0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
37 tayangan52 halaman

Spesifikasi Teknis Dan KAKREV

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 52

KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

KERANGKA ACUAN KERJA

Peningkatan Sarana dan Prasarana UIN Imam Bonjol Padang

Pengadaan
Pekerjaan Jasa Konstruksi
Pembangunan Gedung Mahad Al_Jamiah Tuanku Imam Bonjol Tahap II Kampus III UIN
Imam Bonjol Padang Tahun Anggaran 2024

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI


UIN Imam Bonjol Padang
Tahun 2024
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

KERANGKA ACUAN KERJA


PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN GEDUNG MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL TAHAP
II KAMPUS III UIN IMAM BONJOL PADANG TAHUN 2024

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan Tinggi Islam adalah salah satu aset pendidikan Indonesia. Hal ini karena
Pendidikan Tinggi Islam memiliki peranan dalam mempertahankan dan menyebarkan nilai-nilai
ke-Islaman di Indonesia. Terdapat 50 lembaga pendidikan tinggi Islam di Indonesia yang
menghasilkan lebih dari 15.000 lulusan setiap tahun pada semua disiplin ilmu seperti studi
Islam, ilmu sosial dan humaniora serta ilmu eksakta. Universitas Islam Negeri Imam Bonjol
Padang merupakan salah satu lembaga yang tumbuh melampaui semua prediksi dan harapan
tersebut. Setelah adanya perubahan dari IAIN menjadi UIN pada tahun 2017, UIN Imam Bonjol
Padang telah membuka beberapa prodi baru dalam bidang ilmu terkait eksata dan ilmu sosial
humaniora yang dibanjiri banyak peminat yang telah mendaftar. Akan tetapi tidak semua
pendaftar diterima karena keterbatasan sarana prasarana dan akademik. Oleh karena itu UIN
Imam Bonjol Padang melalui pemerintah Indonesia mendapatkan bantuan dana Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) Multy Years Contract (MYC) 2019-2022 untuk pembangunan
Kampus III di Sungai Bangek. Kegiatan ini dikategorikan sebagai pembangunan gedung negara
yang luasnya >5000 m2. Proyek yang akan dibangun oleh penyedia Jasa Konstruksi dalam hal
ini adalah Gedung Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol Kampus III UIN imam Bonjol Padang
dengan luas 5.700 M2.
Dalam pelaksanaan pembangunan Gedung Mahad Tuanku Imam Bonjol Tahap II Kampus
III UIN Imam Bonjol Padang diperlukan pelaksana konstruksi, atau penyedia yang
berpengalaman agar kegiatan konstruksi yang dilaksanakan dapat mencapai hasil yang optimal
dan berkualitas. Oleh sebab itu semua proses pelaksanaan kegiatan Pembangunan Gedung
Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol Tahap II Kampus III UIN Imam Bonjol Padang harus
mengikuti mekanisme pengelolaan kegiatan pembangunan gedung negara sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 22/PRT/M/2018 tanggal 14 September 2018. nya
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dan peraturan-


peraturan yang berlaku. Untuk menghasilakan produk konstruksi yang tepat waktu, mutu, dan
biaya, maka perlu disusun Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang akan dijadikan sebagai acuan kerja
yang dapat dipakai sebagai dasar pelaksanaan tugas bagi pelaksana atau penyedia jasa yang
terpilih. Adapun jabaran dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) tersebut adalah sebagai berikut:

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;


2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
3. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
4. Peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan hidup;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
6. Peraturan Presiden nomor 73 tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan
barang/Jasa Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 26 tahun 2008 tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 11 tahun 2006
tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia nomor 07/PRT/M/2019
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Melalui Penyedia;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia nomor 08/PRT/M/2011
tentang Pembagian Klasifikasi dan Sub Klasifikasi Usaha Jasa Konstruksi;
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

13. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia nomor 441/KPTS/1998


tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Umum rencana Tata Bangunan Gedung dan Lingkungan;
17. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia nomor 10 /KPTS/2000
tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan;
18. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tanggal 1 Maret 2000 tentang
ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan;
19. Perturan Kepala LKKP Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah melalui penyedia;
20. Standar pelaksanaan mengacu pada SNI (Standart Nasional Indonesia), antara lain :
a. Pekerjaan Bangunan Gedung
b. SNI 03-6481-2000 Sistem Plumbing
c. SNI 03-6571-2001 Sistem Pengendalian Asap Kebakaran pada Bangunan Gedung
d. SNI 03-6764-2002 Spesifikasi baja Struktural
e. SNI 03-6767-2002 Spesifikasi Umum Sistem Ventilasi Mekanis dan Sistem Tata
Udara sebagai Pengendali Asap Kebakaran dalam bangunan
f. SNI 03-6768-2002 Spesifikasi Umum Sistem Pengelolaan Udara sebagai
Pengendali Asap Kebakaran dalam Bangunan
g. SNI 03-6764-2002Spesifikasi baja Struktural
h. SNI 03-6861.1-2002 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (bahan Bangunan
Bukan Logam)
i. SNI 03-6861.1-2002 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (bahan Bangunan
dari Besi / Baja)
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

j. SNI 03-6861.1-2002 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian C (bahan Bangunan


dari Logam Bukan Besi)

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Penyedia Jasa Konstruksi
yang berisi uraian lingkup kegiatan pekerjaan konstruksi yang mencakup keseluruhan
proses pembangunan dari persiapan, pembangunan sampai dengan
pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan.
Uraian pekerjaan lebih detail yang semuanya merupakan proses pekerjaan yang
harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan
tugasnya sebagai petunjuk dan dapat dijadikan sebagai acuan serta koreksi bagi
pelaksana Konstruksi (Kontraktor).
2. Penyedia Jasa Konstruksi diharapkan dapat melaksanakan tanggung jawabnya
dengan baik serta dapat menjalin kerjasama dengan Konsultan Manajemen
Konstruksi dan pihak terkait lainnya untuk berkoordinasi, sehingga dapat
merealisasikan pembangunan Gedung Mahad Al_Jamiah Tuanku Imam Bonjol
Tahap II Kampus III UIN Imam Bonjol Padang yang representatif dan optimal sesuai
dengan harapan dan fungsinya, serta dapat diterima dengan baik oleh pemberi
tugas dan pihak lainnya yang terkait.
3. Dengan KAK ini diharapkan dapat mewujudkan pembangunan gedung sarana
prasarana serta infrastruktur pendukungnya sebagai bangunan yang optimal dan
memiliki ketergantungan yang sangat kuat antar elemen yang ada dan merupakan
bangunan yang spesifik bila dibandingkan dengan jenis bangunan lainnya. Sebagai
bangunan fasilitas umum, maka dituntut untuk memenuhi kriteria-kriteria antara
lain adalah sebagai berikut:
• Keandalan : Memberikan rasa aman pada pengguna.
• Fungsional : Bisa dimanfaatkan secara efektif dan efisien dengan tingkat
ketergantungan antar bangunan yang cukup tinggi.
• Penampilan : Harus berpenampilan menarik, mencerminkan kemegahan
bangunan dan bersifat modern.
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

• Kenyamanan : Harus dapat memberikan rasa nyaman bagi pengguna dan


masyarakat sebagai sarana olah raga dan rekreasi warga.
• Bermutu : Harus terpenuhi standar-standar sebagai bangunan
Lembaga Pendidikan Tinggi Islam.

D. SASARAN

Sasaran kegiatan ini adalah Pengadaan Penyedia Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung Mahad
Al_Jamiah Tuanku Imam Bonjol Tahap II Kampus III UIN Imam Bonjol Padang Tahun 2024.

E. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan Pembangunan Kampus III UIN Imam Bonjol Padang terletak di Sungai Bangek
Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Kota Tengah – Padang, Sumatera Barat.

F. PEMBIAYAAN
1. Sumber Dana
Sumber pendanaan dari keseluruhan pekerjaan Pengadaan Konstruksi Pembangunan
Gedung Mahad Al_Jamiah Tuanku Imam Bonjol Tahap II Kampus III UIN Imam Bonjol
Padang berasal dari DIPA BLU Tahun Anggaran 2024 Nomor: 025-04.1.424050/2024
Tanggal 24 November 2023 sebesar Rp 40.228.140.000,- (Empat puluh milyar dua ratus
dua puluh delapan juta seratus empat puluh ribu rupiah)

G. RUANG LINGKUP

1. Lingkup Kegiatan ini adalah Pengadaan Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung Mahad Al-
Jamiah Tuanku Imam Bonjol Tahap II Kampus III UIN Imam Bonjol Padang Tahun 2024.

2. Secara detail tugas Penyedia Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung Mahad Al_Jamiah
Tuanku Imam Bonjol Tahap II Kampus III UIN Imam Bonjol Padang Tahun 2024
melaksanakan pekerjaan konstruksi yang meliputi:
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

b. Pekerjaan Persiapan
c. Pekerjaan Struktur Bawah
d. Pekerjaan Struktur Atas
e. Pekerjaan Arsitektur
f. Pekerjaan Turab Penahan Tanah, Jalan Masuk, Box Culvert, Paving Block, Duiket
Plat, Bak Penampung Air & Taman
g. Pekerjaan Lain-lain;

1. Tahap Pelaksanaan Konstruksi :


Lingkup kegiatan konstruksi yang harus dilakukan penyedia jasa konstruksi ini
meliputi kegiatan pelaksanaan fisik Pembangunan Gedung, antara lain meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan
Pelaksanaan pekerjaan persiapan yakni meliputi : Kontraktor Pelaksana
Konstruksi Wajib melaksanakan pematangan lahan, pembuatan papan nama
proyek, pembuatan akases jalan proyek, pembuatan direksi keet, gudang, bedeng
pekerja, penyambungan listrik dan air kerja selama proyek, foto/ dokumentasi
proyek, sewa peralatan kerja, dan lain-lain (sesuai ringkasan spesifikasi/outline
specifications, estimasi RAB/rough cost, KAK dan gambar perancangan dasar/basic
design).
b. Pekerjaan Struktur
Pelaksanaan pekerjaan struktur Pembangunan Gedung Mahad Al-Jamiah
Tuanku Imam Bonjol Tahap II Kampus III UIN Imam Bonjol Padang Tahun 2024 yakni
meliputi : pekerjaan struktur pondasi (Tiang Pancang), struktur atas (pekerjaan
kolom, balok, pelat lantai dan tangga, lantai atap).

c. Pekerjaan Arsitektur
Pelaksanaan pekerjaan arsitektur Pembangunan Gedung Mahad Al-Jamiah
Tuanku Imam Bonjol Tahap II Kampus III UIN Imam Bonjol Padang Tahun 2024 yakni
meliputi: pekerjaan pasangan dinding, lantai, kusen, pintu dan jendela, plafond,
sanitair, pengecatan, finishing fasade, anti rayap, signage gedung, dan lain-lain
(sesuai ringkasan spesifikasi/outline specifications, estimasi RAB/rough cost, KAK
dan gambar perancangan dasar/basic design).
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

d. Pekerjaan Mekanikal
Pelaksanaan pekerjaan mekanikal Pembangunan Gedung Mahad Al_Jamiah
Tuanku Imam Bonjol Kampus III UIN Imam Bonjol Padang Tahun 2024, yakni
meliputi: pekerjaan Sumur Bor dan lain-lain (sesuai ringkasan spesifikasi/outline
specifications, estimasi RAB/rough cost, KAK, gambar perancangan dasar/basic
design).

e. Pekerjaan Elektrikal
Pelaksanaan pekerjaan elektrikal Pembangunan Gedung Mahad Al-Jamiah
Tuanku Imam Bonjol Tahap II Kampus III UIN Imam Bonjol Padang Tahun 2024,
yakni meliputi : pekerjaan listrik (titik lampu, stop kontak, lampu signage indirect),
dan lain-lain (sesuai ringkasan spesifikasi/outline specifications, estimasi
RAB/rough cost, KAK dan gambar perancangan dasar/basic design).

f. Pekerjaan Fasilitas Penunjang


Pelaksanaan pekerjaan fasilitas penunjang yakni meliputi : sesuai ringkasan
spesifikasi/outline specifications, estimasi RAB/rough cost, KAK dan gambar
perancangan dasar/basic design

2. Tahap Pemeliharaan dan Pengoperasian Awal


a. Melaksanakan perbaikan pekerjaan sesuai defect list
b. Membuat as built drawing (gambar yang sesuai dengan yang dilaksanakan).
c. Menyiapkan manual/ pedoman pemakaian dan pemeliharaan bangunan serta
peralatan.
d. Memberikan laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran biaya untuk
pekerjaan yang terpasang sebagai laporan pemeriksaan.
e. Menyiapkan garansi / jaminan / SLF, sertifikat peralatan dan training operator
terhadap PEMBERI TUGAS (teknisi pemeliharaan).
f. Membuat Berita Acara penyerahan kedua (terakhir) pekerjaan kepada PEMBERI
TUGAS.
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

H. WAKTU PELAKSANAAN

Pengadaan Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol
Tahap II Kampus III UIN Imam Bonjol Padang Tahun 2024 ini dilaksanakan dengan sistem sistem
Kontrak Tahun Tunggal (Single Years Contract) Tahun 2024 selama 180 (seratus delapan puluh)
hari kalender sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) UIN Imam Bonjol Padang sampai dengan serah terima hasil pekerjaan fisik oleh
kontraktor. Pembangunan gedung sarana dan prasarana ini terdiri atas:
1. Pekerjaan Persiapan;
2. Pekerjaan Arsitektur;
3. Pekerjaan Struktur dan Konstruksi;
4. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal;
5. Pekerjaan Turab Penahan Tanah, Jalan Masuk, Box Culvert, Paving Block, Duiket Plat, Bak
Penampung Air & Taman.

