Adam, Jurnal

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS PEMBAKARAN PADA MESIN DIESEL DAN CARA

KERJA

OLEH

ANDI ADAM BRYAN

Diploma tiga perawatan mesin Politeknik sinar mas berau coal 2023.

Jl.tumbit melayu, teluk bayur, berau

Email: [email protected]

ABSTRACT : I thank God Almighty. By all means, I was able to complete a


research report entitled "The Combustion Process in a Diesel Engine" in a timely
manner.the explanation in the contents of this simple research can make it easier
for readers to understand the combustion process in diesel engines The author
realizes that the research results are still far from perfect, and have deficiencies in
various aspects. For that, author
1.PENDAHULUAN

Latar belakang mesin diesel adalah mesin yang sistem pembakarannya


di dalam (internal combutionengine) menjadi pilihan banyak pengguna
motor bakar untuk kendaraannya karena keunggulan effisiensi bahan bakar.
Sebagai efek dari semakin ketatnya peraturan terhadap pencemaran lingkungan
hidup, mesin diesel menjadi salah satu pilihan dalam pemakaiansistem internal-
combustion engine.internal combustion engine ini kita temui dalam sistemmobil,
kapal, alat pembangkit listrik portable, bus, traktor dan lain-lain. Salah
satukeunggulan mesin diesel adalah sistem pembakarannya.Langkah Hisap.
Piston (torak) bergerak dari TMA ke TMB, katup masuk membuka dan katup buang
tertutup. Udara murni terhisap masuk ke dalam silinder diakibatkan oleh dua hal.
Pertama, karena kevakuman ruang silinder akibat semakin memperbesar volume
karena gerakan torak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB), dan
kedua, karena katup masuk (hisap) yang terbuka. Gambar 2. (diagram kerja katup
motor diesel 4 langkah), tanda panah putih melambangkan derajad pembukaan
katup hisap. Katup hisap mulai membuka beberapa derajat sebelum torak (piston)
mencapai TMA (dalam contoh: 10° sebelum TMA) dan menutup kembali beberapa
derajad TMB (dalam contoh: 49° setelah TMB). Langkah Kompresi. Poros engkol
berputar, kedua katup tertutup rapat, piston (torak) bergerak dari TMB ke TMA.
Udara murni yang terhisap ke dalam silinder saat langkah hisap, dikompresi hingga
tekanan dan suhunya naik mencapai 35 atm dengan temperatur 500°-800°C (pada
perbandingan kompresi 20 : 1). Gambar 2 menunjukkan katup hisap baru menutup
kembali setelah beberapa derajad setelah TMB (dalam contoh : 49° setelah TMB).
Dengan kata lain, langkah kompresi efektif baru terjadi setelah katup masuk (hisap)
benar-benar tertutup. Langkah Pembuangan Katup buang terbuka dan piston
bergerak dari TMB ke TMA. Karena adanya gaya kelembamam yang dimiliki oleh
roda gaya (fly wheel) yang seporos dengan poros engkol, maka saat langkah usaha
berakhir, poros engkol tetap berputar. Hal tersebut menyebabkan torak bergerak.

1. Langkah Hisap. Piston (torak) bergerak dari TMA ke TMB, katup masuk
membuka dan katup buang tertutup. Udara murni terhisap masuk ke dalam silinder
diakibatkan oleh dua hal. Pertama, karena kevakuman ruang silinder akibat semakin
memperbesar volume karena gerakan torak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati
bawah (TMB), dan kedua, karena katup masuk (hisap) yang terbuka. Gambar 2.
(diagram kerja katup motor diesel 4 langkah), tanda panah putih melambangkan
derajad pembukaan katup hisap. Katup hisap mulai membuka beberapa derajat
sebelum torak (piston) mencapai TMA (dalam contoh: 10° sebelum TMA) dan
menutup kembali beberapa derajad TMB (dalam contoh: 49° setelah TMB).

