UAS Fitokimia
UAS Fitokimia
UAS Fitokimia
Kelas: 2A Farmasi
NIM: E0016031
SOAL!
1. Bagaimana cara mengisolasi suatu senyawa bahan alam dari suatu tanaman yang anda
pilih:
d. Pemurnian senyawa
e. Analisis spektroskopi
Jawab:
Pada jurnal Isolasi senyawa aktif Lignan dari buah lada hitam (Piper nigrum L)
dan daun sirih (Piper betle L) untuk cara pengambilan dan pengolahan bahannya
yaitu dengan bahan yang digunakan adalah buah lada hitam (Piper nigrum L.) yang
diperoleh dari Lampung dan daun sirih (Piper betle L.) yang diperoleh dari Subang.
Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung. Buah lada hitam dan daun sirih
Serbuk simplisia buah lada hitam (Piper nigrum L.) dan daun sirih (Piper betle L.)
diekstraksi dengan cara panas yaitu ekstraksi sinambung menggunakan alat soxhlet
dengan pelarut metanol. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan alat penguap putar
vakum pada suhu 35-40oC. Pemantauan ekstrak pekat metanol menggunakan metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan plat silika gel GF254 pra salut dan
dari kedua simplisia dipantau secara KLT. Hasil pemantauan ekstrak ini tidak
asam sulfat 10% dalam methanol yang bertujuan untuk mengetahui berapa senyawa
yang terdapat dalam ekstrak. Bercak yang diduga senyawa lignan adalah bercak yang
warna ungu setelah disemprot dengan penampak bercak H2SO4 dan vanilin sulfat.
sampai fraksi ke-13 pada daun sirih, serta pada fraksi ke-8, 10, 13 pada buah lada.
diam silika gel GF254 menggunakan penyangga kaca dan pengembang Kromatogram
diamati di bawah sinar UV pada λ 254 nm dan 366 nm, serta digunakan penampak
Pada jurnal Aktivitas antioksidan Buah Kopi Hijau Merapi The Antioxidant
yaitu dengan bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah kopi hijau
yang dipanen pada bulan maret 2015 yang diperoleh dari perkebunan kopi Dusun
kloroform, metanol, metanol 80%, etil asetat dan aquades. Bahan kimia yang
digunakan berderajat pro analisis E. Merck. Dan untuk cara pengolahannya yaitu
dengan cara Ekstrak dan fraksi dimana sejumlah simplisia buah kopi hijau dimaserasi
dengan pelarut kloroform dalam bejana selama 3x24 jam, setiap 1x24 jam pelarut
diganti dan dilakukan pengadukan sesering mungkin. Kemudian filtrat disaring dan
hingga diperoleh partisi larut metanol 80%. Sisa endapan atau yang tidak larut
Pada jurnal selanjutnya Isolasi Dan Identifikasi Flavonoid Dalam Daun Lamun
Lamun yang diperoleh dari Pantai Molas dan Meras Kecamatan Bunaken, etanol
96%, aquades, n-butanol, asam asetat, metanol. Amoniak. Cara pengolahannya
Sebanyak 150 gram serbuk halus daun lamun dimasukan ke dalam 750 ml etanol 96
%, ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 5 hari, sambil dikocok.
Setelah itu sampel di uapkan dengan menggunakan rotary evaporator dan mendapat
ekstrak cair yang kemudian di water batch pada suhu 60º C. Ekstrak yang di isolasi
dengan menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif menggunakan fase diam G60
Pada jurnal Isolasi Senyawa Kumarin Dari Kulit Batang Kecapi (Sandoricum
daun kecapi biasa digunakan untuk obat infeksi kulit, menurunkan panas, diare dan
sakit kepala. Bubuk kulit kayu kecapi digunakan sebagai obat kurap dan antikanker.