6. Pekerjaan Lain-lain.

I. KUALIFIKASI PERSONIL, TENAGA AHLI

Untuk melaksanakan tugas pengadaan pekerjaan konstruksi Pembangunan Gedung


Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol Tahap II Kampus III UIN Imam Bonjol Padang Tahun
2023, penyedia jasa harus menyediakan Tenaga Ahli dan Tenaga Teknik Penunjang/Pendukung
yang memenuhi ketentuan – persyaratan kualifikasi, baik ditinjau dari segi pendidikan formal
maupun pengalaman yang mengacu kepada lingkup kegiatan, maupun tingkat kompleksitas
pekerjaan yang dibutuhkan, sebagai berikut :
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

1. Daftar Tenaga Ahli Tahap Pelaksanaan


Pengala
Jumlah Pendidikan Sertifikat Keahlian man
No Jabatan
Personil Minimum Minimum Minimal
(Tahun)
A. TENAGA
AHLI

S1 Teknik Ahli Madya - Manajemen


1 Manager Proyek 1 4
Sipil Konstruksi

Ahli Madya - Teknik


S1 Teknik
2 Manager Teknis 1 Bangunan Gedung 4
Sipil

Manager S1
3 1 4
Keuangan Akuntansi

S1 Teknik
Ahli Muda - K3 Konstruksi
Tenaga Ahli K3 Sipil/ Teknik
4 1 serta memiliki Sertifikat 3
Konstruksi Mesin/Tekn
K3 Konstruksi
ik Elektro

Catatan :
a. Tenaga Ahli harus dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesediaan Sebagai Tenaga
Ahli yang ditandatangani oleh yang bersangkutan diketahui oleh Direktur
Perusahaan, Daftar Riwayat Hidup (CV), Pengalaman Kerja sesuai Bidangnya, Ijazah,
Sertifikat Keahlian (SKA) yang masih berlaku (proses perpanjangan tidak berlaku),
KTP dan NPWP;
b. Tenaga Sub Profesional harus dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesediaan
Sebagai Tenaga Teknis yang ditandatangani oleh yang bersangkutan diketahui
Direktur Perusahaan, Daftar Riwayat Hidup (CV), Pengalaman Kerja sesuai
Bidangnya, Ijazah, Sertifikat Keterampilan Kerja (SKK/ SKT) yang masih berlaku
(proses perpanjangan tidak berlaku), dan KTP yang masih berlaku;
c. Untuk tenaga pendukung harus dilengkapi ijazah dan KTP;
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

2. Peralatan Yang Diperlukan


Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi
Pembangunan Gedung Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol ini, sekurang- kurangnya
terdiri dari :
KAPASITAS
NO NAMA PERALATAN VOLUME MILIK/SEWA
(Minimum)
HSPD 420 Milik
1 Alat Pancang 1 Unit/Set
Ton Sendiri/Sewa
Milik
2 Mobil Crane 1 Unit 10-15 Ton Sendiri/Sewa
beli
Concrete Milik
3 2 Unit 0,3 -0,5 M3
Moxer/Molen Sendiri/Sewa
Milik
4 Generator Set 1 Unit 150 Kva Sendiri/Sewa
beli
Milik
5 Dump Truck 3 Unit 7 M3 Sendiri/Sewa
beli
Type 32-3 Milik
6 Bar Bender 1 Unit
Phasa Sendiri/Sewa

Catatan :
1. Peserta tender harus mengunggah daftar peralatan yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan dan spesifikasinya, meliputi jenis peralatan,
kapasitasnya, komposisi dan jumlahnya serta foto peralatan yang diajukan;
2. Jika peralatan milik sendiri, peserta pelelangan wajib mengunggah bukti
kepemilikan (kuitansi pembelian peralatan) dalam bentuk hasil scan
dokumen asli;
3. Jika peralatan merupakan sewa, peserta pelelangan wajib membuat surat
pernyataan kerjasama/ dukungan dengan pemilik peralatan (asli di atas
materai) dan jaminan si pemilik bahwa peralatan akan siap untuk digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini;
4. Penyedia jasa konstruksi yang berencana akan menggunakan Tower Crane
(TC) akan mendapatkan penilaian yang khusus, sebagai indikasi kesiapan
untuk percepatan pelaksanaan pekerjaan, meskipun tidak dimasukkan dalam
persyaratan.
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

2. Bagian Pekerjaan yang di Subkontrakkan


Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan pada Perusahaan Spesialis yang memiliki
SBU dan SIUJK sesuai dengan Bidang Pekerjaanya yaitu Pekerjaan Spesialis yang
memerlukan keahlian/sertifikasi/kompetensi khusus dengan melampirkan Surat
Dukungan dari distributor resmi/pabrikan, ditandatangani oleh pihak yang berwenang,
seperti pekerjaan Pekerjaan ACP dan Balok Baja serta Pekerjaan Pondasi. Selanjutnya
pekerjaan yang disubkontrakkan pada subkon lokal, yaitu: pekerjaan Dinding Penahan
tanah beton bertulang jalan masuk dan Paving Block &Taman.

J. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB

Tugas dan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi mempunyai tugas :


1. Membuat dan melaporkan kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik, meliputi program-
program pencapaian sasaran konstruksi fisik, penyediaan dan penggunaan sumber daya
berupa : tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan, bahan/material konstruksi,
informasi, dana program Quality Assurance/Quality Control dan Program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3);
2. Menyampaikan perkiraan biaya penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja serta
Keselamatan Konstruksi;
3. Menyusun Master Schedule pembangunan yang terperinci secara lengkap mulai dari
tahap awal sampai dengan selesainya konstruksi (Kurva S dan Net Work Planning);
4. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program
pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian
sasaran fisik (kuantitas dan kualitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan
pekerjaan, pengendalian tertib administrasi, pengendalian Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3);
5. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi
fisik;
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

6. Melakukan kegiatan pembangunan secara menyeluruh baik terhadap kegiatan


pembangunan fisik maupun sarana pendukung lainnya;
7. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
8. Melaksanakan pekerjaan pembangunan sesuai batas waktu yang telah ditetapkan, yaitu
180 (seratus delapan puluh) hari kalender;
9. Mengedepankan kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan dalam Surat
Perjanjian (Kontrak), sehingga mencapai hasil guna dan daya guna seoptimal mungkin
memenuhi syarat teknis yang dapat dipertanggungjawabkan;
10. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengakomodasi batasan–batasan yang diberikan oleh
kegiatan dalam KAK dan Rencana Kerja & Syarat–syarat (RKS) dengan memperhatikan
segi pembiayaan pekerjaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang
akan diwujudkan;
11. Pelaksana Konstruksi harus memenuhi peraturan, standar dan pedoman teknis
bangunan gedung yang berlaku.

K. METODE PELAKSANAAN

Metode Pelaksanaan harus menggambarkan keseluruhan kegiatan pekerjaan di lapangan


sesuai dengan lokasi kegiatan, yang berdasarkan Rencana Kerja dan jadwal pekerjaan dengan
mengutamakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) agar bisa mencapai Zero Accident.
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

L. PENERAPAN K3

1. Melakukan Analisis Keselamatan kerja :


a. Menyampaikan perkiraan biaya penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja
serta Keselamatan Konstruksi;
b. Menentukan Jenis Pekerjaan;
Pekerjaan yang memiliki riwayat kecelakaan kerja beresiko ataupun sering
merupakan prioritas utama untuk dianalisa keselamatannya. Faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam menentukan pekerjaan yang akan dianalisa ialah sebagai
berikut:
1) Tingkat keseringan kecelakaan kerja.
2) Tingkat kecelakaan yang menyebabkan cacat.
3) Potensi keparahan kecelakaan kerja.
4) Pekerjaan yang bersifat baru.
5) Pekerjaan yang memiliki riwayat hampir celaka (nearmiss).
c. Merinci urutan-urutan / langkah-langkah pekerjaan dari awal dimulai pekerjaan
sampai dengan selesainya pekerjaan.
d. Mengidentifikasi bahaya dan potensi kecelakaan kerja terhadap tiap-tiap urutan
kerja yang dilakukan.
e. Menentukan langkah pengendalian terhadap bahaya-bahaya tiap urutan kerja
yang dilakukan.
f. Memiliki dan menggunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik
dan terjamin.

2. Indikator Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) :


a. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
1) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya harus
diperhitungkan keamanannya.
2) Ruang kerja yang tidak terlalu padat dan sesak
3) Pembuangan kotoran dan limbah yang baik dan pada tempatnya.
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

b. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:


1) Pengaman peralatan kerja yang baik & benar (tidak usang atau rusak).
2) Penggunaan mesin, alat elektronik dengan pengaman dan pengaturan
penerangan yang baik.

3. Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah :


a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif
mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

M. JENIS KONTRAK DAN CARA PEMBAYARAN

Jenis kontrak kegiatan pengadaan pekerjaan konstruksi ini adalah Gambungan Lumsum dan
Harga Satuan.
Cara pembayaran
Tata cara pembayaran kegiatan pengadaan pekerjaan Konstruksi ini adalah bertahap (Termin)
mengikuti prestasi setiap tahap pekerjaan (konstruksi Terpasang).

N. PERSYARATAN KUALIFIKASI

1. Penyedia dapat berupa penyedia tunggal;


2. Penyedia harus memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dengan Kualifikasi Menengah
(41011);
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

3. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha Menengah, Klasifikasi
Bangunan Gedung dan Sub Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Gedung Hunian (BG001)
untuk SBU terbaru; dan Kualifikasi SBU Sub Bidang SP011 Pekerjaan Baja dan Pemasangannya,
Termasuk Pengelasan;
4. Memiliki kemampuan dasar untuk pengalaman Bangunan Gedung Hunian (BG001)
bangunan bertingkat atau Pekerjaan Baja dan Pemasangannya, Termasuk Pengelasan
(SP011), dengan nilai KD sama dengan 3 Npt (Nilai Pengalaman Tertinggi) pada
subklasifikasi, jenis pekerjaan yang sama dalam kurun waktu 4 tahun terakhir;
5. Menyampaikan sertifikat Kepesertaan BPJS Ketenaga Kerjaan perusahaan (disampaikan
pada saat berkontrak);
6. Memiliki Akte Pendirian Perusahaan beserta perubahannya (bila ada), untuk badan
usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), sesuai dengan Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, harus dilampiri bukti pengesahan dari
Kementerian Hukum dan HAM;
7. Memiliki NPWP Perusahaan dan bukti telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir
(SPT Tahunan minimum 2023 dengan status wajib pajak valid);
8. Bukti pengalaman melaksanakan pekerjaan, paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai
penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta, dibuktikan dengan melampirkan kontrak; dilengkapi Berita Acara Serah
Terima
9. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi;
10. Perhitungan Sisa Kemampuan Paket (SKP) dengan ketentuan :
SKP = KP – jumlah paket yang sedang dikerjakan;
KP = Kemampuan untuk menangani paket pekerjaan;
untuk usaha non-kecil KP = 6 atau KP = 1,2 N
dalam hal kemitraan, yang diperhitungkan adalah SKP semua perusahaan yang bermitra
(kecuali jasa konsultansi).
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

O. BAGIAN PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKAN

No Jenis Pekerjaan Yang Wajib


Disubkontrakkan Pekerjaan Utama Persyaratan Penyedia Subkontrak
(kepada Penyedia Jasa Spesialis)
1 Pekerjaan Arsitektur:
Memiliki SBU KT 008;
a. ACP dan Ornamental
b. Pekerjaan Saniter : Pengerjaan
Lantai, Dinding, Peralatan Saniter
Dan Plafon
2 Pekerjaan Struktur: Pondasi Memiliki SBU (SP007);

No Jenis Pekerjaan Yang Wajib


Disubkontrakkan Pekerjaan Bukan Persyaratan Penyedia Subkontrak
Utama (kepada Penyedia Lokal/Usaha
Kecil)
1 Pekerjaan Dinding Penahan tanah
beton bertulang jalan masuk
2 Pekerjaan Paving Block &Taman

P. RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


IDENTIFIKASI BAHAYA

No URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA


1 Pekerjaan Pemasangan Rangka Terpeleset/ terjatuh.
Plafond/ Plafond dan Atap Terkena/terbentur benda tajam/
tumpul, tertimpa/terjepit
KAK MAHAD AL-JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL

Q. PENUTUP

Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dimaksudkan sebagai petunjuk bagi calon pelaksana
konstruksi yang akan melaksanakan proses pembangunan gedung- gedung dan
insfrastrukturnya yang harus dipenuhi atau diperhatikan dalam melaksanakan tugasnya dengan
baik dan menghasilkan keluaran (output) sebagaimana yang diinginkan.
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan
Pengadaan Jasa Konstruksi agar dapat dipergunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan.

Padang, 17 Mei 2024


Pejabat Pembuat Komitmen,

Fajri Hidayat, SST, M.Si


NIP. 19810408 201101 1 006
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN MAHAD AL - JAMIAH TUANKU IMAM BONJOL TAHAP II
KAMPUS III IMAM BONJOL PADANG
Pasal 1
URAIAN PEKERJAAN

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor adalah PEMBANGUNAN MAHAD AL - JAMIAH
TUANKU IMAM BONJOL TAHAP II KAMPUS III IMAM BONJOL PADANG, dengan rincian garis besar
sebagai berikut :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
2.1 PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG, PILE CAP, BALOK SLOOF, LANTAI DAN
PEDESTAL
III. PEKERAJAAN STRUKTUR ATAS
3.1 PEKERAJAAN LANTAI-1
3.2 PEKERAJAAN LANTAI-II
3.3 PEKERAJAAN LANTAI-III
IV. PEKERAJAAN ARSITEKTUR
4.1 PEKERJAAN TANGGA BESI DAN REALLING TANGGA
4.2 PEKERJAAN PASANGAN PINTU, JENDELA
4.3 PEKERJAAN PENUTUP LANTAI & PENUTUP DINDING
4.4 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
4.5 PEKERJAAN SANITASI
4.6 PEKERJAAN ELEKTRIKAL

V. PEKERJAAN TURAP PENAHAN TANAH, JALAN MASUK, BOX CULVERT, PAVING BLOCK,
DUIKER PLAT, BAK PENAMPUNG AIR & TAMAN
5.1 PEKERJAAN TIANG PANCANG
5.2 PEKERJAAN MOBILISASI/ DEMOBILISASI PEMADATAN DAN TIMBUNAN TANAH
5.2.1 RETAINING WALL (RW.1)
5.2.2 RETAINING WALL (RW.2)
5.2.3 RETAINING WALL (RW.3)
5.2.4 RETAINING WALL (RW.4)
5.2.5 RETAINING WALL (RW.5)
5.2.6 RETAINING WALL (RW.6)
5.2.7 RETAINING WALL (RW.7)
5.2.8 RETAINING WALL (RW.8)
5.2.9 RETAINING WALL (RW.9)
5.2.10 RETAINING WALL (RW.10)
5.2.11 RETAINING WALL (RW.11)
5.3 PEKERJAAN TURAP PENAHAN TANAH SHEET PILE
5.3.1 PEKERJAAN TURAP PENAHAN TANAH SHEET PILE
5.3.2 PEKERJAAN BETON COR BALOK PENGUNCI SHEET PILE
5.4 PEKERJAAN BOX CULVERT
5.5 PEKERJAAN LANDSCAPE
5.5.1 PEKERJAAN CANSTEIN
5.5.2 PEKERJAAN PAVING BLOCK HALAMAN

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 1
5.5.3 PEKERJAAN PARIT HALAMAN
5.5.4 PEKERJAAN DUIKER PLAT
5.5.5 PEKERJAAN BETON COR JALAN TAMAN
5.5.6 PEKERJAAN BETON COR POT TAMAN
5.5.7 PEKERJAAN BETON COR JALAN MASUK
5.6 PEKERJAAN PEMBUATAN BAK PENAMPUNG DAN RUMAH POMPA
VI. PEKERJAAN LAIN-LAIN

2. Sarana Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, Kontraktor menyediakan :
a. Tenaga Pelaksana yang selalu ada di lapangan, tenaga kerja yang terampil dan cukup jumlahnya dengan
kapasitas yang memadai dengan pengalaman untuk prasarana gedung.
b. Bahan-bahan bangunan harus tersedia di lapangan dengan jumlah yang cukup dan kualitas yang sesuai
dengan spesifikasi teknis.
c. Melaksanakan tepat sesuai dengan time schedule.

3. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian dan sesuai dengan syarat-syarat (RKS), gambar
rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk dan keputusan Pengawas Lapangan dan Direksi
Teknis.

Pasal 2
JENIS DAN MUTU BAHAN

Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri
Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penerangan Nomor 472/Kop/XII/80, Nomor
813/Menpen/1980, Nomor 64/Menpen/1980 tanggal 23 Desember 1980.

Pasal 3
GAMBAR-GAMBAR

RKS ini dilampiri :


a. Gambar kerja arsitektur/sipil
b. Gambar kerja elektrikal
c. Gambar pelengkap dan detail khusus

Pasal 4
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ada ketentuan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya :
a. Peraturan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
beserta perubahannya;
b. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982;
c. SNI Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia 03-2000;
d. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SNI 03-2847-2002;
e. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja;
f. Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN Setempat;
g. Spesifikasi bahan bangunan bagian A : SK SNI S-04-1989-F;
h. Tata Cara Pengecatan Bangunan : SNI 03-2407-1991;
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 2
i. Tata Cara Pengecatan Tembok Dengan Cat Emulsion : SNI 03-2410-1991;

2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat 1 tersebut di atas berlaku dan mengikat pula :
a. Gambar Kerja yang dibuat Perencana yang sudah disahkan oleh Dinas Pekerjaan Umum, termasuk juga
gambar-gambar detail yang doselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Direksi/
Konsultan Pengawas
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penetapan Pemenang Penyedia Barang/Jasa.
e. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa.
f. Surat Penawaran dan Lampiran-lampirannya.
g. Jadwal Pelaksanaan (tentative time schedule) yang sudah disetujui Direksi dan Konsultan Pengawas

Pasal 5
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan
dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (aanwijzing).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat/berlaku
adalah RKS. Bila suatu gambar tidak sesuai dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala
yang lebih besar yang berlaku, begitu pula apabila dalam RKS tidak dicantumkan sedangkan gambar ada,
maka gambarlah yang mengikat.
3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan
kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan dan Kontraktor mengikuti keputusan dalam rapat.

Pasal 6
JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum dimulai pekerjaan nyata di lapangan, Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan
bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan curve bahan/tenaga.
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) dari kalender setelah SPPBJ
diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola
Teknis Kegiatan, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding di
bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan (prestasi kerja).
4. Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
Pasal 7
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut Pelaksana
yang cakap, untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor,
berpendidikan minimal S1 atau sederajat dengan pengalaman minimum 1 (satu) tahun.
2. Dengan adanya Pelaksana tidak berarti Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan
terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib member tahu secara tertulis kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan,
Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberi tahu kepada Kontraktor
secara tertulis untuk menggantinya dengan dengan personil yang memenuhi syarat.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 3
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk
Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung jawab/direktur perusahaan) yang akan memimpin
pelaksanaan.
Pasal 8
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA

1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor dan
Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor telepon di lokasi kepada
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
2. Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak berubah-ubah selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan
alamat, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.

Pasal 9
PENJAGAAN KEAMANAN DI LAPANGAN PEKERJAAN

1. Kontraktor wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap barang-barang milik proyek, Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupa barang-barang
maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang
siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan.
Pasal 10
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat (K3) yang selalu ada dalam keadaan
siap pakai di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja
lapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-syarat bagi semua petugas dan
pekerja yang ada di bawah kekuasaan kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua petugas
dan pekerja. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak
diperkenankan, kecuali untuk penjaga keamanan.
4. Segala hal yang menyangkut jaminan social dan keselamatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Pasal 11
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum pekerjaan secara fisik
dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai, antara lain :
a. Perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur.
b. Alat-alat lain yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.

Pasal 12
SITUASI DAN UKURAN
1. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 adalah pekerjaan pembangunan gedung baru sesuai dengan gambar.
2. Ukuran-ukuran dalam gambar maupun dalam RKS merupakan garis besar pelaksanaan.
3. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan bangunan, sifat dan luas pekerjaan, dan hal-hal
yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
4. Kelalaian atau kekurangtelitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk menggagalkan tuntutan.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 4
Pasal 13
SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam pasal 2.
2. Semua bahan bangunan yang akan dipergunakan harus diperiksakan dahulu kepada Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan untuk mendapatkan persetujuan.
3. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan tetapi ditolak pemakaiannya
oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiata, harus segera dikeluarkan dari lapangan
pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2x24 jam terhitung dari jam penolakan.
4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang ditolak oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang
ditetapkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.

Pasal 14
PEMERIKSAAN LAPANGAN
1. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan memeriksa kondisi lapangan pekerjaan bersama
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
2. Apabila telah dilakukan pemeriksaan kondisi lapangan, Kontraktor dapat memulai pekerjaan.

Pasal 15
KENAIKAN HARGA/FORCE MAJEURE
1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.
2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan bersifat nasional dapat
mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI.
3. Semua kerugian akibat force majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin puyuh, badai topan, kerusuhan,
peperangan dan semua kejadian karena faktor alam serta kejadian tersebut dibenarkan oleh Pemerintah
bukan menjadi tanggungan Kontraktor.

Pasal 16
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis dalam buku harian oleh
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan serta persetujuan Pemberi Tugas.
2. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan atas persetujuan Pemberi Tugas.
3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan yang
dimaksudkan oleh Kontraktor yang pembayarannya diperhitungkan bersama-sama angsuran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang dimasukkan dalam
penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola
Teknis Kegiatan bersama-sama Kontraktor dengan persetujuan Pemberi Tugas.
5. Adanya Pekerjaan Tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab keterlambatan penyerahan
pekerjaan, tetapi Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dapat mempertimbangkan
perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut.

Pasal 17
GAMBAR SESUAI TERLAKSANA (AS BUILT DRAWING)

Gambar sesuai terlaksana (as built drawing) harus dibuat oleh Kontraktor dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Gambar sesuai terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir pekerjaan dan harus sesuai dengan hasil
pekerjaan terpasang
2. Gambar sesuai terlaksana harus disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis dan
diserahkan berikut aslinya dengan biaya keseluruhan ditanggung oleh Kontraktor.

Pasal 18
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 5
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan untuk pekerjaan ini tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang
harus dilaksanakan, secara umum akan sesuai dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Persyaratan Mobilisasi
a. Mobilisasi dari semua pekerja yang diperlukan untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan kontrak.
b. Mobilisasi dan pemasangan peralatan konstruksi dari suatu lokasi asalnya ke tempat yang digunakan
sesuai ketentuan kontrak.
c. Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, termasuk bila perlu kantor lapangan, tempat
tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya.
2. Persyaratan Demobilisasi
Pekerja demobilisasi dari daerah kerja (site) yang dilaksanakan oleh Kontraktor ada akhir pekerjaan, termasuk
membongkar kembali seluruh instalasi, peralatan konstruksi, dan pihak Kontraktor diharuskan untuk
melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja (site), sehingga kondisinya sama
dengan keadaan sebelum pekerjaan dimulai.

Pasal 19
PENGUJIAN LABORATORIUM

Di dalam pelaksanaan pembangunan maka pengujian bahan harus dilaksanakan. Pengujian ini diperlukan guna
mendapatkan bahan yang sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan.
1. Fasilitas Laboratorium
Kontraktor harus memberikan informasi ke Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan
mengenai tempat pengujian untuk memenuhi ketentuan pengendalian mutu dari spesifikasi bahan yang
digunakan atau bekerja sama dengan Laboratorium dinas yang terkait yang telah memiliki fasilitas yang
memadai.

2. Pelaksanaan Pengujian
a. Personil
Personil yang bertugas pada pengujian bahan-bahan harus tenaga yang telah mempunyai pengalaman
cukup dan telah biasa menghadapi pengujian bahan sesuai kebutuhan.
b. Pemberitahuan
Pihak Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan mengenai rencana waktu pengujian dilaksanakan sehingga dengan demikian memberi waktu
kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan untuk menyaksikan setiap
pengujian rutin bahan yang digunakan.
c. Distribusi
Hasil pengujian harus segera diolah dan diinformasikan sehingga kemungkinan untuk pelaksanaan
pengujian ulang atau penggantuan bahan dari bahan-bahan dapat dilaksanakan secepatnya, dengan
demikian mengurangi keterlambatan penanganan pekerjaan.

3. Pengukuran dan Pembayaran


a. Contoh-contoh
Seluruh contoh harus disediakan oleh Kontraktor tanpa perhitungan biaya tambahan terhadap Kontrak.
b. Pengujian
Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan semua pengujian yang diperlukan agar pekerjaan
terselesaikan dengan baik yang sesuai dengan berbagai persyaratan atau pelaksanaan pengujian seperti
ditentukan dalam dokumen kontrak harus ditanggung oleh Kontraktor dan seluruh kebutuhan atas biaya
tersebut sudah harus dimasukkan dalam perhitungan harga-harga satuan material penawaran.

Pasal 20
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Rencana Kerja

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 6
a. Kontraktor harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan dengan network planning/barchart
paling lambat 7 (tujuh) hari setelah penandatanganan Surat Perintah Kerja (SPK) untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas dan Pengguna Anggaran.
b. Rencana Kerja yang telah disetujui Pengawas harus dipasang di kantor lapangan dan menjadi rencana
kerja yang resmi dan mengikat yang akan dipakai oleh Pengawas sebagai dasar untuk menentukan
segala sesuatu yang berhubungan dengan keterlambatan prestasi pekerjaan Kontraktor.

2. Direksi Keet
a. Pada pokoknya Kontraktor harus mengusahakan agar semua bahan bangunan, peralatan dan
perlengkapan lainnya yang telah berada di lapangan disimpan terlindung dari kerusakan dan kehilangan,
karena hal tersebut akan menjadi resiko Kontraktor sendiri.
b. Kantor direksi lapangan beserta perlengkapannya dibuat/disewakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik,
digunakan sampai dengan selesainya pembangunan. Sebelum Serah Terima Pertama Pekerjaan sudah
harus diangkut keluar lokasi pekerjaan oleh Kontraktor. Seluruh biaya perawatan dan operasionalnya
menjadi tanggungan Kontraktor.
c. Kantor direksi lapangan dibuat dengan luas 20 m².
d. Perlengkapan yang harus disediakan :
- Meja rapat lengkap dengan kursi
- Meja tulis ½ biro dengan kursi
- 2 unit filing cabinet @4 laci
- 1 unit kotak PPPK lengkap dengan isinya
- Fasilitas penerangan dan listrik untuk pelaksanaan kegiatan.

3. Laporan Harian, Mingguan dan Pemotretan


Kontraktor diwajibkan membuat dan menyampaikan laporan dalam rangkap empat :
a. Laporan Harian
Adalah laporan yang diisi hari demi hari kerja yang membuat perincian tentang :
- Kapasitas/banyaknya tenaga kerja
- Pemasukan bahan bangunan
- Kegiatan pelaksanaan pada hari ini
- Catatan kejadian lainnya (curah hujan dan lain-lain)
- Catatan maupun peringatan dari Pengawas

b. Laporan Mingguan
- Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar dari apa saja yang telah
dicatat/dilaporkan dalam laporan harian, misalnya jumlah atau persentasi pekerjaan yang telah
dikerjakan maupun rencana kerja minggu berikutnya.
- Laporan Mingguan dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Pengawas. Laporan berkala dibuat
oleh Pengawas yang ditujukan untuk Pemberi Tugas.
- Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka Kontraktor harus mengadakan
pemotretan bagian-bagian pekerjaan/bangunan yang sedang dalam pelaksanaan.
- Kuantitas dan arah pemotretan serta beberapa set foto tersebut harus dicetak (minimal 5 set)
ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan maupun tahapan pada angsuran pembayaran.
Foto/gambar harus dicetak di atas kertas bromide mengkilap dan berwarna ukuran 3R.

4. Pagar Pengaman Halaman Pekerjaan dan Pengamanan Sarana


a. Kontraktor harus membuat pagar proyek yang memadai. Segala perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
b. Kerusakan pemakaian jalan maupun sarana lain yang ada di lokasi pekerjaan menjadi tanggung jawab
Kontraktor untuk memperbaikinya, dan apabila pekerjaan telah selesai, maka perbaikan-perbaikan
tersebut menjadi beban/biaya Kontraktor.
c. Apabila pada spesifikasi teknis disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan/komponen, maka
Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 7
Kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut tidak terdapat lagi di pasaran atau
sukar didapat.
d. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas harus segera disediakan atas biaya
Kontraktor.
e. Contoh-contoh material tersebut jila telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas untuk dijadikan dasar
penolakan bila ternyata bahan atau cara pengerjaan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik
kualitas maupun sifatnya.
f. Ongkos-ongkos yang dikeluarkan sehubungan dengan perselisihan ini menjadi tanggungan Kontraktor.

5. Pelaksanaan Ukuran-ukuran
a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat dan Gambar Kerja.
b. Kontraktor harus memberitahukan kepada Pengawas bila akan memulai suatu bagian pekerjaan
sehingga Pengawas dapat memeriksa kebenaran ukurannya.
c. Kontraktor juga harus mencocokkan ukuran-ukuran satu dengan lainnya dan segera memberitahukan
kepada Pengawas apabila terdapat perbedaan.
d. Tempat bangunan yang sebenarnya ditetapkan oleh Kontraktor dengan persetujuan Pengawas.
Pengukuran ulang harus menggunakan alat ukur waterpass atau theodolit.

6. Hal-hal yang Berhubungan Dengan Estetika


Penempatan hal-hal yang erat hubungannya dengan estetika harus mendapat persetujuan dari Pengawas
sebelum dilaksanakan.

Pasal 21
PEKERJAAN GALIAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan, alat-alat dan tenaga kerja. Pekerjaan ini
mencakup penggalian, penanganan ataupun pembuangan yang ada pada umumnya diperlukan untuk
pembuatan selokan, saluran air, pondasi ataupun struktur lainnya.

2. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pelaksana harus menentukan posisi/lokasi tempat galian dengan tepat, kemudian sebelum digali harus
mendapatkan persetujuan Pengawas, hal ini untuk menghindari terjadinya salah gali sehingga harus
diurug, yang memerlukan persyaratan tersendiri.
b. Semua pekerjaan penggalian harus didasarkan pada panjang, lebar, kedalaman dan kemiringan sesuai
rencana dan pertimbangan kemudahan pengerjaan.
c. Selama masa pekerjaan galian, lereng harus diusahakan tetap stabis yang mampu menahan pekerjaan
di sekitarnya. Struktur atau mesin harus dipertahankan sepanjang waktu dan skor serta turap yang
memadai harus dipasang jika tepi permukaan galian yang sewaktu-waktu tidak dilindungi dapat
berbahaya/tidak stabil.
d. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus menyediakan seluruh material yang
diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan (pompa).
e. Bila pekerjaan sedang dilakukan pada saluran yang ada atau tempat lain dimana aliran bawah tanah
atau tanah mungkin tercemari, Kontraktor harus setiap saat menyediakan pada tempat kerja sejumlah air
minum yang cukup untuk digunakan oleh pekerja untuk mencuci, bersama dengan sejumlah sabun dan
desinfektan.
f. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menjada setiap saluran yang masih berfungsi dari pipa, kabel
atau jalur lainnya atau struktur yang dijumpai dan memperbaiki setiap kerusakan yang timbul oleh
operasinya.
g. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau
ditunjukkan oleh Pengawas dan harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun
yang dijumpai, termasuk tanah, pondasi, batu bata, batu beton, dan tembok.
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 8
h. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan gangguan seminimal mungkin terhadap material di bawah dan
di luar batas galian.
i. Di mana material yang terbuka dalam keadaan lepas atau tanah gambut atau material lainnya yang tidak
memenuhi dalam pendapat Pengawas, maka material tersebut harus dipadatkan dengan benar atau
seluruhnya dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana diperintahkan
oleh Pengawas.
j. Seluruh material yang dapat dipakau yang digali dalam batas-batas dan cakupan proyek di mana
memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau urugan kembali.
k. Material galian yang mengandung tanah organis tinggi, peat, sejumlah besar akar atau benda tetumbuhan
lain dan tanah yang kompresif yang menurut pendapat Pengawas akan menyulitkan pemadatan dari
material pelapisan atau yang mengakibatkan terjadinya kerusakan atau penurunan yang tidak
dikehendaki, harus diklasifikasikan tidak memenuhi untuk digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan
permanen.
l. Jika galian telah mencapai kedalaman sesuai gambar kerja ternyata tanah dasar galian menunjukkan
hal-hal yang meragukan, maka pelaksana harus meminta petunjuk Pengawas.
m. Pekerjaan galian yang tidak memenuhi harus diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut :
- Material yang berlebih harus dibuang dengan penggalian lebih lanjut.
- Daerah dimana telah tergali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug kembali dengan
timbunan pilihan seperti yang diperintahkan Pengawas.

3. Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian


a. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjadmin keselamatan pekerja yang
melaksanakan pekerjaan galian.
b. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak diijinkan berada atau
beroperasi lebih dekat dari 1,5 m dari tepi galian terbuka atau galian pondasi, terkecuali bila pipa atau
struktur lainnya telah dipasang dan ditutup dengan paling sedikit 60 cm urugan yang telah dipadatkan.
c. Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainnya berada dalam galian yang mengharuskan kepala
mereka berada di bawah permukaan tanah, Kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada
tempat kerja yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap peralatan galian
cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan K3 harus tersedia pada tempat kerja galian.

Pasal 22
PEKERJAAN URUGAN/TIMBUNAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan, alat-alat dan tenaga kerja. Pekerjaan ini
mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang
disetujui untuk konstruksi urugan antara lain:
a. Urugan tanah bekas galian pondasi
b. Urugan pasir di bawah pondasi dan lantai
c. Urugan Tanah

2. Persyaratan Bahan-bahan
a. Bahan urugan harus bersih dari tunas tumbuhan, sampah atau kotoran. Untuk tanah urug dapat
menggunakan tanah bekas galian atau jika tidak mencukupi dapat didatangkan tanah dengan syarat
mendapat persetujuan tertulis sebelumnya dari Pengawas.
b. Urugan biasa :
- Urugan yang diklasifikan sebagai urugan biasa harus terdiri dari galian tanah atau padas yang
disetujui oleh Pengawas.
- Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang plastisitasnya tinggi. Bila penggunaan tanah
yang plastisitasnya tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada
bagian dasar dari urugan atau pada urugan kembali yang tidak memerlukan daya dukung tinggi.
c. Urugan pilihan :
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 9
- Urugan yang diklasifikasi sebagai urugan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau padas
yangmemenuhi persyaratan untuk urugan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat tertentu
tergantung dari maksud penggunaanya.
- Bila digunakan dalam keadaan di mana pemadatan dalam keadaan jenuh atau banjir tidak dapat
dihindari, urugan pilihan haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan indeks
plastisnya maksimum 6%.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum pemasangan urugan pada suatu tempat, seluruh bahan yang tidak memenuhi harus telas
dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas.
b. Bila urugan akan dibangun pada tepi bukit atau ditempatkan pada timbunan yang ada atau yang baru
dibangun, maka lereng yang ada harus digali untuk membentuk teras dengan lebar cukup untuk
memungkinkan pemadatan dengan peralatan sewaktu urugan dipasang dalam lapis horizontal.
c. Urugan harus dibawa ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar merata. Bila lebih dari satu lapis
akan dipasang, maka lapis tersebut sedapat mungkin harus dibuat sama tebalnya.
d. Urugan tanah umumnya harus diangkut langsung dari lokasi sumber material ke tempat permukaan yang
telah dipersiapkan sewaktu cuaca kering dan disebar. Penimbunan stok tanah urug biasanya tidak
diperbolehkan terutama selama musim hujan.
e. Pemadatan langsung setelah pemasangan dan penghamparan urugan masing-masing lapis harus
dipadatkan benar-benar dengan peralatan pemadat yang memadai yang disetujui Pengawas.
f. Pemadatan dari urugan tanah harus dilaksanakan hanya bila kadar air dari materialberada dalam rentang
kurang dari 3% sampai lebih dari 1% dari kadar air optimum.
g. Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan tetap kering sebelum dan selama pekerjaan pemasangan
dan pemadatan berlangsung.
h. Kontraktor harus menjamin di tempat kerja tersedia air yang cukup untukpengendalian kelembaban
timbunan selama operasi pemasangan dan pemadatan.
i. Urugan akhir yang tidak memenuhi atau disetujui harus diperbaiki.
j. Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain setelah dipadatkan biasanya
tidak memerlukan pekerjaan perbaikan asal sifat material masih memenuhi syarat.

k. Perbaikan dari urugan yang tidak memenuhi kepadatan atau persyaratan sifat material dari Spesifikasi
ini harus seperti yang diperintahkan Konsultan Pengawas.

Pasal 23
PEKERJAAN BETON
1. Umum
a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pembuatan seluruh struktur beton, termasuk
tulangan dan struktur komposit sesuai dengan persyaratan dan sesuai dengan garis elevasi, ketinggian,
dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana diperlukan oleh Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan beton akan di tempatkan,
termasuk pembongkaran dari tiap struktur yang harus dibongkar, galian pondasi, penyiapan dan
pemeliharaan dari pondasi, pengadaan penutup beton, pemompaan atau tindakan lain untuk
mempertahankan agar pondasi tetap kering, dan urugan kembali disekeliling struktur dengan urugan
tanah yang dipadatkan.
Kelas dari beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam untuk semua
pekerjaan kolom mutu K-300, kolom praktis mutu K-175, plat mutu K-300 Lantai Wiremesh mutu K-250,
ring balok mutu K-175, balok latei mutu K-175, dan sloof Mutu K-300 Kecuali Lantai menggunakan mutu
beton K- 100.
c. Syarat dari PBI tahun 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang
dilaksanakan dalam kontrak ini.

2. Toleransi
a. Toleransi dimensi :
- Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m ± 5 mm
- Panjang keseluruhan lebih dari 6 m ± 15 mm
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 10
- Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara tembok kepala - 0 dan ± 10 mm
b. Toleransi bentuk :
- Siku (selisih dalam panjang diagonal) ±10 mm
- Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud) untuk panjang s/d 3m
±12 mm
- Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m, ±15 mm
- Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m, ±20 mm
c. Toleransi kedudukan (dari titik patokan):
- Kedudukan permukaan horizontal dari rencana ± 10 mm
- Kedudukan permukaan vertikal dari rencana ± 20 mm
d. Toleransi kedudukan tegak :
- Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm
e. Toleransi ketinggian (elevasi)
- Puncak beton penutup di bawah pondasi ± 10 mm
f. Toleransi kedudukan mendatar : ±10 mm dalam 4 m panjang mendatar.
g. Toleransi untuk penutup/selimut beton tulangan :
- Selimut beton sampai 3 cm dan ± 5 mm
- Selimut beton 3 cm - 5 cm 0 dan ± l0 mm
- Selimut beton 5 cm - 10 cm ±10 mm

3. Narasumber Standar

PBI 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2


AASHTO M85-75 Semen Portland
AASHTO M2 13-74 Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton dan konstruksi
struktur.
AASHTO Tll-78 Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm dalam agregat.

AASHTO M2 13-74 Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton dan
konstruksi struktur.
AASHTO T ll-78 Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm dalam agregat.

AASHTO T 21-78 Ketidak murnian organis dalam pasir untuk beton.


AASHTO T 26-72 Mutu air yang akan digunakan dalam beton
AASHTO T 96 -77 Abrasi dari agregat kasar dengan menggunakan mesin Los Angeles.
AASHTO T 104-77 Penentuan mutu agregat dengan menggunakan sodium sulfat.
AASHTO T 112-78 Gumpalan lempung dan partikel yang dapat pecah dalam agregat.

4. Penyimpanan dan Perlindungan Material


Untuk penyimpanan semen, kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan cuaca yang kedap udara dan
mempunyai lantai kayu yang dinaikkan yang ditutup dengan lapis selubung plastik.

5. Kondisi Tempat Kerja


Kontraktor harus menjaga temperatur dari seluruh material, khususnya agregat kasar, pada tingkat yang
serendah mungkin dan harus menjaga temperatur dari beton di bawah 30 °C sepanjang waktu pengecoran.
Sebagai tambahan, kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bila :
- Tingkat penguapan melampaui 1.0 kg/m2/jam
- Diperintahkan untuk tidak melakukannya oleh Konsultan Pengawas, selama periode hujan atau bila
udara penuh debu atau tercemar.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 11
6. Perbaikan Dari Pekerjaan Beton yang Tak Memuaskan
a. Perbaikan dari pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan atau yang
memiliki hasil akhir permukaan yang tidak memuaskan, atau yang tidak memenuhi kebutuhan syarat
campuran yang dipersyaratkan, meliputi :
- Perubahan dalam proporsi campuran untuk sisa pekerjaan;
- Tambahan perawatan pada bagian dari struktur yang dari hasil pengujian ternyata gagal;
- Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian pekerjaan yang dipandang
tidak memuaskan;
- Penambalan dari cacat-cacat kecil.
b. Dalam hal adanya perselisihan dalam kualitas pekerjaan beton atau adanya keraguan dari data
pengujian yang ada, Konsultan Pengawas dapat meminta kontraktor melakukan pengujian tambahan
yang diperlukannya untuk menjamin penilaian yang wajar pada mata pekerjaan yang telah
dilaksanakan. Pengujian tambahan tersebut haruslah atas biaya Kontraktor.

7. Bahan-bahan
a. Semen
- Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah tipe semen PC yang memenuhi AASHTO
M 85, campuran yang mengandung gelembung udara tidak boleh digunakan.
- Terkecuali diijinkan oleh Konsultan Pengawas, hanya satu produk merk yang dapat digunakan di
dalam proyek.
b. Air
Air yang digunakan dalam campuran dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan
bebas dari benda yang mengganggu seperti minyak, garam, asam basa, gula atau organis. Air akan
diuji sesuai dengan dan harus memenuhi criteria dari AASHTO T 26. Air yang diketahui dapat diminum
dapat digunakan tanpa pengujian.
c. Syarat-syarat gradasi agregat
- Gradasi kasar dan halus harus memenuhi syarat-syarat yang diberikan dalam Tabel tetapi material
yang tidak memenuhi syarat-syarat gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila kontraktor dapat
menunjukkan dengan pengujian bahwa beton tersebut memenuhi sifat campuran yang dibutuhkan
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari 3/4 dari
jarak minimum antara tulangan baja atau antara tulangan baja dengan acuan, atau antara
perbatasan lainnya.

Tabel Syarat-syarat Gradasi Agregat

Ukuran Ayakan Persentase Berat Yang Lolos


Standar Inch Agregat
Agregat Kasar
(mm) (in) Halus
50 2 - 100 - - -
37 1½ - 95-100 100 - -
25 1 - - 95-100 100 -
19 ¾ - 35-70 - 90-100 100
13 ½ - - 25-60 - 90-100
10 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4.75 #4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2.36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1.18 #16 45-80 - - - -
0.3 #50 10-30 - - - -
0.15 #100 2-10 - - - -

d. Sifat agregat

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 12
Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan
pemecahan padas atau batu, atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir
sungai.

8. Pencampuran dan Penakaran


a. Rancangan campuran
Proporsi material dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan metoda yang
disyaratkan dalam PBI.
b. Campuran percobaan
Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta material yang diusulkan dengan membuat dan
menguji campuran percobaan, dengan disaksikan oleh Konsultan
c. Persyaratan sifat campuran
- Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan dan Slump yang
dibutuhkan
- Beton yang tidak memenuhi persyaratan "slump" umumnya tidak boleh digunakan pada pekerjaan,
terkecuali bila Konsultan Pengawas dalam beberapa hal menyetujui penggunannya secara
terbatas dari sedikit jumlah beton tersebut pada bagian tertentu yang sedikit dibebani. Sifat mudah
dikerjakan serta tekstur dari campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada
pekerjaan tanpa membentuk rongga atau menahan udara atau buih air dan sedemikian rupa
sehingga pada pembongkaran akan menghasilkan permukaan yang merata, halus dan padat.
- Bila hasil dari pengujian 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah nilai yang disyaratkan, kontraktor
tidak diperbolehkan mencor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut
dapat dipastikan dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang akan menjamin produksi beton
memenuhi persyaratan secara memuaskan. Beton yang tidak memenuhi kuat tekan 28 hari yang
disyaratkan harus dipandang tidak memuaskan dan pekerjaan harus diperbaiki
- Konsultan Pengawas dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau memerintahkan kontraktor
mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu campuran berdasarkan hasil test kuat
tekan 3 hari, dalam keadaan demikian, kontraktor harus segera menghentikan pengecoran beton
yang dipertanyakan tetapi dapat memilih menunggu sampai hasil pengujian 7 hari diperoleh,
sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Konsultan Pengawas akan
menelaah kedua hasil pengujian 3 hari dan 7 hari, dan segera memerintahkan penerapan dari
tindakan perbaikan apapun yang dipandang perlu.
- Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan yang melibatkan pembongkaran menyeluruh
dan penggantian beton tidak boleh didasarkan pada hasil pengujian kuat tekan 3 hari saja,
terkecuali kontraktor dan Konsultan Pengawas keduanya sepakat pada perbaikan tersebut.
d. Pengukuran Agregat
- Seluruh beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen kantongan, kuantitas
penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah sama dengan satu
atau kebulatan dari jumlah kantung semen.
- Agregat harus diukur secara terpisah beratnya. Ukuran masing-masing takaran tidak boleh
melebihi seluruh penakaran, agregat harus dibuat jenuh air dan dipertahankan dalam kondisi
lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh kering permukaan, dengan secara berkala
menyiram timbunan agregat dengan air.
e. Pencampuran
- Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara mekanikal dari tipe dan ukuran yang
disetujui dan yang akan menjamin distribusi yang rnerata dari material.
- Pencampur harus dilengkapi dengan penampung air yang cukup dan peralatan untuk mengukur
dan mengendalikan jumlah air yang digunakan secara teliti dalam masing-masing penakaran.
- Alat pencampur pertama-tama harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan
selanjutnya pencampuran dimulai sebelum air ditambahkan.
- Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran material
kering. Seluruh air pencampur harus dimasukkan sebelum seperernpat waktu pencampuran telah
berlalu. Waktu pencampuran untuk mesin dengan kapasitas 3/4 m3 atau kurang haruslah 1.5
menit, untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap tambahan 0.5 m3
dalam ukuran.
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 13
- Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Konsultan Pengawas dapat menyetujui
pencampuran beton dengan tenaga manusia, sedekat mungkin dengan tempat pengecoran.
Penggunaan pencampuran dengan tenaga manusia harus dibatasi pada beton non struktural.

