Yulintan Maulidar-142210101109 PDF
Yulintan Maulidar-142210101109 PDF
Yulintan Maulidar-142210101109 PDF
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
SKRIPSI
Oleh :
Yulintan Maulidar
NIM 142210101109
HALAMAN SAMPUL
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2018
i
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Farmasi (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Farmasi
Oleh :
Yulintan Maulidar
NIM 142210101109
HALAMAN JUDUL
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2018
ii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PERSEMBAHAN
iii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
MOTTO
1
Departemen Agama Republik Indonesia. 2007. Syaamil Al-Quran Terjemahan Per-Kata.
Bandung. CV Haekal Media Centre.
iv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PERNYATAAN
Yulintan Maulidar
NIM. 142210101109
v
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
SKRIPSI
Oleh :
Yulintan Maulidar
NIM. 142210101109
Pembimbing:
vi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PENGESAHAN
Skripsi berjudul ―Potensi Seduhan Kopi Robusta dengan Aditif Terhadap Viabilitas
Sel Monosit yang Dipapar Bacillus cereus‖ karya Yulintan Maulidar telah diuji dan
disahkan pada :
hari, tanggal : Jumat, 20 Juli 2018
tempat : Fakultas Farmasi Universitas Jember
Tim Pembimbing
Dosen Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing Anggota,
Indah Purnama Sary, S.Si., M.Farm., Apt. drg. Tantin Ermawati, M.Kes.
NIP. 198304282008122004 NIP. 198003222008122003
Tim Penguji
Dosen Penguji 1, Dosen Penguji 2,
Fransiska Maria C, S.Farm., M.Farm., Apt. Diana Holidah, S.F., M.Farm., Apt.
NIP. 198404062009122008 NIP. 197812212005012002
Mengesahkan
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Jember,
RINGKASAN
Potensi Seduhan Kopi Robusta dengan Aditif Terhadap Viabilitas Sel Monosit
yang Dipapar Bacillus cereus; Yulintan Maulidar, 142210101109; 2018; 85
halaman; Fakultas Farmasi Universitas Jember.
Viabilitas sel adalah kemampuan untuk mempertahankan hidup dari paparan
zat asing atau mikroorganisme patogen agar sel tersebut mampu menjalankan
fungsinya dengan baik. Semakin lama sel terpapar oleh zat asing atau
mikroorganisme patogen, maka akan menyebabkan penurunan integritas membran sel
dan mengakibatkan sel monosit kehilangan fungsinya bahkan hingga terjadi lisis.
Menurunnya viabilitas sel dapat dirusak akibat adanya paparan dari zat asing atau
mikroorganisme patogen seperti bakteri yang merusak lipid membran hingga
menyebabkan terjadinya kerusakan pada sel. Bacillus cereus merupakan bakteri yang
dikenal dengan sebutan organisme penyebab kejadian kasus keracunan pada
makanan. Faktor dari Bacillus cereus yang diketahui mampu memicu lisis pada sel
adalah haemolysins II.
Minuman kopi memiliki sumber kandungan polifenol terbesar dibandingkan
dengan sumber dari minuman lain yang sering dikonsumsi sehari-hari seperti
minuman teh dan cokelat. Kandungan polifenol yang terdapat pada 200 ml cangkir
seduhan kopi robusta mengandung 70-350 mg asam klorogenat. Asam klorogenat
melindungi membran sel dengan berikatan pada gugus polar membran fosfolipid.
Sehingga membran sel memiliki struktur yang lebih rapat (rigid) dan mampu
mempertahankan integritas membran sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
potensi seduhan kopi robusta dengan aditif terhadap viabilitas sel monosit yang
dipapar B. cereus.
Isolasi sel monosit dilakukan dengan metode konvensional gradient density
centrifugation menggunakan media pemisah (Monocyte Separation Medium) seperti
Lympophrep™. Selanjutnya isolat sel monosit diinkubasi dengan bahan uji yaitu kopi
robusta, gula; kopi robusta, gula, krimer dan kopi robusta, gula, susu. Inkubasi B.
cereus dilakukan selama 2 jam dan dilakukan uji viabilitas. Uji viabilitas dilakukan
dengan pewarnaan menggunakan trypan blue kemudian perhitungan sel dilakukan
secara manual dibawah mikroskop inverted. Sel hidup tampak tak berwarna
sedangkan sel mati akan tampak berwarna biru akibat trypan blue yang mampu
melewati celah sel yang rusak. Perhitungan % viabilitas sel adalah dengan membagi
antara sel yang tidak terwarnai dengan total sel seluruhnya dan dikalikan 100. Data
yang didapatkan kemudian diolah menggunakan program SPSS dengan melakukan
uji normalitas (Saphiro Wilk) dan uji homogenitas (Levene). Data yang diperoleh
normal dan homogen, sehingga dilanjutkan uji statistik parametrik one way anova
dan uji LSD.
viii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
Nilai rata-rata % viabilitas sel monosit pada seduhan kopi robusta, gula;
seduhan kopi robusta,gula,krimer dan seduhan kopi robusta,gula,susu berturut-turut
adalah 66,65%; 37,74%; 25,92%. Analisis statistik parametrik one way anova dan uji
LSD menunjukkan nilai signifikansi < 0,05, sehingga data antar kelompok perlakuan
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Keseluruhan hasil menunjukkan bahwa
seduhan kopi robusta dengan aditif memiliki potensi dalam meningkatkan nilai
viabilitas sel monosit yang dipapar B. cereus.
ix
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Potensi Seduhan
Kopi Robusta dengan Aditif Terhadap Viabilitas Sel Monosit yang Dipapar Bacillus
cereus‖. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan strata satu (S1) pada Fakultas Farmasi Universitas Jember .
Penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan ucapan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah selalu memberikan karunia dan keajaiban-Nya
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tulisan ini.
2. Mama Anita Trikenyo Wulan Juni dan Papa Abu Bakar Sidik yang senantiasa
memberikan doa, dukungan moril dan jerih payah yang telah dilakukan demi
kebahagiaan penulis.
3. Kakak penulis Kardita Puspa Monitasari dan Adik penulis Ismail Madhani,
yang selalu member dukungan dan doa kepada penulis.
4. Ibu Lestyo Wulandari, S.Si., M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Jember.
5. Ibu Indah Purnama Sary, S.Si., M.Farm., Apt dan Ibu drg. Tantin Ermawati,
M.Kes yang telah berkenan membimbing penulis dan memberi masukan serta
waktu, pikiran dan perhatian kepada penulis selama proses penyususnan
skripsi ini hingga akhir.
6. Ibu Fransiska Maria C, S.Farm., M.Farm., Apt. selaku Dosen Penguji I dan
Diana Holidah, SF., M.Farm., Apt. selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan skripsi ini.
7. Bapak Dian Agung P, S.Farm., M.Farm., Apt dan Ibu Lidya Ameliana, S.Si.,
M.Farm., Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan
x
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
xi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
18. Keluarga YUDYA RESIDENCE, Farda, Rini, Fara, Cani, Okta,Azha, Amel,
Tiara, Finola, Leilani, Nia, Nanda, Mbak Siska, Ibu Kantin kos, Mbak Ima
yang telah memberikan keluarga baru selama penulis berada di Jember.
19. Keluarga besar UKM KARISMA, UKM Fassenden, dan FORISMA yang
telah memberikan pengalaman non akademis, bekerja sama sebagai tim dan
kebersamaan selama menjalankan program kerja di masa perkuliahan
20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu
Hanya ucapan terima kasih dan doa yang dapat penulis sampaikan atas segala
kebaikan tiada henti dan dukungan yang telah diberikan. Semoga segala kebaikan
yang diberikan kepada penulis mendapat balasan baik dari Allah dan semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan untuk menyempurnakan
karya-karya selanjutnya.
Penulis
xii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN..................................................................................... v
HALAMAN PEMBIMBING .................................................................................... vi
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... vii
RINGKASAN ........................................................................................................... viii
PRAKATA ................................................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xviii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Monosit dan Viabilitas .............................................................................. 6
1.1.1 Deskripsi Sel Monosit ........................................................................ 6
xiii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
xiv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
xv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR TABEL
Halaman
xvi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
1. BAB 1. PENDAHULUAN
Penelitian lain menyebutkan bahwa minuman kopi robusta murni maupun minuman
kopi robusta dengan penambahan aditif diketahui memiliki nilai kadar polifenol yang
bermakna (Putri, 2017). Senyawa polifenol dan turunannya pada seduhan kopi
robusta tersebut memiliki fungsi potensial yang bermanfaat bagi tubuh, seperti
aktivitas antioksidan (Nikolina M, 2005; Putri, 2017). Senyawa polifenol pada kopi
akan melindungi membran sel dengan menghambat terjadinya reaksi oksidasi pada
lipid membran yang dapat memicu terjadinya lipid peroksidase. Selanjutnya
membran sel akan dapat mempertahankan integritasnya serta mencegah percepatan
kerusakan pada sel (Oteiza et al., 2005). Selain itu, menurut Pruchnik et al, (2014),
asam klorogenat mampu melindungi membran sel dengan berikatan pada gugus polar
membran fosfolipid. Sehingga membran sel memiliki struktur yang lebih rapat (rigid)
dan mampu mempertahankan integritas membran sel. Hal tersebut yang
menyebabkan sel monosit akan dapat menjalankan fungsi imunitasnya dengan baik
karena memiliki integritas membran yang baik dan mampu untuk menjaga viabilitas
sel ketika ada serangan dari mikroorganisme asing.
Berdasarkan penjelasan di atas penulis tertarik untuk meneliti viabilitas sel
monosit setelah diberi seduhan kopi robusta dengan aditif dan dipapar Bacillus cereus
yang bertindak sebagai zat asing untuk memicu kerusakan sel. B.cereus dipilih
sebagai zat asing untuk memicu kerusakan sel karena kemampuanya dalam
mengeluarkan toksin pemicu kerusakan hingga kematian sel, yaitu haemolysins II.
Aditif yang ditambahkan pada kopi robusta dalam penelitian kali ini didasarkan pada
penelitian sebelumnya oleh Putri (2017), yaitu gula, krimer, dan susu.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 4
antigen, dan reseptor. Protein pada membran sel berfungsi membantu pengangkutan
molekul-molekul yang melewati membran sel. Pada bagian sisi eksternal protein
membran terdapat cincin oligosakarida (karbohidrat) yang menempel pada bagian
tersebut. Komponen terbesar dari lipid membran adalah fosfolipid, glikospingolipid,
dan kolesterol. Glikospingolipid terdapat didalam membran plasma yang termasuk
serebrosida dan gangliosida. Sedangkan kolesterol juga terdapat pada membran sel
dan berperan dalam penentuan tingkat fluiditas membran (Wolf & Murray, 1981;
Gerald, 2009)
ganda (asam lemak tak jenuh). Jumlah ikatan asam lemak tak jenuh dalam satu
molekul dapat berkisar antara satu hingga enam ikatan ganda. Sehingga dalam
pengelompokannya, asam lemak tak jenuh terbagi menjadi asam lemak tak jenuh
dengan hanya satu ikatan ganda (Monounsaturated Fatty Acid/MUFA) dan asam
lemak tak jenuh dengan ikatan ganda lebih dari satu (Polyunsaturated Fatty
Acid/PUFA) (Gerald, 2009; Watson & De Meester, 2016).
