekerjaan pemadatan tanah urugan per 20 cm
Pekerjaan urugan sirtu
Pekerjaan urugan pasir urug
2. Persiapan Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu diteliti,
diukur kembali dan dibersihkan dari berbagai macam kotoran, sampah, puingpuing dan
segala sesuatu yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan
Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi tapak/site konstruksi dan
dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang ditunjukkan konsultan pengawas / direksi.

II-1

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

3. Persyaratan Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan posisi, bentuk dan
ukuran pokok dari pekerjaan galian dan urugan, agar didapat hasil kerja yang efektif
dan efisien maka kepada pihak Kontraktor diharuskan untuk melaksanakannya sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar kerja dan terlebih dahulu mendapat persetujuan
dari pengawas lapangan.
Untuk pekerjaan galian tanah pelat dasar dan plat telapak dilaksanakan dengan
kedalaman +/- 2 meter dari tanah asal. Pekerjaan ini dilaksanakan agar didapatkan
kondisi dan permukaan tanah yang rata, baik, bersih dari kotoran dan sampah.

Tanah sisa dari galian harus dibawa keluar lokasi pekerjaan dan disimpan ditempat
yang telah ditentukan oleh konsultan pengawas.

Galian tanah untuk pipapipa pembuangan disesuaikan gambar kerja dan kemiringan ke
drainase existing.

Tanah bekas galian dapat dipergunakan kembali untuk urugan pada galian yang sudah
dilaksanakan tersebut diatas apabila sudah disetujui oleh konsultan pengawas.

Urugan pasir urug dilaksanakan dengan tinggi urugan 10 cm dibawah lantai kerja.

Untuk urugan sirtu dilaksanakan dengan tinggi urugan 15 cm.

Semua pekerjaan galian dan urugan harus sesuai dengan gambar kerja dan disetujui
terlebih dahulu oleh pengawas lapangan.

PASAL 4
PEKERJAAN BETON
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk lingkup pekerjaan ini meliputi :
Pondasi Telapak Setempat
Balok
2. Persyaratan Mutu
A. Mutu Beton
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai mutu
karakteristik minimal, sebagai berikut :
Pondasi Telapak = K-225
Balok
= K-225
B. Mutu Baja Tulangan
Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini adalah
sebagai berikut :
Mutu baja tulangan s/d. 12 mm. adalah BJTP 240 ( U-24 )
Mutu baja tulangan 13 mm adalah BJTD 320 (U-32 / besi ulir )
C. Adukan Beton
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini adalah beton
sitemix.
3. Persyaratan Bahan
A. Semen
1) Persyaratan Umum

Semua semen harus Sement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan


dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1 atau
standard inggris BS 12.
II-2

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah yang memenuhi
persyaratan NI-8, pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat pada dan
dipakai untuk seluruh pekerjaan.

2) Pemeriksaan
Konsultan pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada
setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk memberi
bantuan yang dibutuhkan oleh konsultan pengawas untuk pengamblan contoh
contoh tersebut. Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh
konsultan pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir.
Jika semen yang dinyatakan tidak memenuhi syarat tersebut telah dipergunakan
untuk beton, maka konsultan pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar
beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban
kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua semen semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya kontraktor.
3) Tempat Penyimpanan
Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen,
dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap kelembaban udara.
Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar memudahkan
waktu pengambilan.
Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm
dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah cukup
besar sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan
harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truk
semen secara terpisahpisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk
mengambil contoh, menghitung zak-zak dan memindahkannya.
Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,
Kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan kronologis yang
diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian
rupa sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya.
B. Pasir

Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan beton ini adalah pasir alam yaitu yang
dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan persetujuan
konsultan pengawas/direksi teknis.

Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan gumpalan kecil dan lunak dari
tanah liat, mika dan hal hal yang merugikan dari substansi yang merusak, jumlah
prosentase dari segala macam substansi yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih
dari 5% berat pasir.

Pasir harus mempunya modulus kehalusan butir antara 2 sampai 32 atau jika
diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan standard Indonesia untuk
beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :

II-3

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

Saringan no.