Akarnya digunakan sebagai antiseptik, sakit pinggang serta untuk penguat tubuh
wanita setelah melahirkan (Nassaret al., 2011). Ekstrak kulit batangnya memiliki
aktifitas sitotoksik terhadap kanker yang menyebabkan leukemia pada manusia (Efdi
et al., 2012). Disamping itu, uji kandungan metabolit sekunder (fitokimia) yang telah
dilakukan peneliti sebelumnya bahwa pada kulit batang selain mengandung senyawa
triterpenoid juga terdapat flavonoid, fenolik dan kumarin (Aria, 2013). Mengingat
masih sedikitnya senyawa kumarin dari kulit batang tumbuhan kecapi yang
dilaporkan maka dalam penelitian ini dilakukan isolasi senyawa kumarin serta uji
aktifitas antibakteri terhadap ekstrak heksana, etil asetat dan metanol. Bahan-bahan
yang digunakan untuk uji fitokimia yaitu pereaksi Mayer untuk identifikasi alkaloid,
pereaksi Liebermann Burchard (asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat keluaran
PT. BRATACO) untuk identifikasi triterpenoid dan steroid, Sianidin test (bubuk
magnesium dan asam klorida pekat keluaran PT. BRATACO) untuk identifikasi
adalah kulit batang kecapi, heksana, etil asetat dan metanol (ketiganya merupakan
pelarut teknis yang telah didistilasi) keluaran PT. BRATACO digunakan sebagai
pelarut saat maserasi dan eluen pada kromatografi kolom, akuades, plat KLT
mesh ASTM) merek Merck, sphadex LH20, kertas saring, aluminium voil, kertas
Pada jurnal Isolasi, Identifikasi, Dan Uji Sitoktoksik Senyawa Alkaloid Dari Daun
Johar yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu daun Johar (Senna siamea)
diperoleh dari daerah Purworejo, Jawa Tengah, aquades, etanol 96% teknis, n-heksana
teknis, kloroform teknis, etil asetat teknis, plat KLT silika gel GF254 (Merck), plat
KLT Preparatif silika gel GF254 20x20 cm, tebal 2,0 mm (Merck), n-heksana p.a.
(Merck), etil asetat p.a. (Merck), asam asetat p.a. (Merck), kloroform p.a. (Merck),
metanol p.a. (Merck), asam klorida (Merck), natrium hidroksida (Merck), pereaksi
dimaserasi dengan pelarut etanol 96% selama 10 x 24 jam. Ekstrak etanol diuap-kan
pada kondisi vakum sampai ekstrak pekat. Ekstrak pekat etanol dilarutkan dalam
methanol dan ditambahkan aquades de-ngan rasio 1:1 dan didiamkan selama se-
malam untuk memisahkan antara klorofil dengan filtrat. Simpilisa dan ekstrak yang
didapatkan dilakukan analisis penapisan fitokimia yang meliputi tanin, alkaloid, fla-
Metode ekstraksi dan system pelarut pada jurnal pertama yaitu dengan Ekstraksi dan
pemantauan ekstrak. Serbuk simplisia buah lada hitam (Piper nigrum L.) dan daun
sirih (Piper betle L.) diekstraksi dengan cara panas yaitu ekstraksi sinambung
menggunakan alat soxhlet dengan pelarut metanol. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan
dengan alat penguap putar vakum pada suhu 35-40oC. Pemantauan ekstrak pekat
silika gel GF254 pra salut dan pengembang n-heksana–etil asetat (2:1) Ekstrak metanol
dan ekstrak diklorometana dari kedua simplisia dipantau secara KLT. Hasil
pemantauan ekstrak ini tidak digunakan penampak bercak spesifik lignin, namun
dilakukan penyemprotan dengan asam sulfat 10% dalam methanol yang bertujuan
untuk mengetahui berapa senyawa yang terdapat dalam ekstrak. Bercak yang diduga
senyawa lignan adalah bercak yang memberikan warna gelap pada UV λ 254 nm dan
bercak H2SO4 dan vanilin sulfat. Ekstrak diklorometana dilanjutkan dengan kromato-
grafi cair vakum (KCV). Dari hasil pemantauan fraksinasi kedua terlihat bercak
berwarna ungu pada fraksi ke-11 sampai fraksi ke-13 pada daun sirih, serta pada
fraksi ke-8, 10, 13 pada buah lada. Kemudian fraksi-fraksi ini dimurnikan
menggunakan KLT prepatatif dengan fasa diam silika gel GF254 menggunakan
254 nm dan 366 nm, serta digunakan penampak bercak asam sulfat 10% dalam
metanol.