Selain itu, pada membran sel terdapat pula protein membran yang menempel
pada lipid bilayer. Protein membran memiliki bentuk yang beragam dengan sifat yang
berbeda-beda, seperti contoh adalah struktur α-helix. Struktur tersebut memiliki
permukaan yang bersifat hidrofobik dan memiliki banyak asam amino. Protein
membran memiliki fungsi sebagai tranpor ion dan senyawa kimia yang melewati
membran, selain itu juga sebagai stabilitator membran sel (Gerald, 2009).
Sistem imun ini bertindak sebagai lini pertama ketika ada invasi dari mikroorganisme
patogen tanpa harus ada pemejanan sebelumnya. Sistem imun ini bersifat non spesifik
artinya tidak perlu pengenalan terhadap patogen atau mikroba tertentu karena telah
ada dan berfungsi sejak lahir. Salah satu contoh sistem imun non spesifik adalah sel
monosit (Broderick, 2015).
Monosit merupakan sel fagosit monouklear yang berperan penting dalam
sistem pertahanan tubuh. Fagosit mononuklear memiliki 3 fungsi penting, yaitu
sebagai antigen presenting cell, immunomodulasi dan proses fagositosis. Fagositosis
merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang melibatkan sel-sel fagosit dengan
mencerna hingga menghancurkan mikroorganisme patogen (Dale et al., 2016). Untuk
mencerna dan menghancurkan mikroorganisme patogen, sel fagosit memperluas
bagian membran plasma kemudian membungkus membran di sekeliling partikel
hingga terbungkus. Selanjutnya ketika berada dalam sel, patogen yang menginvasi
disimpan didalam endosom dan bersatu dengan lisosom. Lisosom tersebut kemudian
akan membunuh dan mencerna partikel dengan berbagai enzim dan asam yang
terlibat dalam proses fagositosis (Gordon, 2016). Sel fagosit terdiri dari 2 macam,
yaitu sel fagosit polimorfonuklear (neutrofil, eosinofil, dan sel mast) dan sel fagosit
mononuklear. Contoh sel fagosit mononuklear adalah sel monosit yang berada dalam
darah dan jika sel monosit bermigrasi ke jaringan akan menjadi makrofag. Proses
fagositosis oleh fagosit mononuklear yang mencerna beberapa material memiliki
tujuan untuk mengeliminasi kotoran dan membunuh mikroorganisme patogen yang
menyerang. Monosit mampu membuang sel darah merah yang tidak berfungsi atau
tua serta membuang inklusi sel darah merah di limpa. Selain itu, monosit dapat
membersihkan sisa-sisa komponen di tempat infeksi atau jaringan yang rusak.
(Flannagan et al., 2012).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 10
Tabel 1.1 Sentra Produksi Kopi Robusta di Jawa Timur, Tahun 2014
1.2.4 Fitokimia
Pada biji kopi robusta terdapat banyak kandungan kimia, diantaranya adalah
karbohidrat, senyawa nitrogen (asam amino bebas, kafein, trigonelin), asam lemak
bebas, lemak (minyak kopi dan diterpen), mineral, senyawa fenolik dan turunannya
(fenol, polifenol, asam klorogenat, asam p-kumarat) (Farah & Donangelo, 2006;
Sherma & Waksmundzka-Hajnos, 2011). Masing-masing dari komponen senyawa
kimia dalam biji kopi memiliki manfaat dan aktivitas biologi tertentu dalam tubuh.
Senyawa kafein pada kopi memiliki rasa pahit yang khas dan merupakan komponen
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 13
penghasil aroma khas pada kopi. Kafein pada kopi robusta banyak ditemui pada
bagian biji, yaitu sekitar >4%. Senyawa asam klorogenat, trigonelin dan diterpen juga
merupakan penghasil aroma yang khas pada kopi. Karbohidrat pada kopi merupakan
produk hasil fotosintesis. Ketika muncul buah pada tanaman kopi, karbohidrat
diproduksi dalam daun, pericarp, serta akan terakumulasi dalam bentuk sukrosa
dalam biji kopi. Lipid pada kopi berfungsi sebagai pembawa rasa kopi. Bagian lipid
dalam kopi adalah berupa ester dari asam lemak. Asam lemak pada kopi meliputi
asam palmitat, asam linoleat, asam oleat, dan asam stearat dengan jumlah masing-
masing senyawa tersebut yang berkisar antara 10-50% (Farah & Donangelo, 2006;
Nikolina M, 2005). Senyawa biji kopi robusta dan arabika sesudah disangrai
memiliki nilai yang berbeda seperti pada Tabel 2.2.
Tabel 1.2 Komposisi kimia biji kopi arabika dan kopi robusta yang sudah
disangrai (% bobot kering)
Komponen Arabika Robusta
Kafein 1,3 2,4
Trigonelin 0,3 0,3
Karbohidrat 38 42
Asam klorogenat 2,5 3,8
Lemak 17,0 11,0
Asam amino 7,5 7,5
Asam organik 2,4 2,6
Melanoidin 25,4 25,9
Aroma volatil 0,1 0,1
Ash (mineral) 4,5 4,7
Sumber : (Oestreich-Janzen, 2013)
sumber dari minuman lain yang sering dikonsumsi sehari-hari seperti minuman teh
dan cokelat. Kandungan polifenol yang terdapat pada 200 ml cangkir seduhan kopi
robusta mengandung 70-350 mg asam klorogenat (Clifford, 1999). Senyawa polifenol
pada kopi akan melindungi membran sel dengan menghambat terjadinya reaksi
oksidasi pada lipid membran yang dapat memicu terjadinya lipid peroksidase.