9. Pengecoran
a. Penyiapan tempat kerja
- Kontraktor harus membongkar, struktur yang ada yang akan diganti dengan pekerjaan beton yang
baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang
baru
- Kontraktor harus menggali atau mengurug pondasi atau formasi untuk pekerjaan beton hingga
garis yang ditunjukkan dalam Gambar, dan harus membersihkan dan menggaru tempat yang
cukup disekeliling dari pekerjaan beton tersebut untuk menjamin dapat dicapainya seluruh sudut
pekerjaan. Jalan kerja yang kokoh juga harus disediakan juga perlu untuk menjamin bahwa seluruh
sudut pekerjaan dapat diamati dengan mudah dan aman.
- Seluruh landasan pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dipertahankan kering dan beton
tidak boleh di cor di atas tanah yang berlumpur atau bersampah atau dalam air.
- Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus
dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau saluran) harus sudah di tempatkan dan diikat kuat
sehingga tidak bergeser sewaktu pengecoran.
b. Cetakan
- Cetakan dari tanah, bila disetujui oleh Konsultan Pengawas, harus dibentuk dengan galian, dan
sisi serta dasarnya harus dipotong dengan tangan sesuai ukuran yang diperlukan. Seluruh kotoran
tanah lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
- Cetakan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang kedap terhadap aduk dan
cukup kokoh untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan
perawatan.
- Kayu yang tidak dihaluskan dapat digunakan untuk permukaan yang tidak akan tampak pada
struktur akhir, tetapi kayu yang dihaluskan dengan tebal yang merata harus digunakan untuk
permukaan beton yang tampak. Cetakan harus menyediakan pembulatan pada seluruh sudut-
sudut tajam.
- Cetakan harus dibangun sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.

10. Pelaksanaan Pengecoran


a. Kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecor beton bila operasi telah ditunda untuk lebih
dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi dari pekerjaan, macam pekerjaan, kelas dari beton
dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
b. Direksi Teknik akan memberi tanda terima dari pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa cetakan
dan tulangan dan dapat mengeluarkan atau tidak mengeluarkan persetujuan secara tertulis untuk
pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kontraktor tidak boieh melaksanakan pengecoran
beton tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas untuk memulai.
c. Tidak bertentangan dengan pengeluaran atau persetujuan untuk memulai, tidak ada beton yang boleh
dicor bila Konsultan Pengawas atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan
pengecoran secara keseluruhan.
d. Sesaat sebelum beton dicor, cetakan harus dibasahi dengan air atau disebelah dalamnya dilapisi
dengan minyak mineral yang tak akan membekas.
e. Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak dicor dalam posisi akhir dalam cetakan dalam waktu
1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu sesuai petunjuk Konsultan Pengawas berdasarkan atas
pengamatan sifat-sifat mengerasnya semen yang digunakan.
f. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi yang telah
disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
g. Beton harus dicor sedemikian rupa agar terhindar dari segregasi (pemisahan partikel kasar dan halus
dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin ke tempat pengecoran
h. Bila dicor ke dalam struktur yang memiliki cetakan yang sulit dan tulangan yang rapat, beton harus dicor
dalam lapis-lapis horizontal yang tak lebih dari 15 cm tebalnya.
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 14
i. Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga beton yang telah berada di
tempat masih plastis sehingga dapat menyatu dengan beton segar.
j. Air tidak diperbolehkan dialirkan ke atas atau dinaikkan kepermukaan pekerjaan beton dalam waktu
kurang dari 24 jam setelah pengecoran.

11. Sambungan Konstruksi


a. Jadwal pembetonan harus disiapkan untuk tiap-tiap struktur secara lengkap dan Konsultan Pengawas
harus menyetujui lokasi dari sambungan konstruksi pada jadwal tersebut, atau harus diletakkan seperti
yang ditunjukkan pada gambar.
b. Bila sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati sambungan sedemikian
sehingga membuat struktur tetap monolit.
c. Kontraktor harus menyediakan tambahan buruh dan material sebagaimana diperlukan untuk membuat
tambahan sambungan konstruksi dalam hal penghentian pekerjaan yang tidak direncanakan dari
pekerjaan yang disebabkan oleh hujan atau macetnya pengadaan beton atau penghentian oleh
Konsultan Pengawas

12. Konsolidasi
a. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam atau dari luar yang
telah disetujui. Bila diperlukan, dan apabila disetujui oleh Konsultan Pengawas, penggetaran harus
ditambah dengan penusukan batang penusuk dengan tangan dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tak boleh digunakan untuk memindahkan campuran
beton dari satu titik ke titik lain dalam cetakan.
b. Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa semua sudut dan
diantara dan disekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka penulangan, dan
setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.
c. Penggetar harus dibatasi lama penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan
tanpa menyebabkan segregasi (pemisahan) dari agregat.
d. Setiap alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dimasukkan tegak ke dalam beton
basah supaya tembus kedasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh ke
dalaman seksi itu. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali pada
posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar harus tidak berada lebih dari 30 detik pada
satu lokasi, tidak boleh digunakan untuk menggeser campuran beton kelokasi lain dan tidak boleh
menyentuh tulangan beton.

13. Pekerjaan Akhir


a. Cetakan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang langsung dan struktur yang
serupa lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah
pelat, balok, atau lengkung, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling
sedikit60% dari kekuatan rancangan dari beton telah dicapai.
b. Permukaan pengerjaan akhir biasa
- Terkecuali diperintahkan lain, permukaan dari beton harus dikerjakan segera setelah
pembongkaran cetakan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang digunakan untuk memegang
cetakan di tempat, dan cetakan yang melewati struktur beton, harus dibuang atau dipotong ke
sebelah dalam paling sedikit 2.5 cm di bawah permukaan beton. Tonjolan dan ketidak rataan beton
lainnya yang disebabkan oleh cetakan harusdibuang.
- Direksi Teknik harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran cetakan dan
dapat memerintahkan penambalan ketidak sempurnaan kecil yang tidak akan mempengaruhi
struktur atau fungsi lainnya dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi pengisian lubang-
lubang kecil dan lekukan dengan aduk.
c. Permukaan (Pekerjaan akhir khusus)
- Permukaan yang tampak harus diberikan pekerjaan akhir selanjutnya atau seperti yang
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas
- Permukaan yang tidak horizontal yang tampak telah ditambal atau yang kasar harus digosok
dengan batu gurinda kasar, dengan menempatkan sedikit adukan pada permukaannya. Adukan
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 15
harus terdiri dari semen dan pasir halus dalam takaran yang digunakan untuk beton tersebut.
Penggosokan harus dilanjutkan hingga seluruh tanda bekas cetakan, ketidak rataan, tonjolan
menjadi hilang, serta seluruh rongga terisi dan permukaan yang merata telah diperoleh.

14. Perawatan
a. Sejak permulaan segera setelah pengecoran. Beton harus dilindungi dari pengeringan dini, temperatur
yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dipertahankan dengan kehilangan
kelembaban yang minimal dan dengan temperatur yang relatif tetap untuk suatu perioda waktu yang
disyaratkan untuk menjamin hidrasi yang baik dari semen dan pengerasan betonnya.

b. Beton harus dirawat, setelah mengeras secukupnya, dengan menyelimuti memakai lembaran yang
menyerap air yang harus selalu basah untuk perioda paling sedikit 3 hari. Seluruh lembaran atau selimut
untuk merawat beton harus cukup diberati atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan terbuka
terhadap aliran udara. Bila cetakan kayu digunakan, cetakan tersebut harus dipertahankan basah pada
setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan dan pengeringan beton.

Pasal 24
PEKERJAAN BAJA TULANGAN UNTUK BETON

1. Uraian
Pekerjaan itu harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan spesifikasi dan
Gambar , serta Buku Pegangan Standart praktis untuk detail struktur beton bertulang, Institut Beton Amerika
Baja tulangan beton yang polos dan yang berulir, dan juga kawat baja yang dibentuk dalam keadaan dingin
(cold drawn steel wire) untuk tulangan beton.

2. Standar Rujukan
a. A.C.I 315 Buku pegangan standar praktis untuk detail struktur beton bertulang, Institut Beton Amerika.
b. AASHTO M31-77 Baja tulangan beton yang polos dan yang berulir

3. Toleransi
a. Toleransi untuk pembuatan (fabrikasi) harus seperti yang disyaratkan dalam ACI 315.
b. Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup bagian luar dari baja
tulangan sesuai dengan gambar.

4. Penyimpanan dan Penanganan


a. Kontraktor harus mengangkut tulangan ketempat kerja dalam ikatan, diberi label, dan ditandai dengan
label metal yang menunjukkan ukuran, panjang batang dan informasi lainnya
b. Kontraktor harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan sedemikian untuk mencegah
pengotoran, korosi, atau kerusakan.

5. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan dari Pekerjaan Yang Tak Memuaskan


a. Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak boleh digunakan dalam pekerjaan :
- Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransi pembuatan yang
disyaratkan dalam ACI 315
- Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukan pada gambar atau gambar kerja akhir

- Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih atau oleh sebab lain.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 16
b. Dalam hal kekeliruan dalam pembuatan bentuk tulangan. Barang yg telah dibengkokan tidak boleh
dibengkokan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan Konsultan Pengawas. Pembengkokan kembali
dari batang harus dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui lain olehKonsultan Pengawas.
Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokan kembali lebih dari satu kali pada tempat
yang sama tidak diijinkan digunakan pada pekerjaan. Kekeliruan yang tidak dapat diperbaiki oleh
pembengkokan kembali, atau bila pembengkokan kembali tidak disetujui oleh Konsultan Pengawas,
harus diperbaiki dengan mengganti menggunakan batang yang baru yang dibengkokan dengan benar
dan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang disyaratkan.
c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk pemotongan dan pembengkokan
tulangan, dan harus menyediakan stok yang cukup dari batang lurus di tempat, untuk pembengkokan
yang dibutuhkan dan untuk memperbaiki kekeliruan atau penggantian.

6. Penggantian Ukuran Tulang


Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diijinkan bila secara jelas disahkan oleh Konsultan
Pengawas.

7. Material
a. Baja tulangan
- Baja tulangan yang digunakan adalah Baja Polos U 24 untuk baja tulangan dengan diameter lebih
kecil atau sama dengan 12 mm. dan U37 diatas diameter 12 mm memakai tulangan ulir
b. Pengikat untuk tulangan
- Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja.
- Pembuatan dan penempatan.

8. Pembengkokan
a. Terkecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas, seluruh tulangan harus dibengkokkan dalam
keadaan dingin dan sesuai dengan prosedur ACI 315 menggunakan batang yang pada awalnya lurus
dan bebas dari tekukan, bengkokanbengkokan atau kerusakan. Bila penggunaan panas untuk
pembengkokan di lapangan disetujui oleh Konsultan Pengawas, tindakan pengamanan harus diambil
untuk menjamin bahwa sifat dari baja tidak terlalu banyak berubah.
b. Batang dari diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok.
9. Penempatan dan Pengikatan
a. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran, lumpur, oli,
cat, karat dan kerak, percikan aduk atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan
dengan beton.
b. Tulangan harus secara tepat ditempatkan sesuai dengan gambar dan dengan kebutuhan selimut
penutup minimum yang disyaratkan

c. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser
sewaktu operasi pengecoran. Pengelasan dari batang melintang atau pengikat terhadap baja tarik
utama tidak diperkenankan.
d. Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang keseluruhan yang ditunjukkan pada gambar.
Penyambungan (splicing) dari batang, terkecuali ditunjukkan pada gambar, tidak akan diijinkan tanpa
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
e. Bila sambungan (splice) yang menumpang disetujui maka panjang yang menumpang haruslah 40
diameter batang dan batang tersebut harus diberikan kait pada ujungnya.
f. Pengelasan dari baja tulangan tidak akan diijinkan terkecuali diperinci dalam gambar atau secara
khusus diijinkan oleh Konsultan Pengawas secara tertulis. Bila Direksi menyetujui pengelasan dan
penyambung, maka sambungan dalam hal ini adalah las tumpu ujung yang menembus penuh.
Pendinginan benda las dengan air tidak diijinkan.
g. Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan meninggalkan permukaan beton sehingga tidak akan
tampak dari luar.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 17
Pasal 25
PEKERJAAN ADUKAN SEMEN

1. Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan dan pemasangan adukan untuk penggunaan dalam beberapa
pekerjaan dan sebagai pekerjaan akhir permukaan pada pasangan batu atau struktur lain sesuai dengan
spesifikasi ini.

2. Standar Rujukan
a. AASHTO M 45 – 70 Agregat untuk adukan pasangan
b. AASHTO M 85 – 75 Semen Portland
c. ASTM C476 Adukan dan Bahan pengisi untuk penguatan pasangan

3. Material Campuran
a. Material
- Semen harus sesuai persyaratan dalam AASHTO M 45
- Agregat halus harus memenuhi persyaratan dalam AASHTO M 45
b. Campuran
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan ini, harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur
dalam proporsi yang telah ditentugan dalam Gambar kerja. Adukan yang disiapkan harus memiliki kuat
tekan yang memenuhi persyaratan yang diperlukan.

4. Pencampuran dan Pemasangan


a. Pencampuran
- Seluruh material kecuali air harus dicampur, baik dalam kolak yang rapat atau dalam alat
pencampur adukan yang disetujui, hingga campuran telah berwarna merata, baru setelah itu air
dimasukan dan pencampuran dilanjutkan selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus
sedemikian sehingga menghasilkan aduk dengan konsistensi (kekentalan) yang diperlukan tetapi
tidak boleh melebihi 70% dari berat semen yang digunakan

- Adukan dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk penggunaan langsung. Jika perlu
adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal.
Pengadukan kembali setelah waktu tersebut, tidak diperbolehkan.
- Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus dibuang.

b. Pemasangan
- Permukaan yang akan menerima adukan harus dibersihkan dari oli atau lempung dan kotoran
lainnya dan secara menyeluruh telah dibasahi sebelum adukan dipasang. Air yang menggenang
pada permukaan harus dikeringkan sebelum penempatan adukan.
- Bila digunakan sebagai lapis permukaan, adukan harus dipasang pada permukaan bersih yang
lembab dengan jumlah yang cukup untuk menghasilkan tebal minimum 1.5 cm dan harus dibentuk
menjadi permukaan yang halus dan rata.

