Metode Karang Mumus
Metode Karang Mumus
Metode Karang Mumus
A. Pendahuluan :
Lingkup pekerjaan pada Peningkatan Jalan Lingkungan Kawasan Bantaran Sei. Karang Mumus Kota
Samarinda, dimana lingkup pekerjaan yang ada hanya meliputi pekerjaan beton mutu K-250, dengan
rencana methode pelaksanaan ini sebagai proposal teknis. Namun demikian methode pelaksanaan ini
juga akan digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan nantinya.
MANAJEMEN PROYEK
Pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga yang berkompeten dari CV. Bumi
Raya yang telah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek khususnya dibidang jalan untuk
menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait.
1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek di lapangan dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Kepala Proyek
yang dalam pelaksanaannya sehari-hari dibantu oleh beberapa tenaga staf kantor dan tenaga
pelaksana lapangan yang mempunyai kompetensi di bidangnya masing-masing. Dengan pengelolaan
manajemen proyek diusahakan adanya kerja-sama yang baik dengan pihak-pihak terkait baik dari
Owner, Konsultan, Pemerintah, dan Instansi terkait lainnya, dengan harapan pelaksanaan proyek
dapat berjalan lebih baik sesuai rencana yang dipersyaratkan.
Page 1 of 11
METODE PELAKSANAAN
c. Pemilihan Alat
Pemilihan Peralatan baik dari jenis, kapasitas dan jumlah disesuaikan dengan volume pekerjaan,
waktu pekerjaan dan kondisi medan/lokasi proyek dengan demikian diharapkan tercapainya sasaran
pelaksanaan pekerjaan yakni tepat waktu, mutu dan biaya.
d. Pengadaan Bahan
Untuk Pengadaan Material di Proyek ini pada dasarnya mengacu pada spesifikasi yang dituntut harus
terpenuhi sesuai dengan yang disyaratkan. Sistem Pengadaan material digambarkan dalam bagan alir
sebagai berikut :
Page 2 of 11
METODE PELAKSANAAN
Page 3 of 11
METODE PELAKSANAAN
B. I s i :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN :
Pekerjaan persiapan/pendahuluan meliputi :
Mobilisasi
Mobilisasi
Mobilisasi tenaga dan bahan serta peralatan kami laksanakan pada minggu – minggu awal pelaksanaan.
Adapun Demobilisasi kami laksanakan pada akhir dari pelaksanaan pekerjaan.
Untuk mobilisasi tenaga kami laksanakan sekitar satu minggu sedangkan minggu kemudian kami
laksanakan untuk mobilisasi peralatan dan bahan pendukung, untuk bahan utama kami includekan
dengan pelaksanaan dari item pekerjaan yang bersangkutan.
Page 4 of 11
METODE PELAKSANAAN
Dokumentasi/ Administrasi
Dokumentasi Proyek
Pedokumentasian proyek dimulai dari 0% bertahap sampai dengan progress pekerjaan mencapai
100%. Dokumentasi 0 % menggambarkan situasi sebelum pekerjaan dimulai sedangkan untuk tiap
tahap pekerjaan yang dilaksanakan dibuat pendokumentasian sampai dengan pekerjaan selesai.
Dokumentasi tersebut disusun rapi dan dibuat dalam album serta dapat menggambarkan seluruh
kegiatan pekerjaan.
Administrasi Proyek
Dalam Pengadministrasian Kami menyiapkan Laporan Harian yang melaporkan setiap kegiatan
dalam satu hari baik berupa kehadiran tenaga kerja, material, alat, cuaca, jumlah jam kerja serta
kegiatan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, sedangkan untuk kemajuan pekerjaan akan terback
up dalam laporan mingguan dan terkoneksi dalam laporan bulanan
erat dengan design yang ada dan berhubungan dengan volume pekerjaan, sehingga dari data survey ini
dapat dipastikan bahwa pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan design yang ada atau dapat juga
dilakukan perubahan–perubahan sesuai dengan kondisi lapangan jika memang itu diperlukan dengan
persetujuan pihak Direksi atau Pengawas Lapangan, dari data survey tersebut dapat dihitung volume
untuk berbagai jenis item pekerjaan sehingga dapat dibandingkan volume yang tertera dalam kontrak
dengan hasil survey lapangan sehingga dapat dievaluasi perlu atau tidaknya pekerjaan tambah–kurang.
