Klasifikasi Rhodophyta
Klasifikasi Rhodophyta
Klasifikasi Rhodophyta
KLASIFIKASI FUNGI
Kelompok 1:
DOSEN PENGAMPU:
Abizar, M.Si
Puji syukur ke ihadirat iTuhan iYang iMaha iEsa. iAtas irahmat idan ihidayah-Nya,
ipenulis dapat menyelesaikan makalah yang iberjudul “Klasifikasi
Alga"idenganitepatiwaktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan
Rendah. Penulisimengucapkaniterimaikasih ikepada Bapak Abizar, M.Si iselaku iguru iMata
Kuliah Taksonomi Tingkat Rendah.iUcapan iterima ikasih ijuga idisampaikan ikepada
isemua ipihak iyang itelah imembantu imenyelesaikannya makalah iini, Penulis imenyadari
laporan iini imasih ijauh idari isempurna. iOleh isebab iitu, isaran idan ikritik iyang
imembangun idiharapkan idemi ikesempurnaan makalahiini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan
tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Ganggang dapat
hidup di air tawar dan di air laut, tetapi ada pula yang hidup di tempat- tempat yang
lembap, seperti dinding tembok kamar mandi, batu-batuan, atap rumah, atau kulit-
kulit pohon. Ganggang memiliki membran inti, ada yang bersifat uniseluler dan ada
yang multiseluler.
Ganggang dapat berbentuk benang, lembaran atau koloni sel. Reproduksi
ganggang dapat dilakukan secara seksual dan aseksual. Secara seksual dilakukan
dengan dengan cara isogami dan oogami. Isogami terjadi jika antara sel betina dan sel
kelamin jantan mempunyai ukuran yang sama dan sulit dibedakan. Oogami terjadi
jika antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina mempunya bentuk dan ukuran
yang berbeda dan mudah dibedakan. (Sridianti, 2013)
Alga dikelompokkan dalam beberapa jenis, diantaranya Euglenophyta,
Chlorophyta, Chrysophyta, Pyrrophyta, Phaeophyta, Rhodophyta dan lain-lain.
Alga merah atau Rhodophyta adalah salah satu filum dari alga berdasarkan zat
warna atau pigmentasiny. Alga merah hidup di laut dan memiliki bentuk tubuh seperti
rumputsehingga sering disebut dengan rumput laut. Walaupun sebagian besar alga
merah hidup di laut yang beriklim tropis tetapi ada juga sebagian kecil yang hidup di
air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen (Lestari, 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Apa ciri-ciri rhodophyta?
2. Apa klasifikasi Rhodophyta?
3. Apa Sistem Reproduksi dan Manfaat Untuk Perindustrian, Farmasi dan Sumber
Nutrisi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui ciri-ciri rhodophyta
2. Untuk Mengetahui klasifikasi Rhodophyta
3. Untuk Mengetahui Sistem Reproduksi dan Manfaat Untuk Perindustrian, Farmasi
dan Sumber Nutrisi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri-Ciri Rhodophyta
Rhodophyta merupakan organism autotrof karena mampu berfotosintesis.
Namun, tidak seperti organism autotrof lainnya, anggota dari rhodophyta memiliki
warna dominan merah, mulai dari warna merah muda hingga merah
pekat. Warna ini disebabkan oleh plastid pada rhodophyta mengandung lebih banyak
pigmen aksesori berupa fikoeritrin dibanding pigmen lainnya, seperti klorofil a
sehingga warna hijau tertutupi.
Pigmen fikoeritrin pada rhodophyta memiliki rentang penyerapan cahaya yang
lebih luas, sehingga rhodophyta dapat ditemukan pada lingkungan dengan banyak
penyinaran hingga sedikit penyinaran matahari. Bahkan rhodophyta dapat ditemukan
pada kedalaman 268 m. Rhodophyta dapat hidup di perairan tawar, laut, darat, dan
dapat bersimbiosis dengan organisme lain.