Pasal 26
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan pondasi batu kali yang dimaksud adalah meliputi :
- Adukan 1 pc : 3 ps untuk kepala pondasi setinggi 20 cm.
- Adukan 1 pc :4 ps untuk bagian bawah pondasi.
- Aanstamping (pasangan batu kosong)
b. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukkan pada gambar. Pekerjaan
harus meliputi pengadaan seluruh material, galian, penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 18
diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian,
potongan dandimensi seperti yang ditunjukkan pada gambar.
c. Pasangan batu ini digunakan untuk konstruksi pondasi batu kali.

2. Persyaratan Bahan-bahan
a. Batu kali
- Batu harus bersih, keras, tanpa alur atau retak dan harus dari macam yang diketahui awet. Bila perlu,
batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
- Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat di tempatkan saling mengunci bila
dipasang bersama.
b. Semen portland / PC
Semen yang digunakan adalah Semen Portland jenis Portland Cement Tipe PC dan merupakan hasil
produksi dalam negeri. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk
digunakan. Penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban,
bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen tersebut di lokasi pekerjaan.
c. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, bersih dari campuran kotoran dan tanah.
Pasir laut tidak boleh digunakan.
d. Adukan
Adukan harus merupakan campuran antara semen dengan pasir.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemasangan Batu
- Landasan dari adukan segar yang paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada pondasi yang
disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar
pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diambil untuk
menghindarkan pengelompokan dan batu yang berukuran sama.
- Batu harus dihampar dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus
dipasang sejajar dengan muka dari tembok, dari batu yang terpasang.
- Batu harus ditangani sehingga tidak menggunakan atau menggeser batu yang telah terpasang.
Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari yang dapat
ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru
dipasang tidak diperkenankan.
- Pemasangan batu kali untuk pondasi/dinding penahan tanah harus diberi dasar pasir setebal 10 cm,
disiram air hingga padat. Batu kali harus bersih dari kotoran dan tanah, ukuran sisi maksimum 30 cm
dan pemasangan harus bersilang. Semua permukaan bagian dalam harus terisi adukan (mortar)
sesuai dengan campuran yang digunakan, lubang antar batu yang besar harus diisi dengan batu
yang lebih kecil, sehingga tidak ada rongga di dalam pasangan.
- Dalam proses pengerasannya harus selalu dibasahi dengan disiram air sehari sekali selama 3 hari.
Selama pasangan tersebut belum sempurna membentuk pondasi/dinding penahan tanah yang
direncanakan, profil-profil tidak bolehdicabut.Pengurugan dengan tanah harus menunggu pasangan
pondasi/dinding penahan tanah benar-benar kering dan dilakukan setelah mendapat ijin dari
Pengawas.
b. Penempatan Adukan
- Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan secara menyeluruh dibasahi, cukup waktu untuk
memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima masing-masing
batu juga harus dibasahkan dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi dari batu
ke batu yang sedang dipasang.
- Tebal dari adukan, landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm - 5 cm dan harus minimum
diperlukan untuk menjamin terisinya seluruh rongga antara batu yang dipasang.
- Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga
batu hanya dipasang pada adukan semen yang makin mengeras. Bila batu menjadi longgar atau

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 19
lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka harus dibongkar, dan adukan dibersihkan
dan batu dipasang lagi dengan adukan segar.

Pasal 27
PEKERJAAN PASANGAN BATA

1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan pemasangan semua pekerjaan pasangan
bata seperti yang tertera pada gambar-gambar. Pelaksanaan harus benar-benar mengikuti garis-garis
ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar dan persyaratan ini.

2. Persyaratan Bahan-bahan
a. Batu Bata (Bata Merah)
Bata merah yang digunakan harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan tegak lurus, bidang-bidang
sisinya harus rata dan tidak menunjukkan adanya retak-retak, pembakarannya harus merata dan
matang. Bata merah tersebut ukurannya harus sejenis dan seragam.
b. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Portland jenis Portland Cement Tipe PC dan merupakan hasil
produksi dalam negeri. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya ridak dibenarkan untuk
digunakan. Penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban,
bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan
semen. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen tersebut di lokasi
pekerjaan.
c. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, bersih dari campuran kotoran dan
tanah. Pasir laut tidak boleh digunakan pada proyek ini.
d. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak, seperti minyak, asam dan unsur organik
lainnya.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Semua dinding bangunan dipasang ½ (setengah bata) yang diperkuat dengan kolom struktur dan kolom
praktis 11/11 cm beton bertulang, yang jarak peletakannya sesuai dengan gambar kerja.
b. Bata merah yang dipakai adalah jenis bata banting yang berkualitas baik, dan sebelum dipakai harus
dibersihkan dan direndam terlebih dahulu hingga buihnya habis.
c. Untuk pasangan dinding bata biasa dipakai adukan 1 pc : 4 ps, sedangkan untuk pasangan bata mulai
dari sloof beton bertulang sampai setinggi 30 cm diatas rencana lantai dipasang dinding trasraam dengan
adukan 1 pc : 3 ps.
d. Pasangan dinding bata trasraam dengan adukan 1 pc : 3 ps, juga dipakai untukmemperkuat pasangan
saluran air hujan dan pasangan pondasi rollag batu kali.
e. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.

Pasal 28
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan pemasangan semua pekerjaan plesteran
seperti yang tertera pada gambar-gambar. Pelaksanaan harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian,
bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar dan persyaratan ini.

2. Persyaratan Bahan-bahan
a. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Portland jenis Portland Cement Tipe PC dan merupakan hasil
produksi dalam negeri. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 20
digunakan. Penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban,
bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan
semen. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen tersebut di lokasi
pekerjaan.

b. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, bersih dari campuran kotoran dan
tanah. Pasir laut tidak boleh digunakan pada proyek ini.
c. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak, seperti minyak, asam dan unsur organik
lainnya.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum diplester bidang dinding harus dibasahi terlebih dahulu sampai jenuh, agar adukan dapat
melekat dengan baik.
b. Untuk pekerjaan plesteran dinding bata biasa dipergunakan adukan 1 pc : 4 ps, sedangkan untuk
plesteran dinding trasraam 1pc : 2 ps.
c. Untuk plesteran beton dipergunakan 1 pc : 4 ps, setelah dipermukaan beton yang akan diplester
dikasarkan terlebih dahulu dan disiram dengan air semen.
d. Semua pekerjaan plesteran dikerjakan dengan teknik sempurna, bidang-bidangnya rata, tegak
lurus/siku terhadap bidang lainnya kemudian diaci atau dihaluskan permukaannya dengan digosok
sampai licin. Agar didapat bidang plesteran yang rata permukaannya maka dalam pelaksanaanya
pemborong harus menginstruksikan kepada tukang batu agar membuat kepala-kepala plesteran setiap
bidangnya.
e. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas

Pasal 29
PEKERJAAN LANTAI/KERAMIK/GERANIT

1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan pemasangan semua pekerjaan lantai dan
keramik seperti yang tertera pada gambar-gambar. Pelaksanaan harus benar-benar mengikuti garis-garis
ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar dan persyaratan ini.

2. Persyaratan Bahan-bahan
a. Untuk lantai ruangan dipergunakan jenis keramik licin dan Kasar ukuran 30x60 cm (ruangan) dan 30 x
30 cm serta Geranit uk. 60x60 cm, dengan warna sesuai dengan persetujuan direksi/pengawas.
b. Bahan perekat untuk pekerjaan ini adalah acian Portland Cement PC biasa yang disetujui oleh
Pengawas/Perencana.
c. Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh-contoh ubin keramik yang akan dipakainya
kepada Pengawas/Pengelola Teknis untuk mendapatkan persetujuan.
d. Keramik yang gunakan adalah Geranit Emperial dan Garuda

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persetujuan, sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan (mock
up) yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna dan grouting-nya (kolotannya)
b. Sebelum pemasangan lantai keramik di lantai dasar dimulai, kontraktor wajib memeriksa lapisan
dasarnya terutama pemadatan tanah serta pembuatan lantai beton tumbuk 1 : 3 : 5 tebal 5 cm/ K-100
c. Untuk semua pasangan lantai menggunakan adukan 1 pc : 4 ps kecuali untuk ruang dan dinding KM/WC
menggunakan adukan 1 pc : 3 ps.
d. Pada sekeliling ruangan yang dipasang lantai Geranit Uk.60x60 cm kasar.
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 21
e. Pengisi celah antar ubin, digunakan acian Portland Cement sesuai dengan warna ubin yang dipasang
atau warna lain atas persetujuan Pengawas/Perencana.
f. Kontraktor harus melindungi keramik yang telah dipasang maupun adukan perata dan harus mengganti,
atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi, penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
g. Pada saat penyerahan pertama pekerjaan semua permukaan lantai dalam keadaan bersih dari kotoran
yang menempel pada muka lantai.
h. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.

Pasal 30
PEKERJAAN KOZEN, DAUN PINTU, JENDELA, VENTILASI
KOZEN PINTU/ JENDELA ALLUMINIUM DAN GANTUNGAN

8.1. KOZEN KAYU PINTU, JENDELA DAN VENTILASI BARU

8.1.1.Persyaratan Bahan Kozen Dan Daun Kayu

Adapun persyaratan bahan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :


(1). Semua kozen pintu dan jendela serta ventilasi dipakai kayu broti Meranti mutu – I yang cukup
kering dan baik tanpa cacat.
(2). Ukuran kozen disesuaikan dengan gambar rencana dan merupakan ukuran yang serut jadi.
(3). Semua kozen yang akan dicat dengan cat minyak harus terlebih dahulu dicat dasar / dempul dan
disetujui oleh direksi.
(4). Bidang – bidang kozen yang menyentuh adukan plesteran harus dipoles dengan cat menie sebanyak
1 x cat.
(5). Lubang – lubang bekas paku atau lubang – lubang yang terdapat dipermukaan kayu, harus terlebih
dahulu di dempul dan diamplas dan dibersihkan sebelum dicat.
(6). Kozen pintu dan jendela pada umumnya sebahan dengan ventilasi / jalusi dengan mutu bahan yang
sama dimana ukuran kozen adalah (5x13) cm dan daun ventilasi (2x13) cm dimana ukuran ini adalah
ukuran pasti.

8.1.2.Petunjuk Teknis
Dalam pelaksanaan perihal pekerjaan kayu, kozen, daun pintu dan jendela kontraktor dapat mengacu
kepada petunjuk teknis standar yang berlaku saat ini.
- Tata cara Pengecatan Kayu, SNI 03 – 2407 – 19991.
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, PKKI.
- Ukuran kozen, Daun Pintu dan Jendela, SKSNI S – 06 – 1991 - F
Dan semua bentuk kozen pintu jendela dan ventilasi harus sesuai dengan gambar kerja.

8.1.3.Pelaksanaan Pemasangan Baru


Petunjuk pelaksanaan pemasangan adalah sebagai berikut :
(1). Setelah rangka kozen sudah benar – benar memenuhi persyaratan diatas, maka penyetelan dapat
dilaksanakan atas persetujuan direksi lapangan ataupun konsultan pengawas.
(2). Kozen distel sedemikian rupa dan harus diwaterpass agar posisi kozen benar – benar vertikal.
Diperlukan kayu sokongan untuk memperkuat posisi kozen sebelum kozen benar – benar terpasang
kuat.
(3). Pemasangan batu bata pengunci atau penghubung ke kozen setelah pen sudah dipastikan dipasang
pada kozen dengan baik.
(4). Kontraktor harus menjamin posisi masing – masing kozen, sehingga pelaksanaan pemasangan daun
pintu atau jendela dan jalusi dapat dilaksanakan.
(5). Pasangan batu bata diatas kozen harus dibuat / disusun vertical atau (¼ bata). Dilarang keras
membuat pasangan batu bata diatas kozen dengan pasangan mendatar (½ batu).
(6). Semua kozen terpasang harus disokong agar jangan terjadi pengeseran lagi saat pemasangan batu
bata dan daun nantinya.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 22
(7). Kontraktor harus menjamin daun pintu, jendela tidak mengalami penurunan pada engselnya dan
apabila hal ini terjadi maka kontraktor harus melaksanakan perbaikan atas biaya sendiri sampai
memberi kepuasan kepada direksi.

8.2. PEKERJAAN DAUN PINTU DAN DAUN VENTILASI BARU

8.2.1.Petunjuk Umum

Daun pintu dibuat dari kayu Meranti mutu – I dan cara pembuatannya adalah sebagai berikut :
(1). Untuk menempel papan panel kayu kerangka pintu dipakai bahan perekat AIBON, dikerjakan secara
baik dan rapi.
(2). Pemasangan / penyetelan semua daun pintu dalam kozen baik celah – celah seponing sama ratanya
2 mm dan tidak melengkung.
(3). Tebal daun pintu rangka kayu dan lapisan papan dan panel kayu 20 cm bersih sudah diserut.
(4). Tebal papan panel 15-20 mm bersih merupakan ukuran yang sudah diserut atau jadi.
(5). Untuk daun pintu kamar mandi / WC khusus Alluminium untuk daun dan aluminium untuk kozen

8.2.2.Bahan Ventilasi
Papan jalusi dibuat dari kayu Kwalitas I yang cukup kering dan baik diserut di keempat sisinya mempunyai
ketebalan 2.0 cm atau 20 mm untuk jalusi kayu dan bahan kaca putih susu 5 mm untuk kamar mandi dan
kaca Rayben 5mm untuk ventilasi yang lain

8.2.3.Pemasangan Daun Pintu, Jendela Dan Ventilasi


Petunjuk pemasangan adalah sebagai berikut :
(1). Daun pintu dan Ventilasi harus dipasang sedemikian rupa dilengkapi dengan alat penggantung
seperti engsel dan grendel serta kunci.
(2). Daun pintu dan jalusi harus di stel sedemikian rupa, sehingga ancer untuk dibuka dan ditutup
(3). Kontraktor harus memastikan bahwa pemasangan sudah benar – benar Lancer bebas dan untuk
dibuka dan ditutup.
(4). Kontraktor harus menjamin bahwa pemasangan dan pintu tidak turun akibat kurang kuatnya engsel
yang dipasang.

8.3. PEKERJAAN DAUN JENDELA DAN BINGKAI DAN DAUN VENTILASI BARU

8.3.1. Bahan
Persyaratan dan petunjuk mengenai bahan adalah sebagai berikut :
(1). Kaca yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah kaca rayben dan kaca putih susu tebal 5 mm, merk
ASAHI kw – I. sesuai dengan gambar kerja
(2). Dempul yang digunakan untuk memasang kaca pada kozen, daun jendela dan pintu, agar tidak
menimbulkan suara pada waktu menerima getaran, harus dicari kualitas baik, produksi dari pabrik
yang disetujui oleh Direksi Teknik.
(3). Bahan untuk membersihkan kaca harus disetujui oleh Direksi Teknik.
(4). Untuk kaca dipakai rangka / frame kaca mati yang berkualitas baik, kw – I dan sesuai dengan gambar.
(5). Daun / jendela,dan jalusi harus dari kayu papan meranti batu mutu – I / kw – I

8.3.2. Pekerjaan Kaca dan Jalusi Pada Jendela


Petunjuk pekerjaan kaca dan jalusi pada jendela adalah sebagai berikut :
(1). Lingkup pekerjaan kaca adalah pengadaan bahan, alat pemotong, pembersih penggosok dan tenaga
kerja untuk pemasangan kaca.
(2). Kaca yang dipasang pada frame dan kaca semua sudutnya harus ditumpulkan dan sisi tepinya
digosok hingga tidak tajam.
(3). Setelah dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya retak / pecah atau tergores harus
diganti.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 23
(4). Kontraktor harus menjamin bahwa pemasangan frame dan kaca sudah dengan baik dan ancer untuk
dibuka dan ditutup.
(5). Daun jalusi harus dipasang dengan baik dan benar pada kozen jalusi / ventilasi dengan bingkai
maupun tidak dengan bingkai.