2. Langkah Kompresi. Poros engkol berputar, kedua katup tertutup rapat, piston
(torak) bergerak dari TMB ke TMA. Udara murni yang terhisap ke dalam silinder
saat langkah hisap, dikompresi hingga tekanan dan suhunya naik mencapai 35 atm
dengan temperatur 500°-800°C (pada perbandingan kompresi 20 : 1). Gambar 2
menunjukkan katup hisap baru menutup kembali setelah beberapa derajad setelah
TMB (dalam contoh : 49° setelah TMB). Dengan kata lain, langkah kompresi
efektif baru terjadi setelah katup masuk (hisap) benar-benar tertutup.

3. Langkah Usaha (pembakaran). Poros engkol terus berputar, beberapa derajat


sebelum torak mencapai TMA, injektor (penyemprot bahan bakar) menginjeksikan
bahan bakar ke ruang 9bakar (di atas torak / piston). Bahan bakar yang diinjeksikan
dengan tekanan tinggi (150-300 atm) akan membentuk partikel-partikel kecil
(kabut) yang akan menguap dan terbakar dengan cepat karena adanya temperatur
ruang bakar yang tinggi (500-800°C). Pembakaran maksimal tidak terjadi langsung
saat bahan bakar diinjeksikan, tetapi mengalami keterlambatan pembakaran
(ignition delay). Dengan demikian meskipun saat injeksi terjadi sebelum TMA
tetapi tekanan maksimum pembakaran tetap terjadi setelah TMA akibat adanya
keterlambatan pembakaran (ignition delay). Proses pembakaran ini akan
menghasilkan tekanan balik kepada piston (torak) sehingga piston akan terodorong
ke bawah beberapa saat setelah mencapai TMA sehingga bergerak dari TMA ke
TMB. Gaya akibat tekanan pembakaran yang mendorong piston ke bawah
diteruskan oleh batang piston (torak) untuk memutar poros. Langkah Pembuangan
Katup buang terbuka dan piston bergerak dari TMB ke TMA. Karena adanya gaya
kelembamam yang dimiliki oleh roda gaya (fly wheel) yang seporos dengan poros
engkol, maka saat langkah usaha berakhir, poros engkol tetap berputar. Hal tersebut
menyebabkan torak bergerak dari TMB ke TMA. Karena katup buang terbuka,
maka gas sisa pembakaran terdorong keluar oleh gerakan torak dari TMB ke TMA.
Setelah langkah ini berakhir, langkah kerja motor diesel 4 langkah ( 4 Tak ) akan
kembali lagi ke langkah hisap. Proses berulangulang tersebut di atas disebut siklus
diesel.

Klasifikasi mesin diesel

1. Menurut siklus kerja, dapat dibagi menjadi mesin diesel empat langkah dan dua
langkah.

2. Menurut metode pendinginan, dapat dibagi menjadi mesin diesel berpendingin


air dan berpendingin udara.

3. Menurut mode asupan, ini dapat dibagi menjadi mesin diesel supercharged dan
non-supercharged (disedot secara alami).

4. Menurut kecepatan dapat dibagi menjadi kecepatan tinggi (lebih dari 1000
putaran / menit), kecepatan sedang (350 ~ 1000 putaran / menit) dan mesin diesel
kecepatan rendah (kurang dari 350 putaran / menit).

5. Menurut ruang bakar, dapat dibagi menjadi tipe injeksi langsung, tipe ruang
vortex, dan tipe mesin diesel tipe pre-chamber.

