LAPORAN PTK DI SMKN 3 CIMAHI

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 35

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN MEMBUAT

KALDU (STOCK) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MEDIA


VIDEO SISWA KELAS XI TATA BOGA DI SMK NEGERI 3 CIMAHI
TAHUN AJARAN 2017/2018

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan PPG DALJAB Kuliner Tahap II

Universitas Pendidikan Indonesia

Disusun Oleh :

ETTY LISMAWATI, M.Pd


No. Pesera PPG Daljab : 18016385910225
Unit Kerja : SMK Negeri 37 Jakarta

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA
2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang

tidak dapat dipungkiri. Keberadaan media sangat membantu tugas guru dalam menyampaikan

pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada peserta didik. Guru sadar

bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh

setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit dan kompleks.

Media memegang peranan yang pentimg di dalam tercapainya proses belajar

mengajar. Dunia sekarang boleh dikatakan adalah dunia yang hidup dengan media. Kegiatan

belajar mengajar sekarang telah bergerak menuju dikuranginya system penyampaiannya

dengan ceramah, dan pindah kearah digunakannya banyak media. Lebih dari itu bahakan di

negara-negara maju, media ini telah dikhawatirkan akan menggeser fungsi guru.

Pada hakikatnya proses pembelajaran adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar

mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas

merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri, dimana siswa dan guru bertukar fikiran untuk

mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi yang timbul dan terjadi

penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien. Antara

lain disebabkan adanya kecenderungan mengetahui istilah tetapi mengetahui arti,

ketidakpastian siswa, kurangnya motivasi belajar dan sebagainya.

Salah satu usaha untuk menghadapi keadaan demikian ialah penggunaan media secara

terintegrasi dalam proses pembelajaran, karena fungsi media pembelajaran dalam kegiatan

tersebut sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lain-lain juga meningkatkan keserasian

dalam penerimaan informasi.

2
Media pengajaran sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran, karena fungsi

utamanya sebagai alat bantu mengajar yang turut memperbaharui iklim, kondisi serta

lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Penggunaan media pembelajaran

tersebut harus sesuai dengan pedoman kurikulum yang ada dan media pengajaran yang

digunakan pun tidak terlalu banyak dan berlebihan, karena bila berlebihan akan

membingungkan siswa dan tidak jelas konsep yang diajarkan.

Media pengajaran yang disebut Audiovisual Aids menurut Encyclopedia of Education

Research memiliki nilai sebagai berikut :

1. Meletakan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir. Oleh karena itu untuk

mengurangi verbalisme.

2. Memperbesar perhatian siswa

3. Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan.

4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha

sendiri dikalangan para siswa.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu.

Sebagai alat bantu,media mempunyai fungsi membantu tercapainya tujuan

pembelajaran. Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan

menggunakan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang

cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan

proses dan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan tanpa bantuan media.

Walaupun demikian, penggunaan media sebagai alat bantu tidak bisa dilakukan secara

sembarangan, tetapi perlu memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan pembelajaran.

Media yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran harus lebih diperhatikaan.

Sedangkan media yang tidak menunjang tentu saja harus disingkirkan jauh-jauh.

3
Kehadiran media mempunyai arti yang sangat penting. Karena dalam kegiatan

tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media

sebagai perantara. Kerumitan yang disampaiakan kepada anak didik dapat disederhanakan

dengan menggunakan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan

melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkritkan dengan

kehadiran media. Dengan demikian anak didik lebih mudah mencerna bahan ajar dari pada

tanpa bantuan media.

Peserta didik SMK Negeri 3 Cimahi pada Program Keahlian Tata Boga dibekali

dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dapat menunjang

kemampuan peserta didik sebagai tenaga professional, terampil dan percaya diri. Peserta

didik wajib mencapai berbagai kompetensi yang sesuai dengan SKKNI Bidang Pengolahan

dan Penyajian Makanan Kontinental. Salah satu standard kompetensi Pengolahan dan

Penyajian Makanan Kontinental adalah Membuat Kaldu (Stock).

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti tertarik mengadakan

penelitian untuk mengetahui perbedaan antara pembelajaran yang menggunakan media

kontemporer dengan yang masih menggunakan media konvensional ( sebatas buku dan papan

tulis ) dalam hal menjelaskan Membuat Kaldu (Stock).

Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti tidak hanya itu peneliti juga menggunakan

dua media yang berbeda dalam penelitian tersebut guna sebagai acuan bagi guru dalam

penggunaan media pembelajaran dan proses pembelajaran. Kemudian dua media tersebut

dibandingkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kedua media

tersebut. Adapun media yang dibandingkan oleh peneliti yaitu media gambar dengan media

video

4
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penelitian pendahuluan (preliminary research) yang telah penulis

lakukan, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran.

2. Kurangnya daya tarik siswa dalam proses pembelajaran, dikarenakan minimnya

kemampuan guru dalam menciptakan suasana kelas yang menarik.

3. Media yang digunakan dalam pembelajaran membuat kaldu (Stock) masih sangat

konvensional

4. Nilai rapot siswa kurang maksimal atau bahkan beberapa siswa yang nilainya masih

dibawah KKM.

C. Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menyadari bahwa, peneliti memiliki

keterbatasan dalam melakukan penelitian. Agar pembatasan masalah lebih terarah, maka

peneliti membatasi masalah pada ”Perbandingan Hasil Belajar Dalam Mata Pelajaran

Membuat Kaldu (Stock) Dengan menggunakan Media Gambar Dan Media Video”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat di rumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Apakah dengan menggunakan media gambar pada mata pelajaran Membuat Kaldu

(Stock) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMK Negeri 3 Cimahi?

2. Apakah dengan menggunakan media video pada mata pelajaran Membuat Kaldu (Stock)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMK Negeri 3 Cimahi?

