Nala Ummi Husainah-151710101020 SDH

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 80

Digital

Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

VARIASI SUHU DAN JENIS PELARUT PADA EKSTRAKSI DAUN


TEMBAKAU KASTURI INFERIOR SEBAGAI SENYAWA
ANTIBAKTERI

SKRIPSI

Oleh
Nala Ummi Husainah
151710101020

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

VARIASI SUHU DAN JENIS PELARUT PADA EKSTRAKSI DAUN


TEMBAKAU KASTURI INFERIOR SEBAGAI SENYAWA ANTIBAKTERI

SKRIPSI

Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi pada Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (S1) dan
mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian

Oleh
Nala Ummi Husainah
NIM 151710101020

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020

i
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan skripsi ini untuk :


1. Keluarga tercinta Bapak Tohari dan Ibu Jami’ah, Kakak tersayang Muhammad
Zain Muslimin, kedua adikku tercinta Muhammad Fathus Salim dan Miladiyatul
Hafizhoh serta seluruh keluarga besar dan teman-teman yang selalu memberikan
doa, dukungan, semangat, motivasi;
2. Almamater tercinta, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember beserta
dosen dan guru-guru yang telah mendidik saya dari TK hingga tingkat
Universitas semoga beliau-beliau mendapatkan pahala yang senantiasa mengalir.
3. Semua pihak yang telah membantu secara langsung atau pun tidak, dengan
sengaja ataupun tidak. Terima kasih tak terhingga.

ii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

MOTTO

“Khayrunnaas anfa'uhum linnaas “


Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia

“Ada hak orang lain atas hidup yang dititipkan untukmu.


Jadilah bermanfaat dan milikilah pribadi yang mengagumkan.”
(dr. Gamal Albinsaid, M. Biomed)

iii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Nala Ummi Husainah

NIM : 151710101020

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Variasi Suhu
dan Jenis Pelarut pada Ekstraksi Daun Tembakau Kasturi Inferior sebagai
Senyawa Antibakteri” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri kecuali dalam
kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan dalam institusi
mana pun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan
kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan
paksaan dari pihak mana pun serta mendapatkan sanksi akademik jika ternyata
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 10 Juli 2020

Nala Ummi Husainah


NIM 151710101020

iv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

SKRIPSI

VARIASI SUHU DAN JENIS PELARUT PADA EKSTRAKSI DAUN


TEMBAKAU KASTURI INFERIOR SEBAGAI SENYAWA
ANTIBAKTERI

Oleh :
Nala Ummi Husainah
NIM 151710101020

Pembimbing:
Dosen Pembimbing Utama : Dr. Ir. Jayus
Dosen Pembimbing Anggota : Ir. Giyarto, MSc.

v
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

PENGESAHAN

vi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

RINGKASAN

Variasi Suhu dan Jenis Pelarut pada Ekstraksi Daun Tembakau Kasturi
Inferior sebagai Senyawa Antibakteri; Nala Ummi Husainah; 2015;
151710101020; 76 halaman; Program Studi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Jember.

Tanaman tembakau Kasturi banyak dibudidayakan di daerah Jember dan


Bondowoso. Daun tembakau Kasturi digunakan sebagai bahan baku rokok kretek,
namun tidak semua bagian daun Kasturi dapat dijadikan rokok kretek. Keterbatasan
pemanfaatan daun tembakau Kasturi bagian pasir/koseran berpotensi diolah menjadi
produk bernilai ekonomis. Daun tembakau diketahui memiliki kandungan senyawa
aktif flavonoid yang dapat berfungsi sebagai antibakteri. Kandungan flavonoid daun
tembakau dapat diperoleh dengan proses ekstraksi menggunakan pelarut yang bersifat
polar agar hasil lebih maksimal.
Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi daun tembakau Kasturi inferior
menggunakan suhu dan jenis pelarut yang berbeda yaitu pelarut metanol dan etanol
dengan suhu maserasi 30 °C, 60 °C dan 75 °C. Percobaan dilakukan pengulangan
sebnayak tiga kali. Penggunaan jenis pelarut dan suhu yang berbeda diharapkan
mampu meningkatkan jumlah ekstrak senyawa flavonoid dalam daun tembakau
Kasturi inferior. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, tahap pertama yaitu
ekstraksi senyawa aktif dari daun inferior Kasturi, analisis total polifenol, analisis
senyawa aktif dan uji aktivitas antibakteri. Data total polifenol yang diperoleh diuji
statistik analisis keragaman (ANOVA), apabila ada perbedaan yang signifikan maka
dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dengan tingkat
signifikan α ≤ 5 % untuk mengetahui tingkat perbedaan antar perlakuan. Pengolahan
data menggunakan software SPSS versi 24. Data antibakteri dianalisis menggunakan
Microsoft excel 2013. Data yang telah didapatkan diinterpretasikan sesuai hasil yang
diperoleh dan dibandingkan dengan literatur yang ada.

vii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

Berdasarkan hasil penelitian ekstraksi daun tembakau Kasturi inferior


menggunakan variasi jenis pelarut dan suhu maserasi diperoleh, hasil peningkatan
total polifenol seiring dengan semakin tinggi polaritas pelarut dan meningkatnya suhu
maserasi. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan perlakuan pelarut metanol dan
etanol meningkat tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap total polifenol pada setiap
suhu perlakuan sedangkan suhu perlakuan 30 °C, 60 °C dan 75 °C berpengaruh nyata
terhadap total polifenol. Total polifenol pelarut metanol dan etanol pada masing-
masing suhu perlakuan yaitu 13,71 ; 18,87 19,24 mg GAE/g dan 13,86 19,46 20,45
mg GAE/g.
Hasil analisis LC-MS ekstrak daun tembakau Kasturi inferior memiliki
kandungan senyawa aktif golongan senyawa saponin, steroid, flavonoid, terpenoid
dan aminoglikosida. Ekstrak daun tembakau Kasturi inferior berpotensi sebagai
antibakteri. Pada ekstrak metanol memiliki nilai KHM pada bakteri B. cereus sebesar
0,711 mg/ml dan IC50 sebesar 0,183 mg/ml dan pada bakteri S. dysenteriae
menunjukkan nilai KHM sebesar 1,033 mg/ml dan IC50 sebesar 0,249 mg/ml. Pada
ekstrak etanol memiliki nilai KHM pada bakteri B. cereus sebesar 0,859 mg/ml dan
IC50 sebesar 0,210 mg/ml dan pada bakteri S. dysenteriae menunjukkan nilai KHM
sebesar 2,089 mg/ml dan IC50 sebesar 0,439 mg/ml.

viii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

SUMMARY

Extraction of Inferior Kasturi Tobacco Leafe at Different Temperature and


Type of Solvents as Antibacterial Compounds; Nala Ummi Husainah; 2015;
151710101020; 76 page; Department of Agricultural Product Technology, Faculty of
Agricultural Technology, University of Jember.

Kasturi tobacco is widely cultivated in Jember and Bondowoso and as use to


fufill the need of raw material for making clove cigarettes, but not all parts of kasturi
leaves can be used as clove cigarettes. Limitations of the use tobacco leaves the sand /
koseran need special handling by making it extract. Tobacco leaves contain active
compounds such as alkaloids, flavonoids, and polyphenols. These compounds can be
used as antibacterial. The flavonoids in tobacco leaf can be obtained by extraction
process using polar solvent and maceration temperature that produces more
maximum extract.
The study was conducted by extracting of Kasturi inferior leaf using different
temperatures and types of solvents, namely methanol and ethanol solvents with
maceration temperatures 30 °C, 60 °C and 75 °C. The use of solvent types and
temperature variations are expected to increase flavonoids in Kasturi inferior leaves
that produces more maximum extract. The research consist of four steps, the first step
were extraction of active compounds from Kasturi inferior leaf, analysis total
polyfenol, analysis active compound and antibacterial activity.
The research result showed that types of ethanol and methanol solvents did
not significantly affect the total polyphenols at each different temperature and
temperature maceration influent significantly in total polyphenols produced. Total
polyphenols produced from methanol solvents at temperatures of 30 °C, 60 °C, and
75 °C respectively were 13.86 mg GAE/g; 19.46 mg GAE/g; 20.45 mg GAE/ g, while
in ethanol the solvent produced a total polyphenol 13.71 mg GAE/g; 18.87 mg
GAE/g; 19.24 mg GAE/g. The analysis chemical compound of extracted Kasturi

ix
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

inferior leaf extract contain active compounds such as senyawa saponin, steroid,
flavonoid, terpenoid and aminoglikosida. The result of antibacterial activity of
extracted Kasturi inferior leaf extract that have methanol solvent treatment with B.
cereus was MIC 0.711 mg/g and IC50 was 0.183 mg/ml and S. dysenteriae showed a
MIC value of 1.033 mg/ml and IC50 of 0.249 mg/ ml meanwhile ethanol solvent B.
cereus was MIC 0.859 mg/g and IC50 was 0.210 mg/ml and S. dysenteriae showed a
MIC value of 2,089 mg/ml and IC50 of 0.439 mg/ml.

x
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

PRAKATA

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Variasi
Suhu dan Jenis Pelarut pada Ekstraksi Daun Tembakau Kasturi Inferior
sebagai Senyawa Antibakteri” dengan baik. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil
penelitian dan diajukan sebagai salah satu syara tuntuk meraih gelar Sarjana
Teknologi Pertanian di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis atas dukungan, bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Siswoyo Soekarno, S.TP., M.Eng. selaku Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jember.
2. Dr. Ir. Jayus selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jember dan selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
banyak membantu, membimbing, dan mengarahkan selama pelaksanaan
penelitian dan penyusunan skripsi.
3. Ir. Giyarto, MSc. selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah memberikan
arahan, saran dan perbaikan dalam penyusunan skripsi.
4. Dr. Ir. Sony Suwasono, M.App.Sc dan Aji Sukoco S.Pt., M.Si selaku Dosen
Penguji Utama dan Dosen Penguji Anggota yang telah memberikan saran dan
arahan selama penyusunan skripsi.
5. Orang tua tercinta ibu Jami’ah dan bapak Tohari terimakasih atas kasih sayang,
cinta, motivasi dan semangat yang luar biasa. Kakak tersayang Muhammad Zain
Muslimin, kedua adikku tercinta Muhammad Fathus Salim dan Miladiyatul
Hafizhoh serta seluruh keluarga besar yang tak pernah lelah mendoakan,
memberikan motivasi serta dukungannya baik materil maupun moril

xi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

6. Partner pejuang proyek tembakau yang senantiasa membantu penulis selama


penelitian hingga penyusunan skripsi dan sebagai tempat berbagi keluh kesah
dan suka cita.
7. Keluarga besar THP B 2015 dan pejuang S.TP terima kasih telah memberikan
saran dan dukungan.
8. Keluarga Kos Calysta Residence yang tidak bisa disebutkan satu per satu
terimaksih atas doa dan semangatnya.
9. Partner dari lahir Luluk Nur Chasanah terima kasih atas doa, semangat dan
motivasi kepada penulis, segera selesaikan juga hafalan Al-Qur’an nya.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan
dukungan serta membantu pelaksanaan penelitian skripsi ataupun dalam
penulisan skripsi sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis sangat mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan di masa mendatang. Akhir kata penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jember, Juli 2020


Penulis

xii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


PERSEMBAHAN .................................................................................................. ii
MOTTO ................................................................................................................ iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
HALAMAN PEMBIMBING ............................................................................... v
PENGESAHAN .................................................................................................... vi
SUMMARY ........................................................................................................ viii
RINGKASAN ....................................................................................................... ix
PRAKATA ............................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................. 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4
2.1 Tembakau Kasturi dan Komposisi Kimia Tembakau ....................... 4
2.2 Metabolit Sekunder Tembakau ............................................................ 5
2.3 Komponen Senyawa Antibakteri dan Mekanismenya ....................... 6
2.3.1 Flavonoid ....................................................................................... 6
2.3.2 Steroid............................................................................................ 7
2.3.3 Saponin .......................................................................................... 7
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Ekstraksi Maserasi ............................... 8
2.5 Karakteristik Bakteri Patogen ............................................................. 9
2.5.1 Bacillus cereus ............................................................................. 10
2.5.2 Shigella dysenteriae..................................................................... 10
2.6 LC-MS (Liquid Chrimatograph-tandem Mass Spectrometry) ........... 11

xiii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................... 12


3.1 Tempat dan Waktu .............................................................................. 12
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 12
3.2.1 Alat Penelitian ............................................................................. 12
3.2.1 Bahan Penelitian .......................................................................... 12
3.3 Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 12
3.4 Rancangan Percobaan ......................................................................... 13
3.5 Tahapan Penelitian .............................................................................. 14
3.6 Prosedur Analisis ................................................................................. 16
3.6.1 Uji Total Polifenol ....................................................................... 16
3.6.2 Analisis LC-MS ........................................................................... 16
3.6.3 Uji Antibakteri Ekstrak Daun Tembakau Metode KHM............. 17
3.7 Analisis Data ........................................................................................ 18
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 19
4.1 Total Polifenol Ekstrak Daun Tembakau Kasturi Inferior ............. 19
4.2 Hasil Analisis Kimia Ekstrak Daun Tembakau Kasturi Inferior ... 20
4.3 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Tembakau Kasturi Inferior . 24
BAB 5. PENUTUP............................................................................................... 30
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 30
5.2 Saran ..................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32
LAMPIRAN - LAMPIRAN................................................................................38

xiv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1 Kandungan fenolik dalam tembakau..................................................... ..6
Tabel 2.2 Jenis pelarut organik dan sifat fisiknya ................................................. ..9
Tabel 3.1 Rancangan percobaan ekstraksi daun tembakau ................................... 13
Tabel 4.1 Hasil KHM dan IC50 B. cereus dan S. dysenteriae .............................. 25

xv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

DAFTAR GAMBAR
halaman

Gambar 3.1 Diagram alir alur penelitian............................................................... 13


