35-Article Text-759-1-10-20230829
35-Article Text-759-1-10-20230829
35-Article Text-759-1-10-20230829
https://journal.farmasi.umi.ac.id/index.php/mnpj
ABTRACT
The isolation and identification of flavonoid compounds of dengen leaves (Dillenia serrata
Thunb.) has been carried out. The aim of this research was to determine the group of flavonoid
compounds from the Dengen Leaves extract (Dillenia serrata Thunb.). A sample of 500 grams was
macerated with ethanol solvent to produce 53.369 grams of dry extract with a yield value of
10.673%. The extract was spotted on the TLC plate and then eluted with n-hexane : acetone (7:3),
then sprayed with citroborate. The ethanol extract was then isolated using KCV method with the
eluent ratio nhexane : acetone (10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2: 8, 1:9, 0:10) then tested by
thin layer chromatography. The fractionation results were isolated by TLC using n-hexane: acetone
(7:3) followed by testing the purity of the isolate using multi-eluent TLC and two-dimensional TLC
to see the purity of the compound/isolate. Isolates were identified by interpretation of UV-Vis
spectrophotometer data obtained maximum wavelengths of 223 nm and 286 nm and by
interpretation of FTIR data it was found that there was an absorption band at wave number 3456.44
indicating O-H groups, at absorption of 1653.00 indicating C=O (ketones), at absorption 1093.64
showed a C-O group, and at absorption 802.39 showed a C-H group and obtained color screening
data, TLC screening, and UV-Vis and FTIR spectrophotometric identification as a feature of the
presence of flavonoid compounds.
ABSTRAK
Telah dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid daun dengen (Dillenia serrata
Thunb.) dengan tujuan menentukan golongan senyawa flavonoid dari ekstrak daun dengen (Dillenia
serrata Thunb.). Sampel sebanyak 500 gram yang dimaserasi dengan pelarut etanol menghasilkan
ekstrak kering sebanyak 53,369 gram dengan nilai rendamen 10,673%. Ekstrak ditotolkan pada plat
KLT kemudian dielusi dengan eluen n-heksan : aseton (7:3), selanjutnya disemprotkan dengan
sitroborat. Ekstrak etanol kemudian diisolasi menggunakan metode KCV dengan perbandingan
eluen n-heksan : aseton (10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9, 0:10) kemudian diuji
kromatografi lapis tipis. Hasil fraksinasi diisolasi secara KLTP menggunakan eluen n-heksan :
aseton (7:3) dilanjutkan dengan uji kemurnian isolat dengan KLT multi eluen dan KLT dua dimensi
untuk melihat kemurnian senyawa/isolat. Isolat diidentifikasi dengan interpretasi data
spektrofotometer UV-Vis diketahui panjang gelombang maksimum 223 nm dan 286 nm dan
interpretasi data FTIR diketahui adanya pita serapan pada bilangan gelombang 3456,44
menunjukkan gugus O-H, pada serapan 1653,00 menunjukkan gugus C=O (keton), pada serapan
1093,64 menunjukkan gugus C-O, dan pada serapan 802,39 menunjukkan gugus C-H dan diperoleh
data skrining warna, skrining KLT, serta dengan identifikasi spektrofotometri UV-Vis dan FTIR
sebagai ciri-ciri adanya senyawa golongan flavonoid.
Kata kunci : Daun Dengen (Dillenia serrata Thunb.); Flavonoid; Isolasi; Kromatografi
PENDAHULUAN
Tumbuhan dengen (Dillenia serrata Thunb.) tergolong suku Dilleniaceae
yang merupakan tumbuhan yang tersebar luas di kawasan Asia termasuk Indonesia.
Tumbuhan ini banyak ditemukan di kawasan Indonesia termasuk Sulawesi [1].
METODE PENELITIAN
B. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat gelas (Pyrex®), blender
(Panasonic®), bejana maserasi, lampu UV 254 nm dan UV 366 nm, rotary
vacum evaporator (IKA RV 10®), seperangkat alat kromatografi,
spektrofotometer UV-Vis (Thermo®), seperangkat alat FTIR (Thermo®),
timbangan analitik (Ohaus®).
C. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah aluminium foil, aseton, etanol, etil
asetat, kloroform, lempeng KLT (E.merck silika gel 60 F254), lempeng KLTP,
metanol, metanol p.a, n-heksan, sitroborat, silika gel 60 (0,2-0,5 mm), silika gel
(0,063-0,200 mm), simplisia daun dengen (Dillenia serrata Thunb.).
D. Pengambilan dan Pengolahan Sampel
Sampel daun dengen (Dillenia Serrata Thunb.) diambil di Kabupaten
Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Sampel daun dibersihkan menggunakan air
mengalir, setelah itu dipotong-potong kecil dan dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan tanpa paparan sinar matahari langsung kemudian diserbukkan
[5].
E. Ekstraksi Sampel
Ditimbang sebanyak 500 gram simplisia daun dengen yang telah
diserbukkan, dan dimasukkan ke dalam wadah maserasi dan ditambahkan
pelarut etanol 96% sebanyak 3000 mL hingga simplisia terendam, dibiarkan
selama 3 x 24 jam dalam bejana tertutup sambil diaduk secara periodik. Setelah
3 x 24 jam dilakukan penyaringan dan diperoleh ekstrak etanol cair. Proses
maserasi diulang sampai 3 kali. Hasil penyarian yang diperoleh kemudian
diuapkan dengan menggunakan rotavapor sehingga akan diperoleh ekstrak
kental [5].
F. Profil Flavonoid dengan Kromatografi Lapis Tipis
Identifikasi kandungan senyawa flavonoid ekstrak etanol daun dengen
(Dillenia serrata Thunb.) dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Fase diam yaitu silika gel dan fase gerak n-heksan : aseton dengan perbandingan
7:3. Ekstrak kental daun dengen (Dillenia serrata Thunb.) dilarutkan dengan
pelarut etanol 96% kemudian ditotolkan pada lempeng KLT berukuran 7x1 cm
dengan batas bawah 1 cm dan batas atas 0,5 cm, kemudian dielusi dan profil
kromatogram diamati bercaknya pada sinar UV 254 nm dan UV 366 nm.
Kemudian dilakukan uji pereaksi spesifik menggunakan pereaksi sitroborat,
bercak yang diperoleh diamati dan dihitung nilai Rf-nya [6].
G. Isolasi Senyawa Flavonoid
1. Kromatografi Cair Vakum
Kolom kromatografi dibersihkan dengan metanol. Diambil sebanyak 30
gram adsorben silika gel 60 (0,2-0,5 mm) dan 10 gram adsorben silika gel
(0,063-0,200 mm) dimasukkan kedalam kolom dan disuspensikan di dalam
kolom serta dimampatkan menggunakan pompa vakum. Ekstrak kental daun
dengen (Dillenia Serrata Thunb.) ditimbang sebanyak 5 gram dan dilarutkan
dengan pelarut etanol. Kemudian diletakkan diatas permukaan adsorben yang
sebelumnya telah dimasukkan dalam kolom, diatas fraksi tersebut diletakkan
kertas saring. Dimasukkan eluen n-heksan : aseton dengan tingkat kepolaran
yang berbeda yakni 10;0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9, 0:10, kemudian
dijalankan pompa vakum. Fraksi yang keluar kemudian ditampung dalam botol.
Fraksi hasil kromatografi cair vakum dikumpulkan berdasarkan warna spot
(noda) kemudian diidentifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis untuk
melihat profil kromatogram. Dimana fraksi tersebut ditotolkan pada lempeng
KLT berukuran 7x11 cm dengan batas atas 1 cm dan batas bawah 0,5 cm dan
dielusi menggunakan eluen n-heksan : aseton (7:3). Setelah itu diamati pada
sinar UV 366 nm dan UV 254 nm kemudian disemprot dengan pereaksi
sitroborat dan dihitung nilai Rf-nya [7].