Selanjutnya membran sel akan dapat mempertahankan integritasnya serta mencegah
percepatan kerusakan pada sel (Oteiza et al., 2005). Selain itu, menurut Pruchnik et
al, (2014), asam klorogenat mampu melindungi membran sel dengan berikatan pada
gugus polar membran fosfolipid. Sehingga membran sel memiliki struktur yang lebih
rapat (rigid) dan mampu mempertahankan integritas membran sel. Selain itu
kandungan asam p-kumarat diketahui memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri
gram positif maupun gram negatif.
Pada kopi robusta terdapat kandungan senyawa asam lemak seperti asam
linoleat, asam palmitat, asam stearat dan asam oleat. Berdasarkan jurnal oleh Pablos
& Gonza, (2001) diketahui pada kopi robusta jumlah asam oleat lebih banyak sekitar
12,3% dibandingkan kopi arabika. Sedangkan asam linoleat pada kopi robusta lebih
sedikit sekitar 0,9% dibandingkan pada kopi arabika. Asam lemak diketahui memiliki
efek imunologik dan berperan penting dalam transport dan metabolisme lemak
(Ramirez et al, 2006).
sangat sering ditemui di masa sekarang. Hal tersebut dapat diketahui dari banyak
beredarnya produk kopi instan yang telah terdapat aditif seperti gula, susu, maupun
krimer dalam komposisinya. Contoh produk kopi instan yang telah berisi aditif
didalamnya adalah Nescafé Original 3in1® (berisi kopi, gula, dan krimer), Nescafé
Original® (berisi kopi, gula, susu), Indocafé Coffeemix 3in1® (berisi kopi, gula, dan
krimer), Torabika susu® (berisi kopi, gula, susu), dll. Semakin banyaknya produk-
produk inovatif oleh produsen kopi tersebut, maka dapat memicu perilaku konsumtif
masyarakat pada umumnya untuk dapat sering menikmati seduhan kopi dengan cita
rasa yang berbeda. Hasil penelitian oleh Lestari et al (2009), disebutkan jika
masyarakat di Kabupaten Jember khususnya di wilayah Patrang, Sumbersari, dan
Kaliwates dengan kelompok umur < 25 tahun banyak mengkonsumsi kopi jenis kopi
campuran (berisi tambahan gula, susu, atau krimer), sedangkan pada kelompok umur
> 25 tahun banyak mengkonsumsi jenis kopi bubuk.
a. Tinjauan Umum Gula
Gula merupakan komoditas strategis masyarakat Indonesia sebagai penggerak
perekonomian di sektor pertanian khususnya di sub sektor perkebunan. Penggerak
perekonomian masyarakat di Indonesia tersebut meliputi keikutsertaan peran gula
dalam industri makanan, industri minuman, industri gula rafinasi, industri farmasi,
kertas, dan bio-energy. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari manfaat dari gula bagi
masyarakat sebagai sumber kalori. Fakta ini membawa konsekuensi bagi pemerintah
untuk menjamin ketersediaan gula dalam kebutuhan bermasyarakat. Selain itu, gula
memiliki manfaat sebagai pemanis yang aman dan tidak membahayakan kesehatan.
Munculnya pemanis buatan belum mampu memberikan persaingan yang berarti
dengan keberadaan gula alami. Hal tersebut terjadi karena menimbang kekurangan
dari pemanis buatan yang meninggalkan aftertaste seperti rasa pahit (Togi et al.,
2011; Sugiyanto, 2007). Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia (2015), jenis-jenis gula terbagi atas beberapa macam
yaitu gula pasir, gula putih lunak, gula merah lunak, dan gula aren.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 16
Gula kristal putih atau gula pasir adalah gula sukrosa kristal yang diproduksi
dari bahan baku tebu atau bit melalui tahapan proses yang meliputi penggilingan,
penguapan, kristalisasi, fugalisasi, pengeringan, dan pengemasan. Gula pasir
merupakan jenis gula yang paling umum digunakan masyarakat sebagai pemanis
minuman, makanan, dan bahan pembuatan kue. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),
tercatat per tanggal 4 April 2018 diketahui gula pasir memiliki nilai rata-rata
konsumsi bahan makanan per kapita tertinggi ketiga setelah telur ayam dan beras. Hal
tersebut terbilang tinggi jika dibandingkan dengan nilai gula merah yang hanya
menempati posisi kesebelas. Perbandingan nilai rata-rata konsumsi antar gula tersebut
menandakan bahwa gula pasir saat ini masih menjadi pilihan utama masyarakat
dalam kegunaannya sebagai bahan pemanis. Selain itu menurut Satriana (2014),
terdapat pengaruh positif antara meningkatnya produksi gula pasir dengan naiknya
harga kopi di Indonesia. Hal tersebut dapat terjadi karena semakin berkembangnya
industri kopi di Indonesia yang ditandai dengan banyak beredarnya berbagai jenis dan
merk kopi sehingga berdampak pada produksi gula pasir. Data-data tersebut
menunjukkan jika peminatan terhadap gula pasir saat ini masih digemari baik oleh
masyarakat umum maupun pelaku industri.
b. Tinjauan Umum Susu
Susu merupakan komoditas penting dari sektor pertanian khususnya di sub sektor
peternakan. Susu tergolong emulsi lemak dalam air yang mengandung beberapa
senyawa terlarut penting bagi tubuh. Kandungan terbesar susu adalah air dan lemak.
Porsi lemak susu mengandung vitamin yang hanya larut dalam lemak, seperti vitamin
A, D, E, dan K (Pertanian, 2016). Air susu mengandung beberapa tipe protein, yaitu
kasein dan laktoglobulin. Laktosa pada susu terdiri dari 2 macam gula sederhana,
yaitu glukosa dan galaktosa. Kebiasaan dalam mengkonsumsi susu berdampak baik
bagi tubuh khususnya pada tulang karena mengandung kalsium (Triratnawati, 2017).