Gambar 3.2 Diagram alir pembuatan ekstrak daun tembakau kasturi .................. 15
Gambar 4.1 Total polifenol pada ekstrak daun tembakau kasturi inferior ............ 20
Gambar 4.2 Kurva probit hubungan penghambatan ekstrak terhadap B. cereus . 22
Gambar 4.3 Kurva probit hubungan penghambatan ekstrak terhadap
S. dyesentriae .................................................................................... 22

xvi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

LAMPIRAN-LAMPIRAN
halaman

Lampiran 4.1 Perhitungan total polifenol ekstrak daun tembakau ....................... 41


Lampiran 4.2 Perhitungan konsentrasi ekstrak daun tembakau untuk
Uji KHM ........................................................................................ 51
Lampiran 4.3 Perhitungan aktivitas antibakteri .................................................... 53
Lampiran 4.4 Kurva logarotmik S. dysenteriae dan B. cereus.............................. 57
Lampiran 4.5 Kurva probit S. dysenteriae dan B. cereus...................................... 65
Lampiran 4.6 Hasil LC-MS ekstrak metanol ....................................................... 72
Lampiran 4.7 Hasil LC-MS ekstrak etanol .......................................................... 73
Lampiran 4.8 Dokumentasi penelitian .................................................................. 74
Lampiran 4.9 Dokumentasi hasil penelitian.......................................................... 76

xvii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman tembakau jenis Kasturi banyak dibudidayakan di daerah Jember dan
Bondowoso Jawa Timur. Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember (2018),
menyebutkan bahwa produksi tanaman tembakau jenis Voor-Oogst (VO) Kasturi
pada tahun 2017 mencapai 43.016,21 kw dan tembakau Na-Oogst (NO) sebanyak
32.593,00 kw. Kecamatan Kalisat salah satu kecamatan di Kabupaten Jember yang
memiliki produksi tembakau Kasturi terbesar dibandingkan kecamatan lain dengan
hasil produksi 9.956 kw. Daun tembakau Kasturi banyak digunakan sebagai bahan
rokok kretek, akan tetapi tidak semua daun tembakau Kasturi dapat diproses menjadi
rokok kretek. Daun pucuk, daun tengah dan daun kaki yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan rokok kretek. Daun pasir/koseran (inferior) seringkali dibiarkan
mengering dipohon sehingga kurang termanfaatkan. Berdasarkan informasi dari
petani Kalisat, rata-rata jumlah daun tembakau pasir/koseran mencapai 10-20% dari
jumlah hasil panen. Bagian daun limbah tersebut masih dapat dimanfaatkan lebih
dengan menjadikan ekstrak daun tembakau.
Daun tembakau diketahui mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, tanin,
saponin, flavonoid, glikosidik sianogenik, terpenoid dan steroid (Okorondu et al.,
2015). Senyawa aktif kelompok fenolik yang telah diisolasi dari berbagai tumbuhan
diketahui mempunyai sifat toksik. Sifat tersebut dapat berpotensi sebagai anti jamur
dan anti bakteri (Ergina et al., 2014). Total polifenol ekstrak daun tembakau yaitu
44,77 mg GA/ml (Savira, 2018). Senyawa aktif daun tembakau terdapat dalam
jaringan, sehingga perlu dilakukan ekstrasi untuk mendapatkan senyawa tersebut.
Ekstraksi merupakan suatu proses penarikan komponen senyawa yang
diinginkan dari suatu bahan dengan cara pemisahan satu atau lebih komponen dari
suatu bahan yang mengandung komponen tersebut (Ahmad, 2006). Tujuan dari
ekstraksi yaitu untuk mendapatkan senyawa yang diinginkan dari bahan yang akan
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 2

diekstrak menggunakan pelarut selektif selama ekstraksi (Ncube et al., 2008). Faktor
yang mempengaruhi hasil ekstraksi antara lain jenis pelarut, konsentrasi pelarut,
ukuran partikel, suhu, pH dan lama ekstraksi (Chew et al., 2011). Jumlah senyawa
aktif yang dihasilkan melalui ekstraksi dapat dipengaruhi oleh jenis pelarut dan suhu
ekstraksi yang digunakan. Ketepatan jenis pelarut dan suhu ekstraksi senyawa
polifenol yang digunakan harus tepat dan sesuai dengan sifat bahan.
Pemilihan pelarut harus sesuai dengan kandungan senyawa yang akan
diekstraksi. Senyawa aktif pada ekstrak yang bersifat polar maka akan lebih baik dan
efektif digunakan pelarut yang bersifat polar. Demikian pula suhu ekstraksi juga
berpengaruh pada kandungan ekstrak yang dihasilkan. Menurut Wazir et al. (2011),
penggunaan suhu tinggi dalam ekstraksi dapat meningkatkan kelarutan fenol.
Penggunaan suhu tinggi juga berpengaruh pada jenis pelarut yang digunakan. Suhu
ekstraksi yang digunakan sebaiknya tidak jauh berbeda dengan titik didih pelarut.
Jenis pelarut dan suhu maserasi yang digunakan pada ekstraksi senyawa aktif
dapat mempengaruhi kandungan fenolik yang dihasilkan (Wazir et al., 2011).
Penelitian Savira (2017), ekstrak tembakau dengan pelarut aquadest dengan suhu 60
C menghasilkan total polifenol 44,77 mg GAE/ml. Pemilihan pelarut dan suhu
ekstraksi daun tembakau Kasturi inferior diharapkan dapat menghasilkan senyawa
aktif pada tembakau yang berpotensi sebagai antibakteri. Oleh karena itu, penelitian
mengenai variasi suhu dan jenis pelarut pada ekstraksi daun tembakau Kasturi
inferior untuk menghasilkan senyawa aktif dan mengetahui apakah perlakuan suhu
dan jenis pelarut memiliki sifat antibakteri terhadap bakteri patogen, seperti Bacillus
cereus dan Shigella dysenteriae.

1.2 Rumusan Masalah


Daun tembakau Kasturi banyak digunakan sebagai bahan rokok kretek, akan
tetapi tidak semua daun tembakau Kasturi dapat diproses menjadi rokok kretek. Daun
pucuk, daun tengah dan daun kaki yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan rokok
kretek. Daun pasir/koseran (inferior) seringkali dibiarkan mengering di pohon
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 3

sehingga kurang termanfaatkan. Keterbatasan pemanfaatan daun tembakau kasturi


pasir/koseran (inferior) perlu penanganan khusus. Salah satu teknologi pengolahan
daun tembakau inferior adalah mengubahnya menjadi ekstrak.
Teknik ekstraksi senyawa aktif daun tembakau dapat menggunakan cara maserasi.
Ekstraksi metode maserasi dipengaruhi jenis pelarut (sifat polaritas) dan suhu
maserasi. Sifat polaritas/kepolaran pelarut dapat meningkatkan senyawa aktif yang
dihasilkan. Kondisi yang sama pada maserasi juga dapat dipengaruhi oleh suhu
maserasi. Peningkatan suhu maserasi dapat menaikkan kelarutan senyawa fenol yang
dihasilkan (Wazir et al., 2011). Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai
variasi suhu dan jenis pelarut pada ekstraksi maserasi daun tembakau kasturi inferior
untuk mengetahui apakah perlakuan suhu dan jenis pelarut memiliki kandungan total
berbeda dan memiliki sifat antibakteri terhadap bakteri B. cereus dan S. dysenteriae.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh jenis pelarut dan suhu ekstraksi terhadap total polifenol
ekstrak daun tembakau Kasturi inferior
2. Mengetahui komponen polifenol ekstrak daun tembakau Kasturi inferior
3. Mengetahui daya hambat ekstrak daun tembakau Kasturi inferior terhadap
pertumbuahan bakteri B. cereus dan S. dysenteriae.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan nilai ekonomi daun tembakau Kasturi inferior dalam bentuk
ekstrak
2. Mengurangi limbah daun tembakau Katsuri inferior yang terbuang tanpa
dimanfaatkan lebih lanjut.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daun Tembakau Kasturi dan Komposisi Kimia Daun Tembakau


Tanaman tembakau yang paling banyak dibudidayakan di Kabupaten Jember dan
Bondowoso yaitu jenis Nicotiana tabaccum L. dan Nicotiana rustica (Hartanti et al.,
2012). Tembakau Nicotiana tabaccum L. yang dibudidayakan pada musim kemarau
atau dikenal dengan tembakau Voor Oogst (VO) dan diolah secara krosok (leaf type)
atau lembaran-lembaran. Salah satu jenis Voor Oogst yaitu tembakau Kasturi. Ciri-
ciri spesies Nicotiana tabacum L. yaitu memiliki mahkota bunga berwarna merah
muda hingga kemerahan, mahkota bunga berbentuk lonceng, daun lonjong dengan
ujung yang runcing, kedudukan daun pada batang tegak, dan tingginya sekitar 120 cm
(Usmadi et al., 2007).
Daun tembakau Kasturi menurut klasifikasi berdasarkan letak daun dapat dibagi
menjadi empat bagian yaitu daun pucuk, daun tengah, daun kaki dan daun
pasir/koseran. Bagian daun pucuk, tengah dan kaki banyak digunakan sebagai bahan
rokok kretek. Daun pasir/koseran (inferior) seringkali dibiarkan mengering dipohon
sehingga kurang termanfaatkan.
Produktivitas tembakau kasturi di Kabupaten Jember menurut Badan Pusat
Statistik Kabupaten Jember (2018), menyebutkan bahwa produksi tanaman tembakau
jenis Voor-Oogst (VO) Kasturi pada tahun 2017 mencapai 43.016, 21 kw dan
tembakau Na-Oogst (NO) sebanyak 32.593, 00 kw. Kecamatan Kalisat merupakan
kecamatan di Kabupaten Jember yang memiliki produksi tembakau Kasturi terbesar
dibandingkan kecamatan lain dengan hasil produksi 9.956 kw. Menurut petani Kalisat
rata-rata jumlah daun tembakau pasir/koseran mencapai 10-20% dari jumlah hasil
panen atau sebanyak 995,6 – 1991,2 kw namun belum termanfaatkan.
Komponen kimia yang terdapat pada tembakau Nicotiana tabaccum L. secara
umum yaitu abu 20%, gula 0,5-2,5%, fenol 0,0-0,5%, nitrat 1,0-2,0%, nikotin 0,5-
4,0% dan kandungan N total 2,18-3,58% (Cahyono, 1998). Senyawa kimia yang
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 5

terdeteksi pada daun tembakau jenis Plovdiv 7 yaitu nikotin 2,3%, gula reduksi 8,4
%, total nitrogen 1,9%, mineral 14,7 %. Ciri lain yang dapat membedakan tembakau
Kasturi dengan tembakau lain yaitu kandungan nikotin yang tinggi daripada
tembakau Na Oogst. Menurut Sholeh et al., (2000) kandungan nikotin pada tembakau
kasturi mencapai 3,21% sedangkan nikotin pada tembakau jenis Na Oogst hanya
mencapai 1,75%.