Pekerjaan survey awal diantaranya meliputi pengukuran panjang, lebar luas jalan yg akan dikerjakan,
pengukuran elevasi tanah, penentuan titik–titik koordinat. Disamping pengukuran lapangan/survey, juga
dilakukan pengecekan kondisi tanah, lingkungan, dll.
V. PEKERJAAN STRUKTUR
a. Pekerjaan Bekisting
Bekisting sebagai cetakan beton harus memenuhi syarat mudah dibongkar & kuat/kaku untuk
menahan beban pelaksanaan yang akan terjadi.
Untuk mendapatkan ketepatan Formwork yang baik maka survey merupakan hal yang utama
sebagai panduan ukuran pada setiap area pekerjaan, untuk itu perlu dibuat standar baku notasi
survey sebagai patokan baku yang berlaku di proyek.
Sirkulasi material dimaksudkan untuk menghemat biaya pelaksanaan, pada prinsipnya sirkulasi
material ditentukan oleh jangka waktu curing dari beton, dan lamanya pelaksanaan dalam setiap
jenis pekerjaan.
Bila diperlukan untuk mempercepat proses sirkulasi Bekisting, beton dapat ditambah zat additive
untuk mempercepat pencapaian umur beton.
Page 6 of 11
METODE PELAKSANAAN
b. Pekerjaan Beton
Karateristik dari campuran
Jenis beton adalah redymix, mutu beton yang digunakan
- Beton K-250
Beton K – 250 mengunakan Bahan Seperti Portland Cement 384.000 kg, PB 629 kg KR
(maksimum 30 mm ) 1039, Air 215 Liter . Kemudian untuk tenaga kerja Pekerja 1.650 OH,
Tukang Batu 0.275 OH, Kepala Tukang 0.028 OH, Mandor 0.083 OH. Kekuatan Beton K-
250 Mampu menahan Beban 200 kg/cm2 dan 250 kg/m2 setelah berumur 28 hari . sedangkan
metode perbadingan campuran adalah 1 portland : 2 pasir : 3 agregat kasar hingga
perbandingan 1 Portland : 1.5 pasir : 2.5 agregat kasar. Umumnya digunakan untuk struktur
beton tanpa tulangan seperti beton siklop, trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan
pasangan batu.
Page 7 of 11
METODE PELAKSANAAN
Adukan Beton direncanakan sedemikian rupa sehingga beton yang dihasilkan dapat dengan mudah
dikerjakan dengan biaya yang serendah mungkin tentu saja. Beton harus mempunyai workabilitas yang
tinggi, memiliki sifat kohesi yang tinggi saat dalam kondisi plastis (belum mengeras), sehingga beton
yang dihasilkan cukup kuat dan tahan lama. Adukan (campuran) beton harus mempertimbangkan
lingkungan di mana beton tersebut akan berdiri, misalnya di lingkungan tepi laut, atau beban-beban yang
berat, atau kondisi cuaca yang ekstrim.
PROPORSIONAL
Reminder: Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar dan halus, air, dan zat aditif. Komposisi
yang berbeda-beda di antara bahan baku beton mempengaruhi sifat beton yang dihasilkan pada akhirnya.
Pembagian ini biasanya diukur dalam satuan berat. Pengukuran berdasarkan volume juga sebenarnya
bisa, dan lebih banyak dilakukan pada konstruksi skala kecil, misalnya rumah tinggal.
SEMEN
Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton juga akan meningkat. Semen (bersama
dengan air) akan membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai dari yang paling besar (kasar)
sampai yang paling halus.
AIR
Sebaliknya, penambahan air justru akan mengurangi kekuatan beton. Air cukup digunakan untuk
melarutkan semen. Air juga yang membuat adukan menjadi kohesif, dan mudah dikerjakan (workable).