Fraksinasi dan pemantauan fraksi Ekstrak pekat metanol ditambahkan campuran air-
diklorometana (1:1) dan dilakukan fraksinasi secara ekstraksi cair-cair (ECC). Fraksi
diklorometan diambil dan dipantau. Fraksi dipantau dengan cara Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) menggunakan plat silika gel GF254 pralapis dan pengembang n-heksana-
etil asetat (1:1) untuk fraksi lada dan heksana-etil asetat (7:4) untuk fraksi sirih.
Kromatogram diamati di bawah sinar UV pada λ254 nm dan 366 nm, serta digunakan
penampak bercak asam sulfat 10% dalam metanol. Fraksinasi kedua dilakukan
menggunakan fase diam silika gel 60 H dan eluen berupa komposisi pelarut n-heksan-
dengan plat silika gel GF254 pralapis dan pengembang toluena-aseton (50:1) dan
untuk subfaksi sirih. Kromato-gram diamati di bawah sinar UV pada λ 254 nm dan
Pada jurnal yang kedua metode ektraksinya dengan caraekstraksi maserasi, yaitu
sejumlah simplisia buah kopi hijau dimaserasi dengan pelarut kloroform dalam bejana
selama 3x24 jam, setiap 1x24 jam pelarut diganti dan dilakukan pengadukan sesering
disonifikator. Filtrat dikeringkan dengan penangas air hingga diperoleh partisi larut
metanol 80%. Sisa endapan atau yang tidak larut metanol 80% disebut residu.
kloroform, larut metanol 80% dan endapan metanol 80% dilarutkan dengan 1ml
pelarut kloroform. Larutan ini digunakan sebagai larutan induk dan nantinya akan
dibuat seri kadar sesuai konsentrasi yang diinginkan. Kadar ekstrak kloroform yang
Untuk uji kuantitatif digunakan pelarut berderajat pro analisis (p.a). Demikian juga
sebagai larutan induk dan nantinya akan dibuat seri kadar sesuai konsentrasi yang
Sejumlah kurang lebih 15,8 mg serbuk DPPH dilarutkan dengan metanol dan divortex
untuk membantu kelarutan. Larutan kemudian dipindahkan kedalam labu takar lalu
metanol ditambahkan sampai 100,0 mL. Larutan disimpan dalam wadah gelap
berlapiskan aluminium foil dan disimpan pada suhu -40C. Masing masing sejumlah
ekstrak kloroform, larut metanol 80%, endapan metanol 80% dan vitamin C
direaksikan dengan 1,0 mL DPPH dan ditambah metanol sampai 5,0 mL pada labu
Pada jurnal yang ketiga metode ekstraksi yang digunakan dan system pelarutnya yaitu
dengan metode maserasi. Metode eksraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode maserasi yang disesuaikan dengan sifat fisika dan kimia dari senyawa yang
akan di ekstraksi yaitu flavonoid. Senyawa Flavonoid adalah golongan senyawa yang
tidak tahan panas dan mudah teroksidasi pada suhu tinggi. Pelarut yang digunakan
dalam penelitian ini adalah etanol 96% yang disesuaikan dengan kepolaran senyawa.