2.2 Metabolit Sekunder Tembakau


Tanaman memiliki dua jenis senyawa metabolit, yaitu metabolit primer dan
sekunder. Metabolit primer digunakan tanaman untuk pertumbuhan pada proses
metabolisme sel dan keseluruhan proses sintesis dan perombakan zat-zat yang
dilakukan oleh organisme untuk kelangsungan hidupnya, sedangkan metabolit
sekunder tidak berperan secara langsung untuk pertumbuhan tanaman (Almatsier,
2009). Metabolit sekunder pada umumnya berfungsi untuk mempertahankan diri
tumbuhan dari lingkungan dan dapat dimanfaatkan dalam bidang farmakalogi.
Tembakau menghasilkan beberapa metabolit sekunder antara lain berupa alkaloid,
tanin, saponin, flavonoid, terpenoid, glikosidik sianogenik (Okorondu et al., 2015).
Senyawa-senyawa tersebut memiliki sifat antibakteri yang dapat mengahambat
pertumbuhan bakteri patogen.
Senyawa flavonoid yang telah berhasil diisolasi dari berbagai tumbuhan
diketahui mempunyai aktivitas biologi seperti bersifat toksik terhadap sel kanker,
anti jamur dan anti bakteri (Ergina et al., 2014). Senyawa terpenoid dapat dijadikan
sebagai agen antimikroba (Saxena dan Kalra, 2011) dan tanin sebagai agen
antibakteri (Min et al., 2008). Penelitian sebelumnya pada etanol 80% daun tembakau
mampu menghambat bakteri E.coli, B. subtillis dan S. aureus dengan zona hambat
20,32 mm, 12,89 mm, dan 17,66 mm (Wang et al., 2008).
Penelitian yang dilakukan Popova et al. (2015), pada tiga jenis tembakau yang
ditanam di Bulgaria menghasilkan beberapa kandungan senyawa aktif yang berbeda
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 6

setiap jenisnya. Kandungan fenolik pada masing-masing jenis tembakau dusajikan


pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kandungan fenolik dalam daun tembakau (mg/g)
Kandungan Fenolik Burley Virginia Oriental
Galic >0.01 0,12 0,15
Proto - catechuic - - 1.73
Salicylic 1.73 0.89 1.07
Chlorogenic 1.21 13.11 10.54
Vanillic 0.11 0.22 0.15
Caffeic 0.30 0.14 0.27
Syringic 0.10 0.13 0.46
p-Coumaric 0.06 0.11 0.67
Ferulic 0.30 0.10 0.24
Sinapic 0.44 0.65 0.04
Cinnamic 0.04 0.04 0.48
Total 4.29 15.51 15.80
Sumber: Popova et al., (2015).

2.3 Komponen Senyawa Antibakteri dan Mekanismenya


Senyawa antibakteri daun tembakau mampu menghambat pertumbuhan bakteri
dengan berbagai macam cara. Senyawa yang bersifat sebagai antibakteri yaitu seperti
flavonoid, alkaloid, tannin, saponin. Berikut merupakan mekanisme senyawa
metabolit daun tembakau sebagai antibakteri:
2.3.1 Flavonoid
Golongan terbesar senyawa fenol yang terdapat pada tumbuhan yaitu flavonoid.
Flavonoid dapat menghambat pertumbuhan virus, bakteri dan jamur yang
mengakibatkan kerusakan membran sitoplasma dengan mengurangi fluiditas dari
membran dan menhambat sintesis asam nukleat (Gradisar et al., 2007). Mekanisme
kerja dari senyawa flavonoid yaitu mampu mendenaturasi protein dengan
menghambat fungsi membran sel dan menghambat metabolisme energi,
menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom, dan
lisosom sebagai hasil interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri (Taiga dan
Friday, 2009). Selain itu, flavonoid mengakibatkan kerusakan membran sitoplasma
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 7

dengan mengurangi fluiditas dari membran (Tsuchiyah, 2000). Penelitian sebelumnya


pada ekstrak etanol daun tembakau kasturi dengan kadar polifenol 44,77 mg GAE/ml
memiliki nilai KHM dan IC50 pada bakteri B. subtilis yaitu 627,80 μg/ml dan 204,61
μg/ml (Savira, 2018).
2.3.2 Steroid
Steroid termasuk dalam senyawa yang penting dengan struktur sterana jenuh
(saturated tetracylic hydrocarbon: 1,2-cyclopentano-perhydrophenanthrene) dengan
17 atom karbon dan 4 cincin (Dwilistiani, 2013). Mekanisme kerja steroid dalam
menghambat pertumbuhan bakteri adalah adanya membran lipid yang memiliki
sensitivitas terhadap komponen steroid sehingga menyebabkan kebocoran pada
lisosom (Madduluri et al., 2013) Steroid dapat berinteraksi dengan membran
fosfolipid sel yang bersifat permeabel terhadap senyawa-senyawa lipofilik sehingga
menyebabkan integritas membran menurun serta morfologi membran sel berubah
yang menyebabkan sel rapuh dan lisi (Ahmed dan Bahar, 2007). Ekstrak etanol teh
konsentrasi 13% memiliki daya hambat pada Bacillus cereus 12, 75 mm dengan total
pertumbuhan bakteri 1,1×104 CFU/ml (Widyasanti et al., 2016).
2.3.4 Saponin
Saponin memberikan efek antibakteri yang dapat menyebabkan kebocoran
protein dan enzim dari dalam sel yang dapat merusak permeabilitas membran sel
(Madduluri et al., 2013). Rusaknya membran sel menyebabkan sitoplasma bocor
keluar dari sel yang mengakibatkan kematian sel (Cavalieri et al, 2005). Hal ini
sangat mengganggu kelangsungan hidup bakteri sehingga lama kelamaan bakteri
akan mati (Harborne, 2006). Hasil penelitian ekstrak daun Abutilon indicum
konsentrasi saponin 1,11 mg/ml mampu menghambat S. aureus 17 mm (Ravi et al.,
2016).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 8

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Ekstraksi Maserasi


Ekstraksi maserasi digunakan untuk mengambil atau mengekstraksi senyawa dari
suatu larutan atau padatan dengan teknik perendaman terhadap bahan atau sampel
yang diekstraksi (Ibrahim dan Marham, 2013). Perendaman sampel akan
menyebabkan pemecahan dinding sel dan membran sel. Kerusakan tersebut sebagai
akibat dari perbedaan tekanan antara dalam luar sel yang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor.
Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil ekstraksi antara lain jenis pelarut,
konsentrasi pelarut, ukuran partikel, suhu, pH dan lama ekstraksi (Chew et al., 2011).
Pemilihan jenis pelarut harus mempertimbangkan beberapa faktor antara lain
selektivitas (sifat polaritas), mempunyai daya larut tinggi, kemudahan untuk diuapkan
dan harga pelarut (Harborne, 1987). Larutan pengekstraksi yang digunakan harus
sesuai dengan sifat polaritas senyawa yang dinginkan. Menurut prinsip polarisasi,
suatu pelarut akan cenderung melarutkan senyawa yang mempunyai tingkat
kepolaran yang sama (Harborne, 1987). Jika senyawa pada ekstrak yang dikehendaki
bersifat polar maka pelarut yang digunakan lebih baik dan efektif bersifat polar.
Kepolaran suatu pelarut ditentukan oleh besar konstanta dielektik pada pelarut,
semakin besar nilai konstanta dielektrik suatu pelarut maka polaritasnya semakin
besar. Hal ini didukung penelitian Savitri et al. (2017), bahwa jenis pelarut metanol
dan etanol yang memiliki konstanta dielektrik berbeda berpengaruh terhadap total
fenolik Sargassum polycystum yang dihasilkan yaitu 4,43 dan 3,82 mgGAE/100g.
Beberapa jenis pelarut organik dan sifat fisiknya disajikan pada Tabel 2.2
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 9

Tabel 2.2 Jenis pelarut organik dan sifat fisiknya


Nama pelarut Konstanta Titik didih Titik beku
dielektrik
Aquadest 80,2 100 0
Methanol 32,6 64 -98
Etanol 24,3 78,4 -117
Kloroform 4,8 61,2 -64
Etil asetat 6,0 7,1 -84
Dietil eter 4,3 35 -116
Aseton 20,7 56 -95
Sumber: Sudarmadji et al., (2007).
Perbedaan suhu ekstraksi juga berpengaruh pada kandungan ekstrak yang
dihasilkan. Menurut Wazir et al. (2011), penggunaan suhu tinggi dalam ekstraksi
dapat meningkatkan kelarutan fenol. Suhu tinggi mampu melepaskan senyawa fenol
sel dinding atau senyawa fenolik yang terikat disebabkan oleh rusaknya unsur-unsur
sel, menyebabkan semakin banyak senyawa fenol yang terekstrak. Margaretta et al.
(2011), mengatakan bahwa semakin tinggi suhu ekstraksi kandungan fenol yang
didapat semakin banyak. Hal ini dikarenakan suhu yang tinggi akan menyebabkan
kelarutan senyawa fenol dalam pelarut semakin besar. Dengan meningkatkan suhu,
difusi yang terjadi juga semakin besar sehingga proses ekstraksi akan berjalan lebih
cepat. Akan tetapi peningkatan suhu ekstraksi juga perlu diperhatikan karena suhu
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada bahan yang sedang di
ekstraksi. Hasil penelitian Ibrahim et al. (2015), perlakuan terbaik minuman sari jahe
diperoleh suhu 95 ᶿC total fenol 447,93 ppm.

2.5 Karakteristik Bakteri Patogen


Bakteri adalah organisme golongan prokariotik. Bakteri dapat diklasifikasikan
berdasarkan hasil pewarnaan gram yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif. Menurut Poeloengan et al. (2007), bakteri gram positif memiliki sruktur
dinding sel yang sederhana yaitu hanya tersusun dari peptidoglikan sehingga
memudahkan senyawa aktif dalam ekstrak daun tembakau menembus dan merusak
susunan sel. Hal tersebut mengakibatkan tekanan osmotik di dalam sel lebih besar
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 10

sehingga sel mengalami lisis atau mati, selain itu bakteri gram positif mengandung
lipid yang rendah (1-4%) sehingga lebih mudah dirusak oleh senyawa aktif yang
terdapat dalam ekstrak daun tembakau, sedangkan S. dysenteriae yang merupakan
bakteri gram negatif memiliki dinding sel berlapis tiga (multilayer) yaitu lipoprotein,
membran luar fosfolipid dan lipopolisakarida, dimana memban luar fosfolipid ini
dapat menghalangi masuknya zat antibakeri ke dalam sel, sehingga penghambatan
aktivitas antibakeri lebih sulit daripada gram positif. Bakteri gram negatif juga
memiliki dinding sel dengan kandungan lipidnya lebih tinggi daripada bakteri gram
positif yaitu sekitar 11-12% dan susunan dinding selnya lebih kompleks.
2.5.1 Bacillus cereus
Bacillus cereus merupakan bakteri berbentuk batang, termasuk kelompok
pembentuk endospora yang menjadi penyebab terjadinya keracunan pangan. (Todar,
2005). Jenis penyakit yang dapat ditimbulkan oleh bakteri ini adalah diare dan ametik
(mutah). Penyakit terjadi seiring dengan termakannya sejumlah besar organisme
(>106-107 sel) tumbuh di dalam usus halus, menghasilkan enterotoksin dan
menyebabkan diare (Labbe, 1989; Brynestad dan Granum, 2002).
Suhu pertumbuhan B. cereus 7-49 oC dengan suhu minimum 4-5 oC dan suhu
maksimum 48-50 oC. Suhu pertumbuhan spora 8-30 oC, dengan pH 4,9-9,3 dan
toleransi garam <10% (Tajkarimi, 2007). Bakteri B. cereus tergolong gram positif
yang memiliki kerentanan yang lemah dibanding bakteri gram negatif. Penelitian
sebelumnya tentang daya hambat B. cereus telah dilakukan oleh Indrawati dan Rizki
(2017), ekstrak Buah Buni (Antidesma bunius) pada konsentrasi 1,25% dan 80%
memiliki potensi antibakteri terhadap B. cereus dengan diameter hambat 6,4 mm dan
18,4 mm sedangkan ekstrak etanol teh konsentrasi 13% memiliki daya hambat pada
B. cereus 12, 75 mm dengan total pertumbuhan bakteri 1,1×104 CFU/ml (Widyasanti
et al., 2016).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 11

2.5.2 Shigella dysenteriae


Shigella dysenteriae termasuk bakteri gram negatif yang berukuran 0,5 – 0,7
μm x 2 – 3 μm. Bentuknya batang pendek, tidak berspora, tidak berflagel sehingga
tidak bergerak, memiliki kapsul. Koloni S. dysenteriae berbentuk cembung, bundar,
transparan dengan diameter kira – kira 2 mm, suhu optimum 37 C dan pH 6,4-7,8
(Jawetz, 2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ekstrak etanol 70% daun
kersen dapat menghambat bakteri S. dysenteriae. Konsentrasi Hambat Minimum
(KHM) ekstrak etanol 70% daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap bakteri S.
dysenteriae sebesar 3,25% (Prasetyo dan Sasongko, 2014). Ekstrak etanol teh
konsentrasi 13% memiliki daya hambat pada S. dysenteriae 10,6 mm dengan total
pertumbuhan bakteri 4,6×106 CFU/ml (Widyasanti et al., 2016).