6. Menurut mode aksi tekanan gas, dapat dibagi menjadi mesin diesel kerja-tunggal,
kerja-ganda, dan berlawanan-piston.

7. dapat dibagi menjadi mesin diesel satu silinder dan multi-silinder sesuai dengan
jumlah silinder.
8. Menurut penggunaannya, dapat dibagi menjadi mesin diesel kelautan, mesin
diesel lokomotif, mesin diesel mobil, mesin diesel pembangkit listrik, mesin diesel
pertanian, dan mesin diesel untuk mesin konstruksi.Motor bakar diesel biasa
disebut juga dengan Mesin diesel (atau mesin pemicu kompresi ). Mesin diesel
pertama diperkenalkan oleh Rudolph Diesel,seorang ilmuan jerman pada tahun
1892. Mesin diesel adalah mesin pembakaran dalam, karena cara penyalaan bahan
bakarnya dilakukan dengan menyemprotkan bahan bakar ke dalam udara yang
bertekanan dan bertemperatur tinggi, sebagai akibat dari proses kompresi ada
beberapa hal yang mempengaruhi kinerja mesin diesel, antara lain besarnya
perbandingan kompresi, tingkat homogenitas campuran bahan bakar dengan udara,
karakteristik bahan bakar (termasuk cetane number), dimana cetane number
menunjukan kemampuan bahan bakar itu sendiri.Mesin diesel memiliki efisiensi
termal terbaik dibandingkan dengan mesin pembakaran dalam maupun pembakaran
luar lainnya, karena memiliki rasio kompresi yang sangat tinggi. Mesin diesel
kecepatan-rendah (seperti pada mesin kapal) dapat memiliki efisiensi termal lebih
dari 50%.Mesin diesel dikembangkan dalam versi dua-tak dan empat-tak. Mesin ini
awalnya digunakan sebagai pengganti mesin uap. Sejak tahun 1910-an,mesin ini
mulai digunakan untuk kapal dan kapal selam, kemudian diikuti lokomotif, truk,
pembangkit listrik, dan peralatan berat lainnya. Motor diesel adalah jenis khusus
dari mesin pembakaran dalam karakteristik utama pada mesin diesel yang
membedakannya dari motor bakar yang lain, terletak pada metode pembakaran
bahan bakarnya (Arismunandar W, Koichi Tsusada, 1986 ).

1.Tempat dan waktu


Tempat penelitian direncanakan atau laksanakan di Bengkel PT Tekukur indah jaya
labanan makmur. Waktu yang direncanakan untuk penelitian, diperkirakan paling
lama 4 bulan
2.bahan dan metode

1.bahan

Gambar 1 Excavator Ex200 merek komatsu yang akan di analisa

Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

1. Silinder

Silinder adalah , tempat dimana bahan bakar dibakar dan daya ditimbulkan. Bagian
dalam silinder dibentuk dengan lapisan liner atau selongsong ( sleev ). Diameter
dalam silinder disebut lubang ( bore).

2. Kepala silinder ( cylinder head )

Menutup satu ujung silinder dan sering berisikan katup tempat

udara dan bahan bakar diisikan dan gas buang dikeluarkan


Gambar 2 kepala silinder
3. Torak ( piston )

Ujung lain dari ruang kerja silinder ditutup oleh torak yang meneruskan kepada
poros daya yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar. Cincin torak
( piston ring ) yang dilumasi dengan minyak mesin menghasilkan sil ( seal ) rapat
gas antara torak dan lapisan silinder. Jarak perjalanan torak dari ujung silinder ke
ujung yang lain disebut langkah ( stroke ).

Gambar 3 torak piston

(Sumber:https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/2a/LPI_003.J
PG/800px-LPI_003.JPG)

4.Connecting rod

Dalam sebuah mesin piston, batang piston menghubungkan piston ke crank atau
poros engkol. Bersama dengan crank, sistem ini membentuk mekanisme sederhana
yang mengubah gerak lurus/linear menjadi gerak melingkar. Batang piston juga
dapat mengubah gerak melingkar menjadi gerak linear. Batang torak atau
connecting rod adalah suatu komponen utama mesin yang berfungsi untuk
menghubungkan piston ke poros engkol dan selanjutnya menerima tenaga dari
piston yang diperoleh dari pembakaran dan meneruskannya ke poros engkol.