Persentase Satuan timbangan


Tertinggal disaringan

4
8
16
30
50
100
PAN

0 15
6 15
10 25
10 30
15 35
12 20
3 7

C. Agregat kasar (Kerikil)


1) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa
kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu batuan atau berupa batu pecah
yang diperoleh dari pemecahan batu.
2) Gradasi
a. Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm,
sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat syarat berikut :
Sisa diatas ayakan 31.5 mm, harus 6% berat
Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat
Selisih antara sisa sisa komulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah
maksimum 60% dan minimum 10% berat harus menyesuaikan dengan
semua ketentuan ketentuan yang terdapat di SNI.
b. Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh
konsultan pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka
kontraktor harus menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas
bebannya sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui Konsultan
Pengawas.
D. Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di laboratorium
pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya
dengan ketentuan ketentuan yang ada dalam SNI 03-2847-2002 untuk bahan
campuran beton.
E. Baja Tulangan

Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI 03-2847-2002) untuk baja tulangan atau ASTM Designation
A-15 dan harus disetujui oleh Konsultan pengawas. Konsultan Pengawas berhak
meminta kepada Kontraktor, surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari
semua besi tulangan beton yang disediakan, untuk persetujuan konsultan pengawas
sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum
didalam gambar rencana.
Besi tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya
lekat antara besi tulangan dengan beton.

II-4

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

Semua rencana penggunaan besi tulangan harus sesuai dengan gambar rencana dan
tidak diperkenankan adanya toleransi bentuk ukuran. Diameter besi ulir adalah
diameter dalam.

F. Cetakan (Bekisting)
Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex dengan tebal
minimum 9 mm. Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu
kls II ukuran 5/7, 6/10, 6/12, untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang
sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas / Konsultan
Perencana. Steiger / penyangga bekisting harus terdiri dari pipa-pipa besi standar
pabrik (schafolding) atau kayu dan tidak diperkenankan memakai bambu.
G. Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen elemen beton yang harus disambungkan / dicor secara
terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan
perhitungannya.
Bonding agent yang digunakan adalah produk lokal berkwalitas baik atau yang setara
lemkra TG 301 dicampur dengan air dan semen. Cara pemakaiannya harus sesuai
petunjuk pabrik.
4. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
1. Kelas dan Mutu Beton

Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengna Standar Nasional Indonesia (SNI 032874-2002). Bilamana tidak ditentukan kuat tekan dari beton adalah selaku
kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 (1 0,06) cm diuji pada
umur 28 hari.

Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian
benda benda uji harus memberikan bk (kekuatan tekan beton berkarakteristik)
yang lebih besar dari yang ditentukan dari tabel SNI 03-2874-2002.

2. Komposisi Campuran Beton.


1) Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang sesuai
dan diaduk dengan baik sampai pada kekentalan yang tepat.
2) Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, harus dipaakai campuran yang direncnaakan (designed mix).
3) Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian bagian dari
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan bahan
beton, ukuran mana ditetapkan spraktis mungkin sehingga tercapai pengecoran
yang tepat dan memuaskan.
4) Perbandingan antara bahan bahan pembentuk beton yagn dipakai untuk berbagai
mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan,
demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
5) Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian bagian konstruksi beon,
harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara pengangkutan
adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain
ditentukan oleh faktor air semen.

II-5

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

6) Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
Faktor air semen untuk pondasi, maksimum 0,60.
Faktor air semen untuk plat lantai, dinding beton maksimum 0,55.
7) Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan suatu
mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan faktor
air semen maksimum 0.55 harus memakai plasticizer sebagai bahan additve.
Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas/Direksi.
8) Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas biaya Kontraktor.
Perbandingan cmapuran beton harus diubah jika perlu untuk tujuan penghematan
yang dikehendaki workability, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan
kontaktor tidak berhak atas claim yang disebabkan perubahan yang demikian.
3. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda Benda Uji Beton.
Semua pengujian harus sesuai dengan SNI 03-2874-2002 Peraturan Beton Bertulang
Indonesia. Konsultan Pengawas berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila
hal tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi
atau alasan penghematan.
Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas melalui
pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI1971.
Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai SNI 03-2874-2002:
Peraturan Beton Bertulang Indonesia..
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh
contoh pemeriksaan yang representatif.
4. Baja Tulangan
1) Baja beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan setiap tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat
kuat dengan kawat beton (bendraat) dengan bantalan blok blok beton cetak
(beton decking) atau kursi kursi besi / cakar ayam perenggang.
2) Jarak bersih terkecil antara batang yagn paralel apabila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan
harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
5. Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dasar cetakan, serta
harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian bagian konstruksi.
Apabila tidak ditentukan didalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk atau
sisi pada masing masing konstruksi adalah sebagai berikut :
Pondasi Telapak = 4 cm
Balok
= 2 cm
6. Sambungan Besi Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempattempat lain dari yang
ditunjukan pada gambargambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungansambungan tulangan harus minimal
panjang bentangan, kecuali jika ditetapkan secara pasti didalam gambar rencana dan
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