Sampel sebanyak 150 gram di maserasi dalam 750 ml etanol 96% dengan
perbandingan 1:5 selama 5 hari dan menghasilkan Ekstrak kental sebanyak 2,6 gram.
pemisahan senyawa kimia berdasarkan perbedaan distribusi dua fase yaitu fasa diam
dan fasa gerak. Eluen yang digunakan n-butanol: asam asetat: air (4:1:5). Eluen yang
baik adalah eluen yang bisa memisakan senyawa dalam jumlah yang banyak dan di
Pada jurnal selanjutnya yaitu dengan metode ekstraksi secara destilasi Sebanyak 900
gram serbuk kulit batang kecapi direndam dengan menggunakan pelarut heksana, etil
asetat dan metanol. Ekstrak yang didapatkan diuapkan dengan rotary evaporator
metoda difusi cakram. Bakteri yang digunakan adalah bakteri gram negatif
Escherichia coli dan bakteri gram positif Staphylococcus aureus. Untuk ekstrak
etil asetat dan metanol) sehingga didapatkan konsentrasi 2000 mg/L dan dipipet 0,5
Nutrient Agar yang telah dituang ke dalam cawan petri dan setelah padat diolesi
sampel uji secara bersamaan selama 20 detik dan diletakkan pada cawan petri
tersebut. Uji aktifitas ditentukan setelah 24 jam inkubasi pada 37ºC. Diameter zona
hambat yang dihasilkan oleh sampel diukur. Ektraksi Sampel 900 gram dimaserasi
berkali-kali dengan menggunakan pelarut heksana, etil asetat dan metanol diperoleh
ekstrak pekat heksana 36.75 gram, etil asetat 37.57 gram dan metanol 36.83 gram.
cara ekstraksi yang dilakukan dalam sebuah alat yang disebut soxhlet dengan pelarut
polar berdasarkan titik didihnya. Pemilihan metode maserasi pada penelitian ini
dikarenakan senyawa katekin rentan terhadap panas sehingga tidak baik
menggunakan metode soxhlet. Hal ini didukung oleh penelitian Cheong dkk (2005)
dibandingkan dengan metode maserasi [3]. Daun gambir yang telah dihaluskan
ditimbang sebanyak 50 gr dan dilarutkan pada pelarut (akuades, etanol 96%, etil
asetat 95%, dan etil asetat 95%:etanol 96% (1:1)) sebanyak 300 ml. Sampel kemudian
tempat gelap selama (1 jam, 6 jam, 12 jam, dan 24 jam). Kemudian disaring dan hasil
filtratnya di uji kadar katekin, kadar air, dan kadar abu [2]. Pelarut yang biasa
digunakan untuk ekstraksi diantaranya adalah metanol, etanol, etil asetat, aseton dan
asetonitril dengan air. Pemilihan pelarut pada proses ekstraksi dilakukan dengan
alasan karena pelarut mampu melarutkan senyawa yang akan diekstrak, mudah
Metode ekstraksi dengan microwave ini mempunyai keunggulan antara lain yaitu
waktu ekstraksi yang dibutuhkan lebih cepat, mudah dalam penggunaan alat, serta
maserasi, yang mempunyai beberapa kelebihan antara lain alat yang digunakan
baik, selain itu dengan teknik ini zat-zat yang tidak tahan panas tidak akan rusak
(Ningsih, 2016). Pada tahap ekstraksi sebanyak 457,5 gram serbuk simplisia herba
Patikan Kebo diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 75%
hingga diperoleh eksrak kental sebanyak 31,44 gram (rendemen ekstrak 6,87%).
Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini herba Patikan Kebo (Euphorbia hirta
L.), etanol 75%, aquadest, HCl 2N, pereaksi dragendroff, pereaksi mayer, NaOH
10%, pereaksi Liberman-Buchard, Pb asetat, larutan AlCl3, larutan KOH 10%, FeCl3
5%, etil asetat, klorofom, methanol, n-Heksan, butanol, asam asetat glasial, H2SO4 10
%.