2.6 LC-MS (Liquid Chrimatograph-tandem Mass Spectrometry)


LC-MS merupakan salah satu teknik analisis dengan resolusi tinggi yang dapat
digunakan dalam analisis kuantitatif maupun analisis stuktural sehingga dapat
memberikan pendekatan yang sangat berguna dalam menentukan profil suatu
metabolit (Theoridis et al., 2008). Prinsip kerja LC-MS yaitu menggabungkan
kemampuan pemisahan fisik dari kromatografi cair dengan kemampuan analisis
spektrometer massa. Kelebihan dai teknologi LC-MS yaitu hasil analisis yang khas
dan spesifik diperoleh dari penggunaan spektrometer massa sebagai detektor, aplikasi
yang luas dengan sistem yang praktis karena penerapan LC-MS tidak terbatas untuk
molekul volatil (biasanya dengan berat molekul di bawah 500 Da), mampu mengukur
analit yang sangat polar, selain itu persiapan sampel cukup sederhana tanpa adanya
teknik derivatisasi, pengujian yang berbeda dapat dikembangkan dengan tingkat
fleksibilitas yang tinggi dan waktu yang singkat. Selain itu, sejumlah data kualitatif
maupun kuantitatif dapat diperoleh. Hal ini disebabkan seleksi ion yang sangat cepat
dengan banyak parameter (Michel dan Kaufman, 1973).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 12

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu


Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan dan
Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Pangan Hasil Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Jember. Waktu pelaksanaan penelitian mulai bulan
Maret 2019 sampai Juni 2019.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu blender (Philips), gelas ukur 500
ml (Pyrex, Germany), erlenmeyer 500 ml (Pyrex, Germany), neraca analitik (Ohaus,
USA), shaker waterbath (Memmert D-91126, Jerman), rotary evaporator (Butchi,
Jerman), spatula dan kertas saring. Alat yang digunakan untuk analisis yaitu pi-pump,
cawan petri (Pyrex, Jerman), tabung reaksi (Pyrex, Jerman), gelas ukur 500 ml
(Pyrex, Germany), spektofotometer (Thermo Scientific Genesys 10S UV-VIS,
China), laminar air flow (Crumair, Spanyol), colony counter (Stuart Scientific),
bunsen (pyrex, Japan), pipet mikro (Biohit 12636255, Jerman), autoklaf (Hirayama
HI, 36, Jepang), inkubator (Haraeus Inst B6200, Jerman).
3.2.2 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan untuk proses ekstraksi maserasi yaitu daun tembakau
Kasturi inferior kering dari petani rakyat Kalisat - Jember, etanol 96%, metanol 96%.
Bahan yang digunakan analisis yaitu akuades, asam galat, etanol PA, reagen Follin-
Ciocalteau 10%, Na2CO3 7%, media NA (Nutrient Agar), DMSO (Dimethyl
Sulfoxide). Bakteri yang digunakan yaitu B. cereus dan S. dysenteriae yang diperoleh
dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 13

3.3 Pelaksanaan Penelitian


3.3.1 Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu perbedaan jenis pelarut (A) dan variasi
suhu meserasi (B). Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Rancangan
percobaan penelitian disajikan pada Tabel 3.1:
Tabel 3.1 Rancangan percobaan ekstrasi senyawa aktif daun tembakau kasturi dengan
perbedaan suhu dan jenis pelarut

A/B B1 B2 B3
A1 A1B1 A1B2 A1B3
A2 A2B1 A2B2 A2B3

Keterangan:
A1: etanol 80%
A2: metanol 80%
B1: suhu 30 °C
B2: suhu 60 ºC
B3: suhu 75 °C

3.3.2 Tahapan Penelitian


Penelitian diawali dengan pembuatan ekstrak daun tembakau (Gambar 3.2).
Daun tembakau Kasturi pasir/koseran kering yang berasal dari petani wilayah Kalisat
Jember dilakukan pengecilan ukuran menggunakan blender. Serbuk daun tembakau
Kasturi inferior sebanyak 50 gram dilakukan ekstraksi menggunakan pelarut etanol
80% dan metanol 80% dengan perbandingan 1:10 ml. Pembuatan larutan dari
konsentrasi 96% ke konsentrasi 80% menggunakan rumus V1 x M1 = V2 x M2.
Pengekstrakan dilakukan dalam shaker waterbath dengan suhu ekstraksi 30 °C, 60 ºC,
75 °C selama 3 jam. Setelah ekstraksi, dilakukan penyaringan fraksi supernatan
menjadi filtrat dan residu menggunakan kain saring dan kertas saring. Filtrat yang
diperoleh selanjutnya dipekatkan menggunakan evaporator pada suhu 60 0C hingga
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 14

larutan ekstrak pekat. Diagram alir ekstraksi daun tembakau disajikan pada Gambar
3.2

Daun tembakau Kasturi


inferior

Pengecilan ukuran

Penimbangan @50g

+ etanol 80 % (1:10) ml + metanol 80 % (1:10) ml

Maserasi dalam shaker waterbath Maserasi dalam shaker waterbath


suhu 30, 60, 75 °C suhu 30, 60, 75 ºC

Penyaringan Residu

Filtrat

Evaporasi suhu 60 0C

Ekstrak Pekat

Gambar 3.2 Diagram alir pembuatan ekstrak daun tembakau Kasturi (Shekins et al.,
2016 modifikasi)
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 15

3.4 Prosedur Analisis


3.4.1 Uji total polifenol
Analisa total polifenol ditentukan secara spektrofotometri UV-Vis
menggunakan metode Follin-ciocalteau (Singelton dan Rossi dalam Othman et al.,
2007). Pembuatan kurva standar untuk perhitungan polifenol dibuat dengan cara
menggunakan larutan asam galat dalam etanol PA (5,4 mg asam galat/5 ml). Larutan
asam galat di stirrer selama 5-10 menit dan ditera sampai mencapai 10 ml. Siapkan 9
tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan asam galat dengan jumlah
pengambilan (0, 25, 50, 75, 100, 125, 150, 175, dan 200μl) dan tambahkan aquades
sampai 400 μl. Lalu ditambahkan 0,8 ml reagen Follin-Ciocalteu 10% pada masing-
masing tabung reaksi. Sampel yang telah ditambahkan folin dilakukan pengocokan
menggunakan vorteks dan didiamkan selama 5 menit. Selanjutnya ditambahkan 0,8
ml larutan Na2CO3 7%. Tabung reaksi yang berisi larutan kurva standar tersebut
dibungkus atau ditutup dengan aluminium foil dan didiamkan ditempat gelap selama
60 menit, kemudian dilakukan pengukuran absorbansi menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 765 nm.
Preparasi ekstrak daun tembakau untuk pengujian total polifenol dilakukan
pengenceran terlebih dulu. Ekstrak tembakau yang telah diencerkan sebanyak 0,2 ml
ditambahkan 5 ml aquadest dan 0,8 ml reagen Follin ciocalteau 10%, kemudian
dilakukan pengocokan menggunakan vorteks dan didiamkan selama 5 menit. Sampel
ditambahkan 0,8 ml larutan Na2CO3 7% lalu divortex dan diamkan selama 60 menit
dengan cara ditutup semua lapisan tabung reaksi menggunakan aluminium foil.
Selanjutnya dilakukan pengukuran absorbansi menggunakan spektrofotometer UV-
Vis pada panjang gelombang 765 nm.
Analisa kandungan total polifenol pada sampel dihitung berdasarkan kurva
standar asam galat yang diperoleh. Nilai absorbansi (y) dimasukkan pada persamaan
kurva standart asam galat, sehingga diperoleh nilai (x) dan dikalikan dengan volume
ekstrak. Rumus yang digunakan yakni :
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 16

Total Polifenol (mg GAE/g)

3.4.2 Analisis LC-MS


Uji sampel dilakukan dengan peralatan LC-MS. Kolom yang digunakan dengan
spesifikasi Hypersil Gold (50mm x 2.1mm x 1.9µm). UHPLC merk ACCELLA type
1250 buatan Thermo Scientific yang terdiri dari degasser vakum, pompa quartener,
autosampler termostatik dikendalikan Personal computer melalui program x-calibur
2.1. Pelarut A terdiri dari 0,1% asam format dalam aquabidest, pelarut B terdiri dari
0,1% asam format dalam Acetonitrile. Suatu gradien linier dengan kecepatan 300
µl/menit dengan pengaturan fase gerak sebagai berikut : a) 0-0.6 menit 95%A dan
5%B; b) 7-7,5 menit 50%A dan 50%B; c) 7.6-9.0 menit 95%A dan 5%B. Volume
injeksi pada LC adalah 2µL . Kolom dikontrol pada 30◦C, dan autosampler ditetapkan
untuk 10◦C. Penggunaan LC-MS Triple Q (quadrupole) spektrometer massa TSQ
QUANTUM ACCESS MAX dari Thermo Finnigan dengan sumber ionisasi ESI
(Electrospray Ionization) dikendalikan oleh software TSQ Tune yang dioperasikan
dengan mode positive.

3.4.3 Uji Antibakteri Ekstrak Daun Tembakau Metode KHM


Uji antibakteri ekstrak daun tembakau kasturi terhadap bakteri B. cereus dan S.
dysenteriae dilakukan menggunakan respon penghambatan Konsentrasi Hambat
Minimum (KHM) dengan metode dilusi agar dan penentuan nilai IC50 (Inhibition
Concentration) dengan menghitung jumlah koloni menggunakan satuan CFU/ml.
Metode dilusi adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui potensi
suatu senyawa terhadap aktivitas mikroba dengan menentukan Konsentrasi Hambat
Minimal (KHM) (Lennette et al., 1991). Berikut beberapa tahap yang dilakuakan:
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 17

a. Sterilisasi Alat dan Bahan


Sebelum dilakukan uji antibakteri, mula-mula alat dan bahan (kecuali ekstrak
polifenol) yang digunakan untuk pengujian disterilkan terlebih dahulu didalam
autoklaf dengan temperatur 121 ºC selama 15 menit
b. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)
Media NA sebanyak 4 g dilarutkan dalam 200 ml aquades kedalam tabung
erlenmeyer. Campuran kemudian dipanaskan diatas hotplate magnetic sampai larutan
berwarna kuning bening. Setelah larutan kuning bening, larutan NA dimasukkan
kedalam masing-masing tabung reaksi. Tutup tabung reaksi menggunakan kapas, lalu
sterilisasi pada suhu 121ᶿC selama 15 menit.
c. Pembuatan Isolat Bakteri
Preparasi biakan bakteri, sebanyak 1 ose kultur murni bakteri (B. cereus dan S.
dysenteriae) digoreskan pada media miring agar NA dengan pola zig-zag, setiap
perlakuannya dilakukan dalam keadaan steril didekat nyala api bunsen. Biakan
diinkubasi pada suhu 37ᶿC selama 24 jam.
d. Pembuatan suspensi bakteri
Sebanyak 1 ose bakteri (B. cereus dan S. dysenteriae) dari stok kultur agar
miring NA diambil 1 ose menggunakan ose steril, kemudian dimasukkan kedalam
ependorf yang berisi 1 ml akuadest steril. Hasil kemudian dibuat seri pengenceran
dengan cara mencampurkan 0,1 ml stok kedalam ependorf 0,9 ml aquadest steril
sampai pengenceran 10-4 (Pratiwi, 2008).
e. Pembuatan larutan uji
Pembuatan larutan uji dilakukan dengan membuat larutan stok konsentrasi 20%
dengan cara mengambil 2 ml ekstrak pekat daun tembakau dan ditambahkan aquades
hingga mencamapai 20 ml. Larutan stok yang telah dibuat kemudian diambil secara
berurutan sebanyak 0, 30, 60, 120, 240, dan 480 μl untuk dimasukkan ke dalam
cawan petri.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 18

f. Uji aktivitas antibakteri


Uji aktivitas antibakteri daun tembakau dilakukan untuk menentukan KHM dan
nilai IC50 pada bakteri B. cereus dan S. dysenteriae menggunakan metode dilusi agar.
Sebanyak 200 µl suspensi bakteri yang telah dibuat (pengenceran 10-4) dimasukkan
ke masing-masing cawan petri dan ditambahkan DMSO sebanyak 20µl. Larutan uji
ditambahkan kedalam cawan petri masing masing sebanyak 0, 30, 60, 120, 240, dan
480 μl, lalu ditambahkan media NA yang masih hangat (cair) berurut-urut ke masing-
masing cawan petri kemudian diratakan dan diamkan hingga memadat. Media NA
yang telah berisi bakteri dan ekstrak diinkubasi suhu 37ᶿC selama 24 jam.
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah koloni pada cawan petri
menggunakan colony counter.