II-6

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

7. Mengaduk
Bahan bahan untuk adukan beton site mix mutu beton K 225 harus dicampur dan
diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu concrete mixer. Konsultan Pengawas
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan
susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam komposisi dan konsistensi
dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau
konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan, kecuali
mutu beton K-250 didatangkan dari perusahaan penjual beton ready mix.
8. Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidka boleh dari 32O C dan tidak kurang dari 45OC. bila suhu
dari beton yang dituang berada antara 27O C dan 32O C, beton harus diaduk ditempat
pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
9. Rencana Cetakan
Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam gambar
rencana
10. Konstruksi Cetakan
1) Semua cetakan harus betul betul diteliti, kuat dan aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah pengembangan atau terjadi kedudukannya sehingga dapat
dicegah pengembangan atau terjadi perubahan bentuk selama dan sesudah
pengecoran beton.
2) Semua cetakan beton harus kokoh.
Alatalat dan teknis pelaksanaan yang digunakan harus sesuai dan tepat untuk
membuka cetakan cetakan tanpa merusak permukaan beton yang telah selesai
dicor dan memenuhi usia beton untuk dibongkar.
Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan cetakan harus ditaburi minyak yang
biasa dipergunakan untuk pekerjaan itu, yang mencegah secara efektif lekatnya
beton pada cetakan dan akan memudahkan melpas cetakan beton.
Minyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui Konsultan pengawas. Penggunaan
minyak cetakan harus hati hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan
mengakibatkan kurangnya day lekat.
3) Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi baik dan kuat sehingga
tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
11. Pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran pihak kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan
surat permohonan pengecoran kepada Konsultan Pengawas 3 hari sebelum
dilaksanakan pengecoran.
Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja
tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing sparing
instalasi, penyokong, pengikatan dan lain lainnya selesai dikerjakan. Sebelum
pengecoran dimulai permukaan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran
harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Permukaan permukaan beton yang lebih dicor lebih dahulu, dimana akan dicor beton
baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru.

II-7

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh
Konsultan pengawas. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran,
pembuangan beton beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan bahan asing yang
menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut
sebelum beton baru dicor.
Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap pengehntian pengecoran yang akan
masih berlanjut, terhadap sistem struktur/penulangan yang ada.
Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua penuangan
beton harus selalu lapis perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari dimensi yang
sudah ditentukan.
Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran tidak memenuhi spesifikasi ini yang sudah ditentukan.
Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari
kantong kantong kerikil, dan menutup rapat rapat semua permukaan dari cetakan
dan material yang diletakan.
Pengecoran dapat dilaksanakan apabila Konsultan Pengawas serta Pihak Kontraktor ada
ditempat kerja dan telah menyetujui pelaksanaan pengecoran serta persiapan
pengecoran betul betul telah memadai.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus
dapat menembus menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang
terletak dibawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terspisahknya bahan
beton dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type
immerson yang dioperasikan dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit
ketika dibenamkan dalam beton.
Konsultan pengawas berhak menolak persiapan/mobilisasi alat berat yang telah ada
dilapangan apabila pekerjaan engecoran belum disetujui dan segala biaya yang telah
dikeluarkan menjadi tanggungan pihak kontraktor.
12. Waktu dan cara cara pembukaan cetakan
Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti petunjuk
Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hatihati untuk
menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda/lunak tidak diijinkan
untuk dibebani. Segera sesudah cetakancetakan dibuka, permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti dari permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki
sampai disetujui Konsultan Pengawas.
Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakancetakan dibuka untuk
dindingdinding yang tidak bermuatan dan cetakancetakan samping lainnya, tujuh hari
untuk dindingdinding pemikul dan saluransaluran, 28 hari untuk balokbalok, plat
lantai, plat atap, tangga dan kolom.
Walaupun demikian sebagai pedoman dalam keadaan cuaca normal adalah sebagai
berikut :
- Struktur
- Pengerasan Normal :
Kolom dan dinding 7 hari
Balok 28 hari