Kandungan zat gizi makro dan mikro pada susu bermanfaat dalam peningkatan
komposisi mineral tulang, mengecilkan resiko karies gigi, meningkatkan kekebalan
tubuh, kekurangan energi protein, serta rakhitis (Anggraini, 2012). Menurut Peraturan
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 17
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (2015), jenis-jenis
susu terbagi atas beberapa macam yaitu susu skim bubuk, susu bubuk berlemak (full
cream), susu kental, susu bubuk rendah lemak dan susu bubuk kurang lemak.
Susu skim bubuk merupakan produk susu berbentuk bubuk yang diperoleh
melalui proses pengeringan susu skim pasteurisasi (BPOM, 2015). Susu skim bubuk
adalah susu yang bagian lemak (krim) diambil sebagian atau seluruhnya pada waktu
didiamkan atau dipisahkan dengan alat centrifugal separator. Proses pengeringan
bagian lemak dari susu ini akan menghasilkan produk olahan susu yang kandungan
kalorinya lebih rendah dari jenis susu lain sehingga cocok dikonsumsi bagi orang
yang sedang diet rendah kalori (Aritonang, 2010). Pemilihan susu dalam bentuk
bubuk karena keunggulannya dalam hal sulit terkontaminasi oleh mikroorganisme
dibandingkan dengan susu kental dan susu cair, selain itu susu bubuk memiliki masa
simpan yang lebih lama dan lebih praktis dibandingkan dengan susu dalam bentuk
lain (Dewi et al, 2007).
c. Tinjauan Umum Krimer
Krimer atau krimer nabati (non dairy creamer) merupakan produk berupa
emulsi lemak dalam air dan biasa digunakan sebagai pengganti susu atau krim pada
penambahan minuman kopi, teh, dan minuman lainnya. Krimer tidak mengandung
laktosa melainkan turunan dari protein susu yaitu kasein. Sehingga produk krimer ini
sangat cocok dan aman bagi konsumen dengan gangguan lactose intolerance. Selain
itu, bahan baku pembuatan krimer ini lebih murah, umur simpan produk lebih
panjang, kemudahan dalam penyimpanan, distribusi dan penanganan (Listianing,
Putri, & Hidayati, 2016). Krimer pada umumnya mengandung lemak 20-40%, protein
10 % (kasein natrium/sodium caseinate), dan karbohidrat. Namun rentang nilai
kandungan tersebut dapat berubah sesuai dengan total berat krimer nabati tersebut.
Krimer mengandung bahan yang biasanya diformulasikan sebagai emulsi
yang kemudian dikeringkan, disemprot kering dan dijual dalam bentuk bubuk.
Umumnya krimer digunakan untuk menambah cita rasa makanan atau minuman dan
kesesuaian masing-masing selera penikmat krimer. Pengguna krimer pada produk
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 18
kopi instan dengan penambahan gula (3 in 1 coffee) menimbulkan lapisan pada proses
penyeduhan setelah didiamkan lebih dari 10 menit, yang mana merupakan kategori
creaming (Safitri & Purwantiningrum, 2013). Menurut Yulisa et al, (2013)
menyebutkan jika keberadaan krimer masuk kedalam faktor yang dapat
mempengaruhi konsumen dalam membeli kopi bubuk instan siap saji. Krimer dalam
penelitian tersebut termasuk kedalam komponen utama I (faktor internal) yang
mampu menjadi pertimbangan pada konsumen di provinsi Lampung dalam membeli
kopi bubuk instan, selain itu faktor lain yang berada dalam komponen tersebut adalah
aroma, pilihan rasa dan kekentalan pada kopi instan tersebut. Hal tersebut
mengindikasikan jika saat ini keberadaan krimer dalam kopi telah dapat diterima oleh
sebagian masyarakat.
yang membusuk (Murray et al., 2015; Mahon et al., 2014). Menurut FDA (2012),
B.cereus dapat hidup pada beberapa media pertumbuhan seperti nitrate broth, tyrosin
agar, nutrient agar, dll.
Gambar 1.5 Spora Bacillus spp (perbesaran x1000) (Mahon et al., 2014)
keracunan makanan, yaitu sindrom emetik yang ditandai dengan mual serta muntah
akibat adanya toksin cereulide pada bakteri tersebut dan diare akibat adanya
enterotoksin yang melekat pada epitel intestine host (Tham & Danielsson-Tham,
2013; Doyle & Beuchat, 2007). Tipe enterotoksin beserta karakteristiknya tersedia
pada Tabel 2.4.
Tabel 1.3 Karakteristik dua tipe penyakit yang disebabkan oleh Bacillus cereus
ditandai dengan adanya rasa nyeri dan tinja akan berubah menjadi cair hingga
menyebabkan individu terinfeksi menjadi lemas dan dehidrasi akibat kehilangan
banyak cairan. Disamping itu, toksin emetik diproduksi oleh bakteri ketika tumbuh
dan berada dalam makanan. Toksin ini mampu menyebabkan keracunan yang parah
ketika jumlah toksin yang terdapat pada makanan tersebut dalam dosis yang sangat
tinggi. Gejala yang ditimbulkan meliputi mual, muntah, malaise dan juga termasuk
diare. Tingkat keparahan B.cereus untuk menginfeksi dapat dalam kategori infeksi
klinis berat dan fatal lainnya bahkan dapat menyebabkan kematian (Murray et al.,
2015; Wolf-Hall & Nganje, 2017).
khusus untuk dapat mengoperasikan alat tersebut, harga tidak ekonomis, dan tidak
dapat memisahkan sel dengan tingkat sedimentasi yang sama (Burdon et al, 1988).