3.5 Analisa Data


Data yang didapatkan dari pengujian disusun dalam bentuk tabel. Data total
polifenol diuji statistik dianalisis keragaman (ANOVA), apabila ada perbedaan yang
signifikan maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)
dengan tingkat signifikan α ≤ 5 % untuk mengetahui tingkat perbedaan antar
perlakuan. Pengolahan data menggunakan software SPSS versi 24. Data antibakteri
dianalisis menggunakan Microsoft excel 2013. Data yang telah didapatkan
diinterpretasikan sesuai hasil yang diperoleh dan dibandingkan dengan literatur yang
ada.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 33

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan pelarut etanol dan metanol menghasilkan total polifenol pada setiap
suhu perlakuan. Total polifenol pelarut etanol metanol pada suhu 30 ºC yaitu
13,86 mg dan 13,71 mg GAE/g.
2. Semakin tinggi suhu ekstraksi menghasilkan semakin tinggi polifenol yang
dihasilkan. Total polifenol yang dihasilkan dari pelarut metanol dan etanol
dengan suhu 30 ºC dan 60 ºC berturut adalah 13,86 mg GAE/g dan 19,46 mg
sedangkan pada pelarut etanol menghasilkan total polifenol berturut sebesar
13,71 mg GAE/g dan 18,87 mg GAE/g.
3. Hasil analisis LC-MS ekstrak daun tembakau Kasturi inferior memiliki
kandungan senyawa aktif golongan senyawa saponin, steroid, flavonoid,
terpenoid dan aminoglikosida dengan senyawa dugaan antara lain Benzyl β-D-
glucopyranoside, 4-Androstene-3, 17-dione, Campesterol, Linalyl β-
primeveroside, Erythromycin ethyl succinate.
4. Ekstrak daun tembakau Kasturi inferior berpotensi sebagai antibakteri yang
memiliki nilai KHM pada bakteri B. cereus sebesar 0,711 mg/ml dan IC50
sebesar 0,183 mg/ml dan pada bakteri S. dysenteriae menunjukkan nilai KHM
sebesar 1,033 mg/ml dan IC50 sebesar 0,249 mg/ml.
5. Ekstrak etanol memiliki nilai KHM pada bakteri B. cereus sebesar 0,859 mg/ml
dan IC50 sebesar 0,210 mg/ml dan pada bakteri S. dysenteriae menunjukkan nilai
KHM sebesar 2,089 mg/ml dan IC50 sebesar 0,439 mg/ml.

5.2 Saran
Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pengujian lebih lanjut terkait ekstrak
daun tembakau Kasturi inferior terhadap aktivitas antijamur, sehingga dapat
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 34

dibandingkan dengan aktivitas antibakteri yang telah ada. Ekstrak yang didapat juga
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait sifat antibakteri pada bakteri patogen
lain.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 35

DAFTAR PUSTAKA

Arisawa, Ueno, Nimura Hayashi dan Morita. 1986. Rubiatriol, a New Triterpenoid
from the Chinese Drug “ Qian Cao Gen” Rubia Cordifolia. Journal of Natural
Products. 49 (6): 1114-1116.
Asady, A. A. B. A., N. Y. Ahmed, dan T. A. Mustafa. 2014. Cytotoxic and Cytogenic
Effects of Aqueous and Methanol Crude Extracts of Nicotiana tabacum on
Rhabdomyosarcoma (RD) and L20B Cel ines in Vitro. European Journal of
Experimental Biology. 4 (2): 164 – 171.
Akiyama H, Kazuyasu F, Osamu Y, Takashi O, Keiji I. 2001. Antibacterial Action of
Several Tannins against Staphylococcus aureus. Journal Antimicrobial
Chemotheraphy; 48: 487-91.

Aziz, T., Febrizky, S, dan Mario A. D. 2014. Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Persen
Yield Alkaloid Dari Daun Salam India (Murraya koenigii). Jurnal Teknik
Kimia. 20 (2): 1-6.
Badan Pusat Statistik. 2018. Kabupaten Jember dalam Angka 2018. Jember: BPS
Kabupaten Jember.
Brooks, G. F., J. S. Butel, dan S. A. Morse. 2005. Mikrobiologi Kedokteran.
Penerjemah Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Jakarta: Salemba Medika.
Cavalieri S.J., I.D. Rankin., R.J. Harbeck., R.S. Sautter., Y.S. Mc Carter., S.E. Sharp.,
J.H. Ortez., dan C.A. Spiegel. 2005. Manual of Antimicrobial Susceptibility
Testing. USA : American Society for Microbiology.
Cahyono, B. 1998. Tembakau, Budi Daya dan Analisis Tani. Yogyakarta: Kanisius.

Chen, H. J., B. S. Inbaraj., B. H. Chen. 2012. Determination of Phenolic Acids and


Flavonoids in Taraxacum Formosanum Kitam by Liquid Chromatography
Tandem Mass Spectrometry Coupled with a Post-Column Derivatization
Technique. International Journal of Molecular Sciences. 13, 260-285.
Chew, K. K, Wan, W. M. 2011. Effect of Ethanol Concentration, Extraction Time
and Extraction Temperature on the Recovery of Phenolic Componds and
Antioxidant Capacity of Centella Asiatica Extracts. International Food
Research Journal. 18: 571-578.
Cowan, M. M. 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. Clin Microbiology.
Rev. 12: 564 – 82.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 36

Claveria, L. T, O. Jáureguib., C. Codinaa., A. F. Tiburcioa., J. Bastidaa., F


Viladomata. 2012. Analysis Of Phenolic Compounds By High-Performance
Liquid Chromatography Coupled To Electrospray Ionization Tandem Mass
Spectrometry In Senescent And Water-Stressed Tobacco. Journal Plant
Science: 182. 71– 78.
Duangsri, Pichet., K. Juntarapun, dan C. Satirapipathkul. 2012. The Tabaco Leaf
Extract And Antibacterial Activity In Textile. Bangkok Thailand: RMUTP
International Conference: Textiles & Fashion.
Ergina, Nuryanti, S dan Puspitasari, D. I. 2014. Uji Kualitatif Senyawa Metabolit
Sekunder pada Daun Palado yang Diekstraksi dengan Pelarut Air dan Etanol.
Journal Akademi Kimia. 3(3): 2302-6030.

Eskin, N.A.M. and R. Przybylski. 2001. Antioxidants and Shelf Life of Foods.
Florida: CRC Press LLC.

Evans W. C. 2009. Chapter 27-The Search for Naturally Derived Anticancer Agents.
Trease an Evans Pharmacognosy (Sixteenth Edition). United State: Saunders
Ltd.
Fatikha, B., Khodir, M., Farid, D., Tiziri, R., Karima, B., Sonia, O., Mohamed, C.
2012. Optimisation of Solvent Extraction of Antioxidants (Phenolic
Compounds) from Algerian mint (Mentha spicata L.). Pharmacognosy
Communications 2:72-86.
Gogoi, B. Tsering, J. Tg, H. Veer, V. 2012. Antioxidant Potential and Total Phenolic
Content Of Leuca Aspera Of Sonitpur District Assam. Journal Res. Pharm.
Sci. 3 (3): 376-378.
Handayani, H, Sriherfyna, F. H dan Yunianta. 2016. Ekstraksi Antioksidan Daun
Sirsak Metode Ultrasonic Bath (Kajian Rasio Bahan: Pelarut dan Lama
Ekstraksi. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 4 (1): 262-272.

Harborne, J. B. 2006. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis


Tumbuhan. Edisi IV. Bandung: ITB.
Hartanti, Nurhidayati, dan Muryono. 2011. Budidaya Tanaman Tembakau (Nicotiana
tabacum L var Prancok 95) pada Cekaman Kekeringan Polietilena Glikol
(PEG) Secara in Vitro. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Hendra R., S. Ahmad., A. Sukari., M. Y. Shukor., E. Oskoueian. 2011. Flavonoid
Analyses and Antimicrobial Activity of Various Parts of Phaleria macrocarpa
(Scheff.) Boerl Fruit. International Journal Mol Scientic. 12: 3422-3431.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 37

Hidayah N, Hisan, KA, Solikin A, Irawati dan Mustikaningtyas D. 2016. Uji


Efektifitas ekstrak Sargassum muticum sebagai Alternatif Obat Bisul akibat
Aktivitas Staphlococcus aureus. Journal of Creativity Students. 1(1):1-9.
Ibrahim, A. M, Yunianta dan Sriherryna, F. H. 2015. Pengaruh Suhu Dan Lama
Waktu Ekstraksi Terhadap Sifat Kimia dan Fisik Pada Pembuatan Minuman
Sari Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dengan Kombinasi
Penambahan Madu Sebagai Pemanis. Jurnal Pangan dan Agroindustrial. 3
(2): 530-541.
Indrawati, I dan Rizki, A. F. 2017. Potensi Ekstrak Buah Buni (Antidesma bunius L.)
sebagai Antibakteri dengan Bakterii Uji Salmonella thypimurium dan Bacillus
cereus. Jurnal Biodjati. 2 (2): 138-148.

Jabrucka E. P., A. Pawełczak., J. L. Przybył., K Bączek., Z. Węglarz. 2011.


Accumulation of Phenolic and Sterol Compounds in Euphorbia hirta (L.).
Herba Polonica Journal. 57 (2): 30 – 36.

Jawetz, E., J. L. Melnick, E. A. Adelberg, G. F. Brooks, J. S. Butel, dan L. N.


Ornston. 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Diterjemahkan Hartanto, H., C.
Rachman, A. Dimanti, dan A. Diani. Edisi ke 20. ECG. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran.
Jia, C., Z. Yonghua., Z. Jinjie., Y. Jing., X. Chunping., and M. Duobin. 2017.
Identification of Glycoside Compounds from Tobacco by High Performance
Liquid Chromatography/Electrospray Ionization Linear Ion-Trap Tandem Mass
Spectrometry Coupled with Electrospray Ionization Orbitrap Mass
Spectrometry. Journal Braz. Chem. Soc., Vol. 28, No. 4, 629-640.

Juriah, Siti., D. Suryanto, dan I. T. Jamilah. 2014. Aktivitas Antibakteri Spesies


Asterias Forbesii Terhadap Beberapa Jenis Bakteri Patogen. Jurnal Berkala
Perikanan Terubuk. 42 (2): 37 – 50.
Kazeem, M. I., S. M. Ogungbe, G. M. Saibu, dan O. M. Aboyade. In vitro Study on
the Hypoglycemic Potential of Nicotiana tabacum Leaf Extracts. Bangladesh
Journal Pharmacol. 9: 140 – 145.

Kang S,S, Lim D,R, Kyung. 2010. 3-(allyltrisulfanyl)-2-amino-propanoic acidI, a


Novel Nonvolatile Water-soluble Antimicrobial Sulfur Compound in Heated
Garlic. Journal Medical Food. 13 (5): 1247-1059.
Madduluri, S, Rao, Babu, K dan Sitaram, B. 2013. In Vitro Evaluation of
Antibacterial Activity of Five Indigenous Plant Extract Againt Five Bacterial
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 38

Pathogens of Human. International Journal of Pharmacy and Pharmaetical


Sciences. 5 (4): 679-684.
Mabhiza, D, Chitemerere dan Mukanganyama, S, 2016. Antibacterial Properties of
Alkaloid Extracts from Callistemon citrinus and Vernonia adoensis Against
Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa. Research Article.
Zimbabwe: Universitas Zimbabwe.
Munte, Lliyanti, Runtuwene, M. Citraningtyas, G. 2015. Aktivitas Antioksidan dan
Ekstrak Daun Prasmanan. Jurnal Ilmiah Farmasi. 4(3): 41-50.