Pada jurnal selanjutnya dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi. Ekstrak etanol
diuap-kan pada kondisi vakum sampai ekstrak pekat. Ekstrak pekat etanol dilarutkan
dalam methanol dan ditambahkan aquades de-ngan rasio 1:1 dan didiamkan selama
se-malam untuk memisahkan antara klorofil dengan filtrat. Simpilisa dan ekstrak yang
didapatkan dilakukan analisis penapisan fitokimia yang meliputi tanin, alkaloid, fla-
dan tumbuh pada kedalaman air laut yang dangkal. Tanaman lamun biasanya di
perlu dilakukan. Melihat potensi dan kandungan kimia seperti yang terdapat pada
lamun seperti flavonoid. Maka sangatlah perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
kandungan jenis flavonoid yang terdapat pada daun lamun. Untuk itu dilakukan
p.a. Isolasi dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis silika GF 254 dengan eluen n-
yang pertama berwarna kuning dengan Rf 0,4 dan yang kedua berwarna merah
daun lamun di duga senyawa flavonoid golongan Khalkon. Metode dan pemisahan
senyawa dilakukan dengan Sebanyak 150 gram serbuk halus daun lamun dimasukan
ke dalam 750 ml etanol 96 %, ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 5
hari, sambil dikocok. Setelah itu sampel di uapkan dengan menggunakan rotary
evaporator dan mendapat ekstrak cair yang kemudian di water batch pada suhu 60º C.
menggunakan fase diam G60 F254 dengan ukuran 20 cm x 20 cm dan fase gerak
Selanjutnya dilakukan isolasi dan pemisahan senyawa pada senyawa kumarin. Isolasi
kromatografi kolom dan identifikasi senyawa dilakukan dengan spektroskopi IR. Uji
Hasilnya menunjukkan aktifitas antibakteri ekstrak etil asetat lebih aktif dibandingkan
ekstrak heksana dan metanol dengan daerah hambatnya 19 mm (Escherichia coli) dan
putih yang diperoleh dari ekstrak etilasetat dengan titik leleh 194ºC - 195ºC. Dari data
pemisahan senyawanya dilakukan Sebanyak 900 gram serbuk kulit batang kecapi
direndam dengan menggunakan pelarut heksana, etil asetat dan metanol. Ekstrak yang
yang digunakan adalah bakteri gram negatif Escherichia coli dan bakteri gram positif
didapatkan konsentrasi 2000 mg/L dan dipipet 0,5 mL (2000 mg/L). Kontrol negatif
aquades sehingga didapatkan konsentrasi 1000 mg/L. Media Nutrient Agar yang telah
dituang ke dalam cawan petri dan setelah padat diolesi suspensi bakteri uji. Kertas
selama 20 detik dan diletakkan pada cawan petri tersebut. Uji aktifitas ditentukan
setelah 24 jam inkubasi pada 37ºC. Diameter zona hambat yang dihasilkan oleh
sampel diukur.
Pada jurnal selanjutnya dilakukan isolate dengan daun johar menggunakan metode
ekstraksi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak etanol dan serbuk daun Johar diuji
penambahan HCl 2M sampai pH 3 dan diekstraksi dengan etil asetat, lapisan asam
yang didapatkan ditambah NH4OH hingga pH 9-10 dan diekstraksi dengan etil asetat.