Teknik lebih sederhana yang dapat digunakan untuk mengisolasi sel monosit
adalah dengan pemisahan sel menggunakan media density gradient, kemudian sel
dilekatkan pada media berbahan plastik atau gelas. Prinsip pemisahan teknik ini
adalah menggunakan media pemisah (Monocyte Separation Medium) seperti
Lympophrep™, Ficoll-paque™, dll. Media pemisah tersebut berisi iodinated density
gradient medium (seperti sodium diatrizoate) yang telah secara luas dipakai untuk
memisahkan monosit dari darah manusia (Axis-Shield, 2016). Media pemisah
tersebut kemudian ditempatkan ke dalam suatu tabung dan melapiskan diluents darah
diatas media pemisah, selanjutnya tabung tersebut disentrifugasi dengan kecepatan
dan tekanan tertentu sehingga akan terbentuk beberapa lapisan seperti pada Gambar
2.7.
Gambar 1.7 Skema pemisahan sel mononuklear dengan media density gradient
(Axis-Shield, 2016)
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 23
Tabel 1.4 Rentang berat jenis media dan berat jenis sel darah manusia serta elemen
darah lainnya
Sel dan elemen Rentang berat jenis [g/cm3] Berat jenis media [g/cm3]
darah lain (Density range) (Medium density)
Plasma/serum - 1,026
Trombosit 1,040-1,060 1,058
Monosit 1,059-1,068 1,065
Limfosit 1,066-1,077 1,070
Basofil 1,075-1,081 1,079
Neutrofil 1,080-1,099 1,082
Eosinofil 1,088-1,096 1,092
Eritrosit 1,090-1,110 1,100
Sumber : (Luttmann et al, 2006)
Media pemisah yang sering digunakan dalam teknik sederhana density
gradient centrifugation adalah Ficoll-paque™ dan Lymphoprep™. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Locca et al., (2009) kedua media memiliki efektifitas
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 24
yang sama ketika dilakukan pada prosedur yang sama. Dalam penelitian tersebut
disebutkan pula jika kedua media yang digunakan untuk isolasi sel mononuklear
tidak mempengaruhi komposisi dan hasil kuantitas dari tipe sel yang akan diisolasi
(Locca et al., 2009).
(a) (b)
Gambar 1.8 (a). Sel dipapar 0.2 μg/ml toksin haemolysins II dari B.cereus;
(b) Sel dipapar 0.5 μg/ml toksin haemolysins II dari B.cereus
(Tran et al, 2011)
Sel yang rusak tampak berwarna biru oleh trypan blue dapat divisualisasikan
dan dihitung dibawah mikroskop cahaya. Menurut Ardiny (2014), lapang pandang
sebanyak 3 mampu untuk mewakili tiap kelompok sampel. Selanjutnya, perhitungan
dan pewarnaan trypan blue harus memperhatikan waktu dalam pengamatannya
karena sel yang berwarna biru akan hilang setelah waktu baca sekitar 5 menit, bahkan
ketika mencapai 30 menit sel akan mati akibat adanya paparan trypan blue yang
terlalu lama (Cooksey, 2014; Shen & Vandenabeele, 2014). Perhitungan sel
menggunakan mikroskop cahaya untuk mendapatkan nilai % viabilitas sel dengan
membagi antara sel yang tidak terwarnai dengan total sel seluruhnya dan dikalikan
100 (Crowley et al, 2016).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
3.7.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian kali ini adalah darah vena perifer (vena
cubiti), Lymphoprep™ Media Gradient Centrifugation (MP Biomedical), HBSS-
Hank’s Balance Salt Solution (Sigma), Trypan Blue, RPMI Medium (Roswell Park
Memorial Institute), Aquadest Steril, Methanol, Penicillin-Streptomycin solution
stabilized (Sigma), Alkohol 70%, Fungizon Amphotericin, Media 199 (Gibro), NA
(Nutrient Agar), bubuk kopi robusta yang berasal dari Café Rollas Jember, gula pasir
Gulaku®, susu bubuk skim Petit Eric®, krimer Max Creamer®.
susu. Pada penelitian kali ini preparasi seduhan kopi robusta dengan aditif
menimbang sebanyak 0,75 g kopi robusta, 0,5 g gula; 0,75 g kopi robusta, 0,5 g gula,
0,25 krimer dan 0,75 g kopi robusta, 0,5 g gula, 0,25 g susu kemudian masing-masing
dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml. Akuades dipanaskan sampai dengan suhu
85ºC lalu ditambahkan pada masing-masing labu ukur 10 ml dan dikocok serta
didiamkan 10 menit. Lalu dilakukan penyaringan dengan kertas saring kemudian
dilanjutkan dengan penyaringan menggunakan syringe filter 0,22 μm untuk
mencegah adanya bakteri bahan uji. Kemudian dilakukan pengenceran pada masing-
masing kelompok perlakuan dengan memipet 0,1 ml dan menambahkan aquadest
steril hingga 1 ml.
steril secara aseptis dan di vortex. Lalu kekeruhan suspensi bakteri dibandingkan
dengan standar Mc Farland 0,5 (setara 1x108 CFU) dengan cara diperiksa
menggunakan DensiCHEK Plus. Kemudian didapat suspensi bakteri sebagai
biakan aktif dan siap dipaparkan pada isolat sel monosit.
Sehingga, dalam 150 ml aquadest steril ditambahkan 1,56 gram serbuk RPMI
b. Pembuatan Medium Complex Media 199 (dalam 200 ml aquadest steril)
Sehingga, dalam 200 ml aquadest steril ditambahkan 1,9 gram serbuk Media
199
5. BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Seduhan kopi robusta dengan aditif memiliki potensi meningkatkan viabilitas sel
monosit yang dipapar B. cereus. Nilai viabilitas sel monosit pada seduhan kopi
robusta, gula sebesar 66,65% + 1,52%, seduhan kopi robusta, gula, krimer
37,74% + 2,56%, dan seduhan kopi robusta, gula, susu 25,92% + 3,06%.