Adapun ciri-ciri Rhodophyta:
a. Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membran.
b. Sebagian besar multiseluler (bersel banyak).
c. Umumnya makroskopis (dapat dilihat dengan kasat mata) dengan panjang
dapat mencapai 1 meter.
d. Satu-satunya alga yang tidak memiliki fase berflagel dalam siklus hidupnya
e. Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis.
f. Kloroplas mengandung pirenoid untuk menyimpan hasil fotosintesis.
g. makanan disimpan dalam bentuk tepung fluoride (sejenis karbohidrat),
floridosid (senyawa gliserin dan galaktosa) dan tetes-tetes minyak. Floridosid
akan bewarna kemerah-merahan jika ditambah dengan todium.
h. Bentuk talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon.
i. Talus bewarna merah sampai ungu tetapi ada juga yang pirang atau kemerah-
merahan.
j. Tubuhnya diselimuti kalsium karbonat (CaCO3).
k. Dinding sel terdiri atas komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah
dalam tersusun dari myofibril, sedangkan sel sebelah luar tersusun dari zat
lendir.
l. Memiliki pigmen klorofil a dan b, karotenoid, fikosianin (biru) dan pigmen
dominan fikoeritrin (merah).
m. Memiliki pola pertumbuhan yang menyebar Pertumbuhan apikal, Oogami
kompleks (triphasic).
n. Kelompok alga merah ini umumnya ditemukan di lokasi laut tropis.
B. Klasifikasi Rhodophyta
Klasifikasi Rhodphyta
Regnum : Protista
Divisi : Rhodophycophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Spesies : Gracilaria sp
Menurut Philip Sze (1998), klasifikasi dari rhodopyta dibagi menjadi dua
kelas, yaitu Bangiophyceae dan Florideophyceae. Pembagian anak kelas rhodophyta
yaitu sebgai berikut:
1. Bangieae
Talus berbentuk benang, cakram atau pita dengan tidak ada percabangan yang
beraturan. Perkembangbiakan secara vegetatif dengan monospora yang dapat
memperlihatkan gerak ameboid. Pembiakan secara seksual dengan oogami. Dalam
golongan ini termasuk suku Bangiaceae yang membawahi antara lain ganggang tanah
Porphyridium cruentum.
2. Florideae
Talus masih ada yang sederhana, tapi umumnya hampir selalu bercabang-
cabang dengan beraturan dan mempunyai beraneka ragam bentuk, seperti benang.
lembaran-lembaran. percabangannnya menyirip atau menggarpu.. Pada Florideae
lainnya terdapat pergiliran antara 3 keturunan dalam daur hidupnya yaitu:
a. gametofit yang haploid, mempunyai anteridium dan karpogonium
b. karposporofit yang diploid, mengeluarkan karpospora diploid
c. tetrasporofit yang habitusnya menyerupai gametofit (keturunan pertama), akan
tetapi tidak mempunyai alat-alat seksual, melainkan mempunyai sporangium
yang masing-masing mengeluarkan 4 spora (tetraspora).
Florideae dibagi menjadi beberapa bangsa diantaranya adalah:
Bangsa Nemalionales
Didalamnya termasuk suku Helminthocladiaceae yang antara lain mencakup
Batrachospermum moniliforme, Bonnemaisonia hamifera.
Bangsa Gelidiales
Didalamnya termasuk suku Gelidiaceae, misalnya Gelidium cartilagineum dan
Gelidium lichenoides, terkenal sebagai penghasil agar-agar.
Bangsa Gigartinales
Kebanyakan terdiri atas ganggang laut. Yang terpenting ialah suku
Gigartinucede dengan dua marganya yang menghasilkan bahan yang berguna, ialah
Chondrus crispus dan Gigartina mamillosa, penghasil karagen atau lumut Islandia
yang berguna sebagai bahan obat.
Bangsa Nemastomales
Terdiri atas Euchema spinosum sebagai penghasil agar-agar, suku
Sphaerococcaceae, juga mempunyai anggota-anggota yang merupakan penghasil
agar-agar diantaranya Gracilaria lichenoides dan berbagai jenis.
Bangsa Ceramiales
Dalam bangsa ini termasuk antara lain suku Ceramiaceae di dalamnya. Contoh
jenis ganggang yang tergolong dalam suku ini ialah Callithamnion corymbosum.
C. Sistem Reproduksi dan Manfaat Untuk Perindustrian, Farmasi dan Sumber
Nutrisi
1. Sistem Reproduksi Rhodophyta
Dalam sistem reproduksinya, Alga merah memiliki 2 sistem reproduksi yaitu
secara seksual dan aseksual:
a) Reproduksi Secara Seksual (Generatif)
Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi
seksual terjadi melalui pembentukan dua arteridium pada ujung-ujung cabang talus.
Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut Spermatium. Gametangium
betina disebut karpogonium yang terapat pada ujung cabang lainnya.
Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah
membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau benang dan
dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat dibagian bawah. yang membesar seperti
botol.