fasa diam silika gel GF254 dan fasa gerak etil asetat:kloroform (8:2) dan uji
kemurniannya menggunakan metode KLT dengan berbagai eluen dan KLT dua
dimensi. Isolat alkaloid diuji aktivitas sitotoksisitas dengan metode BSLT (Brine
Shrimp Lethality Test), penentuan struktur molekul isolat alkaloid dengan metode
isokuinolin dengan panjang gelombang 230 nm, 255 nm, dan 335 nm, analisis
OH, CH3, C=C, C-N, C=O, C-O eter. Hasil LC-MS diperoleh berat molekul sampel
sebesar 214,25 g/mol. Berdasarkan hasil analisis diduga senyawa yang didapatkan
LC50 sebesar 18,383 ppm dapat disimpulkan ekstrak alkaloid bersifat sangat
asetat dan diuap-kan sehingga didapatkan ekstrak alkaloid. Ekstrak alkaloid dilakukan
pemisahan me-nggunakan KLT dengan fase diam berupa silika gel GF254 dan eluen
berupa etil asetat :kloroform dengan rasio 8:2. Noda yang ter-bentuk dilakukan uji
menggunakan KLT Preparatif 20x20 cm dengan fase diam berupa silika gel GF254
Pada jurnal isolasi buah lada hitam dan daun sirih bertujuan untuk mengisolasi
senyawa lignan dari buah lada dan daun sirih. Serbuk simplisia dari daun sirih dan
telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dua senyawa lignan berupa hinokinin dan
satu senyawa lignan lain yang memiliki ciri fragmen 135 dan 286 pada KG-SM.
Sedangkan daun sirih memberikan data kromatografi untuk golongan lignan tetapi
belum dapat dikonfirmasi dengan data KG-SM. Penapisan fitokimia dilakukan untuk
menentukan golongan kimia dari simplisia yang akan digunakan. Hasil penapisan
dari kedua simplisia dipantau secara KLT. Hasil pemantauan ekstrak ini tidak
asam sulfat 10% dalam methanol yang bertujuan untuk mengetahui berapa senyawa
yang terdapat dalam ekstrak. Bercak yang diduga senyawa lignan adalah bercak yang
warna ungu setelah disemprot dengan penampak bercak H2SO4 dan vanilin sulfat.
hasil pemantauan fraksinasi kedua terlihat bercak berwarna ungu pada fraksi ke-11
sampai fraksi ke-13 pada daun sirih, serta pada fraksi ke-8, 10, 13 pada buah lada.
diam silika gel GF254 menggunakan penyangga kaca dan pengembang toluena-aseton
(50:1) untuk subfraksi lada, serta pengembang toluena-aseton (7:3) untuk subfraksi
sirih. Pada pita yang diinginkan dikerok dan dilarutkan ke dalam metanol kemudian
3900 Saturn 2000 dengan kolomkapiler VF-5ms 30m x 0,25mm ID. Dipilihnya
metode KG-SM untuk karakterisasi senyawa lignan karena senyawa lignan memiliki
spektrum massa, m/z, yang khas yaitu fragmen massa, m/z, 135, 151, 165, 181. Dari
hasil karakterisasi, diperoleh subfraksi no. 10 buah lada diduga mengandung dua
senyawa lignan yaitu hinokinin yang memiliki spektrum massa khas dengan fragmen
(m/z) 135 dan 354, serta senyawa lignan dengan fragmen khas 135 dan 286.
d. Pemurnian senyawa
Pada jurnal isolasi senyawa aktif lignin dari buah lada hitam dan daun sirih,
dimurnikan dengan KLT preparative menggunakan adsorben silika gel GF254 dengan
penyangga kaca dan pengembang toluena-aseton (50:1) untuk subfraksi lada dan
toluena-aseton (7:3) untuk subfraksi sirih. Pita hasil KLT preparatif yang diinginkan
Pemurnian senyawa pada jurnal selanjutnya yaitu Buah kopi yang diambil adalah
buah kopi yang berwarna hijau dari hasil limbah panen buah kopi. Ekstrak dibuat
dengan sejumlah buah kopi hijau yang diekstraksi menggunakan pelarut kloroform
metode maserasi. Pelarut kloroform digunakan untuk menarik senyawa senyawa yang
buah kopi hijau dimaserasi dengan pelarut kloroform dalam bejana selama 3x24 jam,
setiap 1x24 jam pelarut diganti dan dilakukan pengadukan sesering mungkin.
dikeringkan dengan penangas air hingga diperoleh partisi larut metanol 80%.