8.4. PEKERJAAN ALAT – ALAT PENGGANTUNG / PENGUNCI

8.4.1. Contoh Bahan


8.4.2. Kontraktor diwajibkan untuk memberikan contoh dari bahan yang akan dipakai kepada Direksi Teknik
sebelum pemasangan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan.
8.4.3. Persyaratan Alat Penggantung / Pengunci
Alat – alat penggantung / pengunci yang dipakai adalah kwalitas – I dengan petunjuk sebagai berikut :
(1). Semua alat penggantung dan pengunci untuk daun pintu dipakai buatan dalam negeri dengan mutu
yang disetujui oleh Direksi Teknik.
(2). Tiap – tiap daun pintu single dan double, penggantung dan pengunci / dilengkapi, sebagai berikut :
(i). 1 (satu) buah kunci tanam double slag stainless stell yang sekualitas dengan merk SAR
kualitas – I.
(ii). 3 (tiga) pasang engsel cabut 5” bermutu baik Kw-I stainless steel setara merek SAR untuk
pintu single.
(iii). 2 (dua) buah grendel vertical 6” berkualitas baik stain less steel. Kw-I, setara merek SAR.
(iv). 1 buah grendel horizontal berukuran 4” stainless steel. kw-I.
(v). Khusus pintu utama, kunci tanam pelor (double Cylinder) harus merk SAR kualitas – I,
stainless steel

(3). Tiap daun jendela penggantung dilengkapi sebagai berikut :


(i). 2 (dua) buah engsel ukuran 4” stainless steel, kw – I, merek SAR.
(ii). 2 (dua) buah hak angin 6” stainless steel, kw – I, merek SAR
(iii). 2 (dua) buah handle stainless steel, kw – I, Kepinsky
(iv). 2 (dua) buah grendel vertical 2” stainlees steel, kw –I, merek SAR
(4). Tiap daun ventilasi,alat penggantung yang dilengkapi seperti berikut
(1). 2 (dua) buah engsel 3 inch stainless stell kw – I, merek SAR
(2). 1 (satu) buah gerendel 2 inch stainless stell kw – I, merek SAR
(3). 1 (satu) buah handle stainless stell kw – I, merek SAR
(4). 2 (dua) buah hak angin stainless stell kw – I, merek SAR
(5). Pintu kamar mandi,alat penggantung/pengunci adalah sebagai berikut :
(1). Daun pintu terbuat dari Aluminium kw – I, lengkap engsel dan kunci
(2). Pekerjaan ini sudah mencakup pekerjaan penggantung dan pengunci

8.4.4. Pemasangan Alat Penggantung dan Pengunci Baru


Petunjuk pemasangan adalah sebagai berikut :
(1). Semua alat – alat penggantung dan pengunci harus dipasang sesuai dengan petunjuk diatas dan
harus terpasang dengan baik, kuat dan rapi.
(2). Pemasangan kunci harus benar – benar baik, sehingga masing – masing anak kunci dapat digunakan
(3). Anak kunci harus diberi tanda untuk memudahkan penggunaan anak kunci tersebut.
(4). Penyerahan gembok atau anak kunci harus disaksikan oleh Direksi, sehingga memberikan kepuasan bagi
pemakai dan Direksi.

(5) Kosen Pintu dan Jendela menggunakan bahan dari Kayu dan Alluminium merk YKK

Pasal 31
PEKERJAAN KACA

1. Lingkup Pekerjaan

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 24
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga dan pemasangan semua
pekerjaan kaca seperti yang tertera pada gambar-gambar. Pelaksanaan harus bernar-benar mengikuti garis-
garis ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar dan persyaratan ini.

2. Persyaratan Bahan-bahan
a. Jenis kaca yang dipergunakan disesuaikan dengan gambar perencanaan dengan ketebalan 5 mm jenis
kaca polos dan kaca Buram susu.
b. Kontraktor harus memberikan contoh bahan, brosur serta data teknis kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Semua list kaca dipasang dengan kuat dan kokoh, pada sponning agar diberi dempul.
b. Mengingat sifat kaca akan memuai pada saat terkena sinar matahari, maka dalam pelaksanaan
pemasangan agar diberi jarak antara list dengan kaca beberapa milimeter.
c. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
Pasal 32
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan konstruksi baja yang dimaksud adalah meliputi pekerjaan semua bagian – bagian yang dalam
gambar dinyatakan sebagai baja. Adapun ukuran dan ketentuan- ketentuan lainnya disesuaikan dengan yang
tercantum pada gambar.

2. Persyaratan Bahan-bahan
a. Semua bagian / bahan baja yang digunakan / dipasang harus dari jenis yang sama kwalitasnya dan
semua profil baja harus dalam kondisi baru dan sebelum dikerjakan baja tersebut harus dalam keadaan
baik atau dalam artian bebas dari puntiran, lubang – lubang dan bengkokan.
b. Jenis Baja yang dipergunakan adalah baja jenis ST-37 dengan tegangan leleh baja minimum adalah
minimum 3.700 Kg/Cm².
c. Pengawas dapat meminta agar profil baja yang ada dilapangan diperiksa dan bila dianggap perlu
dilakukan pengujian dilaboratorium mengenai mutu dan ukurannya atas biaya Kontraktor.
d. Permukaan bahan baja harus bebas dari kotoran , minyak, cat dan lain-lain bahan asing.
e. Kawat las yang dipergunakan adalah ARC-welding dengan menggunakan Mild Steel Electrode jenis
Eutictic Rod “Unimatic 600” (AC-DC) dengan tensile strength 68.000 psi atau kawat las lain dengan
kualitas sama. Kawat las harus dijaga selalu dalam keadaan kering.
f. Baut mur dan cincin baut (selain dari baja keras).
Semua baut dan mur hitam harus pas dan mempunyai kepala yang ditempa, tepat, konsentrasi dan
siku dengan kepala serta mur yang hexagonal (kecuali bila jenis kepala yang lain diisyaratkan pada
gambar rencana). Kekuatan minimum sama dengan bahan ST.37 batang baut haruslah lurus dan baik.
Bila dipakai baut pas, diameternya harus seperti diameter yang tertera pada gambar rencana dan harus
dikelompokkan dengan cermat sesuai dengan ukuran panjang batangnya yang tak beralur. Diameter
lubang cincin baut adalah 1,50 mm lebih besar dari diameter baut. Untuk konstruksi lantai tingkat semua
baut-baut dipergunakan baja keras HTB (High Tenion Bolt) F 10 T.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Syarat-syarat pelaksanaan umum
- Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas dari
puntiran, tekukan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 25
sehingga dalam memasang tidak akan memerlukan pengisi kecuali bila gambar detail
menunjukan hal tersebut.
- Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang dengan hati hati untuk
menghasilkan tampak yang rapi sekali.
- Kontraktor diharuskan mengambil ukuran ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan dan tidak
hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang pekerjaan pada tempatnya, terutama pada
bagian bagian yang terhalang oleh benda lain.
- Setiap bagian pekerjaan yang buruk yang tidak memenuhi ketentuan diatas, akan ditolak dan
harus diganti. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan-bengkokan
dan sambungan-sambungan yang terbuka.
- Konstruksi baja yang telah selesai dikerjakan harus segera dilindungi terhadap pengaruh
pengaruh udara, hujan dan lain-lain dengan cara yang memenuhi persyaratan.
- Sebelum bagian - bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua bagian yang perlu sudah
diberi lubang dan sudah dibersihkan dari tahi besi, maka bagian bagian itu harus diperiksa dalam
keadaan dicat.
- Semua pekerjaan yang akan dimulai kontraktor diwajibkan membuat detail gambar kerja (shop-
drawing) untuk disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.

b. Penyambungan dan pemasangan


- Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati. Logam yang dilas harus bebas dari retak dan
lain-lain cacat yang mengurangi kekuatan sambungan dan pemukaannya harus halus.
Permukaan-permukaan yang dilas harus sama dan rata serta kelihatan teratur. Las-las yang
menunjukan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya Kontraktor.
- Pekerjaan las harus dilakukan didalam bengkel, pekerjaan las yangdilakukan di lapangan harus
sama standarnya dengan pekerjaan las yang dilakukan didalam bengkel, dan tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan pada waktu basah atau hujan.
- Untuk penyambungan las lumer permukaan yang akan di las harus bebas dari kotoran minyak,
cat dan lain-lain. Cara pengelasan harus dilakukan menurut persyaratan yang berlaku atau
disetujui oleh Direksi dan KonsultanPengawas. Las yang dipakai yaitu las sudut dan las tumpul.
Mutu las minimal harus sama dengan mutu dari profil yang bersangkutan. Bila diperlukan
dengan pengujian laboratorium. Pekerjaan pengelasan yang akan tampak harus dihaluskan
sehingga sama dengan permukaan sekitarnya.
- Direksi dan Konsultan Pengawas berhak mengadakan test terhadap hasil pengelasan di Balai
Penelitian Bahan bahan menurut standard yang berlaku di Indonesia atas biaya Kontraktor,
jika pekerjaan penyambungan dinilai meragukan.

c. Pemasangan di tempat pembangunan


- Pemborong berkewajiban untuk menjaga supaya lapangan untuk menumpuk barang yang telah
diserahkan kepadanya, tetap baik keadaannya dan jika perlu untuk menyokong bagian-bagian
konstruksi yang harus diangkut diberi kayu penutup sandar-sandar dan sebagainya.
- Bagian bagian profil baja harus diangkat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi puntiran-
puntiran, bila perlu digunakan ikatan-ikatan sementara untuk mencegah timbulnya tegangan yang
melewati tegangan yang diijinkan, dan ikatan sementara tersebut dibiarkan terpasang sampai
pemasangan seluruh konstruksi selesai.
- Pengelasan diatas harus dilaksanakan pada saat konstruksi telah dalam keadaan diam dan
bebas dari beban penutup atap.

d. Meluruskan, memadatkan dan melengkungkan


- Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh di lakukan pada bagian non struktural,
untuk melengkungkan harus digunakan gilingan-gilingan lengkung.
- Melengkungkan pelat dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari tidak boleh kurang dari tiga
kali tebal pelat, demikian juga untuk batang-batang di bidang dan badannya.
- Melengkungkan batang-batang menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan dalam keadaan
panas.
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 26
- Melengkungkan dalam keadaan panas harus dilakukan segera setelah bahannya dipanaskan
menjadi merah tua.
- Melengkungkan dan memukul dengan martil tidak boleh dilakukan, bilamana bahan yang
dipanaskan tidak lagi menyinarkan cahaya.

e. Paku keeling dan baut


- Baut yang dipergunakan untuk konstruksi harus mempunyai ukuran sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar.
- Pemasangan baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai kekokohan yang merata antara
yang satu dan lainnya.
f. Perlindungan pekerjaan-pekerjaan baja dengan cara pengecatan
Pengecatan baja menggunakan meni besi ICI dan cat enemel ICI dua kali, warna akan ditentukan
kemudian.
g. Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase percobaan pada halaman
bengkel. Yang terlindung dari cuaca untuk mendapat persetujuan Pengawas, seluruh bagian dan
sambungannya.Kontraktor bertanggung jawab untuk menjaga keamanan pekerjaan besi dan
memperbaiki semua kerusakan sampai diserahkan dan diterima baik di lapangan. Sebelum pekerjaan
dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

Pasal 33
PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP

1. Lingkup Pekerjaan
Perkerjaan penutup atap yang dimaksud adalah pekerjaan rangka atap dan pemasangan penutup atap Seng
Spandeck 0,35 mm yang dipasang dengan kemiringan atap sesuai dengan gambar.

2. Persyaratan Bahan-bahan
a. Untuk pekerjaan rangka atap menggunakan bahan baja ringan (zincalum) baik gordeng, reng, kasau
dan sebagainya.
b. Ukuran material-material rangka atap disesuaikan dengan hasil perhitungan produsen rangka atap baja
ringan (zincalum).Dimensi Rangka Atap Kuda-Kuda adalah C.75.75 dan Reng R.30.45 merk TASO.
c. Bahan penutup atap yang digunakan adalah Seng Spandeck 0,35 mm serta harus dalam kondisi baru
dan tidak rusak permukaannya atau cacat – cacat lainnya.
d. Kontraktor harus memberikan contoh bahan, brosur serta data teknis kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
e. Penyimpanan semua bahan atap harus memperhatikan cara-cara sedemikian rupa sehingga bahan
atap terhindar dari lecet, retak, tertekuk selama penyimpanan.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Dalam pemasangan penutup atap harus diperhatikan benar-benar dan dipasang sedemikian rupa agar
jangan sampai terlihat bergelombang dan alurnya tidak lurus, yang mengakibatkan kelihatan tidak
estetika.
b. Kontraktor harus menyerahkan shop drawing kepada Pengawas untuk persetujuan tertulis bagi
pemasangan.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 27
c. Sebelum pemasangan penutup atap semua pekerjaan yang mendahuluinya telah disetujui oleh
Pengawas, diantaranya rangka atap, pekerjaan gording dll.
d. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.

Pasal 34
PEKERJAAN PLAFOND

1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga dan pemasangan semua
pekerjaan plafond seperti yang tertera pada gambar-gambar. Pelaksanaan harus bernar-benar mengikuti
garis-garis ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar dan persyaratan ini.

2. Persyaratan Bahan-bahan
a. Material rangka plafond yang digunakan adalah Furing.
b. Plafond PVC Merk KIMI.
c. Pelaksana harus menyerahkan contoh material baik Plafond PVC maupun rangka plafond kepada
pengawas.
d. Bahan langit-langit disimpan/ditumpuk dengan lantai terangkat, dan harus bebas dari genangan air,
dan diusahakan agar mudah untuk diadakan pemeriksaan dan pengamatan.
e. Tinggi tumpukan tidak boleh lebih dari 2 (dua) meter dan diusahakan terlindung dari cuaca dan
diusahakan udara masih tetap berhembus.