5
3. Apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar Membuat Kaldu (Stock) yang

menggunakan media gambar dengan yang menggunakan media video di SMK Negeri 3

Cimahi ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini dapat penulis sebutkan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui hasil belajar Membuat Kaldu (Stock) siswa yang diajar menggunakan

media gambar di SMK Negeri 3 Cimahi.

b. Untuk mengetahui hasil belajar Membuat Kaldu (Stock) siswa yang diajar menggunakan

media video di SMK Negeri 3 Cimahi.

c. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajar menggunakan

media gambar dengan media video di SMK Negeri 3 Cimahi .

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini bagi siswa adalah

a. Penelitian mengenai media pembelajaran pada umumnya akan membantu dalam

meletakkan dasar-dasar teori tentang hasil belajar siswa

b. Sebagai pembanding bagi peneliti-peneliti lain yang ingin meneliti mengenai

perbandingan hasil belajar siswa, antara yang diajar menggunkan media video dengan

yang diajar menggunakan gambar dengan hasil belajar pada mata pelajaran lainnya.

Manfaat bagi guru adalah sebagai berikut:

a. Sebagai acuan bagi guru, agar menggunakan media pembelajaran yang tepat

b. Memberikan alternatif bagi guru untuk penyampaian materi pembelajaran kepada peserta

didik

6
Manfaat bagi pembuat kebijakan adalah sebagai berikut:

a. Untuk membekali pemberi kebijakan yaitu kepala sekolah dan dinas pendidikan agar

melatih guru-guru terutama dalam menggunakan media pembelajaran yang tepat dan

efisien.

b. Untuk memberikan masukan kepada kepala sekolah agar lebih memperhatikan

penyediaan media pembelajaran yang dibutuhkan oleh guru.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Prestasi Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan

lingkungan. (Hamalik Pemar : 2001). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses

yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan.Rumusan pertama Belajar adalah

perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan

pengalaman. Rumusan kedua Belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai

akibat adanya latihan khusus.James Patrick ChaplindalamDictionary of Psychology: 1985.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa

berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar

yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau

keluarga.1Belajar atau learning, adalah perubahan yang secara relative berlangsung lama pada

perilaku yang diperoleh dari pengalaman pengalaman.Belajar merupakan salahsatu bentuk

perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia.Belajar mem-bantu manusia

menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan.2

Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasan hasil latihan melainkan perubahan

tingkah laku.Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan

pembelajaran yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa.

1
Muhibbin Syah, M.Ed. Psikologi Pendidikan. hal.89
2
Zikri Neni Iska. Psikologi. hal.76

8
Menurut Gagne (1984), belajar didefinisikan sebagai proses dimana suatu organisme

berubah perilakunya akibat suatu pengalaman.3 Menurut James O.Wittaker, Belajar dapat

didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan

atau pengalaman.4

Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia

memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu

pengetahuan.Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam

usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk

raport pada setiap semester.

Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh siswa

dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi.Untuk menentukan kemajuan yang dicapai

maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga

dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan

belajar siswa. Keberhasilan dalam belajar menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi

Pengajaran 1989:82 adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni adalah Hasil belajar

siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.

Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung:

Jemmars, 1980:25) mengemukakan, bahwa keberhasilan dalam belajar yang dilakukan oleh

siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah

untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa.

Sehubungan dengan beberapa pendapat di atas, maka berbicara tentang prestasi

belajar siswa berarti berbicara tentang berbagai kemampuan yang dimiliki oleh siswa yang

bersangkutan yang meliputi; 1) kemampuan kognitif; 2) kemampuan efektif; dan 3)

kemampuan psikomotor.
3
http://whandi.net/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat &id=41, 25 Januari
2009
4
Drs. Wasty Soemanto, M.Pd. Psikologi Pendidikan, hal.104

9
Kemampuan kognitif merupakan penguasaan seseorang terhadap pengetahuan yang

telah ia peroleh melalui proses pembelajaran. Kemampuan afektif berhubungan dengan sikap

terhadap nilai-nilai, moral dan norma tertentu. Kemampuan psikomotor berhubungan dengan

keterampilan yang dimiliki untuk menciptakan dan mengembangkan sesuatu.

Hal ini sejalan dengan teori Taksonomi Bloom yang dikutip Oemar Malik, prestasi

belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif,

psikomotor.5 Perinciannya sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan prestasi belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu

menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai

atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular

(menghubungkan, mengamati).

Tipe prestasi belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena

lebih menonjol, namun prestasi belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari

hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Prestasi belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan

ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.Hal ini dapat tercapai apabila

siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih ba ik

lagi.
5
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2006), hlm. 30.

10
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa prestasi belajar adalah

suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta

akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya

karena prestasi belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin

mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan

perilaku kerja yang lebih baik.

Berdasarkan kepada beberapa konsep dan pendapat ahli, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan jiwa terhadap materi ajar yang telah

diberikan gurunya di sekolah.Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, maka guru perlu

membuat tes yang mengukur aspek kognitif yang disebut dengan achivemant test.Prestasi

belajar ini dapat dilihat nilai ulangan harian, nilai post test atau nilai rapor.Berdasarkan nilai

tes yang diperoleh siswa, maka guru dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar siswa itu

tinggi, sedang atau rendah. Berdasarkan prestasi belajar ini pula diterapkan suatu kesimpulan,

apakah siswa sukses atau gagal mengikuti proses pembelajaran, lulus atau tidak lulus.

Bagi siswa prestasi belajar merupakan potret kemampuan dirinya sendiri dala

menguasai pengetahuan atau materi yang diberikan oleh gurunya.Bagi guru, prestasi belajar

siswa merupakan gambaran keberhasilan dalam melaksanakan pengajaran, apakah materi

yang diajarkannya sudah dikuasai siswa atau belum, sebagaimana tujuan pengajaran yang

dibuat.Bagi sekolah prestasi belajar siswa merupakan gambaran keberhasilan sekolah dan alat

evaluasi tentang penguasaan siswa terhadap materi ajar dan keberhasilan guru dalam

mengajar.Oleh karena itu, studi tentang prestasi belajar adalah suatu hal yang penting dalam

pendidikan. Seseorang tidak bisa mengatakan bahwa proses belajar mengajar berhasil atau

gagal, tanpa mengetahui terlebih dahulu prestasi belajar siswanya.