2. Kromatografi Lapis Tipis Preparatif
Diambil fraksi hasil kromatografi kolom cair vakum. Ditotolkan berbentuk
pita pada garis penotolan yang telah dibuat sebelumnya. Lempeng yang
digunakan berukuran 20 x 20 cm dengan batas atas 1 cm dan batas bawah 0,5
cm. setelah fraksi ditotolkan, kemudian dielusi menggunakan eluen n-heksan :
aseton (7:3) di dalam chamber KLTP. Setelah terelusi diamati dibawah lampu
UV 254 nm dan UV 366 nm. Kemudian dideteksi fraksi yang aktif dan diberi
tanda. Kemudian dikeruk fraksi yang aktif dan disentrifug dengan kecepatan
1000 rpm selama 30 menit, lalu saring dan masukkan ke dalam vial [7].
sampai 19 cm, tangkai daun bersayap. Secara empiris dengen (Dillenia serrata
Thunb.) dimanfaatkan sebagai obat sariawan, muntah darah, demam dan obat luka
[1].
Kandungan senyawa daun dengen antara lain yaitu flavonoid, alkaloid,
saponin, polifenol, triterpenoid dan steroid [3]. Tujuan penelitian ini adalah untuk
melakukan isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid daun dengen (Dillenia
serrata Thunb.) yang dapat digunakan sebagai antikanker.
Untuk memperoleh senyawa kimia yang diinginkan digunakan metode
ekstraksi yang merupakan metode penyarian zat berkhasiat atau zat aktif dari bagian
tanaman dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
Pada penelitian ini daun dengen (Dillenia serrata Thunb.) dikumpulkan,
kemudian dilakukan proses pencucian pada tanaman yang dapat mengganggu
proses ekstraksi, setelah itu dikeringkan dan diserbukkan untuk pengujian
selanjutnya. Tujuan dilakukan pengeringan yaitu untuk mengurangi kadar air,
aktivitas mikroba dan mencegah tumbuhnya jamur sehingga dapat disimpan lebih
lama dan tidak mudah rusak sehingga kompisisi kimianya tidak terganggu.
Metode ekstraksi simplisia daun dengen (Dillenia serrata Thunb.) yang
diigunakan dalam penelitian ini adalah maserasi. Maserasi adalah proses
pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengadukan [8]. Proses maserasi sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa
bahan alam karena selain murah juga efisien dalam waktu pengerjaan. Proses
ekstraksi dilakukan dengan cara ditimbang sebanyak 500 gram simplisia daun
dengen (Dillenia serrata Thunb.) kemudian ditambahkan pelarut etanol 96%
sebanyak 3000 mL, maserasi dilakukan selama 3x24 jam sambil diaduk secara
periodik. Ekstrak cair yang diperoleh kemudian diuapkan menggunakan rotavapor
sehingga diperoleh ekstrak kental. Kemudian dihitung nilai rendamennya.
Tujuan dilakukan perhitungan persen rendamen untuk diketahui seberapa
banyak kadar senyawa yang terkandung dalam sekali penarikan senyawa kimia
(esktraksi). Penguapan ekstrak diperoleh ekstrak etanol sebanyak 53,369 gram dari
berat serbuk kering 500 gram dengan persentase rendamen 10,673% (Tabel. 1).
Persentase rendamen perlu dihitung agar dapat diketahui perbandingan antara
ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal.
fraksi 15 diperoleh nilai Rf 0,56 pada perbandingan 0:10, fraksi 16 diperoleh nilai
Rf 0,63 pada perbandingan 4:6, fraksi 17 diperoleh nilai Rf 0,65 pada perbandingan
6:4, 5:5, fraksi 18 diperoleh nilai Rf 0,67 pada perbandingan 7:3, 3:7, 2:8, fraksi 19
diperoleh nilai Rf 0,69 pada perbandingan 1:9, fraksi 20 diperoleh nilai Rf 0,72
pada perbandingan 0:10. Tujuan diidentifikasi menggunakan kromatografi lapis
tipis yaitu untuk menentukan fraksi dengan pemisahan yang baik. Berdasarkan hal
tersebut diperoleh pemisahan yang baik yaitu pada fraksi dengan perbandingan
eluen ( 7:3, 6:4, 5;5, 4:6) dimana perbandingan eluen yang memiliki pemisahan
yang baik adalah perbandingan eluen 6:4 (Gambar. 7) diperoleh noda yang
berfluoresensi pada UV 366 nm yang dapat diidentifikasikan sebagai senyawa
flavonoid dengan nilai Rf pada noda pertama yaitu 0,21, noda kedua 0,27, noda
ketiga 0,34, noda keempat 0,4, noda kelima 0,50 dan noda keenam 0,65.
sitroborat noda tetap berfluoresensi dan diperoleh satu bercak tunggal (Gambar. 6).