2. Potensi seduhan kopi robusta dengan penambahan krimer terhadap viabilitas sel
monosit yang dipapar B. cereus lebih tinggi dibandingkan dengan seduhan kopi
robusta dengan penambahan susu. Hasil analisis Anova dan uji LSD
menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok.
5.2 Saran
Penelitian mengenai potensi seduhan kopi robusta dengan aditif terhadap
viabilitas sel monosit yang dipapar B. cereus perlu dikembangkan dengan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai kandungan zat aktif spesifik dari seduhan
kopi robusta yang mampu meningkatkan viabilitas sel monosit
2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dengan
membuat tingkatan konsentrasi yang bervariasi dari seduhan kopi robusta dengan
aditif.
3. Untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh, sebaiknya seduhan kopi robusta
diminum hanya dengan penambahan gula tanpa adanya krimer dan susu
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR PUSTAKA
Ardiny, K. (2014). Jumlah Sel Monosit Setelah Paparan Tunggal Radiasi Sinar X dari
Radiografi Periapikal. Skripsi. Jember : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember
Asti, S. I. P. (2015). Pengaruh Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea robusta) terhadap
Aktivitas Fagositosis Sel Monosit. Skripsi. Jember : Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember
Bain, B. J. (2017). Structure and function of red and white blood cells. Elsevier Ltd,
1–7. https://doi.org/10.1016/j.mpmed.2017.01.011
Cressey, P., King, N., Soboleva. (2016). Risk profile: Bacillus cereus in Dairy
Products. Ministry of Primary Industry. New Zealand Goverment
Dale, D. C., Boxer, L., & Liles, W. C. (2016). The phagocytes : neutrophils and
monocytes. University of Washington, University of Michigan, University of
Toronto, 112(4), 935–946. https://doi.org/10.1182/blood-2007-12-077917.
Dhaouadi, K., Raboudi, F., Estevan, C., Barrajon, E., Vilanova, E., Hamdaoui, M., &
Fattouch, S. (2011). Cell Viability Effects and Antioxidant and Antimicrobial
Activities of Tunisian Date Syrup ( Rub El Tamer ) Polyphenolic Extracts. Food
Biochemistry, Tunisia, 402–406. https://doi.org/10.1021/jf103388m
Flannagan, S. R., Jaumouillé, V., & Grinstein, S. (2012). The Cell Biology of
Phagocytosis, 7. https://doi.org/10.1146/annurev-pathol-011811-132445
Fukushima, Y., Tashiro, T., Kumagai, A., Ohyanagi, H., Horiuchi, T., Takizawa, K.,
Sugihara, N., Chie, T., Mariko, T., Kondo, K. (2014). Coffee and beverages are
the major contributors to polyphenol consumption from food and beverages in
Japanese middle-aged women. Journal of Nutritional Science, Japan, 3 : e48. doi
: 10.1017/jns.2014.19
Geo, F. B., Karen C Carroll, Janet S Butel, Stephen A Morse. (2007). Medical
Microbiology. (E. N. dan R. F. Maulany, Ed.) (24th ed.). Jakarta: EGC.
Gerald, K. (2009). Cell and Molecular Biology : Concepts and Experiments (7th ed.).
United State of America: John Wiley & Sons, Inc.
Goleniowski, M., Bonfill, M., Cusido, R., Palazon, J. 2013. Phenolic Acids.
Argentina, Cordoba : Springer-Verlag Berlin Heidelberg
Gylys, B. A., Ellen, M. (2009). Medical Terminology System (6th ed.). Philadelphia,
United States of America: F.A. Davis Company.
Kucekova, Z., Mlcek, J., Humpolicek, P., & Rop, O. (2013). Edible flowers -
antioxidant activity and impact on cell viability. Central European Journal of
Biology, 8(10), 1023–1031. https://doi.org/10.2478/s11535-013-0212-y
Lestari, Endang. Haryanto, Idha. Mawardi, Surip. 2009. Konsumsi Kopi Masyarakat
Perkotaan dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh: Kasus di Kabupaten Jember.
Pelita Perkebunan. 25(3):216—235.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 48
Listianing, H., Putri, R., & Hidayati, A. (2016). Pengendalian Kualitas Non Dairy
Creamer Pada Kondisi Proses Pengeringan Semprot di PT. Kievit Indonesia,
Salatiga. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP, Universitas Brawijaya
Malang, 4(1), 443–448.
Locca, D., Brookman, P., Mathur, A., Yeo, C., Flett, A., Preston, M., & Aqrawal, S.
(2009). Ficoll-Paque TM versus Lymphoprep TM : a comparative study of two
density gradient media for therapeutic bone marrow mononuclear cell
preparations. Future Medicine Ltd, London, UK, 4(5) : 689–696.
https://doi.org/10.2217/rme.09.44
Louis, K. S., & Siegel, A. C. (2011). Cell Viability Analysis Using Trypan Blue :
Manual and Automated Methods. Mammalian Cell Viability: Method and
Protocols, Methods in Molecular Biology, 740(1), 7–12.
https://doi.org/10.1007/978-1-61779-108-6
Murray, R. P., Rosenthal, K. S., & Pfaller, M. A. (2015). Medical Microbiology (8th
Edition). Canada: Elsevier Inc.