B. Pengertian Media Pembelajaran

11
Media berasal dari bahasa Latin “medius” yang secara harfiah berarti tengah,

perantara atau pengantar.Dalam bahasa Arab, media adalah “perantara atau pengantar pesan

dari pengirim kepada penerima’.Gagne yang dikutip oleh Sadiman mengatakan bahwa

“media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya

untuk belajar”.Sementara itu Sadiman mengutip dari Briggs, berpendapat bahwa “media

adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta dapat merangsang siswa untuk

belajar”. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang chkup

penting . karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan-bahan yang diajarkan dapat

dibantu dengan kehadiran media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan

kepada peserta didik dapat diseserhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa

yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan

keabstrakan bahan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media.Dengan demikian peserta

didik lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa bantuan media.

Batasan lain juga dikemukakanoleh Asosiasi Pendidikan Nasional (Nation Education

Assosiation/NEA). Dikatakan bahwa “media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak

maupun audio visual serta peralatanny. Apapun batasan yang diberikan ada persamaan-

persamaan diantaranya bahwa media adalah sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat menerangkan fikiran, perasaan, minat

dan perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi”.Kata

pengajaran sengaja dipakai sebagai padanan dari kata bahasa Inggris instruction.Kata

Instruction mempunyai arti yang lebih luas dari pada pengajaran.Jika kata pengajaran ada

dalam konteks guru dan murid di ruang kelas (formal), pembelajaran (instruction) mencakup

pula kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri guru secara fisik. Oleh karena itu dalam

instruction yang ditekankan adalah proses belajar mengajar. Maka usaha yang terencana

12
untuk memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar mengajar dalam diri

siswa disebut pembelajaran”.

Istilah pembelajaran digunakan untuk menunjukkan usaha pendidikan yang dilakukan

secara sengaja, dengan tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan,

serta pelaksanaannya terkendali. “media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang

digunakan dalam proses belajar mengajar untuk menyalurkan pesn dapat membangkitkan

minat, perhatian dan kemauan mengarahkan fikiran serta memudahkan peserta didik

sehingga terjadi belajar yang optimal”.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta merangsang segala sesuatu

yang fikiran, pesanan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya

proses belajar yang sengaja, bertujuan dan terkendali. Media pembelajaran sangat membantu

dalam proses kegiatan belajar mengajar dan diantara kegunaan media pembelajaran adalah

sebagai berikut:

a. Media mampu memberi rangsangan yang bervariasi kepada otak manusia.

b. Media membangkitkan keinginan dan minat baru, sehingga membangkitkan motivasi dan

merangsang untuk belajar.

c. Media dapat melampaui batas ruang dan waktu, contoh objek yang terlalu besar, objek

yang terlalu kecil, gerak terlalu lembut atau cepat dan sebagainya.

d. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya.

e. Media menghasilkan keseragaman pengamatan, pengalaman dan persepsi. Dan juga

memberikan kesempatan untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta kecepatan

yang ditentukan sendiri.

f. Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar

mengajar.

13
Karena beraneka ragam jenis dan kegunaan, maka media tersebut memiliki

karakteristik yang berbeda-beda dan oleh sebab itu perlu pemilihan media secara cermat dan

tepat agar dapat dimanfaatkan secara tepat guna. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan

dalam memilih media, antara lain: tujuan yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siwa,

ketersediaan perangkat lunak(software), mutu teknis dan biaya. Oleh karena itu perlu

mempertimbangan dan memperhatikan antara lain:

a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen utama yang harus

diperhatikan dalam memilih media. Dalam penerapan media harus jelas dan operasional,

spesifik dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku (behavior).

b. Aspek materi perlu jadi pertimbangan yang dianggappenting dalam memilih media.

Sesuai atau tidaknya antara materi dan media yangdigunakan akan berdampak pada hasil

pembelajaran siswa.

c. Kondisi siswa sebagai subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru

dalammemilih media yang sesuai dengan kondisi siswa. Faktor umur, intelegensi, latar

belakang pendidikan, budaya dan lingkungan anak menjadi perhatian dan pertimbangan

dalam memilih media pembelajaran.

d. Ketersediaan medi di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendisain sendiri media

yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.

Seringkali asuatu media dianggap tepata untuk digunakan di kelas akan tetapi di sekolah

tersebut tidak tersedia media atau peralatan yang diperlukan, sedangkan untuk mendisain

atau merancang suatu media yang dikehendaki tidak mungkin dilakukan oleh guru.

e. Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada

audiens(siswa) secara tepat dan berhasil guna dengan kata lain tujuan yang ditetapkan

dapat dicapai secara optimal.

14
f. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media yang sederhana mungkin lebih

menguntungkan daripada menggunkan media yang canggih ( teknologi tinggi ) bilamana

hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.

C. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk

mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin

guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.Ciri-ciri tersebut adalah:

1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan

merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.Dengan ciri fiksatif, media memungkinkan suatu

rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa

mengenal waktu.

2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki

cirimanipulatif.Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepadasiswa

dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse

recording.Suatu kejadian dapat dipercepat dan dapat juga diperlambat padasaat menayangkan

kembali hasil suatu rekaman video.

3. Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan

melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa

dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

15
D. Klasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik (1985:63) ada empat klasifikasi media pengajaran yaitu:

1. Alat-alat visual yang dapat dilihat.

2. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar.

3. Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar.

4. Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya.