Gambar 4 Connecting rod

(sumber: https://anugerahjayabearing.com/wp-
content/uploads/2020/10/connecting-rod.jpg)

5.Fly Wheel

Roda gila adalah sebuah roda yang dipergunakan untuk meredam perubahan
kecepatan putaran dengan cara memanfaatkan kelambanan putaran. Karena sifat
kelambanannya ini roda gila dapat menyimpan energi mekanik untuk waktu
singkat. Roda gila dipergunakan untuk membuat torsi yang dihasilkan oleh motor
bakar lebih stabil. komponen yang berfungsi untuk menjaga stabilitas perputaran
mesin pada mobil. Umumnya flywheel terbuat dari baja dengan bobot disesuaikan
dengan kapasitas mesin

Gambar 5 Fly Wheel


(sumber: https://www.suzuki.co.id/uploads/image/flywheel_adalah.jpg)
2.Alat-Alat
-Laptop

Digunakan untuk menyimpan dan mengolah data.laptop yang digunakan dalam


penelitian memiliki spesifikasi:

1). Processor : Intel Core i5

2).Memory :12 GB RAM

3).Windows :11 Home

4).ROM :512 GB

Adapun tahapan yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data untuk


penulisan tugas akhir adalah sebagai berikut: Library riset(Pengambilan data dari
literatur yang berhubungan dengan objek penelitian), data-data dipelajari dari
Manual Book, Operational Principle Agar penelitian ini berjalan lebih terarah dan
mendapatkan hasil yang lebih baik dan benar, maka langkah-langkah yang
dilakukan dari awal hingga akhir adalah

1. Menghidupkan mesin diesel.

2. Melakukan pemanasan mesin diesel selama ± 20 menit hingga temperatur mesin


mencapai temperatur kondisi operasi.

3. Mengatur pembebanan pada mesin diesel mulai 200 w sampai dengan 2000 w
dengan interval kenaikan setiap 200 w dengan tetap menjaga putaran mesin sebesar
2000 rpm setiap pembebanan.

4. Mencatat data-data yang dibutuhkan setiap kenaikan

beban, seperti: Waktu konsumsi minyak biodiesel setiap 10 ml.

Beda ketinggian manometer V.

Temperatur oli, cairan pendingin, gas buang.

Tegangan listrik (V) dan arus listrik (I).


5. Setelah pengambilan data selesai dilakukan, maka beban diturunkan secara
bertahap hingga beban nol.

6. Mesin dibiarkan dalam kondisi tanpa beban selama ± 5 menit.

7. Mesin dimatikan dan ditunggu kembali dingin

3.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1.Mesin Diesel adalah sejenis mesin 'Pembakaran dalam" lebih spesifik, sebuah
mesin pemicu kompressi, ketika udara dikompressi, suhu meningkat,mesin diesel
menggunakan sifat ini untuk menyalakan bahan bakar, udara dihisap kedalam
silinder Mesin Diesel dan dikompressikan oleh piston. Pada saat piston bergerak
keatas, bahan bakar minyak diesel dipompa ke ruang pembakaran dengan tekanan
tinggi melalui nozzle, dicampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi.
Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran diatas
mengembang, mendorong piston kebawah dengan tenaga yang kuat.Untuk
menyadari kemampuan mesin diesel 4 tak, penggunaan turbo charger ( T/C ) untuk
mengkompresikan udara yang sangat dibutuhkan,intercooler untuk mendinginkan
udara yang dipompa masuk keruang bakar oleh turbo charge meningkat sehingga
tekanan udara dan suhunya naik dimana pada saat akhir kompressi, suhunya
mencapi titik nyala bahan bakar, dan pada saat itulah dikabutkan bahan-bakar
kedalam silinder (ruang kompresi , melalui alat pengabut ( injector ), bahan-bakar
ditekan oleh pompa bahan-bakar dengan tekanan tinggi, antara 600 bar sampai 700
bar. Dengan tekanan tersebut bahan bakar masuk kedalam silinder ruang kompresi
dalam bentuk kabut tipis,

sehingga pada waktu bercampur dengan udara yang bersuhu dan tekanan
tinggi,langsung terbakar. Sehingga tenaga mekanis yang terjadi, diubah menjadi
tenaga mekanik, melalui crank shaft ( poros engkol ).Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pembakaran yang sempurna,sangat tergantung pada tekanan
dan suhu tinggr udara yang dikompresikan dan pengabutan bahan-bakar. Untuk
perawatan mesin penggerak utama ( mesin Induk), diperlukan ketelitian dan
kedisiplinan para masinis dalam menganalisa 14
factor-faktor penyebab kerusakan mesin penggerak utama dan dapat mengatasi
dan memperbaiki.Hal itu memerlukan pengalaman dan teori yang cukup, karena
kurangnya perhatian dan kedisiplinan para masinis, secara lambat tapi pasti, akan
timbul permasalahan pada mesin penggerak utama, sehingga mengganggu
pengoperasian mesin diesel.