Moein, S. and M.R. Moein. 2010. Relationship between Antioxidant Properties and
Phenolics in Zhumeria majdae. Journal of Medical Plants Research. (7): 517-
521.
Naiborhu, P.E. 2002. “Ekstraksi dan Mafaat Ekstrak Mangrove (Sanneratia alba dan
Sonneratia caselaris) sebagai Bahan Alami Antibakterial pada Patogen Udang
Windu Vibrio harveyi”. Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Naidu A. S. 2000. Natural Food Antimicrobial Systems. USA: CRC Press.
Okorondu, S. I, Okorondu, M. M. O dan Oranusi, S.C. 2015. Antimicrobial Effect of
Nicotina tabacum (Tabacco) Leaf Extract on Stapylococcus aureus and
Escherichia coli. Nigerian Journal of Microbiologi. 29: 3049-3061.
Othman, A. Ismail, A. Ghani, N. Adenan, I. 2007. Antioxidant Capacity and Phenolic
Content of Cocoa Beans. Journal Food Chemistry. 100: 1523-1530.
Patil, S. R, Desai, A. B dan Wagh, S. A. 2015. Comparative Study of Antimicrobial
Compound Extracted From Leave Of Nicotiana Tabacum And Cigarette.
Wolrd Journal of Pharmacy And Pharmacetical Science. 2 (03): 1511-1518.
Pelzcar, M. J dan Chan, E. C. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Jakarta:
Universitas Indonesia Pres.
Podlejski, J dan Olenjniczak, W. 1983. Methods and Technique in Research of
Tobacco Flavour. Journal Nahrung. 27 (5): 429-436.
Poeloengan, M., Andriani., M. N. Susan., I. Komala dan M. Hasnita. 2007. Uji Daya
Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Batang Bungur (Largerstoremia speciosa
Pers.) terhadap Staphylococcus aureus dan Echerichia coli Secara In Vitro.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Popova, V, Gochev, V, Girova, T, Iliev, I, Ivanova, T dan Stoyanova, A. 2015.
Extraction Product from Tobacco – Aroma and Bioactive Compounds and
Activities. Current Bioactive Compounds. 11 (1): 31-37.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 39

Prasetyo, A. D dan Sasangko, H. 2014. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun
kersen (Muntingia Calabura L.) terhadap Bakteri Bacillus subtilis dan
Shigella dysenteriae sebagai Materi Pembelajaran Biologi SMA Kelas X
untuk Mencapai Kd 3.4 pada Kurikulum 2013. JUPEMASI-PBIO. 1(1):2407-
1269.
Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.

Ratna, Y. Q, Ardani, U. T, Fathiana, Z. 2016. Daya Antibakteri Ekstrak dan Fraksi –


Fraksi Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus Sensitif dan Multiresisten. Jurnal Ilmu Kefarmasian.
14 (1): 103-110.
Ravi, L, Manasvi V, Praveena, L. B. 2016. Antibacterial and Antioxidant Activity of
Saponin Abutlion Indicum Leaves. Asian Journal of Pharmaceutical and
Clinical Research. 9 (3): 344-347.
Savira, A. A. 2018. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Tembakau Kasturi (Nicotiana
tabacum L.) terhadap Bacillus subtilis dan Eschericia coli. Skripsi
Diterbitkan. Jember: Universitas Jember.
Savitri I, Suhendra, L, Wartini N. M. 2017. Pengaruh Jenis Pelarut pada Metode
Maserasi terhadap Karakteritik Ekstrak Sargassum polycystum. Jurnal
Rekayasa dan Manajemen Agroindustri. Vol 5 (3): 93-101.

Sholeh, M., A. Rachman, dan Machfudz. 2000. Pengaruh Komposisi Pupuk Ks, Za,
dan Urea, Serta Dosis N Terhadap Mutu Tembakau Besuki. Jurnal Littri. 6
(3): 80 – 87.

Singleton, V. and J.A. Rossi. 1965. Colorimetry of Total Phenolics with


Phosphomolybdic-Phosphotungstic Acid Reagents. American Jounal Enology
and. Viticulture. 16 (3): 144 – 158.

Soehendro, A. W Manuhara, G. J, Nurhartadi, E. 2015. Pengaruh Suhu Terhadap


Aktivitas Antioksidan dan Antimikroba Ekstrak Biji Melinjo dengan Pelarut
Etanol dan Air. Jurnal Teknosains Pangan. 4 (4): 15-24.
Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suharji. 2007. Prosedur Analisis untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberti.

Susilowati, E. Y. 2006. Identifikasi Nikotin dari Daun Tembakau (Nicotiana


tabacum) Kering dan Uji Efektifitas Ekstrak Daun Tembakau Sebagai
Insektisida Penggerak Batang Padi (Scirpo phagainnonata). Tesis. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 40

Shekins, O, Dorathy E. U, Labaran L, M dan Joel, M. 2016. Phytochemical


Screening of Tobacco (Nicotiana tabacum) and its Effects on Some
Haematological Parameters and Histopathology of Liver and Brain in Male
Rats. International Journal of Biochemistry Research. 14 (4): 1-9.
Taiga, A., dan Friday, E. 2009. Variations in Phytochemical Properties of Selected
Fungicidal Aqueous Extracts of Some Plant Leaves in Kogi State, Nigeria.
Journal of Sustainable Agriculture. 3 (3): 407-409.
Tajkarimi MM, Ibrahim SA, Cliver DO. 2010. Review: Antimicrobial Herb and
Spice Compounds in Food. Food Control. 21: 1199-1218.

Todar K. 2005. The Genus Bacillus. Di dalam Todar’s Online Textbook of


Bacteriology. University of Wisconsin-Madison [terhubung berkala].
http://textbookofbacteriology.net/B.cereus.html [diakses tanggal 24
Desember 2019].

Tukiran, Cahyasari dan Shimizu. 2012. An Ester og 4 Methoxy Cynamic Acid


Isolated from Xylocarpus moluccencis (Lamk) M. Roem (Meliaceae).
Indonesian Journal Chemistry. 12 (2): 184-188.

Volk. W. A., dan M. F. Salyer. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Wang, H, Zhao, M, Yang, B, Jiang, Y dan Rao, G. 2008. Identification of


Polyphenols in Tobacco Leaf and Their Antioxidant and Antimicrobial
Activities. Food Chemistry. 107: 1399-1406.

Wax, G.R., K. Lewis, A.A. Salyer dan Taber, H. 2008. Bacterial Resistance To
Antimicrobials Second Edition. New York: CRC Press.

Wazir D, ahmad, S, Muse, R, Mahmood, M, Shukor, M. Y. 2011. Antioxidant


Activities of Different Parts of Gnetum gnemon L. Journal Plant Biochemistry
and Biotechnology. 10 (2): 234-240.

Widyasanti, A, Priantiwi, A. M dan Rohdiana, D. 2017. Aktivitas Bacillus cereus


dan Shigella dysenteriae Ekstrak Teh Putih dalam Variasi Jenis Pelarut.
Jurnal Penelitian Teh dan Kina. 19 (1): 41-56.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 41

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 4.1. Perhitungan Total Polifenol Ekstrak Daun Tembakau


Kurva standart Asam Galat

Asam
As galat Galat Rata-rata
(µl) (mg/ml) Abs 1 Abs 2 Abs
0 0,000 0,073 0,074 0,074
25 0,068 0,249 0,252 0,251
50 0,135 0,435 0,438 0,437
75 0,203 0,594 0,594 0,594
100 0,270 0,770 0,771 0,771
125 0,338 0,921 0,919 0,920
150 0,405 1,088 1,085 1,087
175 0,473 1,233 1,231 1,232
200 0,540 1,368 1,365 1,367
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 42

Hasil Uji Polifenol Ekstrak Daun Tembakau Kasturi inferior

Etanol 30 ºC Y= 2,4056X-0,0983
Pengenceran Ulangan Absorbansi Asam Galat Asam Galat Rerata Asam Rerata
(kali) (mg/ml) (mg/ml) Galat (mg/ml)
KONSENTRAT

0,693 0,652 65,214 65,264


U1
0,694 0,653 65,314
0,625 0,584 58,414 58,414 61,364
100 U2
0,625 0,584 58,414
0,645 0,604 60,414 60,414
U3
0,645 0,604 60,414
0,555 0,514 77,121 76,971
U1
0,553 0,512 76,821
0,447 0,406 60,921 60,846 70,896
150 U2
0,446 0,405 60,771
0,539 0,498 74,721 74,871
U3
0,541 0,500 75,021
0,460 0,419 83,827 83,927
U1
0,461 0,420 84,027
0,373 0,332 66,427 66,427 77,627
200 U2
0,373 0,332 66,427
0,454 0,413 82,627 82,527
U3
0,453 0,412 82,427
0,355 0,314 94,241 94,241
U1
0,355 0,314 94,241
0,350 0,309 92,741 92,591 97,241
300 U2
0,349 0,308 92,441
0,390 0,349 104,741 104,891
U3
0,391 0,350 105,041
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 43

Etanol 60 °C Y= 2,4056X-0,0983
Pengenceran Ulangan Absorbansi Asam Galat Asam Galat (mg/ml) Rerata Asam Rerata
(kali) (mg/ml) KONSENTRAT Galat (mg/ml)

0,786 0,745 74,514 74,614


U1
0,788 0,747 74,714
0,635 0,594 59,414 59,514 66,964
100 U2
0,637 0,596 59,614
0,709 0,668 66,814 66,764
U3
0,708 0,667 66,714
0,660 0,619 92,871 93,546
U1
0,669 0,628 94,221
0,541 0,500 75,021 75,171 81,871
150 U2
0,543 0,502 75,321
0,554 0,513 76,971 76,896
U3
0,553 0,512 76,821
0,576 0,535 107,027 107,027
U1
0,576 0,535 107,027
0,446 0,405 81,027 81,127 89,527
200 U2
0,447 0,406 81,227
0,493 0,452 90,427 80,427
U3
0,393 0,352 70,427
0,450 0,409 122,741 123,041
U1
0,452 0,411 123,341
0,368 0,327 98,141 97,991 110,19
300 U2
0,367 0,326 97,841
0,405 0,364 109,241 109,541
U3
0,407 0,366 109,841
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 44

Etanol 75 °C Y= 2,4056X-0,0983
Pengenceran Ulangan Absorbansi Asam Galat Asam Galat Rerata Asam Galat Rerata
(kali) (mg/ml) (mg/ml) (mg/ml)
KONSENTRAT

0,688 0,647 64,714 64,714


U1
0,688 0,647 64,714
0,732 0,691 69,114 69,214 67,114
100 U2
0,734 0,693 69,314
0,715 0,674 67,414 67,414
U3
0,715 0,674 67,414
0,584 0,543 81,471 81,546
U1
0,585 0,544 81,621
0,642 0,601 90,171 90,171 86,046
150 U2
0,642 0,601 90,171
0,617 0,576 86,421 86,421
U3
0,617 0,576 86,421
0,491 0,450 90,027 90,427
U1
0,495 0,454 90,827
0,444 0,403 80,627 80,627 92,527
200 U2
0,444 0,403 80,627
0,573 0,532 106,427 106,527
U3
0,574 0,533 106,627
0,388 0,347 104,141 104,291
U1
0,389 0,348 104,441
0,343 0,302 90,641 90,941 105,241
300 U2
0,345 0,304 91,241
0,442 0,401 120,341 120,491
U3
0,443 0,402 120,641
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 45

Metanol 30 ºC Y= 2,4056X-0,0983
Pengenceran Ulangan Absorbansi Asam Galat Asam Galat Rerata Asam Rerata
(kali) (mg/ml) (mg/ml) Galat (mg/ml)
KONSENTRAT

0,894 0,853 85,314 84,864


U1
0,885 0,844 84,414
0,612 0,571 57,114 57,164 74,464
100 U2
0,613 0,572 57,214
0,855 0,814 81,414 81,364
U3
0,854 0,813 81,314
0,701 0,660 99,021 99,021
U1
0,701 0,660 99,021
0,488 0,447 67,071 67,221 84,871
150 U2
0,490 0,449 67,371
0,627 0,586 87,921 88,371
U3
0,633 0,592 88,821
0,548 0,507 101,427 101,327
U1
0,547 0,506 101,227
0,403 0,362 72,427 72,627 91,361
200 U2
0,405 0,364 72,827
0,542 0,501 100,227 100,127
U3
0,541 0,500 100,027
0,375 0,334 100,241 100,391
U1
0,376 0,335 100,541
0,329 0,288 86,441 86,441 101,291
300 U2
0,329 0,288 86,441
0,438 0,397 119,141 117,041
U3
0,424 0,383 114,941
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 46

Metanol 60 °C Y= 2,4056X-0,0983
Pengenceran Ulangan Absorbansi Asam Galat Asam Galat Rerata Asam Rerata
(kali) (mg/ml) (mg/ml) Galat
KONSENTRAT (mg/ml)