E. Multimedia

1. Definisi Multimedia

Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin), nouns yang

berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Bahasa Latin) yang berarti sesuatu yang

dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American

Heritage Electronic Dictionary (1991) juga diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan

mempresentasikan informasi (Rachmat dan Alphone,2005/2006: 1).Multimedia merupakan

perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap),

grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas menjadi file digital

(komputerisasi) yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik.

2. Objek Multimedia

Multimedia terdiri dari beberapa objek, yaitu teks, grafik, image, animasi,

audio,video, dan link interaktif.

a. Teks

Teks merupakan dasar dari pengolahan kata dan informasi berbasis

multimedia.Menurut Hofstetter, sistem multimedia banyak dirancang dengan menggunakan

teks karena teks merupakan sarana yang efektif untuk mengemukakan ide-ide dan

menyediakan instruksi-instruksi kepada user (pengguna). Beberapa hal yang perlu

16
diperhatikan adalah penggunaan hypertext, auto-hypertext, text style, import text, dan export

text.

b. Image

Secara umum image atau grafik berarti still image (gambar tetap) seperti foto dan

gambar. Manusia sangat berorientasi pada visual (visual-oriented), dan gambar merupakan

sarana yang sangat baik untuk menyajikan informasi.Semua objek yang disajikan dalam

bentuk grafik adalah bentuk setelah dilakukan encoding dan tidak mempunyai hubungan

langsung dengan waktu.

c. Animasi

Animasi adalah pembentukan gerakan dari berbagai media atau objek yang

divariasikan dengan gerakan transisi, efek-efek, juga suara yang selaras dengan gerakan

animasi tersebut atau animasi merupakan penayangan frame-frame gambar secara cepat

untuk menghasilkan kesan gerakan. Konsep dari animasi adalah menggambarkan sulitnya

menyajikan informasi dengan satu gambar saja,atau sekumpulan gambar.

d. Audio

Penyajian audio merupakan cara lain untuk lebih memperjelas pengertian suatu

informasi. Suara dapat lebih menjelaskan karakteristik suatu gambar, misalnya musik dan

suara efek (sound effect).

e. Video

Video merupakan elemen multimedia paling kompleks karena penyampaian informasi

yang lebih komunikatif dibandingkan gambar biasa.Dalam video, informasi disajikan dalam

kesatuan utuh dari objek yang dimodifikasi sehingga terlihat saling mendukung

penggambaran yang seakan terlihat hidup.

17
f. Interactive link

Interactive link dengan informasi yang berkaitan sering kali dihubungkan secara

keseluruhan sebagai hypermedia. Interactive link diperlukan bila pengguna menunjuk pada

suatu objek atau tombol supaya dapat mengakses program tertentu dan untuk

menggabungkan beberapa elemen multimedia sehingga menjadi informasi yang terpadu.

F. Pengertian Media Video

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, video diartikan sebagai rekaman gambar

hidup atau program televise lewat tayangan televise. Atau dengan kata lain video merupakan

tayangan gambar bergerak yang disertai dengan suara.

Sedangkan bahan ajar non cetak, video kaya akan informasi dan lugas untuk

dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat sampai ke hadapan peserta didik

secara langsung. Selain itu video menambah suatu dimensi baru terhadap

pembelajaran.Peserta didik dapatmelihat gambar dari bahan ajar cetak dan suara dari program

audio. Tetapi dalam video , peserta didik dapat memperoleh keduanya, yakni gambar

bergerak beserta suaranya yangmenyertainya. Sehingga peserta didik seperti berada di suatu

tempat yang sama dengan program yang ditayangkan dalam video.

Syaiful Bahri mendefinisikan video sebagai medisa yang mempunyai unsur suara dan

nsur gambar yang bergerak, dan mengklasifikasikannya dilihat jenisnya, daya liputnya dan

dari bahan serta cara pembuatannya.Budi Susanto mendefinisikan media video sebagai media

yang berkaitan dengan indera penglihatan dan pendengaran serta mempunyai unsur gerak.

Video pembelajaran merupakan program pembelajaran yang dikemas dalam kaset

video atau CD dan disajikan dengan menggunakan peralatan VTR atau CD player serta TV

monitor. Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin

popular dalam masyarakat.Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa

bersifat informative, edukatif, maupuninstruksional. Sebagian besar tugas film dapat

18
digantikan oleh video. Tetapi tidak berarti video akan menggantikan kedudukan film.

Masing-masing mempunyai kelebihan dan keterbatasannya sendiri.

Kelebihan video antara lain:

a. Dapat menarikperhatian untuk periode yang singkat

b. Penonton dapat memperoleh informasi dari para ahli

c. Demonstrasi yang sulit dapat dipersiapkan dan direkam sebelumnya

d. Menghemat waktu dan dapat diputar ulang

e. Dapat mengamat lebih dekati objek yang sedang bergerak atau yang berbahaya seperti

harimau

f. Guru bisa menghentikan dan mengatur gerakan gambar tersebut

g. Ruangan penyajian tidak perlu digelapkan.

Hal-hal negative yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penggunaan alat

perekam video belajar mengajar adalah:

a. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikkan

b. Sifat komunikasina satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik

yang lain.

c. Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.

d. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.

Supaya media video dapat digunakan secara efektif dan efisien, ada tiga langkah yang

harus diikuti dalam memanfaatkan video, baik dengan teknik pembelajaran klasial, individual

maupun kelompok, yaitu:

1) Persiapan sebelum menggunakan media video

a) Menyusun jadwal pemanfaatan disesuaikan dengan topic dan program belajar yang

sudah dibuat.

19
b) Mengecek kelengkapan peralatan termasuk menyesuaikan dengan tegangan listrik

yang tersedia di sekolah

c) Mempelajarimbahan penyerta

d) Mempelajari isi program

e) Mengecek kesesuai isi program

f) Meminta siswa agar mempersiapkan buku, alat tulis dan peralatan lain yang

diperlukan

g) Mengatur tempat duduk siswa gar semua siswa dapat melihat dan mendengar

dengan baik.