Pablos, F., & Gonza, A. G. (2001). Fatty acid profiles as discriminant parameters for
coffee varieties differentiation. Elsevier Inc, 54, 291–297.PII:S0039-
9140(00)00647-0
Patay, B., & Bencsik, T. (2016). Phytochemical overview and medicinal importance
of Coffea species from the past until now. Elsevier Inc, 9(12), 1127–1135.
https://doi.org/10.1016/j.apjtm.2016.11.008
Patay, B., Sali, N., Csepregi, R., Bal, L., N, T. S., & Tibor, N. (2016). Antioxidant
potential , tannin and polyphenol contents of seed and pericarp of three Coffea
species. Elsevier Inc, 9(4), 366–371. https://doi.org/10.1016/j.apjtm.2016.03.014
Pereira, D. M., Valentão, P., Pereira, J. A., & Andrade, P. B. (2009). Phenolics: From
Chemistry to Biology, 2202–2211. https://doi.org/10.3390/molecules14062202
Poland : Springer
Putri, R. R. (2017). Penetapan Kadar Polifenol dan Uji Aktivitas Antioksidan Pada
Aneka Sajian Minuman Kopi Robusta (Coffea canephora) Menggunakan
Metode DPPH. Skripsi. Jember : Fakultas Farmasi Universitas Jember.
Ramirez, M., Quiles, J., Yaqoob, P. (2006). Olive Oil and Health. CABInternational
Rodak, B. F, & Carr J H. (2013). Clinical Hematology Atlas. Fifth Edition. China
Satriana, D. E., Tety, Ermi., Rifai, Ahmad. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsumsi Gula Pasir di Indonesia. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Riau.
Shen, H. M., & Vandenabeele, P. (2014). Necrotic Cell Death. New York, London:
Humana Press. https://doi.org/10.1007/978-1-4614-8229-8
Sigma Aldrich. 2006. Giemsa stain (procedure no. gs-10). Cold Spring Harbor
Protocols. (7)
Supranto, J. (2007). Teknik Sampling Untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tham, W., & Danielsson-Tham, M.-L. (2013). Food Associated Pathogens (p. 354).
London, UK: CRC Press Taylor & Francis Group.
Togi, Y., Marpaung, F., Hutagaol, P., Limbong, W. H., Kusnadi, N., & Belakang, L.
(2011). Perkembangan Industri Gula Indonesia dan Urgensi Swasembada Gula
Nasional. Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE), 2, 1–14.
Tran S., & Ramarao N. 2013. Bacillus cereus immune Escape : a Journey Within
Macrophage. FEMS Microbiology Letters. France : AgroParisTech
Wang, Yu & Ho, Chi-Tang. 2009. Polyphenolic Chemistry of Tea and Coffee:A
Century of Progress. Agricultural and Food Chemistry. New Jersey, New
Brunswick: American Chemical Society
Wolf, S., & Murray, A. K. (1981). Advance in Medicine and Biology. New York,
London: Plenum Press. https://doi.org/10.1007/978-1-4684-4112-3
Wolf-Hall, C., & Nganje, W. (2017). Microbial Food Safety: A Food Systems
Approach. Boston, USA: CABI.
Yashin, A., Yashin, Y., Wang, J. Y., & Nemzer, B. (2013). Antioxidant and
Antiradical Activity of Coffee, 230–245. https://doi.org/10.3390/antiox2040230
http://www.depkes.go.id/article/view/13010100001/profil-visi-dan-misi.html.
Diakses pada 21 Januari 2018 pukul 00.17 WIB. Dipublikasi pada : Kamis, 12
Juni 2014, 00:00:00 oleh KEMENKES RI
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=
506060#null. Taksonomi Coffea canephora , Taxonomic Serial No.: 506060.
Diakses pada 3 Februari 2018 pukul 19.23 WIB.
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=
959821#null. Taksonomi Bacillus cereus, Taxonomic Serial No.: 959821.
Diakses pada 3 Februari 2018 pukul 19.50 WIB.
LAMPIRAN
Cases
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Total 13431.444 14
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 60
*
Monosit+ Media 199+Kopi,gula,krimer+ B. Cereus 54.82400 1.62495 .000
*
Monosit+ Media 199+Kopi,gula,susu+ B. Cereus 66.64067 1.62495 .000
*
Monosit+ Media Monosit+ Media 199 -83.95633 1.62495 .000
199+B. Cereus
*
Monosit+ Media 199+Kopi,gula + B. Cereus -58.04900 1.62495 .000
*
Monosit+ Media 199+Kopi,gula,krimer+ B. Cereus -29.13233 1.62495 .000
*
Monosit+ Media 199+Kopi,gula,susu+ B. Cereus -17.31567 1.62495 .000
*
Monosit+ Media Monosit+ Media 199 -25.90733 1.62495 .000
199+Kopi,gula+
B. Cereus Monosit+ Media 199+ B. Cereus *
58.04900 1.62495 .000
*
Monosit+ Media 199+Kopi,gula,krimer+ B. Cereus 28.91667 1.62495 .000
*
Monosit+ Media 199+Kopi,gula,susu+ B. Cereus 40.73333 1.62495 .000
*
Monosit+ Media Monosit+ Media 199 -54.82400 1.62495 .000
199+Kopi,gula,kr
imer+ B. Cereus Monosit+ Media 199+ B. Cereus *
29.13233 1.62495 .000
*
Monosit+ Media 199+Kopi,gula + B. Cereus -28.91667 1.62495 .000
*
Monosit+ Media 199+Kopi,gula,susu+ B. Cereus 11.81667 1.62495 .000
*
Monosit+ Media Monosit+ Media 199 -66.64067 1.62495 .000
199+Kopi,gula,s
usu+ B. Cereus Monosit+ Media 199+ B. Cereus *
17.31567 1.62495 .000
*
Monosit+ Media 199+Kopi,gula + B. Cereus -40.73333 1.62495 .000
*
Monosit+ Media 199+Kopi,gula,krimer+ B. Cereus -11.81667 1.62495 .000
D.17 Autoklaf
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 67