0,851 0,810 81,014 81,114


U1
0,853 0,812 81,214
0,707 0,666 66,614 66,614 72,280
100 U2
0,707 0,666 66,614
0,730 0,689 68,914 69,114
U3
0,734 0,693 69,314
0,650 0,609 91,371 91,446
U1
0,651 0,610 91,521
0,590 0,549 82,371 82,446 86,321
150 U2
0,591 0,550 82,521
0,608 0,567 85,071 85,071
U3
0,608 0,567 85,071
0,532 0,491 98,227 98,327
U1
0,533 0,492 98,427
0,510 0,469 93,827 93,827 95,494
200 U2
0,510 0,469 93,827
0,512 0,471 94,227 94,327
U3
0,513 0,472 94,427
0,426 0,385 115,541 115,541
U1
0,426 0,385 115,541
0,398 0,357 107,141 106,991 111,941
300 U2
0,397 0,356 106,841
0,417 0,376 112,841 113,291
U3
0,420 0,379 113,741
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 47

Metanol 75 °C Y= 2,4056X-0,0983
Pengenceran Ulangan Absorbansi Asam Galat Asam Galat Rerata Asam Rerata
(kali) (mg/ml) (mg/ml) Galat
KONSENTRAT (mg/ml)

0,725 0,684 68,414 68,714


U1
0,731 0,690 69,014
0,848 0,807 80,714 80,814 72,330
100 U2
0,850 0,809 80,914
0,715 0,674 67,414 67,464
U3
0,716 0,675 67,514
0,581 0,540 81,021 81,246
U1
0,584 0,543 81,471
0,707 0,666 99,921 100,071 88,396
150 U2
0,709 0,668 100,221
0,599 0,558 83,721 83,871
U3
0,601 0,560 84,021
0,505 0,464 92,827 92,927
U1
0,506 0,465 93,027
0,581 0,540 108,027 108,227 97,694
200 U2
0,583 0,542 108,427
0,501 0,460 92,027 91,927
U3
0,500 0,459 91,827
0,399 0,358 107,441 107,291
U1
0,398 0,357 107,141
0,465 0,424 127,241 127,691 114,191
300 U2
0,468 0,427 128,141
0,398 0,357 107,141 107,591
U3
0,401 0,360 108,041
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
48

Hasil Total Uji Polifenol Ekstrak Daun Tembakau


Tabel Total Uji Polifenol (Metanol) Y= 2,4056X-0,0983
Rerata Rerata
Asam Galat Asam Galat
Asam Galat Asam Asam
Sampel Pengenceran Ulangan Absorbansi (mg/ml) (mg/g) Rerata STDEV
(mg/ml) Galat Galat
KONSENTRAT KONSENTRAT
(mg/ml) (mg/g)
U1 0,256 0,215 64,541 64,991 14,199 14,298 13,857 0,6
Metanol
30 °C 300 0,259 0,218 65,441 14,397
U2 0,248 0,207 62,141 61,841 13,050 13,171
0,246 0,205 61,541 13,293
U3 0,259 0,218 65,441 65,291 14,135 14,103
0,258 0,217 65,141 14,070
U1 0,346 0,305 91,541 91,541 18,674 18,674 19,462 0,4
Metanol
60 °C 300 0,346 0,305 91,541 18,674
U2 0,348 0,307 92,141 91,991 19,902 19,870
0,347 0,306 91,841 19,838
U3 0,343 0,302 90,641 90,191 19,941 19,842
0,340 0,299 89,741 19,743
U1 0,366 0,325 97,541 97,691 19,118 19,147 20,455 1,4

Metanol 300 0,367 0,326 97,841 19,177


75 °C U2 0,370 0,329 98,741 99,491 20,143 20,296
0,375 0,334 100,241 20,449
U3 0,372 0,331 99,341 99,641 21,855 21,921
0,374 0,333 99,941 21,987
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
49

Tabel Total Uji Polifenol (Etanol) Y= 2,4056X-0,0983


Rerata
Asam Galat Rerata Asam Galat ST
Pengen Asam Galat Asam
Sampel Ulangan Absorbansi (mg/ml) Asam Galat (mg/g) Rerata DE
ceran (mg/ml) Galat
KONSENTRAT (mg/ml) KONSENTRAT V
(mg/g)

0,240 0,199 59,741 61,091 13,263 13,564 13,713 0,5


U1
0,249 0,208 62,441 13,862

Etanol 0,258 0,217 65,141 65,291 13,289 13,319


300 U2
30 °C 0,259 0,218 65,441 13,350
0,248 0,207 62,141 61,991 14,292 14,258
U3
0,247 0,206 61,841 14,223
0,327 0,286 85,841 85,541 18,542 18,477 18,868 0,8
U1
0,325 0,284 85,241 18,412

Etanol 0,337 0,296 88,841 89,141 19,723 19,789


300 U2
60 °C 0,339 0,298 89,441 19,856
0,328 0,287 86,141 85,691 18,434 18,338
U3
0,325 0,284 85,241 18,242
0,352 0,311 93,341 93,191 20,908 20,875 19,236 1,6
U1
0,351 0,31 93,041 20,841

Etanol 0,343 0,302 90,641 90,941 19,035 19,098


300 U2
75 °C 0,345 0,304 91,241 19,161
U3 0,342 0,301 90,341 90,491 17,707 17,736
0,343 0,302 90,641 17,766
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
50

Tabel Rata – Rata Total Uji Polifenol

Pelarut dan Total Polifenol mg


suhu GAE/g STDEV
Etanol 30°C 13,71 0,5
Etanol 60°C 18,87 0,8
Etanol 75°C 19,24 1,6
Metanol 30°C 13,86 0,6
Metanol 60°C 19,46 0,7
Metanol 75°C 20,45 1,4

19,24 ± 1,6b
b b
19,46 ± 0,7 19,24 ± 1,6
18,87 ± 0,8b

13,86 ± 0,6a
a
13,71 ± 0,5
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
51

Lampiran 4.2 Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Daun Tembakau untuk Uji KHM

kons. Konsentrasi polifenol dalam cawan petri (V1.M1= V2.M2)


vol.
Ekstrak Ekstak kons. Eksrak
total
(ml) etanol metanol (mg/ml) etanol (mg/ml) metanol (mg/ml)
(ml)
(mg/ml)
0 18,505 19,538 5 0,000 0,000
0,03 18,505 19,538 5 0,111 0,117
0,06 18,505 19,538 5 0,222 0,234
0,12 18,505 19,538 5 0,444 0,469
0,24 18,505 19,538 5 0,888 0,938
0,48 18,505 19,538 5 1,776 1,876

Data Total Polifenol


Metanol M1 97,694 mg GAE/ml
Etanol M1 92,527 mg GAE/ml

Larutan stok yang digunakan dalam uji antibakteri


Larutan stok metanol 20% Larutan stok etanol 20%
V1 x M1 = V2 X M2 V1 x M1 = V2 X M2
2 ml x 97,694 mg/ml = 10 ml x M2 2 ml x 92,527 mg/ml = 10 ml x M2
M2 = (2 ml x 97,694 mg/ml)/10 ml M2 = (2 ml x 92,527 mg/ml)/10 ml
M2 = 19,538 mg/ml M2 = 18,505 mg/ml
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
52

Tabel Volume Total dalam Cawan Petri


Shigella dysenteriae
Ekstrak Total dalam
(µl) DMSO 2% (µl) m.o (µl) MEDIA (µl) capet
0 20 200 4780 5000
30 20 200 4750 5000
60 20 200 4720 5000
120 20 200 4660 5000
240 20 200 4540 5000
480 20 200 4300 5000

Bacillusss cereus
Ekstrak Total dalam
(µl) DMSO 2% (µl) m.o (µl) MEDIA (µl) capet
0 20 200 4780 5000
30 20 200 4750 5000
60 20 200 4720 5000
120 20 200 4660 5000
240 20 200 4540 5000
480 20 200 4300 5000
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
53

Lampiran 4.3 Perhitungan Aktivitas Antibakteri

Tabel jumlah koloni Shigella dysenteriae (Metanol)


Jumlah koloni 104
ekstrak (ml) Konsentrasi (mg/ml) Rata-rata
U1 U2
0 0 43 48 45,5
0,03 0,116 28 33 30,5
0,06 0,233 17 27 22
0,12 0,465 15 24 19,5
0,24 0,931 7 3 5
0,48 1,862 2 0 1

Tabel jumlah % hambat dan Shigella dysenteriae (Metanol)

Data MIC Shigella Pelarut Metanol dalam CFU/ml (104)


Jumlah populasi
Konsentrasi CFU/200 µl
ekstrak (ml) Rata-rata SD % penghambatan Log Koloni
(mg/ml)
U1 U2
0 0 2,15E+06 2,40E+06 2,28E+06 1,25E+05 0 6,357
0,03 0,116 1,40E+06 1,65E+06 1,53E+06 1,25E+05 32,97 6,183
0,06 0,233 8,50E+05 1,35E+06 1,10E+06 2,50E+05 51,65 6,041
0,12 0,465 7,50E+05 1,20E+06 9,75E+05 2,25E+05 57,14 5,989
0,24 0,931 3,50E+05 1,50E+05 2,50E+05 1,00E+05 83,61 5,398
0,48 1,862 1,00E+05 0,00E+00 5,00E+04 0,00E+00 95,45 4,699
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
54

Tabel jumlah koloni Shigella dysenteriae (Etanol)


Jumlah koloni 104
Ekstrak (ml) Konsentrasi (mg/ml) Rata-rata
U1 U2
0 0 90 77 83,5
0,03 0,111 80 70 75
0,06 0,222 47 57 52
0,12 0,444 42 41 41,5
0,24 0,888 22 23 22,5
0,48 1,777 12 11 11,5

Tabel jumlah % hambat dan Shigella dysenteriae (Etanol)

Data MIC Shigella Pelarut Etanol dalam CFU/ml (104)


Jumlah Populasi
Konsentrasi CFU/200 µl
ekstrak (ml) Rata-rata SD % penghambatan Log Koloni
(mg/ml)
U1 U2
0 0 4,50E+06 3,85E+06 4,18E+06 3,25E+05 0,00 6,621
0,03 0,111 4,00E+06 3,50E+06 3,75E+06 2,50E+05 10,18 6,574
0,06 0,222 2,35E+06 2,85E+06 2,60E+06 2,50E+05 37,72 6,415
0,12 0,444 2,10E+06 2,05E+06 2,08E+06 2,50E+04 50,30 6,317
0,24 0,888 1,10E+06 1,15E+06 1,13E+06 2,50E+04 73,05 6,051
0,48 1,777 6,00E+05 5,50E+05 5,75E+05 2,50E+04 86,23 5,760
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
55

Tabel jumlah koloni Bacilluss cereus (Metanol)

Konsentrasi Jumlah koloni 10^4


ekstrak (ml) Rata-rata
(μg/ml) U1 U2
0 0 43 48 45,5
0,03 0,116 24 23 23,5
0,06 0,233 17 20 18,5
0,12 0,465 9 12 10,5
0,24 0,931 5 4 4,5
0,48 1,862 0 3 1,5

Tabel jumlah % hambat dan Bacilluss cereus (Metanol)

Data MIC Bacillusss cereus Pelarut Metanol dalam CFU/ml (104)


Jumlah Koloni
Konsentrasi CFU/200 µl
ekstrak (ml) Rata-rata SD % penghambatan Log Koloni
(mg/ml)
U1 U2
0 0 2,51E+06 2,40E+06 2,28E+06 1,25E+05 0 6,36
0,03 0,116 1,20E+06 1,15E+06 1,18E+06 2,50E+04 48,35 6,07
0,06 0,233 8,50E+05 1,00E+06 9,25E+05 7,50E+04 59,34 5,97
0,12 0,465 4,50E+05 6,00E+05 5,25E+05 7,50E+04 76,92 5,72
0,24 0,931 2,50E+05 2,25E+05 2,25E+05 2,50E+04 80,85 5,35
0,48 1,862 0,00E+00 1,50E+04 7,50E+03 7,50E+03 99,19 3,88
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
56

Tabel jumlah koloni Bacilluss cereus (Etanol)

Konsentrasi Jumlah koloni 10^4


ekstrak (ml) Rata-rata
(μg/ml) U1 U2
0 0 66 48 57
0,03 0,111 28 33 30,5
0,06 0,222 19 28 23,5
0,12 0,444 15 24 19,5
0,24 0,888 7 3 5
0,48 1,777 2 3 2,5

Tabel jumlah % hambat dan Bacillus cereus (Etanol)

Data MIC Bacillus cereus Pelarut Etanol dalam CFU/ml (104)


ekstrak Konsentrasi Jumlah Koloni CFU/200 µl
Rata-rata SD % penghambatan Log Koloni
(ml) (μg/ml) U1 U2
0 0 3,30E+06 2,40E+06 2,85E+06 4,50E+05 0,00 6,45
0,03 0,111 1,40E+06 1,65E+06 1,53E+06 1,25E+05 46,49 6,18
0,06 0,222 9,50E+05 1,40E+06 1,18E+06 2,25E+05 58,77 6,07
0,12 0,444 7,50E+05 1,20E+06 9,75E+05 2,25E+05 65,79 5,99
0,24 0,888 3,50E+05 1,50E+05 2,50E+05 1,00E+05 91,23 5,40
0,48 1,777 1,00E+05 0,00E+00 5,00E+04 5,00E+04 95,61 5,10
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
57