2) Kegiatan selama memanfaatkan video

a) Sebelum menayangkan video pembelajaran, menyarankan agar siswa

memperhatikan materi

b) Memberikan penjelasan terhadap materi yang diajarkan.

c) Menjelaskan tujuan dan materi pokok dariprogram yang akan ditayangkan

d) Memberikan prsdyarat atau persepsi pengetahuan pelajaran sebelumnya.

Mengoperasikan program sesuai petunjuk pemanfaatan / petunjuk teknis bahan

penyerta.

e) Mengamati atau memantau kegiatan siswa selama mengikuti program

f) Memberikan penguatan/penegasan terhadap penayangan program

g) Memutar ulang program bila diperlukan

h) Menutup/mematikan dan membuat kesimpulan materi/isi program sesudah

memberikan evaluasi kepada siswa.

3) Kegiatan tindak lanjut

a) Memberikan tugas kepada siswa

b) Memberikan pertanyaan/umpan balik

20
c) Bagi pelajaran yang memberikan praktikum, guru kemudian mengajak siswa untuk

mengadakan praktik di laboratorium

d) Bagi mata pelajaran yang memerlukan tambahan referensi yang lebih lengkap, guru

mengajak siswa untuk belajar di perpustakaan

e) Menginformasikan tentang pentingnya memperhatikan/mendengarkan program

video pembelajaran untuk pemanfaatan program pembelajaran video berikutnya.

f) Mengajak siswa untuk memperkaya materi melalui sumber belajar yang relevan

yang diajarkan.

Dengan menggunakan video ini siswa akan belajar dengan suasana yang berbeda,

karena siswa hanya mengamati dan memperhatikan gambar yang ditayangkan serta hal ini

akan menarik siswa karena diiringi dengan gambar serta fragmen yang menarik.

Pemanfaatn media video memang sangat luas, terutama perkembangan dalam bidang

Mengolah Salad Indonesia. Informasi Mengolah Salad Indonesia dapat disimpan dalam VCD,

dan masing-masing dapat mnyimpan 55.000 gambar atau sama dengan kira-kira 36 menit

untuk menitmeniuntuk untuk perpindahan gambarukuntukPerpindahan gambar.

G. Pengertian Media Gambar

Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui

proses fotografi. Media ini mempunyai keunggulan yang diantaranya sudah umum

digunakan, mudah dimengerti, dapat dinikmati, mudah didapatkan atau dibuat, dan banyak

memberikan penjelasan daripada menggunkan media verbal.

Media gambar atau foto bertbeda dengan media verbal atau penyampaian materi

melalui lisan dalam hasil yang diharapkan. Medi gambar mampu memberikan dalam bentuk

gambar apa adanya sehingga anak didik mampu untuk mengingatnya dengan lebih baik

dibandingkan dengan metode verbal.

21
Media gambar ini juga memiliki karakteristik yaitu mrdia yang hanya menekankan

persepsi indera penglihatan dan bentuk visualnya yang memanfaatkan rancangan gambar

sebagai sarana pertimbangan tentang kehidupan sehari-hari, misalnya yang menyangkut

manusia, peristiwa, benda-benda, tmpat dan sebagainya.

Keterbatasan media gambar adalah:

a. Gambar dapat menekankan persepsi indera penglihatan saja.

b. Gambar tidak dapat memperagakan suara, bau atau ciri penginderaan lainnya.

c. Gambar dapat tergantung pada warna, gambar hitam putih tidak bisa menggambarkan

mobil berwarna biru.

d. Gambar hanya dapat berbentuk dua dimensi san tidak daapat memperagakan gerak.

Media gambar juga dapat menunjukkan perlambang objek, lembaga dan orang, yang

dapat dilihat dari ruang dan waktu. Kelebihan media ini adalah dapat merupakan keterangan

sederhana, memperlihatkan hubungan data yang satu dengan yang lain. Adapun

kelemahannya adalah hanya menggambarkan secara simbolik.

H. Kaldu (Stock).

1. Pengertian Kaldu

Selama ini orang lebih sering menyebut “kuah”. Ada kuah bakso, kuah soto, ataupun

kuah sup. Kuah yang dimaksud adalah kaldu. Kaldu atau Stock adalah cairan yang

dihasilkan dari rebusan tulang sapi, tulang ayam,tulang ikan, daging dan sayuran dengan

penambahan sayuran yang mengandung aroma dan dimasak dalam waktu tertentu

(lama).Kaldu yang baik menentukan rasa/kualitas sup dan sauce dan juga ditambahkan

kesuatu masakan sebagai penyedap.

22
2. Bahan dasar kaldu

Bahan dalam pembuatan kaldu (stock) yaitu :

a. Tulang.Tulang yang paling baik untuk membuat kaldu adalah tulang binatang

muda.Tulang ini banyak mengandung aroma yang baik untuk kaldu.Tulang yang

baik untuk kaldu diambil dari skin, knucle dan leher.Biasanya dipotong-potong

kecil sebelum digunakan.Untuk menghasilkan kaldu yang bersih, maka tulang

harus dicuci dahulu sebelum melalui proses blancing.

b. Flavoring adalah bumbu-bumbu atau bahan-bahan yang ditambahkan dalam

masakan untuk mendapatkan aroma makanan yang lebih baik. Flavoring di

klasifikasikan menjadi tiga :

 Mirepoix.Yaitu potongan kasar dari bawang bombay, wortel, sledri, dan daun

bawang (leak)

 Boueqet Garnie yaitu ikatan rempah-rempah yang masih segar, yang terdiri

dari bayleaf, thyme, marjoram, oregano, rosmery

 Onion Piequet, yaitu yang ditusukan dengan cloves (cengkeh)

3. Macam-macam Kaldu

a. Kaldu putih (white stock)

Yang dimaksud dengan white stock adalah cairan yang dihasilkan dari ekstrak

rebusan tulang dan aroma sayuran yang dimasak dalam waktu tertentu. Lama memasak

tergantung denganjenis tulang yang digunakan.

1) Tulang ayam

.Lama memasak 2 - 4 jam.

2) Tulang sapi muda

Lama memasak antara 6-8 jam.

3) Tulang kambing

23
Waktu memasak 6-8 jam.

4) Tulang ikan

Waktu memasak 30-45 menit.

White stock terbuat dari tulang yang diblanching dengan tujuan supaya ekstraknya

tidak keluar ketika direbus kemudian baru di cuci dengan air dingin. Rebus kembali dengan

air dingin tampahkan mirepoix, ketika akan mendidih api dikecilkan (simmering) dengan

tujuan mendapatkan ekstrak dari rebusan tulang tersebut.

Tehnik Pengolahan White Stock :

1) Blancing

2) Boiling

3) Simmering

Alat Pengolahan White Stock :

1) Stock pot

2) Wooden spatula

3) Strainer

4) Ladle

b. Kaldu coklat (brown stock)

Kaldu coklat adalah cairan yang dihasilkan dari rebusan tulang dan aromatik sayuran

yang sebelumnya dimasak dahulu sampai berwarna coklat dalam waktu tertentu. Selanjutnya

diolah pada panci kaldu (stock pot).Untuk mendapatkan warna yang lebih bagus dapat

dengan menambahkan “tomato paste”. Kaldu yang di-roast di dalam oven terbuat dari tulang

sapi, ayam dan kambing sesuai dengan jenis hidangan yang dimasak.Setelah tulang berwarna

coklat ditambahkan dengan mirepoix yang dioven.

24
Teknik membuat kaldu coklat (brown stock) :

1) Roasting

2) Boiling

3) Simmering

Syarat kaldu yang baik :

1) Jernih

2) Bebas lemak

3) Aroma segar

Alat Pengolahan Membuat Brown Stock :

1) Oven

2) Roasting pan

3) Wooden spatula

4) Stock pot

5) Stainer

6) Ladle

25
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Cimahi yang beralamat di Jalan Sukarasa

No. 136 Telp/Fax. (022) 6628404 Cimahi. Waktu penelitian dilaksanakan pada saat semester

ganjil tahun ajaran 2017/2018.

B. Metode dan Disain Intervensi Tindakan

1. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan. Penelitian tindakan menurut Carr dan

Kemmis yang dikutip Made Putrawan dan Ma’ruf Akbar adalah “Suatu bentuk penelitian

refleksi diri (self reflective) yang dilakukan para partisipan dalam situasi¬ sosial untuk

memperbaiki rasionalitas dan kebenaran.” Adapun tujuan dari penelitian tindakan adalah

untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi praktik pendidikan

Dalam penelitian tindakan terdapat dua aktivitas yang dilakukan secara simultan,

yaitu aktivitas tindakan (action) dan aktivitas penelitian (research). Kedua aktivitas tersebut

dapat dilakukan oleh orang yang sama atau oleh orang yang berbeda bekerja sama secara

kolaboratif.

Mengacu pada pendapat tersebut, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian

tindakan kolaboratif, sehingga pelaksanaan penelitiannya mengupayakan adanya kerjasama

yang baik antara guru sebagai pelaksana aktivitas tindakan dan peneliti sebagai pelaksana

aktivitas penelitian. Karena penelitian ini merupakan penelitian tindakan, metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action

research).

26
Menurut pendapat Hopkis yang dikutip Kunandar, penelitian tindakan kelas adalah

“Kajian sistemik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru

dengan melakukan tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil

dari tindakan-tindakan tersebut.” Suharsimi menyatakan bahwa “Penelitian tindakan kelas

sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif dan spiral,

yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja dan proses.”

Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan oleh guru secara bersama-sama dengan

pihak lain yang dirasa penting, misalnya dengan guru mata pelajaran terkait, dengan kepala

sekolah, bahkan dengan orang-orang di luar sekolah yang dianggap mampu. Dengan

melakukan penelitian tindakan kelas, guru dapat memperbaiki praktik pembelajaran menjadi

lebih efektif, di samping itu guru juga dapat belajar secara sistematis dari pengalamannya

sendiri.

2. Desain Intervensi Tindakan (Rancangan Siklus Penelitian)

Desain intervensi tindakan atau rancangan siklus, pada dasarnya merupakan suatu

siklus yang meliputi tahap-tahap sebagai berikut : (a) perencanaan (plan), (b) tindakan (act),

(c) observasi (observe), (d) refleksi (reflect), kemudian dilanjutkan dengan perencanaan ulang

(replanning), tindakan, observasi, dan refleksi untuk siklus selanjutnya, begitu seterusnya

membentuk suatu spiral.

2.1. Perencanaan Tindakan ( Planning)

a. Menyiapkan rencana pembelajaran (RPP)

b. Menyiapkan alat peraga yang akan digunakan, berupa infocus, bahan-bahan

yang dipergunakan untuk membuat salad Indonesia

c. Menentukan waktu dan tanggal tindakan pembelajaran

d. Menyiapkan lembar instrumen observasi tindakan dan soal evaluasi belajar.

27
2.2. Tindakan (Acting)

Pertemuan ke-1

1) Anak-anak masuk kelas dengan berbaris disamping kelas dan dikondisikan

untuk siap belajar. Setelah itu berdoa bersama dan dibacakan absen kehadiran.

2) Melakukan apersepsi materi dengan bertanya macam-macam kaldu (stock) yang

biasa digunakan . Siswa menjawab secara antusias pertanyaan peneliti.

3) Peneliti menjelaskan materi pembuatan Kaldu (Stock) melalui pemanfaatan

infocus

4) Melalui alat peraga peneliti menjelaskan macam –macam kaldu (stock)

5) Peneliti menunjuk beberapa siswa untuk menunjukan macam-macam kaldu

(stock) dan bagaimana cara membuatnya.

6) Siswa mencatat hasil kesimpulan dalam buku catatan.

7) Diakhir pertemuan peneliti memberikan penguatan kepada siswa berupa latihan

mengerjakan tugas-tugas praktek

2.3. Pengamatan Tindakan (Observing)

Pendekatan pengamatan tindakan (observing) yang digunakan adalah observasi Peer

(pengamatan kolaborator), yaitu observasi yang dilakukan oleh orang lain (biasanya teman

guru atau kolaborator) terhadap pengajaran seseorang dengan menggunakan lembar

pengamatan yang meliputi keaktifan siswa, keberanian bertanya dan menjawab pertanyaan,

dan sebagainya.

Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan

rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya, serta untuk mengetahui seberapa jauh

pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang

diharapkan, yakni meningkatkan hasil pembelajaran.

28
2.4. Refleksi Tindakan (Reflecting)

Refleksi merupakan upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau

partisipan terkait. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan kolaborator, yaitu

adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Tujuan dari

kegiatan ini adalah untuk menganalisis ketercapaian proses pemberian tindakan maupun

untuk menganalisis faktor penyebab ketidaktercapaian tindakan.

Refleksi tindakan dilakukan melalui paparan data tiap siklusnya, kesimpulan,

verifikasi dan refleksi. Hasil refleksi ini akan menjadi pedoman dalam perbaikan-perbaikan

tindakan pada sikus berikutnya apabila data penelitian belum sesuai dengan kriteria

keberhasilan penelitian.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Tata Boga SMK Negeri 3 Cimahi

yang berjumlah 33 orang dengan komposisi perempuan 27 siswa dan laki-laki 6 siswa.

D. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan

Keberhasilan tindakan yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dengan

metode Penggunaan video, yaitu siswa tampak antusias dan termotivasi dalam pembelajaran

Membuat Kaldu (Stock) serta sebagian besar siswa memahami serta mampu membuat

macam-macam Kaldu (Stock).

Indikator keberhasilan tindakan merupakan hasil kesepakatan antara kolaborator dan

peneliti. Kolaborator dan peneliti membuat suatu kesepakatan dengan menentukan besarnya

persentase kenaikan minimal sebesar 25 %. Jika persentase yang didapatkan siswa dari

prapenelitian dan siklus I meningkat lebih dari 25 % maka penelitian dikatakan berhasil.

Namun jika persentase yang diperoleh kurang dari 25 % seperti kesepakatan bersama, maka

penelitian tidak berhasil, harus ada tindakan selanjutnya.

29
E. Data dan Sumber Data

Data penelitian terdiri dari atas data pemantauan tindakan dan data penelitian. Data

pemantauan tindakan merupakan data yang digunakan untuk mengontrol kesesuaian

pelaksana tindakan dengan rencana. Data penelitian adalah data tentang hasil penilaian

Membuat Kaldu (Stock) SMK Negeri 3 Cimahi dengan metode Pemanfaatan media media

gambar dan media video.

Adapun sumber data pemantau tindakan adalah data tindakan pembelajaran Membuat

Kaldu (Stock) dengan media gambardan media gambar kelas XI SMK Negeri 3 Cimahi ,

meliputi : lembar observasi, hasil penilaian, kehadiran siswa, catatan diskusi dengan

kolaborator serta dokumentasi lainnya.

F. Instrumen Pengumpul Data

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu metode pembelajaran

menggunakan media gambardan media video serta prestasi belajar Membuat Kaldu

(Stock)siswa kelas XI Tata Boga SMK Negeri 3 Cimahi .

1. Definisi Konseptual

a. Prestasi Belajar Membuat Kaldu (Stock)

Secara konseptual, prestasi belajar mambuat kaldu (stock) merupakan tingkat

pemahaman siswa tentang pengetahuan serta kemampuandalam membuat macam-macam

kaldu (stock).

30
b. Metode Pemanfaatan Media AudioVisual

Metode Pemanfaatan Audio Visual adalah bagian dari model pembelajaran yang

digunakan guru dalam memberikan materi ajar melalui demonstrasi alat peraga yang

dirancang sesuai kebutuhan siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa.

2. Definisi Operasional

a. Prestasi belajar Membuat Kaldu (Stock)

Prestasi belajar membuat kaldu (stock)adalah penilaian yang diperoleh masing-

masing subyek penelitian melalui post test yang menggambarkan tingkat pemahaman siswa

terhadap materi membuat kaldu (stock)

b. Metode Pembelajaran Menggunakan Media Gambar dan Video

Metode Pemanfaatan Media Gambar adalah guru menjelaskan siswa melalui demo

alat peraga yang diikuti siswa dan memberikan koreksian bilamana siswa melakukan

kesalahan. Sedangkan melalui metode pemanfaatan video siswa dalam melihat secara jelas

peristiswa membuat kaldu (stock)mulai dari penyiapan bahan sampai dengan pengolahan.

3. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai prestasi belajar

membuat kaldu (stock) dengan metode gambar dengan video adalah pedoman penilaian

dengan kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Prestasi belajar Membuat Kaldu (Stock)

No Indikator
1.1 Siswa dapat menjelaskan pengertian kaldu (stock)
2.2 Siswa dapat menyebutkan macam-macam kaldu (stock)
33 Siswa dapat menyebutkan bahan-bahan Membuat Kaldu (Stock)
44. Siswa dapat Membuat Kaldu (Stock)

31
Tabel 3.2

Kisi-kisi Pembelajaran Membuat Kaldu (Stock) Melalui Media


Gambar
No

Aktifitas Guru Aktifitas Siswa

1.1 Guru membuka pelajaran dan Siswa menjawab pertanyaan


melakukan apersepsi dengan terbuka dengan mengangkat tangan
pertanyaan terbuka

1.2 Melalui media powerpoint yang Siswa menyimak uraian peneliti


terhubung infocus, guru dan mengajukan pertanyaan
menjelaskan materi kaldu (stock)

1.3 Melalui demontrasi media Siswa memperhatikan


powerpoint, guru menjelaskan cara demonstrasi yang dilakukan
membuat kaldu (stock) khususnya guru
kaldu putih (white stock)

1.4 Guru menunjuk beberapa siswa Siswa melakukan pengamatan


untuk melakukan demonstrasi cara dan penilaian serta mencatat
membuat kaldu putih (white stock) kesimpulan

1.5 Guru memberikan penguatan Siswa mengerjakan tugas


berupa tugas individu maupun individu secara mandiri dan
tugas kelompok aktif dalam kegiatan diskusi
kelompok

Tabel 3.3

Kisi-kisi Pembelajaran Membuat Kaldu (Stock)Media Video


No

Aktifitas Guru Aktifitas Siswa

2.1 Guru membuka pelajaran dan Siswa menjawab pertanyaan


melakukan apersepsi dengan terbuka dengan mengangkat
pertanyaan terbuka tangan

2.2 Melalui media video, guru Siswa menyimak uraian


menjelaskan materi kaldu (stock peneliti dan mengajukan
pertanyaan

32
2.6 Melalui demontrasi media video, Siswa memperhatikan
guru menjelaskan membuat kaldu demonstrasi yang dilakukan
(stock) khususnya kaldu coklat guru
(brown stock)

2.7 Guru menunjuk beberapa siswa Siswa melakukan pengamatan


untuk melakukan demonstrasi dan penilaian serta mencatat
membuat kaldu coklat (brown kesimpulan
stock)

2.8 Guru memberikan penguatan Siswa mengerjakan tugas


berupa tugas individu maupun individu secara mandiri dan
tugas kelompok aktif dalam kegiatan diskusi
kelompok

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi, untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Masakan

Indonesia serta aktifitas peneliti saat melakukan praktek mengajar membuat kaldu

(stock) melalui media gambar dan video.

2. Wawancara, untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang

pemanfaatan media gambar dan video.

3. Dokumentasi, berupa foto selama proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan

teman sejawat.

4. Diskusi, melalui lembar hasil pengamatan peneliti dan kolaborator berdiskusi untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan tiap siklus.

5. Catatan lapangan, yaitu catatan penelitian selama pelaksanaan berlangsung baik berupa

kekurangan yang perlu diperbaiki dan ditambah.

H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

1. Kredibilitas (credibility), artinya hasil penelitian harus dapat dipercaya oleh semua

pembaca secara kritis dan dari responden sebagai informan.

33
2. Transferabilitas (transferability), artinyat teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan

hasil penelitiannya seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat

penelitian diselenggarakan.

3. Dependabilitas (dependability), kriteria ini dapat digunakan untuk menilai apakah proses

penelitian kualitatif bermutu atau tidak, dengan mengecek apakah peneliti sudah cukup

hati-hati dalam melakukan tindakan penelitian.

4. Konfirmabilitas (confirmability), artinya untuk menilai mutu tidaknya hasil penelitian.

Jika dependabilitas digunakan untuk menilai kualitas dari proses yang ditempuh oleh

peneliti, maka konfirmabilitas untuk menilai kualitas hasil penelitian, dengan tekanan

pertanyaan apakah data dan informasi serta interpretasi dan lainnya didukung oleh materi

yang ada.

I. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan, catatan hasil observasi, dan catatan

hasil studi dokumentasi. Data ini kemudian disusun dalam bentuk naratif menjadi desain

penelitian. Peneliti mendapatkan data dari kegiatan penelitian berbentuk hasil dari tugas yang

diberikan pada siswa dalam bentuk Post test. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui

metode Pemanfaatan Trainer Module juga dibuat dalam bentuk dokumentasi berupa hasil

foto, bagaimana siswa terlihat aktif dalam pembelajaran melalui metode Pemanfaatan Trainer

Module. Hasil dari setiap siklus dituangkan dalam bentuk persentase agar dapat

membandingkan tingkat keberhasilan setiap siklus. Dengan demikian dapat dilihat ada

tidaknya peningkatan.

Analisis data dalam penelitian ini melalui paparan data tiap siklusnya dan

penyimpulan hasil analisis. Untuk menghitung hasil persentase prestasi belajar membuat

34
kaldu (stock) sebagai berikut ”Jumlah skor pencapaian dibagi skor maksimum dikali dengan

100” 6

X = Jumlah Skor Perolehan

Max = Skor masksimal yang bisa diperoleh siswa

Hasil data pemantau tindakan aktifitas siswa dan guru dianalisis menggunakan

penelitian dengan tolak ukur keberhasilan minimal 75 %. Hal ini sejalan dengan pendapat

Winarno Surahmad “Norma (standar) evaluasi minimal 75 % penguasaan (keberhasilan)

dalam menempuh tes formatif”. 7Adapun indikator keberhasilan prestasi belajar perolehan

nilai siswa adalah 25 % dibandingkan perolehan nilai prapenelitian. Indikator keberhasilan

tersebut berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan teman sejawat.

Jika dalam siklus pertama belum berhasil, maka akan diteruskan ketindakan kedua,

dan seterusnya sampai tampak benar bahwa teknik investigasi kelompok dapat meningkatkan

prestasi belajar membuat kaldu (stock)sesuai yang ditargetkan oleh peneliti dan berdasarkan

hasil intervensi tindakan yang diharapkan.

6
Puskur, Pedoman Penalaian Kelas, Balitbang Depdiknas (Jakarta : Depdiknas, 2004), h. 38
7
Winarno Surahmad, Pengantar Pengertian Ilmiah, (Bandung : Tarsito, 1993), h. 57

35

Anda mungkin juga menyukai