II-8

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

13. Perawatan (curing)


Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di bawah ini atau
disemprot dengan Curing Agen ANTISOLS merk SIKA bila dimungkinkan. Konsultan
Pengawas berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada
bagian bagian pekerjaan.
Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung
minimal selama 3 hari sesudah pengecoran.. perlindugnan semacam itu dilakukan
dengan menutupi permukaan beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan
harus dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.
Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan penggenangan dengan air
pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus. Perawatan
semacam ini harus dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau dengan pipa
yang berlubanglubang atau dengan cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas
sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah. Air yang
digunakaan dalam perawatan (curing) harus memenuhi persyaratan spesifikasi air
untuk campuran beton.
14. Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Kosnutlan Pengawas
15. Perbaikan Permukaan Beton.
Jika sesudah pembukaan cetakan, ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis permukaan, atau
ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan
spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri.
Kecuali bila Konsultan Pengawas memberikan izinnya untuk menambal tempat yang
rusak, dalam hal mana perbaikan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam
pasal pasal berikut.
Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan kerusakan karena cetakan, lubang lubang karena keropos,
ketidakrataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan batu gerinda.
Jika menurut pendapat Konsultan pengawas halhal tidak sempurna pada bagian
bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan menghasilkan sebidang
dinding, yang tidak memuaskan kehlihatannya, kontraktor diwajibkan untuk menutupi
seluruh dinding (dengan spesi plesteran 1 pc : 3 ps) dengan ketebalan yang tidak
melebihi 1 cm demikian juga pada dinding yang berbatasan, (yang bersambungan)
sesuai dengan instruksi dari Konsultan Pengaawas. Perlu memperhatikan untuk
permukaan yang datar batas toleransi kelurusan (pencekungan atau pencembungan)
bidang tidak boleh melebihi dari 1 / 1000 untuk semua komponen.

PASAL 5
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
1. Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Kolom Praktis
Sloof Praktis
Pekerjaan beton Lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja
II-9

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

B. Pekerjaan Beton Tumbuk


Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pembuatan lantai kerja.
2. Persyaratan Mutu
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai ukuran
dan mutu karakteristik sebagai berikut :
-

Karakteristik Beton K-175 ;

Beton Site Mix ;

Pembesian penulangan utama , Baja U-24 ( polos )

Sengkang / cincin Baja U-24 ( polos )


Pekerjaan lainnya yang termasuk dalam lingkup pekerjaan beton non struktur seperti
tercantum dalam gambar kerja.

3. Persyaratan Bahan
Besi Beton
Sesuai dengan pasal 5
Semen
Sesuai dengan pasal 5
Pasir
Sesuai dengan pasal 5
Pasir yang diapakai harus pasir beton
Koral Beton / Split
Sesuai dengan pasal 5.
Air
Sesuai dengan pasal 5
Acuan/Bekisting & Perancah
Sesuai dengan pasal 5
4. Persyaratan Pelaksanaan
A. Campuran & mutu beton
Cor beton menggunakan campuran adukan 1 PC : 2 PS : 3 KR, mutu beton yang
disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang non struktural ini adalah K 175.
B. Pembesian
Pembuatan tulangantulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan sambungan,
kaitkait dan sengkang (ring); persyaratannya harus sesuai dengan SNI 03-2874-2000 :
Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
C. Pekerjaan Acuan / Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran ukuran yang telah ditetapkan
dalam Gambar Kerja.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran tahi gergaji,
potongan kayu, tanah, lumpur dan sebagainya.
D. Pengecoran Beton
Sebelum pelaksanaan pengecoran, kontraktor diwajibkan melaksanankan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakancetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuranukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.