3. Pelaksanaan Pekerjaaan
a. Pemasangan rangka plafond harus rata sehingga tidak menimbulkan permukaan plafond menjadi
bergelombang dan mengganggu estetika.
b. Pelaksana harus menyediakan steger-steger agar pada waktu pemasangan langitlangit tidak merusak
lantai ataupun pekerjaan–pekerjaan lain yang telah selesai.
c. Langit-langit hanya boleh dipasang setelah semua pekerjaan yang akan ditutup selesai terpasang.
Perhatikan pemasangan langit-langit, yang berhubungan dengan lampu-lampu, KM/WC, diffuser-
diffuser, AC, pinggiran-pinggiran dan sebagainya.
d. Langit-langit yang terpasang harus dibuka kembali jika terjadi perbaikan pekerjaan-pekerjaan yang
berada di atasnya (mekanikal, elektrikal atau memperbaiki pekerjaan) dan harus dipasang kembali
dengan kondisi baik dan rapi serta mendapat persetujuan dari Pengawas / Pengelola Teknis.
e. Pelaksana harus membuat lobang manhole sesuai kebutuhan dengan lokasi-lokasi yang sudah
mendapat persetujuan Pengawas / Pengelola Teknis.
f. Rangka harus benar-benar dipasang kuat dengan jarak dan ukuran sesuai dengan gambar kerja dan
syarat-syarat yang ditentukan.
g. Compound harus dikerjakan dengan rata, sehingga tidak nampak adanya sambungan.

Pasal 35
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga dan pemasangan semua
pekerjaan cat dan laburan seperti yang tertera pada gambar-gambar. Pelaksanaan harus benar-benar
mengikuti garis-garis ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar dan persyaratan
ini.
2. Persyaratan Bahan
a. Cat serta pelapis-pelapis klain yang akan digunakan disini, adalah setara jenis Emulsi Acrylic, produksi
merk Jotun untuk cat dinding dalam dan luar (menggunakan cat Jotun TYPE CAT JOTASHIELD
COLOUR EXTREME (KHUSUS CAT LUAR) dan merk ICI jenis Syntetic Super Gloss Danapaint atau ,
Platon, Kuda Terbang untuk cat Besi dan Kayu. Kontraktor harus menunjukkan bukti bahwa cat yang

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 28
dibeli harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan kepada Konsultan Pengawas/
Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan.
- Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang
transparan ukuran 30 x 30 cm2.
- Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicamtu pengawasan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan dan jenis (dari dasar s/d lapisan akhir).
- Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas. Jika contoh-contoh
tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Pengawas.
- Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock up seperti tercantum di atas.
- Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas, untuk kemudian akan diteruskan kepada
pemberi tugas, minimal 5 gallon tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
- Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencamtukan dengan jelas identitas cat yang
ada didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh Pemberi Tugas.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pengerjaan (Mock Up)
- Sebelum pengecatan keseluruhan yang dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada
satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
- Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Pengawas.
- Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas dan bidang-bidang ini akan
dipakai sebagai standar minimal bagi keseluruhan pekerjaan pengecatan.
b. Pekerjaan Cat Dinding.
- Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran dinding bangunan dan
finishing / atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
- Untuk dinding-dinding luar (exterior walls) bangunan digunakan cat untuk exterior jenis Emulsi
Acrylic, produksi Jotun.
- Untuk dinding-dinding dalam (interior walls) bangunan digunakan cat jenis Emulsi Acrylic produksi
, produksi Jotun.
- Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retak–retak dan
Kontraktor meminta persetujuan kepada Pengawas.
- Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat
setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
- 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai
bersih betul. Selanjutnya di dinding dicat dengan menggunakan Roller.
- Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 lapis alkali resistance sealer yang dilanjutkan
dengan 3 lapis acrylic emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut:
• Lapisan I, encer (tambahan 20 % air).
• Lapisan II, kental.
• Lapisan III encer.
- Untuk warna-warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan
nomor percampuran (batch number) yang sama.
- Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada
bagian yang belang dan terhadap bidang dinding harus dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
c. Pekerjaan Cat Langit-Langit
- Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit gypsum maupun pelat beton
atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
- Cat yang digunakan jenis Acrylic Emulsi, Jotun Exterior, warna ditentukan Direksi setelah
melakukan percobaan pengecatan.
- Selanjutnya semua metode/prosedur sama, dengan pengecatan dinding lapis alkali resistance
sealer pada pengecatan langit-langit ini.

d. Pekerjaan Cat Besi.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 29
- Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi yang terlihat dan
pekerjaan besi lain ditentukan dalam gambar, kecuali ditentukan lain.
- Cat yang dipakai adalah merk ICI jenis Syntetic Super Gloss ,Danapaint, Platon, dan Kuda
Terbang.
- Pekerjaaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diampelas halus dan bebas
debu, minyak dan lain-lain.
- Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las dan ujung-
ujungnya yang tajam diberi “touch up” dengan 2 lapis, setelah itu lapisan tebal 40 micron diulaskan.
- Setelah kering sesudah 8 jam, dan diampelas kembali disemprot 1 lapis. Setelah 16 jam
mengering baru lapisan akhir disemprot 3 lapis.
e. Pekerjaan Waterproofing
- Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh ahlinya yang ditunjuk penyalur sampai mendapat Sertifikat
Jaminan (pemeliharaan cuma-cuma) untuk 10 tahun
- Bagian-bagian yang harus diberi lapisan waterproofing adalah :
• Pelat-pelat atap beton
• Lantai-lantai toilet, kamar mandi & WC
• Bagian-bagian lain yang ditentukan pada gambar
- Seluruh lapisan-lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain, harus menutupi pula kaki-kaki
setiap bidang tegak(dinding-dinding, listplank) sampai setinggi 20 Cm.
- Sebelum pelaksanaan lapisan dasar tersebut, bidang permukaan yang akan dilapisi harus sudah
diplester rata dan bidang permukaan harus sudah dimiringkan minimal 1 % ke arah pembuangan,
kemudian dibersihkan dari segala macam kotoran-kotoraan dan debu dengan menggunakan
pompa kompresor, sapu-sapu / sikat dan dijaga supaya tetap kering.
- Lapisan dasar primer harus menutupi seluruh permukaan termasuk setiap celah-celah di sekeliling
lubang pembuangan, khusus pada bagian lubang pembuangan diperkuat perekatannya dengan
fibre glass 2 lapis, sedang pada tekukan bidang permukaan yang mudah digenangi air perlu
ditambahkan Polyethyling Sheet dari produksi yang sama.
- Sistem Aplikasi :
• Permukaan beton rata (bebas dari kroposan & tonjolan-tonjolan).
• Pemasangan lapisan primer (dibiarkan 3 – 29 jam, tergantung kondisi cuaca).
• Pemasangan super telcolm dipasang dari arah bidang terendah.
• Dilanjutkan dengan perkerasan finishing selanjutnya.

Pasal 36
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN ARMATURE

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan kabel toevoer
b. Pemasangan box panel dengan sistem MCB lengkap dengan grounding
c. Pemasangan instalasi titik cahaya serta stop kontak.

2. Persyaratan Bahan
a. Semua bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus dalam keadaan 100% baru, dalam keadaan baik dan
sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.
b. Kontraktor harus memberikan brosur/contoh peralatan yang akan dipasang, lengkap dengan data
teknis serta ukuran-ukuran fisiknya untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengawas / Pengelola
Teknis.
c. Panel-Panel
- Semua tipe panel adalah jenis indoor.
- Panel terbuat dari pelat baja setebal 2 mm dengan penguat besi siku atau besi kanal dan dicat
dasar tahan karat di bagian luar dan dalam, sebelum dicat akhir dengan cat oven warna abu-abu
muda.
- Kotak panel dan benda konduktif lain yang tidak boleh bertegangan harus dihubungkan dengan
baik secara elektrik dengan busbar pentanahan.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 30
- Semua mur dan baut harus tahan terhadap karat dilapisi cadmium. Semua bagian-bagian dari
baja harus bersih dan harus dilindungi terhadap karat sebelum diasembled. Pengecatan harus
dengan 2 lapis warna abu-abu atau warna lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Busbar disangga secara kokoh dengan insulator berbahan keramik.
- Busbar netral dan busbar pentanahan dipasang pada sisi yang bersebrangan.
- Semua bagian yang menghantarkan listrik seperti busbar atau terminal- terminal dan lain-lain dan
harus silver plated atau dilapisi bahan lain yang mencegah oksidasi.
- Circuit Breaker harus tipe Moulded Case Circuit Breaker (MCCB), dengan merk semutu Merlin
Gerin, Siemens atau AEG.
- Komponen-komponen lain harus semutu Merlin Gerin, Siemens, Circutor atau AEG.
- Ujung – ujung kabel harus mempunyai sepatu kabel.
- Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus dihubungkan menjadi
satu secara elektrik dengan baik. Rel pentanahan sepanjang panel harus disediakan dan bagain
metal yang disebut diatas harus dihubungkan. Rel pentanahan dihubungkan dengan kawat
tembaga (BC) dengan penampang sesuai dengan gambar kerja dan ditanam sampai diperoleh
tahanan pentanahan maksimum 5 ohm.
- Kabel daya NYY seperti ditunjukkan dalam gambar harus semutu : Supreme, Eterna, Kabelindo,
Kabel Metal, Tranka Kabel ( 4 besar )
- Kabel toevoer yang digunakan adalah jenis NYY 4x10 mm semutu : Supreme, Eterna, Kabelindo,
Kabel Metal, Tranka Kabel ( 4 besar ) kabel tanam
- Saklar engkel atau double dan stop kontak semutu merk panasonic.
- Kabel-kabel instalasi didalam ruangan dipakai jenis kabel NYA 1 x 2,5 mm untuk stop kontak,
saklar dan AC, sedangkan NYA 1 x 2,5 mm untuk titik lampu. Kabel yang digunakan kualitas
semutu Supreme atau Eterna.
- Jenis lampu yang dipakai :
• Lampu Downlight LED 23 Watt Merk Hannock
• Lampu Downlight LED 18 Watt Merk Hannock
• Lampu Downlight LED 10 Watt Merk Hannock
- Fitting instalasi seperti pipa conduit, fleksible join, T-Dos, Inbow Dos dan sebagainya
menggunakan merk Clipsal.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Semua pemasangan alat – alat / instalasi listrik harus dipasang oleh tukang-tukang yang
berpengalaman dengan cara yang harus disetujui oleh pengawas dan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
b. Pemasangan titik lampu, saklar dan stop kontak
c. Tinggi saklar dan stop kontak ditentukan 1,40 m dari permukaan lantai setempat. Tiap-tiap stop kontak
harus diberi penghantar tanah.
d. Pemasangan titik lampu/armatur dari jenis lampu yang telah ditentukan dan dipasang sesuai dengan
jumlah yang tertera dalam gambar.
e. Pekerjaan instalasi yang memiliki ketergantungan dengan pekerjaan lain seperti instalasi dalam diding
harus dicermati. Kontraktor tetap bertanggung jawab terhadap kerapian dan kualitas pekerjaan dinding
yang harus dibobok ketika terjadi keterlambatan penkerjaan instalasi listrik.
f. Stop kontak dan panel induk/pembagi harus dihubungkan dengan tanah atau system pentanahan
(grounding).
g. Sistem pentanahan atau grounding terdiri dari kawat BC, kawat tersebut dimasukkan kedalam pipa besi
galvanis diameter 1” atau sesuai dengan petunjuk PLN setempat dengan kedalaman 3 m atau sampai
tercapai sistem pentanahan dengan maksimum tahanan sebesar 5 ohm.

h. Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja instalasi listrik yang sebenarnya yang dibuat oleh instalatur
yang mempunyai sertifikat / PAS PLN.
i. Sebelum seluruh pekerjaan listrik diserahkan harus diadakan uji coba terlebih dahulu dan disaksikan
oleh Konsultan Pengawas atas uji coba tersebut.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 31
j. Saklar dan Stop Kontak menggunakan bahan merk Panasonic

Pasal 38
PEKERJAAN AKHIR

1. Kontraktor harus menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera dalam kontrak, Gambar-gambar dan
Syarat-syarat pada Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ataupun perubahan yang terdapat dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh Konsultan Pengawas
dan Pihak Pemimpin Proyek.
2. Pada saat pekerjaan akan diserah-terimakan untuk pertama kalinya (Provisional Hand Over - PHO),
Kontraktor harus menyerahkan :
- Gambar-gambar yang sebenarnya (As Built Drawing) yang telah disetujui.
- Gambar instalasi listrik yang sebenarnya.
- Foto-foto pelaksanaan pekerjaan.

3. Bersama-sama dengan Konsultan Pengawas, kontraktor harus meneliti, mencatat dan menyetujui, bagian-
bagian pekerjaan yang belum sempurna, untuk dibuatkan daftar (Check List) pekerjaan-pekerjaan yang akan
diperbaiki dalam masa pemeliharaan.

Padang, April 2024


DIREVIEW DAN DITETAPKAN OLEH :
PEJABAT PEMBUAT KOMITEMEN

FAJRI HIDAYAT, SST, M.Si


NIP. 19810408 201101 1 006

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 32
DAFTAR MATERIAL YANG DIGUNAKAN
No. Jenis Material Spesifikasi Material Keterangan
1 Baja H-Beam Uk. 300x300x15x10 mm
2 Baja WF Uk. 400x200x13x8 mm
3 Anchor M24
4 Base Plate Uk. 500x500x25 mm
5 Plat Besi Tbl. 20 mm
6 Bolt/ Baut M16
7 Plat Besi Tbl. 15 mm
8 Plat Besi Tbl. 10 mm
9 Plat Besi Tbl. 8 mm
10 Besi Wiremesh M10
11 Floordeck tbl. 0,75 mm
12 Cat Kilat Besi Platon/ Kuda Terbang
13 Batu Bata Uk. 5x10x20 cm
14 Bata Ringan Uk. 10x20x60 cm
15 Waterproofing Sika Proofing
16 Besi UNP 250x90x9 mm
17 Besi Siku 50x50x5 mm
18 Besi Plat Bunga tbl. 6 mm
19 Dynabolt M8
20 Kosen Pintu/ Jendela YKK
Alluminium
21 Kayu Kosen Pintu/ Daun Kayu Kelas I- Meranti
22 Engsel Pintu SAR
23 Kunci Tanam Hafele Mortice Lock
24 Plafond PVC Merk Kimi
25 Spun Pile  400 mm Product WIKA

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 33
26 Beton Cor K-300 Readymixed
27 Beton Cor K-250 Readymixed
28 Beton Cor K-175 Sitemix
29 Alluminium Composite Panel Merk Seven Tbl. 4 mm
(ACP
30 Rangka Atap Baja Ringan TASO
31 Besi Beton U24 dan U37
32 Geranit 60x60 cm Merk Emperial dan Garuda
33 Atap Seng Spandeck Tbl. 0.30 mm
34 Pipa Air Kotor dan Bersih Merk AW
35 Kran Air ¾” Steanlless
36 Floor Drain Steanlless
37 Pipa Listrik Clipsal 20 mm
38 Kabel NYA Supreme/ Eterna
39 Kabel Tanam NYY Supreme/ Eterna
40 Lampu Led Hannock
41 Semen Semen Padang Type PC
42 Cat Tembok Jotun Eksterior
43 Vynil Vinyl Alvera Type 4/0,5 mm
44 Pintu Stell Door Marks Steel Door, Material
Powder Coating, Gallvanize
Steel Material Warna Putih, Uk.
2100mm x 900mm

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Mahad Al-Jamiah Tuanku Imam Bonjol 34

Anda mungkin juga menyukai