Beberapa system pendukung kerja mesin yang ada pada mesin penggerak utama
mesin diesel adalah:

1. Sistem Pembakaran.

Proses pembakaran diartikan suatu proses kimia dari pencampuran bahan bakar
dengan zat asam dari udara. Umumnya memakai bahan -bahan cair yang
mengandung unsur zat arang ( C ),"zat cair ( H ), dengan sebagaian kecil zat
belerang ( S ), biasa disebut "hydro caxbon". Zat asam yang dibutuhkan didapat
dari udara, sebagaimana diketahui udara mengandung 23 % zat asam, dan 77% zat
lemas, bias dihitung dalam volume, atau 23% dengan 77% bila dihitung dalam berat
udara. Perlu diingat bahwa, pembakaran didalam silinder tidak

berlangsung sederhana, karena molekul bahan bakar harus dipecah kecil,berbentuk


kabut halus, agar pembakaran berlangsung sempurna. Pembakaran bahan-bakar
yang sempuma, secara kimiawi akan menghasilkan panas, proses reaksinya disebut
"Exoterin".Bila sejumlah gas atau udara dikompresikan, akan terjadi perubahan
suhu (temperature naik ), namun bila keadaan suhunya tidak berubah maka
prosesnya disebut "Isotermis". Keadaan itu terjadi, apabila selama proses expansi
ada kebocoran atau ring compresi ada yang retak, bila proses kompresi berlangsung
sempurn tidak ada kebocoran, proses tersebut disebut Adiabatis".Kerugian-
kerugian akibat dari proses pembakarantidak sempurna adalah: Daya mesin turun,
pistol ring rusak, kompresi lolos. Pada sistem bahan bakar mesin diesel, feed pump
menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar. Bahan bakar disaring oleh fuel
filter dan kandungan air yang terdapat pada bahan bakar dipisahkan oleh fuel
sedimenter sebelum dialirkan ke pompa injeksi bahan bakar. Agar mesin induk
dapat beroperasi dengan normal maka timing bahan bakar harus selalu
diperhatikan.Sehingga bahan bakar yang akan di tekan atau disemprotkan kedalam
ruang pembakaran bahan bakar tepat. Keadaan tersebut hanya bias diatasi dengan
cara mengadakan penyetelan timing yang merata pada tiap-tiap selinder. System ini
menjadi tugas para perwira kamar mesin agar tidak terjadi kesalahan pada waktu
menentukan titik timing yang benar. Penentuan titik bakar atau titik penyalaan pada
mesin perlu selalu diperhatikan agar kerusakan yang akan timbul dapat segera
diatasi. Sehingga mesin dapat terhindar dari kerusakan yang fatal. Apabila system
pembakan bahan bakar tidak sesuai dengan titik penyalaan maka akan mengurangi
tenaga pada mesin induk.Akibat-akibat yang ditimbulkan jika penyetelan timing
tidak benar adalah: gas buang yang keluar di cerobong hitam, putaran mesin tidak
normal, terjadi getaran pada bodi mesin, pembakaran bahan bakar di dalam selinder
tidak sempurna, metal jalan cepat rusak.