Setelah dilakukan uji kemurnian dilanjutkan pengujian dengan alat
spektrofotometer UV-Vis untuk mengetahui puncak serapan yang dimiliki oleh
sampel daun dengen (Dillenia serrata Thunb.).
Interpretasi spektrofotometer UV-Vis yang diukur dari panjang gelombang
200-600 nm dengan hasil serapan maksimum pada panjang gelombang 223 nm dan
286 nm (Gambar. 7). Berdasarkan data yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa
daun dengen (Dillenia serrata Thunb.) menunjukkan adanya senyawa flavonoid
golongan flavanon dan flavanonol [10].
Interpretasi data spektra inframerah menunjukkan pita serapan melebar pada
bilangan gelombang (cm-1) 3456,44 menunjukkan gugus O-H, pada serapan
1653,00 menunjukkan gugus C=O (keton), pada serapan 1093,64 menunjukkan
gugus C-O, dan pada serapan 802,39 menunjukkan gugus C-H (gambar. 8).
KESIMPULAN
Isolat ekstrak etanol daun dengen (Dillenia serrata Thunb.) memiliki ciri
senyawa golongan flavonoid. Identifikasi senyawa pada spektrofotometer UV-Vis
menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang 223 nm dan 286 nm
menunjukkan ciri senyawa flavonoid golongan flavanon dan flavanonol dan
identifikasi pada spektrofotometer FTIR menunjukkan pita serapan melebar pada
bilangan gelombang 3456,44 menunjukkan gugus O-H, pada serapan 1653,00
menunjukkan gugus C=O (keton), pada serapan 1093,64 menunjukkan gugus C-O,
dan pada serapan 802,39 menunjukkan gugus C-H.
REFERENSI
[1]. Irnawati, Purba, M., Mujadilah, R., Sarmayani, 2017. Penetapan Kadar
Vitamin C Dan Uji Aktifitas Antioksidan Sari Buah Songi (Dillenia Serrata
Thunb). J. Ilm. Farm. 6, 40–44.
[2]. Illing, I., Sukarti, Rusman, R., 2020. Analisis Kadar Senyawa Flavonoid Dari
Ekstrak Buah Dengen (Dillenia Serrata) Menggunakan Spektrofotometer
Uv-Vis. Cokroaminoto J. Chem. Sci. 3, 5–8.
[3]. Dali, N., Dali, S., Chairunnas, A., Amalia, H.A.M., Puspitasari, S.A.A., 2022.
Extraction of The Chemical Components of Dengen Leaves (Dillenia serrata
Thunb) by MAE Method and Activity Test as Antioxidant and Toxicity.
Indones. J. Chem. Res. 10, 74–82.
[4]. Purwanto, Irianto, I.D.K., 2022. Senyawa Alam Sebagai Antibakteri dan
Mekanisme Aksinya. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
[5]. Dahlia, A.A., Hasnawati, 2012. Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Jambu
Mete ( Anacardium occidentale L . ). J. Fitofarmaka Indones. 1, 24– 30.
[6]. Husna, T., 2018. Pengaruh Sitotoksik Ekstrak Etanol Daun Kemangi
(Ocimum santcum) Terhadap Sel MCF-7 dan Sel T47D. Skripsi, Fakultas
Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
[7]. Lalangko, A., 2013. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Aktif Antioksidan
Ekstrak Metanolik Daun Sirsak (Annona muricata L.). S.Farm Skripsi,
Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.
[9]. Harborne, J.B., 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. ITB Press, Bandung.
TABEL
Tabel 1. Hasil rendamen ekstrak etanol daun dengen (Dillenia serrata Thunb.)
GAMBAR
Gambar 1.Kromatografi Lapis Tipis Daun Dengen (Dillenia serrata Thunb.) pada
UV 254 nm dan UV 366 nm
Gambar 2. Kromatografi Lapis Tipis fraksi daun dengen (Dillenia serrata Thunb.)
pada sinar UV 366 nm (fase diam : silika gel 60 F254, eluen n-heksan
: aseton 7 : 3, ukuran 7x11 cm)