II-10

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi/Konsultan


Pengawas
E. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting.
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis
dari Direksi/Konsultan pengawas.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
F. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis
Pemasangan kolom praktis untuk :
- Setiap pertemuan dinding pemasangan batu bata.
- Dan atau seperti tercantum dalam gambar kerja.
G. Pekerjaan Pembuatan sloof praktis.
Pemasangan sloof praktis :
- Di atas pondasi batu kali .
- Dan atau seperti tercantum dalam Gambar kerja.
H. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai gambar kerja dan atau seperti terurai
dalam pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
I.

Pemasangan kolom praktis dan balok praktis / lintel seperti tercantum dalam butir
6.3.1.5. dan 6.3.1.6. diatas, terlepas adalah pekerjaan tersebut tergambar atau tidak
dalam Gambar Kerja.

PASAL 6
PEKERJAAN PASANGAN, ADUKAN DAN CAMPURAN

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


Pasangan Dinding bata bata
Pekerjaan pasangan lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja
2. Persyaratan Bahan
A. Batu Bata.
Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan, mempunyai sudut
siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan dari pabrik atau penjual.
Sebelum engadaan bahan ini, kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai data
teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
B. Semen
Sesuai dengan pasal 5
C. Pasir
Sesuai dengan pasal 5
D. Air.
Sesuai dengan Pasal 5
3. Persyaratan Pelaksanaan
A. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil,
sambungan dan hubungan dengan material lain dan melakanakannya sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar kerja.
II-11

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

B. Dalam pekerjaan pasangan dinding bata, sebelum dilaksanakan pemasangan, batu bata
harus direndam dalam air bersih dulu sehingga jenuh air. Pada saat diletakkan, tidak
boleh ada genangan air di atas permukaan batu bata tersebut.
C. Adukan Perekat/Spesi
1) Adukan perekat/spesi untuk pasanan batu bata kedap air adalah Campuran 1 PC : 3
PS untuk :
- Plesteran acian beton
- Dinding pasangan bata daerah basah.
- Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan dengan luar.
- Gravel / Saluran.
2) Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0.20 keatas, dipakai aduk
perekat/spesi campuran 1 PC : 5 PSR terkecuali yang disyaratkan kedap air seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
D. Persyaratan Pembuatan adukan harus sesuai dengan Pasal 1 dalam Bab ini.
E. Pekerjaan pemasangan batu bata harus benarbenar vertikal dan horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat. Untuk permukaan yang
datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5
mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan horizontal.
F. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapisi anduk kasar sampai
setinggi permukaan tanah.
G. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar siar telah dikerok dan dibersihkan.
H. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi 5%. Bata yang
patah lebih dari 2 (daua) bagian tidak boleh digunakan.
PASAL 7
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata
Pekerjaan pengecatan permukaan beton yang ditampakkan
2. Persyaratan Bahan
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas utama, sekualitas VINILEX ,ROMATEX tahan
terhadap udara jamur dan garam, produk lokal, mutu terbaik.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pengecatan harus rata, tidak tertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda tanda sapuan, roller maupun semprotan.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan, permukaan dinding kering dan bersih,
diamplas/dibersihkan terlebih dahulu hingga permukaan bidang yang akan dicat
terlihat bersih dan kering.
c. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksi/Konsultan pengawas harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat
finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh
Direksi/Konsultan pengawas.

II-12

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

d. Pekerjaan pengecatan permukaan dinding dan beton.

Sebelum Pelaksanaan
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain, dan
permukaan dalam kondisi kering.

Pelaksanaan pekerjaan
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak memungkinkan untuk
menggunakan roller

Lapisan pertama
Cat Jenis Acrylic Wall Filler, pelaksanaan pekerjaan dengan kape, ketebalan lapisan
25 150 micron atau daya sebar per liter adalah 10 m2. Tunggu selama minimum 12
jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Lapisan kedua dan ketiga
Cat jenis Vynil Acrylic Emulsion, pelaksanaan pekerjaan dengan roller. Ketebalan
lapisan adalah 25 40 micron atau daya sebar per liter adalah 11 17 m2. Tenggang
waktu antara pelapisan minimum 12 jam.

II-13

Anda mungkin juga menyukai