Berdasarkan analisis USG, maka didapat masalah utama yang terjadi prioritas,
yaitu: pembakaran bahan bakar di dalam silider kurang sempurna ini disebabkan
karena hal-hal sebagian berikut:

1. Pengabut Bahan Bakar

Pembukaan katup jarum nozzle berlubang pada tekanan penyemprotan 280 kg/cm2,
hal itu diperlukan untuk memperoleh pengabutan bahan bakar yang lebih baik dan
supaya dapat dicapai jarak pancar dan pengabutan bahan bakar minyak Diesel Oil
MDO yang baik dan berkecepatan tinggi Dengan demikian pusaran udara yang
lemah sebagaimana terjadi pada mesin diesel di ruang pembakaran masih dapat
diperoleh pencampuran udara dengan bahan bakar yang baik.

2. Penyemprotan Bahan Bakar Tidak Tepat

Pengetesan dan penyetelan harus sesuai dengan instruction manual book mesin.
Bila tekanan sudah ditentukan 280 kg/cm2,maka apabila tekanan kurang dari 280
kg/cm2 sudah didapatkan pengabutan yang baik , tekanan harus dinaikkan sampai
mencapai tekanan 280 kg/cm2. Hal ini sangat penting karena akan mempengaruhi
jumlah berat bahan bakar minyak yang dikabutkan dan besaran partikel yang
dikabutkan,sehingga akan berpengaruh sekali pada pembakaran yang sempurna.
Pada saat bahan bakar yang disemprotkan kedalam silider harus berbentuk kabut
hal ini agar dapat menghasilkan pembakaran yang sempurna,sehingga mesin induk
dapat beroperasi dengan normal.

Titik penyalaan penyemprotan bahan bakar minyak kedalam selinder sering


mengalami perubahan sehingga dapat mempengaruhi daya / tenaga pada mesin
induk yang akan mengakibatkan putaran mesin tidak normal.oleh sebab itu
penyemprotan bahan bakar kedalam selider dalam keadaan terlambat atau sangat
awal akan mengakibatkan kerusakan pada bagian-bagian mesin. Untuk
memecahkan masalah yang disebutkan di atas dapat ditangani

sebagai berikut

1. Pengabutan Bahan Bakar

Pemecahannya:

a. Mengadakan penyetelan pengabut bahan bakar yang benar Dengan penyetelan


pompa pengabut yang tidak sesuai katup serta dudukan jarum pengabutnya tidak
standard maka pembakaran akan terjadi tidak sempuma yang mengakibatkan suhu
gas buang akan naik dan pemakaian bahan bakar akan boros. Terbentuknya karbon-
karbon padat pada ruang pembakaran maupun katup gas buang karena adanya
penyemprotan bahan bakar yang terlalu besar sehingga terjadi dekomposisi
(penyatuan bahan bakar) pada ruang pembakaran tersebut. Hal ini terjadi karena
pemanasan udara yang bersuhu tinggi, tetapi penguapan dan pencampuran dengan
udara yang ada di dalam selinder tidak berjalan sempurna terutama pada saat
dimana terlalu banyak bahan bakar yang disemprotkan pada waktu daya mesin
dipergunakan sehingga menimbulkan asap hitam.

Pembakaran yang sempurna akan menghasilkan tingkat konsumsi bahan bakar yang
ekonomis dan berkurangnya kepekatan asap hitam gas buang karena pada
pembakaran sempurna campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar semua
dalam waktu dan kondisi yang tepat. Sehingga untuk mengetahui penyemprotan
bahan bakar yang baik kita dapat mengetes dengan tekanan 280 kg/cm2 atau sesuai
dengan buku manual book yang ada di atas kapal maka penyeprotan bahan bakar
yang baik adalah dalam bentuk kabut dan tidak ada tetesan bahan bakar minyak
yang keluar dari ujung nozzle tip setelah pengabutan bahan bakar tersebut jika
penyemprotan bahan bakar tidak sempurna atau tidak mengabut maka nozzle
dapatdi skir (lapping) atau diganti dengan baru.

b. Perawatan rutin sistem bakar

Perawatan pengabut bahan bakar (fuel injector) pada mesin diesel pengerak utama,
harus dilakukan secara menyeluruh dan sebelumnya perlu mengenal karakteristik
dari pada jenis.jenis bahan bakar minyak yang digunakan. Adapun tindakan
perawatan terhadap pengabut bahan bakar di

jelaskan seperti dibawah ini :

1) Perawatan dimulai dari sumber awal penerimaan bahan bakar minyak yang akan
dikabutkan oleh pengabut. Jenis bahan bakar minyak yang akan dipergunakan dan
sejauh mana dilakukan perawatan dengan bahan kimia.