Pada jurnal selanjutnya pemurnian senyawa dilakukan dengan metode maserasi yang
terdapat pada pelarut etil asetat 95% dengan suhu maserasi 60OC dan waktu Maserasi
6 jam yaitu sebesar 87,14% dan kadar katekin terendah terdapat pada pelarut akuades
dengan suhu kamar maserasi dan waktu maserasi 1 jam yaitu sebesar 9,83%. Hal ini
sesuai dengan penelitian Sousa (2008) bahwa pemilihan pelarut yang terbaik pada
proses senyawa yang akan diekstrak yaitu pelarut yang mudah dipisahkan (menguap)
dan dimurnikan kembali [9]. Semakin tinggi suhu maserasi maka kecepatan
perpindahan masa dari solut ke solven akan semakin tinggi karena suhu
mempengaruhi nilai koefisien transfer masa dari suatu komponen. Pada jurnal
pita dan yang positif alkaloid dikerok lalu dilarutkan dalam pelarut etil asetat,
eluen dan KLT dua dimensi. Hasil KLT menunjukkan satu noda, diduga isolat
alkaloid telah murni. Hasil uji kemurnian dengan eluen (A) etil asetat : kloroform
(9:2), (B) etil asetat: etanol (8:2), dan (C) KLT dua dimensi dengan eluen (1) etil
asetat : kloroform (9:1), (2) etil asetat:etanol (9:1) pada lampu UV λ365 nm. Jurnal
selanjutnya dilakukan pemurnian senyawa dengan cara ekstraksi yaitu Serbuk daun
kulit kayu pinus sebanyak 1 gr dimasukkan ke dalam beaker glass, lalu ditambahkan
(100 W, 180 W, 300 W, 450 W dan 600 W) dengan waktu ekstraksi selama (1, 3, dan
5 menit). Hasil ekstraksi yang diperoleh disaring. Setelah itu dilakukan analisa kadar
tanin total dalam ekstrak kulit kayu pinus menggunakan spektrofotometri UV-
Jurnal selanjutnya yaitu untuk pemurnian senyawa dilakukan Ekstrak etil asetat
dilakukan pemurnian lebih lanjut dengan metoda kromatografi kolom. Ekstrak ini
dipilih karena mempunyai aktifitas antibakteri yang lebih aktif dibandingkan dengan
ekstrak lainnya. Hasil kromatografi kolom didapatkan sebanyak 517 vial dan
kolom dan dilakukan penggabungan fraksi berdasarkan pola noda Rf yang sama
sehingga didapatkan 4 fraksi.Fraksi H.3 diperoleh senyawa murni yang tandai dengan
adanya noda tunggal pada plat KLT. Adanya terlihat kontaminan dari hasil sphadex
Pada jurnal isolasi daun johar pemurnian senyawa Isolat alkaloid dilakukan uji
kemurnian dengan eluen etil asetat : kloroform (9:2), etil asetat: etanol (8:2), dan KLT
dua dimensi dengan eluen (1) etil asetat : kloroform (9:1), (2) etil asetat:etanol (9:1)
e. Analisis Spektroskopi
Komponen medan listrik yang banyak berperan dalam spektroskopi umumnya hanya
dan penyerapan. Pada jurnal yang didapat Dari hasil pengujian titik leleh didapatkan
titik leleh senyawa ini 194°C - 195°C. Berdasarkan rentang nilai titik leleh < 2 maka
dapat diindikasikan senyawa hasil isolasi telah murni.Hasil pengukuran spektroskopi
Pada spektrum senyawa hasil isolasi yang didapatkan, hasil pengukuran spektroskopi
3339 cm-1, 2946 cm-1, 1702 cm-1, 1509 cm-1, 1446 cm-1 dan 1018 cm-1.Mengindikasi
beberapa pita serapan penting yaitu pita serapan -OH pada vibrasi regangan didaerah
3339 cm-1 yang didukung oleh pita serapan C-O di daerah 1018 cm-1. Pita serapan C-
H aromatik di daerah 2946 cm-1yang didukung oleh adanya serapan C=C di daerah
1446 cm-1. Inti benzen menyerap di daerah 1509-1446 cm-1. Sedangkan pita serapan
tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.[1] Sebagian dari cahaya
tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan.[2] Nilai absorbansi dari cahaya
yang dilserap sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet. Isolasi senyawa
suasana men-jadi asam, sehingga alkaloid akan mem-bentuk garam alkaloid. Garam
alkaloid ini kemudian diekstraksi menggunakan etil asetat, sehingga didapatkan dua
lapisan. Lapisan atas adalah etil asetat yang me-ngikat senyawa selain alkaloid dan
lapisan bawah adalah lapisan asam dan alkaloid terikat pada lapisan ini. Untuk mem-
sampai suasana menjadi basa, sehingga alkaloid akan terbentuk menjadi basa al-
kaloid kembali. Larutan ini kemudian dieks-traksi menggunakan etil asetat sehingga
akan terbentuk dua lapisan, lapisan etil asetat yang mengandung alkaloid dan lapi-san
basa yang mengandung air, pelarut etil asetat kemudian diuapkan sehingga dipe-roleh
ekstrak alkaloid. Untuk mengetahui ekstrak alkaloid yang didapatkan positif alkaloid
menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fasa diam silika gel 60 GF254 dan
komponen-nya. Hasil KLT ada 4 noda yang terbentuk berwarna biru dengan nilai Rf1
(0,08), Rf2 (0,26), Rf3 (0,43), Rf4 (0,65), dan Rf5 (0,75). Hasil KLT, warna noda dan
nilai Rf, dapat dilihat pada gambar 1a. Hasil KLT setelah disemprot pereaksi
Dragendorf meng-hasilkan satu noda pada Rf (0,42) yang berwarna jingga, berarti
hanya satu noda yang positif alkaloid. Hasil KLT setelah disemprot pereaksi
A B
Gambar 1. (A) Hasil KLT ekstrak alkaloid dengan eluen etil asetat : kloroform (8:2)
pada panjang gelombang 365 nm dan (B) KLT setelah disemprot perekasi Dragendorf
etil asetat:kloroform (8:2), sehinga menghasilkan pita-pita dan yang positif alkaloid
dikerok lalu dilarutkan dalam pelarut etil asetat, kemudian dipisahkan dan dipe-roleh
isolat alkaloid.
Gambar 2. Hasil KLT preparative ekstrak alkaloid dengan eluen etil
Selanjutnya isolat alkaloid dilakukan uji kemurnian dengan metode KLT me-
nggunakan berbagai campuran eluen dan KLT dua dimensi. Hasil KLT menunjukkan
satu noda, diduga isolat alkaloid telah murni. Isolat alkaloid murni kemudian di-
gelombang 230 nm, 255 nm, 335 nm merupakan se-rapan dari ikatan rangkap
aromatik yang konjugasi dan diduga serapan alkaloid yang mempunyai kerangka
isokuinolin mempunyai pan-jang gelombang pada daerah 230 nm, 266 nm, 351 nm
[8]. Hasil analisis dengan spek-trofotometer UV-Vis dapat dilihat pada gambar 4.
Abdussalam, M., 2011, Isolasi dan Karakterisasi Struktur Kumarin Dari Fraksi Etil Asetat
Alam, Gemini, dan Abdul Rahim. 2007. Penuntun Praktikum Fitokimia. UIN Alauddin :
Makassar.
Ansel H. C, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi 4, Press UI, Jakarta, 1989.
Aria U. W., 2013, Isolasi Senyawa Triterpenoid dari Fraksi Aktif Kulit Batang Kecapi dan
Almada PD (2009) Pengaruh Perubahan Proses Dekafeinasi Kopi dalam Reaktor Kolom
Ditjen POM Depkes RI, 2000, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Depkes RI, Jakarta,183–
184, 273-274.
Harlis. 2010. Uji Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak Patikan Kerbau (Euphorbia hirta L.)