Lampiran 4.4 Kurva logaritmik Shigella dysenteriae dan Bacillus cereus

a. Shigella dysenteriae (Metanol)

Polifenol Log Koloni


0 6,357
0,116 6,18
0,233 6,04
0,465 5,99
0,931 5,40
1,862 4,70
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
58

Kons. Polifenol (µg/ml)


5 1,485 1,136
1 log 4 2,622

2 log 5 1,485 2,273


2 log 3 3,758

3 log 5 1,485 2,273


3 log 3 3,758

IC 50 Polifenol (µg/ml)
Y1 = 1 x
108 Log Y1 = 8,000 X1 = -1,924
7
Y2 = 50% (Y1) = 5 x 10 Log Y2 = 7,699 X2 = -1,582
IC 50 0,342

IC 90 Polifenol (µg/ml)
Y1 = 1 x
108 Log Y1 = 7,000 X1 = -0,788
7
Y2 = 90% (Y1) = 5 x 10 Log Y2 = 6,000 X2 = 0,349
IC 90 1,136
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
59

b. Shigella dysenteriae (Etanol)


Polifenol Log Koloni
0,00 6,62
0,11 6,57
0,22 6,41
0,44 6,32
0,89 6,05
1,78 5,76
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
60

Kons. Polifenol (µg/ml)


1 log 5 3,375 2,155
4 5,530

2 log 5 3,375 4,310


3 7,685

3 log 5 3,375 4,310


3 7,685

IC 50 Polifenol (µg/ml)
Y1 = 1 x 108 Log Y1 = 8,000 X1 = -3,091
Y2 = 50% (Y1) = 5 x
107 Log Y2 = 7,699 X2 = -2,442
IC 50 0,649

IC 90 Polifenol (µg/ml)
8
Y1 = 1 x 10 Log Y1 = 7,000 X1 = -0,935
Y2 = 90% (Y1) = 5 x
107 Log Y2 = 6,000 X2 = 1,220
IC 90 2,155
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
61

c. Bacillusss cereus (Metanol)


Polifenol Log Koloni
0,00 6,36
0,12 6,07
0,23 5,97
0,47 5,72
0,93 5,35
1,86 3,88
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
62

Kons. Polifenol (mg/ml)


1 log 5 1,042 0,794
4 1,835

2 log 5 1,042 1,587


3 2,629

3 log 5 1,042 1,587


3 2,629

IC 50 Polifenol (mg/ml)
8
Y1 = 1 x 10 Log Y1 = 8,000 X1 = -1,339
Y2 = 50% (Y1) = 5 x
107 Log Y2 = 7,699 X2 = -1,100
IC 50 0,239

IC 90 Polifenol (mg/ml)
8
Y1 = 1 x 10 Log Y1 = 7,000 X1 = -0,546
Y2 = 90% (Y1) = 5 x
107 Log Y2 = 6,000 X2 = 0,248
IC 90 0,794
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
63

d. Bacillus cereus (Etanol)


Polifenol Log Koloni
0,00 6,45
0,11 6,18
0,22 6,07
0,44 5,99
0,89 5,40
1,78 5,10
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
64

Kons. Polifenol (mg/ml)


1 log 5 1,747 1,364
4 3,111

2 log 5 1,747 2,728


3 4,475

3 log 5 1,747 2,728


3 4,475

IC 50 Polifenol (mg/ml)
Y1 = 1 x 108 Log Y1 = 8,000 X1 = -2,344
Y2 = 50% (Y1) = 5 x
107 Log Y2 = 7,699 X2 = -1,934
IC 50 0,411

IC 90 Polifenol (mg/ml)
8
Y1 = 1 x 10 Log Y1 = 7,000 X1 = -0,980
Y2 = 90% (Y1) = 5 x
107 Log Y2 = 6,000 X2 = 0,384
IC 90 1,364
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
65

Lampiran 4.5. Kurva probit Shigella dysentriae dan Bacillus cereus


a. Shigella dysenteriae (Metanol)
ekstra Konsentrasi Jumlah Koloni/200 µl % Log Log
Rata-rata SD % pertumbuhan Probit
k (ml) (mg/ml) U1 U2 penghambatan Koloni C
0 0 2,15E+06 2,40E+06 2,28E+06 1,25E+05 0,00 6,357 100,0000 0,00 0
0,03 116,352 1,40E+06 1,65E+06 1,53E+06 1,25E+05 32,97 6,183 67,0330 2,07 4,53
0,06 232,704 8,50E+05 1,35E+06 1,10E+06 2,50E+05 51,65 6,041 48,3516 2,37 5,03
0,12 465,408 7,50E+05 1,20E+06 9,75E+05 2,25E+05 57,14 5,989 42,8571 2,67 5,18
0,24 930,816 3,50E+05 1,50E+05 2,50E+05 1,00E+05 89,01 5,398 10,9890 2,97 6,23
0,48 1861,632 1,00E+05 0,00E+00 5,00E+04 5,00E+04 97,80 4,699 2,1978 3,27 6,88

Log C Probit Metanol 80%


0 0
2,07 4,53
2,37 5,03
2,67 5,18
2,97 6,23
3,27 6,88
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
66

y = 2,0709x + 0,0377 y = 2,0709x + 0,0377


5 = 2,0709x + 0,0377 6.28 = 2,0709x + 0,0377
5 - 0,0377 = 2,0709 x 6.28 - 0,0377 = 2,0709 x
4,9623 = 2,0709 x 6,2423= 2,0709x
X = Log C50 = 4,9623 / 2,0709 = 2,396 X = Log C90 = 6,2423 / 2,0709 = 3,014
LOG C50 = 2,396 248,8857 LOG C90 = 3,014 1032,7614
IC50 = 248,8857 (µg/ml) IC90 = 2072,0489 (µg/ml)

248,8857 2,396 1032,7614 3,014

b. Shigella dysenteriae (Etanol)


ekstrak Konsentrasi Jumlah Koloni/200 µl % Log %
Rata-rata SD Log C Probit
(ml) (mg/ml) U1 U2 penghambatan Koloni pertumbuhan
0 0 4,50E+06 3,85E+06 4,18E+06 3,25E+05 0,00 6,621 100,0000 0,00 0
0,03 111,036 4,00E+06 3,50E+06 3,75E+06 2,50E+05 10,18 6,574 89,8204 2,05 3,72
0,06 222,072 2,35E+06 2,85E+06 2,60E+06 2,50E+05 37,72 6,415 62,2754 2,35 4,67
0,12 444,144 2,10E+06 2,05E+06 2,08E+06 2,50E+04 50,30 6,317 49,7006 2,65 5
0,24 888,288 1,10E+06 1,15E+06 1,13E+06 2,50E+04 73,05 6,051 26,9461 2,95 5,58
0,48 1776,576 6,00E+05 5,50E+05 5,75E+05 2,50E+04 86,23 5,760 13,7725 3,25 86,23
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
67

Probit Etanol
Log C 80%
0,00 0
2,05 3,72
2,35 4,67
2,65 5
2,95 5,58
3,25 6,08

y= 1,8894x + 0,0065 y = 1,8894x + 0,0065

5 = = 1,8894x + 0,0065 6.28 = 1,8894x + 0,0065

5 - 0,0065 = 1,8894 x 6.28 - 0,0065 = 1,8894 x

4,9935 = 1,8894 x 6,2735= 1,8894x

X = Log C50 = 4,9935 / 1,8894 = 2,642 X = Log C90 = 6,2735/ 1,8894 = 3,320
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
68

LOG C50 = 2,642 438,5307 LOG C90 = 3,320 2089,2961

IC50 = 438,5307 (µg/ml) IC90 = 2089,29619 (µg/ml)

438,5307 2,642 2089,2961 3,32

c. Bacillus cereus (Metanol)


Jumlah Koloni/200 µl %
ekstrak Konsentrasi Log %
Rata-rata SD penghambata Log C Probit
(ml) (mg/ml) U1 U2 Koloni pertumbuhan
n
0 0 2,15E+06 2,40E+06 2,28E+06 1,25E+05 0,00 6,357 100,0000 0,00 0
0,03 116,352 1,20E+06 1,15E+06 1,18E+06 2,50E+04 48,35 6,070 51,6484 2,07 4,92
0,06 232,704 8,50E+05 1,00E+06 9,25E+05 7,50E+04 59,34 5,966 40,6593 2,37 5,23
0,12 465,408 4,50E+05 6,00E+05 5,25E+05 7,50E+04 76,92 5,720 23,0769 2,67 5,71
0,24 930,816 2,50E+05 2,00E+05 2,25E+05 2,50E+04 90,11 5,352 9,8901 2,97 6,28
0,48 1861,632 0,00E+00 1,50E+04 7,50E+03 7,50E+03 99,67 3,875 0,3297 3,27 7,33
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
69

Probit Metanol
Log C 80%
0,00 0
2,07 4,92
2,37 5,23
2,67 5,71
2,97 6,28
3,27 7,33

y = 2,1749x + 0,0764 y = = 2,1749x + 0,0764


5 = 2,1749x + 0,0764 6.28 = 2,1749x + 0,0764
5 - 0,0764 = 2,1749 x 6.28 - 0,0764 = 2,1749 x
4,923 = 2,1749 x 6,2036= 2,1749x
X = Log C50 = 4,923 / 2,1749 = X = Log C90 = 6,2036 / 2,1749 =
2,263 2,852
LOG C50 = 2,263 183,231 LOG C90 = 2,852 711,214
IC50 = 183,2314
IC90 = 711,2135 (µg/ml)
(µg/ml)

183,231 2,263 711,214 2,852


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
70

d. Bacillus cereus (Etanol)


Jumlah Koloni/200
ekstrak Konsentrasi µl % %
Rata-rata SD Log Koloni Log C Probit
(ml) (mg/ml) penghambatan pertumbuhan
U1 U2
0 0 3,30E+06 2,40E+06 2,85E+06 4,50E+05 0,00 6,455 100,0000 0,00 0
0,03 111,036 1,40E+06 1,65E+06 1,53E+06 1,25E+05 46,49 6,183 53,5088 2,05 4,9
0,06 222,072 9,50E+05 1,40E+06 1,18E+06 2,25E+05 58,77 6,070 41,2281 2,35 5,2
0,12 444,144 7,50E+05 7,70E+05 7,60E+05 1,00E+04 73,33 5,881 26,6667 2,65 5,47
0,24 888,288 3,50E+05 2,50E+05 3,00E+05 5,00E+04 89,47 5,477 10,5263 2,95 6,23
0,48 1776,576 1,00E+05 1,25E+05 1,13E+05 1,25E+04 96,05 5,051 3,9474 3,25 6,75
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
71

Log C Probit Etanol 80%


0,00 0
2,05 4,9
2,35 5,2
2,65 5,47
2,95 6,23
3,25 6,75

y= 2,0781x + 0,1735 y = 2,0781x + 0,1735


5 = 2,0781x + 0,1735 6.28 = 2,0781x + 0,1735
5 -0,1735 = 2,0781 x 6.28 - 0,1735 = 2,081 x
4,8265 = 2,0781 x 6,1065= 2,081x
X = Log C50 = 4,8265 / 2,0781 = 2,323 X = Log C90 = 6,1065/ 2,081 = 2,934
LOG C50 = 2,323 210,3778 LOG C90 = 2,934 859,014
IC50 = 210,3778 (µg/ml) IC90 = 859,014 (µg/ml)

210,378 2,323 859,014 2,934


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
72

Lampiran 4.6 Hasil Identifikasi LC-MS Ekstrak Tembakau Kasturi Inferior Pelarut Metanol
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
73

Lampiran 4.7 Hasil Identifikasi LC-MS Ekstrak Tembakau Kasturi Inferior Pelarut Etanol
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 74

Lampiran 4.8 Dokumentasi Penelitian


a. Tembakau kasturi kering dan proses penimbangan

b. Proses ekstraksi dan penyaringan

c. Proses pemekatan (evaporasi)

d. Uji total polifenol


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 75

e. Pembuatan media NA

f. Proses plating dan pengamatan hasil inkubasi


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 76

Lampiran 4.9 Dokumentasi Hasil Penelitian

Konsentra S.disentryae S.disentryae B.cereus B.cereus


si (μl) (etanol) (metanol) (etanol) (metanol)
0

30

60

120

240

480

Anda mungkin juga menyukai