2) Perawatan seluruh peralatan yang dilalui oleh bahan bakar minyak selama
perjalanan sebelum masuk ke pengabut (FO Servis tank,FO filter, Fuel injection
pump)

3) Perawatan terhadap seluruh komponen pengabut bahan bakar tersebut,dimana


komponen mulai dari ujung pengabut sampai pada bagian atas harus mendapat
perhatian yang sangat teliti.

4) Perawatan hasil dari pada pembakaran di dalam silinder yang sempurna atau pun
tidak sempurna akan sangat mempengaruhi kondisi pengabut. Pemerisaan terhadap
pengabut bahan bakar minyak harus dilakukan secara berkala dan atau sesuai
jadwal jam kerjanya (running hours), pengabut baik atau kurang baik harus di cabut
dan dilakukan pengetesan ulang. Pemeriksaan seluruh komponen bagian dalam
pengabut, satu per satu harus di periksa secara teliti yaitu : Spindle valve,nozzle tip,
atomizer stick, spring, adjusting screw, dan lainnya.

2. Penyemprotan bahan bakar tidak tepat


Pemecahannya:

a. Melaksanakan penyetelan kembali pompa pengabutan bahan bakar Keadaan


yang menyebapkan meningkatnya suhu gas buang menjadi lebih dari 3900C,dan
diikuti dengan keadaan di pana asap keluar cerobong lebih hitam .yang mana hal
tersebut terjadi bila waktu pengabutan (Fuel Timing ) tidak sesuai lagi dengan buku
petujuk atau dengan kata lain sudah mengalami perubahan sehingga bahan bakar
yang disemprotkan ke dalam silinder bias lebih awal atau mengalami keterlambatan
dalam waktu pengabutannya. Oleh karena itu perlu diadakan kembali penyetelan
waktu penautan pngan udaorpa bahan bakar tersebut sesuai dengan buku petujuuk.
Untuk penyetelan waktu penyabutan / penyemprotan bahan bakar pada mesin induk
di kapat MT ASIAN OIL I dimana penulis pernah bekerja adalah untuk masing-
masing silinder yaitu : berkisar 170 - 210 sebelum TMA (Titik mati atas) bahan
bakar mulai disemprotkan atau dikabutkan pada langkah komprensi. Dalam
penyetelan kembali waktu pengabutan bahan bakar sebaiknya di lakukan
pengecekan / pemersaan secaxa berkala .Yang sepanjang pengalaman penulis
melakukan ya minimal satu kali pengecetan dalam sebulan. Pada sebuah motor
diesel bahan bakar dicampur dengan udara tekanan tinggi sebelum pembakaran
campuran yang terbentuk menyala akibat suhu akhir kompresi yang tinggi sampai
5000C. Agar supaya penyemprotan bahan bakar dapat dimasukan ke dalam silider
dengan cara tepat diperlukan suatu penyetelan timing yang amat teliti dan dapat
dipercaya. Penyetelan timing yang dilakukan di atas kapal MT ASIAN OIL pada
tiap-tiap silider adalah 18,50 sebelum TMA (titik mati atas ).

b. Perawatan Pompa pengabut Bahan Bakar

Sebuah pompa bahan bakar tekanan tinggi yang pada umumnya selalu digerakan
oleh sebuah nok yang ditempatkan pada sebuah poros nok sebuah saluran bahan
bakar tekanan tinggi, dan sebuah katup bahan bakar dengan pengabut yang
tempatkan pada tutup selider ( Cylinder Head ) .