RASIOAIR –SEMEN
Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c ratio semakin besar, kekuatan dan
daya tahan beton menjadi berkurang. Pada lingkungan tertentu, rasio air-semen ini dibatasi maksimal
0.40-0.50 tergantung sifat korosif atau kadar sulfat yang ada di lingkungan tersebut.
Page 8 of 11
METODE PELAKSANAAN
AGREGAT
Jika agregat halus terlalu banyak, maka adukannya akan terlihat "sticky", encer, "lunak", seperti tidak
punya kekuatan. Dan setelah pemadatan, bagian atas adukan akan cenderung "kosong" alias tidak ada
agregat.
Sebaliknya, jika agregat kasar terlalu banyak, adukannya akan terlihat kasar, berbatu, kelihatan getas
(rapuh). Agregat ini akan muncul di permukaan setelah dipadatkan.
PENCAMPURAN
Beton harus dicampur dan diaduk dengan baik sehingga sement, air, agregat, dan zat tambahan bisa
tersebar merata di dalam adukan.
Beton biasanya dicampur dengan menggunakan mesin. Ada yang dicampur di lapangan (site) ada juga
yang sudah dicampur sebelum dibawa ke lapangan, atau istilahnya ready-mix.
Untuk beton ready-mix, takarannya sudah diukur di batch plant, kemudian dicampur dan dimasukkan ke
dalam truk. Selama perjalanan drum beton tersebut terus diputar agar beton tidak mengalami setting di
dalam drum. Kan aneh kalau misalnya kena macet trus betonnya sudah mengeras di dalam drum.
Kadang, di dalam perjalanan, bisa jadi karena lama di jalan, cuaca panas, atau kelamaan diputar,
temperatur di dalam drum meningkat sehingga air menguap. Kondisi ini kadang "diakali" dengan
memasukkan bongkahan es balok yang besar ke dalam drum, sehingga kadar air bisa tetap
dipertahankan.
Page 9 of 11
METODE PELAKSANAAN
Tabel komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume air yang dibutuhkan untuk membuat 1 m3
beton dengan mutu tertentu.
Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87
9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78
12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72
14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66
16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61
19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58
21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56
24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53
26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52
28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49
31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48
Referensi tabel :
SNI DT - 91- 0008 - 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan
Umum.
Consistency
Consistency pada umumnya diartikan sebagai pernyataan akan kemudahan pengerjaan dari beton
(Workability). Consistensiy diukur dari test slump, sebagai test yang termudah dan yang paling dikenal
untuk menunjukkan workability dari pengecoran dan konsolidasi dari beton dalam cetakan. Untuk
menjamin didapat mutu beton yang tertinggi, harus dipakai slump terendah yang masih memungkinkan
dilaksanakan pengecoran. Direncanakan Slump standar yang biasa diterapkan yaitu slump 10 +/- 2.
Ukuran Aggregat.
Besar aggregat maximum pada prinsipnya ditentukan oleh keadaan pembesian dan cetakan (lihat PBI).
Pada prinsipnya kekuatan tekan beton meningkat dengan mengecilnya ukuran dari pada aggregat.
Perbandingan campuran semen 410 Kg/m3, pasir 670 Kg/m3, Aggregat kasar 992 Kg/m3.
Pemasukan Udara (air entraining) :
Keuntungan terutama dari penambahan udara dalam beton adalah bertambah daya tahan beton
(Durability), disamping dapat mengurangi bleeding (terpisahnya semen dengan air) dan permeabilitas
serta menambah Workability.
Pengambilan contoh beton (kubus) dan pengukuran slump, dilakukan secara kontinyu selama
pengecoran.
Page 10 of 11
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan :
Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur, diaduk menjadi beton dengan menggunakan
batching plant setelah tercampur diangkut ke lokasi. Beton di-cor ke dalam bekisting yang
telah disiapkan dan sudah ditutupi dengan plastic cor. Penyelesaian dan perapihan setelah
pemasangan dan pengecoran.
Demikian proposal metode pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan Kawasan Bantaran
Sei. Karang Mumus Kota Samarinda . ini dibuat untuk kami jadikan panduan dalam pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
Page 11 of 11