Perkembangbiakan seksual (generatif) terjadi secara oogami, dan pada
beberapa jenis mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Reproduksi secara
generatif dilakukan dengan peleburan antara gamet jantan yang tidak memiliki alat
gerak (spermatium) dan ovum. Gamet jantan tersebut dibentuk dalam spermatangium,
sedangkan gamet betina dibentuk dalam karpogonium. Zigot hasil pembuahan
selanjutnya akan tumbuh menjadi ganggang merah yang diploid.
b) Reproduksi Secara Aseksual (Vegetatif)
Perkembangbiakan aseksual dengan membentuk aplanospora, yaitu spora
nonmotil (tidak bergerak) dan berasal dari talus ganggang yang diploid. Selanjutnya,
spora tersebut akan tumbuh menjadi ganggang merah baru. Pada Rhodophyta,
perkembangbiakan aseksual secara fragmentasi jarang terjadi.
2. Manfaat Rhodophyta untuk perindustrian
Rhodophyta (alga merah). Yang memiliki ekstrak karagenin yang memiliki
banyak manfaat untuk tubuh. Karaginan merupakan salah satu produk yang
dihasilkan dari ekstrak rumput laut merah (Rhodophyceae) yang dapat
dijadikan sebagai bahan aditif. Pemanfaatan karaginan paling banyak sebagai
pengental, penstabil, pengemulsi, perekat, pensuspensi pada produk
nonpangan seperti kosmetik, tekstil, cat, obatobatan. Sedangkan pada produk
pangan, karaginan diaplikasikan pada pembuatan susu, jeli, permen, sirup, dan
pudding dan lain-lain (Saputra, 2021).
Sumber pigmen: Rhodophyta mengandung berbagai macam pigmen alami,
seperti fikobilin dan karotenoid. Pigmen ini dapat diekstrak dan digunakan
sebagai pewarna makanan, kosmetik, dan tekstil.
Bahan baku bioplastik: Rhodophyta dapat digunakan sebagai bahan baku
untuk pembuatan bioplastik. Bioplastik adalah plastik yang terbuat dari bahan
alam yang dapat terurai secara hayati, sehingga lebih ramah lingkungan
dibandingkan plastik konvensional.
3. Manfaat Rhodophyta untuk farmasi
Sumber senyawa bioaktif: Rhodophyta mengandung berbagai macam senyawa
bioaktif yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai obat. Senyawa
bioaktif ini termasuk antioksidan, antiinflamasi, antivirus, dan antikanker.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Rhodophyta dapat membantu
mengobati penyakit Alzheimer, Parkinson, diabetes, dan kanker.
Bahan baku produk kosmetik: Rhodophyta banyak digunakan dalam produk
kosmetik karena kandungan antioksidannya yang tinggi. Antioksidan dapat
membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga
dapat membantu mencegah penuaan dini dan keriput.
4. Sebagai sumber nutrisi
Sumber vitamin dan mineral: Rhodophyta merupakan sumber yang kaya akan
vitamin dan mineral, seperti vitamin A, C, B kompleks, kalsium, zat besi, dan
magnesium. Vitamin dan mineral ini penting untuk menjaga kesehatan tubuh.
Sumber serat: Rhodophyta merupakan sumber serat yang baik. Serat dapat
membantu melancarkan pencernaan, menurunkan kadar kolesterol, dan
mengontrol kadar gula darah.
Sumber protein: Rhodophyta merupakan sumber protein nabati yang baik.
Protein nabati penting untuk membangun dan memelihara jaringan tubuh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rhodophyta adalah kelompok ganggang merah yang memiliki banyak manfaat
bagi manusia. Ganggang merah memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat
ditemukan di berbagai habitat. Ganggang merah dapat direproduksi secara aseksual
dan seksual. Ganggang merah memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai sumber
makanan, bahan baku industri, obat-obatan, dan kosmetik.
B. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah ini di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Diandara Oryza, Susriyati Mahanal, dan Murni Sapta Sari IDENTIFIKASI RHODOPHYTA
SEBAGAI BAHAN AJAR DI PERGURUAN TINGGI. Vol.2,No3, Halaman 309-
314, Maret 2017.
Diandara Oryza, Susriyati Mahanal, dan Murni Sapta Sari IDENTIFIKASI RHODOPHYTA
SEBAGAI BAHAN AJAR DI PERGURUAN TINGGI. Vol.2,No3, Halaman 309-
314, Maret 2017.
Indah, Najmi.2009. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah, Jember: FP FMIPA. Jurusan
Biologi, Institut Keguruan Ilmu Pendidikan PGRI Jember.
Lestari, Sri Endang 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Saputra, S, A., Muammar, V & Khairun, N. 2021. Karakteristik Dan Kualitas Mutu
Karaginan Rumput Laut Di Indonesia. Jurnal Lantanida. 9(1).
Sridianti. 2012. Mengetahui Ciri-ciri dari Rhodophyta.