Fungsi pompa bahan bakar adalah :


1. Dengan cepat meningkatkan tekanan bahan bakar hingga mencapai tekanan
tertinggi tanpa menimbulkan kebocoran

2. Menekan bahan bakar dengan jumlah tepat ke pengabut, jumlah tersebut dapat
diatur secara kontinyu dari 0 hingga maksimal.

3. Penyerahan bahan bakar harus dapat dilaksanakan pada jangka waktu yang
diinginkan.

Untuk penyaluran / bahan bakar yang baik diperlukan perawatan rutin pada pompa
tekanan tinggi (fuel injection pump ) sesuai buku petunyuk yang ada diatas kapal
MT ASIAN OIL I yaitu 5000 - 10000 jam kerja pada pompa bahan bakar tersebut.
Sehingga bahan bakar yang disuplai melalui nozzle dengan tekanan tinggi tersebut
akan berbentuk kabut dengan partikel - partikel bahan bakar yang sangat halus dan
mudah tercampur.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


1.Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan dari bab yang disajikan di atas dapat ditarik

beberapa kesimpulan antara lain :

1. Perawatan mesin induk yang paling utama adalah perawatan kesempurnaan


pembakaran bahan bakar di dalam silinder yang secara teoritis ditentukan oleh
cukupnya udara , adanya suhu pembakaran yang tinggi dan adanya bahan bakar
yang mudah terbakar melalui pengabutan yang baik.

2. Permasalahan utama datam hal ini adalah suhu gas buang tinggi pada mesin induk
,yang disebabkan oleh proses pembakaran bahan bakar di dalam silider yang kurang
sempurna yang diakibatkan pengabut bahan-bakar bocor dan kondisiaya tidak
sempuma. Permasalahan ini dapat diatasi dengan penyetelan dan perawatan
pengabut yang tepat serta penggantian nozzle yang sudah rusak.

3. Peranan pengabut motor induk sangat penting untuk menunjang kelancaran


operasional kapal . Sering terjadi dalam pratek lapangan bahwa gangguan pengabut
sering dialami yang diakibatkan dari kotoran – kotoran bahan bakar sehingga
menimbulkan kerusakan pada jarum pengabut (Nozzle tip )

2.Saran

Penulis menyampaikan saran yang membangun untuk para operator :

1. Sebaiknya kepada para operator pc 200 Perlu penyetelan pengabut bahan bakar
yang benar dan menjaga saringan turbocharger blower side tetap bersih.

2. Sebaiknya kepada Port Engineer Sangat perlu melakukan tindakan pencegahan


suhu gas buang tinggi pada mesin induk dengan melakukan perawatan rutin
terutama pada stell timing dan perawatan injection ,lapping nozzle saringan udara
di area turbo charge mesin induk dijaga tetap bersih, menjaga suhu udara bilas yang
masuk ke silider mesin sesuai yang dianjurkan oleh pihak pembuat mesin ,serta
menjaga mutu bahan bakar mesin diesel.

3. Sebaiknya kepada semua operator Agar selalu memperhatikan bahwa titik


penyemprotan bahan bakar pada mesin sangat tergantung pada titik timing bahan
bakar dan pompa tekanan tinggi ( fuel injectiun pump ). Sebaiknya dilakukan
perawatan pada pompa bahan bakar dan timing bahan bakar terutama pada baut –
baut pengikat pompa dan timing pompa.
DAFTAR RUJUKAN
1. Arismunandar, Wiranto dan Koichi Tsuda (1915 ) ,Motor Diesel Putaran

Tinggi, Penerbit : Pratnya Paramita ,Jakarta .\

2. Handoyo, Jusak Johan ,ST ,SE ,M. Mar . E, (2005 ) perawatan perbaikan

mesin kapal, Penerbit: BP3IP, Jakarta.

3. Van maanen, P,(1985), Motor Diesel Kapal jilit- l,penerbit:Nautech Jakarta

4. Moedjiman R (2007 ),Pedoman Penulisan Makalah Profesi Kepelautan,

Penerbit : BP3IP , Jakarta.

5. Romzana R M. Eng ( 2005 ). Mesin Pengerak Utama FP3IP Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai