Iqro Djuman (23071025)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Peran Pendidikan dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik

Iqro djuman (23071025)


[email protected]
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Luwuk

Abstrak

Pendidikan Karakter adalah tantangan terbesar dalam dunia pendidikan, terutama


di Indonesia. Peningkatan kualitas pembelajaran diperlukan untuk mencetak
lulusan yang kompetitif dan adaptif terhadap perubahan, yang memiliki
kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan
dalam kehidupan mereka. Pendidikan karakter harus dimulai sejak usia dini,
khususnya dalam lingkup SD. Tujuan dan fungsi pendidikan karakter adalah
membangun potensi emosi dan hati nurani peserta didik untuk memiliki kepekaan
sosial terhadap diri sendiri, keluarga, dan lingkungan. Fungsi pendidikan karakter
adalah mengasah kemampuan dasar peserta didik untuk berpikir cerdas,
berperilaku, bermoral, dan berbuat hal positif .
Kata Kunci : Peran, Pendidik Karakter, & Peserta Didik

Abstract

Character education is the biggest challenge in the world of education, especially in


Indonesia. Improving the quality of learning is needed to produce graduates who are
competitive and adaptive to change, who have the ability to think creatively in
solving problems and making decisions in their lives. Character education must start
from an early age, especially in elementary school. The aim and function of character
education is to build students’ emotional potential and conscience to have social
sensitivity towards themselves, their families and the environment. The function of
character education is to hone students’ basic abilities to think intelligently, behave,
have morals and do positive things.
Keywords: Roles, Character Educators, & Students

PENDAHULUAN 21, di mana manusia dihadapkan pada


Tantangan utama pendidikan di berbagai tantangan yang muncul akibat
Indonesia adalah meningkatkan globalisasi dan perkembangan
kualitas pembelajaran untuk mencetak teknologi informasi serta komunikasi.
lulusan yang kompetitif, responsif Era globalisasi ditandai dengan
terhadap perubahan, dan mampu persaingan di berbagai aspek
berpikir kreatif dalam menghadapi kehidupan, perubahan cepat, dan
masalah. Hal ini penting di era abad ke- kompleksitas sosial.
dan prasarana, perbaikan kurikulum,
Berdasarkan filosofi Kurikulum 2013 peningkatan kualifikasi pendidikan,
yang tertuang dalam UU No. 20/2003 dan pendanaan. Dengan tersedianya
tentang Sistem Pendidikan Nasional, beragam fasilitas belajar, seperti alat
pendidikan didefinisikan sebagai upaya bantu mengajar, proses belajar dapat
sadar dan terencana untuk berjalan dengan baik dan
menciptakan lingkungan belajar dan memungkinkan mahasiswa serta dosen
proses pembelajaran yang mengembangkan kreativitas mereka.
memungkinkan peserta didik
mengembangkan potensi mereka Fungsi dan tujuan pendidikan nasional
secara aktif, sehingga memiliki terdapat dalam pasal 3 UU No. 20
kekuatan spiritual, moral, dan Tahun 2003, yang menyatakan bahwa
pengendalian diri yang dibutuhkan bagi pendidikan nasional bertujuan untuk
diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan mengembangkan kemampuan dan
negara. UU ini disusun berdasarkan membentuk karakter serta peradaban
filosofi negara, yaitu Pancasila bangsa yang bermartabat untuk
(Kurinasih, 2014:33). mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selain itu, pendidikan nasional juga
Menurut Abdullah (2014:1), bertujuan untuk mengembangkan
pendidikan memberikan kesempatan, potensi peserta didik agar menjadi
harapan, dan pengetahuan bagi siswa individu yang beriman dan bertakwa
untuk menjalani hidup yang lebih baik. kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat,
Kesempatan dan harapan yang lebih berpengetahuan, cakap, kreatif,
besar sangat bergantung pada kualitas mandiri, dan menjadi warga negara
pendidikan yang diakses. Pendidikan yang demokratis serta bertanggung
juga bisa menjadi kekuatan perubahan jawab.
untuk menciptakan kondisi yang lebih
baik. Karakter mencakup sifat kejiwaan,
akhlak, perilaku, dan watak yang
Untuk meningkatkan kualitas membedakan individu satu sama lain.
pendidikan, pemerintah telah Karakter adalah kunci keberhasilan
melakukan perbaikan di berbagai setiap individu dan penentu
bidang, termasuk penyediaan sarana keberhasilan bangsa dalam
mempersiapkan masa depannya. nasional berfungsi untuk
Pendidikan karakter berarti mengembangkan kemampuan dan
menjalankan upaya yang terencana dan membentuk karakter serta peradaban
berkelanjutan untuk membangkitkan bangsa yang bermartabat untuk
kesadaran dan keyakinan setiap mencerdaskan kehidupan bangsa.
individu Indonesia bahwa masa depan Selain itu, pendidikan bertujuan untuk
yang lebih baik dapat diraih dengan mengembangkan potensi peserta didik
memperkuat karakter rakyat agar menjadi manusia yang beriman
Indonesia. dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
Pendidikan karakter berasal dari dua berpengetahuan, cakap, kreatif,
kata, yakni pendidikan dan karakter. mandiri, dan menjadi warga negara
Menurut beberapa ahli, pendidikan yang demokratis serta bertanggung
memiliki pengertian yang bervariasi jawab.
tergantung pada perspektif, paradigma,
metodologi, dan disiplin ilmu yang Menurut Williams & Schnaps (1999),
digunakan. Salah satunya menurut pendidikan karakter melibatkan
Teguh Triwiyanto, pendidikan adalah berbagai upaya yang dilakukan oleh
usaha menggali potensi manusia dan anggota sekolah, orang tua, dan
memberikan pengalaman belajar masyarakat untuk membantu anak-
terstruktur dalam berbagai bentuk anak dan remaja mengembangkan sifat
pendidikan formal, nonformal, dan peduli, mandiri, dan bertanggung
informal, baik di dalam maupun di luar jawab.
sekolah, sepanjang hidup, untuk
memaksimalkan potensi individu agar Tujuan pendidikan karakter di sekolah
mereka dapat berperan tepat dalam adalah mengembangkan potensi emosi
kehidupan. Teguh (2014: 23-24). dan hati nurani peserta didik, sehingga
mereka memiliki jiwa sosial dan
Peran pendidikan karakter dalam dunia kepedulian terhadap diri sendiri,
pendidikan semakin dikuatkan oleh UU keluarga, dan lingkungannya. Fungsi
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan karakter adalah mengasah
Pendidikan Nasional. UU tersebut kemampuan dasar peserta didik agar
menegaskan bahwa pendidikan dapat berpikir cerdas, berperilaku baik,
bermoral, dan memberikan kontribusi yang memerlukan observasi atau
positif bagi diri sendiri, keluarga, dan wawancara langsung untuk
masyarakat. mengumpulkan data.

METODOLOGI PENELITIAN Dalam studi ini, peneliti mencari


Penelitian ini adalah sebuah ulasan informasi yang relevan dengan isu yang
literatur yang menggunakan dibahas dengan mencari dan membaca
pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam berbagai sumber referensi. Studi
pendekatan deskriptif ini, peneliti literatur adalah analisis data pustaka
mengeksplorasi beberapa opsi untuk yang dapat memberikan solusi atau
mengatasi masalah yang ada dengan jawaban terkait masalah penelitian.
mengumpulkan, mengatur, Kajian literatur dapat memberikan
mengklasifikasikan, menganalisis, dan hasil yang diharapkan dengan
menafsirkan data. Pengumpulan data memanfaatkan sumber data yang
dalam penelitian ini dilakukan melalui tersedia.
studi literatur, melibatkan analisis
berbagai jenis dokumen seperti KAJIAN PUSTAKA
dokumen tertulis, gambar, maupun Kajian ini menekankan pentingnya
elektronik. pendidikan karakter dalam
menciptakan peserta didik yang
Sumber tertulis yang dimanfaatkan kompetitif dan adaptif di dunia
termasuk buku, jurnal, dan artikel pendidikan Indonesia. Pendidikan
akademis (Muhtarom, 2020:114-123). karakter perlu dimulai sejak usia dini,
Dalam studi ini, peneliti menggunakan terutama dari tingkat sekolah dasar,
metode pustaka, meliputi pengumpulan untuk mengembangkan potensi emosi
data dari bahan pustaka, membaca, dan hati nurani siswa. Tujuan
mencatat, dan mengolah informasi utamanya adalah membangun
penelitian. Jenis penelitian ini kepekaan sosial terhadap diri sendiri,
melibatkan beragam sumber pustaka keluarga, dan lingkungan. Fungsi
seperti buku, jurnal ilmiah, majalah, pendidikan karakter adalah untuk
surat kabar, dan dokumen lain sebagai memperkuat kemampuan berpikir
objek penelitian (Sari, 2020). Penelitian kritis, perilaku baik, dan moralitas,
ini berbeda dengan jenis penelitian lain sehingga peserta didik dapat
memberikan kontribusi positif bagi diri pekerti yang baik.
mereka sendiri, keluarga, dan
masyarakat. Selain itu, pendidikan Mandat Undang-Undang Sistem
memiliki peran penting dalam Pendidikan Nasional Tahun 2003 ini
membentuk karakter siswa dengan bertujuan untuk menghasilkan generasi
meningkatkan kemampuan kognitif, Indonesia yang cerdas secara akademis
afektif, dan psikomotorik mereka. dan memiliki karakter serta
Pendidikan karakter juga mendorong kepribadian yang kuat, menghasilkan
inovasi dalam setiap tingkat generasi yang berkembang dengan
pendidikan melalui interaksi yang nilai-nilai luhur bangsa dan agama.
harmonis antara siswa, guru, keluarga, Pembentukan kepribadian erat
dan lingkungan sekitarnya. kaitannya dengan pembangunan
karakter Sumber Daya Manusia (SDM).
ISI DAN PEMBAHASAN Pembangunan karakter SDM sangat
Kewajiban untuk menghidupkan penting untuk mewujudkan Indonesia
kembali pendidikan karakter yang mampu menghadapi tantangan
tercantum dalam Undang-Undang No. regional dan global (Muchlas dalam
20 Tahun 2003 tentang Sistem Sairin, 2001:211). Tantangan tersebut
Pendidikan Nasional, Pasal 3. Undang- meliputi kemampuan generasi muda
undang ini menyatakan bahwa yang tidak hanya cerdas secara kognitif,
pendidikan nasional bertujuan untuk tetapi juga memiliki aspek afektif dan
mengembangkan kemampuan dan moral yang kuat. Pendidikan karakter
membentuk karakter serta peradaban diperlukan untuk membentuk individu
bangsa yang bermartabat guna yang berintegritas moral, sehingga
mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah mereka dapat saling menghormati,
satu tujuan utama pendidikan nasional jujur, dan peduli terhadap lingkungan.
adalah pembentukan karakter. Pasal 1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Menurut Lickona (1992), pentingnya
Nasional Tahun 2003 menekankan pendidikan karakter didasari oleh: (1)
bahwa pendidikan nasional bertujuan Banyaknya generasi muda yang
untuk mengembangkan potensi peserta terdampak oleh kurangnya
didik agar mereka memiliki pemahaman akan nilai-nilai moral; (2)
kecerdasan, kepribadian, dan budi Memberikan nilai-nilai moral kepada
generasi muda adalah salah satu fungsi Lickona dalam Elkind dan Sweet
utama peradaban; (3) Sekolah (2004) menjelaskan bahwa pendidikan
berperan penting dalam membangun karakter adalah upaya terencana untuk
karakter ketika anak-anak tidak membantu individu memahami, peduli,
mendapatkan pengajaran moral dari dan bertindak berdasarkan nilai-nilai
orang tua, masyarakat, atau lembaga moral dan etika. Pendidikan karakter
keagamaan; (4) Terdapat nilai-nilai mengajarkan kebiasaan berpikir dan
moral universal seperti kepedulian, bertindak yang memungkinkan orang
kepercayaan, rasa hormat, dan hidup dan bekerja bersama sebagai
tanggung jawab; (5) Demokrasi keluarga, teman, tetangga, anggota
memerlukan pendidikan moral karena masyarakat, dan warga negara.
demokrasi adalah sistem yang Pandangan ini menekankan bahwa
diciptakan, diterapkan, dan dijalankan pendidikan formal, nonformal, dan
oleh masyarakat; (6) Pendidikan tidak informal harus mengajarkan peserta
bisa terlepas dari nilai-nilai, dan didik untuk peduli dan membantu satu
sekolah mengajarkan nilai-nilai setiap sama lain tanpa diskriminasi,
hari, baik sengaja maupun tidak berdasarkan nilai-nilai moral dan
sengaja; (7) Komitmen terhadap persahabatan. Dalam hal ini, peran
pendidikan karakter penting bagi pendidik dan tokoh teladan sangat
mereka yang ingin menjadi guru yang penting dalam membentuk karakter
baik; dan (8) Pendidikan karakter yang peserta didik atau anak.
efektif meningkatkan kepedulian, IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
partisipasi masyarakat, dan kinerja KARAKTER.
akademis di sekolah. Alasan-alasan ini Salah satu cara untuk menerapkan
menunjukkan pentingnya menanamkan pendidikan karakter adalah melalui
pendidikan karakter sejak dini untuk Pendekatan Holistik, yang melibatkan
mengatasi berbagai masalah masa integrasi pembentukan karakter dalam
depan, seperti menurunnya perhatian seluruh aspek kehidupan sekolah.
terhadap lingkungan, kurangnya Berikut adalah karakteristik
tanggung jawab, dan rendahnya pendekatan holistik (Elkind dan Sweet,
kepercayaan diri. 2005): (1) Semua aspek di sekolah
dibangun berdasarkan pengembangan
hubungan antara siswa, guru, dan
komunitas; (2) Sekolah berfungsi tekankan; (2) Memberikan pelatihan
sebagai komunitas siswa yang peduli, kepada guru tentang cara
dengan hubungan yang jelas antara mengintegrasikan pendidikan karakter
siswa, guru, dan sekolah; (3) dalam kehidupan dan budaya sekolah;
Pembelajaran emosional dan sosial (3) Bekerjasama dengan orang tua dan
memiliki porsi yang sama dengan masyarakat untuk menekankan
pembelajaran akademis; (4) Kerjasama pentingnya perilaku karakter bagi
dan kolaborasi antara siswa lebih keberhasilan siswa di sekolah dan
diutamakan daripada kompetisi; (5) kehidupan mereka; dan (4)
Nilai-nilai seperti keadilan, rasa Memberikan kesempatan kepada
hormat, dan kejujuran diintegrasikan kepala sekolah, guru, orang tua, dan
ke dalam pembelajaran sehari-hari baik masyarakat untuk menjadi teladan
di dalam maupun di luar kelas; (6) perilaku sosial dan moral (US
Siswa memiliki banyak kesempatan Department of Education).
untuk menerapkan perilaku moral
melalui kegiatan seperti pembelajaran Berdasarkan konsep pendekatan
pelayanan; (7) Disiplin dan manajemen holistik dan upaya yang dilakukan oleh
kelas difokuskan pada penyelesaian lembaga pendidikan, penting untuk
masalah daripada penggunaan hadiah memahami bahwa proses pendidikan
dan hukuman; dan (8) Model karakter harus berlangsung terus-
pembelajaran yang dipimpin guru menerus sehingga nilai-nilai moral
diubah menjadi kelas yang lebih yang telah ditanamkan pada anak tidak
demokratis di mana guru dan siswa hanya terbatas pada jenjang
bekerja bersama untuk membangun pendidikan tertentu atau hanya muncul
kesatuan, norma, dan menyelesaikan di lingkungan keluarga atau
masalah. masyarakat. Selain itu, praktik moral
yang diterapkan anak seharusnya tidak
Peran lembaga pendidikan atau sekolah bersifat formalitas, melainkan harus
dalam melaksanakan pendidikan benar-benar melekat pada jiwa anak.
karakter meliputi: (1) Melibatkan guru,
orang tua, dan siswa untuk Menjadi bangsa yang maju dan
menentukan dan mendefinisikan berkembang adalah cita-cita setiap
elemen karakter yang ingin mereka negara di dunia. Kemajuan suatu
bangsa sangat dipengaruhi oleh peserta didik untuk perilaku yang baik
kualitas pendidikannya. Dengan di tempat kerja; dan (7) Mengajarkan
pendidikan yang baik, suatu bangsa nilai-nilai budaya. Pendidikan karakter
akan memiliki sumber daya manusia yang diberikan kepada siswa sebagai
yang berkualitas dan tidak mudah generasi penerus bangsa bertujuan
dikendalikan oleh pihak lain. untuk membentuk rasa hormat,
Pendidikan adalah kebutuhan utama tanggung jawab, kejujuran, kepedulian,
bagi bangsa yang ingin maju dan keadilan, dan keyakinan pada Tuhan
berkembang. Peningkatan mutu Yang Maha Esa.
pendidikan memberikan dampak besar
pada kemajuan suatu bangsa. Pendidikan karakter berdasarkan enam
nilai etis yang dikenal sebagai Enam
Menurut Williams & Schnaps (1999), Pilar Pendidikan Karakter meliputi: (1)
pendidikan karakter melibatkan Kepercayaan: peserta didik harus
kolaborasi antara anggota sekolah, mampu jujur, membangun reputasi
bekerja sama dengan orang tua dan yang baik, tidak mencuri, memiliki
masyarakat, untuk membantu anak- keberanian untuk bertindak benar, dan
anak dan remaja mengembangkan taat. (2) Respek: menghormati orang
sikap peduli, tegas, dan bertanggung lain, memiliki toleransi, dan sopan
jawab. Menurut Lickona (2004), ada santun. (3) Tanggung jawab: peserta
tujuh alasan pentingnya pendidikan didik harus berani bertanggung jawab
karakter: (1) Cara terbaik untuk atas tindakannya, berpikir sebelum
memastikan peserta didik memiliki bertindak, dan disiplin. (4) Keadilan:
kepribadian yang baik dalam hidup; (2) menegakkan kebenaran, berpikiran
Meningkatkan prestasi akademik; (3) terbuka, mengikuti aturan, mau
Beberapa peserta didik tidak bisa berbagi, dan tidak memanfaatkan orang
membentuk karakter yang kuat di lain. (5) Peduli: membantu orang yang
tempat lain; (4) Mempersiapkan membutuhkan, menunjukkan sikap
peserta didik untuk menghormati peduli, memaafkan orang lain. (6)
orang lain dan hidup di masyarakat; (5) Kewarganegaraan: menjadi warga
Mengatasi masalah sosial seperti negara yang patuh aturan, menjaga
kekerasan, pelanggaran seksual, dan lingkungan, berpartisipasi dalam
ketidaksopanan; (6) Mempersiapkan kegiatan masyarakat, serta mampu
bekerjasama. lain, sopan, bertanggung jawab atas
tindakan mereka, tidak menyalahkan
Pilar keenam menekankan pentingnya orang lain, tidak mengambil
menjaga lingkungan, sehingga keuntungan dari orang lain, peduli
pendidikan lingkungan hidup perlu sesama, membantu mereka yang
diperkenalkan di kalangan masyarakat membutuhkan, menjadi warga negara
karena pelestarian lingkungan adalah yang baik, bekerja sama dengan orang
tanggung jawab bersama. lain, dan mematuhi aturan dan hukum.
Bangsa yang maju dan berkembang,
Dengan memiliki keenam pilar aman, damai, dan sejahtera dapat
tersebut, sebuah bangsa akan memiliki tercapai, dan korupsi serta terorisme
warga negara yang dapat dipercaya, dapat diberantas.
jujur,tidak mencuri, menghargai orang
SIMPULAN kurangnya tanggung jawab, dan
Berdasarkan pembahasan hasil rendahnya rasa percaya diri.
penelitian, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan berperan krusial dalam
pendidikan memiliki peran penting membentuk karakter siswa, baik dari
dalam membentuk karakter siswa. segi kemampuan kognitif, afektif,
Menanamkan pendidikan karakter maupun psikomotorik, serta
sejak dini sangatlah penting untuk memberikan sentuhan inovatif dalam
menghadapi masalah yang semakin setiap jenjang pendidikan melalui
kompleks di masa depan, seperti interaksi antara siswa, guru, keluarga,
kurangnya perhatian dan kepedulian dan lingkungan sekitar.
anak terhadap lingkungan sekitar,
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S.R., 2017. Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum 2016


Jakarta: Bumi Aksara.

Lickona (1992) Lickona, Thomas, Educating for Character: How Our Schools Can.
Muhtarom, 2020. Pengembangan Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa
di Pesantren Education Development of Nation Character and Culture in
Pesantren, Jumal Diklat

Keagamaan, Vol. 14, no. 2, Mei-Agustus 2020, h. 114-123. Sairin, Weinata. 2001.
Pendidikan yang Mendidik. Jakarta: Yudistira. Sari, D. N., & Khatimah, N.
(2018). Meningkatkan Kemampuan Seni Anak Dengan Teknik

Kreasi Cap Jari Warna-Warni Kelompok B TK Pertiwi 25 Pucangsimo Kecamatan


Bandarkedungmulyo Jombang, PAUD Teratai, 07, 1-6. Teach Respect and
Responsibility. New York: Bantam Books, 1992.

Teguh, T. (2014). Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara. U. S. Department


of Education. Office of Safe and Drug-Free Schools. 400 Maryland Avenue,

SW. Washington, DC. Williams, M., & Schnaps, E. (Eds.) (1999). Character Education:
The foundation for teacher. Education. Washington, DC: Character Education
Partnership

Anda mungkin juga menyukai